Anda di halaman 1dari 10

1.

Pada batuan sedimen klastik, butiran penyusunannya menunjukkan tekstur dengan


kebundaran (roundness) tertentu. Apa perbedaan makna proses yang dapat dibaca dari butiran
dengan kebundaran yang baik (well rounded) dan butiran dengan kebundaran yang sangat
buruk (very angular)?

Jawaban:

Tingkat kebundaran butir dipengaruhi beberapa factor antara lain komposisi butir,
ukuran butir, jenis proses transportasi dan jarak transport. Butiran dari mineral yang resisten
seperti kwarsa (SiO2) dan zircon (ZrSiO4) akan berbentuk kurang bundar dibandingkan
butiran dari mineral kurang resisten seperti feldspar dan pyroxene (NaAlSi 2O6). Jarak
transport akan mempengaruhi tingkat kebundaran butir dari jenis butir yang sama.

Dari tekstur butiran dengan kebundaran baik (well rounded) dapat kita lihat bahwa
butiran tersebut mengalami proses transportasi yang cukup lama dan terbawa jauh dari
sumbernya. Hal ini dikarenakan, butiran-butiran tersebut mengalami gesekan-gesekan selama
proses transportasi sehingga butiran itu mengalami pembundaran, contohnya batuan
konglomerat.

Sedangkan untuk tekstur butiran dengan kebundaran yang sangat buruk (very angular)
dapat dapat kita lihat bahwa butiran tersebut masih berada cukup dekat dengan sumbernya.
Hal ini berarti bahwa butiran tersebut tidak mengalami transportasi yang lama sehingga
hanya sedikit dan sebentar mengalami gesekan dengan energi petransportasi dan butiran
lainnya, contoh batuan Breksi.

2. Pada batuan sedimen klastik dapat menunjukkan fabrik (kemas/susunan) butiran seragam dan
fabrik butiran tidak seragam. Apa makna proses sedimentasi yang dapat dibaca dari
perbedaan fabrik butiran tersebut?

Jawaban:

Fabrik butiran seragam atau tidak seragam akan dipengaruhi oleh proses sortasi atau
pemilihan. Pemilahan baik, bila ukuran butir di dalam batuan sedimen tersebut seragam. Hal
ini biasanya terjadi pada batuan sedimen dengan kemas tertutup. Dan pemilahan buruk, bila
ukuran butir di dalam batuan sedimen sangat beragam, dari halus hingga kasar. Hal ini
biasanya terdapat pada batuan sedimen dengan kemas terbuka.

Dengan adanya tingkat keseragaman butir pada fabrik yang tidak seragam dapat
dikatakan bahwa pada saat proses transportasi, energi yang membawa material dan butiran
sangatlah besar sehingga material dan butiran baik yang berukuran besar maupun yang kecil
akan terbawa secara bersamaan dan akan terendapkan tidak terlalu jauh dari sumber. Begitu
juga sebaliknya untuk fabrik dengan tingkat keseragaman yang baik atau seragam, energi
yang membawa material dan butiran berada pada kisarannya, artinya energi tersebut dapat
dikatakan hampir konstan sehingga tidak ada perubahan energi yang cukup significan dalam
waktu yang sempit. Jika energi tersebut tidak mampu lagi membawa material dan butiran
maka material dan butiran tersebut akan terendapkan.
3. Diskusikan tentang hubungan antara kondisi tekstural batuan sedimen klastik dan potensi
porositas dan permeabilitas yang hadir pada batuan tersebut pada dua kondisi, yakni:

a. Batuan sedimen klastik dengan fabrik yang seragam, dimana butirannya terpilah (sortasi)
dengan sangat baik.

b. Batuan sedimen klastik dengan yang tidak seragam, dimana butirannya terpilah dengan sangat
buruk.

c. Batuan sedimen kristalin, misalnya limestone tanpa porositas sekunder

d. Batuan sedimen kristalin dengan kehadiran porositas sekunder

Jawaban:

Porositas didefinisikan sebagai perbandingan antara volume pori dengan volume bulk
batuan. Keragaman ukuran butir menentukan nilai porositas. Semakin tidak seragam ukuran
butirnya maka nilai porositas semakin kecil. Hal ini disebabkan pori yang dibentuk dari butir
yang berukuran besar terisi oleh butir yang berukuran kecil. Keseragaman ukuran butir
ditentukan oleh lingkungan pengendapan. Pada lingkungan channel sungai misalnya, arusnya
masih deras sehingga butir yang lebih besar ukurannya yang dapat diendapkan. Seiring
bertambahnya waktu, arus semakin lemah sehingga terjadi pengendapan butir yang lebih
kecil. Sedangkan permeabilitas adalah sifat yang dimiliki oleh batuan untuk dapat meloloskan
air.

a. Batuan sedimen yang memiliki fabrik yang seragam dan terpilah dengan baik memiliki
memiliki porositas dan permeabilitas paling baik. Hal ini dikarenakan kesamaan ukuran yang
dimiliki dan apabila mereka tersesun maka akan tetap menyisakan tempat kosong diantara
hubungan antar butirnya yang tentunya lebih besar jika dibandingkan dengan porositas dari
batuan yang tidak tersortasi dengan baik dan ukuran butirnya tidak seragam. Porositas dari
batuan paling besar akan kita peroleh apabila batuan tersebut memiliki keseragaman ukuran
butir, terpilah dengan sempurna.

b. Batuan sedimen yang tebentuk dari material yang ukuranyya tidak seragam dan cenderung
menyudut dan tidak tersortasi/terpilah dengan baik akan memiliki porositas dan permeabilitas
yang buruk. Hal ini dikarenakan apabila ukurannya berbeda maka masing masing batuan
akan saling mengisi ruang kosong tempat yang mungkin ada diatara material yang lebih
besar.

c. Batuan sedimen yang tergolong pada batuan sedimen kristalin yang pada saat
pembentukannya tidak memiliki porositas sekunder maka akan memiliki porositas yang
sangat buruk, karena batuan sedimen kristalin pada dasarnya tersusun sangat rapat, sehingga
sangat sedikit kemungkinan memiliki rongga di dalamnya dan dapat dipastikan bahwa
porositas dan permeabilitasnya paling buruk.
d. Pada batuan sedimen kristalin yang pada pembentukan awalnya memiliki porositas dan
permeabilitas yang buruk, namun, apabila batuan sedimen kristalin tersebut mengalami
dolomitasi, rekahan, pelarutan dll. Yang memungkinkan peningkatan porositas dan
permeabilitasnya. Dan dapat kita simpulkan batuan sedimen kristalin yang memiliki porositas
sekunder akan lebih baik porositas dan permeabilitasnya dibandingkan dengan batuan
sedimen kristalin yang tidak memiliki porositas sekunder.

B. Klasifikasi Batuan Sedimen Klastik

5. Apakah yang signifikan dalam penentuan tata nama pada “Rudaceous Rock” dari sisi
tekstural dan komposisi?

Jawaban:

Rudaceus rock merupakan batuan berkomposisi sedimen sedikitnya berkisar pada 25


% dari total volume batuan itu sendiri, dan batuan tersebt tersusun oleh partikel yang ukuran
butirannya lebih besar dari 2 mm. Jenis batuan ini berupa konglomerat (disusun oleh partikel
rounded), diamictites (disusun oleh partikel yang rounded dan angular) dan breccias/ breksi
(disusun oleh partikel yang angular).

Dari segi teksturalnya, penamaan batuan pada rudaceus rock ini didasarkan pada
ukuran butiran (partikel) penyusun batuan tersebut, misalnya grain-supported cgl untuk
konglomerat, dan mud-suppoerted cgl untuk diamictites (peably mudstone). Bentuk
pembundaran yang dimiliki oleh batuan digunakan untuk penggolongan kelas batuan itu
sendiri.

