HALAMAN JUDUL
LAPORAN
PEMBAGIAN BLOK
CONTAINER SHIP
Ahmad Rahmatullah
NRP 33311601027
i1
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027
LEMBAR PENGESAHAN
2
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah,
Pertama-tama saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas
berkat dan rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan Tugas Produksi Kapal ini. Ucapan
terima kasih saya haturkan kepada kedua orang tua saya yang selalu memberikan
semangat dan doa. Saya juga mengucapkan terima kasih sebanyak - banyaknya
kepada Ibu Tristiandinda Permata, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing saya atas
bimbingannya selama ini sehingga saya bisa menyelesaikan Tugas Produksi Kapal
ini. Juga atas waktu yang diberikan disela - sela kesibukan ibu, saya mengucapkan
banyak terima kasih. Dan tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada teman – teman
SB5 yang saling mendukung dan semua pihak yang selama ini telah membantu saya
dalam mengerjakan tugas ini.
Saya menyadari bahwa Tugas Produksi Kapal dan laporan ini masih jauh
dari sempurna, karena masih banyak kesalahan - kesalahan yang mungkin
disebabkan oleh kelalaian dan kekurang telitian saya sewaktu mengerjakan tugas
ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar tugas dan laporan selanjutnya dapat menjadi lebih baik.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi saya, teman-teman,
dan semua pihak yang memerlukannya di masa mendatang.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penyusun
Ahmad Rahmatullah
3
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027
DAFTAR ISI
4
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027
BAB 1
Pendahuluan
5
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027
produksi (mesin, peralatan, dan tenaga kerja dengan keahlian khusus) untuk
membuat suatu kelompok produk yang mempunyai keragaman dalam proses
produksinya. Satu contoh pengelompokan adalah sebagai berikut pertama adalah
process lane untu subassembly bentuk yang datar, kedua untuk subassembly bentuk
yang mempunyai kelengkungan dan ketiga untuk bentuk-bentuk yang kompleks.
Dengan pengelompokan seperti ini berarti galangan mengelompokkan proses
produksi berdasarkan kesamaan fungsi proses produksinya yang memungkinkan
pekerja berpengalaman menyelesaikan pekerjaan – pekerjaan di work station
tempat mereka bekerja, ini adalah suatu faktor yang penting untuk mencapai
produktivitas yang tinggi.
Zone Outfitting adalah teknologi kedua yang membedakan tahapan ini dan metode
tradisional. Istilah ”Zone Outfitting” berarti membagi pekerjaan ini menjadi
”Region / Zone” tidak berdasarkan system fungsinya. Karakteristik berikut dari
metode ini adalah dibaginya pekerjaan outfitting menjadi tiga tahapan yaitu :
6
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027
PWBS
PPFM
7
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027
Pada tahap ini untuk pertama kalinya spesifikasi kapal yang ditentukan sesuai
dengan kontrak / pesanan diterjemahkan dalam bentuk basic design. Spesifikasi
kapal yang dimaksudkan misalnya jenis kapal, bobot mati, kecepatan, radius
pelayaran dll. Pada basic design yang dipersiapkan antara lain :
- Lines Plan
8
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027
- General Arrangement
- Shell Expantion
- Midship Section
Mould loft adalah menggambar bentuk badan kapal maupun dalam skala 1:1
pada lantai gambar, meliputi gambar seluruh gading - gading kapal dan perletakan
senta, serta gambar bentangan dari pelat kapal.
Secara singkat fungsi dari mould loft adalah :
a. Mengolah dan memecahkan permasalahan gambar dengan skala tertentu menjadi
skala 1:1 serta membuat gambar yang berasal dari production drawing menjadi
gambar sebenarnya.
b. Lines plan
c. Midship section
9
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027
Body Plan
Pre Drawing
Trace
Plate Joint film Marking list Bending Form
Checking
Issue
Key Plan
Fairing
Working Drawing
Landing
Yard Plan
Body Plan
Mould Loft
Marking Bending
Cutting
Cutting
10
UL
1.2.3 Fabrikasi
i11
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027
Gambar 1.3. Rambu pada pada mould loft yang diberi kelebihan
12
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027
b. Proses panas (pemanasan dengan brender kemudian disiram air secara tiba –
tiba).
