Anda di halaman 1dari 58

Pengantar Astrofisika

M
at
er
i3

Fotometri Bintang

Drs. Wildian, M.Si


wildian_unand@yahoo.com

Program Studi Fisika


Universitas Andalas
2014
9/28/2014 1
What is Photometry?
• The most fundamental information we can measure about celestial objects
past our solar system is the amount of energy, in the form of electromagnetic
radiation, that we receive from that object. This quantity we will call the flux.

• The science of measuring the flux we receive from celestial objects is called
photometry. As we will see, photometry usually refers to measurements of flux
over broad wavelength bands of radiation.

• Measurement of flux, when coupled with some estimate of the distance to an


object, can give us information on the total energy output of the object (its
luminosity), the object’s temperature, the object’s size, and other physical
properties of a star.

• Usually, photometry refers to measurement over large wavelength bands of


radiation; when not only the amount of radiation but also its spectral
distribution are measured, the term spectrophotometry is used.
9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 3
Astronomi Pengamatan
• Berdasarkan gambar (foto) di samping,
anda mungkin akan menyimpulkan bahwa
bintang-bintang itu, ketika dilihat dari
Bumi, memiliki:
 Kecerlangan (brightness) yang berbeda-
beda (ada yang terang dan ada pula yang
redup).
 Warna yang berbeda-beda (kuning, biru,
merah, putih, …).
 Ukuran yang berbeda-beda (besar,
sangat besar, kecil, sangat kecil).
• Tapi, apakah gambar tersebut dapat
• OBSERVATIONAL ASTRONOMY
memberikan informasi tentang:
 Berapa jauh jaraknya dari Bumi?
becomes SCIENCE only when we
 Berapa besar (nilai) kecerlangan dan ukuran
can start to answer questions
bintang-bintang itu sesungguhnya? quantitatively: How far away is the
 Kenapa warnanya berbeda-beda? object? How much energy does it
emit? How hot is it? 4
Metode Pengukuran Jarak Bintang
• Ada beberapa cara (metode) untuk menentukan jarak suatu benda langit, di
antaranya:

a. Untuk bintang-bintang dekat:


 metode paralaks trigonometri

b. Untuk bintang-bintang jauh:


 metode paralaks spektroskopik
 metode Hubungan Periode-Luminositas
 metode Tully Fisher, dan
 metode Hukum Hubble.

9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 5
Metode Paralaks Trigonometri
Bintang jauh (bintang latarbelakang)
• Nama lainnya:
Paralaks tahunan (annual parallax).

• Prinsip dasarnya: Bintang dekat


Pengukuran sudut (the angular yang tampak
di langit pada Bintang dekat
measurement) pergeseran bintang-
Januari Bintang dekat
dekat ketika diamati dari dua lokasi
(misalnya). yang terlihat
yang diametral pada orbit Bumi.
Kedua posisi ini terpisah sejauh di langit pada
Juli.
enam bulan peredaran Bumi
mengelilimgi Matahari, sehingga
suatu bintang dekat akan terlihat
bergeser/ berpindah dengan jarak
perpindahan yang maksimum.

9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 6
Sudut Paralaks dalam Derajat
Pergeseran/ perpindahan maksimum
• Besar sudut paralaks (p) bintang
yang diamati sama dengan setengah
kali sudut yang menyebabkan
bintang itu terlihat bergeser hingga
ke jarak maksimumnya.

p  12 q …. (1)

• Jika jarak planet ke Matahari adalah


r, maka secara trigonometri berlaku: © 2014 Wildian_Fisika-Universitas Andalas
q

r
tan p  …. (2)
d
dengan p dinyatakan dalam derajat (⁰).
r 7
Sudut Paralaks dalam Radian

• Jarak Matahari-bintang (d) jauh lebih besar dari pada jarak Matahari-
planet (r): d >> r. Akibatnya, nilai sudut paralaks p menjadi sangat kecil,
sehingga secara pendekatan: tan p ≈ p. Jadi, untuk sudut paralaks p yang
sangat kecil dapat ditulis hubungan antara p, r, dan d sebagai:

r
p  …. (3)
d
dengan p dinyatakan dalam radian (disingkat: rad); r dan d dinyatakan
dalam satuan yang sama (sehingga akan saling menghilangkan satuan).

9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 8
Sudut Paralaks dalam Detik-busur
• Dalam astronomi, sudut paralaks bintang sering juga dinyatakan
dalam detik busur (arcseconds), dilambangkan dengan (“).
1 rad = 206265” (Coba buktikan sendiri!)
sehingga Pers. (3) dapat ditulis menjadi: 206265 r …. (4)
p
d
dengan p dinyatakan dalam detik busur (“).
• Jika jarak r dan d dinyatakan dalam satuan astronomis (astronomical unit, AU)—maka untuk
pengamat di Bumi (r = 1 AU) berlaku: 206265
p  …. (5)
d
dengan p dinyatakan dalam detik busur (“).

• Tetapi jika d dalam parsec (pc) dan pengamat berada di Bumi (r = 1 AU) maka sudut paralaks
bintang (dalam detik busur) dapat ditentukan dengan rumus:
1 …. (6)
p 
d
9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 9
Hubungan Jarak Bintang (d) dan Sudut Paralaks-nya (p)

Perhatikan
perbedaan kedua
gambar di
samping ini!

Apa
kesimpulan
9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com Anda? 10
How Small Is The Parallax Can Be Measured?

• Surprisingly, all known stars have a parallax angle smaller than 1


arcsecond. Angles smaller than 0.01 arcseconds are very difficult to
measure from Earth due to the effects of the atmosphere; this limits
the distance measured to about 100 pc (1/0.01).

• However, the satellite Hipparcos, launched by the European Space


Agency (ESA) in 1989, was able to measure parallax angles to an
accuracy of 0.001 arcseconds, which allowed distances to be
determined to about 1000 pc.

9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 11
Ikhtisar Satuan Jarak
• Satuan jarak dalam Sistem Internasional (SI) adalah meter (dilambangkan: m).
Untuk jarak yang lebih besar digunakan satuan kilometer (km).

• Dalam astronomi dikenal beberapa satuan khusus untuk jarak, yaitu: satuan
astronomis, tahun cahaya, dan parsek.
1. Satu satuan astronomis (SA), atau dalam bahasa Inggris-nya astronomical unit
(AU), adalah jarak rata-rata Matahari-Bumi.
1 AU = 1,5 x 108 km

2. Satu tahun cahaya (light year, ly) adalah jarak yang ditempuh cahaya selama satu
tahun. 1 ly = 9,5 x 1012 km

3. Satu parsec (parallax second, pc) adalah jarak obyek ketika sudut paralaks-nya 1
detik busur.
1 pc = 3,1 x 1013 km
Hubungan antar-satuan jarak:
1 pc = 3,26 ly = 206 265 AU = 3,1 x 1013 km
9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 12
Contoh Soal 1
• The brightest star in the night sky is Sirius (a Canis Majoris), which
has a parallax of 0.379 arcseconds. What is its distance from the
Earth if it is expressed in (a) parsecs, and (b) light years?

• Solution:
(a) Its distance in parsecs:

(b) Its distance in light years:

9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 13
Latihan 1
1.

2. A star is located at a distance of 5.1 parsec. One parsec is equal to 3,36 light
years. One light year is the distance travelled by light in a year. If the light
speed is 300,000 km/seconds, what is the distance of the star?
a. 1.7 x 1011 km
b. 1.5 x 1012 km
c. 1.6 x 1014 km
d. 1.1 x 1015 km
e. 1.3 x 1017 km
(OSK Astronomi 2013)
9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 14
Latihan 1
3. Lengkapilah tabel bintang-bintang berikut ini!
Bintang Paralaks (“) Jarak (pc) Jarak (ly)
Proxima Centaury 0,76

Alpha Centaury 0,74

Barnard’s Star 1.83

Wolf 359 7.8

Lalande 21185 0,40

Epsilon Eridani 10.5

9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 15
Metode Paralaks Spektroskopik
• Pengukuran jarak bintang (d) dengan metode paralaks spektroskopik memerlukan informasi
tentang luminositas (L) dan kecerlangan bintang (fluks radiasi yang kita terima dari bintang),
dilambangkan dengan b (brightness).

• Untuk memperkirakan luminositas bintang, kita perlu menentukan magnitudo mutlaknya (M);
dan magnitudo mutlak dapat ditentukan dari spektrum radiasinya atau dari perubahan cahaya
bintang variabel.

