EKSTRAKSI PIGMEN
Disusun oleh :
1.Erwinda Kristianti/652018023
2. Isyefi Lamrita/652018010
Pemisahan adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang saling bercampur serta untuk
mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercampur. Campuran adalah setiap contoh yang
tidak murni, yaitu bukan unsur atau senyawa. Susunan campuran tidak sama dengan sebuah
zat,dapat bervariasi,dan campuran dapat berupa homogen dan heterogen (Petrucci,1996).
Klorofil adalah pigmen pemberi warna hijau yang terdapat pada kloroplas sel tanaman.
Klorofil merupakan pigmen hijau tumbuhan dan merupakan pigmen yang penting dalam proses
fotosintesis (Markus,2013).
Penyerapan cahaya oleh klorofil ini disebabkan adanya peranan utama dari struktur
porrin yang mengikat ion magnesium (Mg2+), yang merupakan struktur utama
klorofil (Akhirudin et al,2015).
Tumbuhan tingkat tinggi mengandung dua macam klorofil yaitu klorofil a dan klorofil b.
klorofil a adalah suatu senyawa kompleks antara magnesium dengan porfirin yang mengandung
cincin siklopentanon (cincin V). Keempat atom nitrogennya dihubungkan secara ikatan.
Koordinasi dengan ion Mg2+ membentuk senyawa kompleks planar yang mantap. Rantai
sampingnya yang bersifat hidrofob adalah suatu terpenoid alkohol dan fitol yang dihubungkan
secara ikatan ester denan gugus propionate dari cincin IV. Klorofil b adalah klorofil kedua yang
terdapat pada tumbuhan hijau. Klorofil b juga terikat pada protein didalam sel. Klorofil a dan
klorofil b paling kuat menyerap cahaya bagian merah dan ungu spektrum, cahaya hijau yang
paling sedikit diserap maka apabila cahaya putih menyinari struktur-struktur yang mengandung
klorofil seperti misalnya daun maka sinar hijau akan dikirimkan dan dipantulkan sehingga
strukturnya tampak berwarna hijau. Karoten termasuk kedalam kromopkas yaitu plastid yang
berwarna dan mengandung pigmen selain klorofil (Khopkar,1990).
Pada awalnya kromatografi dianggap semata-mata sebagai bentuk partisi cairan-cairan.
Serat selulosa yang hidrofilik dari kertas tersebut dapat mengikat air, setelah disingkapkan ke
udara yang lembap, kertas saring yang tampak kering itu sebenarnya dapat mengandung air
dengan persentase tinggi yaitu 20%. Jadi kertas itu sebenarnya dapat mengandung air dengan
persentase tinggi dan kertas itu dipandang sebagai analog dengan sebatang kolom yang berisi
stasioner berair. Zat-zat terlarut itu padahal fase geraknya dapat dicampur dengan air dan dalam
beberapa kasus, malahan fase geraknya adalah larutan itu sendiri. Dalam kromatografi
komponen-komponen terdistribusi dalam dua fase yaitu fase gerak dan fase diam. Transfer masa
antara fase gerak dan fase diam terjadi bila molekul-molekul campuran serap pada permukaan
partikel-partikel atau terserap (Day & Underwood, 1980).
Tujuan
1. Menentukan % rendemen ekstrak yang diperoleh secara maserasi/sonikasi.
2. Menentukan kandungan klorofil a dan klorofil b dari ekstrak yang
diperoleh secara spektrofotometri.
3. Menentukan fase gerak yang tepat untuk pemisahan komponen klorofil
secara kromatografi lapis tipis.
4. Menentukan nilai Rf dari masing-masing komponen senyawa.
5. Menentukan pola pemisahan yang terjadi pada KLT Preparatif
kromatografi kolom.
6. Menentukan jenis komponen penyusun klorofil yang terpisahkan dan
membandingkannya dengan KLT.
Ekstraksi
Alat :
1. Neraca analitis
2. Alumunium foil
3. Gelas beaker
4. Magnetic stirrer
5. Ultrasonikator
6. Kertas saring
7. Corong
8. Corong pisah
9. Gelas ukur
10. Spektrofotometer
11. Rotary evaporator
Bahan :
Alat :
1. Plat KLT
2. Pipa kapiler
3. Chamber
4. Kertas saring
5. Pinset
6. Pensil
7. Penggaris
8. Pipet ukur
Bahan :
1. Ekstrak pigmen
2. Aseton
3. Heksan
KLT Preparatif
Alat :
Bahan :
1. Ekstrak pigmen
2. Aseton
3. Heksan
4. Silika gel 60
5. Akuades
Kromatografi Kolom
Alat :
1. Kolom
2. Statif
3. Klem
4. Pipet tetes
5. Kapas
6. Pengaduk
7. Gelas beaker
8. Plat KLT
9. Pipa kapiler
10. Chamber
11. Kertas saring
12. Pinset
13. Pensil
14. Penggaris
15. Pipet ukur
16. Spektrofotometer
Bahan :
1. Ekstrak pigmen
2. Aseton
3. Heksan
4. Silika gel 60
5. Akuades
Metode
Ekstraksi
11. Ekstrak selanjutnya dikeringkan dengan rotary evaporator dan gas N2.
12. Ditimbang berat pigmen yang diperoleh.
13. Pigmen yang diperoleh disimpan dalam botol sampel yang tertutup
alumunium foil untuk digunakan analisis selanjutnya.
KLT Preparatif
Kromatografi Kolom
1. Ditimbang 4 gram silika gel 60 dan dilarutkan dalam pelarut (fase gerak)
sesuai hasil percobaan KLT.
2. Disiapkan kolom lengkap dengan kapas penyangga seperti pada gambar di
bawah ini.
Rangkaian Alat Kromatografi Kolom
Hasil
Ekstraksi
Metode Ekstraksi : Maserasi dengan fraksinasi bertingkat
KLT Preparatif
Kromatografi Kolom
Pembahasan
Untuk memisahkan suatu cairan larut dalam cairan lainnya, dapat dilakukan dengan
menggunakan metode pemisahan campuran melalui proses ekstraksi. Ekstraksi adalah
pengambilan atau pemisahan suatu campuran dengan memberi pelarut yang sesuai sehingga zat
lain tidak ikut larut (Syukri,1999).
Dalam suatu pemisahan yang ideal oleh ekstraksi pelarut, seluruh zat yang diinginkan
akan berakhir dalam suatu pelarut dan semua zat-zat pengganggu dalam pelarut yang lain
(Oxtoby,2001)
Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut diantara dua fase cair yang
tidak saling bercampur. Cukup diketahui bahwa zat-zat tertentu lebih mudah larut dalam pelarut-
pelarut tertentu dibandingkan dengan pelarut yang lain (Setiono,1985).
Pada praktikum ini dilakukan ekstraksi pigmen dengan menggunakan sampel daun
singkong yang telah dikeringkan dalam drying cabinet. Metode yang digunakan pada praktikum
ini yaitu ekstraksi maserasi dengan fraksinasi bertingat. Sampel diekstrak dengan pelarut aseton :
methanol dengan perbandingan 7:3 menggunakan magnetic stirrer dalam erlenmeyer yang
tertutup alumunium foil selama 30 menit. Magnetic stirrer digunakan agar larutan dengan sampel
menjadi homogen dan klorofil dapat keluar dari sampel. Kemudian sampel disaring untuk
mengambil filtrat dari larutan dan diukur volumenya. Sampel dimasukkan kedalam corong pisah
dan ditambahkan dietil eter dengan perbandingan 1:1 agar ekstrak dapat dipisahkan dari larutan
sehingga klorofil dapat bercampur dengan dietil ether supaya terpisah dari pelarut aseton
methanol. Lalu dikocok perlahan secara konstan agar gas yang terdapat dalam corong pisah
habis. Ditambahkan garam dapur sampai larutan terjadi pemisahan dan dikeluarkan pelarut dari
larutan. Setelah klorofil terpisah dari larutan, ditambahkan kembali dietil eter dengan
perbandingan 1:1 dan dikocok kembali. Hal ini dilakukan karena metode fraksinasi yang
digunakan adalah fraksinasi bertingkat. Dipisahkan pelarut dari klorofil ke dalam gelas beker.
