Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRATIKUM BENGKEL

ENGINE BENSIN

Disusun Oleh :

Nama : DAVID ALVIAN HIDAYAT


Kelas : 3 MAINTENANCE B
Prodi : D III TEKNIK MESIN
Dosen : RAKIMAN,ST.,MT

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI PADANG

2019

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pratikum
pada laboratorium refrigerasi yang ditandai dengan selesainya penulisan laporan
ini. Penulisan laporan pratikum ini merupakan persyaratan akademis yang wajib
dipenuhi oleh setiap mahasiswa Program Studi DIII Teknik Mesin Politeknik
Negeri Padang.

Selama pelaksanaan pratikum bengkel engine bensin ,penulis memperoleh


banyak arahan serta bimbingan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada dosen pembimbing serta rekan-rekan yang telah membantu dalam
praktikum ini maupun dalam penulisan laporan. Penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk perbaikan di kemudian
hari. Akhir kata semoga hasil penulisan laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Padang, 8 juli 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2. Tujuan ....................................................................................................... 2

1.3. Manfaat ..................................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 3

2.1. Motor Bakar ............................................................................................. 3

2.2. Motor Bensin ............................................................................................ 3

2.3. Prinsip Kerja Motor Bensin ...................................................................... 4

2.4. Komponen Utama Mesin Bensin ............................................................. 7

2.5. Siklus Otto .............................................................................................. 12

2.6. Sistem bahan bakar ................................................................................. 14

2.7. Campuran Udara dan Bahan Bakar ........................................................ 15

2.8. Perbandingan Udara Dengan Bahan Bakar ............................................ 15

2.9. Proses pembakaran ................................................................................. 15

2.10. Sistem Pengapian Pada Mesin Bensin ................................................ 17

2.11. Perbedaan motor diesel dan bensin ..................................................... 17

BAB III PERALATAN YANG DIGUNAKAN ................................................... 19

BAB IV PROSEDUR / LANGKAH KERJA ....................................................... 20

4.1. Proses Pembongkaran ............................................................................. 20

4.2. Proses Perakitan ..................................................................................... 22

BAB V KESELAMATAN KERJA ...................................................................... 26

5.1. Keselamatan pribadi. .............................................................................. 26

iii
5.2. Keselamatan alat ..................................................................................... 26

5.3. Keselamatan lingkungan ........................................................................ 26

BAB VI PENUTUP .............................................................................................. 27

7.1. Kesimpulan ............................................................................................. 27

7.2. Saran ....................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 28

iv
v
vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sistem bahan bakar dalam suatu mesin merupakan suatu sistem yang
sangat dominan dalam menentukan unjuk kerja mesin .Suatu rangkaian mesin
motor ,akan memberikan daya yang optimal bila seluruh sistem yang bekerja pada
motor tersebut berfungsi dengan baik begitu pula kerja pada sistem bahan bakar ,
kelancaran kerja pada sistem ini akan berpengaruh besar pada efisiensi dan daya
kerja motor .Salah satu cara agar sistem bahan bakar bekerja dengan optimal yaitu
dengan perawatan dan perbaikan sistem bahan bakar.

Motor bensin adalah sala satu mata kuliah di jurusan diploma III teknik
Mesin yang wajib di program, pembelajaran motor bensin sangat penting kita
pelajari khususnya mahasiswa jurusan mesin. Karena didalamnya membahas
tentang cara-cara mesin bisa berputar dengan menggunakan bahan bakar bensin.

Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin kalor yang banyak dipakai
saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan energi panas
untuk melakukan kerja mekanis atau mengubah tenaga panas menjadi tenaga
mekanis. Energi atau tenaga panas tersebut diperoleh dari hasil pembakaran.

Ditinjau dari cara memperoleh tenaga panas, mesin kalor dapat dibedakan
menjadi dua yaitu mesin dengan pembakaran dalam dan mesin dengan
pembakaran luar. Mesin pembakaran dalam adalah mesin yang melakukan proses
pembakaran bahan bakar di dalam mesin tersebut dan gas pembakaran yang
terjadi berfungsi sebagai fluida kerja. Mesin pembakaran dalam umumnya disebut
motor bakar. Jadi motor bakar adalah mesin kalor yang menggunakan gas panas
hasil pembakaran bahan bakar di dalam mesin untuk melakukan kerja mekanis.
Mesin pembakaran luar adalah mesin di mana proses pembakaran bahan bakar

1
terjadi di luar mesin dan energi panas dari gas pembakaran dipindahkan ke fluida
mesin melalui beberapa dinding pemisah, misal ketel uap.

1.2. Tujuan

Setelah melaksanakan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat :

1. Melakukan overhoul engine sesuai dengan prosedur.


2. Melakukan pemeriksaan, mengidentifikasi gangguan dan menyimpulkan
hasil pengukuran dari keadaan komponen engine.
3. Merakit dan menghidupkan kembali engine sesuai dengan prosedur.
4. Memahami prinsip kerja komponen-komponen engine.
5. Menerapkan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja dalam praktek.

1.3. Manfaat

Di dalam kegiatan praktek motor diesel manfaat yang bisa kami dapatkan
adalah sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui tentang system kerja bahan bakar motor bensin.


2. Dapat Mengetahui perbedaan motor diesel dengan motor bensin.
3. Mengetahui dan memahami nama nama komponen pada motor bensin.
4. Mengetahui dan memahami tentang cara kerja pada motor bensin.
5. Mengetahui dan memahami fungsi dari komponen komponen motor
bensin.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Motor Bakar

Motor adalah gabungan dari alat-alat yang bergerak yang bila bekerja
dapat menimbulkan tenaga/ energi. Sedangkan pengertian motor bakar adalah
suatu mesin kalor dimana tenaga/ energi dari hasil pembakaran bahan bakar
didalam silinder akan diubah menjadi energi mekanik.

Pada mulanya perkembangan motor bakar ditemukan oleh Nichollus


Otto pada tahun 1876 dengan bentuk yang kecil dan tenaga yang dihasilkan
besar. Motor bakar dibagi menjadi dua yaitu, motor pembakaran luar
(external combustion engine) dan motor pembakaran dalam (internal combustion
engine), sedangkan mesin diesel merupakan motor pembakaran dalam.

Tenaga yang dihasilkan oleh motor berasal dari adanya pembakaran


gas didalam ruang bakar. Karena adanya pembakaran gas, maka timbulah
panas. Panas ini mengakibatkan gas mengembang atau ekspansi. Pembakaran
dan pengembangan gas ini terjadi didalam ruang bakar yang sempit dan
tertutup (tidak bocor) dimana bagian atas dan samping kiri kanan dari ruang bakar
adalah statis atau tidak bisa bergerak, sedangkan yang dinamis atau bisa bergerak
adalah bagian bawah, yakni piston sehingga piston dengan sendirinya akan
terdorong kebawah oleh gaya dari gas yang terbakar dan mengembang tadi. Pada
saat piston terdorong kebawah ini akan menghasilkan tenaga yang sangat besar
dan tenaga inilah yang disebut dengan tenaga motor

2.2. Motor Bensin

Mesin bensin merupakan salah satu jenis motor bakar dalam yang
menggunakan bahan bakar bensin dengan sistem pengapian menggunakan busi.

3
2.3. Prinsip Kerja Motor Bensin

Berikut akan diterangkan mengenai prinsip kerja mesin bensin. Pertama,


campuran udara dan bensin di hisap kedalam silinder, kemudian dikompresikan
oleh torak saat begerak naik, apabila campuran udara dan bensin terbakar dengan
adanya api dari busi yang panas sekali, maka akan menghasilkan tekanan gas
pembakaran yang besar di dalam silinder. Tekanan gas pembakaran ini
mendorong torak kebawah, yang menggerakan torak turun naik dengan bebas di
dalam silinder. Dari gerak lurus (naik turun) torak dirubah menjadi gerak putar
pada poros engkol melalui batang torak. Gerak putar inilah yang menghasilkan
tenaga pada mesin.
Posisi tertinggi yang di capai torak di dalam silinder di sebut titik mati atas
(TMA), dan posisi terendah yang di capai torak disebut titik mati bawah(TMB).
Jarak bergeraknya torak antara TMA dan TMB di sebut langkah torak (stroke).
Campuran udara dan bensin dihisap kedalam silinder dan gas yang telah
terbakar harus keluar, dan ini harus berlangsung secara tetap. Pekerjaan ini
dilakukan dengan adanya gerak torak yang turun naik di dalam silinder. Proses
menghisap campuran udara dan bensin kedalam silinder, mengkompresikan,
membakarnya, dan mengeluarkan gas bekas dari silinder, disebut satu siklus.

a. Prinsip kerja motor bensin 4 langkah


Pada motor empat langkah, proses kerja motor diselesaikan dalam empat
langkah piston. Jadi pada motor empat langkah proses kerja motor untuk
menghasilkan satu langkah usaha (yang menghasilkan tenaga) diperlukan empat
langkah piston. Empat langkah piston berarti sama dengan dua kali putaran poros
engkol.

4
Gambar 2.1 prinsip kerja motor bensin 4 tak
 Langkah Hisap

Dalam langkah ini, campuran bahan bakar dan bensin di hisap ke


dalam silinder.Katup hisap membuka sedangkan katup buang tertutup. Waktu
torak bergerak dari titik mati atas ( TMA ) ke titik mati bawah (TMB),
menyebabkan ruang silinder menjadi vakum dan menyebabkan masuknya
campuran udara dan bahan bakar ke dalam silinder yang disebabkan adanya
tekanan udara luar.

 Langkah Kompresi

Dalam langkah ini, campuran udara dan bahan bakar dikompresikan.


Katup hisap dan katup buang tertutup. Waktu torak naik dari titik mati bawah
(TMB) ke titik mati atas (TMA), campuran yang dihisap tadi dikompresikan.
Akibatnya tekanan dan temperaturnya akan naik, sehingga akan mudah
terbakar. Saat inilah percikan api dari busi terjadi . Poros engkol berputar satu
kali ketika torak mencapai titk mati atas ( TMA ).

 Langkah Usaha

Dalam langkah ini, mesin menghasilkan tenaga untuk menggerakkan


kendaraan. Saat torak mencapai titik mati atas ( TMA ) pada saat langkah
kompresi, busi memberikan loncatan bunga api pada campuran yang telah
dikompresikan. Dengan adanya pembakaran, kekuatan dari tekanan gas
pembakaran yang tinggi mendorong torak ke bawah. Usaha ini yang menjadi
tenaga mesin.

 Langkah Buang

5
Dalam langkah ini, gas yang sudah terbakar, akan dibuang ke luar
silinder. Katup buang membuka sedangkan katup hisap tertutup.Waktu torak
bergarak dari titik mati bawah ( TMB ) ke titik mati atas ( TMA ), mendorong
gas bekas keluar dari silinder. Pada saat akhir langkah buang dan awal
langkah hisap kedua katup akan membuka sedikit ( valve overlap ) yang
berfungsi sebagai langkah pembilasan ( campuran udara dan bahan bakar baru
mendorong gas sisa hasil pembakaran ). Ketika torak mencapai TMA, akan
mulai bergerak lagi untuk persiapan langkah berikutnya, yaitu langkah hisap.
Poros engkol telah melakukan 2 putaran penuh dalam satu siklus yang terdiri
dari empat langkah yaitu, 1 langkah hisap, 1 langkah kompresi, 1 langkah
usaha, 1 langkah buang yang merupakan dasar kerja dari pada mesin empat
langkah.

b. Prinsip kerja motor bensin 2 tak

Gambar 2.2 Prinsip kerja motor bensin 2 tak

Pada motor dua langkah proses kerja motornya untuk mendapatkan satu
kali langkah usaha hanya diperlukan dau kali langkah piston. Motor dua langkah
yang paling sederhana, pintu masuk atau lubang masuk dan lubang buang terletak
berhadap-hadapan yaitu berada pada sisi bawah pada dinding silinder motor. Pada
motor dua langkah proses motor untuk menghasilkan satu kali langkah usaha /
pembakaran gas dalam silinder , hanya diperlukan dua langkah piston . dilihat dari
putaran poros engkolnya diperlukan satu kali putaran poros engkol.

6
 Langkah Isap dan kompresi

Piston bergerak keatas. Ruang dibawah piston menjadi vakum/hampa


udara, akibatnya udara dan campuran bahan bakar terisap masuk ke dalam
ruang di bawah piston. Sementara di bagan ruang atas piston terjadi langkah
komprsi, sehingga udara dan campuran bahan bakar yang sudah berada di
ruang atas piston suhu dan tekanannya naik. Pada saat 10-5 derajat sebelum
TMA, busi memercikkan bunga api, sehingga campuran udara dan bahan
bakar yang telah naik temperatur dan tekanannya menjadi terbakar dan
meledak.

 Langkah usaha dan buang

Hasil dari pembakaran tadi membuat piston bergerak ke bawah. Pada


saat piston terdorong ke bawah/ bergerak ke bawah, ruang di bawah piston
menjadi dimampatkan/dikompresikan. Sehingga campuran udara dan bahan
bakar yang berada di ruang bawah piston menjadi terdesak keluar dan naik ke
ruang di atas piston melalui saluran bilas. Sementara sisa hasil pembakaran
tadi akan terdorong ke luar dan menuju saluran buang, kemudian menuju
knalot. Langkah kerja ini terjadi berulang-ulang selama mesin hidup.

Keterangan : Pada saat bergerak ke bawah, udara dan campuran bahan bakar yang
berada di ruang bawah piston tidak dapat keluar menuju saluran masuk, karena
adanya reed valve.

2.4. Komponen Utama Mesin Bensin


Adapun komponen utama dan fungsinya dari mesin bensin dari masing-
masing komponen nya antara lain

1. Cylinder Block

Gambar 2.3 Cylinder Block

7
Blok silinder adalah komponen utama motor bakar baik 2 tak maupun 4
tak. Komponen ini menjadi sebuah komponen primer untuk meletakan berbagai
engine compartement yang mendukung proses kerja mesin. Seperti yang bisa kita
lihat pada gambar diatas, bentuk blok silinder tiap mesin pada umumnya sama
namun pada detailnya pasti berbeda. Hal itu dikarenakan pembuatan detail blok
silinder disesuaikan dengan beberapa komponen yang akan menempel pada blok
ini.

Cylinder block terbuat dari besi tuang yang memiliki tingkat presisi yang
tinggi. Umumnya pada sebuah blok mesin memiliki beberapa komponen antara
lain :

 Silinder/main linner. Komponen ini akan berfungsi sebagai tempat naik


turun piston. Komponen yang terbuat dari paduan besi dan aluminium ini
di press kedalam blok mesin, sehingga akan sulit untuk terlepas.
 Water jacket. Water jacket adalah sebuah selubung air pendingin yang
terletak didalam blok mesin. Tujuanya agar proses pendinginan mesin
berlangsung maksimal. water jacket berbentuk lubang didalam blok
silinder yang mengelilingi linner.
 Oil feed lines. Lubang oli pada blok silinder berfungsi untuk menciptakan
jalur oli mesin dari kepala silinder menuju crankcase. Lubang ini akan
mendukung proses sirkulasi oli mesin ke seluruh bagian mesin diesel.

2. Cylinder Head

Gambar 2.4 cylinder head

8
Unit komponen kedua terletak pada bagian atas mesin. Sama halnya dengan
blok silinder, komponen ini juga terbuat dari material tuang. Saat ini head cylinder
berbahan aluminium nampaknya menjadi pilihan, karena lebih ringan dan kuat.
Unit ini terdiri dari valve & spring, camshaft, rocker arm, ruang bakar.

 Valve & spring. Komponen ini menjadi pintu yang akan membuka dan
menutup saluran intake serta exhaust pada mesin. Sementara spring akan
menahan katup agar tetap tertutup.
 Camshaft. Komponen ini juga disebut poros nok, fungsinya untuk
mengatur pembukaan tiap katup melalui sebuah nok.
 Rocker arm. Komponen ini akan menekan katup saat nok menyentuh
bagian atas rocker arm. Sehingga saluran in/ex dapat terbuka. Umumnya
rocker arm memiliki sistem penyetelan celah katup, baik manua atau
otomatis (Hydrolic Lash Adjuster).
 Combustion chamber. Ruang bakar adalah sebuah ruang kecil yang
digunakan melakukan pembakaran. hasilnya berupa semburan api yang
digunakan untuk mendorong piston. Biasanya ruang bakar ini terdapat
pada mesin diesel indirect injection.

3, Piston & Connecting Rod

Gambar 2.5 Piston & Connecting Rod

Piston atau torak berfungsi untuk mengatur volume didalam silinder. Hal ini
agar proses kerja mesin dapat berlangsung. Dalam hal ini saat piston bergerak ke

9
bawah maka volume silinder akan membesar, sedangkan saat piston bergerak ke
atas volume silinder akan mengecil. Sementara connecting rod berfungsi untuk
meneruskan gerak naik turun piston menuju flywheel. Secara umum ada tiga
bagian inti pada piston yaitu :

 Ring kompressi. Ring ini bersifat elastis yang fungsinya untuk mencegah
terjadinya kebocoran udara saat langkah kompresi. Cara kerja ring ini
yaitu dengan menutup celah antara dinding piston dan main linner.
 Ring oli. Ring yang teretak dibawah ring kompresi ini berfungsi untuk
mencegah oli mesin masuk ke dalam ruang bakar.
 Pin piston. Sebuah pin yang terletak didalam piston untuk menghubungkan
piston dengan connecting rod. Pin ini berbentuk tabung, ketika terhubung
dengan small end maka akan berfungsi layaknya sebuah engsel.

4. Crankshaft

Gambar 2.6 Crank Shaft

Crankshaft atau posros engkol adalah sebuah komponen yang terbuat dari besi
tuang yang digunakan untuk mengubah gerak naik turun piston menjadi sebuah
gerakan putar. Prinsip kerja poros engkol mirip saat kita mengayuh sepeda.
Karena berhubungan dengan tekanan dari piston, poros engkol tidak boleh lentur
atau patah saat mendapatkan tekanan dari piston. Untuk itu komponen ini dibuat
dari paduan besi khusus yang memiliki kekuatan tinggi serta anti luntur. Beberapa
bagian pada poros engkol yaitu ;

 Crank pin. Crank pin adalah sebuah pin yang akan terhubung dengan big
end pada connecting rod.
 Crank journal. Sementara crank journal merupakan pin yang berfungsi
sebagai poros pada crankshaft agar dapat berputar. Crank journal akan
terpasang pada blok silinder.

10
 Weight balance. Komponen ini terletak berseberangan dengan crank pin,
fungsinya sebagai penyeimbang sekaligus untuk mengalirkan oli ke seuruh
bagian dalam mesin.
5. Oil Pan

Gambar 2.7 Oil Pan

Oil pan (Carter) adalah sebuah bak khusus yang berfungsi untuk
menampung oli mesin. Meski hanya bertugas sebagai penampung oli mesin,
komponen ini juga tidak bisa dibuat sembarangan. Umumnya komponen ini
terbuat dari besi tipis seperti seng, namun beberapa mobil telah
mengkombinasikan dengan bahan yang lebih tebal.

6. Fly Wheel

Gambar 2.8 FlyWheel

11
Flywheel atau biasa disebut roda gila pada awalnya berfungsi untuk
menyeimbangkan putaran mesin. Komponen ini terbuat dari besi padat yang dapat
menyimpan torsi, itulah mengapa komponen ini dapat menyeimbangkan putaran
mesin. Selain itu flywheel juga berfungsi untuk menyalakan mesin, hal ini bisa
dilihat dari bagian luar flywheel yang memiliki banyak mata gigi. Mata gigi ini
akan terhubung bersama motor starter untuk menyalakan mesin.

7. Camshaft

Gambar 2.9 cam shaft

Pengertian camshaft sendiri adalah sebuah poros yang memiliki sejumlah


nok atau cam yang dibuat dengan sudut tertentu.Secara umum fungsi utama
camshaft yakni untuk membuka katup melalui tonjolan atau cam. Namun agar
lebih efisien poros nok pun dihubungkan dengan beberapa komponen agar lebih
hemat ruang juga.

2.5. Siklus Otto

Siklus Otto adalah siklus thermodinamika yang paling banyak digunakan


dalam kehidupan manusia. Mobil dan sepeda motor berbahan bakar bensin (Petrol
Fuel) adalah contoh penerapan dari sebuah siklus Otto.
Secara thermodinamika, siklus ini memiliki 4 buah proses thermodinamika
yang terdiri dari 2 buah proses isokhorik (volume tetap) dan 2 buah proses
adiabatis (kalor tetap). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat diagram tekanan (p) vs
temperatur (V) berikut:

12
Gambar 2.10 Siklus Otto
Proses yang terjadi adalah :
1-2 : Kompresi adiabatis
2-3 : Pembakaran isokhorik
3-4 : Ekspansi / langkah kerja adiabatis
4-1 : Langkah buang isokhorik
Beberapa rumus yang digunakan untuk menganalisa sebuah siklus Otto adalah
sebagai berikut :
1. Proses Kompresi Adiabatis
T2/T1 = r^(k-1); p2/p1 = r^k

2. Proses Pembakaran Isokhorik


T3 = T2 + (f x Q / Cv) ; p3 = p2 ( T3 / T2)

3. Proses Ekspansi / Langkah Kerja


T4/T3 = r^(1-k) ; p4/p3 = r^(-k)

4. Kerja Siklus
W = Cv [(T3 - T2) - (T4 - T1)]

5. Tekanan Efektif Rata-rata (Mean Effective Pressure)


pme = W / (V1 – V2)

13
6. Daya Indikasi Motor
Pe = pme . n . i . (V1-V2) . z

Dimana parameter – parameternya adalah :


p = Tekanan gas (Kg/m^3)
T = Temperatur gas (K; Kelvin)
V = Volume gas (m^3)
r = Rasio kompresi (V1 – V2)
Cv = Panas jenis gas pada volume tetap ( kj/kg K)
k = Rasio panas jenis gas (Cp/Cv)
f = Rasio bahan bakar / udara
Q = Nilai panas bahan bakar (kj/kg)
W = Kerja (Joule)
n = Putaran mesin per detik (rps)
i = Index pengali; i=1 untuk 2 tak dan i=0.5 untuk 4 tak
z = Jumlah silinder
P = Daya ( Watt )

2.6. Sistem bahan bakar

Sistem bahan bakar (fuel system) terdiri dari beberapa komponen, dimulai
dari tangki bahan bakar (fuel tank) sampai pada charcoal canister. Bahan bakar
yang tersimpan dalam tangki dikirim oleh pompa bahan bakar (fuel pump) ke
karburator melalui pipa-pipa dan selang-selang.kotoran dan benda-benda lainya
dikeluarkan dari bahan bakar oleh saringan (fuel filter).
Karburator menyalurkan ke mesin sejumlah bahan bakar yang dibutuhkan
berupa campuran udara dan bahan bakar. Sejumlah gas HC yang timbul di dalam
tangki dikurangi oleh charcoal canister. Bensin di alirkan dari tangki melalui
saringan, selang dan pipa-pipa hisap (suction tube). Bensin yang sudah disaring
dikirim ke karburator oleh pompa bahan bakar, dan karburator mencampurnya
dengan udara dengan suatu perbandingan tertentu menjadi campuran udara dan

14
bahan bakar. Sebagian campuran udara dan bahan bakar menguap dan menjadi
kabut saat mengalir melalui intake manifold ke silinder.

2.7. Campuran Udara dan Bahan Bakar

Bahan bakar yang dikirim kedalam silinder untuk mesin harus ada dalam
Kondisi mudah terbakar agar dapat menghasilkan efesiensi tenaga yang
maksimum. Bensin sedikit sulit terbakar, bila tidak dirubah kedalam bentuk gas.
Bensin tidak dapat terbakar dengan sendirinya, harus dicampur dengan udara
dalam perbandingan yang tepat. Untuk mendapatkan campuran udara dan bahan
bakar yang baik, uap bensin harus bercampur dengan sejumlah udara yang tepat.
Perbandingan campuran udara juga mempengaruhi pemakaian bahan bakar.

2.8. Perbandingan Udara Dengan Bahan Bakar

Perbandingan udara dengan bahan bakar dinyatakan dalam volume atau


berat dari bagian udara dan bahan bakar. Pada umumnya, perbandingan udara dan
bahan bakar dinyatakan berdasarkan perbandingan berat udara dengan berat bahan
bakar. Bensin harus dapat terbakar keseluruhannya di dalam ruang bakar untuk
menghasilkan tenaga yang besar pada mesin. Perbandingan udara dan bahan bakar
dalam teorinya adalah 15:1, yaitu 15 untuk udara berbanding 1 untuk bensin.
Tetapi pada kenyataannya, mesin menghendaki campuran udara dan bahan
bakar dalam perbandingan yang berbeda-beda tergantung pada temperatur,
kecepatan mesin, beban, dan kondisi lainya. Pada table di bawah ini diperlihatkan
perbandingan udara dan bahan bakar yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi
mesin.

2.9. Proses pembakaran

Campuran bahan bakar-udara didalam selinder motor bensin harus sesuai


dengan syarat busi, yaitu jangan terbakar sendiri. Ketika busi mengeluarkan api
listrik, yaitu pada saat beberapa derajat engkol sebelum torak mencapai TMA,

15
campuran bahan bakar-udara disekitar itulah mula-mula terbakar. Kemudian nyala
api merambat kesegala arah dengan kecepatan yang sangat tinggi (25-50 m/detik),
menyalakan campuran yang dilaluinya sehingga tekanan gas didalam silinder
naik, sesuai dengan jumlah bahan bakar yang terbakar.
Pembakaran yang merambat dengan cepat itu, temperaturnya dapat
melampaui temperatur penyalaan sendiri sehingga akan terbakar dengan cepatnya.
Proses terbakar sendiri dari bagian campuran yang terakhir (terjatuh dari busi)
dinamai detonasi.
Detonasi yang berulang-ulang dalam waktu yang cukup lama dapat
merusak bagian ruang bakar, terutama bagian tepi dari kepala torak tempat
detonasi terjadi.Disamping itu detonasi mengakibatkan bagian ruang bakar
(misalnya busi atau kerak yang ada) sangat tinggi temperaturnyaatau pijar,
sehingga dapat menyalakan campuran bahan bakar-udara sebelum
waktunya (pranyala). Detonasi dapat mengurangi daya dan efisiensi mesin,
sedangkan tekanan maksimum gas pembakaran pun akan bertambah tinggi.
Karena itu, detonasi yang dahsyat tidak di kehendaki dan harus dicegah. Maka
dari itu seluruh campuran bahan bakar-udara harus dinyalakan oleh nyala api yang
berasal dari busi.
Berikut ini beberapa cara untuk mencegah detonasi :
1. Mengurangi tekanan dan temperatur bahan bakar-udara yang masuk
kedalam silinder.
2. Mengurangi perbandingan kompresi.
3. Memperlambat saat penyalaan.
4. Memperkaya yaitu menaikan perbandingan campuran bahan bakar-udara
5. Menaikan kecepatan torak atau putaran poros engkol, untuk memperoleh
arusturbulen pada campuran didalam silinder yang mempercepat
rambatan nyala api.
6. Memperkecil diameter torak untuk memperpendek jarak yangdi tempuh
olehnyala api dari busi kebagian yang terjauh. Hal ini bias juga di capai
jikadipergunakan busi lebih dari satu.

16
2.10. Sistem Pengapian Pada Mesin Bensin

Sistem pengapian motor bensin memilik prinsip kerja yang beragam sesuai
dengan jenis dan model sistem pengapian yang digunakan. Untuk sistem
pengapian Motor biasanya terdiri atas 2 macam yakni Sistem Pengapian AC dan
Sistem Pengapian DC. Untuk sistem pengapian Motor sebenarnya bisa kita
modifikasi dari sistem pengapian AC ke sistem pengapian DC atau sebaliknya.
a. Sistem Pengapian AC
Atau yang lebih kita kenal dengan CDI(Capasitor Discharge Ignition)
merupakan sistem dimana pengapian ke busi dibangkitkan dari tegangan
AC dari spul motor yang di triger oleh sirkuit elektronik(CDI) sesuai
signal yang di terima dari pulser.
b. Sistem Pengapian DC
Pada sistem pengapian Dc ini lebih mirip dengan sistem pengapian mobil
secara elektronik, yakni TCI (transistorized Ignition System), dengan
sistem TCI tegangan tinggi yang di bangkitkan dari koil benar2 tegangan
DC 12volt yang di driver oleh sebuah transistor sesuai data dari sumber
signal alias pulser.

Semua sistem pengapian motor yang peletakan pulser berada pada askruk
pasti menimbulkan percikan busi secara 2 kali proses yang berbeda dalam 1 siklus
kerja motor 4 tak, yakni pada proses kompresi dan proses buang.

2.11. Perbedaan motor diesel dan bensin

Untuk mengetahui perbedaan antara mesin diesel dan mesin bensin harus
kita mulai dengan memahami proses pembakaran yang digunakan oleh kedua
jenis mesin ini. Mesin diesel dan mesin bensin sama-sama bekerja dengan
pembakaran internal dan menggunakan piston untuk menciptakan energi mekanik.
Namun, apa yang terjadi di dalam silinder mesin merupakan kunci perbedaan cara
kerja dan efisiensi kedua jenis mesin.

17
Pada mesin bensin, bahan bakar dicampur dengan udara, kemudian
dikompresi oleh piston, di mana kemudian terbakar dengan bantuan percikan api
dari busi. Bahan bakar dan udara yang terbakar kemudian melepaskan energi yang
digunakan untuk mendorong piston. Sedangkan mesin diesel menggunakan proses
yang sedikit berbeda untuk menghasilkan energi mekanik. Saat piston naik dalam
silinder, udara dalam silinder turut terkompresi. Seiring tekanan semakin besar,
suhu udara dalam silinder meningkat secara drastis. Pembakaran terjadi ketika
solar disemprotkan melalui nozzle injector ke dalam udara panas bertekanan
tinggi di dalam silinder.
Solar akan langsung terbakar oleh udara panas dan gas pembakaran
memaksa piston kembali turun dari silinder untuk menggerakkan kendaraan.
Mesin diesel tidak memerlukan busi karena solar dapat terbakar dengan
sendirinya saat berada dalam silinder dengan udara panas dan bertekanan tinggi.
Tidak diperlukannya busi merupakan perbedaan utama antara mesin diesel dan
mesin bensin. Mesin diesel dan mesin bensin juga berbeda dalam hal
keawetannya.

18
BAB III

PERALATAN YANG DIGUNAKAN

Adapun peralatan yang digunakan pada praktek bengkel engine diesel


antara lain :

1. Kunci Pas
2. Kunci Ring
3. Kunci Soket
4. Kunci L
5. Kunci Inggris
6. Kunci busi
7. Tang
8. Palu
9. Mata Sock
10. Filler Gate
11. Mistar Baja
12. Kunci momen
13. Obeng

19
BAB IV

PROSEDUR / LANGKAH KERJA

4.1. Proses Pembongkaran

Adapun prosedur ataupun langkah kerja dalam pembongkaran engine bensin


antara lain :

1. Kuras semua cairan pada engine.


2. Lepaskan kabel, selang bahan bakar dan selang radiator.
3. Melepas bagian belakang mesin antara lain :
 Bukalah stater
 Bukalah lat penguat
 Bukalah baut-baut pengikat transmisi, dan pisahkan transmisi dari
mesin.
4. Bukalah baut-baut pengikat cluth cover kemudian lepaskan clutch cover
dan plat kopling.
5. Bukalah baut-baut roda penerus dan lepaskan roda enerus
6. Bukalah plat ujung belakang
7. Ikatkan mesin pada engine overhoul ( work stand). Sebelum mengikatkan
mesin, pin pelurus pada ujung belakang hars dilepas.
8. Melepaskan bagian-bagian depan mesin
 Melepaskan altenator, kipas dan pulinya dengan membuka baut
pengikat
 Melepaskan pipa bensin beserta selang vakum yang menempel dengan
melepaskan klem pipa bensin
 Melepaskan out let housing, batang penyetel, dan pompa air.
9. Melepaskan bagian sebelah kiri mesin
 Melepaskan karbuartor, katup PVC, selang PVC dan penyekat panas.
 Lepaskan kaitan seling dan kemudian lepaskan manifold beserta
gasketnya.

20
 Melepaskan bracket altenator
 Melepaskan penopang dudukan mesin depan kiri
10. Melepaskan bagian sebelah kanan mesin yaitu Melepaskan stick penduga
oli. Buka kleman distributor kemudian melepaskan distributor. Buka
semua busi dan keluarkan tabung beserta gasketnya.
11. Melepaskan bagian atas mesin yaitu, lepaskan tutup kepala silinder beserta
gasketnya, dan lepaskan rocker shaft assy. Keluarkan push rod dan
susunlah sesuai dengan nomor urut silinder agar mempermudah
pemasangan kembali pada posisi semula. Kendorkan baut-baut kepala
silinder secara bertahap, dua atau tiga kali dengan urutan sesuai petunjuk.
12. Keluarkan valve filter dari block silinder dengan menyusun nya seperti
push rod agar terpasang kembali seperti semula.
13. Melepaskan bagian bawah mesin
 Bukalah carter dan gasketnya
 Bukalah baut puli poros engkol
 Bukalah puli poros engkol dengan SST ( 09213-31021 )
 Bukalah tutup rantai timing dengan gasketnya
 Bukalah oli seal belakang dengan menggunakan obeng minus
 Bukalah penegang rantai
 Bukalah baut pengikat gigi timing
 Lepaskan roda gigi dan rantai
 Bukalah plat samping poros bubungan
 Bukalah plat ujung depan dan gasket
 Lepaskan poros bubungan
14. Membongkar komponen=komponen
 Keluarkan pompa oli dengan melepas baut pengikatnya
 Sebelum membuka tutup bantalan ( bearing cup ) berilah tanda pada
posisi cam shaft. Berilah tanda pada sisi bearing capnya. Bukalah
semua tutup bantalamn torak dengan membuka mur pengikatnya
 Setelah semua tutup bearing batang torak dibuka, keluarkan torak
bersama-sama dengan batang torak dengan palu. Berilah tanda torak
sesuai dengan nomor urut silinder

21
 Bukalah tutup bantalan poros engkol dengan membuka baut-baut
pengikatnya. Keluarkan juga thrust washernya.
 Keluarkan poros engkol dengan bantalan
15. Membongkar kepala silinder dengan membuka katup-katup dengan SST
(09202-43011)
16. Membongkar rocker shaft
 Lepaskan penahan pegas dari setiap ujung poros
 Lepaskan pegas-pegas dari setiap ujung poros
 Lepaskan rocker arm
 Lepaskan support
 Lepaskan pegas tekan
17. Melepaskan piston ring dengan expander, lepaskan snap ring
18. Membongkar poros engkol
 Lepaskan input shaft bearing pada poros dengan SST (09303-35010)
 Lepaskan roda gigi poros engkol dengan jalan menaruk keluar

4.2. Proses Perakitan

Adapun prosedur atau langkah kerja dalam proses perakitan engine bensin
antara lain :

1. Rakitlah batang torak ke tork dimana alur pada kepala torak dan tanda di
tengah batang torak berada pada arah yang sama kemudia pasnagkan piston
2. Pasangkan snap ring
3. Bersihkan permukaan bantalan batang torak dan pasangkan bantalan untuk
sementara
4. Pasangkan ring piston dengan memakai piston ring expander
5. Pasangkan roda gigi poros engkol
6. Masukanlah katup ke dalam kepala silinder dan pasangkan washer, pegas
tekan, seal, dan retainer
7. Rakitlah komponen-komponen rocker shaft sesuai dengan urutan yang telah
ditentukan, mulailah dari pegas tengah

22
8. Rakitlah bantalan poros engkol ke blok silinder dan tutup bantalan
9. Berilah oli pada plat samping (trust washer) dan tempatkan pada blok dan
tutup bantalan agar alur pada plat samping menghadap keluar
10. Tempatkan pors engkol pada blok
11. Rakitkan tutup-tutup bantalan poros engkol dimana tanda panah menghadap
ke depan dengan momen pengerasan : 5,4 – 6,6 kgm
12. Masukanlah torak ke dalam blok silinder dengan menggunakan piston ring
compresser dan tekanlah dengan menggunakan palu
13. Pasangkan tutup bantalan batang torak (connecting rod cap) dengan
menyesuaikan tanda-tanda yang telah dibuat dengan momen pengerasan : 4,0 -
5,2
14. Pasangkan pompa oli dengan momen pengerasan : 1,0 – 1,6
15. Pasangkan plat depan setelah memasang gasketnya dengn momen pengerasan
: 0,6 – 0,9
16. Masukan poros bubungan
17. Pasangkan plat samping dengan momen pengerasan : 0,6 – 0,9
18. Pasangkan rantai timing dan roda gigi sesuai dengan urutan sebagai berikut :
 Posisikan torak no.1 pada titik TMA
 Luruskan pin penyetelan pada poros bubungan dengan tanda pin pada
plat samping
 Luruskan tanda pada rantai dengan tanda roda gigi dan pasangkan
secara bersama-sama
 Keraskan baut pengikat dengan momen pengerasan : 5,4 – 6,6 kgm
19. Pasangkan pemegang rantai ( chain tensioner assembly ) dengan momen
pengerasan : 0,6 – 0,9 kgm
20. Pasangkan penutup rantai setelah terlebih dahulu memasang gasketnya
21. Pasangkan oil seal retainer belakang setelah terlebih dahulu memberi
gasketnya dengn momen pengerasan : 0,6- 0,9
22. Pasangkan puli poros engkol dengan terlebih dahulu memasangkan cincin
(washer) dengan momen pengerasan : 4,5 – 6,5 kgm

23
23. Berilah cairan perekat pada gasket karter di tempat-tempat seperti yang telah
ditunjukkan, kemudian pasang karter setelah memasang gasket dengan
momen pengerasan : 0,25 – 0,35 kgm
24. Masukan valve filter
25. Pasangkan gasket kepala silinder pada blok silinder dengan bagian atas
menghadap ke atas
26. Pasangkan kepala silinder dan kencangkan ke sepuluh baut kepala silinder
pada memen spesifikasi : 5,4 – 6,6 kgm
27. Masukan push rod
28. Pasangkan valve rocker shaft assembly
29. Stel silinder no 1 pada TMA dengan jalan memutar puli proses engkol sampai
tanda pada puli menunjukan tanda “0” pada tutup rantai
30. Stel celah katup sesuai dengan petunjuk dengan menggunakan alat pengukur
feeler gauge untuk mengukur celah antara batang katup dan rocker arm
31. Purat poros engkol satu kali menurut arah jarum jam lalu stel silinder no 4
pada TMA sampai tanda “v” pada puli menunjukan tanda “0” pada tutup
rantai
32. Pasangkan distributor
33. Pasang tabung busi setelah memasang gasketnya
34. Pasangkan semua busi dengan moen pengerasan : 1,5 – 2,1 kgm
35. Pasangkan tutup distributor, dan pasangkan kabel-kabel busi
36. Pasangkan pompa bensin pada blok mesin setelah memasang gasketnya
dengan momen pengerasan : 1,0 – 1,5 kgm
37. Pasangkan engine hanger belakang
38. Pasangkan penyangga dudukan mesin sebelah kanan dengan momen
pengerasan : 2,0 – 3,0 kgm
39. Pasangkan penumpu saringan oli setelah memasang gasketnya
40. Pasangkan saringan oli dan keraskan dengan tangan
41. Pasangkan bracket mesin sebelah kiri dengan momen pengerasan : 2,0 -3,0
kgm
42. Pasangkan penumpu altenator dengan momen pengerasan : 1,0 -1,5 kgm
43. Pasangkan manifold dan gasketnya dengan momen pengerasan : 2,0 – 3,0 kgm

24
44. Pasangkan karburator
45. Pasangkan rumah sluran air keluar setelah memasangkan gasketnya dengan
momen pengerasan : 1,0 – 1,5 kgm
46. Pasangkan thermostat
47. Pasangkan klem slang bensin, slang vacum dan pipa bensin dengan momen
pengerasan : 1,0 – 1,5 kgm
48. Pasangkan pompa air dan batang penyetel tali kipas setelah memasang
gasketnya dengan momen pengerasan : 0,6 – 0,9 kgm
49. Pasangkan puli kipas dan kipas dengan momen pengencangan : 0,6 – 0,9 kgm
50. Pasangkan tali kipas
51. Pasangkan altenator dengan momen pengencangan : 1,5 – 2,0 kgm
52. Lepaskan mesin dari bangku kerja (work stand)
53. Pasangkan plat belakang dengan momen pengerasan : 1,0 – 1,5 kgm
54. Pasangkan roda penerus dengan momen pengerasan : 5,4 – 6,6 kgm
55. Pasangkan clutch cover assembly setelah memasang plat kopling dengan
momen pengerasan : 1,5 – 2,2 kgm
56. Pasangkan transmisi dengan momen pengerasan : 5,0 – 7,0 kgm
57. Pasangkan transmisi dengan momen pengerasan : 1,0 – 1,5 kgm

25
BAB V

KESELAMATAN KERJA

Dalam melaksanakan praktek kerja bengkel keselamatan kerja merupakan hal


yang sangat penting untuk diperhatiakan karena menyangkut keselamatan diri dan
lingkungan pada umumnya keselamatan kerja dibagi 3 bagian yaitu:

5.1. Keselamatan pribadi.

a. Setiap akan bekerja hendaklah berdo’a.


b. Menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan pekerjaan yang
dilakukan.
c. Kondisi badan harus dalam keadaan sehat.
d. Bekerja dengan disiplin dan penuh tanggung jawab.
e. Dengarkan nasehat dari instruktur atau desen pembimbing yang
mengawasi pekerjaan.

5.2. Keselamatan alat

a. Gunakan alat sesuai fungsinya.


b. Ikuti langkah keja dengan prosedurnya.
c. Letakkan dan bersihkan alat setelah dipakai pada tempatnya.

5.3. Keselamatan lingkungan

a. Tidak melakukan hal-hal yang tidak perlu pada saat melakukan


pekerjaan.
b. Bersihkan tempat kerja setelah selesai melakukan praktek

26
BAB VI

PENUTUP

7.1. Kesimpulan

Setelah dilakukan overhaul penulis dapat mengetahui cara-cara melakukan


overhaul dengan melihat manual book yang ada. Penulis juga mengetahui
ukuran standar komponen yang ada pada manual book dan melakukan
pengukuran pada komponen mesin apakah masih layak pakai atau tidak.

7.2. Saran
Adapun saran pada praktek bengkel engine bensin antara lain :

1. Gunakan APD
2. Teliti dalam melakukan penyetelan pada valve clearance
3. Pada saat pemasangan timing belt perhatikan tandanya.
4. Pada saat melakukan pembongkaran, sediakan plastik putih untuk
pemisahan baut agar tidak hilang
5. Apabila melakukan rekondisi / perbaikan pada mesin sebaiknya
menggunakan special tool yang sesuai dan standar agar tidak terjadi
kerusakan.
6. Pada waktu pembongkaran jangan lupa membaca dahulu dan ikuti manual
book yang sesuai dengan tipe mobil sebagai pedoman agar tidak
melakukan kesalahan dalam pembongkaran dan pemasangan untuk
menghindari kerusakan pada mesin
7. Dalam melakukan perakitan mesin perhatikanlah selalu momen yang
diijinkan agar mur dan baut tidak mengalami kerusakan.
8. Kebersihan adalah menjadi hal yang utama untuk melakukan overhaul,
jika tempat dan alat kotor dan tidak sesuai standar akan mengakibatkan
kecelakaan kerja dan berkurangnya kualitas mesin yang sedang di
overhaul.

27
DAFTAR PUSTAKA

Judiyuk. (2009). Diesel Engine: Sejarah Mesin Diesel, Prinsip Kerja Mesin

Diesel.Retrieved September3, 2012, from


http://forum.kompas.com/otomotifumum/22546-diesel-engine.html

Arismunandar. W(1994). Prisif kerja motor Bakar. Bandung ITB

http://zhuzhi1234567.blogspot.com/2012/12/makalah-mesin-bensin.html
Saturday, December 22, 2012

http://chyrun.com/perbedaan-mesin-diesel-dan-mesin-bensin/

28

Anda mungkin juga menyukai