Berikut merupakan jenis batuan rudaceus rock :

1. Konglomerat

Konglomerat merupakan batuan sedimen yang diendapkan dalam permeabilitas


tinggi, namun rongga pori yang besar tersebut sangat mudah terisi oleh matriks. Berdasarkan
pada komposisi yang dimilikinya konglomerat dikelompokkan pada Agglomerates (vulcani-
clastic), Calcirudites (carbonates), silicirudites (terrigenous).

2. Diamictites

Diamictites atau ada juga yang menyebutnya dengan nama peably mudstone, batuan
ini terbentuk karena adanya mudflow pada lingkungan subaerial enviro dan underwater,
namun terkadang terbentuk juga pada lingkungan glacial.

3. Breccias
Merupakan batuan sedimen yang memiliki derjat pembundaran angular cobbles.
Batuan ini terbentuk secara tektonik dan proses sedimen. Batuan ini terbentuk pada
lingkungan asalnya (very proximal environtment) dimana sediemen yang akan terkompaksi
belum mengalami erosi, abrasi dan pembundaran.

6. Pada sandstone, apakah perbedaan mendasar sehingga dapat diklasifikasikan menjadi


kelompok “Arenites” dan “Wackes” pada klasfikasi Dott (Gilbert)?

Jawaban:

Arenit merupakan jenis batu pasir yang terbentuk dari pasir hasil transportasi dan
pengendapan oleh agen transportasi (angin, air, es, dan angen transportasi sediman lainnya)
yang pemilahan sedimennya terjadi dengan baik, yang memisahkan lumpur dan lanau
sehingga menyisakan butiran butiran pasir (Raymond, 2002). Selama proses ini terjadi,
sedimen berbutir halus disapu keluar dan akan terpisah dengan sedimen yang memiliki
ukuran butir lebih kasar, sementara sedimen yang kasar tidak ditransportasikan lagi dan akan
diendapkan pada depositional site. Arenit juga dapat berkembang dimana terjadi pelapukan,
transportasi,dan diagenesis yang menghilangkan butiran halus dan melarutkan komponen
yang mudah larut sehingga hanya meyisakan dan mengendapkan yang berukuran kasar.

Kebanyakan arenit bertekstur epiklastik, equigranular, atau equigeranular mosaic.


Berbagai jenis material semen dan matrik dapat mengikat butiran, tapi butiran juga dapat
saling terikat melalui mekanisme saling mengunci (interlocking) yang kemudian
menghasilkan rekrstalisasi pada bidang kontak antar butiran selama proses diagenesis terjadi.

Hal yang paling mecolok dari arenit adalah jenis arenit yang murni arenit kuarsa,
yangmana memiliki butiran lain selain kuarsa dengan porsi yang sangat sangat sedikit. Pasir
kuarsa murni ini berkembang dari hasil (1) extensive working dari sedimen pada source
terrane yang mengandung banyak kuarsa, (2) reworking dari material sebelumnya yang
tersortasi baik, dan merupakan mature sand, (3) deep weathering dari batuan kaya kuarsa di
wource terrane, atau (4) kombinasi dari proses proses ini.

Berikut ini adalah skema klasifikasi batu pasir arenit berdasarkan komposisinya
menurut Dott (1962 dalam Guilbert 1982) batupasir dapat dikatakan berada dalam golongan
arenite jika matriknya kurang dari 5%.

Sedangkan batuan pasir yang tergolong pada kelompok Wacke dapat hadir di
lingkungan kontinental, lingkungan transisi, dan lingkungan marin. Pada lingkungan
kontinental dapat terbentuk pada alluvial fan deposite, di fluvial channel dan pada
floodplains, dan lacustrine delta. Pada Lingkungan transisi yang mana wacke ini dapat juga
berkembang pada esturarin, delta, dan pada tidal flat-strandline type. Pada lingkungan
marine, wakce mungkin dapat terbentuk pada shelf, tapi juga pada slope (laut dalam) melalui
arus contourite dan bassin plain turbidite (endapan turbidit tergolong memiliki banyak
wacke).
Ciri batupasir ini biasanya sangat kompak karena umumnya umur tua dan telah
mengalami deep burial diagenesis. Karakterisitiknya dicirikan oleh kaya matrik (pasir halus,
lanau, dan lempung) sebagai matrik dalam klasifikasikan yang disampaikan Dott (1962 dalam
Guilbert 1982) mengandung matrik yang besarnya >5% ketika telah sementaasi dan
terlitifikasi maka akan terbentuk lebih kompak.

Secara tekstural batupasir ini tidak matang karena banyak lempungnya. dan karena
banyak lempung diperkirakan memiliki derjat pemilahan yang buruk. Maka kemungkinan
tempat kehadiran batupasir ini di alam sekitar laut dalam (daerah trench), kontinental shelves
(stable continental crust), hingga lingkungan turbidite (laut dalam). berikut ini skema
pengklasifikasian batuan pasir jenis wacke menurut Dott (1962 dalam Guilbert 1982)
batupasir dikatakan arenite jika matriknya kurang dari 5%.

7. Pada batuan yang lebih dari 50% mud, maka Lunggaerd-Samuels (Folk) membuat klasifikasi
enam jenis batuan. Berikan penjelasan!

Jawaban:

Dari klasifikasi Lunggaerd-Samuels (Folk) batuan yang memiliki komposisi utama


dimana >50% tersusun atas mud meruapakan batuan sedimen. Berikut ini enam
klasifikasinya :

o Laminated- siltstone

Mengandung lebih dari 50 % mud yang berlaminasi dan ukuran butirnya dominan silt.

o Laminated- mudshale

Mengandung lebih dari 50 % mud yang berlaminasi dan ukuran butirnya clay dan silt.

o Laminated - clayshale

Mengandung lebih dari 50 % mud yang berlaminasi dan ukuran butirnya dominan clay.

o Non-laminated-siltstone

Mengandung lebih dari 50 % mud yang tidak berlaminasi dan ukuran butirnya dominan silt

o Non-laminated-mudstone

Mengandung lebih dari 50 % mud yang tidak berlaminasi dan ukuran butirnya clay dan silt

o Non-laminated-claystone

Mengandung lebih dari 50 % mud yang tidak berlaminasi dan ukuran butirnya dominan clay.
8. Apakah yang sama dan beda pada batuan yang disebut “Diamictitie” dan “Pebbly
mudstone”?

Jawaban:

Persamaan antara “ diamictite “ dan “ pebbly mudstone “ adalah kedua jenis batuan
ini terbentuk pada lingkungan yang sama yaitu pada lingkungan subaerial enviro dan
underwater (sering diesebut Fluxoturbidites). Selain itu, kedua batuan ini mengalami
transportasi yang sama taitu melalui tranportasi glacial (es). Dan kedua batuan ini tergolong
kepada batuan rudaceus, karena memiliki ukuran butir > 2 mm.

Sedangkan perbedaan “ diamictite “ dan “ pebbly mudstone “ perbandingan fragmen


dengan supported Matrixnya. Pada batuan “ diamictite “ perbandingan gravel atau
fragmennya lebih banyak ketimbang massa dasar (matrix) mudnya dan untuk batuan “
pebbly mudstone “ , matrix mudnya lebih mendominasi atau dengan kata lain jumlah gravel
atau fragmennya lebih sedikit.

9. Pada klasifikasi Gravel-Sand-Mud diperoleh nama batuan “Sandy Conglomerate”. Berikan


deskripsi pada jenis batuan ini!

Jawaban:

Kita bisa mendeskripsikan keadaan sandy conglomerate. Diamana dalam table


tersebut dapat diketahui bahwa sandy conglomerat mengandung 75 % - 80% fragmen yang
berukuran gravel dan sisanya berkisar 20 - 25 % berukuran sand dan mud. Dengan besarnya
perbandingan antara mud dan sand adalah 1 (mud) : 9 (sand)

Dari segi tekstur Sandy conglomerate memiliki pemilahan yang buruk hal ini
ditunjukkan dengan terdapanya fragmen yang ukurannya berbeda beda terkompaksi menjadi
satu dalam batuan sandy conglomerat, memiliki kebundaran yang baik yang merupakan ciri
batuan sedimen tipe konglomerat, dan memiliki kemas yang terbuka. Tekstur dari sandy
konglomerat adalah unstratified.

C. Klasifikasi Batuan Sedimen Karbonat dan lainnya

10. Apakah klasifikasi batuan karbonat menurut Dunham (1962)? Jelaskan klasifikasi ini dalam
menentukan jenis batuan.

Jawaban:
(1). Mudstone (Mud Supported)

Merupakan jenis batuan karbonat yang mengandung unsur butiran atau fragmennya
kurang dari 10% dan fragmen tersebut berada dalam matriks yang berasal dari lumpur
karbonat yang jumlahnya sekitar 90%, ukuran butiran penyusun mudstone ini dalam kisaran
0.0625 mm

(2). Wackestone (Mud Supported)

Merupakan batuan sedimen karbonat dengan kandungan fragmennya lebih besar dari
10% dari massa batuan itu sendiri. Fragmen yang terdapat pada batuan ini di balut oleh
lumpur karbonat sebagai matriksnya dan fragmen-fragmen yang ada mengambang di dalam
matriksnya tanpa ada persinggungan antar masing-masing fragmennya.

(3). Packstone (Grain Supported)

Packstone merupakan jenis batuan karbonat yang memiliki kandungan fragmen yang
lebih banyak dibandingkan dengan mudstone dan wackestone. Artinya batuan ini
mengandung banyak fragmen sehingga memungkinkan fragmennya akn bersinggungan di
dalam matriks lumpur. Butirannya berkisar pada ukuran 2 mm hingga 0.064 mm.

(4). Grainstone (Grain Supported)

Batuan karbonat jenis ini hampir memiliki kesamaan dengan batuan peckstone, hanya
saja dalam batuan ini telah hampir didominasi oleh kandungan fragmen, sehingga lumpur
yang terakumulasi dalam batuan ini sangat sedikit sekali, bahkan dalam beberapa jenis batuan
ini tidak ditemukan lumpur sama sekali.

(5). Boundstone

Batuan jenis boundstone ini merupakan jenis batuan karbonat yang tersusun oleh
fragmen batuan sedimen asli berupa organism seperti karang dan bryozoan, dimana dalam
beberapa dari jenis batuan ini ditemukan adanya akumulasi lumpur.

(6). Crystalline karbonat

Batuan jenis ini merupakan batuan yang tersusun dari kandungan Kristal-kristal
karbonat tanpa adanya akumulasi dari lumpur maupun fragmen-fragmen sedimen.

Dalam penentuan batuan ini yang paling utama dilihat adalah jumlah akumulasi
fragment yang terkandung dalam batuan tersebut, selain itu akumulasi dari lumpur juga
memepengaruhi penamaan pada batuan karbonat ini.

11. Bagaimana kamu mengidentifikasi batuan karbonat memiliki porositas primer dan porositas
sekunder?
Jawaban:

Pada dasarnya batuan sedimen karbonat tergolong pada batuan sedimen yang
memiliki porositas yang kurang baik karena umumnya batuan ini disusun oleh material halus
yang memiliki ukuran yang hamper seragam, dimana dalam beberapa batuan sedimen
karbonat ini juga di bentuk dari Kristal-kristal karbonat yang porositasnya kurang baik.
Sehingga dalam batuan sedimen karbonat terdapat porositas primer dan porositas sekunder.

Dalam mengidentifikasi porositas sekundernya kita perlu mengidentifikasi kehadiran


rekahan-rekahan yang juga bertindak sebagai pori. Hadirnya porositas sekunder tersebut di
akibatkan oleh tenaga eksogen seperti pelarutan oleh air hujan, adanya kekar sehingga fluida
dapat masuk.

Sedangkan jika kita tidak menemukan adanya retakan, patahan maupun pori yang
disebabkn adanya pelarutan pada batuan karbonat maka itu dapat kita anggap sebagai batuan
yang memiliki porositas primer selain itu mengindentifikasi porositas primer dari batuan
karbonat juga dapat dilakukan dengan memperhatikan tekstur butiran fragment yang
menyusun batuan karbonat.

12. Bagaimana cara kamu membedakan antara (klasifikasi Grabau):

a) Calcirudite

b) Calcarenite

c) Calcisiltite

d) Calcilutite

Jawaban:

a. Calcirudite

Merupakan jenis batuan sedimen allochems yang ukuran butirnya lebih besar dari 2
mm, dan banyak butiran yang memiliki ukuran ini berkisar pada 25% dari massa batuan itu
sendiri. Batuan jenis ini digolongkan menjadi tipe batuan limestone

b. Calcarenite

Merupakan jenis batuan sedimen allochem yang ukuran butirnya berkisar pada ukuran
1/16-1/256 mm. Batuan jenis ini digolongkan menjadi tipe batuan kalsit dan limestone

c. Calcilutite

Merupakan jenis batuan sedimen allochem yang ukuran butirnya lebih kecil dari 1/256
mm.Umumnya Batuan jenis ini digolongkan menjadi tipe batuan kalsit
d. Calcisiltite

Merupakan jenis batuan sedimen allochem yang ukuran butirnya berkisar pada 1/16 - 2
mm, dan memiliki kandungan fragmen yang lumayan banyak sehingga akumulasi matrixnya
tidak lebih dari 5% dari total massa batuan . Batuan jenis ini digolongkan menjadi tipe batuan
limestone dan kalsit.

13. Berikan penjelasan tentang klasifikasi Batubara berdasarkan rasio H : C yang


dikandungnya?

Jawaban:

Secara umum batu bara digolongkan menjadi 5 bagian (dari tingkat yg paling tinngi
hingga tingkat yg rendah). Penggolongan ini menekankan pada kandungan relative antara
unsur C dan H2O, diantaranya:

a. Anthracite (C240H90O4NS)

Warna : hitam, sangat mengkilat

Kekompakan : kompak

Kandungan Karbon : sangat tinggi

Kandungan air : sangat sedikit

Kandungan abu : sangat sedikit

Kandungan sulfur : sangat sedikit

b. Bituminous (C137H97O9NS )

Warna : hitam mengkilap

Kekompakan : kurang kompak

Kandungan Karbon : relatif tinggi

Kandungan air : sedikit

Kandungan abu : sedikit

Kandungan sulfur : sedikit

c. Sub bituminous coal (C137H97O9NS )


Warna : hitam

Kekompakan : kurang kompak

Kandungan Karbon : cukup tinggi

Kandungan air : cukup Banyak

Kandungan abu : cukup Banyak

Kandungan sulfur : Sedikit

d. Lignite (brown coal)

Warna : hitam,

Kekompakan : sangat rapuh

Kandungan Karbon : sedikit

Kandungan air : tinggi

Kandungan abu : banyak

Kandungan sulfur : sedikit

e. Peat ( Gambut )

Batubara yang berpori dan belum adanya pemfosilan. diperlukan proses lebih lanjut untuk
menggunakan Gambut sebagai penghasil Energi.

Anda mungkin juga menyukai