PENDAHULUAN
dikarenakan berbagai hal seperti terkena lilitan tali pusat, pendarahan serta akibat
tekanan darah tinggi ibu yang mengandung. Kematian janin dalam kandungan
mungkin.
Bayi yang ada dalam kandungan selalu bergerak dan sebagian besar kasus
bayi mati dalam kandungan karena kesalahan aktivitas yang dilakukan seperti
membahayakan janin dalam kandungan. Hal ini untuk mengantisipasi bayi yang
Dari latar belakang yang ada berikut rumusan masalah yang diperoleh
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka berikut tujuan yang ingin
dicapai
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Intra Uterin Fetal Death (IUFD) adalah kematian janin dalam kehamilan
sebelum terjadi proses persalinan pada usia kehamilan 28 minggu ke atas atau BB
kehidupan janin dalam kandungan. KJDK / IUFD sering dijumpai baik pada
IUFD adalah kematian janin dalam intrauteri dengan BB janin 500 gram atau
IUFD adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari
usia kehamilan lebih dari 20 minggu dimana janin sudah mencapai ukuran 500
Kehamilan janin dalam rahim (IUFD) adalah kematian janin setelah 20 minggu
kandungan. Kematian janin dalam kandungan (KJDK) atau intra uterine fetal
deadth (IUFD), sering dijumpai baik pada kehamilan dibawah 20 minggu maupun
Sebelum 20 minggu :
abortus.bila hasil konsepsi yang sudah mati tidak dikeluarkan dan tetap tinggal
Sesudah 20 minggu
minggu dan seterusnya. Apabila wanita tidak merasakan gerakan janin dapat
2.2 Patofisiologi
Janin bisa juga mati di dalam kandungan (IUFD) karena beberapa factor antara
lain gangguan gizi dan anemia dalam kehamilan,hal tersebut menjadi berbahaya
karena suplai makanan yang di konsumsi ibu tidak mencukupi kebutuhan janin.
Sehingga pertumbuhan janin terhambat dan dapat mengakibatkan kematian. Begitu
pula dengan anemia, karena anemia adalah kejadian kekurangan FE maka jika ibu
kekurangan Fe dampak pada janin adalah irefersibel. Kerja organ – organ maupu
2.3 Etiologi
dapat dibedakan berdasarkan penyebab dari faktor janin, maternal dan patologi dari
3. Postmatur
4. Prematur
5. Perdarahan otak
1. Plasenta previa
2. Preeklamsi / eklamsi
5. Kehamilan lama
6. Kehamilan ganda
7. Infeksi
8. Diabetes
9. Genitourinaria
10. AIDS
12. Shipilis
3. Vassa praevia
Sakit Persahabatan, Jakarta, ada beberapa faktor yang menyebabkan kematian janin
3. Perdarahan
(plasenta yang menutupi jalan lahir) atau solusio plasenta (terlepasnya plasenta dari
akumulasi cairan dalam tubuh janin. Jika akumulasi cairan terjadi dalam rongga
dada bisa menyebabkan hambatan nafas bayi. Kerja jantung menjadi sangat berat
akibat dari banyaknya cairan dalam jantung sehingga tubuh bayi mengalami
dalam kandungan darah ibu dan janin akan saling mengalir lewat plasenta. Bila
darah janin tidak cocok dengan darah ibunya,maka ibu akan membentuk zat
antibody.
Gerakan janin yang berlebihan, apalagi hanya pada satu arah saja, bisa
melalui plasenta ke janin akan tersumbat. Tak hanya itu, tidak menutup
kemungkinan tali pusat tersebut bisa membentuk tali simpul yang mengakibatkan
janin menjadi sulit bergerak. Hingga saat ini kondisi tali pusat terpelintir atau
tersimpul tidak bisa terdeteksi. Sehingga, perlu diwaspadai bilamana ada gejala
Bila air ketuban habis otomatis tali pusat terkompresi antara badan janin
dengan ibunya. Kondisi ini bisa mengakibatkan janin ‘tercekik’ karena suplai
8.Postterm
kekurangan asupan nutrisi dan oksigen. Cairan ketuban bisa berubah menjadi
sangat kental dan hijau, akibatnya cairan dapat terhisap masuk ke dalam paru-paru
janin. Hal ini bisa dievaluasi melalui USG dengan color doppler sehingga bisa
dilihat arus arteri umbilikalis jantung ke janin. Jika demikian, maka kehamilan
harus segera dihentikan dengan cara diinduksi. Itulah perlunya taksiran kehamilan
menghindari berbagai infeksi bakteri atau virus. Bahkan, demam tinggi pada ibu
10.Kelainan kromosom
Kelainan kromosom termasuk penyakit bawaan. Kematian janin akibat
kelainan genetik biasanya baru terdeteksi saat kematian sudah terjadi, melalui
otopsi bayi. Jarang dilakukan pemeriksaan kromosom saat janin masih dalam
kandungan. Selain biayanya mahal, juga sangat berisiko. Karena harus mengambil
air ketuban dari plasenta janin sehingga berisiko besar janin terinfeksi, bahkan lahir
prematur.
ukuran seharusnya.
7. USG : tidak terlihat DJJ dan nafas janin, badan dann tungkai janin tidak terlihat
bergerak, terlihat kerangka yang bertumpuk. Tidak terlihat struktur janin, terlihat
pembekuan darah harus dilakukan setiap minggu setelah diagnosis ditegakkan. Bila
Dampak lainnya yaitu, Trauma emosional yang berat menjadi bila antara
kematian janin dan persalinan cukup lama, dapat terjadi infeksi bila ketuban pecah,
dapat terjadi koagulopati bila kematian janin berlangsung lebih dari 2 minggu.
c. Golongan lll :Kematian sesudah kehamilan lebih dari 28 minggu (Late Fetal
Death).
diatas.
bayi yang meninggal di dalam kandunagan untuk memperkecil kepala janin dengan
perforation dan selanjutnya menarik kepala janin ( dengan kranioklasi) tindakan ini
dapat dilakukan pada letak kepala oleh letak sungsang dengan kesulitan persalinan
adalah perdarahan infeki, trauma jalan lahir dan yang paling berat ruptira uteri(
Letak lintang mempunyai dan merupakan kedudukan yang sulit untuk dapat
kematian janin, oleh karena itu kematian janin tidak layak dilkukan dengan seksio
sesaria kecuali pada keadaan khusus seperti plasenta previa totalis, kesempitan
memotong leher janin sehingga badan dan kepala janin dapat di lahirkan,
perut dan paru (dada) sehingga volume janin kecil untuk selanjutnya di lahirkan.
Eviserasi adalah operasi berat yang berbahaya karena bekerja di ruang sempit untuk
situasi kehamilan dengan letek lintang selalu dapat di atasi dengan versi luar atau
seksio sesaria.
volume bahu mengecil untuk dapat melahirkan bahu. Kleidotomi masih dapat
dilakukan pada anak hidup, bila diperlukan pada keadaan gangguan persalinan bahu
2.8 Penatalaksanaan
2.9 Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan IUFD
A. SUBJEKTIF
1. Anamnesa :
Penghasilan :- penghasilan :-
2. Keluhan utama :
Ibu hamil 8 bulan, ibu tidak merasakan gerakan pada janinnya sejak 3 hari
yang lalu.
kronis.
1. Pemeriksaan umum
2. Pemeriksaan Fisik
Mulut : bersih, tidak ada lubang dan tidak ada karies gigi
Dada : simetris, tidak ada retraksi dada, tidak ada ronchi dan
wheezing
Payudara : mammae membesar, terdapat hiperpigmentasi pada areola
Leopold I : TFU 2 jari diatas pusat, teraba lunak dan kurang bulat
(bokong)
Ekstremitas Atas : tidak ada oedem, tidak ada varises, tidak ada gangguan
pergerakan
Ekstremitas Bawah : tidak ada varises, tidak ada oedem, tidak ada gangguan
pergerakan
3.Pemeriksaan Penunjang
Darah Hb : 11,9 g%
C. ASSESMENT
meninggal.
D.PENATALAKSANAAN
Intervensi
2.
3.
berjalan normal.
IMPLEMENTASI
1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan, supaya ibu dan
keluarga mengetahui akan keadaannya, yaitu bahwa janin dalam kandungan ibu
2. Memberitahu pada ibu dan keluarga agar segera mengambil keputusan untuk segera
melahirkan janin agar nantinya tidak mengganggu kondisi kesehatan ibu dan tidak
3. Memberi dukungan mental kepada ibu dan keluarga agar ibu dan keluarga sabar dan
4. Memberitahu ibu dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan agar janin
sesegera mungkin dilahirkan yaitu bidan berkolaborasi dengan Dr. obgyn yang
nantinya ibu akan dilakukan pemberian misoprostol 200 mg per oral / 12 jam
agar penyebab kematian bayinya dapat diketahui dan kejadian yang sama tidak akan
terulang kembali
EVALUASI
P :Ibu dirujuk oleh bidan yang berkolaborasi dengan dr. Obgyn untuk segera dilakukan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang da, maka berikut kesimpulan yang dapat diambil,
Intra Uterin Fetal Death (IUFD) adalah kematian janin dalam kehamilan sebelum
terjadi proses persalinan pada usia kehamilan 28 minggu ke atas atau BB janin lebih
dari 1000 gram ( Kamus istilah kebidanan). Etiologi IUFD yaitu faktor ibu (High
Risk Mothers),faktor janin (High Risk Infants), faktor yang berhubungan dengan
kehamilan, faktor tali pusat. Penatalaksanaan IUFD yaitu terdiri dari manajemen
3.2 Saran
keterampilan yang dimiliki agar dengan mudah dan tepat dalam mendiagnosa serta