Anda di halaman 1dari 9

1.

Jenis dan Strategi Pelaksanaan Program Layanan Bimbingan dan Konseling


Terdapat 4 aspek yang menjadi ranah fokus dari pelaksanaan layanan bimbingan
dan konseling yang meliputi:
a. BIMBINGAN PRIBADI
Bimbingan pribadi merupakan bantuan yang diberikan kepada individu
dalam hal memecahkan masalah-masalah yang sangat kompleks dan bersifat
rahasia/pribadi sekali misalnya, masalah keluarga, persahabatan, cita-cita, dan
sebagainya.
Merupakan bimbingan yang diberikan pada individu dalam menghadapi
pergumulan dalam batinnya sendiri, dalam mengatur diri, perawatan jasmani,
pengisian waktu luang, pengaturan nafsu seksual, dan sebagainya.
Misalnya pada siswa remaja, mereka berhadapan dengan aku-nya yang lain dari
pada sebelumnya. Contoh: peralihan dari perasaan sangat sedih menjadi sangat
gembira, ingin meraih cita-cita tapi tidak mengetahui caranya. Kemudian seorang
mahasiswa yang berhadapan dengan aku-nya yang ditantang memikul tanggung
jawab sebagai orang dewasa dan menghadapi realitas yang bertentangan
dengan dirinya/keinginannya.
Klien, terutama para remaja pada umumnya malu untuk bertanya pada
orang tua, atau pada orang dewasa lainnya, sedangkan bila bertanya pada teman
sebaya juga tidak tahu. Bimbingan menekankan bagaimana sikap dalam
menghadapi masalah yang timbul. Bimbingan pribadi diberikan malalui bimbingan
individual maupun kelompok.
Sebelum membahas tujuan bimbingan pribadi-sosial, maka terlebih dahulu
akan dibahas mengenai tujuan bimbingan dan konseling itu sendiri yaitu sebagai
berikut :
Tujuan bimbingan dan konseling secara khusus layanan bimbingan dan
konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan
perkembangan meliputi aspek sosial, belajar, dan karier. Bimbingan pribadi sosial
dimaksud untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi sosial dalam
mewujudkan pribadi yang taqwa, mandiri , dan bertanggung jawab. Bimbingan
belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tug as perkembangan
pendidikan. Bimbingan karier dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja
yang produktif.
Dalam Aspek Tugas Perkembangan Pribadi – sosial. Dalam aspek tugas
perkembangan pribadi-sosial, layanan bimbingan konseling membantu siswa
agar:
a) Memiliki kesadaran diri, yaitu menggambarkan penampilan dan
mengenal kekhususan yang ada pada dirinya.
b) Dapat mengembangkan sikap positif, seperti menggambarkan
orang-orang yang mereka senangi.
c) Membuat pilihan secara sehat.
d) Mampu menghargai orang lain.
e) Memiliki rasa tanggung jawab.
f) Mengembangkan ketrampilan hubungan antar pribadi.
g) Dapat menyelesaikan konflik.
h) Dapat membuat keputusan secara efektif.
Dalam Aspek Tugas Perkembangan Belajar, Dalam aspek tugas
perkembangan belajar, layanan bimbingan konseling membantu siswa agar:
a) Dapat melaksanakan ketrampilan atau tehnik belajar secara
efektif.
b) Dapat menempatkan tujuan dan perencanaan pendidikan.
c) Mampu belajar secara efektif.
d) Memiliki ketrampilan dan kemampuan dalam menghadapi
evaluasi atau ujian.
Dalam Aspek Tugas Perkembangan karier, layanan bimbingan dan
konseling ,membantu siswa agar:
a) Mampu membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciriciri
pekerjaan di dalam lingkungan kerja.
b) Mampu merencanakan masa depan.
c) Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karir .
d) Mengenal keterampilan, kemampuan, dan minat.

b. BIMBINGAN SOSIAL
Bimbingan pribadi-sosial merupakan salah satu bidang bimbingan yang
ada di sekolah. Menurut Dewa Ketut Sukardi (1993: 11) mengungkapkan bahwa
bimbingan pribadi-sosial merupakan usaha bimbingan, dalam menghadapi dan
memecahkan masalah pribadi-sosial, seperti penyesuaian diri, menghadapi
konflik dan pergaulan. Sedangkan menurut pendapat Abu Ahmadi (1991: 109)
Bimbingan pribadi-sosial adalah, seperangkat usaha bantuan kepada peserta
didik agar dapat mengahadapi sendiri masalah-masalah pribadi dan sosial yang
dialaminya, mengadakan penyesuaian pribadi dan sosial, memilih kelompok
sosial, memilih jenis-jenis kegiatan sosial dan kegiatan rekreatif yang bernilai
guna, serta berdaya upaya sendiri dalam memecahkan masalah-masalah pribadi,
rekreasi dan sosial yang dialaminya.
Inti dari pengertian bimbingan pribadi-sosial yang dikemukakan oleh Abu
Ahmadi adalah, bahwa bimbingan pribadi-sosial diberikan kepada individu, agar
mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan pribadi-sosialnya secara
mandiri. Hal senada juga diungkapkan oleh Syamsu Yusuf (2005: 11) yang
mengungkapkan bahwa bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan untuk
membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan
pribadi-sosial merupakan suatu bimbingan yang diberikan oleh seorang ahli
kepada individu atau kelompok, dalam membantu individu menghadapi dan
memecahkan masalah-masalah pribadi-sosial, seperti penyesuaian diri,
menghadapi konflik dan pergaulan.
c. BIMBINGAN BELAJAR
Bimbingan belajar adalah layanan bimbingan yang diberikan pada siswa
untuk membentuk kebiasaan belajar yang baik, mengembangkan rasa ingin tahu
dan menumbuhkan motivasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
Belajar merupakan salah satu konsep yang amat mendasar dari psikologi.
Manusia belajar untuk hidup. Tanpa belajar, seseorang tidak akan dapat
mempertahankan dan mengembangkan dirinya, dan dengan belajar manusia
mampu berbudaya dan mengembangkan harkat kemanusiaannya. Inti perbuatan
belajar adalah upaya untuk menguasai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan
yang sudah ada pada diri individu. Penguasaan yang baru itulah tujuan belajar
dan pencapaian sesuatu yang baru itulah tanda-tanda perkembangan, baik dalam
aspek kognitif, afektif maupun psikomotor/keterampilan. Untuk terjadinya proses
belajar diperlukan prasyarat belajar, baik berupa prasyarat psiko-fisik yang
dihasilkan dari kematangan atau pun hasil belajar sebelumnya.
Untuk memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan belajar terdapat
beberapa teori belajar yang bisa dijadikan rujukan, diantaranya adalah : (1) Teori
Belajar Behaviorisme; (2) Teori Belajar Kognitif atau Teori Pemrosesan Informasi;
dan (3) Teori Belajar Gestalt. Dewasa ini mulai berkembang teori belajar alternatif
konstruktivisme.
Secara lebih rinci materi pokok bimbingan belajar antara lain :
a) Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar secara efektif dan efesien.
b) Pengembangan kemampuan membaca dan menulis (meringkas) secara
cepat.
c) Pemantapan penguasaan materi pelajaran sekolah berupa remedial atau
pengayaan
d) Pemahaman tentang pemanfaatan hasil teknologi bagi pengembangan
ilmu pengetahuan.
e) Pemanfaatan kondisi sosial dan budaya bagi pengembangan pengetahuan.
f) Pemahaman tentang pemanfaatan perpustakaan.
g) Orientasi
Tujuan layanan bimbingan Belajar
1) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta
kehidupan-nya di masa yang akan datang.
2) Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik
secara optimal.
3) Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat
serta lingkungan kerjanya.
4) Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi,
penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun
lingkungan kerja.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan
kesempatan untuk:
a) Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas
perkembangannya.
b) Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di
lingkungannya,
c) Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana
pencapaian tujuan tersebut
d) Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri.
e) Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan
lembaga tempat bekerja dan masyarakat.
f) Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya.
g) Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara
optimal.

d. BIMBINGAN KARIER
Bimbingan karier adalah suatu usaha yang dilakukan untuk membantu
individu(peserta didik) dalam memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan,
termasuk didalamnya berupaya mempersiapkan kemampuan yang diperlukan
untuk memasuki suatu pekerjaan. Bimbingan karier tidak hanya sekedar
memberikan respon kepada masalah-masalah yang muncul, akan tetapi juga
membantu individu memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
diperlukan dalam pekerjaan. Bimbingan karier ,menurut para ahli :
Menurut Herr bimbingan karir adalah suatu perangkat, lebih tepatnya suatu
program yang sistematik, proses, teknik, atau layanan yang dimaksudkan untuk
membantu individu memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan
pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan, dan waktu
luang, serta mengembangkan ketrampilan-ketrampilan mengambil keputusan
sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola perkembangan
karirnya (Marsudi, 2003:113).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir adalah suatu
upaya bantuan terhadap peserta didik agar dapat mengenal dan memahami
dirinya, mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depan sesuai dengan
bentuk kehidupan yang diharapkannya, mampu menentukan dan mengambil
keputusan secara tepat dan bertanggungjawab.
Peran bimbingan dan konseling karir sebagai pengintegrasi berbagai
kemampuan dan kemahiran intelektual dan keterampilan khusus hingga sampai
pada kematangan karir secara spesifik terumus dalam tujuan bimbingan karir
sebagai berikut:
Peserta didik dapat mengenal (mendeskripsikan) karakteristik diri
(minat,nilai, kemampuan, dan ciri-ciri kepribadian) yang darinya peserta didik
dapat mengidentifikasi bidang studi dan karir yang sesuai dengan dirinya.
Peserta didik mampu mengidentifikasi berbagai bidang pendidikan yag
tersedia yang relevan dengan berbagai bidang pekerjaan. Dengan demikian
peserta didik memperoleh dan dapat menerapkan pengetahuan dan
keterampilan (skill) yang dituntut oleh peran-peran kerja tertentu,
Peserta didik mampu mengambil keputusan karir bagi dirinya sendiri,
merencanakan langkah-langkah konkrit untuk mewujudkan perencanaan karir
yang realistik bagi dirinya. Perencanaan karir yang realistik akan meminimalkan
faktor dan dampak negatif dan memaksimalkan faktor dan dampak positif dari
proses pemilihan karir
Mampu menyesuaikan diri dalam mengimplementasikan pilihannya dan
berfungsi optimal dalam karir (studi dan kerja), Carney, 1987 dan Reihant, 1979
(dalam Fajar Santoadi, 2007). Bimbingan Karir di sekolah diarahkan untuk
membantu siswa dalam perencanaan dan pengarahan kegiatan serta dalam
pengambilan keputusan yang membentuk pola karir tertentu dan pola hidup yang
ikan memberikan kepuasan bagi dirinya dan lingkungannya. Berdasarkan uraian
yang telah dijelaskan mengenai Bimbingan Karir, terdapat beberapa persamaan.
Persamaan tersebut antara lain:
Bantuan layanan, individu, peserta didik, remaja, Masalah karir, pekerjaan,
penyesuaian diri, persiapan diri, pengenalan diri, pemahaman diri, dan
pengenalan dunia kerja, perencanaan masa depan, bentuk kehidupan yang
diambil oleh individu yang bersangkutan
Berdasarkan 4 aspek yang telah dijelaskan di atas maka pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling yang terdapat pada SMA Negeri 4 Tuban dapat diselenggarakan
melalui strategi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling terkait dengan empat
komponen program layanan komprehensif, yaitu: (1) Strategi layanan dasar; (2) Strategi
layanan responsif; (3) Strategi perencanaan individual; dan (4) Dukungan
sistem, mencakup: (a) Manajemen Program dan (b) Personalia dan
Pengorganisasiannya.
1. Strategi Layanan Dasar Bimbingan
a. Bimbingan Klasikal
Layanan dasar diperuntukkan bagi semua siswa. Hal ini berarti bahwa dalam
peluncuran program yang telah dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak
langsung dengan para siswa di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan layanan
bimbingan kepada para siswa. Kegiatan layanan dilaksanakan melalui pemberian layanan
orientasi dan informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi siswa.
Layanan orientasi pada umumnya dilaksanakan pada awal pelajaran, yang diperuntukan
bagi para siswa baru, sehingga memiliki pengetahuan yang utuh tentang sekolah yang
dimasukinya. Kepada siswa diperkenalkan tentang berbagai hal yang terkait dengan
sekolah, seperti : kurikulum, personel (pimpinan, para guru, dan staf administrasi), jadwal
pelajaran, perpustakaan, laboratorium, tata-tertib sekolah, jurusan (untuk SLTA), kegiatan
ekstrakurikuler, dan fasilitas sekolah lainnya. Sementara layanan informasi merupakan
proses bantuan yang diberikan kepada para siswa tentang berbagai aspek kehidupan yang
dipandang penting bagi mereka, baik melalui komunikasi langsung, maupun tidak langsung
(melalui media cetak maupun elektronik, seperti : buku, brosur, leaflet, majalah, dan
internet). Layanan informasi untuk bimbingan klasikal dapat mempergunakan jam
pengembangan diri. Agar semua siswa terlayani kegiatan bimbingan klasikal perlu
terjadwalkan secara pasti untuk semua kelas.
b. Bimbingan Kelompok
Konselor memberikan layanan bimbingan kepada siswa melalui kelompok-kelompok
kecil (5 s.d. 10 orang). Bimbingan ini ditujukan untuk merespon kebutuhan dan minat para
siswa. Topik yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini, adalah masalah yang bersifat
umum (common problem) dan tidak rahasia, seperti : cara-cara belajar yang efektif, kiat-kiat
menghadapi ujian, dan mengelola stress. Layanan bimbingan kelompok ditujukan untuk
mengembangkan keterampilan atau perilaku baru yang lebih efektif dan produktif.
c. Berkolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas
Program bimbingan akan berjalan secara efektif apabila didukung oleh semua pihak,
yang dalam hal ini khususnya para guru mata pelajaran atau wali kelas. Konselor
berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang
siswa (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya), membantu memecahkan masalah
siswa, dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata
pelajaran. Aspek-aspek itu di antaranya : (a) menciptakan sekolah dengan iklim sosio-
emosional kelas yang kondusif bagi belajar siswa; (b) memahami karakteristik siswa yang
unik dan beragam; (c) menandai siswa yang diduga bermasalah; (d) membantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar melalui program remedial teaching; (e) mereferal
(mengalihtangankan) siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada
guru pembimbing; (f) memberikan informasi tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang
kerja yang diminati siswa; (g) memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan,
sehingga dapat memberikan informasi yang luas kepada siswa tentang dunia kerja (tuntutan
keahlian kerja, suasana kerja, persyaratan kerja, dan prospek kerja); (h) menampilkan
pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional, sosial, maupun moral-spiritual (hal ini
penting, karena guru merupakan “figur central” bagi siswa); dan (i) memberikan informasi
tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran yang diberikannya secara efektif.
d. Berkolaborasi (Kerjasama) dengan Orang Tua
Dalam upaya meningkatkan kualitas peluncuran program bimbingan, konselor perlu
melakukan kerjasama dengan para orang tua siswa. Kerjasama ini penting agar proses
bimbingan terhadap siswa tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga oleh orang tua di
rumah. Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling memberikan informasi,
pengertian, dan tukar pikiran antar konselor dan orang tua dalam upaya mengembangkan
potensi siswa atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi siswa. Untuk melakukan
kerjasama dengan orang tua ini, dapat dilakukan beberapa upaya, seperti : (1) kepala
sekolah atau komite sekolah mengundang para orang tua untuk datang ke sekolah (minimal
satu semester satu kali), yang pelaksanaannnya dapat bersamaan dengan pembagian rapor,
(2) sekolah memberikan informasi kepada orang tua (melalui surat) tentang kemajuan
belajar atau masalah siswa, dan (3) orang tua diminta untuk melaporkan keadaan anaknya
di rumah ke sekolah, terutama menyangkut kegiatan belajar dan perilaku sehari-harinya.

2. Strategi Layanan Responsif


a. Konsultasi
Konselor memberikan layanan konsultasi kepada guru, orang tua, atau pihak pimpinan
sekolah dalam rangka membangun kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan
kepada para siswa.
b. Konseling Individual atau Kelompok
Pemberian layanan konseling ini ditujukan untuk membantu para siswa yang
mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Melalui konseling, siswa (klien) dibantu untuk mengidentifikasi masalah,
penyebab masalah, penemuan alternatif pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan
secara lebih tepat. Konseling ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok.
Konseling kelompok dilaksanakan untuk membantu siswa memecahkan masalahnya melalui
kelompok. Dalam konseling kelompok ini, masing-masing siswa mengemukakan masalah
yang dialaminya, kemudian satu sama lain saling memberikan masukan atau pendapat
untuk memecahkan masalah tersebut.
c. Referal (Rujukan atau Alih Tangan)
Apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk menangani masalah klien,
maka sebaiknya dia mereferal atau mengalihtangankan klien kepada pihak lain yang lebih
berwenang, seperti psikolog, psikiater, dokter, dan kepolisian. Klien yang sebaiknya direferal
adalah mereka yang memiliki masalah, seperti depresi, tindak kejahatan (kriminalitas),
kecanduan narkoba, dan penyakit kronis.
d. Bimbingan Teman Sebaya (Peer Guidance/Peer Facilitation)
Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan oleh siswa terhadap
siswa yang lainnya. Siswa yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau
pembinaan oleh konselor. Siswa yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai mentor atau
tutor yang membantu siswa lain dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, baik
akademik maupun non-akademik. Di samping itu dia juga berfungsi sebagai mediator yang
membantu konselor dengan cara memberikan informasi tentang kondisi, perkembangan,
atau masalah siswa yang perlu mendapat layanan bantuan bimbingan atau konseling.

3. Strategi Layanan Perencanaan Individual


a. Penilaian Individual atau Kelompok (Individual or small-group Appraisal)
Yang dimaksud dengan penilaian ini adalah konselor bersama siswa menganalisis dan
menilai kemampuan, minat, keterampilan, dan prestasi belajar siswa. Dapat juga dikatakan
bahwa konselor membantu siswa menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya, yaitu yang
menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangannya, atau aspek-aspek pribadi, sosial,
belajar, dan karier. Melalui kegiatan penilaian diri ini, siswa akan memiliki pemahaman,
penerimaan, dan pengarahan dirinya secara positif dan konstruktif.
b. Individual or Small-Group Advicement
Konselor memberikan nasihat kepada siswa untuk menggunakan atau memanfaatkan
hasil penilaian tentang dirinya, atau informasi tentang pribadi, sosial, pendidikan dan karir
yang diperolehnya untuk (1) merumuskan tujuan, dan merencanakan kegiatan (alternatif
kegiatan) yang menunjang pengembangan dirinya, atau kegiatan yang berfungsi untuk
memperbaiki kelemahan dirinya; (2) melakukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan atau
perencanaan yang telah ditetapkan, dan (3)mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukannya.

4. Strategi untuk Dukungan Sistem


a. Pengembangan Professional
Konselor secara terus menerus berusaha untuk “meng-update” pengetahuan dan
keterampilannya melalui (1) in-service training, (2) aktif dalam organisasi profesi, (3) aktif
dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti seminar dan workshop (lokakarya), atau (4)
melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi (Pascasarjana).
b. Pemberian Konsultasi dan Berkolaborasi
Konselor perlu melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan guru, orang tua, staf
sekolah lainnya, dan pihak institusi di luar sekolah (pemerintah, dan swasta) untuk
memperoleh informasi, dan umpan balik tentang layanan bantuan yang telah diberikannya
kepada para siswa, menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi perkembangan
siswa, melakukan referal, serta meningkatkan kualitas program bimbingan dan konseling.
Dengan kata lain strategi ini berkaitan dengan upaya sekolah untuk menjalin kerjasama
dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu layanan
bimbingan. Jalinan kerjasama ini seperti dengan pihak-pihak (1) instansi pemerintah, (2)
instansi swasta, (3) organisasi profesi, seperti ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling
Indonesia), (4) para ahli dalam bidang tertentu yang terkait, seperti psikolog, psikiater,
dokter, dan orang tua siswa, (5) MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling), dan
(6) Depnaker (dalam rangka analisis bursa kerja/lapangan pekerjaan).

Anda mungkin juga menyukai