Anda di halaman 1dari 9

LINGKUNGAN

Definisi Lingkungan

Menurut Wikipedia Pengertian Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang
mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan
fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi
ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan
mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.
Secara Umum Lingkungan adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi perkembangan
dan tingkah laku makhluk hidup. Segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang
mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung juga
merupakan pengertian lingkungan.

Definisi Lingkungan Hidup


Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
menyebutkan pengertian lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (Pasal 1 ayat
1).

Jenis Lingkungan Hidup


Pada hakikatnya, lingkungan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu lingkungan biotik
dan lingkungan nonbiotik (fisik). Supardi (1985:2) menjelaskan pembagian sebagai berikut.

A. Lingkungan Biotik
Lingkungan biotik ialah semua benda hidup yang ada di sekitar individu, baik manusia,
hewan, dan tumbuhan. Tiap unsur ini berinteraksi satu sama lainnya. Sebagai contoh, kambing
akan memakan tumbuhan berupa rerumputan untuk mempertahankan hidupnya, selanjutnya
kambing akan dimakan oleh manusia sebagai konsumsi protein hewani. Lalu manusia akan
mengeluarkan sisa pencernaan berupa kotoran yang akan menyuburkan rerumputan tersebut.
Lingkungan ini selalu mengalami perubahan, baik secara tiba- tiba maupun perlahan-
lahan. Perubahan ini berhubungan erat dengan ekosistemnya yang mempunyai stabilitas
tertentu. Sebagai contoh hutan di daerah tropis yang mengandung begitu banyak ragam
tumbuh-tumbuhan dan hewan di dalamnya, walaupun tanpa perawatan tetap akan dapat
mempertahankan stabilitas kehidupan. Sebaliknya, sawah atau ladang yang hanya terdiri dari
beberapa stabilitas yang kecil, artinya tanpa perawatan stabilitasnya akan terganggu.

B. Lingkungan Nonbiotik (fisik)


Lingkungan ini adalah segala benda mati dan keadaan fisik yang ada di sekitar kita,
misalnya sinar matahari, suhu dan kelembapan, batu-batuan, tanah mineral, air, udara dan lain-
lain.
Komponen atau kelompok lingkungan nonbiotik saling berinteraksi satu sama lainnya
sebagai contoh apabila di suatu wilayah kekurangan suplai sinar matahari, maka di daerah
tersebut akan mendapatkan kelembapan yang tinggi. Akibatnya, suhu di wilayah tersebut
menjadi rendah. Komponen lingkungan fisik juga akan berinteraksi dengan lingkungan biotik,
misalnya manusia dalam bercocok tanam akan selalu memupuk tanahnya agar tanaman
tersebut hidup subur, apabila curah hujan kurang akan memberikan pengaruh terhadap
persediaan air bagi manusia, hewan, dan tumbuhan.

Berdasarkan campur tangan manusia, lingkungan terbagi menjadi tiga, yaitu:

1) Lingkungan Hidup Alami

Lingkungan hidup alami adalah lingkungan hidup yang belum terkena campur tangan
manusia atau mengalami modifikasi oleh manusia. Dalam lingkungan seperti ini, manusialah
yang melakukan adaptasi sepenuhnya, disesuaikan dengan keadaan alam. Lingkungan yang
belum dimodifikasi oleh manusia itu memiliki kecenderungan mantap dan seimbang.

2) Lingkungan Hidup Binaan


Lingkungan hidup binaan adalah lingkungan hidup yang dikelola, dimodifikasi, dibentuk
dan ditentukan keadaannya oleh manusia dengan menggunakan daya nalar, akar, budi, ilmu
dan teknologi serta sistem sosial, budaya, dan ekonomi. Tujuan dibentuknya lingkungan hidup
binaan adalah efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan oleh
manusia. Karakteristik dari lingkungan ini adalah menonjolnya dampak teknologi dan budaya,
keadaan lingkungan cenderung tidak mantap (perlu adanya subsidi energi) akibat adanya
aktivitas manusia, komponen biotik dan nonbiotik cenderung tidak seimbang atau labil. Contoh
lingkungan hidup binaan adalah daerah pertanian, dan peternakan.

3) Lingkungan Hidup Sosial

Lingkungan hidup sosial merupakan kesatuan ruang dengan sejumlah manusia yang hidup
berkelompok sesuai dengan suatu keteraturan sosial dan kebudayaan bersama.

Unsur-unsur Lingkungan Hidup


1. Unsur Hayati (Biotik)
Unsur lingkungan hidup hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari
makhluk hidup atau benda yang dapat menunjukkan ciri-ciri kehidupan, seperti bernapas,
memerlukan makanan, tumbuh, dan berkembang biak. Unsur biotik terdiri atas manusia,
hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Secara umum, unsur biotik meliputi produsen, konsumen, dan
pengurai.
a. Produsen, yaitu organisme yang dapat membuat makanan sendiri dari bahan
anorganik sederhana. Produsen pada umumnya adalah tumbuhan hijau yang dapat
membentuk bahan makanan (zat organik) melalui fotosintesis.
b. Konsumen, yaitu organisme yang tidak mampu membuat makanan sendiri. Konsumen
terdiri atas hewan dan manusia. Konsumen memperoleh makanan dari organisme lain,
baik hewan maupun tumbuhan.
c. Pengurai atau perombak (dekomposer), yaitu organisme yang mampu menguraikan
bahan organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai menyerap sebagian hasil
penguraian tersebut dan melepas bahan-bahan yang sederhana yang dapat dipakai
oleh produsen. Pengurai terdiri atas bakteri dan jamur.
Unsur lingkungan hidup biotik seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad
renik.
2. Unsur Sosial Budaya
Unsur lingkungan hidup sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat
manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk
sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan
norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat. Lingkungan budaya
merupakan abstraksi yang berwujud nilai, norma, gagasan, dan konsep dalam memahami dan
menginterpretsikan lingkungan. Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia disebut
sebagai makhluk yang bebas lingkungan, karena secara kodrati kondisi fisikal manusia tidak
dapat beradaptasi dengan segera dan memanfaatkan lingkungan secara langsung dan pasti
berdasarkan kebutuhan manusia.
Unsur budaya dalam lingkungan hidup adalah sitem nilai, gagasan, keyakinan yang dimiliki
manusia dalam menentukan perilakunya sebagai makhluk sosial (masyarakat). Unsur budaya ini
dikembangkan manusia dalam memenuhi kebutuhan pokok dan mempermudah hidup. Sebagai
contoh, untuk melawan dinginnya udara, maka manusia menciptakan baju untuk melapisi
badan dan sumber penghangat lainnya. Selain itu, untuk mempercepat produksi maka
diciptakan mesin. Unsur budaya dalam lingkungan hidup merupakan faktor yang dapat
menentukan keseimbangan tatanan lingkungan di mana manusia merupakan pemegang
kendali.
Lingkungan hidup yang telah mendapat dominasi dari intervensi manusia biasa dikenal
dengan lingkungan binaan dan lingkungan budaya (bentang budaya). Kehadiran lingkungan
budaya ini dapat menjadi potensi ganggunan bagi keseimbangan, keselarasan dan kelestarian
yang semula terdapat dalam lingkungan alam. Dalam membangun lingkungan, manusia selalu
berorientasi pada kebutuhan dan kepentingannya. Kebutuhan manusia secara alamiah terdapat
pada lingkungan. Kebutuhan tersebut biasanya bertingkat-tingkat seperti kebutuhan primer,
sekunder, dan tersier. Sementara itu, menurut Maslow (1970), kebutuhan manusia bertingkat
bertingkat secara hierarkis mulai dari kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan
sampai pada kebutuhan aktualisasi diri. Segala bentuk dan ragam serta hierarkis kebutuhan
manusia tersedia dan dapat disediakan pada lingkungan, baik melalui sumberdaya alam
maupun penyediaan sarana dan prasarana melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Unsur Fisik (Abiotik)


Unsur lingkungan hidup fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari
benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan
fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan,
apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja
kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana
kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur,
munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.
Fungsi dari unsur fisik dalam lingkungan hidup adalah sebagai media untuk
berlangsungnya kehidupan. Sebagai contoh, air diperlukan oleh semua makhluk hidup untuk
mengalirkan zat-zat makanan, dan matahari merupakan energi utama untuk bergerak atau
berubah. Jika unsur ini tidak ada, maka semua kehidupan yang terdapat di muka bumi ini akan
terhenti. Jadi makhluk hidup sangat tergantung dari keberadaan unsur fisik tersebut

Pencemaran Lingkungan Hidup


Menurut : Undang – Undang pokok pengelolaan Lingkungan Hidup nomor 4 Tahun
1982.Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkan –nya makhluk
hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Pencemaran lingkungan dapat dikategorikan menjadi pencemaran air, pencemaran udara
dan pencemaran tanah.
1. Pencemaran air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia.
Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga
mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai
pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah
pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan
peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada
berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem. Industri
membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam
berat, toksinorganik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek
termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi
oksigen dalam air.
2. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansifisik, kimia,
atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia,
hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan
manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi
cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak
pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.
Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder.
Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber
pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara
primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi
pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer.
Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara
sekunder.
3. Pencemaran Tanah.
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida;
masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan
kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak
memenuhi syarat (illegal dumping).

