Anda di halaman 1dari 9

Vol.18 No.

2 Agustus 2016 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

STUDI ANALISIS TINGKAT KERUSAKAN DAN ALTERNATIF


PERBAIKAN JALAN KOTA RUAS GUNUNG SARIK
KOTA PADANG STA 0+000 s/d 1+000

Oleh:

Misbah *), Edrizal **)


*) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
**) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Padang

Abstrak

Ruas jalan Gunung Sarik Kuranji kota Padang, merupakan salah satu ruas jalan yang ramai dilalui oleh
kendaraan mengangkut tanah galian C ke PT. Semen Padang, Indarung. Saat dilalui diharapkan kondisi
jalan dalam keadaan baik, sehingga kendaraan yang lewat bisa membawa tanah galian dalam jumlah yang
banyak dan lebih efektif, namun jika jalan mengalami kerusakan tentu akan berakibat kendaraan yang
melewati jalan tersebut akan cepat rusak dan biaya operasional kendaraan akan lebih besar.Kondisi
sekarang adalah terjadinya kerusakan yang cukup parah, sehingga kendaraan tidak aman dan nyaman saat
melewati jalan tersebut. Dari hasil survey yang telah dilakukan dengan menggunakan format survey dari
Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah terdapat kerusakan yang bervariasi mulai dari rusak
ringan, sedang sampai berat. Kerusakan yang terjadi diperparah dengan kelebihan muatan dari kendaraan
yang melalui ruas jalan ini, selain kondisi curah hujan dan volume lalu lintas yang tinggi.Dari hasil
penelitian, kondisi jalan ruas Gunung Sarik Kuranji kota Padang STA 0+000 – 1+000 saat ini, kondisi baik
hanya sebesar 4,76 %, kondisi ringan 23,81 %, kondisi sedang 19,05 %, dan kondisi rusak berat 52,38 %.
Untuk itu perlu dilakukan penanganan segera, terhadap kerusakan yang terjadi dengan memperbaiki jalan
tersebut demi kelancaran lalu lintas kendaraan yang melewati jalan ini.

Kata Kunci : kerusakan jalan, curah hujan, lalu lintas.

Abstract

Mountain road section of Padang, a prayer one thing crowded roads passable by vehicles transporting
dugouts C ke PT. Semen Padang, Indarung. When traversed expected road condition hearts good condition,
so the vehicle that pass can bring dugouts hearts period the many and more effective, but if the damage
would result vehicles that pass through these roads will be fast damaged and operating costs vehicle will be
more big. Conditions now is enough severe damage, so the vehicle is not safe and comfortable as it passes
through the streets. From the survey findings has done with survey using format from the Ministry of
Settlement and Regional Infrastructure there is damage that varies from damaged light, medium up weight.
Damage happens compounded with overloaded from vehicles the singer through roads, in addition to
rainfall condition and its high volume traffic. From the results of research findings, road condition Gunung
Sarik Kuranji segment of Padang STA 0 + 000-1 + 000 before currently, good condition only by 4.76%,
23.81% light condition, condition was 19.05%, and condition heavy damage 52,38%. To review the handling
of should be done soon, against damage happens with fixing these roads for smooth traffic vehicles the road
passes singer.

Keywords: damage to roads, precipitation, traffic.

1. Pendahuluan masyarakat mandiri. Mobilitas masyarakat


1.1. Latar Belakang menjadi tinggi karena perkembangan
infrastruktur khususnya transprotasi jalan
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi meningkat memberikan fasilitas jalan yang
dan telah berlaku dan dilaksanakannya baik agar masyarakat dapat dengan lancar
kebijakan otonomi daerah di Indonesia, menjalankan kegiatan usahanya dan adanya
membawa manfaat yang besar bagi daerah rasa aman dan nyaman di jalan raya.
yaitu dengan mulai timbulnya perekonomian

DOI 10.21063/JM.2016.V18.2.26-34
© 2016 ITP Press. All right reserved. 26
Vol.18 No.2 Agustus 2016 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

