ENGINE BENSIN
Disusun Oleh :
2019
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pratikum
pada laboratorium refrigerasi yang ditandai dengan selesainya penulisan laporan
ini. Penulisan laporan pratikum ini merupakan persyaratan akademis yang wajib
dipenuhi oleh setiap mahasiswa Program Studi DIII Teknik Mesin Politeknik
Negeri Padang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
5.2. Keselamatan alat ..................................................................................... 26
iv
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem bahan bakar dalam suatu mesin merupakan suatu sistem yang
sangat dominan dalam menentukan unjuk kerja mesin .Suatu rangkaian mesin
motor ,akan memberikan daya yang optimal bila seluruh sistem yang bekerja pada
motor tersebut berfungsi dengan baik begitu pula kerja pada sistem bahan bakar ,
kelancaran kerja pada sistem ini akan berpengaruh besar pada efisiensi dan daya
kerja motor .Salah satu cara agar sistem bahan bakar bekerja dengan optimal yaitu
dengan perawatan dan perbaikan sistem bahan bakar.
Motor bensin adalah sala satu mata kuliah di jurusan diploma III teknik
Mesin yang wajib di program, pembelajaran motor bensin sangat penting kita
pelajari khususnya mahasiswa jurusan mesin. Karena didalamnya membahas
tentang cara-cara mesin bisa berputar dengan menggunakan bahan bakar bensin.
Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin kalor yang banyak dipakai
saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan energi panas
untuk melakukan kerja mekanis atau mengubah tenaga panas menjadi tenaga
mekanis. Energi atau tenaga panas tersebut diperoleh dari hasil pembakaran.
Ditinjau dari cara memperoleh tenaga panas, mesin kalor dapat dibedakan
menjadi dua yaitu mesin dengan pembakaran dalam dan mesin dengan
pembakaran luar. Mesin pembakaran dalam adalah mesin yang melakukan proses
pembakaran bahan bakar di dalam mesin tersebut dan gas pembakaran yang
terjadi berfungsi sebagai fluida kerja. Mesin pembakaran dalam umumnya disebut
motor bakar. Jadi motor bakar adalah mesin kalor yang menggunakan gas panas
hasil pembakaran bahan bakar di dalam mesin untuk melakukan kerja mekanis.
Mesin pembakaran luar adalah mesin di mana proses pembakaran bahan bakar
1
terjadi di luar mesin dan energi panas dari gas pembakaran dipindahkan ke fluida
mesin melalui beberapa dinding pemisah, misal ketel uap.
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
Di dalam kegiatan praktek motor diesel manfaat yang bisa kami dapatkan
adalah sebagai berikut:
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Motor adalah gabungan dari alat-alat yang bergerak yang bila bekerja
dapat menimbulkan tenaga/ energi. Sedangkan pengertian motor bakar adalah
suatu mesin kalor dimana tenaga/ energi dari hasil pembakaran bahan bakar
didalam silinder akan diubah menjadi energi mekanik.
Mesin bensin merupakan salah satu jenis motor bakar dalam yang
menggunakan bahan bakar bensin dengan sistem pengapian menggunakan busi.
3
2.3. Prinsip Kerja Motor Bensin
4
Gambar 2.1 prinsip kerja motor bensin 4 tak
Langkah Hisap
Langkah Kompresi
Langkah Usaha
Langkah Buang
5
Dalam langkah ini, gas yang sudah terbakar, akan dibuang ke luar
silinder. Katup buang membuka sedangkan katup hisap tertutup.Waktu torak
bergarak dari titik mati bawah ( TMB ) ke titik mati atas ( TMA ), mendorong
gas bekas keluar dari silinder. Pada saat akhir langkah buang dan awal
langkah hisap kedua katup akan membuka sedikit ( valve overlap ) yang
berfungsi sebagai langkah pembilasan ( campuran udara dan bahan bakar baru
mendorong gas sisa hasil pembakaran ). Ketika torak mencapai TMA, akan
mulai bergerak lagi untuk persiapan langkah berikutnya, yaitu langkah hisap.
Poros engkol telah melakukan 2 putaran penuh dalam satu siklus yang terdiri
dari empat langkah yaitu, 1 langkah hisap, 1 langkah kompresi, 1 langkah
usaha, 1 langkah buang yang merupakan dasar kerja dari pada mesin empat
langkah.
Pada motor dua langkah proses kerja motornya untuk mendapatkan satu
kali langkah usaha hanya diperlukan dau kali langkah piston. Motor dua langkah
yang paling sederhana, pintu masuk atau lubang masuk dan lubang buang terletak
berhadap-hadapan yaitu berada pada sisi bawah pada dinding silinder motor. Pada
motor dua langkah proses motor untuk menghasilkan satu kali langkah usaha /
pembakaran gas dalam silinder , hanya diperlukan dua langkah piston . dilihat dari
putaran poros engkolnya diperlukan satu kali putaran poros engkol.
6
Langkah Isap dan kompresi
Keterangan : Pada saat bergerak ke bawah, udara dan campuran bahan bakar yang
berada di ruang bawah piston tidak dapat keluar menuju saluran masuk, karena
adanya reed valve.
1. Cylinder Block
7
Blok silinder adalah komponen utama motor bakar baik 2 tak maupun 4
tak. Komponen ini menjadi sebuah komponen primer untuk meletakan berbagai
engine compartement yang mendukung proses kerja mesin. Seperti yang bisa kita
lihat pada gambar diatas, bentuk blok silinder tiap mesin pada umumnya sama
namun pada detailnya pasti berbeda. Hal itu dikarenakan pembuatan detail blok
silinder disesuaikan dengan beberapa komponen yang akan menempel pada blok
ini.
Cylinder block terbuat dari besi tuang yang memiliki tingkat presisi yang
tinggi. Umumnya pada sebuah blok mesin memiliki beberapa komponen antara
lain :
2. Cylinder Head
8
Unit komponen kedua terletak pada bagian atas mesin. Sama halnya dengan
blok silinder, komponen ini juga terbuat dari material tuang. Saat ini head cylinder
berbahan aluminium nampaknya menjadi pilihan, karena lebih ringan dan kuat.
Unit ini terdiri dari valve & spring, camshaft, rocker arm, ruang bakar.
Valve & spring. Komponen ini menjadi pintu yang akan membuka dan
menutup saluran intake serta exhaust pada mesin. Sementara spring akan
menahan katup agar tetap tertutup.
Camshaft. Komponen ini juga disebut poros nok, fungsinya untuk
mengatur pembukaan tiap katup melalui sebuah nok.
Rocker arm. Komponen ini akan menekan katup saat nok menyentuh
bagian atas rocker arm. Sehingga saluran in/ex dapat terbuka. Umumnya
rocker arm memiliki sistem penyetelan celah katup, baik manua atau
otomatis (Hydrolic Lash Adjuster).
Combustion chamber. Ruang bakar adalah sebuah ruang kecil yang
digunakan melakukan pembakaran. hasilnya berupa semburan api yang
digunakan untuk mendorong piston. Biasanya ruang bakar ini terdapat
pada mesin diesel indirect injection.
Piston atau torak berfungsi untuk mengatur volume didalam silinder. Hal ini
agar proses kerja mesin dapat berlangsung. Dalam hal ini saat piston bergerak ke
9
bawah maka volume silinder akan membesar, sedangkan saat piston bergerak ke
atas volume silinder akan mengecil. Sementara connecting rod berfungsi untuk
meneruskan gerak naik turun piston menuju flywheel. Secara umum ada tiga
bagian inti pada piston yaitu :
Ring kompressi. Ring ini bersifat elastis yang fungsinya untuk mencegah
terjadinya kebocoran udara saat langkah kompresi. Cara kerja ring ini
yaitu dengan menutup celah antara dinding piston dan main linner.
Ring oli. Ring yang teretak dibawah ring kompresi ini berfungsi untuk
mencegah oli mesin masuk ke dalam ruang bakar.
Pin piston. Sebuah pin yang terletak didalam piston untuk menghubungkan
piston dengan connecting rod. Pin ini berbentuk tabung, ketika terhubung
dengan small end maka akan berfungsi layaknya sebuah engsel.
4. Crankshaft
Crankshaft atau posros engkol adalah sebuah komponen yang terbuat dari besi
tuang yang digunakan untuk mengubah gerak naik turun piston menjadi sebuah
gerakan putar. Prinsip kerja poros engkol mirip saat kita mengayuh sepeda.
Karena berhubungan dengan tekanan dari piston, poros engkol tidak boleh lentur
atau patah saat mendapatkan tekanan dari piston. Untuk itu komponen ini dibuat
dari paduan besi khusus yang memiliki kekuatan tinggi serta anti luntur. Beberapa
bagian pada poros engkol yaitu ;
Crank pin. Crank pin adalah sebuah pin yang akan terhubung dengan big
end pada connecting rod.
Crank journal. Sementara crank journal merupakan pin yang berfungsi
sebagai poros pada crankshaft agar dapat berputar. Crank journal akan
terpasang pada blok silinder.
10
Weight balance. Komponen ini terletak berseberangan dengan crank pin,
fungsinya sebagai penyeimbang sekaligus untuk mengalirkan oli ke seuruh
bagian dalam mesin.
5. Oil Pan
Oil pan (Carter) adalah sebuah bak khusus yang berfungsi untuk
menampung oli mesin. Meski hanya bertugas sebagai penampung oli mesin,
komponen ini juga tidak bisa dibuat sembarangan. Umumnya komponen ini
terbuat dari besi tipis seperti seng, namun beberapa mobil telah
mengkombinasikan dengan bahan yang lebih tebal.
6. Fly Wheel
11
Flywheel atau biasa disebut roda gila pada awalnya berfungsi untuk
menyeimbangkan putaran mesin. Komponen ini terbuat dari besi padat yang dapat
menyimpan torsi, itulah mengapa komponen ini dapat menyeimbangkan putaran
mesin. Selain itu flywheel juga berfungsi untuk menyalakan mesin, hal ini bisa
dilihat dari bagian luar flywheel yang memiliki banyak mata gigi. Mata gigi ini
akan terhubung bersama motor starter untuk menyalakan mesin.
7. Camshaft
12
Gambar 2.10 Siklus Otto
Proses yang terjadi adalah :
1-2 : Kompresi adiabatis
2-3 : Pembakaran isokhorik
3-4 : Ekspansi / langkah kerja adiabatis
4-1 : Langkah buang isokhorik
Beberapa rumus yang digunakan untuk menganalisa sebuah siklus Otto adalah
sebagai berikut :
1. Proses Kompresi Adiabatis
T2/T1 = r^(k-1); p2/p1 = r^k
4. Kerja Siklus
W = Cv [(T3 - T2) - (T4 - T1)]
13
6. Daya Indikasi Motor
Pe = pme . n . i . (V1-V2) . z
Sistem bahan bakar (fuel system) terdiri dari beberapa komponen, dimulai
dari tangki bahan bakar (fuel tank) sampai pada charcoal canister. Bahan bakar
yang tersimpan dalam tangki dikirim oleh pompa bahan bakar (fuel pump) ke
karburator melalui pipa-pipa dan selang-selang.kotoran dan benda-benda lainya
dikeluarkan dari bahan bakar oleh saringan (fuel filter).
Karburator menyalurkan ke mesin sejumlah bahan bakar yang dibutuhkan
berupa campuran udara dan bahan bakar. Sejumlah gas HC yang timbul di dalam
tangki dikurangi oleh charcoal canister. Bensin di alirkan dari tangki melalui
saringan, selang dan pipa-pipa hisap (suction tube). Bensin yang sudah disaring
dikirim ke karburator oleh pompa bahan bakar, dan karburator mencampurnya
dengan udara dengan suatu perbandingan tertentu menjadi campuran udara dan
14
bahan bakar. Sebagian campuran udara dan bahan bakar menguap dan menjadi
kabut saat mengalir melalui intake manifold ke silinder.
Bahan bakar yang dikirim kedalam silinder untuk mesin harus ada dalam
Kondisi mudah terbakar agar dapat menghasilkan efesiensi tenaga yang
maksimum. Bensin sedikit sulit terbakar, bila tidak dirubah kedalam bentuk gas.
Bensin tidak dapat terbakar dengan sendirinya, harus dicampur dengan udara
dalam perbandingan yang tepat. Untuk mendapatkan campuran udara dan bahan
bakar yang baik, uap bensin harus bercampur dengan sejumlah udara yang tepat.
Perbandingan campuran udara juga mempengaruhi pemakaian bahan bakar.
15
campuran bahan bakar-udara disekitar itulah mula-mula terbakar. Kemudian nyala
api merambat kesegala arah dengan kecepatan yang sangat tinggi (25-50 m/detik),
menyalakan campuran yang dilaluinya sehingga tekanan gas didalam silinder
naik, sesuai dengan jumlah bahan bakar yang terbakar.
Pembakaran yang merambat dengan cepat itu, temperaturnya dapat
melampaui temperatur penyalaan sendiri sehingga akan terbakar dengan cepatnya.
Proses terbakar sendiri dari bagian campuran yang terakhir (terjatuh dari busi)
dinamai detonasi.
Detonasi yang berulang-ulang dalam waktu yang cukup lama dapat
merusak bagian ruang bakar, terutama bagian tepi dari kepala torak tempat
detonasi terjadi.Disamping itu detonasi mengakibatkan bagian ruang bakar
(misalnya busi atau kerak yang ada) sangat tinggi temperaturnyaatau pijar,
sehingga dapat menyalakan campuran bahan bakar-udara sebelum
waktunya (pranyala). Detonasi dapat mengurangi daya dan efisiensi mesin,
sedangkan tekanan maksimum gas pembakaran pun akan bertambah tinggi.
Karena itu, detonasi yang dahsyat tidak di kehendaki dan harus dicegah. Maka
dari itu seluruh campuran bahan bakar-udara harus dinyalakan oleh nyala api yang
berasal dari busi.
Berikut ini beberapa cara untuk mencegah detonasi :
1. Mengurangi tekanan dan temperatur bahan bakar-udara yang masuk
kedalam silinder.
2. Mengurangi perbandingan kompresi.
3. Memperlambat saat penyalaan.
4. Memperkaya yaitu menaikan perbandingan campuran bahan bakar-udara
5. Menaikan kecepatan torak atau putaran poros engkol, untuk memperoleh
arusturbulen pada campuran didalam silinder yang mempercepat
rambatan nyala api.
6. Memperkecil diameter torak untuk memperpendek jarak yangdi tempuh
olehnyala api dari busi kebagian yang terjauh. Hal ini bias juga di capai
jikadipergunakan busi lebih dari satu.
16
2.10. Sistem Pengapian Pada Mesin Bensin
Sistem pengapian motor bensin memilik prinsip kerja yang beragam sesuai
dengan jenis dan model sistem pengapian yang digunakan. Untuk sistem
pengapian Motor biasanya terdiri atas 2 macam yakni Sistem Pengapian AC dan
Sistem Pengapian DC. Untuk sistem pengapian Motor sebenarnya bisa kita
modifikasi dari sistem pengapian AC ke sistem pengapian DC atau sebaliknya.
a. Sistem Pengapian AC
Atau yang lebih kita kenal dengan CDI(Capasitor Discharge Ignition)
merupakan sistem dimana pengapian ke busi dibangkitkan dari tegangan
AC dari spul motor yang di triger oleh sirkuit elektronik(CDI) sesuai
signal yang di terima dari pulser.
b. Sistem Pengapian DC
Pada sistem pengapian Dc ini lebih mirip dengan sistem pengapian mobil
secara elektronik, yakni TCI (transistorized Ignition System), dengan
sistem TCI tegangan tinggi yang di bangkitkan dari koil benar2 tegangan
DC 12volt yang di driver oleh sebuah transistor sesuai data dari sumber
signal alias pulser.
Semua sistem pengapian motor yang peletakan pulser berada pada askruk
pasti menimbulkan percikan busi secara 2 kali proses yang berbeda dalam 1 siklus
kerja motor 4 tak, yakni pada proses kompresi dan proses buang.
Untuk mengetahui perbedaan antara mesin diesel dan mesin bensin harus
kita mulai dengan memahami proses pembakaran yang digunakan oleh kedua
jenis mesin ini. Mesin diesel dan mesin bensin sama-sama bekerja dengan
pembakaran internal dan menggunakan piston untuk menciptakan energi mekanik.
Namun, apa yang terjadi di dalam silinder mesin merupakan kunci perbedaan cara
kerja dan efisiensi kedua jenis mesin.
17
Pada mesin bensin, bahan bakar dicampur dengan udara, kemudian
dikompresi oleh piston, di mana kemudian terbakar dengan bantuan percikan api
dari busi. Bahan bakar dan udara yang terbakar kemudian melepaskan energi yang
digunakan untuk mendorong piston. Sedangkan mesin diesel menggunakan proses
yang sedikit berbeda untuk menghasilkan energi mekanik. Saat piston naik dalam
silinder, udara dalam silinder turut terkompresi. Seiring tekanan semakin besar,
suhu udara dalam silinder meningkat secara drastis. Pembakaran terjadi ketika
solar disemprotkan melalui nozzle injector ke dalam udara panas bertekanan
tinggi di dalam silinder.
Solar akan langsung terbakar oleh udara panas dan gas pembakaran
memaksa piston kembali turun dari silinder untuk menggerakkan kendaraan.
Mesin diesel tidak memerlukan busi karena solar dapat terbakar dengan
sendirinya saat berada dalam silinder dengan udara panas dan bertekanan tinggi.
Tidak diperlukannya busi merupakan perbedaan utama antara mesin diesel dan
mesin bensin. Mesin diesel dan mesin bensin juga berbeda dalam hal
keawetannya.
18
BAB III
1. Kunci Pas
2. Kunci Ring
3. Kunci Soket
4. Kunci L
5. Kunci Inggris
6. Kunci busi
7. Tang
8. Palu
9. Mata Sock
10. Filler Gate
11. Mistar Baja
12. Kunci momen
13. Obeng
19
BAB IV
20
Melepaskan bracket altenator
Melepaskan penopang dudukan mesin depan kiri
10. Melepaskan bagian sebelah kanan mesin yaitu Melepaskan stick penduga
oli. Buka kleman distributor kemudian melepaskan distributor. Buka
semua busi dan keluarkan tabung beserta gasketnya.
11. Melepaskan bagian atas mesin yaitu, lepaskan tutup kepala silinder beserta
gasketnya, dan lepaskan rocker shaft assy. Keluarkan push rod dan
susunlah sesuai dengan nomor urut silinder agar mempermudah
pemasangan kembali pada posisi semula. Kendorkan baut-baut kepala
silinder secara bertahap, dua atau tiga kali dengan urutan sesuai petunjuk.
12. Keluarkan valve filter dari block silinder dengan menyusun nya seperti
push rod agar terpasang kembali seperti semula.
13. Melepaskan bagian bawah mesin
Bukalah carter dan gasketnya
Bukalah baut puli poros engkol
Bukalah puli poros engkol dengan SST ( 09213-31021 )
Bukalah tutup rantai timing dengan gasketnya
Bukalah oli seal belakang dengan menggunakan obeng minus
Bukalah penegang rantai
Bukalah baut pengikat gigi timing
Lepaskan roda gigi dan rantai
Bukalah plat samping poros bubungan
Bukalah plat ujung depan dan gasket
Lepaskan poros bubungan
14. Membongkar komponen=komponen
Keluarkan pompa oli dengan melepas baut pengikatnya
Sebelum membuka tutup bantalan ( bearing cup ) berilah tanda pada
posisi cam shaft. Berilah tanda pada sisi bearing capnya. Bukalah
semua tutup bantalamn torak dengan membuka mur pengikatnya
Setelah semua tutup bearing batang torak dibuka, keluarkan torak
bersama-sama dengan batang torak dengan palu. Berilah tanda torak
sesuai dengan nomor urut silinder
21
Bukalah tutup bantalan poros engkol dengan membuka baut-baut
pengikatnya. Keluarkan juga thrust washernya.
Keluarkan poros engkol dengan bantalan
15. Membongkar kepala silinder dengan membuka katup-katup dengan SST
(09202-43011)
16. Membongkar rocker shaft
Lepaskan penahan pegas dari setiap ujung poros
Lepaskan pegas-pegas dari setiap ujung poros
Lepaskan rocker arm
Lepaskan support
Lepaskan pegas tekan
17. Melepaskan piston ring dengan expander, lepaskan snap ring
18. Membongkar poros engkol
Lepaskan input shaft bearing pada poros dengan SST (09303-35010)
Lepaskan roda gigi poros engkol dengan jalan menaruk keluar
Adapun prosedur atau langkah kerja dalam proses perakitan engine bensin
antara lain :
1. Rakitlah batang torak ke tork dimana alur pada kepala torak dan tanda di
tengah batang torak berada pada arah yang sama kemudia pasnagkan piston
2. Pasangkan snap ring
3. Bersihkan permukaan bantalan batang torak dan pasangkan bantalan untuk
sementara
4. Pasangkan ring piston dengan memakai piston ring expander
5. Pasangkan roda gigi poros engkol
6. Masukanlah katup ke dalam kepala silinder dan pasangkan washer, pegas
tekan, seal, dan retainer
7. Rakitlah komponen-komponen rocker shaft sesuai dengan urutan yang telah
ditentukan, mulailah dari pegas tengah
22
8. Rakitlah bantalan poros engkol ke blok silinder dan tutup bantalan
9. Berilah oli pada plat samping (trust washer) dan tempatkan pada blok dan
tutup bantalan agar alur pada plat samping menghadap keluar
10. Tempatkan pors engkol pada blok
11. Rakitkan tutup-tutup bantalan poros engkol dimana tanda panah menghadap
ke depan dengan momen pengerasan : 5,4 – 6,6 kgm
12. Masukanlah torak ke dalam blok silinder dengan menggunakan piston ring
compresser dan tekanlah dengan menggunakan palu
13. Pasangkan tutup bantalan batang torak (connecting rod cap) dengan
menyesuaikan tanda-tanda yang telah dibuat dengan momen pengerasan : 4,0 -
5,2
14. Pasangkan pompa oli dengan momen pengerasan : 1,0 – 1,6
15. Pasangkan plat depan setelah memasang gasketnya dengn momen pengerasan
: 0,6 – 0,9
16. Masukan poros bubungan
17. Pasangkan plat samping dengan momen pengerasan : 0,6 – 0,9
18. Pasangkan rantai timing dan roda gigi sesuai dengan urutan sebagai berikut :
Posisikan torak no.1 pada titik TMA
Luruskan pin penyetelan pada poros bubungan dengan tanda pin pada
plat samping
Luruskan tanda pada rantai dengan tanda roda gigi dan pasangkan
secara bersama-sama
Keraskan baut pengikat dengan momen pengerasan : 5,4 – 6,6 kgm
19. Pasangkan pemegang rantai ( chain tensioner assembly ) dengan momen
pengerasan : 0,6 – 0,9 kgm
20. Pasangkan penutup rantai setelah terlebih dahulu memasang gasketnya
21. Pasangkan oil seal retainer belakang setelah terlebih dahulu memberi
gasketnya dengn momen pengerasan : 0,6- 0,9
22. Pasangkan puli poros engkol dengan terlebih dahulu memasangkan cincin
(washer) dengan momen pengerasan : 4,5 – 6,5 kgm
23
23. Berilah cairan perekat pada gasket karter di tempat-tempat seperti yang telah
ditunjukkan, kemudian pasang karter setelah memasang gasket dengan
momen pengerasan : 0,25 – 0,35 kgm
24. Masukan valve filter
25. Pasangkan gasket kepala silinder pada blok silinder dengan bagian atas
menghadap ke atas
26. Pasangkan kepala silinder dan kencangkan ke sepuluh baut kepala silinder
pada memen spesifikasi : 5,4 – 6,6 kgm
27. Masukan push rod
28. Pasangkan valve rocker shaft assembly
29. Stel silinder no 1 pada TMA dengan jalan memutar puli proses engkol sampai
tanda pada puli menunjukan tanda “0” pada tutup rantai
30. Stel celah katup sesuai dengan petunjuk dengan menggunakan alat pengukur
feeler gauge untuk mengukur celah antara batang katup dan rocker arm
31. Purat poros engkol satu kali menurut arah jarum jam lalu stel silinder no 4
pada TMA sampai tanda “v” pada puli menunjukan tanda “0” pada tutup
rantai
32. Pasangkan distributor
33. Pasang tabung busi setelah memasang gasketnya
34. Pasangkan semua busi dengan moen pengerasan : 1,5 – 2,1 kgm
35. Pasangkan tutup distributor, dan pasangkan kabel-kabel busi
36. Pasangkan pompa bensin pada blok mesin setelah memasang gasketnya
dengan momen pengerasan : 1,0 – 1,5 kgm
37. Pasangkan engine hanger belakang
38. Pasangkan penyangga dudukan mesin sebelah kanan dengan momen
pengerasan : 2,0 – 3,0 kgm
39. Pasangkan penumpu saringan oli setelah memasang gasketnya
40. Pasangkan saringan oli dan keraskan dengan tangan
41. Pasangkan bracket mesin sebelah kiri dengan momen pengerasan : 2,0 -3,0
kgm
42. Pasangkan penumpu altenator dengan momen pengerasan : 1,0 -1,5 kgm
43. Pasangkan manifold dan gasketnya dengan momen pengerasan : 2,0 – 3,0 kgm
24
44. Pasangkan karburator
45. Pasangkan rumah sluran air keluar setelah memasangkan gasketnya dengan
momen pengerasan : 1,0 – 1,5 kgm
46. Pasangkan thermostat
47. Pasangkan klem slang bensin, slang vacum dan pipa bensin dengan momen
pengerasan : 1,0 – 1,5 kgm
48. Pasangkan pompa air dan batang penyetel tali kipas setelah memasang
gasketnya dengan momen pengerasan : 0,6 – 0,9 kgm
49. Pasangkan puli kipas dan kipas dengan momen pengencangan : 0,6 – 0,9 kgm
50. Pasangkan tali kipas
51. Pasangkan altenator dengan momen pengencangan : 1,5 – 2,0 kgm
52. Lepaskan mesin dari bangku kerja (work stand)
53. Pasangkan plat belakang dengan momen pengerasan : 1,0 – 1,5 kgm
54. Pasangkan roda penerus dengan momen pengerasan : 5,4 – 6,6 kgm
55. Pasangkan clutch cover assembly setelah memasang plat kopling dengan
momen pengerasan : 1,5 – 2,2 kgm
56. Pasangkan transmisi dengan momen pengerasan : 5,0 – 7,0 kgm
57. Pasangkan transmisi dengan momen pengerasan : 1,0 – 1,5 kgm
25
BAB V
KESELAMATAN KERJA
26
BAB VI
PENUTUP
7.1. Kesimpulan
7.2. Saran
Adapun saran pada praktek bengkel engine bensin antara lain :
1. Gunakan APD
2. Teliti dalam melakukan penyetelan pada valve clearance
3. Pada saat pemasangan timing belt perhatikan tandanya.
4. Pada saat melakukan pembongkaran, sediakan plastik putih untuk
pemisahan baut agar tidak hilang
5. Apabila melakukan rekondisi / perbaikan pada mesin sebaiknya
menggunakan special tool yang sesuai dan standar agar tidak terjadi
kerusakan.
6. Pada waktu pembongkaran jangan lupa membaca dahulu dan ikuti manual
book yang sesuai dengan tipe mobil sebagai pedoman agar tidak
melakukan kesalahan dalam pembongkaran dan pemasangan untuk
menghindari kerusakan pada mesin
7. Dalam melakukan perakitan mesin perhatikanlah selalu momen yang
diijinkan agar mur dan baut tidak mengalami kerusakan.
8. Kebersihan adalah menjadi hal yang utama untuk melakukan overhaul,
jika tempat dan alat kotor dan tidak sesuai standar akan mengakibatkan
kecelakaan kerja dan berkurangnya kualitas mesin yang sedang di
overhaul.
27
DAFTAR PUSTAKA
Judiyuk. (2009). Diesel Engine: Sejarah Mesin Diesel, Prinsip Kerja Mesin
http://zhuzhi1234567.blogspot.com/2012/12/makalah-mesin-bensin.html
Saturday, December 22, 2012
http://chyrun.com/perbedaan-mesin-diesel-dan-mesin-bensin/
28