Dampak Pencemaran Lingkungan

Dampak pencemaran lingkungan antara lain sebagai berikut:

a. Gangguan kesehatan, misalnya gangguan pernapasan akibat pencemaran udara,


penyakit kulit dan penyakit perut akibat pencemaran air, keracunan akibat mengkonsumsi
bahan makanan tercemar limbah kimia, dan penyakit jantung akibat kebisingan.

b. Pemekatan hayati (biomagnifikasi), misalnya insektisida DDT mengakibatkan


penurunan populasi hewan-hewan jenis lainnya yang bukan hewan target akibat adanya
akumulasi DDT yang mengikuti rantai makanan.

c. Ledakan hama, karena insektisida tidak hanya membunuh hama namun juga
membunuh hewan predator dari hama tersebut, juga meningkatkan resistensi hama
sehingga populasi hama semakin meningkat.

d. Penurunan kesuburan tanah, karena penggunaan pupuk terus-menerus menyebabkan


keasaman tanah dan insektisida mematikan fauna tanah.

e. Pengayaan nutrien dalam air (eutrofikasi) akibat pencemaran oleh pupuk organik,
akibatnya alga dan tumbuhan air tumbuh terlalu subur sehingga mengurangi persediaan
oksigen bagi organisme lainnya.

f. Timbulnya hujan asam akibat pencemaran udara oleh gas oksida sulfur dan oksida
nitrogen.

g. Terbentuknya lubang ozon akibat pencemaran oleh gas CFC, akibatnya radiasi sinar
ultraviolet yang sampai ke bumi terlalu tinggi.
h. Timbulnya efek rumah kaca akibat kadar gas CO2 yang terlalu tinggi sehingga
menaikkan suhu permukaan bumi yang disebut juga pemanasan global (global warming).

Penanggulangan Pencemaran Lingkungan

1. Penanggulangan secara administratif


Penanggulangan secara administratif terhadap pencemaran lingkungan merupakan tugas
pemerintah, yaitu dengan membuat peraturan-peraturan atau undang-undang. Beberapa
peraturan yang telah dikeluarkan, antara lain sebagai berikut :
a) Pabrik tidak boleh menghasilkan produk (barang) yang dapat mencemari lingkungan.
Misalnya, pabrik pembat lemari es, AC dan sprayer tidak boleh menghasilkan produk yang
menggunakan gas CFC sehingga dapat menyebabkan penipisan dan berlubangnya lapisan
ozon di stratofer.

b) Industri harus memiliki unit-unit pengolahan limbah (padat, cair, dan gas) sehingga
limbah yang dibuang ke lingkungansudah terbebas dari zat-zat yang membahayakan
lingkungan.

c) Pembuangan sampah dari pabrik harus dilakukan ke tempat-tempat tertentu yang


jauh dari pemukiman.

d) Sebelum dilakukan pembangunan pabrik atau proyek-proyek industri harus dilakukan


analisis mengenai dampak lingkungan (AM-DAL).

e) Pemerintah mengeluarkan buku mutu lingkungan, artinya standar untuk


menentukan mutu suatu lingkungan. Untuk lingkungan air ditentukan baku mutu air ,
sedangkan untuk lingkungan udara ditentukan baku mutu udara. Dalam buku mutua air,
antara lain tercantum batasan kadar bahan pencemar logam berat, misalnya fosfor dan
merkuri. Didalam buku mutu udara, antara lain tercantum batasan kadar bahan
pencemar, misalnya gas CO2 dan CO. Pemerintah akan memberikan sanksi kepada pabrik
yang menghasilkan limbah dengan bahan pencemar yang melebihi standar baku mutu.

2. Penanggulangan secara teknologis


Penanggulangan pencemaran lingkungan secara teknologis, misalnya menggunakan
peralatan untuk mengolah sampah atau limbah. Di surabaya terdapat suatu tempat
pembakaran akhir sampah dengan suhu yang sangat tinggi sehingga tidak membuang asap.
Tempat tersebut dinamakan insenerator.

3. Penanggulangan secara Edukatif

Penangkalan pencemaran secara edukatif dilakukan melalui jalur pendidikan baik formal
maupun nonformal. Melalui pendidikan formal, disekolah dimasukkan pengetahuan tentang
lingkungan hidup tentang lingkungan hidup kedalam mata pelajaran yang terkait, misalnya IPA
dan Pendidikan agama. Melalui jalur pendidikan nonformal dilakukan penyuluhan kepada
masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan dan pencegahan serta penanggulangan
pencemaran lingkungan.

Dengan penyuluhan dan pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran baik


secara individu maupun secara berkelompok untuk memahami pentingnya kelestarian
lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai