Anda di halaman 1dari 23

PENDIDIKAN KELUARGA DALAM

MEMBENTOK KESEHATAN MENTAL


(ST11DI TERHADAP PEMIK1RAN ZAKIAH DARADJAT)

Oleh : Tarwilah

A. Pendahiiluan
Fra globalisasi memberikan penibahan besar pada tatanan
dunia secara keseluruhan dan perubahan itu dihadapi bersama
sebagai suatu perubahan yang wajar. Sebab. mau tidak man, siap
atau tidak siap perubahan itu bakal terjadi. Dalam kondisi ini,
barangkaii rnanusia akan menghadapi konflik batin secara besar-
bersaran. Konflik tersebut sebagai dampak ketidakseimbangan
antara kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
menghasilkan kebudayaan materi dengan kekosongan rohani
manusia. Kegoncangan batin yang melanda manusia, akan
mempengaruhi kehidupan psikologis batin, di antaranya adalah
inasaiah agama.
Sehubungan dengan hal di atas, Abdul Aziz el-Quussiy
menjelaskan, bahwa kondisi pendidikan seperti di atas akan
berakibat pada sikap anak atau peserta didik menjadi negatif
terhadap lingkungan, kaku dan konservatit bukan sikap yang
inovatif konstruktir. Akibatnya peserta didik dan orang yang
terlibat dalam pendidikan tersebut, sulit mendapatkan
ketenangan dan kebahagiaan.' El-Quussiy mengisyaratkan
bahwa semakin maju suatu masyarakat dan semakin banyak
yang harus diketahui, maka semakin sulit untuk mencapal
ketenteraman dan ketenangan hidup. Atau dengan kata lain,
tersedianya materi yang cukup, kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang pesat, di samping membawa dampak positifjuga
berpengaruh negatif terhadap perkembangan mental anak didik,
yang dapat menimbulkan dekadensi moral, tindakan asusila dan
kegiatan negatif lainnya.

"Penulis adalah Dosen Tetap Fakultas Tarbiyah lAiN Antasari


Banjarmasin.
'Abdul Aziz el-Quussiy, Pokok-Pokok Ke.whaltin .fiwa Menlui, (Jakana
Bulan Bintang, 1974),h 17.

JURNAL PENEL1TIAN IAIN ANTASARI 0 Vol. XI No-1 Januari - Juni 2006 15


Tarwilah o PENDID1KAN KELUARGA DALAM ....

Untuk menanggulangi hal di atas, perlu diciptakaan suasana


dan ikiim yang kondusif dalam lingkungan keluarga, sehingga
ketenangan, ketenteraman dan kebahagiaan dapat dirasakan oleh
setiap orang yang ada di dalamnya- Kebahagiaan dan
ketenangan hidup merupakan simbol bagi orang yang tenang
jiwanya atau sehat mentalnya. Sebaliknya, orang yang gagat
memperoleh kebahagiaan dan ketenangan, akan mengalami
gangguan kejiwaan bahkan penyakit jiwa. Oleh karena itu
manusia berupaya mencari kebahagiaan, yaitu dengan jalan
menjalin keharmonisan hubungan, baik antara sesama manusia,
dengan alam maupun dengan dirinya dan Tuhannya.
Keluarga adalah salah satu mata rantai kehidupan yang
paling esensial dalam sejarah perjalanan hidup manusia.
Rumahku adalah surgaku, adalah sebuah ungkapan yang paling
tepat tentang bangunan keluarga ideal. Untuk membangun
keluarga yang ideal, mawaddah \varrahmah dan sakinah
haruslah dilandasi fondasi yang kokoh berupa iman,
kelengkapan bangunan dengan Islam, dan pengisian ruang
kehidupannya dengan ihsan, tanpa mengurangi tuntutan
kebutuhan hidup manusia yang bersifat keduniaan.
Keluarga sebagai pranata sosial pertama dan utama,
mempunyai arti paling strategis dalam mengisi dan membekali
nilai-nilai kehidupan yang dibutuhkan oleh anak yang sedang
mencari makna kehidupannya. Meskipun diakui bahwa keluarga
bukan merupakan satu-satunya pranata yang menata kehidupan
anak, karena di samping keluarga masih banyak pranata sosial
lainnya yang secara kontributif mempunyai andil dalam
pembentukan kepribadian. Dengan kata lain, pranata keluarga
adalah titik awal keberangkatan, sekaligus sebagai modal awal
peijalanan hidup anak yang kemudian dilengkapi dengan rambu-
rambu perjalanan yang digariskan pranata sosial lainnya di
lingkungan pergaulan sehari-hari.
Efektivitas pendidikan agama dalam keluarga akan tercapai
apabila kedua orang tua mempunyai kesadaran dan tanggung
jawab terhadap pentingnya pembentukan dan pengembangan
keimanan dan ketakwaan anak-anaknya. Agar hal ini dapat
tercapai dengan baik, kedua orang tua harus memiliki
pengetahuan, pemahaman dan pengalaman agama yang
1 6
" J U R N A L PENEUTIAN IAIN ANTASAR1 0 Vol. XI. No.1 Januari - Jum 2006
PEND1DIKAN KELUARGA DALAM ....« Tarwilah

memadai, sehingga dapat membimbing anak-anaknya


meningkatkan keimanan dan ketakwaan mereka.
Pendidikan, terutama pcndidikan agama hams ditanamkan
sejak dini dalam keluarga. Tugas ibu menjadi amat dominan,
mengingat unsur kedckatan secara psikotogis aniara anak
dengan ibu menjadi bahan pertimbangan tersendiri- Dengan
kondisi seperti ini dapat dinyatakan, bahwa tugas ibu bagi
suksesnya program pemerintah dalam menyelenggarakan
pendidikan terpadu amat menentukan.
Salah satu tokoh pendidik sekaligus pcmikir pendidikan
Islam di Indonesia yang sangat concern dengan kesehatan
mental adalah Prof. Dr. Zakiah Daradjat. Zakiah Daradjat adatah
sosok multidimensi. la tidak hanya dikenal sebagai psikolog,
tetapijuga muballigah, dan sekaligus pendidik.
Sebagai pendidik, aktivitas Zakiah memang tidak terbatas
pada mengajar. la bahkan pemah menggeluti dunia birokrasi
pendidikan Di lingkungan Departemen Agama, Zakiah pemah
menduduki jabatan Direktur Pembinaan Perguruan Agama
Islam, lembaga yang paling bertanggung jawab atas eksistensi
dan kemajuan lembaga-lembaga pendidikan Islam di tingkat
dasar dan menengah. Tidak hanya itu, ia juga pemah menduduki
jabatan Direktur Pembinaan Perguman Tinggi Agama yang
bertanggung jawab atas keberadaan dan kuahtas IAIN serta
perguruan tinggi Islam swasta di Indonesia- Kedua lembaga
itulah yang mengendalikan lembaga-lembaga pendidikan Islam
di seluruh Indonesia, khususnya dalam segi kualitas.
Salah satu pemikiran Zakiah Daradjat yang menarik
dibanding dengan tokoh pendidik Islam lamnya adalah
penekanannya pada pentingnya kesehatan mental dalam
keluarga. Pendidikan di lingkungan keluarga mempunyai
hubungan yang erat dengan kesehatan mental, yaitu
menciptakan hubungan yang harmonis antara ayah, ibu dan
anak-anak sehingga tercipta kebahagiaan.

2
Mansur, dkk., Pendidikan Agama Islam /, (Jakarta: Departemen Agama
Rl,1995),h,115
^Arief Subhan, Prof. Dr. Zakiah Daradjat : Pendidik dan Pemikir dalam
Ulama Perempnan Indonesia, (ed.) Jajat Burhanudin, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2002), h, 139.

JURNAL PENEUTIAN IAIN ANTASAR1 0 Vol. XI. No. 1 Januan - Juni 2 0 0 6 1 7 "

P6RPUSUKAAIN
I!A!NANTASAP,I
Tarwilah ft PENDIDtKAN KELUARGA DALAM ....

Beranjak dan pemikiran di atas, menurut penulis tokoh


seperti Zakiah Daradjat amat menarik untuk dijadikan objek
kajian penelitian ilmiah, bukan hanya karena perlu membuat
deskripsi dan analisis mengenai kegiatan-kegiatan dan
aktivitasnya dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai
pendidik. Tetapi juga karena pentingnya diungkapkan dan
dibahas mengenai peimkirannya tentang pendidikan khususnya
pendidikan Islam dalam keluarga yang dikaitkan dengan
kesehatan mental, yang tertuang dalam karya-karyanya.
Berdasarkap. latar belakang masalah yang telah diuraikan di
atas, maka masalah yang akan digali dalam penelitian ini adalah
bagaimana pemikiran Zakiah Daradjat tentang pendidikan
keluarga dalam membentuk kesehatan mental yang tertuang
dalam karya-karyanya. Terutama konsepnya tentang kesehatan
mental, pentingnya pendidikan agama dalam keluarga dan peran
pendidikau keluarga dalam membentuk kesehatan mental.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research),
dalam hal ini adalah studi pemikiran. Salah satu bentuk kajian
pemikiran Islam adalah "studi tokoh", yaitu pengkajian terhadap
pemikiran atau gagasan seseorang pemikir, keselunmannya atau
sebagiannya.4 Dalam penelitian ini yang digali adalah pemikiran
Zakiah Daradjat tentang pendidikan keluarga dalam membentuk
kesehatan mental.
Untuk memperoleh data tentang pemikiran Zakiah Darajat
tentang pendidikan keluarga, telah ditelapkan peibagai
kepustakaan sebagai sumber, baik sebagai sumber primer
maupun sumber sekunder. Sebagai sumber primer ditetapkan
lima buah karya Zakiah Daradjat, yaitu: 1) Kesehatan Mental
dalam Keluarga, Jakarta, Pustaka Antara, Cetakan II, 1992; 2)
Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekohh, Jakarta,
Ruhama, Cetakan II, 1995; 3) Peranan Agama dalam Kesehatan
Mental, Jakarta, Gunung Agung, Cetakan II, 1995,4) Kesehatan
Mental, Jakarta, Gunung Agung, 1990, 5) Islam dan Kesehatan

^ahrin Harahap, (ed,), Perguruan Tinggi Islam di Era GIobaiisasi,


(Yogyakarta: Tiara Wacana, 1998), h.62.

18 JURNAL PENEUriAN IAIN ANTASARI <* Vol. XI. No.1 Januari - Juni 2006
PENDIDIKAN KELUARGA DALAM.... <* Tarwilah

Mental Pokok-Pokok Keimanan, Jakarta, Gunung Agung,


CetakanII,1982.
Sebagai sumber sekunder selain karya-karya Zakiah
Daradjat juga ditetapkan semua kepustakaan yang ada
kaitannya dengan subjek penelitian ini, baik berupa buku dan
risalah maupun berbentuk tulisan di majalah dan surat kabar
yang bisa dihimpun. Pengumpulan data melalui metode studi
kepustakaan dan naskah dengan pendekatan analisis isi {content
analysis}. Analisis data menggunakan metode deskriptif
kualitatif dengan pendekatan komparatif, yakni beberapa aspek
yang dipermasalahkan dalam rumusan masalah dibandingkan
dengan teori tentang pendidikan keluarga menurut Islam.
C\ Temnan Peneiitian
1. Biografi Singkat
Zakiah Daradjat dilahirkan di ranah Minang, tepatnya di
Kampung Kotamerapak, Ke-camatan Ampek Angkek,
Bukittinggi pada tanggal 6 November 1929. Beliau adalah anak
sulung dari sebelas bersaudara. Ayahnya bernama Daradjat
Husein, bergelar Rajo Ameh dan ibunya bemama Rapiah binti
Abdul Karim.
Pada usia 7 tahun, Zakiah mulai memasuki sekolah. Pagi
belajar di standaardschool (sekolah dasar) Muhammadiyah,
sementara sore harinya mengikuti sekolah Diniyah (sekolah
dasar khusus agama). Setelah menainatkan sekolah dasar,
Zakiah kelanjutkan ke SMP. Seperti halnya ketika duduk di
sekolah dasar, sore harinya ia juga mengikuti pendidikan agama.
Namun, pada saat duduk di bangku SMA, hal yang sama tidak
lagi bisa dilakukan oleh Zakiah. Ini karena, lokasi SMA yang
relatifjauh dari kampungnya, yaitu di Bukittinggi.
Pada tahun 1950, setelah menamatkan SMA di Bukittinggi,
Zakiah meninggalkan kampung halamannya untuk melanjutkan
studinya ke Yogyakarta. Di kota Yogyakarya, Zakiah masuk
Fakultas Tarbiyah Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri
(PTAIN) -yang kelak menjadi IAIN Sunan Kalijaga. Di
samping PTAIN, Zakiah j uga kuliah di Fakultas Hukum
Universitas Islam Indonesia (UII). Pertimbangannya adalah

JURNAL PENEUTIAN IAIN ANTASAR1 0 Voi. XI. No. 1 Januari - Juni 2006 19
Tarwflah ft PENDIDIKAN KELUARGA DALAM....

karena kemginannya untuk menguasai ilmu-ilmu agama dan


umum. Akan tetapi, kuliahnya di Uli harus berhenti di tengah
Jalan karena saran dari dosennya, ia harus berkonsentrasi di
PTAIN.5
Setelah keluar dari UU, Zakiah segera mencatatkan dm
sebagai mahasiswa ikatan dinas di PTAIN. Setelah Zakiah
mencapai tingkat doktoral satu (BA), bersama sembilan orang
temannya yang kebetutan semuanya laki-laki, datanglah tawanm
dari Departemen Agama untuk melanjutkan studi ke Kairo,
Mesir.
Pada tahun 1956, Zakiah bertolak ke Mesir dan langsung
diterima (tanpa tes) di Fakultas Pendidikan Universitas Ein
Shams, Kairo, untuk program S.2 Zakiah berhasil meraih gelar
MA dengan tests tentang Problema Remaja di Indonesia pada
tahun 1969 dengan spesialisasi Psiko-Hygiene dari Universitas
Eins Shams, setelah setahun sebelumnya mendapat diploma
pascasarjana dengan spesialisasi pendidikan dari universitas
yang sama. Selama menempuh program S.2 inilah Zakiah mulai
mengenal klinik kejiwaan. la bahkan sudah sering membuka
praktik konsultasi psikologi di klinik universitas, Setelah meraih
MA, Zakiah tidak langsung pulang, tetapi ia menempuh
program S.3 di univeristas yang sama. Selanjutnya, pada tahun
1964 dengan disertasi tentang perawatan jiwa kepada anak,
Zakiah berhasil meraih gelar Doktor dalam bidang psikologi
dengan spesialisasi kesehatan mental dari Universitas Eins
Shams.
Segera setelah meraih gelar Doktor Psikologi, Zakiah
langsung pulang ke Indonesia. Kegiatan yang tidak pemah
ditinggalkan Zakiah adatah mengajar dan menulis. Keduanya,
bagi Zakiah mcrupakan aktivitas yang tak dapat dipisahkan.
Zakiah Daradjat adalah seorai^ penulis yang sangat produktif.
Dari tangan beliau telah lahir sejumlah karya yang berkualitas,
mulai dari masalah agama, psikologi, psikoterapi dan
pendidikan. Buku-buku karangan Zakiah, kebanyakan merupa-
kan kumpulan tulisan yang diangkat dari kuliah-kuliah dan

Imam Ma'ruf, Prof. Dr. Zcikiah Daradjat Mengembctlikan Ketenangan


Orang yang Susah Batnitiya, Hidayah II, Nopember 2002, h. 42-

20 JURNAL PENEUTIAN 1AIN ANTASARI 0 Vol. XI. No.1 Januari - Juni 2006
PEND101KAN KELUARGA DALAM.... ft Tarwilah

ceramah-ceramahnya. Hanya ada dua buku yang merupakan


tulisan lengkap Zakiah, yaitu Problem Remaja Indonesia dan
Perawatan Jrwa vnluk Anak-anak. Buku yang pertama
merupakan terjemahan dan tesis MA, dan yang kedua
merupakan terjemahan dari disertasi doktomya. Kedua karya ini
sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diteibitkan
oleh peneibit Bulan Bintang.
Meskipun sebagian besar karangannya bempa kumpulan
tulisan, bukan berarti buku-buku itu rendah mutunya. Sebab
hampir semua buku karangan Zakiah bertbkus pada kesehatan
mental, suatu terna yang menjadi minat dan keahliannya. Di
antara buku-buku karangan Zakiah adalah Ilmu Jim Agama,
Perkawinan yang Berfanggung Jawab, Membangim Manvsia
Indonesia yang Bertakwa kepada Tufwn Yang Mafw Esa,
Ketenangan dan Kebahagiaan dalam Kelvarga, Menghadapi
Masa Menopause (Mendekati Usia Twi), Pendidikan Agama
dalam Pembmaan Mental, Membina Nilaf-Ntlai Moral di
Indonesia. Pembinaan Jiwa/Mental, Kwici Kebahagiaan,
Pembinaan Remaja dan Pendidikan Orang Dewasa.
Selain menults buku, Zakiah juga rajin mene^cmahkan
buku, khususnya buku-buku yang bertemakaa psikologi dan
kesehatan mental dari bahasa Arab. Oi antara buku
terjemahannya adalah Ilmu Jiwa (Ilmun Nafs, Ususuhu wa
Tathbufatuhu at-Tarbawiyah) dan Pokok-Pokok Kesehatan
Jiwa/Mental (Ususus Shihah an-Nafsiyyah} yang terbit dalam
nga jilid, keduanya karangan Prof. Dr. Abdul Aziz al-Quussy.
Selanjutnya adalah Kesehatan Jiwa dalam Keluarga, Sekolah
dan Masyarakat (Ash-Shihah an-Nafsiyyah fit Usrati wal
Madrasati wal Mujtama 'i) Jilid I, II, dan III, karangan Prof Dr.
Musthafa Fanmi, salah seorang dosen dan pembimbingnya di
Universnas Eins Shams, Kairo-
Belakangan, berdasarkan pengalamannya dalam praktik
konsultasi psikologi, Zakiah menulis sejumlah buku berkenaan
dengan faktor pentmg beberapa doktrin agama, seperti salat,
puasa dan zakat dalam mengembalikan keseimbangan
kehidupan mental seseorang. Selain itu, sejumlah doktrin dan
rukun iman (yang enam) juga dielaborasinya sebagai faktor
yang menentukan dalam pengobatan. Buku-buku itu antara lain,

JURNALPENELJnANUUNMTASARl«VoLXLNo.1Jmiuri-Jwu2006 21
Tarwilah • PENDIDIKAN KELUARGA DALAM ...

Shalat Menjadikan Hidup Bermakna, Puasa Meningkatkan


Kesehatan Mental, Puasa Memngkatkan Semangai Hidup,
Zakat Pembersih Harta dan Jiwa.
Sebagai intelektual muslim perempuan, Zakiah juga
menaruh perhatian terhadap persoalan perempuan di Indonesia.
Perhatiannya ini tertuang dalam dua buah karyanya, yaitu
Perkawinan yang Bertanggung Jawab dan Islam dan Peranan
Wanita. Sebenamya banyak sekali karangan Zakiah Damdjat
yang tidak dapat disebutkan seluruhnya dalam tulisan ini.
2. Konscp Kesehatan Mental Menumt Zakiah Daradjat
Berbicara tentang mental yang sehat menurut Zakiah
Daradjat (selanjutnya disebut Zakiah) paling tidak ada empat
batasan tentang kesehatan mental. Konsep pertama menurut
Zakiah mengatakan bahwa, "Kesehatan mental adalah
terhindamya orang dari gejala-gejala gangguan Jiwa (neurose)
dan dari gejala-gejala penyakitjiwa (psychose)".6
Dalam konsep kedua, dikatakan bahwa, "Kesehatan mental
adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri,
dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan di mana ia
hidup".7 Jika diamati lebih jauh konsep kedua ini lebih luas dan
bersifat umum, karena dihubungkan dengan kehidupan secara
keseluruhan. Kesanggupan untuk menyesuaikan diri akan
membawa orang kepada kemkmatan hidup dan terhindar dari
kecemasan, kegelisahan dan ketidakpuasan. Di samping itu,
seseorang penuh semangat dalam menghadapi hidup untuk
mencapai kebahagiaan.
Di samping dua konsep kesehatan mental di atas, menurut
Zakiah ada lagi konsep ketiga yang disebut dengan pola
pengembangan potensi secara maksimal. Dalam hal ini ia
menjelaskan:
Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang
bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala
potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin,
6
Zakiah Daradjat, Kesehatan Menial, (Jakarta: Haji Masagung, 1990),
Cet.XVl,h.ll.
'Ibid.

22 JURNAL PENELITIAN IAIN ANTASARI • Vol. XI. No-1, Januari - Juni 2006
PENDIDIKAN KELUARGA DALAM .... o Tawilah

sehingga membawa kepada kebahagiaan din dan orang lain,


serta terhitidar dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa.^
K.onsep ini mendorong orang untuk mengembangkan dan
memanfaatkan segala potensi yang ada- Bakat yang tidak dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik, akan membawa kepada
kegelisahan dan pertentangan batin. Dalam bergaul dengan
orang atau keluarganya akan terlihat kaku dan mungkin sekati
tidak; akan inemperhatikan orang, karena ia merasa mendenta,
sedih, marah kepada dirinya dan orang lain.
Konsep yang ketiga ini lebih menekankan pada
pengembangan dan pemanfaatan segala daya dan pembawaan
yang dibawa sejak lahir, sehingga benar-benar memba\va
manfaat dan ksbaikan bagi orang lain dan dirinya sendiri.
Dalam konsep yang keempat dikemukakan bahwa:
Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang
sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai
kesanggupan untuk menghadapi problem-problem biasa yang
terjadi dan merasakan secara positi f kebahagiaan dan
kemampuan dirinya .
Fungsi-fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan, sikap,
pandangan dan keyakinan hidup, harus dapat saling membantu
dan bekerja sama satu sama lain, sehingga terdapat
keharmonisan, yang menjauhkan orang dari perasaan ragu dan
bimbang, serta terhindar dari kegelisahan dan pertentangan batin
(konflik).
Empat konsep tentang kesehatan jiwa di atas, disempumakan
oleh Zakiah dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar
untuk Kesehatan Jiwa di 1AFN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tahun 1984. D'a menyempumakan bahwa kesehatan mental
adalah:
Terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara
fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara
manusia dengan dirinya dan lingkungannya, berlandaskan

li
/A/£/.,h.I2.
^bid.

JURNAL PENELIT1AN IAIN ANTASARI 0 Vol. XI. No. 1 Januari - Juni 200« 23
Tarwilah ft PENDID1KAN KELUARGA OALAM ....

keimanan dan ketakwaan, serta bertujuan untuk mencapai


hidup yang bermakna dan bahagia di dunia dan bahagia di
akhirat10
Konsep ini memasukkan unsur agama yang sangat penting
dan hams diupayakan penerapannya dalam kehidupan, sejalan
dengan penerapan prinsip-prinsip kesehatan mental dan
pengembangan hubungan baik dengan sesama manusia.
Menurut Dadang Hawari, pengertian kesehatan jiwa/mental
dalam paham ilmu kedokteran pada saat sekarang adalah, "Satu
kondisi y&ng memungkinkan perkembangan fisik, intelektual
dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan
itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain", 1 Oleh karena
itu, makna kesehatan jiwa mempunyai sifal-sifat hannonis
(serasi) dan memperhatikan semua segi-segi dalam penghidupan
manusia dalam hubungannya dengan manusia lain.
Selanjutnya ia menjelaskan bahwa Organisasi Kesehatan se-
Duilia (WHO) tahun 1959 memberikan delapan kriteria jiwa
atau mental yang sehat Orang dapat dikatakan sehat mentalnya
apabi'la dapat menyesuaikan diri secara konstruktif, puas
memberi daripada menerima, bebas dari rasa tegang dan cemas,
tolong menolong, mempuiiyai rasa kasih sayang yang besar.
Sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
a. Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan,
meskipun kenyataan itu buruk baginya.
b. Memperoleh kepuasan dari hasil ierih payah usahanya.
c. Merasa lebih puas memberi daripada menerima.
d. Secara relatif bebas dari rasa tegang dan cemas.
e. Berhubungan dengan orang lain secara tolong menolong dan
saling memuaskan.
f. Menerima kekecewaan untuk dipakainya sebagai pelajaran
untuk di kemudian hari.

^Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental: Peranannya dalam Peisdidikan


dan Pengcijaran, Pidato Pengukuhan Sebagai Gum Besar 1AIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 1984.
"Dadang Hawari, Al-Qw'an, Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan
Jiwa. (Yogyakana: Dana Bhakti Prima Yasa, 1995), h.ll.

2 4 J U R N A L PENEUT1AN 1AIN ANTASARI ^ Vol. XI. No.1 Januari - Juni 2006


PENDIDIKAN KELUARGA DALAM.... o Tarwilah

g. Menjuruskan rasa permusuhan kepada penyelesaian yang


kreatifdan konstruktif.
h. Mempunyai rasa kasih sayang yang besar. "
Kemudian WHO pada tahun 1984 telah menyempumakan
batasan sehat dengan menambahkan satu elemen spi ritual
(agama) sehingga sekarang ini yang dimaksud dengan sehat
adalah tidak hanya sehat dalam arti fisik, psikologik dan sosial,
tetapi juga sehat dalam arti spiritual/agama.
Tanda-tanda kesehatan mental menurut Muhammad
Mahmud dalam bukunya llm al-Nafe al-Kia'a^hir f i Dhaw'i a/-
Islam menjelaskan ada sembilan kriteria yang menjadi indikator
kesehatan mental dalam Islam, yaitu:
1. Adanya kemapanan {al-sakinah}, ketenangan {al-th-umi'-
nilwh} dan rileks (al-rahah} batin dalam menjalankan
kewajiban, baik kewajiban terhadap dirinya, masyarakat,
maupun Tuhan.
2. Adanya kemampuan yang memadai (af-kifayah} dalam
berakti vitas.
3. Mampu menerima keberadaan dirinya dan orang lain.
4. Adanya kemampuan untuk meinehhara atau menjaga diri.
5. Adanya kemampuan untuk memikul tanggung jawab, baik
tanggungjawab keluarga, sosial maupun agama.
6. Memiliki kemampuan untuk berkorban dan menebus
kesalahan yang diperbuat.
7. Adanya kemampuan individu untuk membentuk hubungan
sosial yang baik yang dilandasi sikap saling percaya dan
saling mengisi.
8. Memiliki keinginan yang realistis, sehingga dapat dicapai
secara baik.
9. Adanya rasa kepuasan, kegembiraan {al-farh/cil-surur} dan
kebahagiaan {al-sa'adah'} dalam menyikapi atau menerima
nikmat yang diperoleh.

13
/A/J.,h.l2.
^fhid.

JURNAL PENEL1TIAN IAIN ANTASAR) 0 Vol. XI. No. 1 Januari - Juni 2006 25
Tarwilah 0 PENOIfflKAN KELUARGA DALAM....

Dalam pandangan psikologi Islam, kriteria kepuasan,


kesehatan mental atau kebahagiaan batin seseorang tidak
semata-mata disebabkan terpenuhinya kebutuhan material,
namun terdapat penyebab lain yang hakiki, yaitu kebutuhan
meta-material, sepert! kebutuhan spiritual. Dengan demikian
nampaknya kriteria kebahagiaan dalam pandangan Islam kalau
dibandingkan dengan teori kebutuhan Abraham Maslow yang
membagin kebutuhan manusia pada dua hirarki, yaitu
kebutuhan-kebutuhaii dasar (basic needs) yang meliputi
kebutuhan flsik, rasa aman, cinta, harga din, dan meta-
kebutuhan-meta-kebutuhan (meia needs} seperti yang
terkandung dalam aktualisasi diri seperti keadilan, kebaikan,
keindahan, dan sebagainya, tentu belumlah lengkap.
Kepuasan dan kebahagiaan yang esensial menarut Islam,
terutama yang dikembangkan dalam psiko-sufisrik adalah
kepuasan dan kebahagiaan yang disebabkan adanya keridhaan
Allah swt. Ridha Allah menjad* sumber kepuasan hidup, sebab
kondisi itu tidak akan diperolah seseorang kecuali ia beraktivitas
dengan baik, jujur, benar dan mentaati segala aturan, tanpa
mengganggu hak-hak orang lain. Kepuasan ini bersifat
teosentris yang j^ngkauannya lebih subsantif, transendental dan
mencakup semua lapisan sebagaimana dalam firman Allah
dalam surah al-Maidah ayat 119 yang artinya "...Allah ridha
terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadap-Nya. Itulah
keberuntungan yang paling besar".14
Menurut Dadang Hawari, dewasa ini nampaknya perhatian
kaum psikiatri terhadap agama semakin besar. Mereka
menyadari bahwa tindakan kedokteran tidak selamanya berhasil,
dokter yang mengobati, tetapi Tuhan yang menyembuhkan.15
Dan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendapat
Zakiah tentang kesehatan mental senada dengan apa yang
dikemukakan oleh WHO. ICesehatan mental adalah
keharmonisan/keserasian yang sungguh-sungguh antara fimgsi-
fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara manusia
dengan dirinya dan lingkungannya, berlandaskan keimanan dan
ketakwaan, serta bertuj uan untuk mencapai hidup yang

'"Lihat Surah al-Maidah ayat 119.


^Dadang Hawari, op. cit., h-12.

26 JURNAL PENEUTtAN IAIN ANTASARI 0 Vol. XI. No.1 Januari - Juni 2006
PENOID1KAN KELUARGA DALAM.... o Tarwilah

bermakna dan bahagia di dimia dan bahagia di akhirat. Akan


tstapi, Zakiah menegaskan bahwa kesehatan mental itu bersifat
relatif, di mana keharmonisan yang sempuma antara sefuruh
fungsi-fungsi tubuh itu tidak ada. Yang dapat diketahui adalah
berapa jauh jaraknya seseorang dari kesehatan mental yang
normal.
Konsep Zakiah tentang kesehatan mental secara sepintas
memang banyak kesamaan dengan apa yang dikemukakan oleh
Dadang Hawari dan yang telah dirumuskan oleh WHO. Namun
apabila diamati lebih jauh, temyata terdapat perbedaan dan
spesifikasi tersendiri. Dadang Hawari dalam mel'hat dan
memberikan terapi bagi orang yang mempunyai gangguan
kejiwaan lebih menit'kberatkan pada pendekatan dan diagnosa
psikiatri, aninya klien diobati secara medis, keraudian diberi
siraman rohani dengan pendekatan agama. Sedangkan Zakiah
dalam memberikan bimbingan kesehatan mental tersebut
melalui pendekatan psikologi agama sekaligus pengamalan
ajaran agama secara baik dan benar, seperti meluruskan akidah,
menjalankan ibadah dan memperbaiki akhlak. Berbeda dengan
WHO yang mengartikan agama tersebut hanya pada aspek
spiritual belaka dan tidak jarang meninggalkan dimensi
ritualnya-
3. Peatingnya Pendidikan Agama dalam Keluarga
Dalam Islam, penanaman rasa beragama dimulai sejak
pertemuan ayah dan ibu yang membuahkan janin dalam
kandungan, yang dimulai dengan doa kepada Allah. Selanjutnya
memanjat doa dan harapan kepada Allah agar janinnya kelak
lahir dan besar menjadi anak yang saleh
Jika berbicara tentang pendidikan agama dalam keluarga,
maka lentu tidak terlepas dari aspek-aspek pendidikan agama itu
sendiri, yaitu aspek akidah, ibadah dan akhlak. Akidah adalah
dasar, fondasi untuk mendirikan bangunan. Semakin tinggi
bangunan yang akan didirikan, hams semakin kokoh fondasi
yang dibuat, kalau fondasinya lemah mak bangunan akan cepat
runtuh.
Seseorang yang memiliki akidah yang kuat, pasti akan
melaksanakan ibadah dengan tertib dan memiliki akhlak yang

JURNAL PENEL1T1AN IAIN ANTASARI 0 Vol. XI. No. 1 Januari - Juni 2006 27
Tarwilah Q PENDIDIKAN KELUARGA DALAM ....

terlama dialami seseorang adalah tingkungan keluarga. Jika


lingkungan keluarganya baik, maka akan tumbuhlah generasi
yang baik pula, dan sebaliknya, jika lingkungan keluarga tidak
baik, maka akan tumbuh generasi yang tidak baik pula.
Dalam kenyataan yang ada, banyak keluarga-keluarga
muslim yang gagal dalam mengasuh dan mendidik anak yang
menyebabkan anak gagal dalam kehidupannya keiak, bahkan
lahir generasi yang kurang memperhatikan ajaran agama. Hal
yang demikian terjadi mungkin disebabkan keluarga yang
kurang menghayat' tuntunan agama yang berkaitan dengan
masalah keluarga dan pendidikan yang dapat dijadikan sebagai
pengarah bagi setiap keluarga muslim. Dan sebagai keluarga
muslim yang meyakini adanya tuntrnan dari Allah dan Rasul-
Nya dalam setiap aspek kehidupan tanpa kecuali tuntunan yang
berkaitan dengan pendidikan keluarga. '
Menurut Zakiah, pengalaman-pengalaman yang dilalui anak
ketika kecil, termasuk perilaku orang iua dan sikap mereka
terhadap anak mempunyai pengaruh yang besar dalam
kehidupan anak nanrinya. Karena kepribadian terbentuk dari
pengalaman sejak kecil. Sebagairnana diterangkan Zakiah
berikut ini:
Pengalaman-pengalaman yang dilalui anak ketika kecil, baik
pengalaman pahit ataupun yang menyenangkan, mempunyai
pengaruh dalam kehidupan nantinya. Karena kepribadian
(kebiasaan, sikap dan pandangan hidup) terbentuk dari
pengalaman sejak kecil, terutama pada tahun-tahun pertama
kehidupan anak. Pengalaman itu termasuk pendidikan,
perlakuan orang tua, sikap orang tua terhadap anak atau sikap
orang tua satu sama lain (ayah dan ibu).22
Selanjutnya Zakiah mengatakan bahwa pengalaman-
pengalaman pada tahun-tahun pertama itulah yang menentukan
kesehatan mental ssseorang, bahagia atau tidaknya di kemudian
hari. Kesehatan mental mempunyai pengaruh atas keselumhan
hidup seseorang, yaitu terhadap perasaan, pikiran, kelakuan dan
kesehatannya.

'Kamrani Buseri, Pendidikan Kefuarga Uaiam /s/am. (Yogyakarta: Bina


Usaha, 1990), h.iii
"Zakiah Daradjat, Kesehalan Menial dalam Ke/uwga, up. cil., h.60.

32 JURNAL PENELIT1AN 1AIN ANTASARI 0 Vol. XI. No.1 Januari - Juni 2006
PENDIDIKAN KELUARGA DALAM.... o Tarwilah

Ketahuilah, bahwa mengenai akidah (keyakinan) sebaiknya


didahulukan kepada anak-anak pada awat pertumbuhannya.
Supaya dihafalkan dengan baik, kemudian senantiasalah
terbuka pengertiannya nanti sedikit demi sedikit sewaktu dia
telah besar. Jadi permulaannya dengan menghafal, lalu
memahami, kemudian beri'tikad, mempercayai dan
membenarkan, dan yang berhasil pada anak-anak, tanpa
memerlnkan bukti
Pendidikan akidah di sini meliputi keyakinan yang teguh
terhadap Allah, Malaikat, Rasul, Kitab-kitab Allah, Hari Akhir
serta qada dan qadar Allah yang lazim disebut dengan rukun
iman.
b. Pcodidikao ibadah
Menurut Zakiah pembinaan ibadah harus dimulai dan
lingkungan keluarga sedini mungkin. Sebab semua pengalaman
keagamaan yang diterima di lingkungan keluarga merupakan
unsur-unsur positifdi dalam pembentukan kepribadiannya yang
sedang tumbuh dan berkembang. Sebagaimana dijelaskannya:
Pembinaan ketaatan beribadah pada anak, juga mulai dari
dalam keluarga. Anak yang masih kecil, kegiatan ibadah yang
lebih menarik baginya adalah yang mengandung gerak,
sedangkan pengertian tentang ajaran agama belum dapat
dipahaminya. Karena itu, ajaran agama yang abstrak tidak
menarik perhatiamiya. Semua pengalaman keagamaan yang
diterima di lingkungan keluarga, merupakan unsur-unsur
positif di dalam pembentukan kepribadiannva vang sedang
i y " "

tumbuh dan berkembang.


Pokok-pokok ibadah yang diwajibkan da'.am ajaran Islam
adalah dimulai dengan ibadah bersuci (thuhurah\ shalat lima
waktu, puasa di bulan Ramadhan, zakat, dan naik haji yang
merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap orang
mukmin. Kelima pokok ibadah tersebut mengandung nilai-nilai
yang membawa kebaikan bagi yang melaksanakannya maupun

^Zainuddin dkk , Sehik Keluk Pendidikan Dari al-Cjhazali, (Jakarta:


Bumi Alcsara, 1991), h.98
'"Zakiah Daradjat, Islam dan Kesehatan Mental, Pokok-Pokok
Keimanan, (Jakarta: GunungAgung, 1982), h.60-61,

JURNAL PENELnTAN IAIN ANTASARI 0 Vol. XI. No-1 Januan - Juni 2006 29
Tarwilah Q PENDIDIKAN KELUARGA DALAM ....

terlama dialami seseorang adalah tingkungan keluarga. Jika


lingkungan keluarganya baik, maka akan tumbuhlah generasi
yang baik pula, dan sebaliknya, jika lingkungan keluarga tidak
baik, maka akan tumbuh generasi yang tidak baik pula.
Dalam kenyataan yang ada, banyak keluarga-keluarga
muslim yang gagal dalam mengasuh dan mendidik anak yang
menyebabkan anak gagal dalam kehidupannya keiak, bahkan
lahir generasi yang kurang memperhatikan ajaran agama. Hal
yang demikian terjadi mungkin disebabkan keluarga yang
kurang menghayat' tuntunan agama yang berkaitan dengan
masalah keluarga dan pendidikan yang dapat dijadikan sebagai
pengarah bagi setiap keluarga muslim. Dan sebagai keluarga
muslim yang meyakini adanya tuntrnan dari Allah dan Rasul-
Nya dalam setiap aspek kehidupan tanpa kecuali tuntunan yang
berkaitan dengan pendidikan keluarga. '
Menurut Zakiah, pengalaman-pengalaman yang dilalui anak
ketika kecil, termasuk perilaku orang iua dan sikap mereka
terhadap anak mempunyai pengaruh yang besar dalam
kehidupan anak nanrinya. Karena kepribadian terbentuk dari
pengalaman sejak kecil. Sebagairnana diterangkan Zakiah
berikut ini:
Pengalaman-pengalaman yang dilalui anak ketika kecil, baik
pengalaman pahit ataupun yang menyenangkan, mempunyai
pengaruh dalam kehidupan nantinya. Karena kepribadian
(kebiasaan, sikap dan pandangan hidup) terbentuk dari
pengalaman sejak kecil, terutama pada tahun-tahun pertama
kehidupan anak. Pengalaman itu termasuk pendidikan,
perlakuan orang tua, sikap orang tua terhadap anak atau sikap
orang tua satu sama lain (ayah dan ibu).22
Selanjutnya Zakiah mengatakan bahwa pengalaman-
pengalaman pada tahun-tahun pertama itulah yang menentukan
kesehatan mental ssseorang, bahagia atau tidaknya di kemudian
hari. Kesehatan mental mempunyai pengaruh atas keselumhan
hidup seseorang, yaitu terhadap perasaan, pikiran, kelakuan dan
kesehatannya.

'Kamrani Buseri, Pendidikan Kefuarga Uaiam /s/am. (Yogyakarta: Bina


Usaha, 1990), h.iii
"Zakiah Daradjat, Kesehalan Menial dalam Ke/uwga, up. cil., h.60.

32 JURNAL PENELIT1AN 1AIN ANTASARI 0 Vol. XI. No.1 Januari - Juni 2006
PENDIDIKAN KELUARGA DALAM .... o Taroilah

keimanan yang terpantui dalam kehidupan sehari-hari. Agama


dalam membina akhlak manusia dikaitkan dengan ketentuan
hukum agama yang sifatnya pasti dan jelas, misalnya wajib,
sunat, mubah, makruh dan haram. Ketentuan hukum tersebut
dijelaskan secara rinci di dalam agama- Oleh karena itu
pembinaan akhlak tidak dapat dipisahkan dari agama.iy
Selanjutnya, dia memberikan contoh akhlak yang diajarkan
oleh L-jqman kepada anaknya, yaitu:
1. "Akhlak anak terhadap kedua ibu bapak
2. Akhlak terhadap orang lain
3. Akhlak dalam penampilan din".20
Pendidikan akhlak di dalam keluarga dilaksanakar. dengan
contoh dan teladan dari orang tua. Perilaku dan sopan santun
dalam hubungan dan pergaulan antara ibu dan bapak, perlakuan
orang tua terhadap anak-anak, dan perlakuan orang tua terhadap
orang lain di lingkungan keluarga dan masyarakat akan menjadi
teladan bagi anak-anak,
Adapun akhlak, sopan santun dan cara menghadapi orang
tua, banyak tergantung kepada sikap orang tua terhadap anak.
Jika anak merasa terpenuhi semua kebutuhan pokoknya
(jasmani, kejiwaan dan sosial), maka anak akan sayang,
menghargai dan menghormati orang tuanya. Akan tetapi jika
anak merasa terhalang pemenuhan kebutuhannya oleh orang
tuanya, ia merasa tidak disayangi atau dibenci, suasana dalam
keluarga tidak tenteram, perlakuan orang tua sering
menyebabkan anak merasa takut dan tertekan, orang tu^ tidak
adil dalam mendidik dan memperlakukan anak, maka perilaku
anak bisajadi bertentangan dengan yang diharapkan oleh orang
tuanya.
4. Pendidikan Keluarga dalam Membentuk Kesehatan
Mental
Perkembangan seorang anak dipengaruhi oleh lingkungan-
nya. Lingkungan yang terdekat, yang paling awal dan yang

^Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental Ualam Keliiar^a, (Jakarta: Pustaka


antara, 1992), h.88.
^Zakiah Daradjat, Peivlidikan Ixlam di ^ekolah dan Keliiarga. op. cil..
h. 58-60

JURNAL PENELmAN 1A1N ANTASAR1 O Vol. XI- No. 1 Januari - Juni 2006 31
Tarwilah Q PENDIDIKAN KELUARGA DALAM ....

terlama dialami seseorang adalah tingkungan keluarga. Jika


lingkungan keluarganya baik, maka akan tumbuhlah generasi
yang baik pula, dan sebaliknya, jika lingkungan keluarga tidak
baik, maka akan tumbuh generasi yang tidak baik pula.
Dalam kenyataan yang ada, banyak keluarga-keluarga
muslim yang gagal dalam mengasuh dan mendidik anak yang
menyebabkan anak gagal dalam kehidupannya keiak, bahkan
lahir generasi yang kurang memperhatikan ajaran agama. Hal
yang demikian terjadi mungkin disebabkan keluarga yang
kurang menghayat' tuntunan agama yang berkaitan dengan
masalah keluarga dan pendidikan yang dapat dijadikan sebagai
pengarah bagi setiap keluarga muslim. Dan sebagai keluarga
muslim yang meyakini adanya tuntrnan dari Allah dan Rasul-
Nya dalam setiap aspek kehidupan tanpa kecuali tuntunan yang
berkaitan dengan pendidikan keluarga. '
Menurut Zakiah, pengalaman-pengalaman yang dilalui anak
ketika kecil, termasuk perilaku orang iua dan sikap mereka
terhadap anak mempunyai pengaruh yang besar dalam
kehidupan anak nanrinya. Karena kepribadian terbentuk dari
pengalaman sejak kecil. Sebagairnana diterangkan Zakiah
berikut ini:
Pengalaman-pengalaman yang dilalui anak ketika kecil, baik
pengalaman pahit ataupun yang menyenangkan, mempunyai
pengaruh dalam kehidupan nantinya. Karena kepribadian
(kebiasaan, sikap dan pandangan hidup) terbentuk dari
pengalaman sejak kecil, terutama pada tahun-tahun pertama
kehidupan anak. Pengalaman itu termasuk pendidikan,
perlakuan orang tua, sikap orang tua terhadap anak atau sikap
orang tua satu sama lain (ayah dan ibu).22
Selanjutnya Zakiah mengatakan bahwa pengalaman-
pengalaman pada tahun-tahun pertama itulah yang menentukan
kesehatan mental ssseorang, bahagia atau tidaknya di kemudian
hari. Kesehatan mental mempunyai pengaruh atas keselumhan
hidup seseorang, yaitu terhadap perasaan, pikiran, kelakuan dan
kesehatannya.

'Kamrani Buseri, Pendidikan Kefuarga Uaiam /s/am. (Yogyakarta: Bina


Usaha, 1990), h.iii
"Zakiah Daradjat, Kesehalan Menial dalam Ke/uwga, up. cil., h.60.

32 JURNAL PENELIT1AN 1AIN ANTASARI 0 Vol. XI. No.1 Januari - Juni 2006
PEND101KAN KELUARGA DALAM.... ^ Tarwilah

Pcndidikan dalam hubungannya dengan kesehatan mental,


bukanlah pendidikan yang disengaja yang ditujukan kepada
objek didik yaitu anak, akan tetapi yang lebih penting dari itu
adalah keadaan dan suasana rumah tangga, keadaan jiwa ayah
dan ibu, hubungan antara satu dengan yang lainnya, dan sikap
jiwa mereka terhadap rumah tangga dan anak-anak. Segala
persoalan orang tua akan berpengaruh terhadap anak, karena apa
yang ia rasakan akan tercermin dalam tindakan-tindakan
mereka.
Perkembangan/pembentukan kepribadian anak tidaklah
terjadi dengan begitu saja, melainkan ir.erupakan perpaduan
(interaksi) antara faktor-faktor konstitiisi biologi, psiko-edukatif.
psikosial dan spiritual23 Dalam hal ini peran orang tua sangatlah
penting.
Menurut Dadang Hawari, anak akan tumbuh dan
berkembang dengan baik dan memiliki kepribadian yang matang
jika ia diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang
sehat dan bahagia. Kepribadian menurut paham kesehatan jiwa
adalah segala coi^k kebiasaan manusia yang terhimpun dalam
dirinya, yang digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri
tcrhadap segala rangsangan, baik yang timbul dari
lingkungamiya (dunia luar) maupun yang datang dari dirinya
sendiri (dunia dalam), sehingga corak dan kebiasaan itu
merupakan satu kesatuan fungsional yang khas untuk individu
itu,24
Kehadiran orang tua (terutama ibu) dalam perkembangan
jiwa anak menurut Dadang Hawari amat penting. Bila anak
kehilangan peran dan fimgsi ibunya, sehingga seorang anak
dalam proses tumbuh kcmbangnya kehilangan haknya untuk
dibina, dibimbing, diberikan kasih sayang, perhatian dan
sebagainya, maka disebut anak ini mengalami deprivasi
maternal, bila peran kedua orang tua tidak berfungsi disebut
deprivasi parental, dan bila seorang ayah yang tidak berfungsi
disebut sebagai deprivasi paternal.2

'^Dadang Hawaii, op. cit., h.173-


^Ibid.. h-174.
^Ibid

JURNAL PENEUT1AN 1A1N ANTASARI t> Vol. XI. No. 1 Januari - Juni 2006 33
Tarwilah « PENDIDIKAN KELUARGA DALAM ....

Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang mengalami


disfungsi perkawinan dan mengalami ueprivasi maternal/
paternal! parental menurut Dadang Hawari, mempunyai resiko
tinggi untuk menderita gangguan perkembangan kepribadian-
nya, yaitu perkembangan mental intelektual, perkembangan
mental-emosional dan bahkan perkembangan psikososial serta
spiritualnya. Tidak jarang dari mereka bila kelak dewasa akan
memperHhatkan berbagai perilaku yang menyimpang, antisosial,
dan bahkan sampai kepada tindak kriminal.2'
Peran dan fungs" seorang ibu sebagai "tiang rumah tangga"
amat pcnting bagi terselcnggaranya rumah tangga sakinah, yaitu
keluarga yang sehat dan bahagia. Dengan demikian
pembentukan keluarga yang diawali dengan proses perkawinan
bukanlah semata-m&ta bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
biologis saja, akan tetapi yang lebih penting adalah terpenuhinya
aspek afeksional, yaitu kebutuhan mencintai dan dicintai, rasa
kasih sayang, rasa aman dan terlindung. dihargai, diperhatikan
dan sebagainya. Kebutuhan materi semata, bukanlah merupakan
landasan utama untuk mencapai kebahagiaan.
Di tinjau dari segi kesehatan jiwa, suami isteri yang terikat
dalam suatu perkawinan tidak akan mendapatkan kebahagiaan,
jika perkawinannya hanya berdasarkan pemenuhan kebutuhan
biologis dan materi semata, tanpa terpenuhinya kebutuhan
afeksional (kasih sayang). Faktor afeksional yang merupakan
pilar utama bagi stabilitas suatu rumah tangga, adalah
pembuktian dari Alquran Surah ar-Rum ayat 21.
Jika seseorang menginginkan pembentukan anak yang
diridhai Allah, yang bertakwa, berilmu, terampil, berakhlak
mulia, sehat tubuh dan mental, maka diperlukan orang tua yang
mampu melaksanakan fungsi pendidikan bagi anak-anaknya.
Orang tua harus kuat imaimya, taat beragama, baik akhlaknya,
sehat mentalnya.
D. Kesimpulan
Kesehatan mental menurut Zakiah Daradjat adalah
tenvujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara ftuigsi-
fungsi kejiwaan seperti pikiran, perasaan, sikap, pandangan dan

"/W,

34 JURNAL PENELITIAN IAIN ANTASARI 0 Vol. XL No.1 Januari - Juni 2006


PEND1DIKAN KELUARGA DALAM .... o Tarwilah

keyakinan. Sehingga tercipta kemampuan menyesuaikan diri


antara seseorang dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dan
dengan lingkungannya. Bertandaskan keimanan dan ketakwaan
serta bertujuan mencapai hidup yang bermakna dan berbahagia
di dunia dan di akhirat. Pandangannya ini memasukkan unsui
agama yang sangat penting dan hams diupayakan penerapannya
dalam kehidupan.
Pendidikan agama dalam keluarga mempunyai dampak yang
besar dalam pembentukan kepribadian dan kesehatan mental
seseorang. Karena agama mengatur seiuruh segi kehidupan
manusia- Oleh sebab itu, semua tingkah laku, sikap, penampilan
dan pandangan orang tiia dalam kehidupan sehari-hari yang
dilihat dan dialami bersama anak haruslah bemafaskan agama-
Dalam hal ini perlu keteladanan, latihan, pembiasaan tentang
agama. Baik yang berkenaan dengan akidah, terutama yang
menyangkut tentang penanaman keyakinan kepada Allah,
Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, Hari
Akhir serta Qada dan Qadar (iiikun iman yang enam), Begitu
juga yang berkenaan dengan ihadah sepeni shalat, puasa, zakat
dan haji. Dan tidak kalah pentingnya penanaman nilai-nilai
moral/akhlak, seperti sifatjujur, sabar, syukur, tawakaT, adil dan
sifat-sifat terpuji lainnya.
Perkembangan kepribadian dan kesehatan mental seorang
anak menurut Zakiah Daradjat dipengaruhi oleh lingkungannya.
Lingkungan yang terdekat, yang paling awai dan yang terlama
dialami seseorang adalah hngkungan keluarga. Jika lingkungan
keluarganya baik, maka akan tumbuhlah generasi yang baik
pula, dan sebaliknyajika lingkungan keluarga ridak baik, maka
akan tumbuh generasi yang tidak baik pula.
Demikian telah dikemukakan beberapa pemikiran Zakiah
Daradjat tentang pendidikan keluarga dalam mewujudkan
kesehatan mental. Tentu saja masih banyak lagi pemikiran
beliau yang tidak bisa dijangkau oleh penelitian ini. Hal itu
apakah karena masalah tersebut di luar ruang lingkup penelitian
ini. Justru itulah perlu adanya penelitian lanjutan, baik yang
berhubungan dengan bidang akidah, syariah, maupun tasawuf.

JURNAL PENELITIAN 1AIN ANTASARI 0 Vol. XI. No. 1 Januan - Juni 2006 35
Tarwilah ft PENCHDIKAN KELUARGA DALAM

Daftar Pustaka

'Abd al-'Ati, Mahmudah., Keluarga Muslim, terj. Anshari


Thayib, Surabaya, Bina Ilmu, 1984.
Arifin, Hubungan Timbal Batik Pendidikan Agama di
Ungkungan Sekolah dan Keluarga. Jakarta, Bulan Bintang,
1977.
Azra, Azyumardi, dan Saiful Umam (ed.), Menteri-Menfen
Agama Rl : Biografi Sosial-Politik, Jakarta, Balitbang
Depag RI dan PPIM-IAIN Jakarta, 1998.
Bastaman, Hanna Djumhar>a, Integrasi Psikohgi dengan Islam
Menuju Psikologi Islami, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1995.
Buseri, Kamrani, Pendidikan Ketvarga dalam Islam,
Yogyakarta, Bina Usaha, 1990.
Daradjat, Zakiah, Islam dan Kesehatan Mental, Pokok-Pokok
Keinianan^ Jakarta, GunungAgung, 1982.
__, Kesehatan Menial dalam Keluarga, Jakarta, Pustaka
Antara, 1992. /
__, Kesehatan Mental, Jakarta, HajiMasagung, 1990.
__, Kesehatan Mental: Peranannya dalam Pendidikan dan
Pengajaran, Pidato Pengukuhan Sebagai Guru Besar IArN
SyarifHidayatullah, Jakarta, 1984.
__, Ketenangan dan Kebahagiaan dalam Kelvarga^ Jakarta,
Bulan Bintang, 1974.
Djamas, Nurhayati. Prof. Dr. Zakiah Daradjat Membangun
Lembaga Pendidikan Islam Berkualitas, dalam Perkem-
bangan Psikologi Agama dan Pendidikan Islam di
Indonesia, 70 Tahun Prof. Dr. Zakiah Daradjat^ Jakarta,
Logos Wacana Ilmu, 1999.
El-Qussyy, Abdul 'Aziz, Pokok-Pokok Kesehatan Jiwa/Mental,
Jakarta, Bulan Bintang, 1974.
Harahap, Syahrin, Metodologi Studi dan Penelitian Hmu-ilmu
Ushuluddin, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2000.

36 JURNAL PENELJTIAN 1AIN ANTASARI 0 Vol. XI. No.1 Januari - Juni 2006
PENDtDIKAN KELUARGA OALAM.... <* Tarwilah

__, (ed.), Perguruan Tm^gi Islam d\ Era Globalisasi,


Yogyakarta, Tiara Wacana, 1998.
Hawari, Dadang, Al-Qur'an. Kmu Kedokteran Ji-wa dan
Kesehatan Ji\va, Yogvakarta, Dana Bhakti Prima Yasa,
1995.
Ma'ruf, Imam, Prof. Dr. Zakiuh Daradjat Mengembalikan
Kefenangan Orun^ yung Susah Butinnya, Hidayah II,
Nopember, 2002.
Sadii, Saparinah, Pen^antar dalam Kesehaian Jiwa dalam Buku
Pedoman Bimbmgan dan Konsehng, Jakarta, Badan
Konsultasi Mahasiswa UI, 1982.
Subhan, Arief, Prof. Dr. Zakiah Daradjat. Pendidik dan Pemikir
daiam Ulama Pcrempuan Indonesia, (ed.) Jajat Burhanudin,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002.
Sudjana, Nana Teknologi Terapan, Bandung, Sinar Baro, 1989-
Zainuddin dkk., Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali,
Jakarta, Bumi Aksara, 1991.

JURNAL PENELITIAN 1A1N ANTASARI 0 Vol. XI- No. 1 Januari - Juni 2006 37

Anda mungkin juga menyukai