Anda di halaman 1dari 4

Perbedaan Hitung Gaji Karyawan Tetap

dan Tidak Tetap


Berdasarkan Peraturan Dirjen Pajak Nomor 31/PJ/2009, karyawan tetap adalah
seorang pegawai yang menerima penghasilan dalam jumlah tertentu secara
teratur dan terus menerus ikut mengelola kegiatan perusahaan secara langsung.
Sementara karyawan lepas atau karyawan tidak tetap adalah pegawai yang
menerima penghasilan hanya apabila pegawai tersebut bekerja berdasarkan
jumlah hari bekerja, jumlah unit hasil pekerjaan, atau penyelesaian suatu
pekerjaan yang sifatnya sementara.

Perbedaan antara karyawan tetap dan karyawan lepas pada dasarnya tidak
hanya ditinjau dari besarnya penerimaan gaji. Tetapi juga dari cara hitung
besaran penghasilan atau gaji tersebut. Proses perhitungan gaji karyawan tetap
dan karyawan tidak tetap tidak sama. Perhitungan gaji karyawan biasanya
berdasarkan pada masa kerja, jabatan, serta apakah karyawan tersebut termasuk
dalam kategori karyawan tetap atau karyawan lepas dengan gaji harian atau
bulanan.
Contoh 1
Surya adalah karyawan tetap perusahaan Makmur Jaya. Surya berstatus lajang
dan memiliki gaji pokok sebesar Rp4.000.000, tunjangan transport sebesar
Rp20.000 per hari, uang makan Rp20.000 per hari, serta asuransi sebesar
Rp200.000 per bulan. Setelah dipotong pajak, bagaimana cara menghitung gaji
yang diterima oleh Surya?
Contoh 2
Berbeda dari Surya yang sudah karyawan tetap, Ayu adalah seorang karyawan
lepas atau karyawan tidak tetap di perusahaan Makmur Jaya. Ayu memiliki
total gaji dalam satu bulan yang sama dengan Surya. Namun, ia tidak mendapat
pengurangan dari biaya jabatan, sehingga gaji yang harus dibayarkan
perusahaan kepada Ayu adalah sebagai berikut:

Contoh 3
Penggunaan sistem payrollakan menyajikan perhitungan yang berbeda untuk
karyawan tidak tetap dengan gaji yang dibayarkan harian. Terdapat 4 kondisi
perhitungan PPh, yaitu:
Apabila karyawan tidak tetap gajinya dibayarkan harian untuk masa kerja 20
hari, maka sistem perhitungan gaji akan berubah, seperti berikut ini:

Sedangkan pada hari ke-19 dan 20 berlaku kondisi perhitungan PPh yang
ketiga dengan pemotongan PTKP yang sebenarnya sebanyak jumlah hari kerja
karena penghasilan kumulatif telah melebihi batas Rp4.500.000.

Anda mungkin juga menyukai