Anda di halaman 1dari 18

KASUS STROKE

Tn “A” usia 34 tahun dirawat di ruang saraf Rs.Melati semenjak 8 jam yang lalu. Keluhan saat
datang, pasien merasakan nyeri kepala, bicara rero, kelemahan pada tungkai dan lengan kanan.
Pasien menyangkal hipertensi namun ada riwayat kelainan katup jantung sewaktu pasien berusia
balita. Kelainan katup telah dikoreksi saat berusia 8 tahun. Pasien merokok semenjak 5 tahun
yang lalu dan sampai pasien mengalami sakit, kebiasaan itu masih terus. Ibu pasien adalah
penderita DM dan Hipertensi dan salah satu kaka pasien juga menderita DM. dari hasil Ct-Scan
pasien mengalami iskemik stroke dengan multiple risk factor .

PENUGASAN

1. Diskusikan tentang stroke, penyebab, jenis tanda dan gejala serta komplikasi

Hasil diskusi :

A. Pengertian Stroke

Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika aliran darah ke suatu bagian otak
tiba-tiba mengalami gangguan (Jauch, 2005).

Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah
di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan
seseorang menderita kelumpuhan atau kematian (Misbach Jusuf 2011).

Menurut WHO , Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi
otak secara fokal dan atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih yang dapat
mengakibatkan kematian atau kecatatan yang menetap lebih dari 24 jam tanpa penyebab
lain kecuali gangguan pembuluh darah otak (Arif Muttaqin, 2008).

Jadi kesimpulannya, stroke adalah suatu kondisi dimana terjadinya gangguan


peredaran darah di otak yang dapat mengakibatkan kematian atau kecatatan yang
menetap.
B. Penyebab Stroke
1) Thrombosis
2) Emboli
3) Hypoperfusi global
4) Perdarahan subarachnoid
5) Perdarahan intracerebral
6) Hiperkolesterolemia ( kelebihan kadar kolesterol dalam darah )
7) Diabetes Mellitus ( Kencing Manis )
8) Penyakit Jantung
9) Rokok
10) Hipertrigliseridemia ( kelebihan kadar lemak darah )

C. Jenis-jenis Stroke

Jenis stroke berdasarkan keadaan patologis :

1) Stroke Iskemia ( stroke penyumbatan )

Stroke iskemik merupakan stroke yang terjadi akibat adanya bekuan atau
sumbatan pada pembuluh darah otak yang dapat disebakan oleh tumpukan
thrombus pada pembuluh darah otak, sehingga aliran darah ke otak menjadi
terhenti. Stroke iskemik sebagai kematian jaringan otak karena pasokan darah
yang tidak kuat dan disebabkan oleh perdarah (Lumbatobing, 2001)

2) Stroke Hemoragik (stroke perdarahan)

Stoke hemoragik terjadi karena pecahnya pembuluh darah otak, sehingga


menimbulkan perdarahan di otakk dan merusaknya. Stroke hemoragik biasanya
terjadi akibat kecelakan yang mengalami benturan keras di kepala yang
mengakibatkan pecahnya pembuluh darah di otak dapat juga terjadi karena,
adanya penyumbatan pada dinding pembuluh darah yang rapuh (aneurisme), dan
rawan pecah yang umumnya terjadi pada usia lanjut atau karena factor keturunan
(genetis).

D. Tanda dan Gejala Stroke


Gejala awal :

1) Mati rasa yang mendadak di wajah, lengan, atau kaki, dan terutama hanya terasa
di salah satu sisi saja, kiri atau kanan.
2) Mendadak merasa bingung, sulit bicara, atau sulit mengerti.
3) Mengalami gangguan penglihatan secara mendadak di salah satu atau kedua mata
4) Kehilangan keseimbangan secara mendadak , sehingga kesulitan dalam berjalan
yang biasanya dibarengi rasa pusing.
5) Sakit kepala mendadak tanpa penyebab yang jelas

Gejala berdasarkan lokasi serangan stroke

Gejala stroke yang muncul tergantung dari bagian otak yang terkena.
Berdasarkan lokasinya, gejala-gejala stroke terbagi menjadi tiga, yaitu :

1) Bagian system saraf pusat. Gejala yang akan dirasakan yaitu kelemahan otot
(hemiplegia), kaku, dan menurunnya fungsi sensoris (menerima rangsang).
2) Batang otak, dimana terdapat 12 saraf cranial. Hal ini akan mengakibatkan
menurunnya kemampuan membau, mengecap, mendengar, melihat, reflex
menurun, gangguan ekspresi wajah, gangguan fungsi pernapasan dan detak
jantung, serta lidah terasa lemah.
3) Cerebral cortex. Hal ini akan mengakibatkan gangguan bicara, bahasa, daya ingat
menurun, dan kebingungan
E. Komplikasi
1) Hipoksia serebral
2) Penurunan aliran darah serebral
3) Embolisme serebral
4) Pneumonia aspirasi
5) ISK, Inkontinensia
6) Kontraktur
7) Tromboplebitis
8) Abrasi kornea
9) Dekubitus
10) Encephalitis
11) CHF
12) Disritmia, hidrosepalus, vasospasme
PATOFISIOLOGI
F. Pemeriksaan Diagnostik
1) CT Scan

Memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya


jaringan otak yang infark atau iskemia, serta posisinya secara pasti. Hasil
pemeriksaan biasanya didapatkan hiperdens fokal, kadang-kadang masuk ke
ventrikel, atau menyebar ke permukaan otak.

2) MRI

Dengan menggunakan gelombang magnetik untuk menentukan posisi


sertaa besar/luas terjadinya perdarahan otak. Hasil pemeriksaan biasanya
didapatkan area yang mengalami lesi dan infark dari hemoragik.

3) Angiografi Serebri

Membantu menemukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti


perdarahan arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber perdarahan
seperti aneurimsa atau malformasi vaskuler.

2. Diskusikan keterkaitan iskemik stroke dengan kelaianan katup jantung

Hasil diskusi :

Stroke iskemik merupakan kematian jaringan otak karena pasokan darah yang
tidak kuat. Disebabkan oleh tertutupya pembuluh darah otak akibat adanya timbunan
lemak (plak) dalam pembuluh darah besar (arteri karotis), pembuluh darah sedang (arteri
serebri), pembuluh darah kecil. Plak menyebabkan dinding dalam arteri menjadi tebal
dan kasar, darah yang bersifat kental akan tertahan dan menggumpal (thrombosis)
sehingga aliran menjadi terhambat yang menyebabkan pasokan oksigen ke otak kurang
apabila dibiarkan sel-sel jaringan otak akan mati. Sedangkan Kelainan katup jantung ada
dua yaitu :

1) Stenosis : kegagalan katup untuk membuka secara sempurna yang


mengakibatkan overload tekanan
2) Regurgitasi: kegagalan katup menutup sepenuhnya yang dapat
mengakibatkan peningkatan volume darah pada jantung

Maka kaitan stroke iskemik dengan kelainan katup jantung adalah ketika seseorang
mengidap kelainan katup jantung baik itu stenosis atau pun regurgitasi akan menyebabkan
terjadi hambatan dalam proses penyebaran darah yang membawa oksigen baik ke seluruh
tubuh maupun ke otak. Dilihat dari pengertianya jika pasokan darah ke otak tidak adekuat
maka akan terjadi kematian jaringan otak. Sehingga ada kaitannya menjadi pemicu untuk
terjadinya iskemik stroke.

3. Diskusikan keterkaitan stroke dengan munculnya kelemahan tungkai dan lengan, bicara
rero dan nyeri kepala
Hasil diskusi :

Klien memiliki riwayat merokok, pada seorang perokok pembuluh darah inelastis
sehingga dapat menyebabkan peningkatan resistensi perifer dan resiko tinggi hipertensi
dan tekanan darah meningkat. Hipertensi daapat membuat pembuluh darah kecil di otak
tidak dapat menahan sehingga pembuluh darah pecah dan terjadilah pendarahan intra
serebral dan homoragik. Pendarahan tersebut menyumbat pembuluh otak sehingga sel-sel
otak kekurangan oksigen dan nutrisi terjadilah iskemia cerebri dan kematian sel-sel otak
dan menyebabkan CVA (cerebro vaskular accident) adapun bagian-bagian yang dapat
terjadi kerusakan yaitu pada lesi arteri arteri karotis dapat menyebabkan sakit kepala, lesi
vertebrobasilaris dapat menyebabkan bicara pelo, dan lesi arteri serebri anterior dapat
menimbulkan pati rasa tungkai.
Tanda-tanda dan gejala stroke selalu datang tiba-tiba. Jika gejala hilang setelah
beberapa menit., kemungkinan mengalami mini stroke atau stroke ringan disebut juga
trasient ischemic attack (TIA). TIA tidak menimbulkan kerusakan permanen tetapi
dapat ,menjadi tanda pringatan dari stroke berat dan harus segera mendapat pertolongan

4. Diskusikan mengapa berbagai faktor resiko genetic DM dan hipertensi perlu digali apa
manfaatnya untuk tindakan keperawatan pasien
Hasil diskusi :
Karena jika seseorang tersebut ada riwayat keturunan DM/hipertensi maka resiko
seseorang tersebut terkena stroke besar. Jika dilihat dari patofisiologinya, mengapa
hipertensi menyebabkan stroke yaitu ketika hipertensi, terjadi penebalan dan degenerative
pembuluh darah yang dapat menyebabkan rupturnya arteri serebral sehingga perdarahan
menyebar dengan cepat dan menimbulkan perubahan setempat serta iritasi pada
pembuluh darah otak. ini menyebabkan aneurisma serta disfungsi endothelial pembuluh
darah, jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama maka akan menimbulkan emboli
dan thrombus sehingga beresiko tinggi menimbulkan stroke. sedangkan mengapa orang
yang DM bisa terkena stroke karena ketika seseorang mengidap DM maka terdapat
banyak glukosa dalam pembuluh darah yang mengakibatkan darah menjadi kental,jika
darah kental maka lajunya menjadi lambat dan ketika masuk ke dalam jantung, jantung
akan bekerja lebih berat dari biasanya karena darah yang masuk kental. Begitupun
dengan proses penyebaranya ke otak akan mengalami hambatan. Sehingga ketika seorang
perawat mengkaji apakah pasienya ada riwatat genetic DM/hipertensi atau manfaatnya
bagi tindakan keperawatan yaitu memberi kejelasan dalam menentukan intervensinya
dengan cara misalkan menjauhkan pemicu-pemicu yang dapat menaikan tekanan
darahnya. Misalnya jika pasien tersebut stroke karena mempunyai hipertensi sejak lama,
maka intervensi untuk perawat jelas bahwa jangan memicu pasien tersebut untuk marah,
ciptakan lingkungan yang nyaman dan aman, memeberikan pendidikan kesehatan tentang
makanan yang dapat memicu naiknya tekanan darah, agar tekanan darahnya tidak terus
naik. sedangkan contoh untuk stroke yang disebabkan oleh DM tindakan keperawatanya
yaitu berkolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet rendah gula agar glukosa
darahnya dapat turun.

5. Diskusikan data yang harus saudara kaji pada pasien ditinjau dari penyebab dan
patofisiologi stroke
Hasil diskusi :
A. Pengkajian

1. Identitas klien
Nama : Tn.A

Umur : 34 tahun

Tempat tanggal lahir : tidak terkaji

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : tidak terkaji

Pekerjaan : tidak terkaji

Status marital : tidak terkaji

Alamat : tidak terkaji

Tanggal masuk Rs : tidak terkaji

Tanggal pengkjian : tidak terkaji

Diagnosa medis : Iskemik stroke dengan multiple risk factor

2. Keluhan saat masuk RS

Klien mengeluh nyeri kepala, bicara rero, kelemahan pada tungkai dan
lengan kanan

3. Data riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang


Terdiri dari keluhan yang dirasakan sehingga klien di rawat di Rumah
Sakit

b. Riwayat penyakit dahulu


Klien memiliki riwayat penyakit kelainan katup jantung

c. Riwayat penyakit keluarga

Di keluarga klien ada yang menderita penyakit DM dan Hipertensi yaitu


ibunya, dan salah satu kaka klien juga menderita penyakit DM
4. Aktivitas sehari-hari

a. Nutrisi dan minum

Biasanya pada pasien yang menderita penyakit stroke mengalami :


 nausea
 vomiting
 daya sensori hilang di lidah, pipi, dan tenggorokan
 dysphagia

b. Eliminasi urin dan fekal


Biasanya pada pasien yang menderita penyakit stroke mengalami
perubahan kebiasaan BAB dan BAK. Misalnya inkontinentia urine, anuria,
distensi kandung kemih, distensi abdomen, dan bising usus menghilang.
c. Aktivitas, Istirahat dan tidur
Biasanya pada pasien yang menderita penyakit stroke mengalami kesulitan
aktivitas akibat kelemahan, hilangnya rasa, paralisis, hemiplegi, mudah
lelah, dan susah tidur.

5. Pemeriksaan fisik

a. Kepala

Tanyakan apakah pasien pernah mengalami trauma kepala, adanya


hemato atau riwayat operasi.

b. Mata

Penglihatan adanya kekaburan, akibat adanya gangguan nervus optikus


(nervus II), gangguan dalam mengangkat bola mata (nervus III),
gangguan dalam memutar bola mata (nervus IV) dan gangguan dalam
menggerakkan bola mata kelateral (nervus VI).

c. Hidung

Adanya gangguan pada penciuman karena terganggu pada nervus


olfaktorius (nervus I).

d. Mulut
Adanya gangguan pengecapan (lidah) akibat kerusakan nervus vagus,
adanya kesulitan dalam menelan.

e. Dada

o Inspeksi : Bentuk simetris

o Palpasi : Tidak adanya massa dan benjolan.

o Perkusi : Nyeri tidak ada bunyi jantung lup-dup.

o Auskultasi : Nafas cepat dan dalam, adanya ronchi, suara


jantung I dan II murmur atau gallop.

f. Abdomen

o Inspeksi : Bentuk simetris, pembesaran tidak ada.

o Auskultasi : Bisisng usus agak lemah.

o Perkusi : Nyeri tekan tidak ada, nyeri perut tidak ada

g. Ekstremitas

Pada pasien dengan stroke hemoragik biasnya ditemukan hemiplegi


paralisa atau hemiparase, mengalami kelemahan otot dan perlu juga
dilkukan pengukuran kekuatan otot, normal : 5

Pengukuran kekuatan otot menurut (Arif mutaqqin,2008)

1) Nilai 0 : Bila tidak terlihat kontraksi sama sekali.

2) Nilai 1 : Bila terlihat kontraksi dan tetapi tidak ada gerakan pada
sendi.

3) Nilai 2 : Bila ada gerakan pada sendi tetapi tidak bisa melawan
grafitasi.
4) Nilai 3 : Bila dapat melawan grafitasi tetapi tidak dapat melawan
tekanan pemeriksaan.

5) Nilai 4 : Bila dapat melawan tahanan pemeriksaan tetapi


kekuatanya berkurang.

6) Nilai 5 : bila dapat melawan tahanan pemeriksaan dengan


kekuatan penuh

6. Diskusikan diagnose keperawatan yang mungkin terjadi pada pasien

1) Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan gangguan aliran darah


2) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiplagia, kelemahan
neuromoskuler pada ekstremitas
3) gangguan komunikasi verbal / non verbal berhubungan dengan gangguan
neuromuskuler
4) Defisist perawatan diri berhubungan dengan kelemahan neuromuskuler, menurunya
kekuatan dan kesadaran, kehilangan kontrol otot atau koordinasi di tandai oleh
kelemahan untuk ADL, seperti makan, mandi dll.
5) Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring yang lama.

7. Diskusikan pula tindakan keperawatan yang diperlukan oleh pasien stroke


1) Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan gangguan aliran darah

Intervensi :

Rencana Tindakan Rasional


Kaji tingkat kesadaran dengan GCS Tingkat kesadaran merupakan indicator
terbaik adanya perubahan neurologi
Kaji pupil, ukuran, respon terhadap Mengetahui fungsi nervus II dan III
cahaya, gerakan mata.
Kaji reflex kornea dan reflex gags Menurunnya reflex kornea dan reflex gag
indikasi kerusakan pada batang otak
Evaluasi keadaan motoric dan sensorik Gangguan motoric dan sensorik dapat
pasien terjadi akibat edema otak
Monitor tanda-tanda vital setiap 1 jam Adanya perubahan tanda vital seperti
respirasi menunjukan adanya kerusakan
pada batang otak
Bantu pasien untuk membtasi muntah, aktivitas ini dapat meningkatkan tekanan
batuk,anjurkan klien menarik nafas intracranial dan intraabdoment dan dapat
apabila bergerak atau berbalik dari tempat melindungi diri diri dari valsava.
tidur.
Ajarkan klien untuk mengindari batuk Batuk dan mengejan dapat meningkatkan
dan mengejan berlebihan. tekanan intrkranial dan poteensial terjadi
perdarahan ulang
Ciptakan lingkungan yang tenang dan rangsangan aktivitas dapat meningktkan
batasi pengunjung tekanan intracranial.
Kolaborasi : pemberian tujuan yang di berikan dengan
terapi sesuai intruksi tujuan: menurunkan
dokter,seperti :steroid, premeabilitas
aminofel, antibiotika kapiler,menurunkan edema
serebri,menurunkan metabolic
sel dan kejang.

2) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiplagia, kelemahan neuromoskuler


pada ekstremitas

Intervensi :

Rencana Tindakan Rasional


Kaji kemampuan secar fungsional dengan untuk mengidentifikasikan kelemahan dan
cara yang teratur klasifikasikan melalui dapat memberikan informasi mengenai
skala 0-4 pemulihan
Ubah posisi setiap 2 jam dan sebagainya menurunkan terjadinya terauma atau
jika memungkinkan bisa lebih sering iskemia jaringan.
Lakukan gerakan ROM aktif dan pasif pada meminimalkan atropi otot, meningkatkan
semua ekstremitas sirkulasi dan mencegah terjadinya
kontraktur.
Bantu mengembangkan keseimbangan membantu melatih kembali jaras
duduk seoerti meninggikan bagian kepala saraf,meningkatkan respon proprioseptik
tempat tidur, bantu untuk duduk di sisi dan motorik.
tempat tidur.
Konsultasi dengan ahli fisiotrapi program yang khusus dapat di kembangkan
untuk menemukan kebutuhan klien.

3) Gangguan komunikasi verbal / non verbal berhubungan dengan gangguan neuromuskuler


Intervensi :

Rencana Tindakan Rasional


Kaji kemampuan Komunikasi adanya Mengidentifikasi masalah komunikasi
gangguan bahasa dan bicara karena gangguan bicara atau gangguan
bahasa
Pertahankan kontak mata dengan pasien saat Pasien dapat memperhatikan ekspresi dan
berkomunikasi gerakan bibir lawan bicara sehingga dapat
mudah menginterpretasikan
Ciptakan lingkungan penerimaan dan Membantu menciptakan komunikasi yang
privasi: efektif
- Jangan terburu-buru
- Bicara dengan perlahan dan intonasi
normal
- Kurangi bising lingkungan
- Jangan paksa pasien untuk
berkomunikasi
Gunakan kata-kata sederhana secara Memudahkan penerimaan pasien
bertahap dengan bahasa tubuh
Ajarkan teknik untuk memperbaiki bicara: Dengan membaiknya bicara, percaya diri
- Instruksikan pasien untuk bicara lambat akan meningkat dan meningkatkan motivasi
dan dalam kalimat pendek untuk memperbaiki bicara
- Pada awal pertanyaan guanakan
pertanyaan dengan jawaban “ya” atau tidak
“tidak”.
- Dorong pasien untuk berbagi perasaan
dan keprihatinan
Berikan respon terhadap prilaku non verbal Menunjukan adanya respond an rasa empati
terhadap gangguan bicara pasien
Konsul dengan therapist wicara Penanganan lebih lanjut dengan teknik
khusus

4) Defisist perawatan diri berhubungan dengan kelemahan neuromuskuler, menurunya


kekuatan dan kesadaran, kehilangan kontrol otot atau koordinasi di tandai oleh
kelemahan untuk ADL, seperti makan, mandi dll.
Intervensi :

Rencana Tindakan Rasional


Kaji kemampuan dan tingkat penurunan membantu dalam mengantisipasi dan
dalam skala 0 – 4 untuk melakukan ADL. merencanakan pertemuan kebutuhan
individu.
Hindari apa yang tidak dapat di lakukan klien dalam keadaan cemas dan tergantung
oleh klien dan bantu bila perlu hal ini di lakukan untuk mencegah frustasi
dan harga diri klien
Rencanakan tindakan untuk deficit klien mampu melihat dan memakan
pengelihatan dan seperti tempatkan makanan, akan mampu melihat kelaurmasuk
makanan dan peralatan dalam suatu tempat, orang ke ruangan.
dekatkan tempat tidur ke dinding.
Pertahankan dukungan, sikap tegas, beri Perawat konsisten dalam memberikan
cukup waktu untuk menyelesaikan tugas asuhan keperawatan
pada klien
Kolaboraasi ahli fisioteraphy Mengembangkan rencana terapi

5) Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring yang lama.

Intervensi :

Rencan Tindakan Rasional


Anjurkan klien untuk melakukan latihan meningkatkan aliran darah ke semua daerah.
ROM dan mobilisasi jika munkin.
Ubah posisi setiap 2 jam menghindari tekanan dan meningkatkan
aliran darah
Gunakan bantal air atau bantal yang lunak mengindari tekanan yang berlebihan pada
di bawah area yang menonjol daerah yang menonjol
Lakukan masase pada daerah yang mengindari kerusakan kapiler
menonjol yang baru mengalami tekanan
pada waktu berubah posisis
Observasi terhadap eritema dan kepucatan hangan dan pelunakan merupakan tanda
dan palpasi area sekitar terhadap kehangatan kerusakan jaringan
dan pelunakan jaringan tiap mengubah
posisi
Jaga kebersihan kulit dan hidari seminimal untuk mempertahankan ke utuhan kulit
munkin terauma,panas terhadap kulit.

8. Bagaimana mengevaluasi tujuan perawatan pasien ini dan aspek apa saja yang harus di
evaluasi
Hasil Diskusi :
1) Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan gangguan aliran darah

Tujuan :

Setelah di lakukan tindakan keperawatan 3x24 jam perfusi jaringan tercapai secara
optimal dengan kriteria hasil :

1. tidak ada keluhan nyeri kepala


2. Pasien dapat mempertahankan tingkat kesadaran, fungsi kognitif, sensorik dan
motoric
3. TTV stabil, ppeningkatan TIK tidak ada
4. Gangguan lebih lanjut tidak terjadi

2) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiplagia, kelemahan neuromoskuler


pada ekstremitas

Tujuan : Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama ..x 24 jam mobilitas fisik
teratasi, dengan

kriteria hasil : klien dapat mempertahan atau meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian
tubuh yang terkena atau kompensasi.

3) gangguan komunikasi verbal / non verbal berhubungan dengan gangguan neuromuskuler


Tujuan : setalah dilakukan tindakan keperawatan selama….x 24 jam terjadi peningkatan
kemampuan komunikasi verbal dan non verbal

Kriteria hasil :

1. Mampu menggunakan metode komunikasi yang efektif baik verbal maupun non
verbal

2. Terhindar dari tanda-tanda frustasi

3. Mampu mengkomunikasikan kebutuhan dasar

4. Mampu mengekspresikan diri dan memahami orang lain

4) Defisist perawatan diri berhubungan dengan kelemahan neuromuskuler, menurunya


kekuatan dan kesadaran, kehilangan kontrol otot atau koordinasi di tandai oleh
kelemahan untuk ADL, seperti makan, mandi dll.

Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan selama ...x 24 jam terjadi prilaku
peningkatan perawatan diri.

Kriteria hasil : klien menunjukan perubahan gaya hidup untuk kebutuhan merawat diri,
klien mampu melakukan aktivitas perawatna diri sesuai dengan tingkat kemampuan,
mengidentifikasikan personal masyarakat yang dapat membantu.

5) Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring yang lama

Tujuan : klien mampu memperthankan keutuhan kulit setelah di lakukan tindakan


keperawatan selama ..x24jam

Kriteria hasil : klien mampu perpartisipasi dalam penyembuhan luka, mengetahui cara
dan penyebab luka, tidak ada tanda kemerahan atau luka

.
Daftar pustaka

Marilynn E, Doengoes . 2000 . Rencana Asuhan Keperawatan . Edisi 3 . Jakarta :


EGC

Tarwoto, wartonah, Eros siti suryati . 2007. Keperawatan medikal bedah gangguan
sistem persarafan. Jakarta : Sagung seto

Farida ida, Amalia Nila . 2009 . mengantisipasi stroke . Jogjakarta : buku biru

Misbach, Jusuf. 2011. stroke aspek diagnostik, patofisiologi, manajemen. Jakarta :


Badan Penerbit FKUI

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai