Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sebagai suat proses yang dinamis dari waktu ke waktu mengalami
perubahan dan perkembangan sesuai dengan dinamika masyarakat. Pada awal Orde Baru
sampai sekitar 1980-an kita melihat perkembangan pendidikan yang sasarannya ditujukan
pada pemerataan pendidikan. Menjelang tahun 2000, lebih dari 5juta warga negara telah
berada disemua jemjang, jalur dari jenis pendidikan nasional kita. Hal ini menunjukkan
keberhasilan memperoleh pendidikan bagi warga negara kita. Namun demikian pada akhir-
akhir ini kita behadapan dengan masalah peningkatan kualitas dan relevensi pendidikan
(Jalal F, 2001: 20)
Layanan bimbingan dan konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan
berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru bimbingan dan
konseling untuk menfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli untuk mencapai
kemandirian, dalam wujud kemampuan memahami, menerima, mengarahkan, mengambil
keputusan, dan merealisasikan diri secara bertanggung jawab sehingga mencapai
kebahagiaan dan kesejahteraan dalam hidupnya. Oleh sebab itu pelaksanaan bimbingan
dan konseling disekolah harus berdasarkan pada potensi pskologis dari peserta didik.
Layanan bimbingan befungsi membantu siswa dalam mengatasi masalah-masalah
belajar serta masalah-maslah pribadi yang berpengaruh pada kebutuhan belajar. Layanan
Bimbingan Konseling meliputi kegiatan layanan pengumpulan data, layanan konseling,
layanan informasi dan penempatan serta layanan penelitian, dan penilaian.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penulisan
1
BAB II PEMBAHASAN
2
3
hanya membutuhkan waktu jangka pendek (lenih pendek dari tujuan) dan sering
bersifat kuantitatif.
Menurut Prayitno dan Amti E (2004: 114) menyebutkan tujuan umum dan tujuan
khusus dalam bimbingan dan konseling sebagai berikut.
1. Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu
memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan
dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-
bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga,
pendidikan, status social ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif
lingkungannya.
2. Tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan penjabaran tujuan umum
tersebut yang dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami
oleh individu yang bersangkutan, sesuai dengan kompleksitaspermasalahannya
itu. Masalah-masalah individu bermacam ragam jenis, intensitas dan sangkut
pautnya, serta masing-masing bersifat unik.
Sesuai dengan permendikbud Nomor 111 Tahun 2014, tujuan umum layanan
bimbingan dan konseling adlah membantu peserta didik/konseli agar dapat mencapai
kematangan, dan kemandirian dalan hidupnya serta menjalankan tugas-tugas
perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, social, belajar, karir secara utuh dan
optimal. Tujuan Khusus layanan bimbingan dan konseling adalah membantu konseli agar
mampu:
1. Memehami potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan belajar
2. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif
3. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat
4. Memiliki ketrampilan belajar yang efektif
5. Memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya, dan
6. Memiliki kesiapan mengahadapi ujian.
1. Membantu individu/ siswa untuk memperoleh gambaran yang objektif dan jelas
tentang potensi, watak, minat, sikap, dan kebiasaannya agar ia dapat mrnghindarkan
diri dari hal-hal yang tidak diinginkan.
2. Membantu individu/ siswa untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan, bakat, minat, dan kemampuannya serta membantu siswa itu untuk
menentukan cara yang efektif dan efisien dalam menyelesaikan bidang pendidikan
yang telah dipilihnya agar tercapai hasil yang diharapkan.
3. Membantu individu/siswa untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang
kemungkinan-kemungkinan dan kecenderungan-kecenderungan dalam lapangan
pekerjaan agar ia dapat melakukan pilihan yang tepat diantara pilihan lapangan
pekerjaan tersebut. Disamping itu, membantunya untuk mendapatkan kemajuan yang
memuaskan dalam pekerjaannya sambil memberikan sumbangan secara maksimal
terhadap masyarakatnya.
Banyak manfaat yang bisa diperoleh siswa dengan mengikuti bimbingan belajar. Siswa
terbantu untuk memahami pelajaran yang belum dikuasai atau dipahami. Pada sekolah formal
waktu pelajaran setiap mata pelajaran dibatasi, sehingga guru sering tidak tuntas dalam
menyampaikan materi dan tidak bisa menjelaskan panjang lebar. Ini menjadi penyebab siswa
mengikuti bimbingan belajar diluar jam sekolah formal. Materi yang seharusnya dapat
tersampaikan dalam waktu satu minggu menjadi sebulan. Jadi dengan mengikuti bimbingan
belajar siswa dapat bertanya dan berdiskusi tentang segala sesuatu yang dirasa masih
membingungkannya. Mereka juga akan mendapatkan jawaban-jawaban yang praktis. Praktis
disini yang dimaksud adalah cara sederhana yang lebih menyingkat waktu untuk menjawab
soal-soal tersebut.
Dengan adanya kepercayaan bahwa bimbingan belajar mampu membantu siswa dalam
menyelesaikan masalahakadeknya dan banyak siswa yang bergabung dengan lembaga
bimbingan belajar. Maka banyak lembaga bimbingan belajar yang mendapat keuntungan dari
bisnis ini. Selain mendapat keuuntungan dari berbisnis, lembaga bimbingan belajar juaga
memiliki fungsi yang strategis untuk menjaga dan meningkatkan prestasi belajar siswa
disekolah. Dengan alasan bahwa orang tua sibuk dengan pekerjaan masing-masing atau belum
5
adanya fasilitas yang mendukung seperti tidak adanya teman belajar, maka orang tua
memfasilitasi anak untuk mendapatkan bimbingan belajar dari pihak luar atau lembaga terkait.
Selain membantu siswa dalam memahami pelajaran yang belum dikuasai dan
meningkatkan prestasi belajar siswa, menurut dewintaprasti (2012) bimbingan belajar juga
memberikan manfaat yang lain, yang meliputi :
bimbingan belajar sangat membantu siswa dan guru. Bagi siswa bimbingan belajar membantu
siswa dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan akademiknya. Bagi guru bimbingan
belajar mempunyai pengaruh yang positif yaitu dengan adanya biimbingan belajar memudahkan
guru dalam menjelaskan materi dan tidak banyak siswa yang bertanya, karena materi tersebut
sudah dijelaskan dlam bimbingan belajar.
Menurut Devi Prasetyoningrum (2013) bahwa keberadaan bimbingan belajar tidak akan
mengancam sekolah firmal, karena bimbingan belajar dan sekolah formal iibarat kapal dan
sekocinya. Bila sebuah kapal mengalami gangguan dan mengakitabakan tidak dapat berlayar
ditengah lautan maka sekoci mampu menyelamatkan penumpangnya untuk sampai ke tujuan.
Seperti halnya bila sekolah formal lemah dalam meningkatkan kemampuan siswanya maka
bimbingan belajar dapaat memberikan bantuan untuk menyempurnakan kemampuan siswanya
tersebut. Jadi keberadaan bimbingan belajar tidaklah mengancam sekolah formal, tetapi justru
membantu.
Menurut Ki Hajar Dewantara dalam buku yang berjudul Pengantar Pendidikan, Zahara Idris dan
Lisma Jamal (1992:29) mengemukaakan bahwa tujuan pendidikan agar anak sebagi manusiadan
anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya.
Dalam buku yang berjudul Pengantar Pendidikan, Zahara Idris dan Lisma Jamal (1992:30)
dalam UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab II pasal 4 dicantumkan
tujuan Pendidikan Nasional. Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatn dan kebangsaan.
Kegiatan belajar di sekolah merupakan bagian integral dari keseluruhan program sekolah,
yang berarti tujuan yang ingin dicapai sekolah merupakan tujuan yang ingin dicapai bimbingan.
Menurut Handoko Alex (2012) tujuan bimbingan belajar adalah sebagai berikut :
6
1. Mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi seorang anak atau kelompok anak.
2. Menunjukkan cara-cara mempelajari sesuai dan menggunakan buku pelajaran.
3. Memberikan informasi (saran dan petunjuk) bagi yang memanfaatkan perpustakaan.
4. Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan dan ujian.
5. Memilih suatu bidang studi sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan, cita-cita dan kondisi fisik
atau kesehatan.
6. Menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi tertentu.
7. Menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal belajarnya.
8. Memilih pelajaran tambahan baik yang berhubungan dengan pelajaran di sekolah maupun untuk
pengembangan bakat dan karir di masa depan
Usaha yang dilakukan yang dilakukan bimbingan belajar untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa yaitu usaha untuk mengurangi faktor yang dapat menghambat prestasi belajar.
