Hubungan Bahasa Pikiran Dan Budaya
Hubungan Bahasa Pikiran Dan Budaya
2. Teori Sapir-Whorf
Edward Sapir (1884-1939) linguis Amerika memiliki
pendapat yang hampir sama dengan Von Humboldt. Sapir
mengatakan bahwa manusia hidup di dunia ini di bawah “belas
kasih” bahasana yang telah mnejadi alat pengantar dalam
kehidupannya masyarakat. menurut Sapir telah menjadi fakta
bahwa kehidupan suatu masyarakat sebagian “didirikan” di atas
tabiat-tabiat dan sifat-sifat bahasa itu.
7. Teori Bruner
Bruner memperkenalkan teori yang disebutnya Teori
Instrumentalisme. Menurut teori ini bahasa adalah alat pada
manusia untuk mengembangkan dan menyempurnakan pemikiran
itu.
Dalam bidang pendidikan, implikasi teori Bruner ini sangat
besar. Menurut teori ini bahasa sebagai alat pemikiran harus
berhubungan langsung dengan perilaku atau aksi, dan dengan
struktur perilaku ini pada peringkat permulaan. Lalu, pada
peringkat selanjutnya bahasa ini harus berkembang ke arah suatu
bentuk yang melibatkan keeksplisitan yang besar dan
ketidakketregantungan pada konteks.
Disamping adanyya dua kecakpan yang melibatkan bahasa,
yaitu kecakapan linguistik dan kecakapa komunikasi, teori Bruner
ini juga memperkenalakan adanya kecakapan analisis yang dimiliki
oleh setiap manusia yang berbahasa. Kecakapan analisis inilah
yang memungkinkan tercapainya peringkat abstrak yang berbeda-
beda.
Kecakapan analisis ini akan dapat berkembang menjadi
lebih baik dengan pendidikan melalui bahasa yang formal karena
kemampuan analisis ini hanya mungkin dikembangkan setelah
seseorang memiliki kecakapan komunikasi yang baik.
B. Kategori-kategori Kognitif
Peniadaan (Negation)
Positif x negatif
menyatakan bahwa sesuatu benda/hal bukan atau tidak dalam suatu keadaan,
Ciri positif dan negatif dapat membagi ranah-ranah atas 2 bagian seperti
hijau dan tidak hijau. Banyak ranah cocok dibagi dua secara alamiah; jika
demikian halnya maka rasanya sama saja mana kita sebut positif dan mana yang
negatif. Umpamanya, ranah kelamin, rasanya tidak ada bedanya apa kita sebut
laki-laki itu positif atau (+ laki-laki); dan wanita itu negatif atau (-laki-laki).
yakni: (1) perkerabatan; (2) kata ganti orang; (3) ungkapan-sapaan; dan (4)
kelas sosial.
Perkerabatan (Kinship)
Hububungan-hubungan perkerabatan dan istilah-istilah yang dipakai yang
antropoloi.
bahwa semua bahasa membedakan paling sedikit tiga dasar atau prinsip
seperti dalam bahasa indonesia ibu vs ibu mertua; adik vs adik ipar; anak vs
menantu. Dalam semua bahasa terdapat juga pembedaan jenis kelamin, paling
tidak dalam sebagian istilah perkerabatan, seperti: dalam bahasa Indonesia ayah
vs ibu; dalam bahasa batak anak (anak laki-laki) vs boru (anak perempuan), hela
kerabat dekat daripada kerabat jauh; kerabat darah daripada kerat jauh; atu kerabat
darah daripada kerabat suami/istri. Pembedaan ini terlihat pada penandaan istilah
perkerabatan.
merujuk pada petugas atau pekerja; dalam banyak bahasa tampak ada
dan kata ganti orang memang diperlukan dalam percakapan untuk pembicara
(saya), orang-orang lawan bicara (engkau, kamu, saudara, ibu, bapak), dan orang
ketiga (dia, beliau, mereka). Sistem kata ganti orang boleh dikatakan sistem yang
semesta, yakni untuk membedakan ketiga peran ini (orang pertama, orang kedua,
Secara umum, sistem kata ganti juga membedakan antara bilangan peserta
Kata Sapaan
Berhubungan erat dengan sistem kata ganti orang ialah kata sapaan,yaitu
kata atau istilah yang dipakai menyapa lawan bicara. Kata sapaan yang dipakai
orang kepada lawan bicara berkaitan erat dengan, dan berdasarkan, tanggapan
atau persepsinya atas hubungan pembicara dengan lawan bicara. Sapaan terdiri
atas (1) nama kecil; Ali, Daulat, Tuti, Mary, dan sebagainya; (2) gelar. Tuan,
Nyonya, Nona, Dtu, Bung, dan sebagainnya. (3) istilah perkerabatan: Bapak, Ibu,
Paman, Bibi, Kakak, adik, dan sebagainya; (4) nama keluarga: (bagi suku bangsa
yang mempunyai sistem itu): Warrow, Lim, Brown, Smith, dan sebagainya; (5)
teknonimi).
Sebagai contoh pemerian sistem kata sapaan, kita akan mengambil sapaan
dalam bahasa Inggris Amerika, oleh R.Brown dan M.Ford (1961, 1972) Mereka
meneliti hanya sebagian dari sistem sapaan dalam bahasa Inggris Amerika, yaitu
penggunaan (1) nama kecil (disingkat NK); (2) nama keluarga (disingkat KK);
(3) gelar saja (disingkat G); dan (4) nama keluarga = gelar (disingkat GKK).
Para peneliti itu memperoleh data-datanya dari 4 macam sumber data, yakni:
1. penggunaan kata sapaan di tiga puluh delapan sandi wara yang ditulis oleh
selama 2 bulan;
Bahasa dan pikiran adalah hubungan antara bahasa dan pikiran, khususnya
pengaruh bahasa atas pikiran. Hipotesis yang paling terkenal tentang hubungan
pikiran dan bahasa adalah Hipotesis Relativitas Kebahasaan Sapir dan Whorf .
Hipotesis ini mengatakan bahwa”bahasa mempengaruhi pikiran”. Menurut
yang sebagian besar disebabkan karena manusia telah bersepakat untuk menyusun
alam itu demikian; suatu kesepakatan berlaku bagi masyarakat bahasa dan yang
Pembedaan KosaKata
Salah satu bukti lagi bahwa bahasa mempengaruhi pikiran yang dimaksudkan
Sapir dan Whorf ialah bahwa: dalam satu bahasa mungkin terdapat lebih banyak
bahasa Indonesia ada tiga kata untuk kata rice yakni: padi, beras, dan nasi. Boas
(1991) memberikan contoh dari bahasa Eskimo yang memiliki empat kata untuk
kata snow (salju) sedangkan bahasa Indonesia mempunyai satu. Perbedaan ini,
menurut versi lama, karena dalam kehidupan sehari-hari seorang penutur bahasa
yang diperlukannya.
S rm sm R
2. Teori-Teori Kognitif
1. Hukum Pragnanz
Hukumm pragnanz bahwa organissasi psikologi cenderung bergerak
kearah keadaan pragnannz, yaitu Gstalt yang sempurna. Satu Gestalt
yang sempurna selalu berbenntuk sederhana, teratur kukuh atau stabil
dan merupakan satu organisasi struktur yang maksimal dari peristiwa-
peristiwa atau benda-benda. Hkum ini merupakan suatu prnsp
keimbangan yang mengatakan bahwa setiap pengalaman cenderung
menyempurnakan dirinya dalam keadaan ssebaaik mungkin, yaitu
Gestalt yang semprrna.
2. Hukum kesmaan
Hukum ksamaan atau persamaan dalam persepsi situasi ranngsangan
penuh menyatakan bahhwa benda-benda yang sama (misalnya sma
bentuknya atau sama warnanya) cenderung membentuk atau
berkelompok sebagai satu keseluruhan.
Maka dalam pembelajaran bahasa, kata-kata atau suku-suku kata yang
tidak mempunyai persamaan. Adanya pada data linguistik ini
memudahkan proses pembelajaran bahasa. Baik dalam belajar bahasa
pertama maupun bahasa kedu. Jadi, biasa dikatakan sebagai hukum
perssamaan ini mempunyai implikasi penting dalam pembelajaran
bahsa.
4. Hukum penutupan
Hukumm penutupan mengatakan bahwa biidang-bidang yang tertutup
(maksudnnya selesai dan wujud), lebih stabil dan lebih mudah untuk
membentuk gambar dalam prsepsi dibandimgkan dengan bidang-
bidang terbuka (maksudnya, belum selesai dan bellum terwujud).
Sebagai contoh perhatikan gambar berikut.
Dari pembicraan di atas dapat kita lihat adanya tiga buah konsp
penting dalam teori Lewin, yaitu tujuan, pengamatan atau perssepi dan
motivsi untuk mencapai tujuan itu. Kemudian dalam teori penhidupan
ini dimasukkan juga gannjaran dan hukuman. Ganjaran ini memiliki
konotasi kognitif sebab Lewin percaya bahwa setiap orang berhak
menilai ganjaran dan hukuman itu berkesan atau tidak.
4. Tahap Operasi Normal, yaitu tahap operasi proposisi setelah berumur dua
belas tahun. Pada tahap ini kanak-kanak telah mampu berpikir berdasarkn
propsisi atau hipotesis;dan tidak lagi berdasarkan benda-benda kongkret
seperti pada tahap sebelumnya.