Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sebagai suat proses yang dinamis dari waktu ke waktu mengalami
perubahan dan perkembangan sesuai dengan dinamika masyarakat. Pada awal Orde Baru
sampai sekitar 1980-an kita melihat perkembangan pendidikan yang sasarannya ditujukan
pada pemerataan pendidikan. Menjelang tahun 2000, lebih dari 5juta warga negara telah
berada disemua jemjang, jalur dari jenis pendidikan nasional kita. Hal ini menunjukkan
keberhasilan memperoleh pendidikan bagi warga negara kita. Namun demikian pada akhir-
akhir ini kita behadapan dengan masalah peningkatan kualitas dan relevensi pendidikan
(Jalal F, 2001: 20)
Layanan bimbingan dan konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan
berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru bimbingan dan
konseling untuk menfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli untuk mencapai
kemandirian, dalam wujud kemampuan memahami, menerima, mengarahkan, mengambil
keputusan, dan merealisasikan diri secara bertanggung jawab sehingga mencapai
kebahagiaan dan kesejahteraan dalam hidupnya. Oleh sebab itu pelaksanaan bimbingan
dan konseling disekolah harus berdasarkan pada potensi pskologis dari peserta didik.
Layanan bimbingan befungsi membantu siswa dalam mengatasi masalah-masalah
belajar serta masalah-maslah pribadi yang berpengaruh pada kebutuhan belajar. Layanan
Bimbingan Konseling meliputi kegiatan layanan pengumpulan data, layanan konseling,
layanan informasi dan penempatan serta layanan penelitian, dan penilaian.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini hal-hal yang akan dibahas antara lain :

1. Apa yang dimaksud dengan Bimbingan Konseling Belajar.?


2. Apa tujuan dari Bimbingan Konseling Belajar.?
3. Apa fungsi dari Layanan Bimbingan Konseling Belajar .?
4. Apa manfaat dari Bimbingan Konseling Belajar.?
5. Bagaimana ruang lingkup Bimbingan Konseling Belajar.?
6. Bagaimana prosedur Bimbingan Belajar.?

C. Tujuan penulisan

Tujuan yang dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :

1. Mampu menjelaskan apa itu bimbingan konseling belajar


2. Mampu menjelaskan apa itu tujuan dari bimbingan konseling belajar
3. Mampu menjelaskan fungsi dari layanan bimbingan konseling belajar
4. Mampu menjelaskan manfaaat bimbingan konseling belajar
5. Mampu menjelaskan ruang lingkup bimbingan konseling belajar
6. Mampu menjelaskan dan menerapkan prosedur bimbingan belajar.

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Bimbingan Konseling Belajar


Prayitno dan Eman Amti (2004: 99) menjelaskan bahwa Bimbingan adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau bebeapa
orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan
individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang
berlaku.
Pepinsky7 dalam Shertzer & Stone (1974) mengatakan Konseling adalah suatu
proses dimana konselor membantu konseli dalam membuat interpretasi tentang fakta-fakta
yang berhungan dengan pilihan, rencana penyesuaian, serta perubahan tingkah laku.
Beberapa unsur yang nampak dari pendapat ini ialah bahwa konseling adalah:
1. Proses interaksi antara dua individu (konselor dan konseli/ klient)
2. Dilakukan dalam suasana professional
3. Berfungsi dan befungsi sebagai alat (wadah) untuk memudahkan perubahan
tingkah laku klient/ konseli.
Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-
pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konsta dan
berbekas.
Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objectif, logis, dan
berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan
Knseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli untuk mencapai
kemandirian dalam hidupnya.
Bimbingan konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu
yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai poyensi yang dimiliki
dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu, dapat memahami
dirinya sendiri untuk menapai perkembangan optimal, mandiri serta dapat melaksanakan
masa depan yang lebih baik untuk mencapai masa depan yang lebih baik.
Bimbingan Konseling Belajar adalah proses pemberian bantuan konselor atau guru
bimbingan dan konseling kepada peserta didik/konseli dalam mengenali potensi diri untuk
belajar, memiliki sikap dan ketrampilan belajar,terampil merencanakan pendidikan,
memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai
hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan,kesejahteraan, dan
kebahagiaan dalam hidupnya.

B. Tujuan Bimbingan Konseling Belajar


Tujuan merupakan hasil akhir yang ditentukan untuk dicapai dalam waktu tertentu
oleh perusahaan, organisasi, atau orang yang dibebani tanggungjawab umtuk itu (Marbun,
2003:376). Sedangkan menurut Kartono K dan Gulo D (2003: 192) tujuan atau goal
diartikan sebagai keadaan atau objek kearah mana tingkah laku organisme diarahkan,
misalnya menguranagi rasa lapar atau memenagkan hadiah. Dengan demikian tujuan
memiliki makna jangka panjang, artinya berbeda dengan sasaran memiliki target yang

2
3

hanya membutuhkan waktu jangka pendek (lenih pendek dari tujuan) dan sering
bersifat kuantitatif.
Menurut Prayitno dan Amti E (2004: 114) menyebutkan tujuan umum dan tujuan
khusus dalam bimbingan dan konseling sebagai berikut.
1. Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu
memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan
dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-
bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga,
pendidikan, status social ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif
lingkungannya.
2. Tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan penjabaran tujuan umum
tersebut yang dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami
oleh individu yang bersangkutan, sesuai dengan kompleksitaspermasalahannya
itu. Masalah-masalah individu bermacam ragam jenis, intensitas dan sangkut
pautnya, serta masing-masing bersifat unik.

Sesuai dengan permendikbud Nomor 111 Tahun 2014, tujuan umum layanan
bimbingan dan konseling adlah membantu peserta didik/konseli agar dapat mencapai
kematangan, dan kemandirian dalan hidupnya serta menjalankan tugas-tugas
perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, social, belajar, karir secara utuh dan
optimal. Tujuan Khusus layanan bimbingan dan konseling adalah membantu konseli agar
mampu:

1. Memahami dan menerima diri dan lingkungannya


2. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan kair dan
kehidupannya dimasa yang akan dating
3. Mengmbangkan potensinya seoptimal mungkin
4. Menyesuaikan diri dengan lingkungannya
5. Mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapinya dalam kehidupannya dan
6. Mengaktualisasikan dirinya secara bertanggung jawab.

Bimbiangan dan Konseling belajar bertujuan membantu peserta didik untuk:

1. Memehami potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan belajar
2. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif
3. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat
4. Memiliki ketrampilan belajar yang efektif
5. Memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya, dan
6. Memiliki kesiapan mengahadapi ujian.

C. Fungsi Layanan Bimbingan Konseling Belajar

Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling berdasarkan Permendikbud Nomor 111


Tahun 2014 pasal 2 adalah :
1. Pemahaman diri dan lingkungan
2. Fasilitasi pertumbuhan dan perkembangan
3. Penyesuaian diri dengan diri sendiri dan lingkungan
4

4. Penyaluran pilihan pendidikan, pekerjaan, dan karir


5. Pencegahan rimblnya masalah
6. Perbaikan dan penyembuhan
7. Pemeliharaan kondisi pribadi dan situasi yang kondusif untuk perkembangan diri
konseli
8. Pengembangan potensi optimal
9. Advokasi diri terhadap perlakuan diskriminatif, dan
10. Membangun adaptasi pendidik dan tenaga kependidikan terhadap program dan
aktivitas pendidikan sesuai dengan latar belakang pendidikan, bakat, minat, belajar,
social, dan karir.

Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling belajar adalah sebagai berikut :

1. Membantu individu/ siswa untuk memperoleh gambaran yang objektif dan jelas
tentang potensi, watak, minat, sikap, dan kebiasaannya agar ia dapat mrnghindarkan
diri dari hal-hal yang tidak diinginkan.
2. Membantu individu/ siswa untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan, bakat, minat, dan kemampuannya serta membantu siswa itu untuk
menentukan cara yang efektif dan efisien dalam menyelesaikan bidang pendidikan
yang telah dipilihnya agar tercapai hasil yang diharapkan.
3. Membantu individu/siswa untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang
kemungkinan-kemungkinan dan kecenderungan-kecenderungan dalam lapangan
pekerjaan agar ia dapat melakukan pilihan yang tepat diantara pilihan lapangan
pekerjaan tersebut. Disamping itu, membantunya untuk mendapatkan kemajuan yang
memuaskan dalam pekerjaannya sambil memberikan sumbangan secara maksimal
terhadap masyarakatnya.

D. Manfaat dari Bimbingan Belajar

Banyak manfaat yang bisa diperoleh siswa dengan mengikuti bimbingan belajar. Siswa
terbantu untuk memahami pelajaran yang belum dikuasai atau dipahami. Pada sekolah formal
waktu pelajaran setiap mata pelajaran dibatasi, sehingga guru sering tidak tuntas dalam
menyampaikan materi dan tidak bisa menjelaskan panjang lebar. Ini menjadi penyebab siswa
mengikuti bimbingan belajar diluar jam sekolah formal. Materi yang seharusnya dapat
tersampaikan dalam waktu satu minggu menjadi sebulan. Jadi dengan mengikuti bimbingan
belajar siswa dapat bertanya dan berdiskusi tentang segala sesuatu yang dirasa masih
membingungkannya. Mereka juga akan mendapatkan jawaban-jawaban yang praktis. Praktis
disini yang dimaksud adalah cara sederhana yang lebih menyingkat waktu untuk menjawab
soal-soal tersebut.

Dengan adanya kepercayaan bahwa bimbingan belajar mampu membantu siswa dalam
menyelesaikan masalahakadeknya dan banyak siswa yang bergabung dengan lembaga
bimbingan belajar. Maka banyak lembaga bimbingan belajar yang mendapat keuntungan dari
bisnis ini. Selain mendapat keuuntungan dari berbisnis, lembaga bimbingan belajar juaga
memiliki fungsi yang strategis untuk menjaga dan meningkatkan prestasi belajar siswa
disekolah. Dengan alasan bahwa orang tua sibuk dengan pekerjaan masing-masing atau belum
5

adanya fasilitas yang mendukung seperti tidak adanya teman belajar, maka orang tua
memfasilitasi anak untuk mendapatkan bimbingan belajar dari pihak luar atau lembaga terkait.

Selain membantu siswa dalam memahami pelajaran yang belum dikuasai dan
meningkatkan prestasi belajar siswa, menurut dewintaprasti (2012) bimbingan belajar juga
memberikan manfaat yang lain, yang meliputi :

1. Membantu guru dalam mendidik dan mengajari siswa


2. Mwmudahkan siswa dalam belajar (memecahkan PR sekolah, mendapat kisi-kisi yang
akan di UAS kan, dll) dan meningkatkan prestasi belajar.
3. Menambah pengetahuan baru yang belum dimiliki oleh siswa.
4. Menambah teman baru.
5. Mengembangkan atau menambah metode belajar yang baru untuk siswa.

bimbingan belajar sangat membantu siswa dan guru. Bagi siswa bimbingan belajar membantu
siswa dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan akademiknya. Bagi guru bimbingan
belajar mempunyai pengaruh yang positif yaitu dengan adanya biimbingan belajar memudahkan
guru dalam menjelaskan materi dan tidak banyak siswa yang bertanya, karena materi tersebut
sudah dijelaskan dlam bimbingan belajar.

Menurut Devi Prasetyoningrum (2013) bahwa keberadaan bimbingan belajar tidak akan
mengancam sekolah firmal, karena bimbingan belajar dan sekolah formal iibarat kapal dan
sekocinya. Bila sebuah kapal mengalami gangguan dan mengakitabakan tidak dapat berlayar
ditengah lautan maka sekoci mampu menyelamatkan penumpangnya untuk sampai ke tujuan.
Seperti halnya bila sekolah formal lemah dalam meningkatkan kemampuan siswanya maka
bimbingan belajar dapaat memberikan bantuan untuk menyempurnakan kemampuan siswanya
tersebut. Jadi keberadaan bimbingan belajar tidaklah mengancam sekolah formal, tetapi justru
membantu.

Menurut Ki Hajar Dewantara dalam buku yang berjudul Pengantar Pendidikan, Zahara Idris dan
Lisma Jamal (1992:29) mengemukaakan bahwa tujuan pendidikan agar anak sebagi manusiadan
anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya.

Dalam buku yang berjudul Pengantar Pendidikan, Zahara Idris dan Lisma Jamal (1992:30)
dalam UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab II pasal 4 dicantumkan
tujuan Pendidikan Nasional. Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatn dan kebangsaan.
Kegiatan belajar di sekolah merupakan bagian integral dari keseluruhan program sekolah,
yang berarti tujuan yang ingin dicapai sekolah merupakan tujuan yang ingin dicapai bimbingan.
Menurut Handoko Alex (2012) tujuan bimbingan belajar adalah sebagai berikut :
6

1. Mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi seorang anak atau kelompok anak.
2. Menunjukkan cara-cara mempelajari sesuai dan menggunakan buku pelajaran.
3. Memberikan informasi (saran dan petunjuk) bagi yang memanfaatkan perpustakaan.
4. Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan dan ujian.
5. Memilih suatu bidang studi sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan, cita-cita dan kondisi fisik
atau kesehatan.
6. Menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi tertentu.
7. Menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal belajarnya.
8. Memilih pelajaran tambahan baik yang berhubungan dengan pelajaran di sekolah maupun untuk
pengembangan bakat dan karir di masa depan
Usaha yang dilakukan yang dilakukan bimbingan belajar untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa yaitu usaha untuk mengurangi faktor yang dapat menghambat prestasi belajar.
Upaya-upaya yang dilakukan bimbingan belajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu
dengan memberikan rumus-rumus praktis yang digunakan dalam memecahkan soal. Selain itu,
pihak bimbel juga memberikan buku-buku (modul) pelajaran yang tidak ada pada sekolah formal,
sehingga dapat menambah pengetahuan siswa. Pihak bimbingan belajar juga menerapkan beberapa
teknik, yaitu bimbingan secara kelompok dan secara individu. Bimbingan secara kelompok yaitu
suatu bimbingan yang diberikan kepada individu secara kelompok, maksudnya terdapat sejumlah
individu yang mempunyai permasalahan yang sama. Bimbingan ini bersifat informatif dan
adjustif. Bimbingan yang bersifat informatif seperti ceramah, nasihat, penggunaan media tulis dan
media elektronik secara berkelompok. Sedangkan bimbingan yang bersifat adjustif adalah bantuan
kepada individu dalam membina hubungan dan menyesuaikan diri denngan orang lain seperti
belajar kelompok.
Sedangkan bimbingan secara individu yaitu suatu bimbingan yang diberikan siswa dalam
situasi individual. Seperti pada bimbingan kelompok, pada bimbingan individu juga bersifat
informatif tetapi, tidak bersifat adjustif.
Dengan adanya program bimbingan belajar setiap masalah yang dihadapi siswa yang dapat
mengganggu kegiatan belajar akan terselesaikan dan usaha untuk mencapai tujuan kedepanpun
akan lebih mudah.
Bimbingan belajar merupakan bagian terpenting bagi peserta didik, mengingat pada saat
ini peserta didik dituntut untuk bisa berkompetensi. Oleh karena itu siswa diharapkan mengikuti
7

bimbingan belajar sebagai alat untuk menghadapi tantangan di masa depan. Selain itu, manfaat
dari bimbingan belajar adalah dapat membuat siswa semakin kreatif pada kegiatan belajar
mengajar, dan dapat meningkatkan prestasi pada sekolahnya. Maka sangat penting bagi peserta
didik untuk mengikuti bimbingan belajar, agar mereka mampu bersaing dengan tuntutan zaman
pada saat ini. Manfaat Bimbingan Belajar bagi siswa adalah tersedianya kondisi belajar yang
nyaman, terperhatikannya karakteristik pribadi siswa, dan siswa dapat mereduksi kemungkinan
kesulitan belajar.

E. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling Belajar

Lingkup Bimbingan dan Konseling Belajar terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan
yang menunjang efisiensi dan keefektivan belajar pad asatuan pendidikan dan sepanjang
kehidupannya, menyelesaikan studi pada satuan pendidikan, memilih studi lannjut, dan makna
prestasi akademik dan non akademik dalam pendidikan, dunia kerja dan kehidupan masyarakat.

. F. Prosedur Bimbingan Belajar


Secara umum, prosedur bimbingan belajar dapat ditempuh melalui langkah-langkah
sebagai berikut :

1. Identifikasi Kasus
Identifikasi kasus merupakan upaya untuk menemukan siswa yang diduga memerlukan
layanan bimbingan belajar. Robinson dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003) memberikan
beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi siswa yang diduga mebutuhkan
layanan bimbingan belajar, yakni :
a. Call them approach; melakukan wawancara dengan memanggil semua siswa secara
bergiliran sehingga dengan cara ini akan dapat ditemukan siswa yang benar-benar
membutuhkan layanan bimbingan.
b. Maintain good relationship; menciptakan hubungan yang baik, penuh keakraban sehingga
tidak terjadi jurang pemisah antara guru dengan siswa. Hal ini dapat dilaksanakan melalui
berbagai cara yang tidak hanya terbatas pada hubungan kegiatan belajar mengajar saja,
misalnya melalui kegiatan ekstra kurikuler, rekreasi dan situasi-situasi informal lainnya.
c. Developing a desire for counseling; menciptakan suasana yang menimbulkan ke arah
penyadaran siswa akan masalah yang dihadapinya. Misalnya dengan cara mendiskusikan
dengan siswa yang bersangkutan tentang hasil dari suatu tes, seperti tes inteligensi, tes bakat,
8

dan hasil pengukuran lainnya untuk dianalisis bersama serta diupayakan berbagai tindak
lanjutnya.
d. Melakukan analisis terhadap hasil belajar siswa, dengan cara ini bisa diketahui tingkat
dan jenis kesulitan atau kegagalan belajar yang dihadapi siswa.
e. Melakukan analisis sosiometris, dengan cara ini dapat ditemukan siswa yang diduga
mengalami kesulitan penyesuaian social.

2. Identifikasi Masalah
Langkah ini merupakan upaya untuk memahami jenis, karakteristik kesulitan atau masalah
yang dihadapi siswa. Dalam konteks Proses Belajar Mengajar, permasalahan siswa dapat
berkenaan dengan aspek : (a) substansial – material; (b) struktural – fungsional; (c) behavioral;
dan atau (d) personality. Untuk mengidentifikasi masalah siswa, Prayitno dkk. telah
mengembangkan suatu instrumen untuk melacak masalah siswa, dengan apa yang disebut Alat
Ungkap Masalah (AUM). Instrumen ini sangat membantu untuk mendeteksi lokasi kesulitan yang
dihadapi siswa, seputar aspek : (a) jasmani dan kesehatan; (b) diri pribadi; (c) hubungan sosial; (d)
ekonomi dan keuangan; (e) karier dan pekerjaan; (f) pendidikan dan pelajaran; (g) agama, nilai
dan moral; (h) hubungan muda-mudi; (i) keadaan dan hubungan keluarga; dan (j) waktu senggang.

3. Diagnosis
Diagnosis merupakan upaya untuk menemukan faktor-faktor penyebab atau yang
melatarbelakangi timbulnya masalah siswa. Dalam konteks Proses Belajar Mengajar faktor-faktor
yang penyebab kegagalan belajar siswa, bisa dilihat dari segi input, proses, ataupun out put
belajarnya. W.H. Burton membagi ke dalam dua bagian faktor – faktor yang mungkin dapat
menimbulkan kesulitan atau kegagalan belajar siswa, yaitu : (a) faktor internal; faktor yang
besumber dari dalam diri siswa itu sendiri, seperti : kondisi jasmani dan kesehatan, kecerdasan,
bakat, kepribadian, emosi, sikap serta kondisi-kondisi psikis lainnya; (b) faktor eksternal, seperti :
lingkungan rumah, lingkungan sekolah termasuk didalamnya faktor guru dan lingkungan sosial
dan sejenisnya.

4. Prognosis
Langkah ini untuk memperkirakan apakah masalah yang dialami siswa masih mungkin
untuk diatasi serta menentukan berbagai alternatif pemecahannya, Hal ini dilakukan dengan cara
mengintegrasikan dan menginterpretasikan hasil-hasil langkah kedua dan ketiga. Proses
9

mengambil keputusan pada tahap ini seyogyanya terlebih dahulu dilaksanakan konferensi kasus,
dengan melibatkan pihak-pihak yang kompeten untuk diminta bekerja sama menangani kasus –
kasus yang dihadapi.