• Jarak bintang juga dapat ditentukan dengan menggunakan rumus modulus jarak:
m  M   5  5 log d
m = magnitudo semu (appearent magnitude)

Photometry involves measuring the brightness or flux of


electromagnetic radiation
9/28/2014 from stars and other celestial objects.
wildian_unand@yahoo.com 16
Peta Konsep Hubungan
Luminositas, Jarak, dan Kecerlangan Bintang
Intensitas Radiasi & Sudut Ruang
• Intensitas radiasi (I) adalah daya atau fluks radiasi
P F
(laju transfer energi radiasi) P dibagi luas I  
permukaan A yang menerima energi radiasi itu A A
pada jarak d dari sumber radiasi.
• Ketika suatu susunan atom memancarkan energi, dan
diterima pada suatu permukaan seluas A pada jarak d
dari sumber, maka daya radiasi yang dipancarkannya
dapat digambarkan sebagai suatu aliran berbentuk
kerucut dengan sudut ruang (the solid angle) sebesar:

A
  2
d

 = sudut ruang (steradian, sr)


Bintang sebagai Benda Hitam

• Untuk memahami konsep transfer energi termal dalam


bentuk gelombang elektromagnetik yang terjadi secara
pancaran pada bintang, kita perlu memahami konsep
radiasi benda hitam (black body radiation).

• Benda hitam merupakan benda hipotetis yang didefinisikan


sebagai benda yang menyerap semua panjang gelombang
dengan efisiensi 100% dan konsekuensinya, menurut
hukum Kirchhof, benda ini mampu memancarkan semua
panjang gelombang dengan efisiensi yang sama
sempurnanya (Lihat kembali Materi 2).

9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 19
Radiasi Benda Hitam
• Benda hitam dapat diumpamakan sebagai sebuah rongga (a cavity)
yang memiliki sebuah lubang yang sangat kecil, dimana cahaya yang
masuk ke rongga (melalui lubang) itu akan terserap karena mengalami
pemantulan berulang-kali oleh permukaan-dalam rongga dan memiliki
peluang sangat kecil untuk dapat keluar dari rongga tersebut.
Makin banyak radiasi yang diserap,
rongga menjadi makin panas hingga
mencapai temperatur tertentu, lalu
bukaan (aparture) yang sangat kecil itu
akan memancarkan suatu radiasi
elektromagnetik yang disebut radiasi
benda hitam.

Konsep radiasi benda hitam muncul ketika para astronom/ astrofisikawan


berupaya memperkirakan temperatur permukaan Matahari.
Energi Radiasi Benda Hitam
• Pada 1900, Planck membuat postulat bahwa energi yang dipancarkan benda hitam
mestilah dalam bentuk satuan-satuan diskrit kecil (paket-paket kecil) yang disebut
kuanta (quanta). Energi, E, yang terkandung dalam tiap kuantum (bentuk tunggal
dari kuanta) diberikan oleh

dimana:
 = frekuensi radiasi yang dipancarkan benda hitam (Hz)
h = konstanta Planck= 6,63 × 10−34 J s.

• Radiasi benda hitam bergantung hanya pada temperaturnya.

• Distribusi panjang gelombang radiasi benda hitam mengikuti Fungsi Planck, yang
merupakan fungsi temperatur.
9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 21
Fungsi Planck
• Dengan menggunakan konsep kuantum, Planck memperlihatkan bahwa distribusi
panjang gelombang yang dipancarkan suatu benda hitam dapat direpresentasikan oleh
kurva yang diberikan oleh Fungsi Planck:

di mana:
h = konstanta Planck = 6,63 × 10−34 J s
c = laju cahaya ≈ 3 × 108 m s−1
k = konstanta Boltzmann = 1,38 × 10−23 J K−1
n = frekuensi radiasi benda hitam (Hz)
T = temperatur benda hitam (K)
B (T) = I (T) = intensitas spesifik berdasarkan frekuensi (Wm−2 Hz−1 sterad−1).

• Fungsi Planck di atas merepresentasikan intensitas spesifik suatu radiasi benda hitam
yang frekuensinya n pada temperatur T.
9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 22
Intensitas Spesifik
• Intensitas spesifik berdasarkan frekuensi, B (T), atau sering juga ditulis I
(T)—adalah jumlah energi yang mengalir dalam arah tegak lurus permukaan
per satuan luas per frekuensi per sudut ruang.

Fungsi Planck
berdasarkan frekuensi.
Bn (T) dinyatakan dalam Wm−2 Hz−1 sterad−1.

• Intensitas spesifik berdasarkan panjang gelombang, Bl (T), atau sering juga ditulis
Il (T), merupakan Fungsi Planck yang ditulis berdasarkan panjang gelombang.

Fungsi Planck berdasarkan


panjang gelombang.