Namun kondisi ini terbentur dengan 1.5 Studi Literatur


adanya beberapa ruas jalan yang salah
satunya adalah ruas jalan di daerah Gunung Kebutuhan akan pelayanan sebuah
Sarik kota Padang yang sedang mengalami jalan bersifat kualitatif dan mempunyai ciri
kerusakan cukup berat, dimana terlihat yang berbeda-beda tergantung pada waktu
banyaknya titik-titik kerusakan seperti perjalanan, jenis kendaraan, berat barang
permukaan jalan banyak yang berlubang yang diangkut dan lain-lain (Tamin 2000).
sehingga dapat membahayakan pengguna Pelayanan yang tidak sesuai dengan
jalan. Hal ini perlu menjadi perhatian, kenapa kebutuhan menjadi salah satu penyebab ruas
kondisi ini terjadi. jalan akan mengalami kerusakan sebelum
Dalam rangka mencari solusi bagi umur jalan tersebut habis.
masalah diatas maka dilakukanlah suatu Karakteristik campuran yang harus
penelitian dengan melakukan survey kondisi dimiliki oleh campuran aspal beton campuran
jalan meliputi pengamatan jenis kerusakan panas sebagai beriku , (Hendri Nofrianto,
yang terjadi, sehingga dapat diketahui solusi 2013) :
apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan 1. Stabilitas, kemampuan lapisan
kualitas jalan tersebut. perkerasan menerima beban lalu lintas.
2. Durabilitas ( Keawetan/Daya tahan)
1.2 Tujuan 3. Fleksibilitas (Kelenturan), kemampuan
lapisan untuk dapat mengikuti
Tujuan diadakannya penelitian ini deformasi yang terjadi akibat beban
adalah untuk mengetahui jenis kerusakan dan lalu lintas berulang.
tingkat kerusakan yang terjadi pada jalan 4. Workability (Mudah dikerjakan), harus
serta jenis perbaikan yang akan dilakukan mudah dikerjakan saat penghamparan
pada ruas jalan Gunung Sarik Kuranji Kota dan pemadatan.
Padang. STA 0+000 s/d 1+000. 5. Skid Resistance (Tahan
geser/Kekesatan).
1.3 Manfaat Penelitian 6. Rigidity (Kekakuab), harus memiliki
modulus kekakuan yang tinggi.
Manfaat yang diharapkan dari 7. Kedap air, agar bisa melindungi
penelitian ini adalah : lapisan perkerasan dibawahnya dari
1. Dapat memberikan informasi tentang kerusakan yang disebabkan air.
jenis kerusakan dan tingkat kerusakan 8. Ekonomis, menghasilkan jenis dan
yang terjadi. kombinasi bahan material sehingga
2. Memberikan informasi dan bahan mendapatkan suatu komposisi
masukan secara teknis kepada instansi campuran dengan biaya yang paling
terkait terutama untuk perencanaan murah.
sarana dan prasarana jalan Gunung
Sarik Kuranji Kota Padang. 2. Metodologi
1.4 Batasan Masalah Penelitian ini dilakukan pada jalan
Gunung Sarik Kuranji Kota Padang dengan
Dalam penelitian ini penulis titik pengamatan STA 0+000 s/d 1+000.
membatasi permasalahan sebagai berikut : Penelitian dilakukan dengan cara
1. Mengetahui jenis kerusakan yang pengambilan data dilakukan dengan
terjadi serta tingkat kerusakan yang mengamati jenis kerusakan yang terjadi,
terjadi. pemotretan sebanyak 20 kali setiap 50 m.
2. Data survey, perhitungan dan analisa Penelitian dilakukan dengan cara
mengacu pada pedoman Bina Marga. mengumpulkan data primer melalui
3. Lokasi penelitian dilakukan pada jalan pengamatan langsung di lapangan. Langkah
Gunung Sarik Kuranji Kota Padang pertama yang dilakukan adalah penyusunan
STA 0+000 s/d 1+000. rencana penelitian. Penyusunan rencana ini
meliputi pemeriksaan alat, formulir isian dan
penempatan petugas. Survey pendahuluan
(berupa penentuan titik pengamatan, lama

