Bab Iii DM Fix
Bab Iii DM Fix
TINJAUAN PUSTAKA
3.1.1 Definisi
Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolic dengan
insulin atau kedua-duanya Diabetes adalah penyakit kronis serius yang terjadi
karena pankreas tidak menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula
darah atau glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan
dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau
sekresi insulin. Gejala yang dikeluhkan pada penderita Diabetes Melitus yaitu
masalah kesehatan masyarakat yang penting, menjadi salah satu dari empat
penyakit tidak menular prioritas yang menjadi target tindak lanjut oleh para
pemimpin dunia. Jumlah kasus dan prevalensi diabetes terus meningkat selama
3.1.2 Etiologi
10
1. Kegagalan sel beta pancreas: Pada saat diagnosis DM tipe-2 ditegakkan,
fungsi sel beta sudah sangat berkurang. Obat anti diabetik yang bekerja melalui
jalur ini adalah sulfonilurea, meglitinid, GLP-1 agonis dan DPP-4 inhibitor.
2. Liver: Pada penderita DM tipe-2 terjadi resistensi insulin yang berat dan
gangguan transport glukosa dalam sel otot, penurunan sintesis glikogen, dan
penurunan oksidasi glukosa. Obat yang bekerja di jalur ini adalah metformin, dan
tiazolidindion.
4. Sel lemak: Sel lemak yang resisten terhadap efek antilipolisis dari
insulin, menyebabkan peningkatan proses lipolysis dan kadar asam lemak bebas
(FFA=Free Fatty Acid) dalam plasma. Penigkatan FFA akan merangsang proses
glukoneogenesis, dan mencetuskan resistensi insulin di liver dan otot. FFA juga
akan mengganggu sekresi insulin. Gangguan yang disebabkan oleh FFA ini
disebut sebagai lipotoxocity. Obat yang bekerja dijalur ini adalah tiazolidindion.
5. Usus: Glukosa yang ditelan memicu respon insulin jauh lebih besar
dibanding kalau diberikan secara intravena. Efek yang dikenal sebagai efek
11
inhibitory polypeptide). Pada penderita DM tipe-2 didapatkan defisiensi GLP-1
dan resisten terhadap GIP. Disamping hal tersebut incretin segera dipecah oleh
keberadaan ensim DPP-4, sehingga hanya bekerja dalam beberapa menit. Obat
yang kemudian diserap oleh usus dan berakibat meningkatkan glukosa darah
setelah makan. Obat yang bekerja untuk menghambat kinerja ensim alfa-
6. Sel Alpha Pancreas: Sel-α pancreas merupakan organ ke-6 yang berperan
dalam hiperglikemia dan sudah diketahui sejak 1970. Sel-α berfungsi dalam
sintesis glukagon yang dalam keadaan puasa kadarnya di dalam plasma akan
secara signifikan dibanding individu yang normal. Obat yang menghambat sekresi
tipe-2. Ginjal memfiltrasi sekitar 163 gram glukosa sehari. Sembilan puluh persen
dari glukosa terfiltrasi ini akan diserap kembali melalui peran SGLT-2 (Sodium
sisanya akan di absorbsi melalui peran SGLT-1 pada tubulus desenden dan
asenden, sehingga akhirnya tidak ada glukosa dalam urine. Pada penderita DM
terjadi peningkatan ekspresi gen SGLT-2. Obat yang menghambat kinerja SGLT-
12
2 ini akan menghambat penyerapan kembali glukosa di tubulus ginjal sehingga
glukosa akan dikeluarkan lewat urine. Obat yang bekerja di jalur ini adalah
8. Otak: Insulin merupakan penekan nafsu makan yang kuat. Pada individu
asupan makanan justru meningkat akibat adanya resistensi insulin yang juga
terjadi di otak. Obat yang bekerja di jalur Ini adalah GLP-1 agonis, amylin dan
bromokriptin.
klasifikasi dengan dasar yang sama seperti klasifikasi yang dibuat oleh organisasi
sebagai berikut :
secara absolut. Penyebab dari kerusakan sel beta antara lain autoimun
dan idiopatik.
13
Penyebab DM tipe 2 seperti yang diketahui adalah resistensi insulin.
Insulin dalam jumlah yang cukup tetapi tidak dapat bekerja secara
oleh defek genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit
3.1.4 Epidemiologi
DM tipe 2 Jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai 240 juta jiwa.
dan terus meningkat. DM tipe 2 lebih banyak diderita oleh orang dengan
umur > 40 tahun dan orang dengan obesitas. Kelompok umur remaja dan
mellitus.
Gejala diabetes dapat digolongkan menjdi gejala akut dan gejala kronik.
14
a. Gejala akut diabetes mellitus
saat tertentu.
gejala :
dalam kandungan, atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4 kg.
15
3.1.6 Patofisiologi Diabetes Melitus (DM)
bekerja secara optimal, jumlah insulin yang tidak memenuhi kebutuhan atau
pertama karena kerusakan pada sel-sel beta pankreas karena pengaruh dari
luar seperti zat kimia, virus dan bakteri. Penyebab yang kedua adalah
penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pankreas dan yang ketiga karena
kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer. Insulin yang disekresi oleh sel
beta pankreas berfungsi untuk mengatur kadar glukosa darah dalam tubuh.
Kadar glukosa darah yang tinggi akan menstimulasi sel beta pankreas untuk
mengsekresi insulin. Sel beta pankreas yang tidak berfungsi secara optimal
glukosa darah tinggi. Penyebab dari kerusakan sel beta pankreas sangat
prereseptor dan post reseptor sehingga dibutuhkan insulin yang lebih banyak
normal.
16
produksi glukosa oleh hati menurun. Penurunan sensitivitas tersebut juga
dan air, atau meningkatnya tekanan dari dalam tubuh pada sirkulasi
17
plasma insulin dengan rendahnya HDL (<35 mg/dl) sering didapat pada
pasien Diabetes.
18
c. Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dl dengan keluhan
klasik.
(NGSP).
a. Definisi
Neuropati diabetik adalah adanya gejala dan atau tanda dari disfungsi
saraf penderita diabetes tanpa ada penyebab lain selain. Diabetes Melitus
b. Gejala Klinis
Gejala bergantung pada tipe neuropati dan saraf yang terlibat. Gejala bisa
darah yang muncul antara lain nyeri (pada malam hari), ujung kaki terasa
19
- Neuropati Perifer : Neuropati Perifer merupakan kerusakan saraf pada
lengan dan tungkai. Biasanya terjadi terlebih dahulu pada kaki dan
perifer meliputi:
ringan
hari.
terutama pada pergelangan kaki. Hal itu mengakibatkan perubahan cara berjalan
dan perubahan bentuk kaki, seperti hammertoes. Akibat adanya penekanan atau
luka pada daerah yang mengalami mati rasa, sering timbul ulkus pada kaki
penderita neuropati diabetik perifer. Jika tidak ditangani secara tepat, maka dapat
terkena DM.
20
total pasien diabetes melitus. Neuropati diabetik paling sering terjadi
pada DM tipe II. Sekitar 10% pasien mengeluhkan gejala neuropati saat
insulin, harus mentaati diet terus menerus baik dalam jumlah kalori,
komposisi dan wakm makan harus diatur. Ketaatan ini sangat diperlukan
aktivitas lain.
menyertai/suntikan insulin.
menjadi lebih baik, sehingga insulin yang ada walaupun relative kurang,
21
dapat dipakai dengan lebih efektif. Lakukan olahraga 1-2 jam sesudah
latihan jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat oral
5 golongan:
Sulfonilurea
Glinid
Metformin
Tiazolidindion
22
e. Penghambat SGLT-2 (Sodium Glucose Co- transporter 2)
a. Insulin
23
Tabel 2. Profil beberapa sediaan insulin yang beredar di Indonesia
dalam tubuh dan tetap aktif di dalam tubuh sangat bcrvariasi dari setiap
individu).
5. Usia
24
3. Terapi Kombinasi
Pada pasien yang disertai dengan alasan klinis dimana insulin tidak
3.1.11 Monitoring
Glukosa darah pada waktu yang lain secara berkala sesuai dengan
kebutuhan.
a. Pemeriksaan HbA1C
25
HbA1C), merupakan cara yang digunakan untuk menilai efek
tiap bulan pada keadaan HbA1c yang sangat tinggi (> 10%). Pada
26
terapi yang diberikan. Waktu yang dianjurkan adalah pada saat
Saat ini terdapat cara lain seperti pemeriksaan (GA) yang dapat
27
3.1.12 Komplikasi
a) Hipoglikemia
kurang tepat
b) Ketoasidosis diabetic
600 mg/dl.
28
2) Komplikasi metabolik kronik
29
terkadang tidak disertai dengan nyeri dada disebut dengan SMI
3.1.13 Pencegahan
30