PENDAHULUAN
Setiap makhluk hidup tentu mengalami proses tumbuh dan berkembang. Pada saat itu, sel – sel
yang menyusun tubuh menjadi terspesialisasi untuk menjalankan berbagai fungsi hidup. Beberapa sel
di antaranya bergabung menjadi satu kesatuan membentuk jaringan.
Jaringan merupakan sekelompok sel yang memiliki bentu, susunan, dan fungsi yang sama. Pada
umumnya, dikenal dua tipe jaringan, yaitu jaringan sederhana (tersusun dari satu tipe sel) dan jaringan
kompleks (tersusun dari banyak tipe sel). Berbagai macam jaringan dapat ditemukan pada organ tubuh
makhluk hidup, baik tumbuhan maupun hewan. Makalah ini akan membahas tentang macam jaringan
yang terdapat pada tumbuhan dan hewan.
1.4. Manfaat
1. Menumbuhkan minat seseorang untuk mau belajar tentang jaringan pada tumbuhan dan hewan.
2. Menumbuhkan minat seseorang untuk mau belajar tentang organ tumbuhan dan hewan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jaringan Tumbuhan
Jaringan-jaringan pada tumbuhan ada yang bersifat meristematis, yaitu jaringan muda yang masih
aktif membelah dan ada juga yang bersifat permanen, yaitu jaringan dewasa yang tidak membelah.
1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem merupakan jaringan yang terdiri atas sekelompok sel yang aktif membelah.
Pembelahan sel tersebut berlangsung secara mitosis. Setiap satu sel meristematik membelah dan
menghasilkan sedikitnya satu anakan sel. Setiap anakan sel dapat meneruskan pembelahan
berikutnya.
Jaringan meristem mempunyai sifat-sifat antara lain, terdiri atas sel-sel muda dalam fase
pembelahan dan pertumbuhan. Pada jaringan meristem, biasanya tidak ditemukan adanya ruang
antarsel, di antaranya sel-sel meristem. Sel-sel meristem berbentuk bulat, lonjong atau poligonal
dengan dinding sel yang tipis. Masing-masing selnya mengandung banyak sitoplasma dan
mengandung satu atau lebih inti sel. Vakuola sel pada sel-sel meristem sangat kecil dan kadang-
kadang tidak ada.
Meristem dikelompokkan berdasarkan berbagai kriteria, antara lain berdasarkan letaknya dan
terjadinya.
Meritem apikal merupakan meristem yang terdapat pada ujung – ujung batang dan ujung
akar tumbuhan. Pembelahan meristem apikal menyebabkan pemanjangan pada batang dan akar
tumbuhan. Pertumbuhan yang dihasilkan oleh pembelahan meristem apikal disebut
pertumbuhan primer dan jaringan yang dihasilkannya disebut jaringan primer. Dengan adanya
meristem ini, tumbuhan dapat bertambah tinggi dan panjang
Terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya meristem pada pangkal ruas tumbuhan
anggota suku atau famili rumput – rumputan.
c. Meristem samping (lateral)
Meristem lateral merupakan meristem yang letaknya sejajar dengan keliling organ tempat
jaringan ini ditemukan. Misalnya, berupa kambium pembuluh dan kambium gabus. Pembelahan
meristem lateral menyebabkan pembesaran pda akar dan batang tumbuhan. Pertumbuhan yang
dihasilkan oleh pembelahan meristem laterak dikenal sebagai pertumbuhan sekunder dan
jaringan yang dibentuk disebut jaringan sekunder. Akibat aktivitasmeristem ini tumbuhan akan
mengalami penambahan besar ke samping.
Berdasarkan terjadinya, jaringan meristem dibedakan menjadi dua.
a) Meristem primer
Meristem primer adalah meristem yang berasal langsung dari perkembangan sel –
sel embrionik dan merupakan kelanjutan dari perkemabangan embrio. Meristem primer
bertanggung jawab terhadap pertumbuhan sekunder
b. Meristem sekunder
c. Jaringan Penguat
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang menguatkan tumbuhan. Berdasarkan bentuk
dan sifatnya, jaringan penyokong dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
1) Jaringan Kolenkim
Jaringan kolenkim terdiri dari sel – sel hidup yang bagian sudut dindingnya
mengalami penebalan selulosa. Jaringan kolenkim terutama terdapat pada organ – organ
tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Sel – sel
kolenkim dapat ditemukan di dalam jaringan primer yang berfungsi untuk menyokong
batang serta daun yang sedang tumbuh. Pada tumbuhan tua, dinding sel kolenkim akan
mengeras atau berliginin sehingga dapat berubah menjadi sel sklerenkim.
2) Jaringan Sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan mekanik yang hanya terdapat pada
organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan atau organ
tumbuhan yang telah tetap. Sklerenkim berfungsi untuk menghadapi segala tekanan
sehingga dapat melindungi jaringan-jaringan yang lebih lemah. Jaringan sklerenkim
merupakan jaringan dasar yang terdiri atas sel – sel dengan dinding sekunder yang tebal.
Dinding sekunder tersebut dapat tersusun dari lignin sehingga lebih kuat dan keras
dibandingkan kolenkim. Fungsi utama sklerenkim adalah sebagai penyokong dan
adakalanya berfungsi sebagai pelindung.
d. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut pada tubuh tumbuhan terdiri atas xilem dan floem. Jaringan ini
merupakan jaringan khusus. Kegunaannya bagi tumbuhtumbuhan, yaitu sebagai jaringan untuk
mengangkut zat-zat mineral yang diserap oleh akar dari tanah atau zat-zat makanan yang telah
dihasilkan pada daun untuk disalurkan ke bagian-bagian lainnya yang semuanya memungkinkan
tumbuhan untuk hidup dan berkembang. Jaringan pengangkut hanya terdapat pada tumbuhan
tingkat tinggi,
sedangkan pada tumbuhan tingkat rendah tidak ditemui jaringan ini. Berdasarkan struktur
dan fungsinya, jaringan ini dibedakan atas xilem ( pembuluh kayu ) dan floem (pembuluh tapis).
Fungsi xilem adalah sebagai tempat pengangkutan air dan zat-zat mineral dari akar ke
bagian daun. Susunan xilem ini merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks, terdiri
atas berbagai bentuk sel. Selain itu, sel-selnya ternyata ada yang telah mati dan ada pula yang
masih hidup, tetapi pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati dengan membran selnya
yang tebal dan mengandung lignin sehingga fungsi xilem juga sebagai jaringan penguat.
Floem berfungsi untuk mengangkut dan menyebarkan zat-zat makanan yang merupakan
hasil fotosintesis dari bagianbagian lain yang ada di bawahnya. Floem mempunyai susunan
jaringan yang sifatnya demikian kompleks, terdiri atas beberapa macam bentuk sel dan di
antaranya terdapat sel-sel yang masih tetap hidup atau aktif dan sel-sel yang telah mati.
B. Organ Tumbuhan
1. Akar
Akar merupakan organ tumbuhan yang umumnya berada di dalam tanah, walaupun pada
beberapa tumbuhan tertentu, ada akar yang menjulang di atas tanah, misalnya pada tumbuhan
anggrek epifit. Berdasarkan asalnya, akar tumbuhan dibagi dalam dua kategori, yaitu akar primer
dan akar liar. Akar primer mulai tumbuh sejak tumbuhan masih dalam fase embrio dan tetap ada
selama tumbuhan itu hidup. Akar primer berfungsi untuk menegakkan tumbuhan agar bisa berdiri
tegak di atas tanah, menyerap bahan – bahan organik dari tanah, dan menyimpan makanan.
Akar liar muncul dari batang, daun, dan jaringan lain dan dapat bersifat permanen atau hanya
temporer. Akar liar memiliki bermacam – macam fungsi. Akar liar ada yang setelah mencapai tanah
Struktur anatomi akar terdiriatas beberapa jaringan. Pada penampang melintang akar muda,
susunan lapisan akar dari luar hingga ke dalam adalah epidermis, korteks, endodermis, dan stele.
a. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan penutup luar yang terdiri atas selapis sel berdinding tipis
yang berlapis kutikula dengan susunan yang rapat. Pada lapisan ini, sel-sel berdiferensiasi
membentuk rambut-rambut akar yang tersusun dari satu sel yang memanjang yang berfungsi
untuk memperluas permukaan bagian penyerapan akar dan untuk pegangan akar pada tanah.
Epidermis akar biasanya dijumpai saat akar masih muda. Apabila akar sudah dewasa,
epidermisnya telah mengalami kerusakan dan fungsinya digantikan oleh lapisan terluar dari
korteks yang disebut eksodermis.
b. Korteks
Korteks dibangun oleh sel – sel parenkim berdinding tipis. Sel – sel tersebut tidak tersusun
rapat sehingga memungkinkan air dan garam mineral bergerak melalui korteks tanpa masuk
ke dalam sel. Sel – sel korteks mengandung butir – butir pati sehingga fungsinya dikaitkan
sebagai tempat pnyimpanan makanan.
c. Endodermis
Endodermis adalah selapis sel yang membatasi korteks dengan stele (perisikel).
Endodermis berfungsi mengatur masuknya garam – garam mineral ke dalam stele.
d. Stele ( Silinder Pusat )
Stele batang terletak di sebelah dalam batang. Lapisan terluar dari stele disebut perisikel.
Di dalam stele terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut berupa xilem dan floem. Pada
tumbuhan dikotil, bagian tepi stele dibatasi oleh kambium, sedangkang pada tumbuhan
monokotil tida terdapat kambium.
2. Batang
Batang merupakan organ tumbuhan yang berfungsi untuk menegakkan tubuh serta
menghubungkan bagian akar dan daun. Lapisan penyusun batang dari luar ke dalam adalah
epidermis, korteks, dan stele.
a. Epidermis
Jaringan epidermis batang tersusun oleh selapis sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel.
Dinding sel sebelah luar dlengkapi dengan kutikula yang berfungsi untuk melindungi batang
dri kekeringan
b. Korteks
Korteks batang tersusun oleh sel – sel parenkim yang berdinding tipis.
c. Stele ( Silinder Pusat )
Stele batang terletak di sebelah dalam batang. Lapisan terluar dari stele di sebut perisikel. Di
dalam stele terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut berupa xilem dan floem.
3. Daun
Daun dibangun oleh tiga jaringan utama. Ketiga jaringan tersebut adalah jaringan dermal
(epidermis), jaringan dasar (mesofil), dan jaringan pembuluh (berkas pembuluh).
a. Epidermis
Epidermis daun terdapat di permukaan atas maupun bawah, umumnya terdiri dari satu lapis
sel yang dinding selnya mengalami penebalan dari kitin ( kutikula ) atau lignin. Pada bagian
bawah epidermis, terdapat stomata dengan dua sel penutup yang mengatur membuka dan
menutupnya stomata.
b. Mesofil
Mesofil merupakan jaringan dasar yang berisi banyak kloroplas dan banyak tuang – ruang
antarsel.
c. Jaringan Pengangkut
Berkas pembuluh daun tersebar ke seluruh helaian daun. Berkas pembuluh pada bagian
tengah helaian daun membentuk tulang daun. Berkas pembuluh pada daun ini merupakan
lanjutan dari berkas pembuluh yang tedapat pada batang.
4. Bunga
Bunga merupakan bagian terpenting suatu tumbuhan karena membantu proses perkembang biakan
(reproduksi). Fungsi bunga yaitu sebagai tempat terjadinya proses reproduksi secera generative
dengan bantuan penyerbuan dan juga melalui pembuahan.
5. Buah
Buah terdiri atas kulit buah dan biji. Berdasarkan struktur kulit buahnya, buah dibedakan menjadi
buah kering dan berdaging. Buah berdaging adalah kulit buah tebal, sedangkan buah kering
mempunyai kulit buah tipis.
Kultur jaringan merupakan terknik perbanyakan tanaman secara vegetatif. Terknik perbanyakan
ini dilakukan dengan cara mengisolasi bagian tanaman, seperti daun dan mata tunas, kemudian
menunmbuhkannya pada medium buatan yang kayanutrisi dan zat pengatur tumbuh secara aseptik.
Melalui terknik ini, bagian – bagian tanaman yang berukuran kecil tersebut akan tumbuh menjadi
tanaman yang utuh sebagai suatu individu.
Pada dasarnya, teknik kultur jaringan dilakukan berdasarkan sifat totipotensi yang terdapat pada
jaringan tanaman. Totipotensi adalah kemampuan beberapa sel yang dapat tumbuh membentuk suatu
individu. Sifat totipotensi jaringan pertama kali ditemukan oleh F.C Steward (1958). Saat itu, ia melihat
sifat totipotensi pada jaringan floem dari akar tanaman wortel.
Menurut jaringan yang dipilih untuk melakukan kultur, kultur jaringan dibagi menjadi beberapa
jenis, yaitu :
1) Kultur Polen
Kultur jenis ini merupakan kultur jaringan yang menggunakan serbuk sari sebagai eksplannya
(jaringan yang dipilih untuk melakukan kultur).
2) Kultur Embrio
Merupakan jenis kultur yang memanfaatkan bagian tanaman berupa embrio tanaman. Misalnya
embrio kelapa kopyor.
3) Kultur Protoplas
Merupakan jenis kultur yang menggunakan sel jaringan hidup tanpa dinding sebagai
eksplannya.
4) Kultur Kloroplas
Merupakan jenis kultur yang menggunakan kloroplas (sel hijau) dari suatu tumbuhan untuk
membuat tanaman baru yang lengkap.
5) Kultur Meristem
Merupakan kultur yang menggunakan bagian tanaman berupa jaringan yang masih muda yang
aktif membelah (meristem) sebgaai eksplan kultur.
6) Kultur Enter
Yaitu jenis kultur jaringan yang menggunakan bagian tanaman berupa kepala sarinya sebagai
eksplan.
Ada berbagai macam media yang bisa dipilih untuk proses kultur jaringan, yaitu :
Teknik yang digunakan dalam proses kultur jaringan yaitu pertumbuhan tanaman secara vegetative.
Suatu irisan bagian tanaman atau sel atau jaringan yang diambil diletakkan dan dipelihara di dalam
dua media, yaitu media padat dan media cair. Jangan lupakan bahwa kultur jaringan membutuhkan
media yang aseptic (steril).
Dengan diletakkannya pada media tersebut, maka bagian tanaman yang digunakan akan
melakukan proliferasi dan membentuk kalus. Apabila kalus tersebut dipindahkan dan diletakkan
pada media diferensiasi yang cocok, maka akan terbentuk planlet (tanaman baru yang kecil).
Teknik kultur jaringan sebenarnya menggunakan teori totipotensi yang ditemukan oleh
Schleiden dan Schwan pada tahun 1838. Totipotensi ialah prinsip yang menyatakan bahwasanya
bagian manapun dari tanaman yang diambil untuk dikembang biakkan, jika diletakkan pada media
dan lingkungan yang sesuai, maka akan tumbuh menjadi tanaman yang sempurna.
4. Syarat kultur jaringan
1) Pemilihan Eksplan
Jaringan yang diambil untuk dilakukan kultur seharusnya merupakan jaringan muda yang
masih aktif membelah, sehingga dapat membantu perkembangan jaringan selanjutnya yang
akan tumbuh menjadi tanaman baru.
2) Pemilihan Media
Media yang baik dan cocok digunakan untuk media kultur jaringan ialah media yang
menyediakan segalam macam nutrisi bagi proses pertumbuhan jaringan seperti vitamin,
mineral, sumber karbohidrat, dan zat pengatur hormone. Oleh karena itu, kita harus
menambahkan berbagai macam vitamin, mineral, sumber karbohidrat, dan zat pengatur
hormone ke dalam media kultur.
3) Pemilihan Lingkungan
Keadaan lingkungan yang baik yaitu memenuhi syarat-syarat aseptic sebagai prinsip dari kultur
jaringan. Artinya, semua tahapan yang dilakukan dalam proses kultur haruslah steril. Hal ini
bertujuan supaya menghindari kontaminasi kuman maupun bakteri. Sterilisasi eksplan dan
media dapat dilakukan di dalam laminar air flow. Tempat penyimpanan juga haru
sdiperhatikan, yaitu tempat yang suhu, pencahayaan, dan pengaturan udara yang baik.
Positif :
Bibit yang dihasilkan bervariasi
Pengadaan bibit tidak bergantung kepada musim
Dapat menghasilkan bibit yang banyak dengan waktu yang singkat
Biaya transportasi lebih murah dan mudah
Bibit yang dihasilkan terhindar dari penyakit
Bibit yang diperoleh mempunyai sifat yang sama dengan induknya
Metabolit sekunder tanaman dapat segera diperoleh tanpa menunggu tanaman dewasa
Negatif :
Memerlukan proses aklimatisasi, Karena penyesuaian tempat hidup tanaman
Memerlukan biaya awal yang relative mahal
Hanya mampu dilakukan oleh orang dengan keahlian khusus
Dalam kultur sel hewan, hasil kultur tidak dapat menghasilkan individu baru selain kultur
embrio
Tidak dapat mengubah sifat tanaman yang dihasilkan
D. Jaringan Hewan
1. Jaringan Epitelium
Jaringan epitelium adalah jaringan pembatas dan pelapis yang menyelubungi atau melapisi
permukaan organ, rongga, dan saluran, baik di luar maupun di dalam tubuh. Jaringan epitel
dibangun oleh sel – sel yang tersusun rapat, tanpa ruang antarsel.
Jaringan epitel memiliki banyak fungsi. Kebanyakan berfungsi sebagai proteksi (misalnya,
kulit yang melindungi lapisan di bawahnya terhadap luka – luka mekanis, bahan – bahan kimia,
mikrob, dan kekeringan). Jaringan epitel lainnya berfungsi untuk absorpsi (misalnya, lapisan dalam
usus halus), transportasi (misalnya, tubulus ginjal , ekskresi ( misalnya, kelenjar keringat ), sekresi
( misalnya, berupa lendir pada kelenjar buntu ), dan merespons rangsangan( misalnya, kuncup
pengecap pada lidah ).
Macam – macam jaringan epitel yang terdapat pada hewan :
a) Epitel Pipih Selapis
Terdiri atas selapis sel berbentuk pipih dan bersifat permeabel ( dapat tembus ) untuk dilalui
molekul atau ion terlalrut secara difusi. Perannya adalah dalam proses difusi 0 2 maupun
CO2 serta filtrasi darah pada porses pembentukan urin.
b) Epitel Kubus Selapis
Terdiri atas selapis sel berbentuk kubus dan berperan dalam sekresi dan absorpsi.
c) Epitel Batang Selapis
Terdiri atas selapis sel berbentuk memanjang dan berfungsi dalam gerakan aktif molekul,
seperti absorpsi, sekresi, dan transpor ion.
d) Epitel Batang Berlapis Semu
Semua sel melekat pada membran dasar, tetapi hanya sel yang tinggi yang mencapai
permukaan apikal epitelium. Sel ini terdapat misalnya pada bagian dalam saluran pernafasan,
dan berfungsi mengeluarkan debu yang terperangkat pada lendir dari paru – paru.
e) Epitel Pipih Berlapis
Bentuk epitelium pipih berlapis banyak adalah pipih dengan inti berada di tengah. Sel-selnya
tersusun rapat dan berlapis-lapis. Fungsi epitelium ini untuk melindungi jaringan-jaringan yang
ada di bawahnya. Epitel ini terdapat pada rongga mulut, permukaan kulit, esofagus, dan rongga
hidung.
f) Epitel Kubus Berlapis
Bentuk sel epitelium kubus berlapis banyak seperti kubus, dengan inti berada di tengah dan
tersusun dari berlapis-lapis sel kubus. Epitelium ini berfungsi dalam proses sekresi. Misalnya,
terdapat pada kelenjar keringat, kelenjar minyak, ovarium dan buah zakar.
g) Epitel Batang Berlapis
Jarang ditemukan. Dalam tubuh manusia, jaringan ini hanya ditemukan pada selaput lendir
mata dan saluran kelenjar air liur.
h) Epitel transisi
Epitelium transisi berbentuk tidak menentu. Di antara sel-selnya ada yang berbentuk pipih,
panjang, kubus. Jaringan ini terdapat pada ureter, kandung kemih, eretra.
i) Epitel Kelenjar
Terdapat pada kelenjar. Ada dua jrenis kelenjar, yaitu kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin
2. Jaringan Ikat
Jaringan ikat umumnya berupa jaringan penyokong tubuh. Jaringan ikat meliputi tulang keras,
tulang rawang, jaringan darah, dan jaringan limfa. Jaringan ikat tersusun atas matriks dan sel-sel
penyusun jaringan ikat. Matriks adalah bahan dasar sesuatu melekat.
Sel-sel jaringan ikat:
Fibroblas : berbentuk serat dan berfungsi untuk mensekresikan protein untuk membentuk
matriks
Makrophag : tidak mempunyai bentuk tetap dan terspesialisasi menjadi fagositosis
Sel lemak : menyerupai fibroblas dan berfungsi untuk menimbun lemak
Sel plasma : Berbentuk seperti eritrosit dan berfungsi utnuk meghasilkan antibody.
Sel tiang (mast cell) : berfungsi untuk heparin dan histamine
Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan ikat dapat dibedakan atas :
a) Jaringan Ikat Longgar
Pada jaringan ini susunan serabut selnya longgar. Jaringan ini mengisi ruang di antara
organ, juga membungkus saraf dan pembuluh darah yang memberikan makanan pada
jaringan-jaringan di sekitarnya. Pada jaringan ikat longgar terdapat sel-sel dan serabut saraf,
antara lain fibroblas dan makrofag yang mengandung serabut kolagen dan elastis.
Fungsi jaringan ikat longgar antara lain:
mengelilingi berbagai organ;
menopang sel-sel saraf dan pembuluh darah yang mengangkut zat-zatmakanan ke sel-sel
dan zat buangan keluar dari sel-sel;
menyimpan glukosa, garam-garam dan air untuk sementara waktu;
menyokong jaringan dan organ.
b) Jaringan Ikat Padat
Jaringan ikat padat disebut juga sebagai jaringan serabut putih, karena terbuat dari
serabut kolagen yang putih. Serabut sel pada jaringan ikat padat tersusun rapat dan kompak
antara satu dengan yang lain. Jaringan ini tersusun atas serabut-serabut kolagen yang tidak
elastis. Contohnya terdapat pada tendon, ujung otot yang melekat pada tulang, dermis kulit,
ligamen (jaringan pengikat yang menghubungkan tulang-tulang).
a) Otot Lurik
Disebut otot lurik, karena memiliki lurik dan dapat disebut juga otot kerangka karena melekat
pada kerangka, misalnya tendon, otot bisep, dan triseps. Otot ini memiliki bentuk silindris
panjang dan memiliki karakteristik antara lain berinti banyak di tepi, kontraksinya di bawah
kesadaran, memiliki gerakan cepat dan kuat, mudah lelah.
b) Otot Polos
Otot ini tersusun dari sel yang berbentuk gelendong, kumparan, dan memiliki inti satu di
tengah. Otot polos berukuran antara 30-200 milimikron. Otot polos, mempunyai pola
permukaan yang polos, tanpa adanya pola lurik melintang. Otot ini juga dilengkapi dengan
saraf yang berasal dari sistem saraf tak sadar. Karakteristik otot ini antara lain, kontraksinya
spontan, tetapi kerja lambat,
bekerja terus-menerus tanpa disadari (involunter) dan tidak mudah lelah. Untuk berkontraksi
otot polos memerlukan waktu antara 3 detik sampai 3 menit. Otot polos terdapat pada organ
dalam, isalnya, usus, lambung, ginjal,pembuluh darah.
c) Otot Jantung
Disebut otot jantung karena memang letaknya hanya pada jantung saja. Otot ini memiliki
struktur seperti pada otot lurik, yaitu memiliki pola lurik melintang tetapi miofibrilnya
bercabang-cabang. Sel-sel otot jantung membentuk rantai dan sering bercabang dua atau
lebih membentuk sinsitium. Cara kerja otot jantung seperti ototpolos yaitu di luar kesadaran
(involunter), terus-menerus, dan tidak mudah lelah.
4. Jaringan Saraf
a. Struktur Sel Saraf (Neuron)
Badan sel mengandung inti sel. Setiap rangsangan akan dibawa ke badan sel oleh dendrit.
Dendrit merupakan kumpulan serabut sitoplasma. Dendrit berfungsi membawa rangsangan
menuju ke badan sel. Akson merupakan serabur sitoplasma tungga. Akson berfungsi
membawa rangsangan meninggalkan badan sel. Akson dari beberapa vertebrata diselubungi
oleh sel penyokong yang disebut sel Schwann.
Saraf konektor bertugas menghubungkan antara saraf sensorik dan motorik. Antara
saraf satu dengan yang lain saling berhubungan. Antara saraf yang satu dengan lainnya
di hubungkan oleh akson. Hubungan antara sesama saraf melalui titik temu antara
ujung akson neuron yang satu dengan dendrit neuron yang lain, yang disebut dengan
sinaps. Fugsi sinaps adalah meneruskan rangsang dari sel saraf yang satu ke sel saraf
yang lain. Sinaps mengeluarkan zat untuk empermudah meneruskan rangsang yang
disebut neurotransmitter.
Tubuh kita terdiri atas berbagai macam bagian-bagian yang mempunyai fungsi dan tugas berbeda-
beda, antara lain mulut, hidung, kulit yang merupakan bagian-bagian luar, sedangkan bagian dalam yaitu
jantung, paruparu, hati, ginjal, dan lain-lain. Semua bagian-bagian tersebut dinamakan organ.
Organ merupakan kumpulan dari berbagai jaringan yang bekerja sama menjalankan satu fungsi yang
sama. Misalnya, usus, merupakan organ dalam yang tersusun dari berbagai macam jaringan, antara lain
jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan saraf. Jaringanjaringan tersebut bekerja sama dalam
rangka menjalankan fungsi usus sebagai alat penyerapan.
Sistem organ merupakan kumpulan dari berbagai organ yang bekerja sama untuk melakukan suatu
fungsi tertentu. Sistem organ selanjutnya akan membentuk individu.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa jaringan yang terdapat
pada tumbuhan dan hewan mempunyai ruang lingkup yang berbeda. jaringan tumbuhan dan hewan
merupakan penyusun dari makhluk hidup itu sendiri. Bermula dari sel sebagai unit terkecil
penyusun makhluk hidup. Lalu, kumpulan sel yang berbentuk dan berfungsi sama itu akan
membentuk jaringan. Kemudian, jaringan-jaringan tersebut akan membentuk organ yang nantinya
akan menghasilkan organisme. Begitu seterusnya secara kontunitas. Setiap penyusun dari jaringan
baik pada tumbuhan dan hewan memiliki fungsi yang dijalankan sesuai dengan organel yang telah
tersedia sesuai dengan fungsi dan bentuknya masing-masing.
3.2 Saran
kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah biologi umum ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan makalah ini, dan semoga bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Sudjadi,Bagod & Laila,Siti. 2007. Biologi Sains dalam Kehidupan. Surabaya: Yudhistira
2008. Biologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
MAKALAH
JARINGAN TUMBUHAN DAN HEWAN
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK