Anda di halaman 1dari 2

Rp 30.

6 Miliar Digelontorkan
Revitalisasi Danau Maninjau Dimulai

PADANG, MAJALAH INTRUST - Sumatera Barat memiliki empat danau yamg membentang
luas, menambah indahnya pemandangan alam di Nagari Ranah Minang. Keempat danau tersebut
memiliki ciri khas tersendiri, sehingga wisatawan betah berkunjung kesana.

Keempat danau tersebut adalah, Danau Singkarak, Danau Diateh, Danau Dibawah, dan Danau
Maninjau. Namun demikian nama terakhir yang disebutkan, saat ini sedang dalam kondisi
kurang baik.

Hal ini disebabkan oleh banyaknya masyarakat yang melakukan aktifitas keramba ikan, sehingga
keindahan danau menjadi berkurang. Dampaknya kunjungan wisatawan menjadi turun drastis
dan terjadi penumpukan sedimen akibat pakan ikan dari keramba.

Pemerintah provinsi (Pemprov) Sumatera Barat dan Pemerintah Kabupaten Agam, pelan tapi
pasti berusaha kembali memulihkan danau dengan berbagai cara, salah satunya meminta
bantuan pemerintah pusat guna membantu revitalisasi danau.

Alhasil Danau Maninjau menjadi fokus utama Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama sembilan danau lainnya untuk direvitalisasi
pada APBN tahun anggaran 2019.

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V
ditugaskan untuk revitalisasi danau terbesar ketiga di Pulau Sumatera itu.Gelontoran dana
sebesar Rp 30.6 miliar lebih telah dikucurkan, sehingga pekerjaan proyek revitalisasi bisa
dilaksanakan di awal tahun 2019.

Perusahaan kontruksi PT Rahmat Mulia Utama dipercaya untuk mengerjakan proyek strategis
tersebut, memakai sistem Single Years Contract (SYC) dengan pekerjaan dimulai Februari dan
berakhir pada Desember mendatang.
Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera V Maryadi Utama ST.M.Si kepada Majalah INTRUST
menyampaikan, pekerjaan revitalisasi Danau Maninjau tahun ini membuat cekdam di beberapa
titik sungai yang mengalir ke dalam danau, agar mengurangi sedimen yang masuk ke danau.

Maryadi menegaskan, perlunya Pemprov Sumbar dan Pemkab Agam untuk membuat batas
sempadan di danau tersebut. Agar masyarakat sekitar tidak sewenang- wenang melakukan
aktifitas disana.

Kegunaan penetapan batas sempadan danau yakni untuk memberikan perlindungan, penggunaan
dan pengendalian atas sumber daya air dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuannya.

"Batas sempadan ini juga dapat menjadi pengendali dari aktifitas keramba masyarakat sekitar.
Jadi keramba masyarakat ditata sedemikian rupa, agar sedimen yang dihasilkan tidak sebanyak
sekarang. Disamping itu memberikan ruang juga untuk masyarakat berwisata di Danau
Maninjau,"jelasnya.

Disamping itu tujuannya supaya fungsi danau tidak terganggu oleh aktifitas masyarakat sekitar,
kegiatan pemanfaatan dan upaya peningkatan nilai manfaat danau dapat memberikan hasil yang
optimal sekaligus menjaga kelestarian fungsi danau.

"Pembuatan tata ruang dan batas sempadan Danau Maninjau yang membenahi dibawah komando
Dinas PUPR Sumbar koordinasi dengan Kabupaten Agam. Kita tunggu tata ruang Danau
Maninjau ini, agar jelas batasannya," Kata Maryadi.

Pihaknya menilai, pengerukan sedimen Danau Maninjau tidak perlu dilaksanakan. Karena
biayanya sangat besar hingga mencapai Rp 1.4 triliun dan tidak terlalu mendesak untuk
dilaksanakan.

"Kami di BWS Sumatera V sudah lakukan tindakan batchimetry. Hasilnya Danau Maninjau
tidak dangkal, kedalamannya masih diatas 100 meter. Jadi masih belum urgent dilakukan
pengerukan," Rincinya.(ridho)

Anda mungkin juga menyukai