Pedoman IO
Pedoman IO
PENDAHULUAN
BAB II
INTERAKSI OBAT
Obat obat yang berinteraksi pada proses distribusi adalah obat yang :
Presentase ikatan protein tinggi
Volume distribusi kecil
Mempunyai rasio ekskresi hepatic yang rendah
Mempunyai rentang terapetik yang rendah
Mempunyai onset aksi yang cepat
c. Interaksi pada proses metabolism
Untuk menghasilkan efek sistemik dalam tubuh, obat harus mencapai reseptor,
berarti obat harus dapat melewati membran plasma. Untuk itu obat harus larut
lemak. Metabolisme dapat mengubah senyawa aktif yang larut lemak menjadi
senyawa larut air yang tidak aktif, yang nantinya akan diekskresi terutama
melalui ginjal. Obat dapat melewati dua fase metabolisme, yaitu metabolisme
fase I dan II.
d. Interaksi pada proses eliminasi
Interaksi bisa terjadi karena perubahan ekskresi aktif tubuli ginjal, perubahan
pH dan perubahan aliran darah ginjal.
Perubahan ekskresi aktif tubuli ginjal
perubahan pH urin
Perubahan aliran darah ginjal
BAB III
PENATALAKSANAAN
BAB IV
PENUTUP
Pedoman interaksi obat ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi tenaga
kefarmasian dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasian, terutama dalam melaksanakan
pelayanan resep. Dengan mencegah terjadinya interaksi obat, tenaga kefarmasian dapat
membantu proses keberhasilan terapi.
Pedoman interaksi obat membimbing para tenaga kefarmasian dalam praktek pelayanan
resep, hendaknya didukung pula dengan pencarian informasi dan referensi lainya. Sehingga
dalam pelaksanaanya terus diperbaharui sesuai dengan perkembangan pengetahuan yang terbaru.
Dalam pelaksanaanya juga perlu didukung dengan adanya komunikasi dan edukasi terhadap
pasien mengenai interaksi obat.
Dengan adanya pedoman interaksi obat ini diharapkan masyarakat pada umumnya dan
pasien pada khususnya serta pihak – pihak terkait akan lebih merasakan peran dan fungsi
pelayanan kefarmasian yang optimal.