27
Vol.18 No.2 Agustus 2016 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

pengamatan), sedangkan survey utama 3.2. Analisa Data Penilaian Tingkat


(pemotretan, pencatatan jenis, ukuran dan Kerusakan Jalan
tingkat kerusakan).
Pengamatan dilakukan selam 7 hari Kondisi jalan sepanjang 1 Km terdapat
dalam seminggu meliputi : survey berbagai jenis kerusakan pada struktural
pendahuluan selama 2 hari dalam seminggu jalan. Jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada
yakni hari sabtu dan minggu, sedangkan ruas jalan tersebut dapat dilihat pada tabel 1 :
survey utama selama 5 hari yakni hari senin
sampai hari kamis. Dari hasil pengamatan Tabel 1. Analisa dan Penilaian Kondisi Jalan
selama 7 hari tersebut dapat diketahui titik- Hasil Analisa
Penilaian Kondisi Jalan
titik/lokasi yang mengalami kerusakan SSTA Pengamatan Rusak
Rusak Rusak
ringan, sedang dan berat. Visual Baik Ringa
Sedang Berat
n
RetakdanPenurunan
3. Hasil dan Pembahasan 0 + 000
Badan Jalan
Sedang
3.1. Data Hasil Pemotretan 0 + 050
AdanyaLubang
Berat
Dangkal,BekRoda
AdanyaLubang
Untuk mendukung hasil survey kondisi 0 + 100 Berat
Dangkal,BekasRoda
jalan, perlu dilakukan pemotretan pada AdanyaLubang
0 + 150 Dangkal,Bekas Berat
beberapa bagian jalan untuk mengetahui Roda
tingkat kerusakan jalan. Pada kondisi ini LubangDalam,
0 + 200 Berat
pemotretan dilakukan sebanyak 20 kali yaitu Bekas Roda
AdanyaLubang
setiap 50 m satu foto dan hasilnya dibagi 0 + 250 Dangkal,Bekas Berat
kedalam 3 kondisi sebagai berikut : Roda yang Dalam
AdanyaLubang
0 + 300 Dangkal,Bekas Berat
Foto Lapangan Roda yang Dalam
RetakdanPenurunan
0 + 350 Berat
Badan Jalan
AdanyaLubang
0 + 400 BesarDangkal, Berat
Bekas Roda
Adanya Lubang
0 + 450 Dangkal, Bekas Berat
Roda yang Dalam
RetakdanPenurunan
0 + 500
Badan Jalan
AdanyaLubangBesa
0 + 550 rDangkal,Bekas Sedang
Gambar 1. Retak Buaya Roda
Adanya Retak
0 + 600 Halus yang Tidak Ringan
Saling Berhubungan
RetakTidak
0 + 650 erhubungan, Retak Ringan
Halus
Retak dan
0 + 700 Penurunan Badan Ringan
Jalan
Adanya Lubang
0+ 750 Besar Dangkal, Berat
Bekas Roda
Gambar 2. Lobang Kecil dan Besar Adanya Retak
0 + 800 Halus yang Tidak Baik Ringan
Saling Berhubungan
Penurunan Badan
0 + 850 Sedang
Jalan
RetakTidakBerhubu
0 + 900 Ringan
ngan, Retak Halus
Retak dan
0 + 950 Penurunan Badan Berat
Jalan
Adanya Lubang
1 + 000 Besar Dangkal, Sedang
Bekas Roda
Gambar 3 Retak dan Penurunan badan Jalan Sumber : Hasi Data survey kondisi jalan 26 - 28 Januari 2015

28
Vol.18 No.2 Agustus 2016 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

Tabel 2. Hubungan Nilai RCI dengan Kondisi dari korelasi nilai Bump Integreter (BI)
Jalan berdasarkan survey mengunakan alat
No Jenis Permukaan
Kondisi ditinjau Nilai NAASRA, Sedangkan nilai RCI diperoleh
secara visual RCI
1 Jalan tanah dengan Tidak bisa 0 -2
berdasarkan survey secara visual. Namun
drainase yang jelek, dan dilalui sebagai pedoman dalam menentukan kondisi
semua tipe permukaan dan bentuk penanganan jalan
2 Semua tipe perkerasan Rusak berat 2-3
yang tidak diperhatikan banyak lubang
sejak lama (4 – 5 tahun dan seluruh Tabel 3. Hubungan Nilai IRI dan RCI
atau lebih) daerah terhadap Kondisi Jalan
perkerasan
3 Pemiliharaan lama, Rusak 3-4 RCI
Latasbum lama, batu bergelombang, IRI
kerikil banyak lubang
11 - < 16
4 Pemeliharaan setelah Agak rusak, 4-5 (m/km) < 11 % 16 - < 23 % > 23 %
%
pemakaian 2 tahun, kadang-kadang
Latasbum lama ada lubang,
<4 Baik, Sedang, Rusak Rusak
permukaan
Pemeli Pemeliha Ringan, Berat,
tidak rata
haraan raan Pemelihara Peningkata
5 Pemeliharaan baru, Cukup tidak ada 5-6
Rutin Rutin an Berkala n/Kontruksi
Latasbum baru Lasbutag atau sedikit
setelah pemakaian 2 sekali lubang,
tahun permukaan 4–8 Sedang Sedang, Rusak Rusak
jalan agak tidak , Pemeliha Ringan, Berat,
rata Pemeli raan Peningkata
6 Lapis tipis lama dari baik 6-7 haraan Berkala Pemelihara n/Kontruksi
hotmix, Latasbum baru, Berkal an Berkala
Lasbutag baru a
7 Hotmix setelah 2 tahun, Sangat baik, 7-8
Hotmix tipis diatas umumnya rata 8 – 12 Rusak Sedang, Rusak Rusak
permukaan Ringan Pemeliha Ringan, Berat,
8 Hotmix baru (Lataston, Sangat rata dan 8 - 10 , raan Peningkata
Laston) peningkatan teratur Pemeli Berkala Pemelihara n/Kontruksi
dengan mengunakan haraan an Berkala
lebih dari 1 lapi Berkal
a
Sumber : Petunjuk Pelaksanaan Subbidang Jalan Dinas
Pekerjaan Umum (2010) > 12 Rusak Sedang, Rusak Rusak
Berat,P Peningka Ringan, Berat,
eningk tan/ Peningkata
3.3. Hubungan Nilai IRI terhadap RCI atan / Kontruks Peningkata/ n/Kontruksi
Kontru i Kontruksi
ksi
Secara analitis nilai IRI dengan RCI
tidak berhubungan karena nilai IRI didapat Sumber : Petunjuk Pelaksanaan Subbidang Jalan Dinas
Pekerjaan Umum (2010)

Tabel 4. Dimensi Kerusakan Jalan


KRITERIA LUAS KERUSAKAN (M2) HUBUNGAN RCI TERHADAP
P L V KONDISI JALAN
No STA Penilaian Dimensi
Katagori Kerusakan / Nilai
Secara Visual Kerusakan Jalan m m m²
Kedalaman RCI
Retak 10-30 % Luas 9.5 3.05 29 6 (retak buaya) 4-5
Ravelling 10-30 % Luas 12 2.5 30 4 (Penurunan sedang)
0+000
1 - Jumlah Lubang 5 Buah 10.8 2.5 27 6 (>7,5 cm in depth)
0+050
Kerusakan Tepi Berat 23.2 1.1 25.52
Luas Setmen Jalan 50 5 250
Retak 10-30 % Luas 12.5 2 25 6 (retak buaya) 3-4
Ravelling Tidak ada - - -
0+050
2 - Jumlah Lubang 1 buah 3 4 12 3 (>7,5 cm in depth)
0+100
Kerusakan Tepi Ringan - - -
Luas Setmen Jalan 50 5 250
0+100
Retak 10-30 % Luas 5.25 3.67 14 6 (retak buaya) 3-4
3 -
0+150 Ravelling Tidak ada - - -

