Anda di halaman 1dari 11

Poetika : Jurnal Ilmu Sastra DOI 10.22146/poetika.

35713
Vol. VI No. 1 Juli 2018 ISSN 2338-5383 (print) ; 2503-4642 (online)

Pengaruh Aspek Sosio-Kultural Masyarakat Loloan terhadap Struktur dan


Makna Syair Burdah Melayu di Bali

Riesta Maulidya M1, Fitria Sugiatmi2, M. Alan Mabruri3


Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Muhammadiyah Malang1,2,3
Grandhunter736@gmail.com1,2,3

Abstrak

Syair Burdah Melayu merupakan bentuk tradisi lisan yang saat ini masih terlestari. Syair Burdah Melayu
tercipta karena terjadi akulturasi budaya masyarakat pendatang di Loloan, Bali. Perpaduan antara bu-
daya pendatang membentuk absurditas dalam struktur Syair Burdah Melayu. Penelitian ini bertujuan
mendeskripsikan makna dan bentuk syair Burdah Melayu Loloan dengan aspek sosio-kultur yang
mempengaruhinya. Masalah yang dianalisis adalah makna dan variasi bentuk pada syair Burdah Mela-
yu. Teori yang digunakan adalah teori strukturalisme dinamik oleh Mukarovsky dan Vodicka dikom-
binasikan dengan teori semiotik oleh Charles Sander Pierce untuk menjelaskan makna dan bentuk syair
Burdah Melayu yang dipengaruhi oleh sosio-kultur masyarakat Loloan Barat. Jenis penelitian adalah
kualitatif dengan menggunakan kata-kata untuk mendiskripsikan hasil analisis puisi. Dari hasil analisis
diketahui bahwa bentuk Syair Burdah Melayu dipengaruhi oleh unsur budaya lain seperti Arab, Jawa,
dan Melayu sehingga bentuk Syair ini seolah terpisah tapi sebenarnya satu kesatuan utuh.

Kata Kunci: syair; struktural; semiotika; sosio-kultur

Abstract

Syair Burdah Melayu is a form of oral tradition that currently sustainable. Syair Burdah Melayu was created because
immigrant community culture acculturation occur in Loloan, Bali. The fusion of the immigrant culture forming the ab-
surdity in syair Burdah Melayu structure. This study aims to describe the meaning and form of syair Burdah Melayu
with socio-cultural impact. Problem analysis are the meaning and variance form in syair Burdah Melayu. Theory used
are dynamic structuralism by Mukarovsky and Felik Vodicka combined with semiotic theory by Charles Sander Pierce
to explain the meaning and form of syair Burda Melayu that influence by socio-culture of Loloan Barat community. The
research method uses qualitative types by using words to describe poetry analysis results. From the results of the analysis
it’s known that the form of Syair Burdah Melayu is influenced by other cultural elements such as Arab, Javanese, and
Malay so the form of the Syair like separate but actually a whole unit.

Keywords: poetry; structural; semiotic; socio-culture

Pendahuluan dan Bugis secara tidak langsung membawa kebia-


Penduduk Loloan saat ini juga didominasi saan bertutur dengan berbahasa Melayu di Loloan.
oleh masyarakat etnis Melayu dan Bugis. Bahasa Melayu menjadi bahasa utama yang
Menurut Suryawati (dalam Utami dan Kohdrata, digunakan di Loloan.
2016: 41) selain penduduk asli Bali, masyarakat Masyarakat pendatang di Loloan
Loloan mayoritas pendatang dari etnis Melayu, menggunakan bahasa Melayu untuk berkomu-
Bugis, Cina, dan Arab. Adanya etnis Melayu nikasi sedangkan penduduk asli Bali tetap
55
Poetika : Jurnal Ilmu Sastra DOI 10.22146/poetika.35713
Vol. VI No. 1 Juli 2018 ISSN 2338-5383 (print) ; 2503-4642 (online)

menggunakan bahasa Bali. Bahasa Melayu di disebut dengan Arab Pegon. Arab Pegon adalah
Bali tidak banyak digunakan. Bahasa ini tergo- tulisan Arab yang bunyinya mengikuti sistem bun-
long sebagai bahasa minoritas. Bahasa Melayu yi bahasa jawa (Pudjiastuti, 2009: 273). Pembacaan
Loloan dianggap sebagai identitas etnis dan lam- syair ini disesuaikan dengan irama dari musik
bang komunitas Islam di Loloan (P. Putu M, tradisional Bali.
dkk, 2015: 27). Selain itu pengaruh Islam terlihat Kombinasi bentuk dalam Syair Loloan san-
dari penggunaan aksara Arab untuk menulis gat unik. Sebenarnya kombinasi antara pantun dan
syair Melayu. Maka dari itu kebanyakan tradisi syair telah ada pada zaman Melayu klasik. Syair-
lisan di Loloan tidak menggunakan bahasa Bali, syair seperti Ken Tambuhan juga pernah disisipi
akan tetapi menggunakan bahasa Melayu oleh Pantun (Fang, 2011, 556). Pada awal mulanya
dengan aksara Arab. pantun dinyanyikan. Nyanyian dalam Syair dan
Syair Burdah digunakan sebagai pujian pantun memiliki kecocokan yang kemudian diir-
kepada Nabi Muhammad S.A.W dan nasehat ingi Burdah. Selain itu bentuk syair Burdah Mela-
untuk berbuat kebajikan. Syair Burdah pada yu ditulis dengan aksara Arab Pegon yang me-
umunya dilantunkan menggunakan bahasa Arab nyebabkan pembaca sulit mengartikan maksud
yang berisi berbagai kisah ataupun sanjungan dari syair tersebut. Perpaduan bentuk antara syair
untuk Nabi Muhammad S.A.W. Munculnya yang ditulis dengan Arab Pegon dan pantun saat
Syair Burdah tidak dapat dilepaskan dari ini jarang ditemukan. Dengan demikian, kemung-
pengaruh sastra Arab. Otoktoni menjadi faktor kinan akan terjadi kebingungan saat seseorang
sastra Arab berpengaruh pada sastra Melayu- ingin memahami syair Burdah Loloan. Keunikan
Indonesia sehingga menghasilkan Kasidah Bur- pada syair Burdah Loloan ini dapat dipahami ber-
dah, Kasidah Barzanjy, Kasidah Diba’iy (Mansyur, beda oleh pendengarnya. Berdasarkan latar
2011: 111). Otoktoni ini berperan sebagai parale- belakang tersebut maka rumusan masalah dalam
lisme antar budaya. Paralelisme ini menyebab- tulisan ini yaitu (1) bagaimana relasi sosio-kultur
kan kebanyakan sastra Melayu terpengaruh oleh terhadap bentuk syair Melayu Loloan, Bali, (2)
estetika sastra Arab Islam, pandangan hidup, Apa makna syair Melayu, Loloan, Bali?
dan sistem nilai. Syair Burdah Melayu Loloan, Bali sangat
Ciri khas yang melekat pada Syair Burdah penting untuk diteliti. Hal tersebut dikarenakan
Melayu Loloan karena dipengaruhi oleh bentuk syair Burdah Melayu memiliki keunikan melalui
sastra Melayu, Arab, dan Jawa. Keunikan Syair perpaduan bentuk syair dan pantun yang tidak
Burdah Melayu terdapat pada bagian struktur banyak diketahui masyarakat. Tulisan ini mem-
yang dikombinasikan dengan pantun dan ditulis berikan informasi penting supaya masyarakat tidak
menggunakan akasa Arab. Aksara Arab dalam lupa akan khazanah kekayaan budaya Melayu di
syair Burdah Melayu tetap dibaca sesuai bahasa Indonesia. Masyarakat akan mengetahui bahwa
melayu. Aksara Arab ini dalam bahasa Jawa bentuk karya sastra khususnya syair dipengaruhi
56
Poetika : Jurnal Ilmu Sastra DOI 10.22146/poetika.35713
Vol. VI No. 1 Juli 2018 ISSN 2338-5383 (print) ; 2503-4642 (online)

oleh budaya masyarakatnya. Informasi– dan aspek sosial memiliki sifat yang dinamik, vari-
informasi dalam tulisan ini dapat dimanfaatkan abel, dan tidak tetap. Pendapat Mukarovsky
masyarakat untuk menambah pengetahuan dan didukung oleh Felik Vodicka yang berpendapat
membuka wawasan terkait struktur karya sastra bahwa ilmu sastra memiliki hubungan langsung
serta cara mencari pemaknaan yang baik. Pema- terhadap konteks sosial budaya namun tidak bersi-
haman terhadap makna karya sastra akan mem- fat searah (Teew, 2012:148). Dengan demikian,
buat pembaca lebih peka terhadap lingkungan maka struktur intrinsik tetap menjadi fokus utama
sekitarnya. yang memiliki hubungan timbal balik dengan
Teori yang digunakan dalam penelitian ini aspek sosio-kultur masyarakat.
adalah teori strukturalisme dinamik oleh Teori lain yang digunakan dalam mengkaji
Mukarovsky dan Felik Vodicka serta teori semi- syair ini adalah teori semiotika Pierce. Pierce
otik oleh Charles Sander Pierce. Teori struktural (dalam Ratna, 2013: 101) menyebutkan ada tiga
dinamik memperhatikan konsep dasar struktual- konsep triadik yaitu (1) sintaksis semiotika; inten-
isme yang telah dikaitkan pada hakikat objek sitas hubungan tanda dan tanda (2) semantik semi-
(Ratna, 2013:95). Berbeda dengan struktualisme, otika; fokus terhadap tanda dan acuannya, (3)
semiotik memusatkan perhatian pada makna pragmatik semiotika; hubungan antara pengirim
teks. Semiotika merupakan studi tentang dan penerima. Tanda-tanda dalam teori Pierce di-
penafsiran atau interpretani tanda dalam karya hubungkan satu sama lain sehingga menimbulkan
sastra (Ratmanto, 2004:31). Tanda dan petanda makna yang dimaksudkan. Tanda diinterpretasikan
harus saling terkait sehingga memunculkan sua- sesuai acuan yang dihubungkan dengan sosio-
tu makna. kultur di masyarakat.
Struktualisme dinamik digunakan karena
Kajian Pustaka bentuk Syair Burdah Melayu dipengaruhi oleh
Struktualisme dinamik lahir karena ketid- aspek luar berupa budaya dan filosofis religiusitas
akpuasan atas teori struktualisme yang terpaku masyarakat Loloan. Teori ini memudahkan dalam
terhadap objek tanpa melibatkan aspek luar. menganalisa bentuk syair Loloan yang berbeda
Struktualisme Dinamik telah mengaitkan aspek dari syair lainnya. Teori Semiotika bertujuan
struktur dengan hakikat objek yang selalu men- mengenali makna syair Burdah Melayu Loloan
galami perubahan. Salah satu ahli dalam struktu- berdasarkan tanda-tanda yang menyertainya.
alisme dinamik adalah Mukarovsky dan Felik
Metode Penelitian
Vodicka yang berpendapat bahwa karya sastra
Jenis penelitian yang digunakan yaitu kualitatif
merupakan proses komunikasi, fakta semiotik,
dengan pendekatan sosiologi sastra. Penelitian
struktur dan nilai-nilai (Ratna, 2011: 93). Proses
kualitatif merupakan cara untuk menafsirkan dan
komunikasi berkaitan dengan aspek sosial di
menyajikan data dalam bentuk deskriptif (Ratna,
masyarakat. Keterkaitan antara fungsi estetika
57
Poetika : Jurnal Ilmu Sastra DOI 10.22146/poetika.35713
Vol. VI No. 1 Juli 2018 ISSN 2338-5383 (print) ; 2503-4642 (online)

2013: 46). Data-data yang telah ada kemudian perekam, pengamatan dilakukan selama dua hari
ditafsirkan supaya pembaca paham maksud isi di Desa Loloan Barat, Bali, selanjutnya pencatatan
karya sastra. Pendekatan sosiologi sastra yang dilakukan ketika wawancara di buku tulis, dan wa-
berfokus pada karya sastra. Dasar filosofis pen- wancara dilakukan dengan menanyakan masalah
dekatan sosiologi yaitu adanya hubungan antara terkait.
karya sastra dan masyarakat (Ratna, 2013 :60). Teknik analisis data yang digunakan model
Hubungan antara masyarakat dan karya sastra analisis isi. Model analisis isi menekankan
pada akhirnya saling mempengaruhi sehingga pemaknaan isi komunikasi dan isi interaksi sim-
tercipta bentuk karya sastra yang berbeda. bolik yang terjadi pada peristiwa komunikasi
Penelitian ini menggunakan metode (Ratna,2013 :49). Teknik ini dilakukan dengan
deskriptif analitik. Metode deskripsi analisis bisa mengumpulkan data mentah, mengolah data,
didapatkan dari penggabungan dua metode yang membaca data berupa catatan Syair Burdah Me-
saling mendukung (Ratna, 2013: 53). Kedua layu Loloan di Bali kemudian mendiskripsikan
metode tersebut bertujuan untuk menguraikan masalah yang terjadi pada bentuk Syair Burdah
informasi mendetail mengenai aspek-aspek Melayu Loloan lalu dihubungkan dengan aspek
pembentuk karya sastra dan menghubungkann- sosial-kultural masyarakat Loloan di Bali.
ya menjadi satu kesatuan yang memunculkan
makna. Relasi Bentuk Syair Burdah Melayu Loloan
Sumber data yang digunakan ialah cata- dengan Unsur Sosio-kultural Masyarakat Lo-
tan syair Burda Melayu Loloan untuk memu- loan
dahkan peneliti mendeskripsikan bentuk syair Struktur syair Burda Melayu Loloan terdiri dari
Burdah Melayu Loloan di Bali. Data yang aksara Arab pegon, pantun tradisional melayu, dan
digunakan berasal dari bait-bait syair Burda Me- syair bahasa arab yang langsung diterjemahkan
layu Loloan. Data lain yang dibutuhkan yaitu oleh pemilik burdah. Runtutan dalam syair Burdah
informasi terkait kondisi geografis, kondisi bu- Melayu dapat dilihat dari gambar di bawah. Per-
daya masyarakat, tepatnya di daerah Loloan, tama syair berbentuk pegon dibacakan, kemudian
Bali. disisipi pantun nasehat, dan ketiga ada tambahan
Instrumen yang digunakan yaitu peneli- syair bahasa arab. Semua syair dinyanyikan oleh
ti, wawancara narasumber bapak Said Zen dan pembaca syair secara khitmad.
Sayid Usman Al-Qodri selaku pemilik Burdah
Mujahidin Loloan di Bali. Panduan teknik Teks Syair Burdah Melayu Loloan, Bali
pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik dokumentasi yang
dilakukan secara langsung melalui kamera,
perekaman dilakukan dengan menggunakan alat
58
Poetika : Jurnal Ilmu Sastra DOI 10.22146/poetika.35713
Vol. VI No. 1 Juli 2018 ISSN 2338-5383 (print) ; 2503-4642 (online)

Bahasa Melayu
Sudahlah jatuh 3x tertimpa tangga.
Inilah yang Bernama Syair Citra Kubur Ba- Tangannya patah menjadi tiga 2x
haru Orangpu tahu 3x kita tak punya
Janganlah kita membusungkan dada 2x
Kisah mula disebutkan, suatu pasal kita nya-
takan, Apalah guna 3x hidup kita kaya.
sekedar ingin maka disyairkan, menjadi sun- Kalaulah tidak pernah sedekah 2x
nah semua yang mendengar Di dalam dunia 3x hidup bahagia
Hendaklah ingat wahai akhwani, janganlah Di akhirat nanti kita sengsara 2x
lupa di dunia ini
suka bermain ke sana sini, hidup kita akanlah Marilah kita 3x banyak sedekah
fani Sedekah itu menambah rizki 2x
Janganlah riya’ janganlah takkabur, pandang Rizki kita 3x tak akan kemana
olehmu kepada kubur, Asalkan sedekah sepenuh hati
Di sanalah tempat tubuh nan lebur, han-
curlah luluh seperti bubur Bahasa Melayu
Sewaktu badan sehat sentosa, kerjakan iba- Bagai bunga indah jelita
dah senantiasa, Bagai purnama tinggi mulia
jikalau sudah letih dan lesu, berbagi bagi sa- Bagai samudra murah melimpa
kit deras Bagai masa berputar segera
Hari Maulid Rasul Allah
Takkala kita hampirlah mati, datang penyakit Menunjukkan kemanusiaan cikal bakal
tidak berhenti, Alangkah megahnya permulaannya
sahabat hendaknya datang mengobati, Alangkah indahnya kesudahannya
usahakan baik tanpa menyakiti
Bahasa Arab
Aksara Arab (Pegon)
ؔ ‫ق َو ۟البَه۟ ا ِرفِى ش ََرفٍ َو ۟البَ ۟ح ِر فِى ك ََر ٍم َو‬
‫الدَ ۟ه ِرفِى ِه َمم‬ ‫ك َ۟ا ؔ ؘ‬
ٍ ‫لز ۟ه َرفِى ت ََر‬
‫انيله يݞبر نا م شتير ݘتراذالم قبو رما ݘم يها ر‬

‫القصه موالد سبو تكن سوات فصل كيت ݒتا كن سقر را يݞين مك‬
‫رشتير كن سجادي سنت سو يݞ مند ݞوكن‬

‫اٍمِ ۟نهُ ؘو ُمحُتؘ تؘ ِم‬ٟ َ‫ص ِر ِه يَا طِ ۟ي َر ُمبُتَد‬


ُ ُ‫عن‬
ُ ‫ب‬ َ ‫ع ۟ن‬
ِ ‫ط ۟ي‬ َ ُ‫ا َ بَا نَ َم ۟و ِلدُه‬
‫هند قل يݞت وهي ا جوا ني جا ݟنل لو ف دد نيااين سݞوك بر ما‬
ࢩ ‫ين كسان سيࢩ هيدو فث كيت ا كنله فا‬

‫جا ݞنل ر ياءجاݞن تكبور فندݞ ا و لهمو كݞد اقبوردسنا ل ݞنت‬ Kondisi sosio-kultural di masyarakat selalu
‫لولو سفر تی بوبور‬
۟ ‫تو بوه نن لبور هنچو رل‬
mempengaruhi bentuk budaya yang dihasilkan.
۟ ‫عبادسننتيا س جكالو‬
‫سود‬ ۟ ‫سو قت بدن صحت سنتوس كرجاكن‬ Pengaruh budaya jawa terlihat dari penggunaan
۟ ‫لتي ٰدن لسا بريا ۟كي‬
‫باكي سا كيت دراس‬
pegon dalam penulisan syair Burdah. Kompleksi-
‫ٺتكال كيت هݥيرله ما تي دتݞ فپا كبت تي ٰد ىرهنتي صحا بت هنا‬ tas akulturasi budaya terlihat mempengaruhi betuk
‫لي او سهكن با يك ݞبمپا كيتي‬
ؔ ‫كلی ذݞ مݞو با‬
syair burdah melayu. Tulisan aksara arab pegon
terpengaruh dari budaya jawa, bentuk syair a-a-a-a
Pantun Nasehat yang disisipkan
Janganlah kita 3x merasa sedih dengan kombinasi pantun terpengaruh budaya
Walaupun hidup dalam tiada 2x melayu, isi dalam syair tersebut terpengaruh oleh
Kuatkan hati 3x jangan merintih
Adakala kita kuat dalam ibadah 2x sastra arab. Puisi Arab lazimnya terbagi dua
Kuatkanlah hidup 2x dalam kemiskinan dengan pembagian mentrum yang sama (Manshur,
Janganlah merasa rendah diri 2x
2011: 6). Pembacaan syair Burdah Melayu dis-
Walaupun kita 3x dipandang miskin.
Asalkan kita kaya hati 2x esuaikan dengan nada bahasa Bali yang lembut
59
Poetika : Jurnal Ilmu Sastra DOI 10.22146/poetika.35713
Vol. VI No. 1 Juli 2018 ISSN 2338-5383 (print) ; 2503-4642 (online)

dan mendayu. lan ramadhan), potong rambut bayi. Syair Melayu


Narasumber yaitu bapak Zen selaku anak yang bernuansa islam berfungsi untuk penyiaran
pemilik burdah Loloan menyatakan bahwa syair agama, ungkapan rasa syukur kepada Allah, dan
burdah melayu Loloan ini memiliki keunikan pujian kepada Nabi Muhammad. Meskipun bernu-
yang berbeda dengan syair burdah lainnya. Syair ansa islami, syair Melayu di Loloan tetap memiliki
burdah melayu ini dikombinasikan dengan pan- ciri irama khas Bali.
tun – pantun nasihat dengan mengunakan baha- Bentuk atau tipografi pada syair Burdah Me-
sa melayu khas Loloan. Pembacaan syair terse- layu Loloan adalah lurus, bait pertama sampai
but diiringi dengan permainan alat musik. Alat kelima lebih panjang secara vertikal tapi lebih pen-
musik yang mengiringi syair ini disebut dengan dek secara horizontal dan memiliki bentuk seperti
burdah. Permainan burdah terdiri dari 13 sam- puisi multilingual. Puisi multilingual menggunakan
pai 15 pemain yang mayoritas terdiri dari laki – berbagai bahasa dalam penyampaian maksudnya.
laki yang berusia diatas 50 tahun. Perbedaanya puisi multilingual biasanya adalah
Pembacaan syair burdah melayu ini meru- puisi konteporer, hal tersebut berbeda dengan
pakan sebuah kegiatan yang sakral dan dil- syair Burdah Melayu yang memiliki maksud pen-
akukan hanya pada waktu – waktu tertentu. Is- yampaian yang jelas. Selain itu bentuk Syair Bur-
lam menjadi inspirasi dalam memanfaatkan dah Melayu unik karena menggabungkan bentuk
segala sarana dan prasarana untuk sosialisasi aja- puisi sastra arab yang memiliki dua penggalan,
ran islam (Karim, 2016: 24). Sosialisasi ajaran pantun Melayu terdiri dari empat baris satu bait,
islam terbukti sukses dengan respon yang dan multilingual antara bahasa Arab, aksara Arab
diberikan masyarakat. Respon masyarakat Lo- Pegon dan Melayu.
loan terhadap syair burdah melayu ini sangatlah Diksi berkaitan dengan pemilihan kata yang
positif. Pembacaan syair burdah melayu selalu tepat. Pilihan kata dalam syair ini adalah kata-kata
dinanti – nantikan dalam banyak acara langsung Melayu tradisional. Sastra Melayu memiliki selalu
yang diselengarakan di daerah Loloan. mengaitkan satu kata dengan kata yang lain supaya
Syair burda melayu dalam upacara adat menimbulkan makna yang padu. Ophuisjsen
masyarakat Loloan masih dilestarikan sampai (dalam Fang, 2011: 557) mengungkapkan adanya
saat ini. Masyarakat Loloan menggunakannya hubungan antara pasangan I dan II dalam penu-
sebagai pengiring doa. Syair ini utamanya lisan pantun. Maka dari itu pilihan kata pada puisi
digunakan saat acara syukuran umat beragama ini sama sekali tidak sederhana dan rumit. Hal ter-
islam di Loloan. Syair Burda Melayu menjadi ba- sebut ditunjukkan bait kesembilan dalam syair
gian yang tidak dapat dilepaskan dari upacara Burdah:
adat setempat. Secara spesifik syair Burda Mela-
Apalah guna 3x hidup kita kaya.
yu digunakan dalam upacara syukuran tujuh bu-
Kalaulah tidak pernah sedekah 2x
lan, Maulid Nabi, dan ruahan (acara sebelum bu- Di dalam dunia 3x hidup bahagia
60
Poetika : Jurnal Ilmu Sastra DOI 10.22146/poetika.35713
Vol. VI No. 1 Juli 2018 ISSN 2338-5383 (print) ; 2503-4642 (online)

Di akhirat nanti kita sengsara 2x kan keresahan hati. Keresahan hati pada Syair
Burdah Melayu diobati dengan kata-kata penye-
Pasangan I dan pasangan II memiliki ket-
manngat dibait-bait selanjutnya. Adapun perasaan
erkaitan dalam hal tiadanya manfaat dari sesuatu
cinta kasih ditunjukkan pada syair bait kesebelas
yang dimiliki seseorang jika tidak digunakan
yaitu:
dengan baik. Pada baris pertama dijelaskan
kepemilikan harta tidak berguna jika hanya di- ُ‫ٍا ِم ۟نه‬ٟ َ‫ص ِر ِه يَا ِط ۟ي َر ُمبُتَد‬ َ ‫ع ۟ن‬
ُ ُ‫عن‬ ِ ‫ط ۟ي‬
ُ ‫ب‬ َ ُ‫ا َ بَا نَ َم ۟و ِلدُه‬
miliki sendiri tanpa disedekahkan. Hal tersebut ‫ؘو ُمحُتؘ تؘ ِم‬
artinya:
memiliki korelasi dengan pasangan II yaitu Hari Maulid Rasul Allah
hidup bahagia tidak ada manfaatnya jika hidup Menunjukkan kemanusiaan cikal bakal
Alangkah megahnya permulaannya
di akhirat sengsara. Diksi memudahkan pem- Alangkah indahnya kesudahannya
baca dan pendengar mencerna isi dalam teks
puisi. Kata megah dan indah menunjukkan adanya
Perasaan yang dilukiskan saat mendengar kesenangan di dunia. Perasaan bahagia karena
syair Burdah Melayu adalah perasaan haru dan Maulid Nabi akan segera tiba diungkapkan oleh
cinta kasih karena adanya pengingat akan ke- penyair melalui baris ketiga dan keempat. Bait
matian, Tuhan, dan Rasul. Perasaan melibatkan keempat dan ketiga meunjukkan harapan positif
emosi yang timbul dari dalam diri pembaca. tentang perayaan Maulid Nabi. Perasaan yang di-
Syair Burdah Melayu dibuka pertama kali tuangkan dalam bait syair akan berimplikasi ter-
menggunakan awalan mengenai peringatan ten- hadap bentuk nada yang digunakan.
tang ajakan berbuat kebaikan. Perasaan Nada yang digunakan dalam syair Burdah Me-
mengenai berbuat baik diungkapkan melalui bait layu ini adalah nada tenang, tidak tinggi tapi berge-
kelima dan keenam yaitu: lombang. Menyesuaikan dengan nada khas Bali.
Nada lirih mengikuti kesan yang ada pada setiap
Takkala kita hampirlah mati, datang penya- bait syair. Nada rendah, halus, dan mendayu men-
kit tidak berhenti,
sahabat hendaknya datang mengobati, jadi ciri nada syair Burdah Melayu Loloan. Bait
usahakan baik tanpa menyakiti kedua dibawah dilantunkan dengan tenang dan
Janganah kita 3x merasa sedih mendayu.
Walaupun hidup dalam tiada 2x
Kuatkan hati 3x jangan merintih Hendaklah ingat wahai akhwani, janganlah
Adakala kita kuat dalam ibadah 2x lupa di dunia ini
suka bermain ke sana sini, hidup kita
Kedua bait pada puisi tersebut menunjuk- akanlah fani
kan adanya perasaan kesedihan meski tidak ada
Kata wahai Akhwani diugkapkan sebagai se-
niatan untuk menyakiti. Kematian selalu identik
ruan yang halus kepada pendengar. Sebagai lanju-
dengan rasa sedih maka dari itu kedua bait terse-
tan dari seruan tersebut ke sana sini juga diucapkan
but menggunakan kata sedih untuk mengungkap-

61
Poetika : Jurnal Ilmu Sastra DOI 10.22146/poetika.35713
Vol. VI No. 1 Juli 2018 ISSN 2338-5383 (print) ; 2503-4642 (online)

dengan halus untuk menyelaraskan bunyi pada Arab, Melayu, Jawa di dalamnya. Keseluruhan
syair. Nada yang halus bertujuan supaya pen- akhiran bunyi ini secara sistematis akan menen-
dengar merasa tenang saat mendengarkan. tukan sumbang tidaknya sebuah syair.
Rima yang dibawakan adalah rima terbuka Ritme yang ada dalam syair Burdah Melayu
yang menandakan bahwa persamaan bunyi yang juga dapat dilihat dari bait kelima, keenam, dan
terdapat suku akhir terbuka atau dengan vokal kesebelas. Ritme muncul karena pengulangan bun-
yang sama dan baitnya dibagi menjadi dua yaitu yi yang dihasilkan oleh syair. Ritme berhubungan
a-a. Akan tetapi karena disisipi pantun rima dengan nada. Ritme dapat menjadi kuat lembutnya
kedua berbentuk a-b-a-b. Setelah itu berbentuk suatu suara dibunyikan. Pada tiga bait yang dicon-
bahasa arab yang terjemahannya berbentuk a-a-a tohkan ritme berubah, tidak sama karena
-a kembali. Penggalan bait-bait awal syair yang menyampaikan tiga hal berbeda dengan pengulan-
mencerminkan perbedaan akhiran pada rima: gan bunyi yang berbeda pula. Metrum terjadi saat
ada penekanan dalam pengulangan pada bait puisi.
Bait kelima:
Metrum yang ada pada syair Burdah Melayu ter-
Takkala kita hampirlah mati, datang pen-
yakit tidak berhenti, jadi pada bait keenam syair yang berupa pantun.
sahabat hendaknya datang mengobati,
Terjadi pengulangan pada pantun di syair Burdah
usahakan baik tanpa menyakiti
Melayu karena pantun tidak hanya dibacakan tapi
Bait pertama pada pantun Nasehat
juga dinyayikan.
dan keenam dalam urutan syair Bur-
dah Melayu: Pencitraan dalam puisi dibagi berdasarkan
Janganah kita 3x merasa sedih
beberapa jenis. Imaji terbagi atas imaji suara, imai
Walaupun hidup dalam tiada 2x
Kuatkan hati 3x jangan merintih visual, dan imaji taktil (Muntazir, 2017: 213). Imaji
Adakala kita kuat dalam ibadah 2x
membuat pembaca atau pendengar seolah-olah
Bait pertama pada puisi arab dan bait melihat dan dapat merasakan secara indrawi.
kesebelas pada syair Burdah Melayu
Pencitraan yang terdapat pada syair Burdah Mela-
‫ق َو ۟البَه۟ ا ِرفِى ش ََرفٍ َو ۟البَ ۟ح ِر فِى ك ََر ٍم‬ ‫ك َ۟ا ؔ ؘ‬
ٍ ‫لز ۟ه َرفِى ت ََر‬
‫الدَ ۟ه ِرفِى ِه َم ِم‬
ؔ ‫َو‬ yu Loloan di antaranya:
artinya:
Bagai bunga indah jelita Imaji Visual: pada bait ketiga baris pertama
Bagai purnama tinggi mulia mencerminkan pengimajian terhadap penglihatan,
Bagai samudra murah melimpa seolah-olah pembaca diajak melihat dalam kubur.
Bagai masa berputar segera
Janganlah riya’ janganlah takkabur, pandang
Pada syair Burdah Melayu Loloan terdapat olehmu kepada kubur,
Di sanalah tempat tubuh nan lebur, han-
tiga jenis akhiran rima yang membentuk kesatu- curlah luluh seperti bubur
an utuh yaitu a-a, a-b-a-b, dan a-a-a-a. Lazimnya
Imaji auditif: Pembaca seolah-olah dapat
sebuah syair biasanya hanya diikuti oleh bunyi mendengar seseorang merintih saat pengungkapan
akhiran yang sama. Bunyi syair Burdah Melayu syair Burdah Melayu pada bait keenam.

berbeda karena ada unsur percampuran sastra Janganah kita 3x merasa sedih

62
Poetika : Jurnal Ilmu Sastra DOI 10.22146/poetika.35713
Vol. VI No. 1 Juli 2018 ISSN 2338-5383 (print) ; 2503-4642 (online)

Walaupun hidup dalam tiada 2x 53). Tema pada syair Burdah Melayu selanjutnya
Kuatkan hati 3x jangan merintih
ditampilkan dalam wujuh utuh berupa bait-bait
Adakala kita kuat dalam ibadah 2x
yang memuat unsur pokok lainnya. Tema
Imaji Taktil: pembaca seolah-olah merasakan didapatkan setelah membaca keseluruhan syair
setuhan saat mendengar syair Burdah Melayu.
Burdah Melayu. Pemilihan tema terindikasi
Hal tersebut diungkap dalam bait kedelapan.
mendapat pengaruh dari sastra Arab. Hal tersebut
Sudahlah jatuh 3x tertimpa tangga.
karena tema tentang kematian dan kesenangan
Tangannya patah menjadi tiga 2x
Orangpu tahu 3x kita tak punya dunia juga banyak dibuat oleh penyair Arab
Janganlah kita membusungkan dada 2x
(Mansyur, 2013:6). Dengan demikian tema yang
Kata konkret berkaitan dengan proses terdapat dalam Syair Budah Melayu Loloan secara
pengimajian. Kata konkret memunculkan spesifik adalah pengingat tentang kematian dan
imajinasi yang dapat ditangkap oleh indra Kelahiran Nabi.
(Muntazir, 2017: 213). Kata konkret dalam syair
Burdah Melayu di antaranya pada bait-bait yang Amanat
telah tersusun secara keseluruhan membentuk Amanat merupakan pesan yang tersirat
kata konkrit. Sambungan Kata-kata konkrit ter- dalam karya sastra. Pesan dalam syair Burdah Me-
sebut akhirnya membentuk pencitraan sehingga layu didapatkan setelah membaca keseluruhan isi.
dapat diproyeksikan dalam pikiran setiap pen- Keseluruhan aspek-aspek dalam makna syair Me-
dengar dan pembaca. Contoh penggalan syir di layu memberikan informasi terkait kehidupan yang
atas seolah membuat pendengar dan pembaca sementara dan akibat jika menyianyiakannya.
syair merasakan secara nyata akhir kehidupan Maka dari itu dapat ditarik kesimpulan bahwa
yang ditandai dengan kata “kubur”. Begitu juga amanat dari syair Burdah Melayu adalah janganlah
rasa sakit diungkapkan dengan kata “merintih” bersifat sombong, pelit, lupa pada Tuhan karena
dan “tangan yang patah”. Pencitraan tersebut sesungguhnya manusia akan meninggal dan kem-
didasarkan oleh sikap religiusitas masyarakat di bali kepada Tuhan.
Loloan.
Makna Syair Burdah Melayu Loloan
Tema 1. Tanda sebagai Wujud Gejala Umum
Tema yang ada dalam syair Burdah Me- Tanda sebagai wujud gejala umum dapat
layu tergolong sebagai tema jasmaniah. Tema terbagi menjadi tiga bagian. Tanda-tanda tersebut
jasmaniah menggambarkan keadaan perjalanan di antaranya qualisigns, sinsigns, legisighn( Ratna,
tentang kehidupan. Perjalanan akan kehidupan 2011:101). Syair Burdah Melayu memiliki repre-
akan terus berlanjut sampai akhirnya meninggal. sentamen di antaranya Legisighn ditunjukkan pada
Tema selalu memiliki keterkaitan secara koher- bait pertama
ensif dengan unsur lainnya (Endraswara, 2013: Kisah mula disebutkan, suatu pasal kita nya-
63
Poetika : Jurnal Ilmu Sastra DOI 10.22146/poetika.35713
Vol. VI No. 1 Juli 2018 ISSN 2338-5383 (print) ; 2503-4642 (online)

takan, Syair burda melayu banyak digunakan untuk acara


sekedar ingin maka disyairkan, menjadi
keIslaman. Bentuk pujian terhadap baginda besar
sunnah semua yang mendengar
Nabi Muhammad SAW dilestarikan oleh masyara-
kutipan bait di atas menjelaskan mengenai kat Loloan Bali dalam berbagai bentuk acara besar
hukum ajaran dalam agama Islam. Jika islam yang terdapat di daerah Loloan. Syair burdah
seseorang mengetahui dan diberitahu arahan berisikan cerita atau peristiwa perjalanan nabi yang
tapi ia tetap melakukan suatu keburukan maka diceritakan menggunakan sebuah syair dan diiringi
ia akan mendapat dosa atau hukuman. dengan gebukan alat musik Burdah sebagai bentuk
ciri khas dari desa Loloan. (Setiawan 2015:2) kea-
2. Objek gungan yang diungkapkan dalm syair burdah ada-
Objek adalah segala sesuatu yang menjadi lah bentuk apresiasi terhadap sosok Muhammad
acuan dalam syair Burdah Melayu Loloan. Ob- SAW yang memiliki pengaruh besar terhadap
jek terbagi menjadi tiga yaitu Ikon, Indeks, dan umat manusia karena beliau adalah sebaik-baiknya
Simbol. Indeks dalam syair Burdah Melayu di- ciptaan, manusia yang yang berakhlah baik serta
tunjukkan oleh bait kesepuluh: berpudi pengerti santun.
Marilah kita 3x banyak sedekah
Sedekah itu menambah rizki 2x
Kesimpulan
Syair Burdah Melayu lahir karena adanya
Pemaknaan dari bait kesepuluh dapat dikatakan
unsur sosio-kultural yang melandasinya. Kese-
menjadi salah satu ajaran Islam. Islam
luruhan isi dalam syair Burdah Melayu kebanyakan
mengajakan jika memberi seseorang, maka akan
membahas tentang syariat Islam. Bentuk dari Syair
ada balasan lebih banyak dari Tuhan. Makna
Burdah secara Tipografi dapat dikatakan sebagai
tersirat dalam bait ini sebenarnya mengajak
bentik campuran karena adanya kaidah penulisan
pembaca untuk sering memberi orang yang tid-
syair Arab, pantun Melayu, serta syair Melayu.
ak mampu dan mengasihi sesaman umat manu-
Berbagai macam penulisan puisi lama yang
sia.
digabung menjadi satu membuat syair Burdah Me-
layu berbeda dari syair Burdah yang lain. Syair
3. Interpretant
Burdah Melayu kental dengan ajaran agama Islam.
Interpretant dihubungkan dengan kondisi
Makna dalam syair burdah mengajarkan tentang
pendengar atau pembaca. Interpretant terdiri dari
kebajikan dalam hidup. Sebagai tradisi lisan, Bur-
rhyme, dicisighn, dan argument. Bentuk dari Rheme
dah Melayu sampai saat ini masih dilestarikan
dapat terlihat dari kemungkinan konsep sebagai
dengan baik. Nilai-nilai luhur masih dipengang
berikut:
oleh masyarakat Loloan, Bali. Bahasa Melayu di
Loloan, Bali sangat dijunjung tinggi sehingga di-
4. Bentuk Pujian Terhadap Rosul
Menurut narasumber yaitu Bapak Usman harapkan Syair Burdah Melayu mendatang akan
64
Poetika : Jurnal Ilmu Sastra DOI 10.22146/poetika.35713
Vol. VI No. 1 Juli 2018 ISSN 2338-5383 (print) ; 2503-4642 (online)

tetap terjaga. tan Struktural. Padang: Sukabina Press.

Daftar Pustaka

Endraswara.2013. Metodelogi Penelitian Sastra. Yog-


yakarta. Yogyakarta: CAPS.
Fang, Liaw Yock. 2011. Sejarah Kesusastraan Me-
layu Klasik. Jakarta: Eirlangga
Karim, M. Abdul. 2016. Toleransi Umat Beraga-
ma di Desa Loloan, Jembrana, Bali (Ditinjau
dari Perspektif Sejarah), Jurnal Analisis, 16
(1): 1-32.
Mansyur, Fadlil Munawar. 2011. Perkembangan
Sastra Arab dan Teori Sastra Islam.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Muntazir. 2017. Struktur Fisik dan Struktur
Batin pada Puisi Tuhan, Aku Cinta Padamu
Karya WS Rendra. Jurnal Pesona, 3(2):208-
223.
P. Putu, Anak Agung, dkk. 2015. Adaptasi
Kosakata Bahasa Bali dalam Bahasa Melayu
Loloan Bali. Jurnal Litera, 14(1): 26-36.
Pudjiastuti, Titik. 2009. Tulisan Pegon Wujud
Identitas Islam-Jawa: Tinjauan atas Bentuk
dan Fungsinya. Jurnal Suhuf, 2(2): 271-281.
Ratmanto, Teguh. 2004. Pesan: Tinjauan Baha-
sa, Semiotika, dan Hermeneutika. Jurnal Me-
diaTor, 5(1): 29-37.
Ratna, Nyoman Kutha. 2013. Teori, Metode,dan
Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Setiawan, Eko. 2015. Nilai-Nilai Religius dalam
Syair Shalawat Burdah. Jurnal Lingua,10(1): 1
-8.
Teeuw, A. 2012. Sastra dan Ilmu sastra. Jakarta :
Dunia Pustaka Jaya.
Utami, Ni Wayan Febriana & Kodrata, Naniek.
2016. Identifikasi Keunikan Lansekap Kam-
pung Loloan di Jembara. E-Jurnal Arsitektur
Lansakep, 2(1): 41-50.
Zaim, M. 2014. Metode Penelitian Bahasa: Pendeka-
65

Anda mungkin juga menyukai