Upaya-upaya yang dilakukan bimbingan belajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu
dengan memberikan rumus-rumus praktis yang digunakan dalam memecahkan soal. Selain itu,
pihak bimbel juga memberikan buku-buku (modul) pelajaran yang tidak ada pada sekolah formal,
sehingga dapat menambah pengetahuan siswa. Pihak bimbingan belajar juga menerapkan beberapa
teknik, yaitu bimbingan secara kelompok dan secara individu. Bimbingan secara kelompok yaitu
suatu bimbingan yang diberikan kepada individu secara kelompok, maksudnya terdapat sejumlah
individu yang mempunyai permasalahan yang sama. Bimbingan ini bersifat informatif dan
adjustif. Bimbingan yang bersifat informatif seperti ceramah, nasihat, penggunaan media tulis dan
media elektronik secara berkelompok. Sedangkan bimbingan yang bersifat adjustif adalah bantuan
kepada individu dalam membina hubungan dan menyesuaikan diri denngan orang lain seperti
belajar kelompok.
Sedangkan bimbingan secara individu yaitu suatu bimbingan yang diberikan siswa dalam
situasi individual. Seperti pada bimbingan kelompok, pada bimbingan individu juga bersifat
informatif tetapi, tidak bersifat adjustif.
Dengan adanya program bimbingan belajar setiap masalah yang dihadapi siswa yang dapat
mengganggu kegiatan belajar akan terselesaikan dan usaha untuk mencapai tujuan kedepanpun
akan lebih mudah.
Bimbingan belajar merupakan bagian terpenting bagi peserta didik, mengingat pada saat
ini peserta didik dituntut untuk bisa berkompetensi. Oleh karena itu siswa diharapkan mengikuti
7
bimbingan belajar sebagai alat untuk menghadapi tantangan di masa depan. Selain itu, manfaat
dari bimbingan belajar adalah dapat membuat siswa semakin kreatif pada kegiatan belajar
mengajar, dan dapat meningkatkan prestasi pada sekolahnya. Maka sangat penting bagi peserta
didik untuk mengikuti bimbingan belajar, agar mereka mampu bersaing dengan tuntutan zaman
pada saat ini. Manfaat Bimbingan Belajar bagi siswa adalah tersedianya kondisi belajar yang
nyaman, terperhatikannya karakteristik pribadi siswa, dan siswa dapat mereduksi kemungkinan
kesulitan belajar.
Lingkup Bimbingan dan Konseling Belajar terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan
yang menunjang efisiensi dan keefektivan belajar pad asatuan pendidikan dan sepanjang
kehidupannya, menyelesaikan studi pada satuan pendidikan, memilih studi lannjut, dan makna
prestasi akademik dan non akademik dalam pendidikan, dunia kerja dan kehidupan masyarakat.
1. Identifikasi Kasus
Identifikasi kasus merupakan upaya untuk menemukan siswa yang diduga memerlukan
layanan bimbingan belajar. Robinson dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003) memberikan
beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi siswa yang diduga mebutuhkan
layanan bimbingan belajar, yakni :
a. Call them approach; melakukan wawancara dengan memanggil semua siswa secara
bergiliran sehingga dengan cara ini akan dapat ditemukan siswa yang benar-benar
membutuhkan layanan bimbingan.
b. Maintain good relationship; menciptakan hubungan yang baik, penuh keakraban sehingga
tidak terjadi jurang pemisah antara guru dengan siswa. Hal ini dapat dilaksanakan melalui
berbagai cara yang tidak hanya terbatas pada hubungan kegiatan belajar mengajar saja,
misalnya melalui kegiatan ekstra kurikuler, rekreasi dan situasi-situasi informal lainnya.
c. Developing a desire for counseling; menciptakan suasana yang menimbulkan ke arah
penyadaran siswa akan masalah yang dihadapinya. Misalnya dengan cara mendiskusikan
dengan siswa yang bersangkutan tentang hasil dari suatu tes, seperti tes inteligensi, tes bakat,
8
dan hasil pengukuran lainnya untuk dianalisis bersama serta diupayakan berbagai tindak
lanjutnya.
d. Melakukan analisis terhadap hasil belajar siswa, dengan cara ini bisa diketahui tingkat
dan jenis kesulitan atau kegagalan belajar yang dihadapi siswa.
e. Melakukan analisis sosiometris, dengan cara ini dapat ditemukan siswa yang diduga
mengalami kesulitan penyesuaian social.
2. Identifikasi Masalah
Langkah ini merupakan upaya untuk memahami jenis, karakteristik kesulitan atau masalah
yang dihadapi siswa. Dalam konteks Proses Belajar Mengajar, permasalahan siswa dapat
berkenaan dengan aspek : (a) substansial – material; (b) struktural – fungsional; (c) behavioral;
dan atau (d) personality. Untuk mengidentifikasi masalah siswa, Prayitno dkk. telah
mengembangkan suatu instrumen untuk melacak masalah siswa, dengan apa yang disebut Alat
Ungkap Masalah (AUM). Instrumen ini sangat membantu untuk mendeteksi lokasi kesulitan yang
dihadapi siswa, seputar aspek : (a) jasmani dan kesehatan; (b) diri pribadi; (c) hubungan sosial; (d)
ekonomi dan keuangan; (e) karier dan pekerjaan; (f) pendidikan dan pelajaran; (g) agama, nilai
dan moral; (h) hubungan muda-mudi; (i) keadaan dan hubungan keluarga; dan (j) waktu senggang.
3. Diagnosis
Diagnosis merupakan upaya untuk menemukan faktor-faktor penyebab atau yang
melatarbelakangi timbulnya masalah siswa. Dalam konteks Proses Belajar Mengajar faktor-faktor
yang penyebab kegagalan belajar siswa, bisa dilihat dari segi input, proses, ataupun out put
belajarnya. W.H. Burton membagi ke dalam dua bagian faktor – faktor yang mungkin dapat
menimbulkan kesulitan atau kegagalan belajar siswa, yaitu : (a) faktor internal; faktor yang
besumber dari dalam diri siswa itu sendiri, seperti : kondisi jasmani dan kesehatan, kecerdasan,
bakat, kepribadian, emosi, sikap serta kondisi-kondisi psikis lainnya; (b) faktor eksternal, seperti :
lingkungan rumah, lingkungan sekolah termasuk didalamnya faktor guru dan lingkungan sosial
dan sejenisnya.
4. Prognosis
Langkah ini untuk memperkirakan apakah masalah yang dialami siswa masih mungkin
untuk diatasi serta menentukan berbagai alternatif pemecahannya, Hal ini dilakukan dengan cara
mengintegrasikan dan menginterpretasikan hasil-hasil langkah kedua dan ketiga. Proses
9
mengambil keputusan pada tahap ini seyogyanya terlebih dahulu dilaksanakan konferensi kasus,
dengan melibatkan pihak-pihak yang kompeten untuk diminta bekerja sama menangani kasus –
kasus yang dihadapi.
penyesuaian diri terhadap lingkungannya, sesuai dengan dasar pertimbangan dan keputusan
yang telah diambilnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan Konseling Belajar adalah proses pemberian bantuan konselor atau guru
bimbingan dan konseling kepada peserta didik/konseli dalam mengenali potensi diri untuk belajar,
memiliki sikap dan ketrampilan belajar,terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan
menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal
sehingga dapat mencapai kesuksesan,kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam hidupnya.
Bimbingan dan Konseling Belajar bertujuan untuk membantu peserta didik diantaranya :
(1) menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan belajar, (2)
memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, (3) memiliki motif yang tinggi untuk belajar
sepanjang hayat, (4) memiliki ketrampilan belajar yang efektif, (5) memiliki ketrampilan
perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya, (6) memiliki kesiapan menghadapi ujian.
Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling Belajar terdiri atas sikap, pengetahuan, dan
ketrampilan yang menunjang efisiensi dan keefektivan belajar pada satuan pendidikan dan
sepanjang kehidupannya, menyelesaikan studi pada satuan pendidikan, memilih studi lanjut, dan
makna prestasi akademik dan non akademik dalam pendidikan, dunia kerja dan kehidupan
masyarakat.
B. Saran
Pada makalah kali ini penulis ingin sekali menyampaikan kepada para pembaca terutama
kepada para konselor belajar yang terhormat untuk sangat menjunjung tinggi pekerjaannya karena
ini adalah pekerjaan yang sangat mulia apabila dilakukan dengan tulus sesuai dengan asas dan
prinsip yang berlaku dalam Bimbingan dan Konseling Belajar. Selanjutnya untuk para konselor
yang merasa belum memaksimalkan diri dalam pekerjaannya, semoga segera bisa memaksimalkan
diri dan memantaskan diri untuk demi anak-anak muda generasi bangsa kita.
untuk selanjutnya semoga makalah kali ini dapat bermanfaat selain tujuan yang tertera pada
sampul makalah ini, untuk kesempurnaan dan sejenisnya penulis memohon maaf yang sebesar-
besarnya karena belum dapat memantaskan makalah ini sebagai bahan bacaan karena disini
penulis masih banyak kekurangan yang masih sangat perlu untuk diperbaiki dan ditingkatkan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Marsudi, saring dkk. 2016. Bimbingan dan Konseling diSekolah. Surakarta: Muhammadiyah
University press.
Prayitno & Amti, Erman. 2004. Pengertian Bimbingan dan Konseling Tersedia dalam Indonesia
konselor. Blogspot.com.2012
12