29
Vol.18 No.2 Agustus 2016 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

Jumlah Lubang 1 6 2 12 3 (>7,5 cm in depth)


Kerusakan Tepi Ringan - - -
Luas Setmen Jalan 50 5 250
Retak 10-30 % Luas 12.5 2 25 6 (retak buaya) 2-3
Ravelling Tidak ada - - -
0+150
4 - Jumlah Lubang 1 buah 3 4 12 3 (>7,5 cm in depth)
0+200
Kerusakan Tepi Ringan - - -
Luas Setmen Jalan 50 5 250
Retak 10-30 % Luas 11 3 33 6 (retak buaya) 2-3

0+200 Ravelling Tidak ada - - -


5 - Jumlah Lubang 2 3 6 18 3 (>7,5 cm in depth)
0+250 Kerusakan Tepi Berat 24,23 1,1 26,65
Luas Setmen Jalan 50 5 250
Retak Tidak ada - - - 2-3
Ravelling Tidak ada - - -
0+250
6 - Jumlah Lubang 10 buah 50 5 250 24 (>7,5 cm in depth)
0+300
Kerusakan Tepi Ringan - - -
Luas Setmen Jalan 50 5 250
Retak 10-30 % Luas 12,5 3 33 6 (retak buaya) 2-3
Ravelling Tidak ada - - -
0+300
Jumlah Lubang 1 buah 35 5 175 24 (>7,5 cm in depth)
7 -
0+350 Kerusakan Tepi Ringan

Luas Setmen Jalan 50 5 250


Retak 10-30 % Luas 9.5 2,9 27,55 6 (retak buaya) 4-5
Ravelling 0 – 10 % Luas 10,8 1,5 16,2 3 (penurunan tinggi)
0+350
8 - Jumlah Lubang 5 buah 10,8 2,5 27 6 (>7,5 cm in depth)
0+400
Kerusakan Tepi Berat 23,2 1,1 25,52
Luas Setmen Jalan 50 5 250
Retak 10-30 % Luas 12,5 2 25 6 (retak buaya) 2-3

0+400 Ravelling Tidak ada - - -


9 - Jumlah Lubang 1 buah 3 5 15 3 (>7,5 cm in depth)
0+450 Kerusakan Tepi Ringan -
Luas Setmen Jalan 50 5 250
Retak 10-30 % Luas 12.5 2 25 6 (retak buaya) 2-3
Ravelling Tidak ada - - -
0+450
10 - Jumlah Lubang 1 buah 3 4 12 3 (>7,5 cm in depth)
0+500
Kerusakan Tepi Ringan - - -
Luas Setmen Jalan 50 5 250
Retak 10-30 % Luas 9,5 3,05 29 6 (retak buaya) 4-5

0+500 Ravelling 10-30 % Luas 12 2,5 30 4 (penurunan sedang)


11 - Jumlah Lubang 5 buah 10,8 2,5 27 3 (>7,5 cm in depth)
0+550 Kerusakan Tepi Berat 23,2 1,1 25,52
Luas Setmen Jalan 50 5 250

Retak 10-30 % Luas 12,5 2 25 6 (retak buaya) 3-4

0+550 Ravelling Tidak ada - - -


12 - Jumlah Lubang 1 buah 3 3 9 3 (>7,5 cm in depth)
0+600 Kerusakan Tepi Ringan - - -
Luas Setmen Jalan 50 5 250

13 0+600 Retak 10-30 % Luas 8,4 5 42 6 (retak buaya) 4-5

30
Vol.18 No.2 Agustus 2016 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

- Ravelling Tidak ada - - -


0+650 Jumlah Lubang Tidak ada - - -
Kerusakan Tepi Ringan - - -
Luas Setmen Jalan 50 5 250

