Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2008 (SNATI 2008) ISSN: 1907-5022

Yogyakarta, 21 Juni 2008

EVALUASI PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DI PERGURUAN


TINGGI SWASTA YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL COBIT FRAMEWORK

Alexander Setiawan
Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Informatika – Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131 Surabaya 60236
Telp. (031)-2983455
E-mail: alexander@peter.petra.ac.id

Abstraksi
Implementasi teknologi informasi untuk mendukung Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta dalam mencapai
tujuannya sudah merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting. Evaluasi terhadap implementasi teknologi
informasi dengan menggunakan Model COBIT Framework sangat berguna baik bagi pengguna, pengembang
teknologi informasi maupun para pengelola. Evaluasi terhadap proses teknologi informasi perlu dilakukan agar
manajemen Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta dapat melakukan perbaikan-perbaikan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui klasifikasi Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta berdasarkan
penerapan teknologi informasi. Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui sumbangan penerapan teknologi
informasi, serta untuk mengetahui evaluasi penerapan teknologi informasi pada Perguruan Tinggi Swasta di
Yogyakarta.
Hasil evaluasi dari penelitian yang menggunakan sampel 50 Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta ini
menunjukkan bahwa tingkat maturity Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta sebagian besar sudah cukup baik
yaitu di atas skala 3 (defined). Berdasarkan sampel Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta dapat dibagi dalam
3 kelompok tingkat maturity teknologi informasi, yaitu Tingkat maturity ”Rendah” sebanyak 5 PTS, Tingkat
maturity “Sedang” sebanyak 38 PTS, Tingkat maturity “Tinggi” sebanyak 7 PTS.

Keywords: Teknologi Informasi, COBIT Framework, Maturity Level, Evaluasi, Perguruan Tinggi Swasta

1. PENDAHULUAN teknologi informasi menjelaskan suatu koleksi


teknologi informasi, pemakai, dan manajemen bagi
Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi
keseluruhan organisasi (Siswanto, 1997). Teknologi
informasi di Indonesia berjalan cukup pesat.
informasi pada azasnya mencoba memanfaatkan
Globalisasi yang diartikan suatu proses menyatunya
isyarat, agar dapat dikembangkan cara-cara untuk
dunia yang meliputi berbagai bidang tata kehidupan
memperluas jangkauan kemampuan otak manusia.
dunia mengandung karakteristik adanya perubahan
Teknologi senantiasa terkait dengan penciptaan
keterbukaan, kreativitas, kecanggihan, kecepatan,
sesuatu yang sempurna (Setiawan, 2008). Pada
keterikatan, keunggulan, kekuatan dan kompetisi
hakekatnya teknologi informasi bukanlah bidang
bebas (Tjokronegoro, 2000). Sebagai salah satu
steril dari pengaruh bidang lain, tetapi teknologi
bidang yang mempersiapkan sumberdaya manusia,
informasi merupakan alat bantu dalam
dunia pendidikan dituntut untuk mengkonversikan
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
tacit knowledge yang merupakan pengetahuan yang
manusia. Pemanfaatan teknologi informasi dapat
lahir berdasarkan pengalaman asli (learn by
memberikan implikasi kinerja yang lebih baik pada
experience) dengan memasukkan elemen-elemen
teknologi informasi (Goodhue, 1995).
iptek modern sehingga menjadi explisit knowledge
yang menghasilkan produk-produk baru sesuai
dengan state of the art mutakhir dan kompetitif
2. COBIT FRAMEWORK
(Zuhal, 2000).
Dengan kata lain sebagai kunci memasuki dunia COBIT yaitu Control Objectives for
bisnis global adalah kualifikasi yang meliputi Information and Related Technology yang
ketrampilan, ilmu pengetahuan dan pengalaman merupakan audit sistem informasi dan dasar
yang dikombinasikan dengan sertifikasi pengendalian yang dibuat oleh Information Systems
internasional sebagai pengakuan global. Teknologi Audit and Control Association (ISACA), dan IT
informasi dalam pandangan sempit menjelaskan sisi Governance Institute (ITGI) pada tahun 1992,
teknologi dari sebuah teknologi informasi, seperti meliputi (Johnson dkk, 2007) :
hardware, software, database, networks, dan 1. Business information requirements, terdiri dari :
peralatan lain. Dalam konsep yang lebih luas, Information : effectiveness (efektif), efficiency

A-15
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2008 (SNATI 2008) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 21 Juni 2008

(efisien), (keyakinan), integrity (integritas), dari bagaimana mereka diimplementasikan dan tetap
availability (tersedia), (pemenuhan), reliability diperbaharui. Best practices biasanya lebih berguna
(dipercaya). jika diterapkan sebagai kumpulan pinsip dan sebagai
2. Confidentiality compliance permulaan (starting point) dalam menentukan
3. Information Technology Resource, terdiri dari : prosedur. Untuk mencapai keselarasan dari best
People, applications, technology, facilities, data. practices terhadap kebutuhan bisnis, sangat
4. High - Level IT Processes. disarankan agar menggunakan COBIT pada
tingkatan teratas (highest level), menyediakan
COBIT menggunakan enam standar teknologi kontrol framework berdasarkan model proses
informasi global yang digunakan sebagai sumber teknologi informasi yang seharusnya cocok untuk
utama agar memastikan ruang lingkup, konsistensi, Perguruan Tinggi secara umum.
dan kesejajaran di dalam pengembangan teknologi Prinsip yang mendasari COBIT Framework
informasi. Keenam teknologi informasi standar ini adalah untuk menyediakan informasi yang
adalah (Saptadi, 2007): diperlukan oleh Perguruan Tinggi untuk mencapai
1. Committee of Sponsoring Organisations of the sasaran Perguruan Tinggi. Perguruan Tinggi perlu
Treadway Commission (COSO): Internal mengelola dan mengontrol sumber teknologi
Control—Integrated Framework, 1994 informasi (IT resource) dengan menggunakan
Enterprise Risk Mangement—Integrated kumpulan proses untuk menyampaikan informasi
Framework, 2004 yang diperlukan.
2. Office of Government Commerce (OGC®): Untuk sebagian besar institusi, informasi dan
Information Technology Infrastructure teknologi yang mendukung kegiatan Perguruan
Library® (ITIL®), 1999-2004 Tinggi merupakan aset yang berharga. Perguruan
3. International Organisation for Standardisation: Tinggi yang sukses biasanya memahami keuntungan
ISO/IEC 17799:2005, Code of Practice for dan kegunaan dari teknologi informasi untuk
Information Security Management mendukung kinerja Perguruan Tinggi. Perguruan
4. Software Engineering Institute (SEI®): SEI Tinggi ini juga memahami dan mengelola resiko-
Capability Maturity Model (CMM®), 1993SEI resiko yang berhubungan, seperti peningkatan
Capability Maturity Model Integration pemenuhan pengaturan dengan banyaknya proses
(CMMI®), 2000 bisnis yang secara kritikal bergantung terhadap
5. Project Management Institute (PMI®): Project teknologi informasi (Setiawan, 2008).
Management Body of Knowledge (PMBOK®), Kebutuhan akan jaminan dari nilai teknologi
2000 informasi, manajemen risiko yang berkaitan dengan
6. Information Security Forum (ISF): The teknologi informasi dan meningkatnya kebutuhan
Standard of Good Practice for Information kendali akan informasi, sekarang telah dipahami
Security, 2003 sebagai elemen kunci didalam pengelolaan
Perguruan Tinggi yang baik (governance). Menurut
COBIT didasari oleh analisis dan harmonisasi (Saptadi, 2007), Nilai, resiko dan kendali merupakan
dari standar teknologi informasi dan best practices inti dari suatu tata kelola teknologi informasi (IT
yang ada, serta sesuai dengan prinsip governance governance). IT governance adalah struktur dan
yang diterima secara umum. COBIT berada pada proses yang saling berhubungan serta mengarahkan
level atas, yang dikendalikan oleh kebutuhan bisnis, dan mengendalikan Perguruan Tinggi dalam
yang mencakupi seluruh aktifitas teknologi pencapaian tujuan Perguruan Tinggi melalui nilai
informasi, dan mengutamakan pada apa yang tambah dan penyeimbangan antara resiko dan
seharusnya dicapai dari pada bagaimana untuk manfaat dari teknologi informasi serta prosesnya
mencapai tatakelola, manajemen dan kontrol yang (Institute of IT Governance – USA). IT governance
efektif. COBIT Framework bergerak sebagai mengintegrasikan dan melembagakan praktik yang
integrator dari praktik IT governance dan juga yang baik ”Good Practice” untuk memastikan bahwa
dipertimbangkan kepada petinggi manajemen atau teknologi informasi telah mendukung sasaran bisnis
manager; manajemen teknologi informasi dan bisnis; Perguruan Tinggi pada khususnya di Perguruan
para ahli governance, asuransi dan keamanan; dan Tinggi Swasta. IT governance membuat Perguruan
juga para ahli auditor teknologi informasi dan Tinggi untuk mengambil keuntungan penuh dari
kontrol. COBIT Framework dibentuk agar dapat informasinya sehingga memaksimalkan keuntungan,
berjalan berdampingan dengan standar dan best memanfaatkan kesempatan dan mendapatkan
practices yang lainnya (Setiawan, 2008). keuntungan kompetitif (competitive advantage).
Implementasi dari best practices harus Untuk mencapai itu semua dibutuhkan sebuah
konsisten dengan tatakelola dan kerangka kontrol framework untuk mengelola teknologi informasi
Perguruan Tinggi, tepat dengan organisasi, dan yang mendukung dan sesuai dengan Committee of
terintegrasi dengan metode lain yang digunakan. Sponsoring Organisations of the Treadway
Standar dan best practices bukan merupakan solusi Commission (COSO) Internal Control—Integrated
yang selalu berhasil dan efektifitasnya tergantung Framework, kerangka kerja yang diterima secara

A-16
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2008 (SNATI 2008) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 21 Juni 2008

luas untuk tatakelola Perguruan Tinggi dan ditunjukkan pada Gambar 3, proses model COBIT
manajemen resiko. yang mengelola sumber teknologi informasi untuk
Untuk mendukung kesuksesan Implementasi menyampaikan informasi ke dalam bisnis sesuai
Teknologi Informasi, Information Technology dengan keperluan bisnis dan tatakelola yang baik
Governance Institute (ITGI) telah melakukan (governance).
publikasi COBIT (versi 4.1). Gambar 1. adalah
merupakan Framework Information Technology
Control Objectives.

Gambar 1. Framework IT Control Objectives


(Sumber: Johnson dkk, 2007)

Keberhasilan implementasi teknologi informasi


di dalam mendukung kebutuhan bisnis membuat Gambar 3. COBIT Framework
manajemen Perguruan Tinggi harus dapat
menempatkan sistem kendali internal atau
framework pada tempatnya. COBIT Framework 3. METODOLOGI PENELITIAN
memberikan kontribusi terhadap kebutuhan tersebut
dengan membuat hubungan dengan kebutuhan Penelitian ini bersifat sensus dengan pendekatan
bisnis, mengorganisasi aktifitas teknologi informasi survey. Alat analisis yang digunakan dalam
ke dalam proses model yang diterima secara umum, penelitian ini adalah dengan prosedur standar
mengidentifikasi sumber teknologi informasi utama, COBIT (Control Objectives for Information and
mendefinisikan sasaran kontrol manajemen yang related Technology) yang dikeluarkan oleh ISACA
harus dipertimbangkan. Konsep arsitektur teknologi (Information Systems Audit And Control
informasi Perguruan Tinggi dapat membantu untuk Association).
mengidentifikasi sumber yang diperlukan agar Data yang dipergunakan dalam penelitian ini
proses teknologi informasi dapat berjalan dengan adalah data primer yang diperoleh dengan metode
baik (Setiawan, 2008). angket tentang penerapan teknologi informasi yang
diperoleh dari Perguruan Tinggi Swasta yang berada
di Yogyakarta. Adapun jumlah sampel sebanyak 50
(lima puluh) Perguruan Tinggi Swasta. Penentuan
sampel Perguruan Tinggi Swasta tersebut penulis
menggunakan teknik simple random sampling, yaitu
suatu teknik pengambilan sampel dengan metode
acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam
anggota populasi tersebut. Setiap unit anggota
populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk
terpilih menjadi anggota sampel (Setiawan, 2008).
Pengukuran dilakukan terhadap fakta-fakta
kematangan pengendalian proses-proses yang terjadi
di dalam organisasi dengan menggunakan kuesioner
yang dirancang melalui COBIT Management
Guidelines. Description of maturity level dapat
Gambar 2. Kubus COBIT digambarkan sebagai suatu sets of atomic statement
(Sumber: Johnson dkk, 2007) dimana masing-masing deskripsi level of maturity
berisi statement-statement atau pernyataan yang
Pada Gambar 2. menggambarkan prinsip dari dapat bemilai sesuai atau tidak sesuai, dan sebagian
COBIT Framework, yang diilustrasikan dengan sesuai atau sebagian tidak sesuai. Description of
kubus COBIT. Seluruh COBIT Framework,

A-17
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2008 (SNATI 2008) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 21 Juni 2008

maturity level terdiri atas enam level (0 sampai 5)


yang menggambarkan tingkat kehandalan aktivitas-
aktivitas pengendalian sistem informasi yang
dirangkum oleh ISACA dari konsensus berbagai
pendapat ahli dan praktek-praktek terbaik di bidang
teknologi informasi yang bersifat generik dan telah
dijadikan sebagai standar intemasional.

Tabel 1. Level dari Maturity Model


Level Kategori Diskripsi

Management processes are not


0 Non-Existent
applied at all

Processes are ad hoc and


1 Initial
disorganised
Gambar 5. Hasil Pengujian Validitas dan
Repeatable but Processes/allow a regular Reliabilitas IT Goals
2
intuitive pattern Aktivitas pengumpulan data dan evaluasi hasil
dilakukan dengan menggunakan standar COBIT
Processes are documented and (Control Objectives for Information and related
3 Defined Technology) yang dikeluarkan oleh ISACA
communicated
(Information Systems Audit And Control
Processes are monitored and
Association). COBIT merupakan suatu kerangka
4 Managed kerja (framework) pengauditan sistem informasi
measured yang bersifat generik, artinya COBIT dapat
diimplementasikan di berbagai bentuk organisasi
Best Practices are followed bisnis termasuk di lembaga pendidikan tinggi namun
5 Optimised penggunaannya harus disesuaikan dengan kondisi
and automated organisasi dan tujuannya. Pada Gambar 6.
menjelaskan bisnis Perguruan Tinggi Swasta di
Yogyakarta dengan tujuan IT secara keseluruhan
Pengujian validitas dan reliabilitas dalam dengan berdasarkan COBIT Framework
penelitian ini dilakukan dengan melakukan
pengujian pertanyaan kuesioner COBIT, sehingga
kuesioner dapat dipergunakan sebagai instrumen
penelitian. Gambar 4. validitas dan reliabilitas.
Gambar 5. adalah hasil pengujian validitas dan
reliabilitas IT Goals.

Gambar 4. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Gambar 6. Hasil Linking Business Goals to IT


Goals COBIT Framework

A-18
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2008 (SNATI 2008) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 21 Juni 2008

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Gambar 8. terlihat bahwa sangat fluktuatif
tingkat kematangan untuk tiap proses teknologi
4.1 Analisis COBIT
informasi di Perguruan Tinggi Swasta Yogyakarta.
Penilaian kematangan proses teknologi
Tingkat kematangan (maturity) proses teknologi
informasi di Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta
informasi yang mendekati nilai 5 (lima) dalam skala
menggunakan maturity model COBIT Framework
COBIT Framework akan menunjukkan semakin
(COBIT, 2004). Dengan menggunakan maturity
baik atau mendekati sempurna.
model ini Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta
dapat melihat keadaan pengelolaan teknologi 1
50 2
informasi yang tergambarkan ke dalam bentuk 48
49 5.00 3
4
47 5
angka dan gambar, sehingga hal ini dapat 46
4.00
6
45 7
memudahkan dalam menganalisa dan 44 8
memperkirakan kebutuhan pengelolaan teknologi 43
3.00
9

informasi di masa yang akan datang. 42


2.00
10

Nilai dari rencana strategis teknologi informasi 41 11

40 1.00 12
tergantung pada seberapa dalam pemahaman
39 13
terhadap bisnis dan kebutuhannya, serta penafsiran -
38 14
kebutuhan ini ke dalam informasi dan sistem yang
37 15
berguna. Untuk mencapai ini maka diperlukan
36 16
bagian pencarian data di dalam perencanaan 35 17
strategis teknologi informasi untuk memperoleh dan 34 18

menerapkan seluruh informasi yang dibutuhkan. 33 19


32 20
Penggalian informasi ini dilakukan dengan 31 21
melakukan studi terhadap keadaan Perguruan Tinggi 30
29 23
22
28 27 25 24
Swasta di Yogyakarta, baik yang tertulis ataupun 26

dengan melakukan wawancara terhadap pegawai


yang terlibat. Informasi yang berhasil diperoleh Gambar 8. Hasil Tingkat Maturity Perguruan
kemudian diproses dengan COBIT Framework Tinggi Swasta di Yogyakarta
(Setiawan, 2008).
Keterangan:
Nama Perguruan Tinggi Nama Perguruan Tinggi
No No.
Swasta Swasta
Akademi Pariwisata
1 26 Universitas Proklamasi '45
Ambarukmo
Akademi Manajemen Sekolah Tinggi Pariwisata
2 27
Administrasi ”AMPTA”
Sekolah Tinggi Teknologi
3 ASMI ”Santa Maria” 28
Adisutjipto
Universitas Wangsa
4 29 AMIK ”KARTIKA YANI”
Manggala
Universitas Muhammadiyah
5 30 STIM ”YKPN”
Yogyakarta
6 STBA ”LIA” 31 UPN ”Veteran”
7 STISIPOL ”Kartika Bangsa” 32 Universitas Ahmad Dahlan
Akademi Pariwisata ”BSI” Universitas Atma Jaya
8 33
Yogyakarta Yogyakarta
9 ASMI ”DESANTA” 34 Universitas Janabadra
Universitas Sarjanawiyata
10 AMIK ”ASTER” 35
Tamansiswa
11 AMIK ”BSI” Yogyakarta 36 STMIK ”Pelita Nusantara”
12 Akademi Maritim Yogyakarta 37 STIE ”YKP”
STIE ”Solusi Bisnis
13 38 STIA ”AAN”
Indonesia”
Akademi Keuangan dan Akademi Komunikasi ”Radya
14 39
Perbankan ”YIPK” Binatama”
Akademi Teknologi Otomotif Akademi Seni Rupa dan
15 40
Nasional Desain ”MSD”
16 Universitas Kristen Imanuel 41 Universitas PGRI Yogyakarta
Universitas Cokroaminoto
17 STTI ”Respati” Yogyakarta 42
Gambar 7. Maturity Model dan IT Goals Yogyakarta
18 Akademi Teknik ”PIRI” 43 Akademi Akuntansi ”YKPN”
Akademi Pariwisata
19 44 STIE ”Kerja sama”
Dalam melakukan pengisian tabel maturity Indraphrasta
Akademi Telekomunikasi
model dan IT Goals, akan dilakukan proses 20
Indonesia
45 Institut Pertanian ”Intan”
perhitungan kematangan (maturity) pada masing- 21
STMIK ”AMIKOM”
46
Sekolah Tinggi Teknologi
Yogyakarta Kedirgantaraan
masing proses teknologi informasi di masing-masing Akademi Pariwisata
22 47 STMIK ”El-Rahma”
Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta. Gambar 7 Yogyakarta
Akademi Desain Visi
merupakan hasil pengisian tabel maturity model dan 23
Yogyakarta
48 STIE ”YKPN”
IT Goals. 24 Universitas Sanata Dharma 49 Universitas Widya Mataram
Universitas Kristen Duta
25 Akademi Teknik ”YKPN” 50
Wacana

A-19
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2008 (SNATI 2008) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 21 Juni 2008

4.2 Analisis Critical Success Factors 5. KESIMPULAN


Berkaitan dengan Critical Success Factors,
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian
perlu dilakukan kesesuaian COBIT Framework
ini adalah sebagai berikut:
dengan keberadaan pengelolaan teknologi informasi
di Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta. • Hasil pemetaan maturity proses teknologi
Kesesuaian ini bertujuan untuk mengetahui informasi Perguruan Tinggi Swasta di
kematangan proses internal Perguruan Tinggi Yogyakarta menunjukkan berada diatas skala 3
Swasta di Yogyakarta. Secara teoritis, mapping ini (defined), sehingga dapat melakukan
bertujuan untuk kontrol nilai kematangan setiap pengendalian secara intern dan terstruktur.
proses internal. Secara generik, nilai dari masing- • Penerapan tekonologi informasi dengan
masing Critical Success Factors dapat dilihat pada menggunakan COBIT Framework dapat
Tabel 2. memberikan manfaat dalam arsitektur bisnis,
Secara Garis besar, tingkat kematangan arsitektur informasi, arsitektur teknologi dan
teknologi informasi Perguruan Tinggi Swasta di arsitektur solusi sebagai pedoman untuk
Yogyakarta berada diatas skala 3 (defined) dengan pengembangan sistem teknologi informasi di
menggunakan skala 5. Nilai tertinggi berada pada Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta
Pendanaan teknologi informasi, dan terendah pada • Secara umum evaluasi tingkat kematangan
kemampuan sumber daya manusia. Untuk hal ini, implementasi teknologi informasi Perguruan
manajemen Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta Tinggi Swasta di Yogyakarta dipengaruhi oleh
perlu meningkatkan perhatian dan mengadopsi dimensi kualitas pelayanan dengan distribusi
teknologi informasi terhadap tingkat kematangan nilai kriteria secara proporsional
yang terendah tersebut. Gambar 9. akan
memperlihatkan letak kematangan proses internal PUSTAKA
teknologi informasi Perguruan Tinggi Swasta di [1] COBIT Steering Committee and the IT
Yogyakarta. Governance Institute. Implementation Toolset.
USA: IT Governance Institute. 2000.
Tabel 2. Hasil Mapping CSF ke COBIT [2] COBIT Steering Committee and the IT
Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta Governance Institute. COBIT 4.1. USA: IT
Internal Process / Average of COBIT Governance Institute. 2004.
Critical Success Factors Reference [3] Goodhue, D. L. Understanding User Evolution
Leadership Commitment 3,12 of Information Systems, Journal of Management
and Support Science. 1995.
Kemampuan SDM 2,70 [4] Saptadi, N. Tri. Evaluasi Implementasi
Teknologi Informasi Pada Rumah Sakit
Pendanaan 3,31
Bethesda Yogyakarta Menggunakan Cobit
Infrastruktur, Hardware 3,09
Framework dan Expert Choice. Tesis Tidak
dan Software
Terpublikasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Manajemen dan 3,19
Mada. 2007.
pengelolaan sistem
[5] Setiawan, Alexander. Evaluasi Penerapan
Budaya kerja 2,89 Teknologi Informasi di Perguruan Tinggi
Content Quality 3,01 Swasta Yogyakarta dengan Menggunakan
COBIT Framework. Tesis Tidak Terpublikasi.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. 2008.
[6] Siswanto. Memanfaatkan Teknologi Informasi
untuk Strategi Keunggulan Bersaing Industri di
Perguruan Tinggi Swasta. Makalah Seminar
Perguruan Tinggi di Indonesia dalam Transisi
Perguruan Tinggi Era Industrialisasi ke Era
Informasi. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.
1997.
[7] Tjokronegoro, Arjatmo. Mutu dan
Profesionalisme Dosen (Tenaga Pendidik)
dalam Perspektif Abad 21, Makalah Seminar
Nasional Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta
Indonesia. Jakarta. 2000.
[8] Zuhal. Kecenderungan Perkembangan IPTEK
dalam Perspektif Global. Makalah Seminar
Gambar 9. Hasil Mapping CSF ke COBIT Nasional Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta
Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta Indonesia. Jakarta. 2000.

A-20

Anda mungkin juga menyukai