Disusun Oleh :
HERU SUPRIANTO
17/19025/THP–STPK
Minyak goreng
2 Kuning bening Kuning bening 30 -2º
kelapa sawit
B. Pembahasan
Minyak merupakan salah satu kelompok yang termasuk golongan
lipida. Minyak adalah trigliserida yang dalam suhu ruang berbentuk cair,
disebabkan rendahnya kandungan asam lemak jenuh dibandingkan
tingginya asam lemak tak jenuh yang mengakibatkan titik lebur menjadi
rendah sebab asam lemak tak jenuh memiliki satu atau lebih ikatan rangkap
di antara rantai karbonnya. Lemak dan minyak merupakan zat makanan
yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan
minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif dibanding dengan
karbohidrat dan protein. Minyak atau lemak, khususnya minyak nabati
mengandung asam-asam lemak essensial seperti asam linoleat, linolenat,
dan arakidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat
penumpukan kolesterol. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber
pelarut bagi vitamin-vitamin A, B, E, dan K.
Praktikan mengamati perubahan suhu dan kenampakkan yang terjadi
pada ketiga minyak tersebut. Tidak ada penentuan waktu untuk mengamati
perubahan wujud minyak yang terjadi, sehingga praktikan harus mengamati
perubahan minyak yang awalnya cair hingga terlihat perubahan wujud
menjadi padat. Pada minyak sawit kasar (CPO) perubahan terjadi pada suhu
-20C dari warna orange menjadi orange pekat. Pada minyak goreng kelapa
sawit perubahan terjadi pada suhu -20C dari warna kuning bening menjadi
kuning bening. Sedangkan pada minyak kelapa perubahan terjadi dari warna
bening menjadi putih pekat saat suhu menunjukkan -20C.
Titik beku mengindikasikan ketidakjenuhan minyak dan
stabilisasinya terhadap kristalisasi. Secara umum, semakin tinggi
ketidakjenuhan minyak maka titik beku akan semakin rendah. Hal ini
membutikan pada bahan minyak sawit kasar (CPO) memiliki kejenuhan
minyak yang tinggi dibandingkan minyak goreng kelapa sawit dan minyak
kelapa. Sedangkan untuk membuktikan minyak tersebut bermutu baik atau
tidaknya ialah salah satunya dengan melihat titik beku yang dihasilkan.
Oleh karena itu setiap bahan tersebut memiliki SNI atau standar
mutunya tersendiri dalam standar konsumsi dan penyimpanannya. Seperti
pada Crude Palm Oil (CPO) memiliki standar titik kabut rendah sebesar 4,0
- 7,0 ℃, Minyak goreng kelapa sawit (olein) sebesar 7,0 - 8,0 ℃ dan minyak
kelapa sebesar 8,0 - 9,0 ℃.
Faktor lain penyebab terjadinya perubahan yang terjadi pada
minyak/lemak pada suhu dingin adalah jenis ikatan dan struktur
minyak/lemak tersebut. Berdasarkan strukturnya lemak mempunyai wujud
cair dan padat. Wujud padat dan cairnya lemak dipengaruhi oleh tingkat
kejenuhan asam lemak yang terdapat di dalamnya. Lemak yang kandungan
asam lemaknya terutama asam lemak tidak jenuh akan bersifat cair pada
suhu kamar dan biasanya disebut sebagai minyak, sedangkan yang
kandungan asam lemaknya terutama asam lemak jenuh akan berbentuk
padat.Semakin panjang rantai atom C asam lemak penyusun, maka titik
beku akan semakin tinggi. Dan bila semakin banyak ikatan rangkap dalam
komponen penyusunnya, maka titik beku akan semakin rendah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Minyak dan lemak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada
golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak
larut dalam air
2. Praktikan mengamati perubahan suhu dan kenampakkan yang terjadi
pada ketiga minyak tersebut. Tidak ada penentuan waktu untuk
mengamati perubahan wujud minyak yang terjadi, sehingga praktikan
harus mengamati perubahan minyak yang awalnya cair hingga terlihat
perubahan wujud menjadi padat.
3. Wujud padat dan cairnya lemak dipengaruhi oleh tingkat kejenuhan
asam lemak yang terdapat di dalamnya.
4. Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk
menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga
merupakan sumber energi yang lebih efektif dibanding dengan
karbohidrat dan protein. Minyak atau lemak, khususnya minyak nabati
mengandung asam-asam lemak essensial seperti asam linoleat, linolenat,
dan arakidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah
akibat penumpukan kolesterol.
5. Praktikan mengamati perubahan suhu yang terjadi pada setiap gelas
beaker yang berisi masing-masing minyak yaitu yang pertama pada ada
minyak sawit kasar (CPO) perubahan terjadi pada suhu -20C dari warna
orange menjadi orange pekat. Pada minyak goreng kelapa sawit
perubahan terjadi pada suhu -20C dari warna kuning bening menjadi
kuning bening. Sedangkan pada minyak kelapa perubahan terjadi dari
warna bening menjadi putih pekat saat suhu menunjukkan -20C.
B. Saran
Saran saya dalam praktikum ini sebaiknya co.ass dan praktikan dapat
membangun suasana yang lebih akrab lagi, sehingga suasana praktikum
menjadi nyaman dan aktif. Untuk keseluruhan kegiatan dalam praktikum ini
sudah berjalan dengan baik, saya berterima kasih kepada Co.Ass yang telah
bersedia membimbing dan membagikan ilmu pada praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ketaren, S. 1986. Pengantar teknologi minyak dan lemak pangan. Universitas
Indonesia. Jakarta.
Muchtadi. 2008. Teknologi Pengolahan Pangan. 3rd ed. Institut Pertanian Bogor :
Bogor.
Sudarmadji, 1989.Kualitas dan potensi Minyak Nabati.. Universitas
Muhammadiyah, Semarang.