Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

BURCITIS

Di Susun Oleh:
LELI MASRUROTIN N.
18.04.06.27

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES AN NUR PURWODADI
2018/2019
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN BURSITIS

A. KONSEP DASAR MEDIS BURSITIS


1. DEFINISI
Bursitis adalah peradangan pada bursa yang disertai rasa nyeri.
Bursa adalah kantong datar yang mengandung cairan sinovial , yang memudahkan
pergerakan normal dari beberapa sendi pada otot dan mengurangi gesekan. Bursa terletak
pada sisi yang mengalami gesekan, terutama di tempat dimana tendon atau otot melewati
tulang. Dalam keadaan normal, sebuah bursa mengandung sangat sedikit cairan. Tetapi jika
terluka, bursa akan meradang dan terisi oleh cairan.
2. ETIOLOGI
Penyebab utama bursitis adalah cedera ringan berulang, biasanya berhubungan dengan
kegiatan kerja. Pergeseran yang berulang-ulang dapat menyebabkan bursitis akibat gesekan
(friction bursitis) dimana dinding bursa menebal dan dapat terjadi efusi pada bursa. Bursitis
juga dapat berhubungan dengan jenis pekerjaan tertentu seperti prepatela bursitis pada lutut
pembantu rumah tangga, dan alekranon bursitis pada pelajar. Peradangan disertai dengan
peningkatan junlah cairan yang menyebabkan distensi ( pelembungan ) dapat menyebabkan
dinding burse mengeras. Bagian tubuh yang biasanya terkena bursitis adalah bahu, siku,
pinggul, panggul, lutut, jari kaki dan tumit.
3. KLASIFIKASI
Berdasarkan waktu berapa lama telah terinfeksinya bursitis di klasifikasikan menjadi 2
jenis, yaitu bersitis akut dan bursitis kronis.
a. Bursitis Akut
Bursitis akut terjadi secara mendadak. Jika disentuh atau digerakkan, akan timbul
nyeri di daerah yang meradang. Kulit diatas bursa tampak kemerahan dan membengkak.
Bursitis akut yang disebabkan oleh suatu infeksi atau gout menyebabkan nyeri yang luar
biasa dan daerah yang terkena tampak kemerahan dan teraba hangat.
b. Bursitis Kronis
Bursitis kronis merupakan akibat dari serangan bursitis akut sebelumnya
atau karena cedera yang berulang. Pada akhirnya, dinding bursa akan menebal
dan di dalamnya terkumpul endapan kalsium padat yang menyerupai kapur. Bursa
yang telah mengalami kerusakan sangat peka terhadap peradangan tambahan.
Nyeri menahun dan pembengkakan bisa membatasi pergerakan, sehingga otot
mengalami penciutan (atrofi) dan menjadi lemah. Serangan bursitis kronis
berlangsung selama beberapa hari sampai beberapa minggu dan sering kambuh.
Berdasarkan lokasi terjadinya bursitis di klasifikasi kan menjadi 6, yaitu:
1) Bursitis Alekranon
Radang bursa alekranon merupakan penyebab tersering nyeri periartikuler
sikron. Penyebab utama bursitis adalah cedera ringan berulang, biasanya
berhubungan dengan kegiatan kerja. Gambaran klinis gerakan sendi sedikit
terbatas pada fleksi maksimal karena nyeri, bursitis trauma biasanya hanya nyeri
ringan maupun dapat sangat bengkak, bursitis alekranon sering merupakan radang
piogenik. Gejala dini berupa tanda radang akut dengan hipertemia, edema luas di
sekitarnya tetapi tidak ada tanda arthritis. Penanganan pada bursistis alekranon
akibat trauma atau idiopatik perlu perlindungan bursa terhadap iritasi dan tekanan
bila perlu dilakukan aspirasi dan beban tekan aspirasi harus dilakukan secara steril
mengingat adanya infeksi bacterial.
2) Bursitis Panggung / Bursitis Trokanter
Bursitis trokanter sering di kelirukan dengan penyakit intra artikuler.
Penyebab tersering nyeri panggul pada usia pertengahan dan lanjut. Gambaran
klinis. Gambaran utama bursitis panggul adalah local yang meliputi trokanter
mayor dan nyeri saat melakukan rotasi ekstrim dan abduksi panggul. Karena nyeri
di bokong dan panggul sering berhubungan dengan penyakit tulang belakang
daerah lumbal pada penyakit intra artikuler endorotasi maksimal akan
menimbulkan nyeri tetapi pada bursitis tidak demikian.
3) Bursitis Kaki
Antara permukaan belakang tulang kalkaneus dan tendo Achilles biasanya
terdapat bursa. Sering ditemukan juga bursa antara Achilles dan kulit. Perbedaan
antara kedua bursitis ini dapat ditentukan karena bursitis retrokalkareus menonjol
bilateral disamping tendon sedangkan bursitis rettendo Achilles menutup tendon
tersebut. Penyebabnya adalah pembebanna yang berlebihan atau rangsangan alas
kaki yang tidak cocok misalnya rangsangan pinggir belakang sepatu.
4) Bursitis Prepatela
Disebut juga lutut pembantu RT. Bursitis yang tidak terinfeksi bukanlah
akibat tekanan tetapi akibat friksi tetap antara kulit dan patela. Penyakit ini terjadi
pada penenun karpet dan buruh tambang.
Pembengkakan terbatas akan berfluktuasi tetapi sendi itu normal.
5) Bursitis Intrapatela
Pembengkakan berada pada tempat yang lebih dangkal daripada
ligamentum patela karena lebih ke distal. Terjadi pada orang yang berada berlutut
lebih tegak daripada orang yang mengepel.
6) Bursitis Iliopsous
Nyeri pada lipat paha dan paha anterior. Nyeri yang paling khas adalah
peningkatan nyeri yang tajam saat abduksi dan rotasi internal pada panggul.
4. PATOFISIOLOGI
Bursitis trokanter dan tendinitis insersi aponeutosis otot gluteus di trokanter
mayor sering dikelirukan dengan penyakit intra antrikuler. Tendinitis M. gluteus medsus
dan M. gluteus minimus pada insersinya di dalam trokanter mayor adalah penyakit
tersering panggul pada usia pertengahan dan lanjut. Inflamasi di daerah insersi otot
tersebut biasanya juga meliputi burse trokanter yang terletak di sub cutan, dengan nyeri
lokal di posterolateral prominensia ( menonjol di atas permukaan ) trokanter. Gejala
utama bursitis dan tendinitis panggul ialah nyeri lokal yang meliputi trokanter mayor dan
nyeri saat melakukan rotasi ekstrem atau abduksi panggul. Penderita mengeluh nyeri
panggul, biasanya menjadi lebih hebat pada eksuserbasi dan beralih ke sisi lateral paha.
Biasanya panggul teraba hangat dan kulit meliputi trokanter mayor terlihat
kemerahan.Karena nyeri di bokong dan panggul keatas berhubungan dengan penyakit
tulang belakang daerah lumbal. Penyakit degeneratif diskus invertebratalis dan iskias
pada bursitis terdapat nyeri setempat pada palpasi burse, sedangkan gerak mengangkat
tungkai yang lurus tidak menimbulkan nyeri, nyeri ini perlu pula dibedakan dengan
penyakit intra artikuler endo rotasi maksimal akan menimbulkan nyeri tetapi pada bursitis
tidak demikian pada penyakit sendi panggul perkusi di tumit dengan tungkai lurus akan
meningkatkan nyeri tidak demi penanggulangan.Bersifat simptomatik dengan istirahat
dan obat anti inflamasi. Nyeri biasanya menghilang dalam waktu 2 – 3 hari.
5. MANIFESTASI KLINIK
Gejala utama pada bursitis pada umumnya berupa pembengkakan lokal, panas,
merah dan nyeri. Bursitis menyebabkan nyeri dan cenderung membatasi pergerakan,
tetapi gejala yang khusus tergantung kepada lokasi bursa yang meradang. Jika bursa di
bahu meradang, maka jika penderita mengangkat lengannya untuk memakai baju akan
mengalami kesulitan dan merasakan nyeri.
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik. Daerah di sekitar
bursa terasa sakit jika diraba dan pergerakan sendi tertentu menimbulkan nyeri. Jika bursa
tampak membengkak, bisa diambil contoh cairan dari bursa dan dilakukan pemeriksaan
terhadap cairan untuk menentukan penyebab dari peradangan.
7. PENATALAKSANAAN
a. Bursa yang terinfeksi harus dikeringkan dan diberikan antibiotik.
b. Bursitis akut non-infeksius biasanya diobati dengan istirahat, dimana untuk sementara
waktu sendi yang terkena tidak digerakkan dan diberikan obat peradangan non-steroid
(misalnya indometasin, ibuprofen atau naproksen) Kadang diberikan obat pereda
nyeri. Selain itu bisa disuntikkan campuran dari obat bius lokal dan kortikosteroid
langsung ke dalam bursa. Penyuntikan ini mungkin perlu dilakukan lebih dari 1 kali.
c. Pada bursitis yang berat diberikan kortikosteroid (misalnya prednison) per-oral
(ditelan) selama beberapa hari. Setelah nyeri mereda, dianjurkan untuk melakukan
latihan khusus guna meningkatkan daya jangkau sendi.
d. Bursitis kronis diobati dengan cara yang sama.
e. Kadang endapan kalsium yang besar di bahu bisa dibuang melalui jarum atau melalui
pembedahan.
f. Kortikosteroid bisa disuntikkan langsung ke dalam sendi.
g. Terapi fisik dilakukan untuk mengembalikan fungsi sendi. Latihan bisa membantu
mengembalikan kekuatan otot dan daya jangkau sendi.
8. FAKTOR RESIKO
a. Stres cedera (berlebihan) berulang-ulang. Hal ini dapat terjadi ketika berjalan,
memanjat tangga, bersepeda, atau berdiri untuk jangka waktu yang panjang.
b. Hip cedera. Cedera ke titik pinggul dapat terjadi ketika jatuh ke pinggul, pinggul
bertemu di tepi meja, atau berbaring pada satu sisi tubuh untuk jangka waktu yang
lama.
c. Spine penyakit. Ini termasuk skoliosis, arthritis tulang belakang (bawah) lumbal, dan
masalah tulang lainnya.
d. Kaki panjang ketidaksetaraan. Ketika satu kaki lebih pendek dari yang lain oleh
lebih dari satu inci atau lebih, hal itu mempengaruhi cara Anda berjalan dan dapat
menyebabkan iritasi bursa pinggul.
e. Rheumatoid arthritis. Hal ini membuat bursa semakin besar kemungkinan untuk
menjadi meradang.
f. Bedah Sebelumnya operasi. Sekitar panggul atau implan prostetik di pinggul dapat
mengiritasi bursae dan menyebabkan radang kandung lender.
g. Tulang taji atau deposito kalsium. Ini dapat berkembang dalam tendon yang
melekat pada trokanter mayor itu. Mereka dapat mengiritasi bursa dan menyebabkan
peradangan.
9. KOMPLIKASI
a. Terjadinya Bursitis kronis
b. Terlalu banyak suntikan steroid selama waktu singkat dapat menyebabkan cedera
pada tendon sekitarnya.
10. PENCEGAHAN
Pencegahan ini bertujuan untuk menghindari perilaku dan aktivitas yang membuat
peradangan pada bursa lebih buruk.
a. Hindari aktivitas berulang yang menempatkan tekanan pada pinggul.
b. Menurunkan berat badan jika perlu.
c. Dapatkan sepatu memasukkan benar pas untuk kaki panjang perbedaan.
d. Mempertahankan kekuatan dan fleksibilitas dari otot-otot pinggul.
B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN BURSITIS
1. PENGKAJIAN
a. Biodata
b. Keluhan utama
Nyeri, pembengkakan, panas, merah.
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat penyakit dahulu.
Apakah klien pernah menderita artitis rematoid, gout, apakah pernah cedera atau koma.
e. Riwayat penyakit keluarga
f. Pola mobilitas fisik
g. Pola perawatan diri
Klien dalam pemenuhan perawatan diri (mandi, gosok gigi, mencuci rambut)
mengalami keterbatasan karena nyeri tersebut.
h. Konsep diri
Klien dengan penyakit bursitis akut maupun kronis sering mengalami nyeri sehingga
gambaran dirinya terganggu.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d agen injury fisik.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 3 x 24 jam nyeri
berkurang atau hilang.
Kriteria hasil: Klien mengatakan nyeri berkurang.
Klien tampak dan mampu tidur atau istirahat dengan tepat.
Intervensi Keperawatan
1. Kaji lokasi, intensitas dan derajat nyeri
Rasional: Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan ke efektifan
program.
2. Berikan klien posisi yang nyaman
Rasional: Pada penyakit berat / eksaserbasi, tirah baring mungkin diperlukan untuk
membatasi nyeri.
3. Berikan kasur busa atau bantal air pada bagian yang nyeri
Rasional: Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan mempertahankan posisi
netral.
4. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi.
Rasional: Meningkatkan relaksasi / mengurangi tegangan otot.
5. Kolaborasi pemberian aspirin.
Rasional: Aspirin bekerja sebagai anti dan efek analgetik ringan dalam mengurangi
kekakuan dan meningkatkan mobilitas.
b. Intoleransi b/d kelemahan atau keletihan.
Tujuan: Klien dapat melakukan aktifitasnya setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x
24 jam.
Kriteria Hasil: Klien dapat melakukan aktifitas sehari-hari sesuai dengan tingkat
kemampuan
Klien dapat mengidentifikasikan faktor-faktor yang menurunkan
toleriansi aktifitas
Intervensi Keperawatan
1. Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidak mampuan untuk berpartisipasi
dalam aktifitas sehari-hari
Rasional: Klien menunjukkan kelemahannya berkurang dan dapat melakukan
aktifitasnya
2. Berikan lingkungan tenang dan periode istirahat tanpa gangguan
Rasional: Menghemat energi untuk aktifitas
3. Pertahankan istirahat tirah baring / duduk jika diperlukan
Rasional: Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi dan seluruh fase penyakit
yang penting mencegah kelemhan
4. Berikan lingkungan yang aman
Rasional: Menghindari cedera akibat kecelakaan
c. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan tindakan keperawatan b/d
kurangnya informasi, kemungkinan dibuktikan oleh :
1. Pertanyaan/meminta informasi
2. Mengungkapkan masalah, terjadinya komplikasi yang dapat dicegah.
Intervensi Keperawtan
1. Kaji pengetahuan tentang proses tindakan terhadap penyakit
Rasional: Mengidentifikasi area kekurangan pengetahuan / salah informasi dan
memberikan kesempatan untuk memberikan informasi tambahan sesuai
keperluan.
2. Berikan penjelasan kepada klien bahwa penyakitnya memerlukan tindakan dan
pengobatan khusus.
Rasional: Proses penyakit dapat memakan waktu berbulan-bulan untuk membaik.
Bila gejala ada lebih lama dari 6 bulan. Sehingga memerlukan tindakan
dan pengobatan khusus.
3. Berikan penjelasan kepada klien tentang pencegahan penyakit bursitis
Rasional: Mencegah terjadinya penyakit yang sama atau berulang jika klien telah
sembuh.
3. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan rencana tindakan yang telah ditentukan dengan maksud agar
kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal.
Langkah-langkah persiapan tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :
a. Memahami rencana perawatan yang telah ditentukan.
b. Menyiapkan tenaga atau alat yang diperlukan.
c. Menyiapkan lingkungan yang sesuai dengan tindakan yang dilakukan antara lain :
langkah pelaksanaan, sikap yang meyakinkan, sistematika kerja yang tepat,
pertimbangan hukum dan etika, bertanggung jawab dan bertanggung gugat,
mencatat semua tindakan keperawatan yang telah ditentukan
Implementasi / pelaksanaan pada diagnosa keperawatan penyakit Bursitis mengacu pada
perencanaan yang sudah dibuat.
4. EVALUASI
Tahap evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulang
yang telah ditentukan.
Tujuannya adalah menentukan kemampuan pasien dalam mencapai tujuan yang
telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA

Wilkinson, Judith M. & Nancy R. Ahern. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 9. Jakarta:
EGC. (hal : 531 dan hal: 472 )
Black, Joyce M. & Jane Hokanson Hawks.2014. Keperawatan Medikal Bedah Manajemen Klinis Untuk
Hasil yang Diharapkan Edisi 8 Buku 3. Jakarta: PT salemba Medika. (hal : 912)

Smeltzer, Suzanne C.& Brenda G. Bare (Brunner & Suddarth). 2002. Buku AjarKeperawatan Medikal-
Bedah. Edisi 8 Vol.3.Jakarta: EGC. (hal: 2329)

My Life My Way. 2013. Asuhan Keperawatan Bursistis. Web:file:///C:/Users/ACER/Downloads/Askep


%20Bursitis/My%20Life%20is%20My%20Way%20%20ASKEP%20BURSITIS.htm. Diunduh
pada tanggal 22 Maret 2016 pukul 11.03 WIB.

Health Life Style. 2010. Asuhan Keperawatan Klien dengan Bursitis. Web:
lfile:///C:/Users/ACER/Downloads/Askep%20Bursitis/Askep%20Klien%20dengan%20Bursitis
%20_%20Health%20&%20Lifestyle.htm. Diunduh pada tanggal 16 Maret 2016 pukul 12.04
WIB.
Alodokter. Asuhan Keperawatan Bursitis. Web: 20file:///C:/Users/ACER/Downloads/Askep
%20Bursitis/Bursitis%20%20Gejala,%20penyebab%20dan%20mengobati%20-
%20Alodokter.htm. Diunduh pada tanggal 04 April 2016 pukul 20.05 WIB.

Anda mungkin juga menyukai