Pada tahap Sub Assembly, pekerjaan yang telah diselesaikan dibagian fabrikasi
diteruskan. Dari hasil pemotongan / pembentukan di bengkel fabrikasi yang berupa bracket,
wrang, face plate dan lain- lain. Digabungkan disatukan menjadi satu kesatuan bagian
konstruksi atau komponen block antara lain :
- Pemasangan stiffener pada pelat sekat.
- Pembuatan wrang.
- Penyambungan dua lembar pelat atau lebih.
- Membantu tugas bagian assembly.
Secara garis besar bagian Sub Assembly dibedakan menjadi dua bagian:
a. Fitting (penyetelan) meliputi :
- Missalignment (ketidak lurusan pelat)
- Gap atau celah
- Miss fitting (kesalahan tempat pemasangan elemen pada tempatnya)
- Missing
- Penyimpangan sudut pemasangan antara profil dengan pelat maupun dengan profilnya sendiri
b. Welding (pengelasan) meliputi :
- Perubahan bentuk dan ukuran
- Cacat
1.2.5 Assembly
Pada tahap Assembly, pekerjaan yang telah diselesaikan di bengkel Sub Assembly
digabung – gabung menjadi satu kesatuan seksi badan kapal. Pekerjaan yang dilakukan oleh
bagian assembly adalah sebagai berikut:
- Penggabungan beberapa wrang.
- Penggabungan seksi menjadi sebuah blok.
- Penggabungan dua block (grand assembly)
Dari seluruh pekerjaan dibagian assembly akan diadakan pemeriksaan oleh badan yang
berwenang di perusahaan galangan maupun oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).
Bengkel -----QC-------- QA------ KI------ Ship Owner
13
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027
Prosedur Pemeriksaan :
Plate Joint
Welding
Fitting
Structure check
Welding
Welding check
Pointing
Painting
Ke bagian erection
Akibat pengelasan akan timbul penarikan (deformasi). Biasanya deformasi ini yang
diukur adalah antara stiffener dengan stiffener atau antara penguat satu dengan penguat lainnya
misal jarak antara deck girder jarak perubahan maksimum 0,6 cm harus dilakukan perbaikan
(biasanya pemanasan). Tanda untuk margin (cadangan), Margin/cadangan adalah kelebihan
pelat yang diberikan pada setiap sambungan block atau sambungan-sambungan lain yang
dianggap perlu, umumnya ditulis + 20 + 30 + 10 dan sebagainya.
Secara garis besar bagian Assembly dibedakan menjadi tiga bagian:
a. Fitting (penyetelan) meliputi :
- Missalignment (ketidak lurusan pelat)
- Gap atau celah
- Miss fitting (kesalahan tempat pemasangan elemen pada tempatnya)
- Missing
- Penyimpangan sudut pemasangan antara profil dengan pelat maupun dengan
profilnya sendiri
b. Welding (pengelasan) meliputi :
- Perubahan bentuk dan ukuran
- Cacat
c. Marking akhir
14
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027
1.2.6 Erection
15
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027
Pada dasarnya pekerjaan Out- Fitting pada pembuatan kapal dapat dibedakan menjadi
tiga macam.
1. Unit Out- Fitting
Pipa – pipa, pompa- pompa dan komponen perlengkapan lain dirakit sebagai
bagian komponen lengkap. Hal ini dilakukan sebelum dipasang pada tempatnya di
block – block kapal, biasanya dipakai penegar.
16
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027
BAB 2
Pembangunan Blok Section
KM. PUTRA ARUDAM
17
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027
2.2.3 Fabrikasi
- Garis standart
Dipakai sebagai pedoman gambar maupun memeriksa kelurusan material
akibat deformasi yang timbul setelah pemotongan. Terdiri dari buttock line (garis
tegak), water line (garis air) dan frame (garis gading).
- Pedoman arah
o Tanda seorangan pelat dan sudut seorangan.
Tanda untuk margin (cadangan / clearance)
Adalah kelebihan pelat yang diberikan pada sambungan block
atau sambungan lain – lain yang dianggap perlu.pada umumnya
ditulis : +20, +10, +30 dan sebagainya. Dan pada markingnya harus
benar – benar diberi kelebihan 20 mm.
Tanda untuk bending
18
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027
19
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027
Gambar 2.2 Pelintang alas yang sudah diberi garis penandaan (marking).
Gambar 2.3 Profil – profil L yang sudah dipotong sesuai dengan ukurannya.
Pada tahap Sub Assembly, pekerjaan yang telah diselesaikan dibagian fabrikasi
diteruskan. Dari hasil pemotongan / pembentukan di bengkel fabrikasi yang berupa
bracket, wrang, face plate dan lain- lain. Digabungkan disatukan menjadi satu kesatuan
bagian konstruksi atau komponen block antara lain :
- Pemasangan stiffener pada pelat sekat.
- Pembuatan wrang.
- Penyambungan dua lembar pelat atau lebih.
- Membantu tugas bagian assembly.
Secara garis besar bagian Sub Assembly dibedakan menjadi dua bagian:
a. Fitting (penyetelan) meliputi :
- Missalignment (ketidak lurusan pelat).
- Gap atau celah.
- Miss fitting (kesalahan tempat pemasangan elemen pada tempatnya).
- Missing
20
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027
Dari gambar diatas terlihat bahwa pelat alas dan pelat alas dalam
yang sudah dipasang pembujur alas, digabung menjadi satu sehingga
membentuk sebuah blok kecil. Pada tahap Sub Assembly ini sudah
dilakukan pengelasan penuh baik pada pembujur alas maupun pelintang
alas.
2.2.5 Assembly
Pada tahap Assembly, pekerjaan yang telah diselesaikan di bengkel Sub
Assembly digabung – gabung menjadi satu kesatuan seksi badan kapal.
Pekerjaan yang dilakukan oleh bagian assembly adalah sebagai berikut:
- Penggabungan beberapa wrang.
- Penggabungan seksi menjadi sebuah blok.
- Penggabungan dua block (grand assembly).
Dari seluruh pekerjaan dibagian assembly akan diadakan pemeriksaan oleh
badan yang berwenang di perusahaan galangan maupun oleh Biro Klasifikasi Indonesia
(BKI).
Bengkel -----QC-------- QA------ KI------ Ship Owner
Prosedur Pemeriksaan
21
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027
22
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027
Gambar 2.6 Seksi seksi yang sudah jadi kemudian digabungkan menjadi satu.
2.2.6 Erection
Penggabungan masing – masing blok divisi menjadi satu kesatuan bentuk kapal
yang utuh, dimana desain sudah berupa bentuk 3D. Dalam gambar tersebut meliputi
seluruh kontruksi kapal.
Untuk dapat menentukan berat blok dan masing – masing blok panjangnya tidak
boleh melebihi 10 m, apabila melebihi 10 m, maka harus dibuat menjadi blok baru.
Di dasarkan pada jumlah material yang akan di marking dan akan di cutting.
2.4.2 Sub-Assembly
Di dasarkan pada jumlah komponen yang akan di las hingga menjadi sebuah
part.
23
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027
2.4.3 Assembly
Di dasarkan pada jumlah part yang akan di las hingga menjadi sebuah blok
divisi.
2.4.4 Errection
Di dasarkan pada jumlah blok divisi yang akan di las hingga menjadi bentuk
kapal yang sudah jadi.
24
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027
LAMPIRAN
Perhitungan Berat Blok
25
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027
26
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027
27
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027
28
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027
29
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027
30
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027
31
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027
32