Retak 10-30 % Luas 3 2 6 6 (retak buaya) 4-5

0+650 Ravelling 0-10 % Luas 12 1,5 18 4 (penurunan sedang)


14 - Jumlah Lubang 5 buah - - -
0+700 Kerusakan Tepi Ringan - - -
Luas Setmen Jalan 50 5 250

Retak 10-30 % Luas 9,5 3,05 29 6 (retak buaya) 4-5

0+700 Ravelling 10-30 % Luas 15 2,5 37,5 4 (penurunan sedang)


15 - Jumlah Lubang 5 buah 10,8 2,5 27 6 (>7,5 cm in depth)
0+750 Kerusakan Tepi Berat 23,2 1,1 25,52
Luas Setmen Jalan 50 5 250

Retak 10-30 % Luas 12,5 2 25 6 (retak buaya) 3-4

0+750 Ravelling Tidak ada - - -


16 - Jumlah Lubang 1 buah 4 4 16 3 (>7,5 cm in depth)
0+800 Kerusakan Tepi Ringan - - -
Luas Setmen Jalan 50 5 250

Retak 10-30 % Luas 8 5 40 2 (retak garis) 6-7

0+800 Ravelling Tidak ada - - -


17 - Jumlah Lubang Tidak ada - - -
0+850 Kerusakan Tepi Ringan - - -
Luas Setmen Jalan 50 5 250

Retak 10-30 % Luas 13,6 1,25 17 4 (retak buaya) 4-5

0+900 Ravelling 10-30 % Luas 10 1,5 15 2 (penurunan sedang)


19 - Jumlah Lubang 5 buah - -
0+950 Kerusakan Tepi Ringan - -
Luas Setmen Jalan 50 5 250

Retak 10-30 % Luas 9,5 3,05 29 6 (retak buaya) 3-4

0+950 Ravelling 10-30 % Luas 25 1,75 43,75 4 (penurunan sedang)


20 - Jumlah Lubang 5 buah 10,8 2,5 27 6 (>7,5 cm in depth)
1+000
Kerusakan Tepi Berat 23,2 1,1 25,52
Luas Setmen Jalan 50 5 250

Kondisi Kerusakan Permukaan Jalan Penurunan (deppresion) badan jalan


a. Retak kulit buaya (Aligator Crack) juga terjadi pada jalan ruas Gunung Sarik
Kuranji kota padang pada STA 0+250, STA
Jalan berkondisi retak kulit buaya 0+350, STA 0+650, STA 0+900, penurunan
(alligator crack) ini terdapat pada STA 0 + (deppresion) badan jalan cukup signifikant
000 – STA 1+ 000, retak seluas 554,05 m² dengan kedalaman yang berfariasi yaitu
dan luas jalan 5 m² x 50 m² = 250 m² Retak antara 5 cm – 10 cm. dengan Penurunan
kulit buaya (Aligator Crack) ini mempunyai seluas 67 m² dan luas jalan 5 m² x 50 m² =
kedalaman yang cukup parah yaitu antara 1 250 m²
cm – 3 cm.
c. Jalan berlobang (Photoles)
b. Penurunan (Deppresion)
Pada jalan kota ruas Gunung Sarik
Kuranji kota padang sepanjang STA 0+000 –

31
Vol.18 No.2 Agustus 2016 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

STA 1+000 banyak terdapat kerusakan  Pengaruh dari lalulintas yang cukup
struktur badan jalan berupa, lobang-lobang padat karena banyaknya jumlah
cukup parah dengan ukuran dan kedalaman kendaraan
yang bervariasi. Bentuk lubang yang terjadi  Pengaruh dari beban kendaraan yang
beraneka rangam seperti bentuk bulat, overload
persegi, memanjang dan terjadi pada  Passing pemadatan perkerasan jalan
beberapa lokasi di antaranya adalah pada yang tidak merata
STA 0+000, STA 0+050, STA 0+150, STA
0+200, STA 0+250, STA 0+300, STA c. Analisis kerusakan perkerasan jalan yang
0+350, STA 0+400, STA 0+450, STA berlubang (photoles)
0+500, STA 0+500, STA 0+700, STA
0+750, STA 0+950, STA 1+000. Jumlah Kerusakan perkerasan jalan yang
lobang dari STA 0+000 – 1+000 berjumlah berlubang dapat disebabkan oleh beberapa
44 buah dengan luas 486 m² dan luas jalan 5 faktor antara lain :
m² x 50 m² = 250 m²
 Makin meningkatnya perkembangan
3.4. Analisis Kerusakan Permukaan Jalan kerusakan jalan lain seperti retak,
amblas, beralur yang tidak segera
a. Analisis kerusakan retak kulit buaya ditangani.
(aligator crack)  Terdapatnya permukaan aspal yang
Kerusakan perkerasan jalan berupa sudah aus
retak kulit buaya (aligator crack) dapat  Bahan/material aspal yang tidak sesuai
disebabkan antara lain oleh : dengan mutu
 Lapis pondasi yang kurang baik  Mutu aggregat base yang tidak sesuai
 Kualitas perkerasan jalan yang kurang dengan standar
baik, sehingga menyebabkan  Beban kendaraan yang melebihi
perkerasan lemah atau lapis aspal yang standar ketentuan (overload)
rapuh  Pemakaian aspal yang kurang
 Kemungkinan terdapatnya campuran  Lapisan aspal yang kurang
aspal yang kurang baik
 Butiran halus terlalu banyak
 Pelapukan pada aspal
 Terdapatnya genangan air karena tidak
 Penggunaan aspal yang kurang atau berfungsinya salura samping
tidak sesuai dengan ukuran
(drainase)
 Pemadatan yang tidak merata dan tidak  Umur jalan sudah melebihi umur
sesuai standar (spesifikasi)
rencana.
 Tingginya muka air tanah pada
perkerasan jalan 4. Pembahasan
 Lapisan bawah kurang stabil
Alternatif Solusi Permanen
b. Analisis kerusakan berupa penurunan Alternatif solusi permanen yang dapat
(depression) dilakukan untuk berbagai jenis kerusakan
Penurunan (depression) perkerasan yang terdapat pada jalan ruas Gunung Sarik
jalan dapat disebakan oleh beberapa faktor Kuranji kota padang STA 0+000 – STA
antra lain : 1+000 adalah sebagai berikut :
1. Dengan cara membongkar kembali
 Tanah dasar tidak kuat mendukung lapis pondasi bawah dan lapis pondasi
beban lalulintas karena daya atas, kemudian dipadatkan dengan cara
dukungnya rendah yang disebabkan per layer dan ditutup kembali dengan
banyaknya tanah humus dan aspal. Selanjutnya baru dilaksanakan
pelapukan. pekerjaan lapis overlay secara
 Lapisan pondasi turun yang keseluruhan dengan menambah
kemungkinan disebabkan oleh ketebalan lapis permukaan aspal
tingginya muka air tanah (desain ulang tebal perkerasan).

32
Vol.18 No.2 Agustus 2016 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

2. Dengan menambah lebar jalan dari mengganti lapis permukaan dengan


kondisi yang ada sekarang yaitu 5 rigit pavement.
meter menjadi minimal 6 meter atau 4. Kondisi jalan kota ruas Gunung Sarik
sesuai standar yang telah ditentukan. Kuranji kota Padang STA 0+000 –
STA 1+000, kondisi baik sebesar 4.76
3. Dengan mengganti perkerasan jalan %, kondisi kerusakan ringan 23.81 %,
yang ada sekarang dari perkerasan kondisi rusak sedang 19.05 % dan
lentur (flexible pavement) menjadi kondisi rusak berat 52.38 %.
perkerasan kaku (rigit pavement)
4. Membuat dan membedakan jalur 5.2. Saran
khusus untuk truk atau angkutan
bermuatan berat dengan jalur umum. Setelah dilakukan penelitian jalan ruas
5. Saluran yang sudah dinormalisasi agar Gunung Sarik Kuranji kota Padang, dapat
tidak mudah tersumbat diperkeras diberikan saran sebagai berikut :
dengan pekerjaan pasangan batu 1. Perlu desain ulang tebal lapis
mortar. perkerasan jalan (perkerasan lentur)
sehingga diperoleh tebal lapis
5. Kesimpulan dan Saran perkerasan jalan (perkerasan lentur)
5.1Kesimpulan yang mampu menahan beban
kendaraan yang ada.
Dari hasil survey secara visual jalan 2. Perlu dibuat saluran samping
kota ruas Gunung Sarik Kuranji kota Padang sepanjang ruas jalan, agar air tidak
STA 0+000 – STA 1+000 dapat diambil menggenangi badan jalan sehingga
kesimpulan sebagai berikut : dapat menjaga ketahanan dan keawetan
1. Berdasarkan hasil survey lapangan jalan.
dapat diketahui jenis-jenis kerusakan 3. Perlunya dilakukan perawatan berkala
perkerasan jalan pada jalan kota ruas terhadap jalan oleh instansi terkait
Gunung Sarik Kuranji kota padang sehingga kondisi jalan selalu dalam
STA 0+000 – STA 1+000. Antara lain keadaan baik.
adalah retak buaya (alligator crack), 4. Disarankan agar mengganti perkerasan
penurunan (depression) dan berlobang lentur dengan perkerasan kaku (Rigit
(phatoles). Pavement).
2. Berdasarkan penelitian di lapangan
dapat diketahui beberapa faktor
penyebab kerusakan jalan kota ruas Daftar Pustaka
Gunung Sarik Kuranji kota Padang
STA 0+000 – STA 1+000 antara lain
kelebihan beban kendaraan (overload), Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat
mutu material yang kurang baik, Bina Marga Petunjuk Pelaksanaan
pemadatan yang tidak merata, sudah subbidang jalan No.15/ PRT/M/2010.
melebihi umur rencana jalan dan Petunjuk rinci kondisi jalan beraspal
faktor air yang tidak terkendali karena Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat
tidak adanya saluran samping Bina Marga Petunjuk Teknis
(drainase) jalan sehingga air No.15/PRT/M/2007. Petunjuk rinci
menggenang di badan jalan. kondisi jalan beraspal
3. Berdasarkan hasil penelitian di Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat
lapangan dapat diketahui solusi Bina Marga (1995). Petunjuk Teknis
penanganan kerusakan jalan kota ruas No.024/T/Bn/1995. Petunjuk
Gunung Sarik Kuranji kota padang Pelaksanaan Pemeliharaan Jalan.
STA 0+000 – STA 1+000 antara lain JICA (2006), Seri Panduan Pemeliharaan
dengan penanganan sementara yaitu Jalan edisi II, Teknik Evaluasi Kinerja
dengan pekerjaan patching dan Perkerasan Jalan Lentur, Puslitbang
levelling, sedangkan untk penanganan Jalan dan Jembatan ISBN 979-95959-
permanen adalah dengan melakukan 7-5, Puslitbang Jalan dan Jembatan
lapis ulang (overlay) atau dengan Departemen Pekerjaan Umum.

33
Vol.18 No.2 Agustus 2016 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

Nofrianto Hendri, 2013, Perkerasan Jalan


Raya, Padang, CV. Andi Offset.
Pedoman Perencanaan Lapis Pondasi No.
02/Bta/2006 Tahun 2006.
Pedoman untuk Perencanaan Geometri Jalan
Antar Kota, Ditjen Bina Marga No.
038/T/BM/1997 Tahun 1997
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 1990 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
38 Tahun 2004 tentang Jalan.

34

Anda mungkin juga menyukai