Anda di halaman 1dari 8

Riset Informasi Kesehatan, Vol.7, No.

1
Juni 2018
https://doi.org/10.30644/rik.v7i1.112

Gambaran Kemampuan Mengontrol Halusinasi Klien Skizofrenia di Ruang Rawat Inap


Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi

Firman Bayu S1, Nofrida Saswati2, Sutinah3


123
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Harapan Ibu Jambi

Abstrak

Latar Belakang : Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami
perubahan sensori persepsi. Dalam mengontrol halusinasi klien dilatih untuk menghardik halusinasi,
minum obat dengan teratur, bercakap cakap dengan orang lain serta melakukan aktivitas terjadwal.
Akibat tidak terkendalinya penanganan halusinasi dapat menyebabkan pasien menjadi perilaku
kekerasan, bunuh diri, isolasi sosial dan harga diri rendah.
Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui gambaran kemampuan mengontrol halusinasi klien Skizofrenia
di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi.
Metodologi : Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif. Penelitian dilakukan di ruang rawat inap Rumah
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi pada tanggal 5-12 Februari 2018. Populasi yaitu seluruh klien
halusinasi di ruang rawat inap berjumlah 286 klien. Sampel yaitu klien halusinasi berjumlah 44 orang dan
sampel perawat berjumlah 44 klien. Penelitian menggunakan lembar kuesioner untuk mengevaluasi
kemampuan klien dalam mengontrol halusinasi dan data dianalisa secara univariat.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 15-35 tahun sebanyak
24 (54,6%) responden. Sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 26 (59,1%)
responden. Hasil analisis menunjukkan responden memiliki kemampuan mengontrol halusinasi dengan
kategori baik sebanyak 25 klien (56,8%). kemampuan mengontrol halusinasi dengan kategori kurang baik
sebanyak 19 klien (43,2%).
Kesimpulan : Bagi pihak Rumah sakit perlu meningkatkan kinerja perawat yang bertugas di ruang rawat
inap rumah sakit jiwa daerah Provinsi Jambi agar dapat membantu klien dalam mengontrol halusinasi.

Kata Kunci : Mengontrol Halusinasi, Klien Skizofrenia

Abstract

Background: Hallucinations are one of the symptoms of mental disorder in which the patient experiences
a perceptual sensory change. In controlling hallucinations clients are trained to rebuke hallucinations, take
medication regularly, converse with others and perform scheduled activities. The unbridled consequences
of the handling of hallucinations may cause the patient to become violent, suicidal, social isolation and
low self-esteem.
Objective: This research is to know the description of the ability to control the hallucination of
Schizophrenia client in the inpatient room of Jambi Province Mental Hospital.
Methodology: This research type is descriptive quantitative. The study was conducted in the inpatient
room of Mental Hospital of Jambi Province on 5-12 February 2018. The population is all the hallucination
clients in the inpatient room numbered 286 clients. The samples of the hallucination clients were 44 people
and the sample of nurses amounted to 44 clients. The study used a questionnaire sheet to evaluate the
client's ability to control hallucinations and univariate analyzed data.
Results: The results showed that most respondents aged 15-35 years were 24 (54.6%) of respondents.
Most of the respondents were male (26,1%) were 26 (59,1%). The result of the analysis shows that
respondents have the ability to control hallucination with good category as many as 25 clients (56.8%).
the ability to control the hallucination with the less good category as many as 19 clients (43.2%).
Conclusion: For the hospital, it is necessary to improve the performance of nurses who served in the
inpatient rooms of mental hospitals in Jambi Province in order to assist the client in controlling the
hallucination.

Keywords: Control Hallucinations, Schizophrenia Clients

16
Riset Informasi Kesehatan, Vol.7, No.1
Juni 2018

Pendahuluan: penghidungan (1). Menurut (7), strategi


Salah satu gangguan jiwa yang pelaksanaan ada empat yaitu, strategi
dikenal adalah skizofrenia. Skizofrenia pelaksanaan satu membantu pasien
adalah suatu bentuk psikososial fungsional mengenal halusinasi, menjelaskan cara-
dengan gangguan utama pada proses pikir cara mengontrol halusinasi, mengajarkan
serta disharmoni (keretakan, perpecahan) pasien mengontrol halusinasi dengan cara
antara proses pikir, afek/emosi, kemauan pertama menghardik halusinasi, strategi
dan psikomotor disertai distorsi kenyataan pelaksanaan dua melatih klien mengontrol
(1). Skizofrenia adalah penyakit serius yang halusinasi dengan cara minum obat teratur,
mngakibatkan perilaku psikotik, gangguan strategi pelaksanaan ketiga melatih klien
dalam memperoses imformasi, dan mengontrol halusinasi dengan cara
berhubungan interpersonal.Skizofrenia bercakap-cakap dengan orang lain,
merupakan sindroma kompleks yang strategi pelaksanaan keempat melatih klien
menimbulkan gangguan presepsi, pikiran, mengontrol halusinasi dengan cara
pembicaraan dan gerakan seseorang (14) melaksanakan aktivitas terjadwal, dan
Menurut (11), di dunia terdapat komunikasi terapeutik berpengaruh
sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 signifikan dengan kemampuan mengontrol
juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena halusinasi pada pasien.
skizofrenia, serta 47,5 juta terkena Hasil penelitian (5) mengenai
dimensia. Data Riskesdas 2013 pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
memunjukkan prevalensi gangguan jiwa stimulasi persepsi-sensori terhadap
berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar kemampuan mengontrol halusinasi pada
400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 pasien halusinasi didapat bahwa tidak ada
penduduk. Menurut laporan tahunan beda yang signifikan kemampuan
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi mengontrol halusinasi sebelum dan
tahun 2016 berdasarkan 10 penyakit sesudah perlakuan pada kelompok kontrol
tertinggi didapatkan bahwa jumlah klien dan ada beda yang signifikan kemampuan
dengan gangguan jiwa di Provinsi Jambi mengontrol halusinasi antara nilai sebelum
pada laki-laki maupun perempuan pemberian TAK dengan setelah pemberian
sebanyak 1.538 orang. TAK. Hasil penelitian (2) bahwa
Gejala skizofrenia terbagi dalam kemampuan mengendalikan halusinasi
dua katagori utama: gejala positif atau pada pasien skizofrenia sebelum diberikan
gejala nyata, yang mencakup waham, TAK Stimulasi Persepsi Halusinasi berbasis
halusinasi, dan disorganisasi pikiran, bicara Health Belief Model seluruh responden
dan perilaku yang tidak teratur, serta gejala sebanyak 9 orang (100%) tidak mampu
negatif atau gejala samar, seperti efek mengendalikan halusinasi. Hasil penelitian
datar, tidak memiliki kemauan, dan menarik (9) didapat bahwa 38,9% responden tidak
diri dari masyarakat atau rasa tidak mampu mengontrol halusinasi dan 61,1%
nyaman. Gejala negatif sering kali menetap mampu dalam mengontrol halusinasi. Hasil
sepanjang waktu dan menjadi penghambat penelitian ini sejalan dengan (16) mengenai
utama pemulihan dan perbaikan fungsi kemampuan klien skizofrenia mengontrol
dalam kehidupan sehari-hari klien (17). halusinasi didapat bahwa sebelumnya
Salah satu gejala positif dari skizofrenia klien memiliki kemampuan mengontrol
adalah halusinasi. Halusinasi adalah salah halusinasi dengan kategori cukup sebanyak
satu gejala gangguan jiwa dimana pasien 25%
mengalami perubahan sensori persepsi : Berdasarkan data per ruangan
merasakan sensori palsu berupa suara, Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah
penglihatan, pengecapan, perabaan atau Provinsi Jambi, Jumlah jumlah penderita

18
Riset Informasi Kesehatan, Vol.7, No.1
Juni 2018

skizofrenia di ruang rawat inap dapat dilihat Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
pada tabel 1.1: Jambi di ruang Yudistira, Beta, Delta,
Gama, Arimbi, Epsilon dan Shinta.

Tabel 1.1
Data Perawat dan Penderita Skizofrenia 3. Populasi dan Sampel
Di Ruangan Rawat Inap RSJ Daerah Populasi dalam penelitian ini adalah
Provinsi Jambi Tahun 2017 seluruh klien halusinasi ruangan rawat
inap di Rumah Sakit Jiwa Daerah
No Ruangan Data Klien
Provinsi Jambi berjumlah 286 orang.
Perawat
Pengambilan sampel dengan teknik
1. Yudistira 15 12
purposive sampling yaitu dengan
2. Arjuna 16 59
memilih sampel berdasarkan kriteria
3. Beta 15 27
tertentu yang telah ditentukan oleh
4. Delta 17 25
peneliti (8). Sampel dalam penelitian ini
5. Shinta 16 34
berjumlah 44 orang. Kriteria inklusi
6. Srikandi 16 22
sampel dalam penelitian ini yaitu:
7. Arimbi 16 26
1. Klien skizofrenia yang mengalami
8. Epsilon 18 29
halusinasi
9. Gama 17 27
2. Bersedia menjadi responden
10. Sigma 16 25
3. Klien sehat secara fisik dan
Jumlah 162 286 bertoleransi terhadap aktivitas
4. Klien yang kooperatif
Sumber: Data Keparwatan Rawat Inap 4. Instrumen Penelitian
RSJ Daerah Provinsi Jambi Tahun 2017 Instrumen penelitian terdiri dari
evaluasi kemampuan klien dalam
Berdasarkan data yang didapat dari mengontrol halusinasi yang berisi 24
RSJ Daerah Provinsi Jambi bahwa jumlah item pertanyaan. Pengisian lembar
klien skizofrenia di Ruang Rawat Inap kuesioner dengan mengisi kolom
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi
memberi tanda ceklis () untuk
berjumlah 286 klien dan jumlah perawat
jawaban ya diberi nilai 1 dan tanda
berjumlah 162 klien.
silang (x) untuk jawaban tidak diberi
nilai 0 (10)
Metode Penelitian
5. Pengumpulan Data
1. Desain penelitian
Jenis data dalam penelitian ini yaitu
Desain penelitian ini deskriptif
(10):
kuantitatif dan perlakuan atau
1. Data primer
intervensi (8). Penelitian ini untuk
Data Primer merupakan data yang
mengetahui gambaran kemampuan
didapat dengan melakukan
mengontrol halusinasi klien Skizofrenia
wawancara menggunakan lembar
di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa
ceklis dengan cara memberi tanda
Daerah Provinsi Jambi.
ceklis pada kolom iya jika klien
2. Lokasi penelitian
mampu dan ceklis pada kolom
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit
tidak.
Jiwa Daerah Provinsi Jambi karena
2. Data sekunder
penelitian ini merupakan penelitian
Data sekunder merupakan data
pada klien yang mengalami gangguan
yang diperoleh dari data Rumah
jiwa sehingga penelitian dilakukan di
Sakit Jiwa Jambi meliputi jumlah

18
Riset Informasi Kesehatan, Vol.7, No.1
Juni 2018

pasien Halusinasi di ruang rawat Tabel 4.1


inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Distribusi Responden
Jambi. Berdasarkan Umur di Ruang
6. Analisis Data Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa
Penelitian ini merupakan penelitian Daerah Provinsi Jambi
untuk mengetahui gambaran
kemampuan mengontrol halusinasi No Variabel Jumlah (%)
klien Skizofrenia di ruang rawat inap Umur
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi 1. 12-17 tahun 1 2,3
Jambi maka analisa datanya dilakukan (Masa Remaja)
secara komputerisasi dengan 2. 18-40 tahun 30 68,2
menggunakan program SPSS. Uji yang (Masa Dewasa)
digunakan adalah uji univariat. Analisis 3. 41-65 tahun 29,5
13
Univariat ini dilakukan terhadap (Masa Tua)
variabel dari hasil penelitian, pada Jumlah 44 100
umumnya analisa ini hanya
menghasilkan distribusi dan
persentase dari tiap variabel(10). Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh
gambaran bahwa sebagian besar
Hasil Penelitian responden berumur 18-40 tahun
1. Gambaran Umum sebanyak 30 responden (68,2%).
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi b. Jenis Kelamin
Jambi merupakan salah satu jenis RS Karakteristik responden
Jiwa/ Rumah sakit ketergantungan obat berdasarkan jenis kelamin dapat
di negara kesatuan republik indonesia. dilihat dari tabel berikut:
RS Jiwa/ Rumah sakit ketergantungan Tabel 4.2
obat terselenggara oleh Pemerintah Distribusi Responden Berdasarkan Jenis
Provinsi Jambi, yang beralamat di Jl. Kelamin di Ruang Rawat Inap Rumah
DR. Purwadi Km.9,5 Kel. Kenali Besar, Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi
Kec. Alam Barajo Kota Jambi. Rumah No Variabel Jumlah (%)
sakit ini dibangun di atas tanah seluas Jenis Kelamin
98.693 𝑀2 dengan luas bangunan ± 1. Perempuan 18 40,9
3.366 𝑀2 . 2. Laki-Laki 26 59,1
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jumlah 44 100
Jambi telah memperoleh pengakuan
jaminan mutu layanan Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh
kesehatan/Akreditasi dari Kementerian gambaran bahwa sebagian besar
Kesehatan RI dengan standar penilaian responden memiliki jenis kelamin laki-
12 pelayanan. Status Akreditasi yaitu laki sebanyak 26 responden (59,1%).
pada tingkat Madya yang diberikan pada
tanggal 19 Desember 2016. c. Gambaran Kemampuan Klien Dalam
2. Karakteristik Responden Mengontrol Halusinasi Pada Klien
a. Umur Skizofrenia di Ruang Rawat Inap
Karakteristik responden Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
berdasarkan umur dapat dilihat dari Jambi
tabel berikut: Gambaran kemampuan klien
dalam mengontrol halusinasi di
ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Jambi Tahun 2018,
diperoleh hasil sebagai berikut:

19
Riset Informasi Kesehatan, Vol.7, No.1
Juni 2018

Tabel 4.3 laki-laki sebanyak 26 responden


Gambaran Kemampuan Mengontrol (59,1%) sehingga dapat disimpulkan
Halusinasi Pada Klien Skizofrenia di laki-laki dapat lebih mudah dalam
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa mengontrol halusinasinya.
Daerah Provinsi Jambi Jean Peaget (1980) dalam (13)
No Variabel Jumla (%) teori kognitifnya menyatakan bahwa
Kemampuan h individu membangun kemampuan
Mengontrol kognitif melalui tindakan yang
Halusinasi termotivasi dengan sendirinya
1 Kurang Baik 19 43,2 terhadap lingkungan. Usia dewasa
2 Baik 25 56,8 dalam perkembangannya termasuk
Jumlah 44 100 periode operasional formal.
Karakteristik periode ini adalah
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diperolehnya kemampuan untuk
diketahui bahwa sebagian besar berpikir secara abstrak, menalar
responden memiliki kemampuan secara logis, dan menarik kesimpulan
mengontrol halusinasi dengan kategori dari informasi yang tersedia.
baik sebanyak 25 klien (56,8%) dan Kemampuan pada periode
kemampuan mengontrol halusinasi perkembangan ini yang membuat klien
dengan kategori kurang baik sebanyak lebih memahami dan termotivasi dalam
19 klien (43,2%). mengontrol halusinasi. Klien pada
tahap perkembangan tersebut mampu
Pembahasan menganalisa bahwa terapi yang
1. Keterbatasan penelitian diberikan jika dilaksanakan dengan
Penelitian ini merupakan baik dalam kehidupan sehari-hari akan
penelitian deskriptif kuantitatif untuk membantu dirinya dalam menghadapi
mengetahui gambaran kemampuan setiap stresor yang dialami.
mengontrol Halusinasi pada klien Hasil penelitian (3) mengenai
Skizofrenia di Ruang Rawat Inap pengaruh terapi aktivitas kelompok:
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi terhadap kemampuan mengontrol
Jambi Tahun 2017. Pada saat halusinasi yang menyatakan bahwa
pengumpulan data peneliti tidak sebagian besar responden berumur
menemui banyak kendala karena 41-50 tahun yaitu sebanyak 3 orang
penelitian ini banyak dibantu oleh staf (33.3%). Usia ini termasuk dalam usia
dan perawat di Rumah Sakit Jiwa dewasa akhir dimana pada umumnya
Daerah Provinsi Jambi. orang percaya bahwa proses belajar,
2. Gambaran Karakteristik Klien memori dan intelegensi mengalami
Skizofrenia di Ruang Rawat Inap penurunan bersamaan dengan terus
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi bertambahnya usia sehingga
Jambi Taun 2017 kecepatan dalam memproses
Berdasarkan karakteristik informasi mengalami penurunan pada
responden didapat bahwa sebagian masa dewasa akhir. Dari usia
besar responden berumur 18-40 tahun responden yang kebanyakan
sebanyak 30 responden (68,2%) pada memasuki dewasa akhir membuat
usia ini merupakan usia dengan kemampuan dalam menyerap atau
kategori dewasa sehingga banya klien menerima informasi berkurang
yang sudah mengontrol halusinasi sehingga sebagian besar responden
pada usia ini. Sedangkan pada belum mampu mengontrol halusinasi.
karakteristik jenis kelamin sebagian Handayani, menyebutkan
besar responden memiliki jenis kelamin bahwa karekteristik usia responden

20
Riset Informasi Kesehatan, Vol.7, No.1
Juni 2018

sebagian besar terdapat pada rentang halusinasinya, hampir seluruh


usia dewasa awal (18–40 tahun) (4). responden bisa mengontrol halusinasi
Rentang usia dewasa awal akan terjadi dengan cara menghardik halusinasi,
peningkatan kemampuan dalam mengatakan stop dan mengusir
mempertimbangkan banyak hal ketika halusinasi tersebut. Hasil penelitian (4)
menghadapi masalah, sehingga dapat mengenai pengaruh terapi religius zikir
bersikap lebih toleransi terhadap hal- terhadap peningkatan kemampuan
hal yang tidak diinginkan. Masa mengontrol halusinasi didapat sebelum
dewasa awal terjadi integritas baru diberikan terapi kategori baik sebanyak
dalam berpikir, lebih pragmatis dalam 6,7% dan sesudah diberikan terapi
memecahkan masalah bukan hanya kategori baik sebanyak 98,7%.
berdasarkan analisis logika semata. Halusinasi harus menjadi fokus
Pasien yang mengalami gagguan jiwa perhatian oleh tim kesehatan karena
kemampuan kognitifnya berkurang apabila halusinasi tidak ditangani
karena secara biologis ukuran lobus secara baik, maka dapat menimbulkan
frontaslis lebih kecil dari rata-rata orang resiko terhadap keamanan diri klien
normal, karena kondisi tersebut sendiri, orang lain dan juga lingkungan
mengakibatkan gangguan kognitif yang sekitar. Hal ini dikarenakan halusinasi
ditandai dengan disorientasi, dengar klien sering berisikan perintah
incoherent, dan sukar berfikir logis, melukai dirinya sendiri maupun orang
sehingga ketika mengalami halusinasi lain (18) Faktor-faktor yang dapat
pasien tidak mampu untuk mempengaruhi kemampuan klien
mengontrolnya secara mandiri. dalam mengontrol halusinasi adalah
3. Gambaran Kemampuan Mengontrol sikap respon klien terhadap halusinasi.
Halusinasi Klien Skizofrenia di Ruang kejujuran memberikan informasi.
Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah kepribadian klien. pengalaman dan
Provinsi Jambi Taun 2017. kemampuan mengingat.
Gambaran hasil penelitian Menurut asumsi peneliti bahwa
mengenai kemampuan mengontrol masih banyak klien yang memiliki
halusinasi di dapat bahwa sebagian kemampuan mengontrol halusinasi
besar responden memiliki kemampuan dengan kategori kurang baik sebanyak
mengontrol halusinasi dengan kategori 43,2%. Peningkatan kemampuan
baik sebanyak 25 klien (56,8%) dan mengontrol halusinasi pada pasien
kemampuan mengontrol halusinasi dipengaruhi oleh adanya pengetahuan
dengan kategori kurang baik sebanyak pasien cara mengontrol halusinasi,
19 klien (43,2%). mengenal jenis halusinasi, mengenal
Hasil penelitian (12) mengenai isi halusinasi, dan frekuensi terjadinya
kemampuan responden dalam halusinasi, membuat pasien lebih kuat
mengontrol halusinasi didapat bahwa menghadapi halusinasi. Apabila
tingkat kemampuan responden strategi penerapan dalam mengontrol
mengontrol halusinasi setelah halusinasi yang diberikan perawat
dilakukan terapi aktivitas kelompok masih kurang baik maka hal inilah yang
stimulasi persepsi di Rumah Sakit menyebabkan klien masih belum bisa
Grhasia Provinsi DIY, sebagian besar mengontrol halusinasi dengan baik.
memiliki kemampuan baik. Hasil Selain itu cara mengontrol
penelitian (15) mengenai pengaruh halusinasi dan kemampuan mengonrol
thought stopping terhadap kemampuan halusinasi juga dipengaruhi karena
mengontrol halusinasi didapat pasien telah lamanya responden menderita
skizofrenia mengalami peningkatan skizofrenia. Hal itu membuat pasien
kemampuan dalam mengontrol sudah mampu mengidentifikasi

21
Riset Informasi Kesehatan, Vol.7, No.1
Juni 2018

halusinasi dan cara mengontrolnya. Agar dapat memberikan pelayanan


Ditambah lagi perbedaan kemampuan sesuai standar terutama dalam
cara mengontrol halusinasi juga karena memberikan komunikasi Terapeutik
pendidikan terakhir responden juga pada klien serta menambah
rendah. Dibutuhkan teknik mengontrol pengetahuan dan kemampuan
halusinasi kepada klien skizofrenia mengenai komunikasi Terapeutik pada
dengan halusinasi agar kepercayaan pasien di Rumah Sakit Jiwa Daerah
dirinya menjadi kuat dan kemampuan Provinsi Jambi.
mengontrol halusinasi itu akan 3. Bagi Peneliti
meningkat. Bagi peneliti lain yang akan datang,
sebaiknya penelitian ini dapat
Kesimpulan digunakan sebagai referensi atau
Berdasarkan penelitian mengenai melanjutkan penelitian dengan variable
gambaran kemampuan mengontrol yang berbeda seperti peran keluarga
halusinasi pada klien skizofrenia di ruang dan peran perawat terhadap klien
rawat inap rumah sakit jiwa daerah Provinsi skizofrenia dan menggunakan analisis
Jambi tahun 2017 dapat disimpulkan yang berbeda seperti faktor-faktor yang
sebagai berikut: mempengaruhi klien dalam mengontrol
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa halusinasi.
sebagian besar responden berumur 15-
35 tahun sebanyak 24 responden
(54,6%) dan sebagian besar responden Ucapan Terima Kasih
memiliki jenis kelamin laki-laki sebanyak Pada kesempatan ini penulis ingin
26 responden (59,1%). meyampaikan ucapan terimakasih
2. Sebagian besar responden memiliki terutama kepada :.
kemampuan mengontrol halusinasi 1. Responden di ruang rawat inap Rumah
dengan kategori baik sebanyak 25 Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi yang
responden (56,8%). telah bersedia dan meluangkan waktu
menjadi responden penelitian.
Saran 2. Teman-teman terdekat yang selalu
1. Bagi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi memberikan motivasi dan dukugnaya,
Jambi serta teman satu angkatan yang
Pihak Rumah sakit perlu melakukan memberikan semangat.
seminar tentang komunikasi terapaeutik 3. Untuk kedua orang tuaku tercinta dn
bagi Perawat yang bertugas di ruang kelaurga yang telah memberikan
rawat inap rumah sakit jiwa daerah dukungan dan do’a.
Provinsi Jambi dan mengadakan
pelatihan bagi perawat agar dapat
terciptanya komunikasi terapeutik yang DAFTAR PUSTAKA
baik antar pasein dan kemampuan
perawat yang berkompeten. Pihak 1. Direja. (2011). Buku Ajar Asuhan
Rumah Sakit juga sebaiknya Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
melakukan pengawasan terhadap Medika.
perawat di Rumah Sakit agar dapat 2. Emilyani, D. (2010). Peningkatan
memberikan pelayanan sesuai standar Kemampuan Mengendalikan Halusinasi
terutama dalam memberikan Pada Pasien Skizofrenia Dengan
komunikasi terapeutik sehingga dapat Terapi Aktivitas Kelompok
membantu pasien dalam mengontrol Menggunakan Pendekatan Health
halusinasi. Belief Model Di Rumah Sakit Jiwa
2. Bagi Perawat Propinsi NTB. RUMAH Sakit Jiwa

22
Riset Informasi Kesehatan, Vol.7, No.1
Juni 2018

Propinsi NTB, 1–16. 10. Nursalam. (2011). Konsep dan


3. Halawa, A. (20015). Pengaruh terapi Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
aktivitas kelompok: stimulasi persepsi Keperawatan. Jakarta: Salemba
sesi 1-2 terhadap kemampuan Medika.
mengontrol halusinasi pendengaran 11. Kemenkes RI,. (2016, October). Peran
pada pasien skizofrenia di ruang Keluarga Dukung Kesehatan Jiwa
flamboyan Rumah Sakit Jiwamenur Masyarakat, p. 1.
Surabaya. Jurnal Keperawatan, 4(1), 1– 12. Rochdiat, W. (2013). Pengaruh
8. Pemberian Terapi Aktivitas Kelompok
4. Handayani, D., Sriati, A., & Widianti, E. Stimulasi Persepsi Terhadap
(n.d.). Tingkat Kemandirian Pasien Kemampuan Mengontrol Halusinasi
Mengontrol Halusinasi setelah Terapi Pada Klien Skizofrenia Di Rumah Sakit
Aktivitas Kelompok The Independency Ghrasia. Jurnal Keperawatan Respati,
Level of Patients in Controlling 3, 2088–8872.
Hallucination After Perceptual 13. Setianingsih, R. Y. H. (2016). Pengaruh
Stimulation Therapeutic Group Activity, Cognitive Behaviour Therapy Pada
1(April 2013). Klien Dengan Masalah Keperawatan
5. Hidayah, A. nur. (2015). Pengaruh Perilaku Kekerasan Dan Halusinasi Di
terapi aktivitas kelompok stimulasi Rsjd Dr . Rm Soedjarwadi Klaten.,
persepsi-sensori terhadap kemampuan 4,NO.1, 7–12.
mengontrol halusinasi pada pasien 14. Stuart. (2013). Buku Saku Keperawatan
halusinasi di RSJD DR. Amino Jiwa (5th ed.). Jakarta: EGC.
Gondohutomo Semarang. Jurnal 15. Twistiandayani, R., & Widati, A. (2013).
Keperawatan, 8(1), 44–55. Pengaruh Terapi Tought Stopping
6. Hidayati, W. catur, Rochmawati, D. terhadap Kemampuan Mengontrol
heppy, & Targunawan. (2014). Halusinasi pada Pasien Skizofrenia.
Pengaruh terapi religius zikir terhadap Prosiding Konferensi Nasional PPNI
peningkatan kemampuan mengontrol Jawa Tengah 2013, 240–242.
halusinasi pendengaran pada pasien 16. Umam, R. (2015). Pelaksanaan Teknik
halusinasi di RSJD Dr. Amino Mengontrol Halusinasi. The Sun, 2(1).
Gondohutomo Semarang. Jurnal Ilmu 17. Viedebeck. (2008). Buku Ajar
Keperawatan Dan Kebidanan. Jurnal Keperawatan Jiwa (cetakan 1). Jakarta:
Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan EGC.
(JIKK), 1–9. 18. Wahyuni, S. E., & Keliat, dkk. (2011).
7. Keliat. (2015). Keperawatan Jiwa Penurunan Halusinasi Pada Klien Jiwa
Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC. Melalui Cognitive Behavior Therapy.
8. Notoadmodjo. (2010). Metode Jurnal Keperawatan Indonesia,
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Vol.14(No.3), Hal.185-192.
Cipta.
9. Nurhasanah. (2013). Penerapan Askep
Terhadap Kemampuan Mengontrol
Halusinasi Di Rs.Jiwa Khusus
Soeprapto Provinsi Bengkulu. Jurnal
Keperawatan, 1(1), 1–8.

23

Anda mungkin juga menyukai