Klorofil yang diperoleh ditambahkan dengan natrium sulfat hingga padatan tidak larut lagi.
Penambahan ini bertujuan untuk mengikat air yang masih bercampur dengan klorofil. Disaring
dan digenapkan dengan dietil eter hingga 100 mL karena hasil klorofil yang diperoleh sebanyak
65 mL. Setelah hasil ekstraksi didapat, dapat dihitung % yield :
Mp
% yield = 100%
Mt
0,2823
100%
= 2
= 14,115 %
1
Rf Hijau ++ =
3,3
= 0,303
Rf Hijau + = 2
3,3
= 0,606
3
Rf Kuning =
3,3
= 0, 909
4
Rf Hijau =
3,3
= 1,212
Pada praktikum selanjutnya metode yang digunakan adalah KLT Preparatif yang
sebelumnya dibuat dahulu dengan cara KLT preparat yang telah dilapisi bubur silica. Kemudian
dibuat pelarut aseton : heksan dengan perbandingan 1:3 dan dijenuhkan dengan kertas saring.
Pelarut yang digunakan sesuai dengan hasil fase gerak terbaik pada KLT. Sampel pigmen
ditotolkan pada KLT preparat yang telah diberi garis batas atas dan bawah. KLT preparat
dielusikan pada pelarut sampai fase gerak mencapai mendekati batas atas. Hasil yang didapat
pada KLT preparatif :
Setelah dibandingkan dengan hasil KLT, terlihat bahwa hasil spot warna yang terlihat pada KLT
preparatif sama yaitu hijau ++, hijau +, kuning, dan hijau.
Metode terakhir yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu kromatografi kolom untuk
memurnikan sampel pigmen yang didapat pada praktikum sebelumnya. Dibuat bubur silika yang
kemudian dimasukkan pada kolom yang ujungnya telah diisi kapas untuk menahan bubur silika
tetap berada pada kolom. Ditambahkan pelarut terus-menerus untuk menghindari bubur silika
mengering. Jika pelarut telah mencapai jarak 2 mm dari permukaan bubur silika, ditambahkan
sampel klorofil dan dibiarkan sampai lapisan pigmen masuk kedalam gel. Selama proses ini
berlangsung, pelarut terus ditambahkan. Proses pemisahan yang terjadi pada proses ini :
Dari hasil di atas, diperoleh hasil 4 warna yang sama seperti pada metode sebelumnya.
Selanjutnya, dilakukan uji KLT kembali pada masing-masing warna untuk melihat apakah warna
yang diperoleh telah murni. Dari hasil KLT didapat :
Diantara ke empat warna yang diperoleh, warna kuninglah yang menunjukkan satu spot. Terlihat
bahwa warna kuning murni mengandung karotenoid. Jadi dapat disimpulkan bahwa daun
singkong yang telah di ekstrak, mengandung karotenoid. Karotenoid merupakan kelompok
pigmen yang berwarna kuning, oranye, merah oranye serta larut dalam minyak (lipida).
Karotenoid terdapat dalam kloroplas (0,5%) bersama-sama dengan klorofil (9,3%), terutama
pada bagian permukaan atas daun, dekat dinding sel-sel palisade. Oleh karena itu, pada dedaunan
hijau selain klorofil terdapat juga karotenoid (Winarno,2004).
Kesimpulan
1. % yield yang diperoleh pada ekstrak secara maserasi sebesar 14,115 %.
2. Kandungan pada klorofil a sebesar 6,70232 mg/L, pada klorofil b sebesar 2,07217 mg/L.
3. Fase gerak yang tepat untuk pemisahan komponen klorofil pada Kromatografi Lapis
Tipis (KLT) yaitu 1 : 3 (aseton : heksan).
4. Nilai Rf Hijau ++ : 0,303
Nilai Rf Hijau + : 0,606
Nilai Rf Kuning : 0,909
Nilai Rf Hijau : 1,212
5. Pola pemisahan yang terjadi pada KLT preparatif dan kromatografi kolom yaitu 4 spot
warna yang terdiri dari hijau ++, hijau +, kuning dan hijau.
6. Komponen penyusun klorofil yang terpisahkan pada kromatografi kolom dan KLT ada 4
warna yang terdiri dari hijau ++, hijau +, kuning dan hijau.
Jawab Pertanyaan
1. Sebutkan (minimal 3) kelebihan dan kekurangan ekstraksi secara maserasi dan
ultrasonikasi !
Maserasi
Kelebihan
1) Unit alat yang digunakan sederhana. Hanya dibutuhkan magnetic stirrer.
2) Biaya operasionalnya relatif rendah
3) Prosesnya relatif hemat
Kelemahan
1) Proses ekstraksi tidak sempurna, karena zat aktifnya hanya mampu terekstraksi
sebesar 50 % saja.
2) Prosesnya membutuhkan waktu yang lama.
3) Banyak pelarut yang terpakai.
Ultrasonikasi
Kelebihan
1) Memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi 42 kHz, yang dapat
mempercepat waktu kontak antara sampel dan pelarut meskipun pada suhu ruang.
2) Proses pemindahan masa senyawa bioaktif dari dalam sel tanaman ke pelarut
menjadi lebih cepat.
3) Adanya transmisi gelombang ultrasonik untuk membantu difusi pelarut ke dalam
dinding sel tanaman.
4) Efisien dan mempersingkat waktu ekstraksi.
Kelemahan
1) Harganya mahal.
2) Membutuhkan proses curing.
4. Sebut dan jelaskan salah satu metode analisis dan atau pemisahan klorofil (meliputi
prinsip metode dan langkah kerja) selain metode-metode yang telah digunakan pada
praktikum yaitu KLT, KLT preparatif, kromatografi kolom, dan analisis secara
spektrofotometer !
Sokletasi. Sokletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan cairan
penyari dipanaskan hingga menguap. Uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-
molekul air oleh pendingin balik dan turun.
Daftar Pustaka
Akhiruddin Maddu, Paulus P Gareso, Sugianto. 2015. Karakteristik Optik Film Hibrid
ZnO/Klorofil yang Termodifikasi Logam Seng (Zn) dan Tembaga (Cu). OMEGA Jurnal Fisika
dan Pendidikan Fisika 1 (1) : 45-48.Bogor : IPB
Day & Underwood. 1980. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi keempat. Jakarta : Erlangga
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press
Markus Prima Kurniawan, Widodo Farid Ma'ruf, Tri Winarni Agustini. 2013. Pengaruh
Penambahan MgCO3 dan NaHCO3 dengan Perbedaan Pencahayaan terhadap Stabilitas Pigmen
Klorofil-A Mikroalga Chlorella vulgaris. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
2 (3): 25-33. Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanandan Ilmu Kelautan. Semarang: Universitas
Diponegoro
Oxtoby, D.W., Gillis, H,P.,Nachtrieb, N.H. 2001. Pinsip-prinsip Kimia Modern. Edisi keempat.
Jilid 1. Diterjemahkan oleh S.S, Modern Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Svehla. 1979. Buku Ajar Vogel : Analisis Anorganik Kuantitatif Makro dan Semimikro. Jakarta :
PT. Kalman Media Pusaka
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utomo
Lampiran
Laporan Sementara