Anda di halaman 1dari 32

UL

HALAMAN JUDUL

LAPORAN
PEMBAGIAN BLOK
CONTAINER SHIP

Ahmad Rahmatullah
NRP 33311601027

Dosen Mata Kuliah


TRISTIANDINDA PERMATASARI, ST., MT

Jurusan Teknik Bangunan Kapal


Prodi D3 Teknik Bangunan Kapal
POLITEKNIK NEGERI MADURA
2019

i1
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027

LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS PRODUKSI KAPAL

Nama : Ahmad Rahmatullah


NRP : 33311601027
Jurusan : Teknik Bangunan Kapal
Dosen : Tristiandinda Permata, S.T., M.T.

Dengan ini menyatakan bahwa telah menyelesaikan Tugas Produksi Kapal


dengan materi Pembagian Blok. Dan telah disetujui dan disahkan oleh dosen
pembimbing pada tanggal ................ 2019.

Dosen Pembimbing Diselesaikan oleh

TRISTIANDINDA PERMATA, S.T., M.T. AHMAD RAHMATULLAH


NIP : - NRP : 33311601025

2
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah,
Pertama-tama saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas
berkat dan rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan Tugas Produksi Kapal ini. Ucapan
terima kasih saya haturkan kepada kedua orang tua saya yang selalu memberikan
semangat dan doa. Saya juga mengucapkan terima kasih sebanyak - banyaknya
kepada Ibu Tristiandinda Permata, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing saya atas
bimbingannya selama ini sehingga saya bisa menyelesaikan Tugas Produksi Kapal
ini. Juga atas waktu yang diberikan disela - sela kesibukan ibu, saya mengucapkan
banyak terima kasih. Dan tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada teman – teman
SB5 yang saling mendukung dan semua pihak yang selama ini telah membantu saya
dalam mengerjakan tugas ini.
Saya menyadari bahwa Tugas Produksi Kapal dan laporan ini masih jauh
dari sempurna, karena masih banyak kesalahan - kesalahan yang mungkin
disebabkan oleh kelalaian dan kekurang telitian saya sewaktu mengerjakan tugas
ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar tugas dan laporan selanjutnya dapat menjadi lebih baik.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi saya, teman-teman,
dan semua pihak yang memerlukannya di masa mendatang.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Penyusun

Ahmad Rahmatullah

3
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................................... 1


LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................................. 2
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 3
DAFTAR ISI .................................................................................................................................... 4
BAB 1 ............................................................................................................................................... 5
1.1 Teknologi Produksi Pembangunan Kapal ................................................................... 5
1.2 Tahapan Proses Produksi Pembangunan Kapal......................................................... 7
1.2.1 Persiapan Produksi ................................................................................................... 8
1.2.2 Mould Loft ................................................................................................................. 9
1.2.3 Fabrikasi .................................................................................................................. 11
1.2.4 Sub Assembly .......................................................................................................... 13
1.2.5 Assembly .................................................................................................................. 13
1.2.6 Erection .................................................................................................................... 15
1.2.7 Out – Fitting ............................................................................................................. 16
BAB 2 ............................................................................................................................................. 17
2.1 Data Ukuran Utama Kapal ......................................................................................... 17
2.2 Langkah – Langkah Pekerjaan .................................................................................. 17
2.2.1 Perhitungan Berat Block ........................................................................................ 17
2.2.2 Blok Divisi ................................................................................................................ 17
2.2.3 Fabrikasi .................................................................................................................. 18
2.2.4 Sub Assembly ........................................................................................................... 20
2.2.5 Assembly .................................................................................................................. 21
2.2.6 Erection .................................................................................................................... 23
2.3 Dasar Penggambaran Blok Divisi .............................................................................. 23
2.4 Perhitungan Jumlah Pekerjaan .................................................................................. 23
2.4.1 Pre-Fabrikasi ........................................................................................................... 23
2.4.2 Sub-Assembly .......................................................................................................... 23
2.4.3 Assembly .................................................................................................................. 24
2.4.4 Errection .................................................................................................................. 24

4
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027

BAB 1
Pendahuluan

1.1 Teknologi Produksi Pembangunan Kapal

Pada dasarnya pembangunan teknologi produksi kapal dapat dibagi menjadi


empat tahapan. Berdasarkan teknologi yang digunakan pada proses construction
dan outfitting ( Chirillo 1993 ). Adapun tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

A. Conventional Construction and Outfitting


Tahapan pertama ini diberi nama tahapan system karena pekerjaan produksi
terpusat pada masing – masing system fungsional. Kapal direncanakan dan
dibangun sebagai suatu system pertama lunas diletakkan, kemudian gading –
gading dipasang dan kulitnya, bidang badan kapal ( Hull ) hampir selesai, pekerjaan
outfitting dimulai.

B. Hull Block Construction Method and Pre Outfitting


Tahapan ini dimulai dengan dipakainya teknologi pengelasan pada
pembuatan kapal. Proses pembuatan kapal menjadi pembuatan block – block atau
seksi – seksi yang dilas, seperti seksi geladak dan kulit dll, yang kemudian dirakit
menjadi badan kapal. Perubahan ini diikuti dengan perubahan pada pekerjaan
sudah jadi, perubahan ini dikenal dengan sebutan ”Pre Outfitting”. Tahapan kedua
ini masih memperhitungkan tahapan tradisional pekerjaan pengelasan banyak
dilakukan di bengkel dengan kondisi lingkungan kerja yang lebih nyaman.
Pekerjaan pengelasan sudah mulai dilakukan dengan mesin las semi otomatis
dengan posisi mendatar (Down Hand), sehingga pekerjaan pengelasan posisi diatas
kepala (Over Head) dapat dikurangi.

C. Process Lane Hull Construction and Zone Outfitting


Tahapan berikut ini diberi nama “ Zone / Area “. Kebanyakan galangan di
Jepang dan Eropa menggunakan system ini, evolusi dari teknologi pembanguan
kapal modern dari metode tradisional dimulai pada tahap ini. Process Lane dari segi
produktivitas adalah suatu seri “Work Station“ yang dilengkapi dengan fasilitas

5
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027

produksi (mesin, peralatan, dan tenaga kerja dengan keahlian khusus) untuk
membuat suatu kelompok produk yang mempunyai keragaman dalam proses
produksinya. Satu contoh pengelompokan adalah sebagai berikut pertama adalah
process lane untu subassembly bentuk yang datar, kedua untuk subassembly bentuk
yang mempunyai kelengkungan dan ketiga untuk bentuk-bentuk yang kompleks.
Dengan pengelompokan seperti ini berarti galangan mengelompokkan proses
produksi berdasarkan kesamaan fungsi proses produksinya yang memungkinkan
pekerja berpengalaman menyelesaikan pekerjaan – pekerjaan di work station
tempat mereka bekerja, ini adalah suatu faktor yang penting untuk mencapai
produktivitas yang tinggi.

Zone Outfitting adalah teknologi kedua yang membedakan tahapan ini dan metode
tradisional. Istilah ”Zone Outfitting” berarti membagi pekerjaan ini menjadi
”Region / Zone” tidak berdasarkan system fungsinya. Karakteristik berikut dari
metode ini adalah dibaginya pekerjaan outfitting menjadi tiga tahapan yaitu :

- On Unit : Pekerjaan outfitting komponen- komponen badan kapal ada pada


tahap assembly.
- On Block : Outfitting yang dilakukan pada penyambungan blok badan kapal.
-On Board : Pekerjaan outfitting pada tahap errection dan setelah peluncuran.

6
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027

Lingkup pekerjaan dapat dikelompokkan seperti gambar dibawah ini :

PWBS

PPFM

HBCM ZOFM ZPTM

HBCM : Hull Block Construction Method


ZOFM : Zone Outfitting Method
ZPTM : Zone Painting Method
PPFM : Pipe Piece Family Manufacturing
Gambar 1.1 Komponen Product Oriented work Breakdown Structure

D. Integrated Hull Construction, Outfitting and Painting ( IHOP )


Tahapan keempat ini merupakan teknologi yang paling mutakhir dalam
pembangunan sebuah kapal, dimana proses pembuatan badan kapal (Hull
Construction) sudah diintegrasikan secara maksimal dengan pekerjaan
perlengkapan kapal (Outfitting) dan pengecatan (Painting) pada setiap zone / area /
stage. Teknologi ini merupakan pengembangan dari teknologi produksi tahapan
ketiga, dengan semakin sempurnanya standar – standar kerja dan semakin
konsistennya pada proses produksi., kegiatan produksi berlangsung secara
konsisten dan sempurna, dengan tingkat kesalahan dan penyimpangan yang sangat
kecil.
1.2 Tahapan Proses Produksi Pembangunan Kapal

Pembangunan kapal merupakan kegiatan yang dilakukan mulai dari


perencanaan kapal sampai dengan penyerahan produk kapal kepada pemilik kapal.
Pembangunan kapal itu dilakukan melalui suatu tahapan proses yang tergantung dari
metode yang digunakan dalam pembangunan tersebut.

7
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027

Dalam pembuatan kapal diperlukan beberapa tahapan proses produksi yang


terdiri dari (Soejitno, Perencanaan Pembangunan Kapal, 1993) :
1. Persiapan produksi : perancangan dan persiapan gambar kerja,
penyimpangan dan pemeriksaan material, persiapan tenaga kerja, dll.
2. Mould loft : pembuatan mal atau benda kerja
3. Fabrikasi : identifikasi material, marking cutting dan forming
4. Sub Assembly / Assembly : fitting dan welding
5. Erection : penggabungan seksi/block menjadi kapal
Untuk mendapatkan gambaran tentang tahap-tahap produksi tersebut,
dijelaskan dalam sub bab secara singkat sebagai berikut :

1.2.1 Persiapan Produksi

Tahap persiapan produksi merupakan awal yang harus dilakukan sebelum


melakukan proses produksi. Tujuan dari tahap ini yaitu mengatur keadaan-keadaan
sehingga pada waktu yang ditentukan pekerjaan pembangunan kapal dapat
dilaksanakan dan ditetapkan. Ruang lingkup tahap ini yaitu :
- Dokumen produksi (umum) yang meliputi gambar dan daftar material,
perkiraan kebutuhan tenaga kerja dan perkiraan kebutuhan material.
- Tenaga kerja yang terlibat dalam kaitannya dengan kualifikasi dan jumlah tenaga
kerja dan pekerjaan lain.
- Material yang dipersiapkan dengan mempertimbangkan : keadaan atau stok
gudang pemakaian material untuk pekerjaan sekarang, pemesanan/pembelian
material dari luar (jumlah dan waktu pembelian)
- Fasilitas dan sarana produksi yang meliputi : kemampuan bengkel produksi,
kapasitas mesin-mesin, alat-alat angkat yang tersedia (jumlah, kapasitas, macam
dan tempat) keadaan building berth/floating dock.

Pada tahap ini untuk pertama kalinya spesifikasi kapal yang ditentukan sesuai
dengan kontrak / pesanan diterjemahkan dalam bentuk basic design. Spesifikasi
kapal yang dimaksudkan misalnya jenis kapal, bobot mati, kecepatan, radius
pelayaran dll. Pada basic design yang dipersiapkan antara lain :
- Lines Plan

8
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027

- General Arrangement
- Shell Expantion
- Midship Section

Pekerjaan selanjutnya adalah planning yang merupakan pembuatan rencana


produksi yang terdiri dari :
- Pembuatan Schedule pembanguanan (penjadwalan tiap tahap dan
keseluruhan)
- Alokasi standart kerja (kebutuhan dan kualitas tenaga kerja)
- Perkiraan peralatan yang dibutuhkan Sub Kontraktor

1.2.2 Mould Loft

Mould loft adalah menggambar bentuk badan kapal maupun dalam skala 1:1
pada lantai gambar, meliputi gambar seluruh gading - gading kapal dan perletakan
senta, serta gambar bentangan dari pelat kapal.
Secara singkat fungsi dari mould loft adalah :
a. Mengolah dan memecahkan permasalahan gambar dengan skala tertentu menjadi
skala 1:1 serta membuat gambar yang berasal dari production drawing menjadi
gambar sebenarnya.

b. Membuat rambu atau mal.

c. Mengadakan survey bila terjadi permasalahan di bengkel produksi.


Pedoman dalam penggambaran mould loft diambil dari :
a. General arrangement

b. Lines plan

c. Midship section

d. Gambar lengkap untuk butt weld

e. Gambar penegar lengkap dengan lubang scuppernya

9
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027

Urutan kerja di Mould Loft


Working Drawing

Body Plan

Pre Drawing
Trace
Plate Joint film Marking list Bending Form

Checking

Issue

Key Plan

Fairing

Working Drawing
Landing

Yard Plan
Body Plan

Mould Loft

Plate Joint film Marking List Bending Form

Marking Bending

Cutting

Cutting

Gambar 1.2. Urutan kerja mould loft

10
UL

1.2.3 Fabrikasi

Jenis pekerjaan pada tahap fabrikasi ini meliputi :


1. Pembersihan pelat
2. Pelurusan pelat (straightening)
3. Marking
- Marking yaitu penandaan / penggambaran pada pelat / profil dengan skala satu
banding satu. Data diperoleh dari gambar produksi / gambar kerja dan dari mould loft.
- Pada setiap bagian dari material yang telah ditandai harus diberi nama yang jelas agar
tidak tertukar atau keliru pada saat perakitan. Nama tersebut disediakan dengan kode
yang tercantum pada material list atau marking list. Sebelum dilakukan pekerjaan
selanjutnya, diperlukan pemeriksaan marking serta ukurannya Quality Control (QC)
agar ketepatan lebih terjamin sehingga menghindari kesalahan dalam pemotongan.
Prosedur pekerjaan marking antara lain :
a. Peletakan material di atas lantai kerja
b. Rencana pemotongan (Cutting Plan)
c. Persiapan alat – alat kerja.
d. Pelaksanaan marking meliputi
 Garis standart
Dipakai sebagai pedoman gambar maupun memeriksa kelurusan material akibat
deformasi yang timbul setelah pemotongan. Terdiri dari buttock line (garis tegak), water line
(garis air) dan frame (garis gading)
 Pedoman arah.

 Tanda serongan pelat dan sudut serongan.

 Tanda untuk margin (cadangan / clearance)


Adalah kelebihan pelat yang diberikan pada sambungan block atau
sambungan lainnya yang dianggap perlu.pada umumnya ditulis : +20, +10, +30 dan
sebagainya. Dan pada markingnya harus benar – benar diberi kelebihan 20 mm.

i11
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027

Gambar 1.3. Rambu pada pada mould loft yang diberi kelebihan

Gambar 1.4. Marking yang diberi kelebihan +20



 Tanda untuk bending.

 Membuat garis lurus.

 Tanda garis potong


 Tanda garis potong dimaksud sebagai petunjuk pelaksanaan pemotongan. Agar bagian
yang akan dipotong tampak lebih jelas, maka pada sisi dari marking diberi tanda
dengan cat.

4. Pemberian nama pada material.


5. Cutting.
- Pemotongan dapat dilakukan dengan cara mechanical cutting yaitu dengan mesin
potong misalnya : guillotinr shears, press shears dan disk shears maupun gas cutting
dengan menggunakan panas pembakaran misalnya burn cutting, melt cutting, plasma
cutting.
6. Forming
- Pelat yang sudah dipotong sebagian ada yang memerlukan proses pembentukan,
dimana pelaksanaannya dapat dilakukan dengan cara :
a. Proses dingin (menggunakan mesin bending)

12
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027

b. Proses panas (pemanasan dengan brender kemudian disiram air secara tiba –
tiba).

1.2.4 Sub Assembly

Pada tahap Sub Assembly, pekerjaan yang telah diselesaikan dibagian fabrikasi
diteruskan. Dari hasil pemotongan / pembentukan di bengkel fabrikasi yang berupa bracket,
wrang, face plate dan lain- lain. Digabungkan disatukan menjadi satu kesatuan bagian
konstruksi atau komponen block antara lain :
- Pemasangan stiffener pada pelat sekat.
- Pembuatan wrang.
- Penyambungan dua lembar pelat atau lebih.
- Membantu tugas bagian assembly.
Secara garis besar bagian Sub Assembly dibedakan menjadi dua bagian:
a. Fitting (penyetelan) meliputi :
- Missalignment (ketidak lurusan pelat)
- Gap atau celah
- Miss fitting (kesalahan tempat pemasangan elemen pada tempatnya)
- Missing
- Penyimpangan sudut pemasangan antara profil dengan pelat maupun dengan profilnya sendiri
b. Welding (pengelasan) meliputi :
- Perubahan bentuk dan ukuran
- Cacat

1.2.5 Assembly

Pada tahap Assembly, pekerjaan yang telah diselesaikan di bengkel Sub Assembly
digabung – gabung menjadi satu kesatuan seksi badan kapal. Pekerjaan yang dilakukan oleh
bagian assembly adalah sebagai berikut:
- Penggabungan beberapa wrang.
- Penggabungan seksi menjadi sebuah blok.
- Penggabungan dua block (grand assembly)
Dari seluruh pekerjaan dibagian assembly akan diadakan pemeriksaan oleh badan yang
berwenang di perusahaan galangan maupun oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).
Bengkel -----QC-------- QA------ KI------ Ship Owner

13
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027

Prosedur Pemeriksaan :

Plate Joint

Welding

Fitting

Structure check

Welding

Welding check

Pointing

Painting

Ke bagian erection

Gambar 1.5. Alur pemeriksaan

Akibat pengelasan akan timbul penarikan (deformasi). Biasanya deformasi ini yang
diukur adalah antara stiffener dengan stiffener atau antara penguat satu dengan penguat lainnya
misal jarak antara deck girder jarak perubahan maksimum 0,6 cm harus dilakukan perbaikan
(biasanya pemanasan). Tanda untuk margin (cadangan), Margin/cadangan adalah kelebihan
pelat yang diberikan pada setiap sambungan block atau sambungan-sambungan lain yang
dianggap perlu, umumnya ditulis + 20 + 30 + 10 dan sebagainya.
Secara garis besar bagian Assembly dibedakan menjadi tiga bagian:
a. Fitting (penyetelan) meliputi :
- Missalignment (ketidak lurusan pelat)
- Gap atau celah
- Miss fitting (kesalahan tempat pemasangan elemen pada tempatnya)
- Missing
- Penyimpangan sudut pemasangan antara profil dengan pelat maupun dengan
profilnya sendiri
b. Welding (pengelasan) meliputi :
- Perubahan bentuk dan ukuran
- Cacat
c. Marking akhir

14
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027

1.2.6 Erection

Erection merupakan pekerjaan pembangunan badan kapal yang terakhir. Pada


pekerjaan ini blok - blok yang telah selesai dikerjakan oleh bagian assembly digabung
(disambung / joint) menjadi satu sehingga terbentuklah badan kapal secara keseluruhan. Dalam
penggabungan block satu dengan block lainnya diperlukan pekerjaan awal yaitu pemasangan
kupingan, papan pranca, penandaan dll.
Secara garis besar pekerjaan pada bagian erection dapat digolongkan sebagai berikut:
- Preparation, meliputi pekerjaan pemasangan kupingan, guide plate, marking dan
pemasangan papan-papan pranca.
- Adjusting, meliputi pekerjaan leveling, atau penyamaan, cutting of allowance.
- Fitting atau penyetelan dimana pada pekerjaan ini dibutuhkan peralatan seperti gerinda,
gajung dll. serta dilaksanakan pekerjaan heating untuk menghilangkan deformasi atau
tegangan sisa setelah terjadi pengelasan.
- Welding.atau proses pengelasan.

Rencana pengedokan (docking plan)


Dalam pengedokan perlu merencanakan dengan baik meliputi:
1. Marking posisi ganjel dilantai dock.
2. Meletakkan ganjel-ganjel (umumnya tepat pada gading-gading, gading besardan side
girder) dan juga harus tepat pada center kapal.
3. Menentukan ketinggian ganjel dan jarak antar ganjel.
4. Fitting.
5. Pemasangan stopper dengan kemiringan 60° sebelum dilaksanakn peletakan ganjel -
ganjel dilaksanakan adjusting (pelurusan).
Gambar-gambar yang diperlukan dalam proses docking antara lain:
1. Docking Plan
2. Working drawing (untuk pekerjaan lanjutan).
3. Marking list (untuk pekerjaan lanjutan).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap erection adalah :
a. Kelurusan dan kerataan dari wooden blok. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan
water pass
b. Kelurusan kedudukan blok berdasarkan standart line (buttock line, water line, frame)
yang telah ditentukan terhadap standart dok.

15
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027

c. Pemotongan terhadap margin (toleransi ukuran yang diberikan untuk menghindari


kesalahan potong, deformasi dan lain-lain) dilaksanakan setelah kedudukan block satu
dengan lainnya tepat pada posisinya.
d. Lifting eye dilepas setelah block sudah menyambung dengan baik.

1.2.7 Out – Fitting

Pada dasarnya pekerjaan Out- Fitting pada pembuatan kapal dapat dibedakan menjadi
tiga macam.
1. Unit Out- Fitting
Pipa – pipa, pompa- pompa dan komponen perlengkapan lain dirakit sebagai
bagian komponen lengkap. Hal ini dilakukan sebelum dipasang pada tempatnya di
block – block kapal, biasanya dipakai penegar.

2. Open Air Out- Fitting


Cara yang digunakan untuk memasang mesin utama, mesin bantu, perlengkapan
tangki – tangki dan bagian – bagiannya kedalam block kapal dengan melalui lubang
harus tetap terbuka sehingga mesin dan peralatan dapat terpasang.
3. Block Out- Fitting
Sebelum block – block atau seksi – seksi bangunan kapal dari pekerjaan Out-
Fitting mengalami proses erection di building berth, perlengkapan kapal dan pekerjaan
Out- Fitting dipasang sebanyak mungkin pada seksi – seksi atau block – block, dengan
pertimbangan tidak menggangu pekerjaan errection.

16
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027

BAB 2
Pembangunan Blok Section
KM. PUTRA ARUDAM

2.1 Data Ukuran Utama Kapal

Nama Kapal : PUTRA ARUDAM


Lpp : 90. m
Lwl : 91.8 m
B : 16 m
H : 8 m
T : 5 m
Cb : 0.72
Cbwl : 0.698893
Cp : 0.73
Cm : 0.986
Lcb : 1.37259 m
Radius : 1016 mil laut
Vs : 12 knot
: 6,173 m/s
L konst : 89. 046 m
Type Kapal : Container Ship
Konstuksi : Melintang

2.2 Langkah – Langkah Pekerjaan

2.2.1 Perhitungan Berat Block

Melakukan perhitungan terhadap berat dimasing – masing blok kapal. Dihitung


mulai dari ceruk buritan sampai dengan ceruk haluan, dimana masing – masing blok
tersebut maksimal memiliki berat 300 ton. Perhitungan tersebut meliputi seluruh
kontruksi yang berada di blok tersebut.
2.2.2 Blok Divisi

Pembagian kapal berdasarkan masing – msaing blok yang dihitung per


masing – masing panjang plat, dimana pembagian tersebut dibagi menjadi ceruk
buritan, kamar mesin, ruang muat, ceruk haluan.

17
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027

2.2.3 Fabrikasi

Jenis pekerjaan pada tahap fabrikasi ini meliputi :


1. Pembersihan pelat.
2. Pelurusan pelat ( straightening ).
3. Marking.
- Marking yaitu penandaan / penggambaran pada pelat / profil dengan skala
satu banding satu. Data diperoleh dari gambar produksi/ gambar kerja dan
dari mould loft.
- Pada setiap bagian dari material yang telah ditandai harus diberi nama yang
jelas agar tidak tertukar atau keliru pada saat perakitan. Nama tersebut
disediakan dengan kode yang tercantum pada material list atau marking list.
Sebelum dilakukan pekerjaan selanjutnya, diperlukan pemeriksaan marking
serta ukurannya Quality Control (QC) agar ketepatan lebih terjamin sehingga
menghindari kesalahan dalam pemotongan.

Prosedur pekerjaan marking antara lain :


a. Peletakan material di atas lantai kerja.
b. Rencana pemotongan (Cutting Plan).
c. Persiapan alat – alat kerja.
d. Pelaksanaan marking meliputi.


- Garis standart
Dipakai sebagai pedoman gambar maupun memeriksa kelurusan material
akibat deformasi yang timbul setelah pemotongan. Terdiri dari buttock line (garis
tegak), water line (garis air) dan frame (garis gading).

- Pedoman arah
o Tanda seorangan pelat dan sudut seorangan.
 Tanda untuk margin (cadangan / clearance)
Adalah kelebihan pelat yang diberikan pada sambungan block
atau sambungan lain – lain yang dianggap perlu.pada umumnya
ditulis : +20, +10, +30 dan sebagainya. Dan pada markingnya harus
benar – benar diberi kelebihan 20 mm.
 Tanda untuk bending

18
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027

 Membuat garis lurus


o Tanda garis potong
 Sebagai petunjuk pelaksanaan pemotongan. Agar bagian
yang akan dipotong tampak lebih jelas, maka pada sisi dari
marking diberi tanda dengan cat.
4. Pemberian nama pada material.
5. Cutting.
- Pemotongan dapat dilakukan dengan cara mechanical cutting ( yaitu dengan
mesin potong misalnya : guillotine shears, press shears dan disk shears
maupun gas cutting dengan menggunakan panas pembakaran misalnya burn
cutting, melt cutting, plasma cutting.
6. Forming.
- Pelat yang sudah dipotong sebagian ada yang memerlukan proses
pembentukan, dimana pelaksanaannya dapat dilakukan dengan cara :
o Proses dingin (menggunakan mesin bending).
o Proses panas (pemanasan dengan brender kemudian disiram air
secara tiba – tiba).

Gambar 2.1 Pelat yang sudah diberi garis penandaan (marking)

Kemudian pelintang alas juga diberi penandaan untuk penempatan


profil – profil L.

19
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027

Gambar 2.2 Pelintang alas yang sudah diberi garis penandaan (marking).

Untuk profil – profil L yang akan digunakan dipotong sesuai dengan


ukuran yang akan dibuat.

Gambar 2.3 Profil – profil L yang sudah dipotong sesuai dengan ukurannya.

2.2.4 Sub Assembly

Pada tahap Sub Assembly, pekerjaan yang telah diselesaikan dibagian fabrikasi
diteruskan. Dari hasil pemotongan / pembentukan di bengkel fabrikasi yang berupa
bracket, wrang, face plate dan lain- lain. Digabungkan disatukan menjadi satu kesatuan
bagian konstruksi atau komponen block antara lain :
- Pemasangan stiffener pada pelat sekat.
- Pembuatan wrang.
- Penyambungan dua lembar pelat atau lebih.
- Membantu tugas bagian assembly.
Secara garis besar bagian Sub Assembly dibedakan menjadi dua bagian:
a. Fitting (penyetelan) meliputi :
- Missalignment (ketidak lurusan pelat).
- Gap atau celah.
- Miss fitting (kesalahan tempat pemasangan elemen pada tempatnya).
- Missing

20
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027

- Penyimpangan sudut pemasangan antara profil dengan pelat maupun


dengan profilnya sendiri.
b. Welding (pengelasan) meliputi :
- Perubahan bentuk dan ukuran
- Cacat

Gambar 2.4 Blok DBC yang sudah selesai dipasang.

Dari gambar diatas terlihat bahwa pelat alas dan pelat alas dalam
yang sudah dipasang pembujur alas, digabung menjadi satu sehingga
membentuk sebuah blok kecil. Pada tahap Sub Assembly ini sudah
dilakukan pengelasan penuh baik pada pembujur alas maupun pelintang
alas.
2.2.5 Assembly
Pada tahap Assembly, pekerjaan yang telah diselesaikan di bengkel Sub
Assembly digabung – gabung menjadi satu kesatuan seksi badan kapal.
Pekerjaan yang dilakukan oleh bagian assembly adalah sebagai berikut:
- Penggabungan beberapa wrang.
- Penggabungan seksi menjadi sebuah blok.
- Penggabungan dua block (grand assembly).
Dari seluruh pekerjaan dibagian assembly akan diadakan pemeriksaan oleh
badan yang berwenang di perusahaan galangan maupun oleh Biro Klasifikasi Indonesia
(BKI).
Bengkel -----QC-------- QA------ KI------ Ship Owner
Prosedur Pemeriksaan

21
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027

Gambar 2.5. Alur pemeriksaan.

Akibat pengelasan akan timbul penarikan (deformasi). Biasanya deformasi


ini yang diukur adalah antara stiffener dengan stiffener atau antara penguat satu
dengan penguat lainnya misal jarak antara deck girder jarak perubahan maksimum
0,6 cm harus dilakukan perbaikan (biasanya pemanasan). Tanda untuk margin
(cadangan), Margin/cadangan adalah kelebihan pelat yang diberikan pada setiap
sambungan block atau sambungan-sambungan lain yang dianggap perlu, umumnya
ditulis + 20 + 30 + 10 dan sebagainya.
Secara garis besar bagian Assembly dibedakan menjadi tiga bagian:
- Fitting (penyetelan) meliputi :
o Missalignment (ketidak lurusan pelat).
o Gap atau celah.
o Miss fitting ( kesalahan tempat pemasangan elemen pada
tempatnya ).
o Missing.
o Penyimpangan sudut pemasangan antara profil dengan pelat maupun
dengan profilnya sendiri.
- Welding (pengelasan) meliputi :
o Perubahan bentuk dan ukuran.
o Cacat.
- Marking akhir.

22
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027

Gambar 2.6 Seksi seksi yang sudah jadi kemudian digabungkan menjadi satu.

2.2.6 Erection

Penggabungan masing – masing blok divisi menjadi satu kesatuan bentuk kapal
yang utuh, dimana desain sudah berupa bentuk 3D. Dalam gambar tersebut meliputi
seluruh kontruksi kapal.

2.3 Dasar Penggambaran Blok Divisi

Untuk dapat menentukan berat blok dan masing – masing blok panjangnya tidak
boleh melebihi 10 m, apabila melebihi 10 m, maka harus dibuat menjadi blok baru.

2.4 Perhitungan Jumlah Pekerjaan


2.4.1 Pre-Fabrikasi

Di dasarkan pada jumlah material yang akan di marking dan akan di cutting.

2.4.2 Sub-Assembly

Di dasarkan pada jumlah komponen yang akan di las hingga menjadi sebuah
part.

23
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027

2.4.3 Assembly

Di dasarkan pada jumlah part yang akan di las hingga menjadi sebuah blok
divisi.

2.4.4 Errection

Di dasarkan pada jumlah blok divisi yang akan di las hingga menjadi bentuk
kapal yang sudah jadi.

24
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027

LAMPIRAN
Perhitungan Berat Blok

25
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027

26
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027

27
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027

28
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027

29
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027

30
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027

31
PEMBAGIAN BLOK“KM. P.ARUDAM” A.Rahmatullah
33311601027

32

Anda mungkin juga menyukai