5. Remedial atau referal (Alih Tangan Kasus).


Jika jenis dan sifat serta sumber permasalahannya masih berkaitan dengan sistem
pembelajaran dan masih masih berada dalam kesanggupan dan kemampuan guru atau guru
pembimbing, pemberian bantuan bimbingan dapat dilakukan oleh guru atau guru pembimbing itu
sendiri. Namun, jika permasalahannya menyangkut aspek-aspek kepribadian yang lebih mendalam
dan lebih luas maka selayaknya tugas guru atau guru pembimbing sebatas hanya membuat
rekomendasi kepada ahli yang lebih kompeten.
6. Evaluasi dan Follow Up
Cara manapun yang ditempuh, evaluasi atas usaha pemecahan masalah seyogyanya
dilakukan evaluasi dan tindak lanjut, untuk melihat seberapa pengaruh tindakan bantuan
(treatment) yang telah diberikan terhadap pemecahan masalah yang dihadapi siswa. Berkenaan
dengan evaluasi bimbingan, Depdiknas telah memberikan kriteria-kriteria keberhasilan layanan
bimbingan belajar, yaitu :
a. Berkembangnya pemahaman baru yang diperoleh siswa berkaitan dengan masalah yang
dibahas.
b. Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan melalui layanan.
Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa sesudah pelaksanaan layanan dalam
rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah yang dialaminya.
c. Sementara itu, Robinson dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan
beberapa kriteria dari keberhasilan dan efektivitas layanan yang telah diberikan, yaitu apabila
(a) Siswa telah menyadari (to be aware of) atas adanya masalah yang dihadapi.(b) Siswa telah
memahami (self insight) permasalahan yang dihadapi. (c) Siswa telah mulai menunjukkan
kesediaan untuk menerima kenyataan diri dan masalahnya secara obyektif (self acceptance).
(d) Siswa telah menurun ketegangan emosinya (emotion stress release). (e) Siswa telah
menurun penentangan terhadap lingkungannya. (f) Siswa mulai menunjukkan kemampuannya
dalam mempertimbangkan, mengadakan pilihan dan mengambil keputusan secara sehat dan
rasional. (g) Siswa telah menunjukkan kemampuan melakukan usaha –usaha perbaikan dan
10

penyesuaian diri terhadap lingkungannya, sesuai dengan dasar pertimbangan dan keputusan
yang telah diambilnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bimbingan Konseling Belajar adalah proses pemberian bantuan konselor atau guru
bimbingan dan konseling kepada peserta didik/konseli dalam mengenali potensi diri untuk belajar,
memiliki sikap dan ketrampilan belajar,terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan
menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal
sehingga dapat mencapai kesuksesan,kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam hidupnya.

Bimbingan dan Konseling Belajar bertujuan untuk membantu peserta didik diantaranya :
(1) menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan belajar, (2)
memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, (3) memiliki motif yang tinggi untuk belajar
sepanjang hayat, (4) memiliki ketrampilan belajar yang efektif, (5) memiliki ketrampilan
perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya, (6) memiliki kesiapan menghadapi ujian.

Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling Belajar terdiri atas sikap, pengetahuan, dan
ketrampilan yang menunjang efisiensi dan keefektivan belajar pada satuan pendidikan dan
sepanjang kehidupannya, menyelesaikan studi pada satuan pendidikan, memilih studi lanjut, dan
makna prestasi akademik dan non akademik dalam pendidikan, dunia kerja dan kehidupan
masyarakat.

B. Saran
Pada makalah kali ini penulis ingin sekali menyampaikan kepada para pembaca terutama
kepada para konselor belajar yang terhormat untuk sangat menjunjung tinggi pekerjaannya karena
ini adalah pekerjaan yang sangat mulia apabila dilakukan dengan tulus sesuai dengan asas dan
prinsip yang berlaku dalam Bimbingan dan Konseling Belajar. Selanjutnya untuk para konselor
yang merasa belum memaksimalkan diri dalam pekerjaannya, semoga segera bisa memaksimalkan
diri dan memantaskan diri untuk demi anak-anak muda generasi bangsa kita.
untuk selanjutnya semoga makalah kali ini dapat bermanfaat selain tujuan yang tertera pada
sampul makalah ini, untuk kesempurnaan dan sejenisnya penulis memohon maaf yang sebesar-
besarnya karena belum dapat memantaskan makalah ini sebagai bahan bacaan karena disini
penulis masih banyak kekurangan yang masih sangat perlu untuk diperbaiki dan ditingkatkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Marsudi, saring dkk. 2016. Bimbingan dan Konseling diSekolah. Surakarta: Muhammadiyah
University press.

Permendikbud no 111 tahun 2014

Prayitno & Amti, Erman. 2004. Pengertian Bimbingan dan Konseling Tersedia dalam Indonesia
konselor. Blogspot.com.2012

Idris, Zahara dan Lisma Jamal.1992.Pengantar Pendidikan.Jakarta:PT Gramedia Widiasarana


Indonesia.
http://synaralwadudu.blogspot.co.id/2014/01/makalah-bimbingan-belajar.html

12

Anda mungkin juga menyukai