Bl (T) dinyatakan dalam Wm−2 m−1 sterad−1.


UV Visible Infrared

5000 K
Spectral Reference (kW sr-1 m-2 nm-1)

Classical Theory (5000 K)

Fungsi Planck
Berdasarkan
Panjang Gelombang
4000 K

3000 K

Wavelength (mm)
9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 24
Pendekatan terhadap Fungsi Planck
• Fungsi Planck

dapat disederhanakan melalui dua pendekatan (approximation), yaitu ketika l ≈ l maks


dan ketika l >> l maks.

• Ketika l ≈ l maks , maka hc/(λkT) >> 1, sehingga:


Pada kasus ini kita peroleh pendekatan Wien:

• Ketika l >> l maks , maka hc/(λkT) << 1, sehingga:


Pada kasus ini kita peroleh pendekatan Rayleigh–Jeans:

9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 25
Hukum Stefan-Boltzmann
• Intensitas total:

Dari integrasi ini diperoleh:


s 4
B(T )  T B (T) = intensitas total (Wm−2 sterad−1).

• Kerapatan fluks yang dipancarkan (F ), jika radiasi intensitas B
bersifat isotropik, adalah:

Hukum Stefan-Boltzmann

F = Kerapatan fluks yang dipancarkan (W).


s = konstanta Stefan-Boltzmann
Hukum Pergeseran Wien
The low-temperature
• Distribusi panjang gelombang stars emit most of
radiasi benda hitam mengikuti their energy in the
Fungsi Planck, yang merupakan red to infrared part
fungsi temperatur saja. of the spectrum,
while much hotter
stars emit in the
• Panjang gelombang intensitas blue to ultraviolet
puncak (maksimum) menurun part of the
dengan dengan meningkatnya spectrum.
intensitas total (sama dengan
daerah di bawah kurva).

• Dengan mendiferensialkan Fungsi


Planck Bλ(T ), maka kita peroleh
hukum pergeseran Wien:
dB (l ) 2.898  10 3
0 lmax  lmax in meter (m); T in kelvin (K)
dT T
Hukum Pergeseran Wien

2.898  10 3
lmax 
T

9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 28
Contoh Soal 2
• Two stars, a Canis Majoris and o Ceti, have a temperature of 9200 K
and 1900 K, respectively. What are their peak wavelengths?
Solusi:
• Untuk bintang a -Canis Majoris yang temperaturnya 9200 K:

2,898  10 3 2,898  10 3
lmaks  lmaks   3,15  10  7 m
T 9.200
(di dearah ultaraviolet)
• Untuk bintang o-Ceti yang temperaturnya 1900 K:

2,898  10 3 2,898  10 3
lmaks  lmaks   1,53  10  6 m
T 1.200
(di dearah inframerah)
9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 29
Object Temperature Peak Region
Thermal Radiation From Astronomical Objects
(K) Wavelength

Cosmic Microwave
3 1 mm
Background (IR-Radio)

Molecular
10 300 µm Infrared
Cloud

Humans 310 9.7 µm Infrared

Incandescent 1 µm
3000 IR/Visible
Light Bulb 10,000 Å

Sun 6000 5000 Å Visible


Hot Star 30,000 1000 Å Ultraviolet

Intra-Cluster
108 0.3 Å X-Ray
Gas
9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 30
Hubungan Luminositas dan Temperatur

• From the Stefan-Boltzmann law we get a relation between the


luminosity and temperature of a star. If the radius of the star is R, its
surface area is 4πR2, and if the flux density on the surface is F, we
have:

• If the star is assumed to radiate like a blackbody, we have F =


σT4, which gives

T = temperatur efektif bintang (K).


Temperatur efektif adalah tempratur lapisan paling luar
dari suatu bintang (lapisan fotosfer).
Brightness & Distance
• For instance, a Centauri A and the Sun have similar luminosities. But, if we were to observe
the Sun from the same location as a Centauri A, in the night sky, a Centauri A would be
dimmed by 270 000 (which is 70 billion times!). Why? Because, it is about 280,000 times
farther from the Earth than the Sun!

• The amount of energy per unit time from a star that arrives at our eye, is called the
apparent brightness (or sometimes just called the brightness) of the star. It is measured in
watts per square meter (W/m2).
L = luminosity {W}
d = distance (m)
b = brightness (W/m2)

Observed flux densities are usually rather small, and Wm −2 would be an


inconveniently large unit. Therefore, especially in radio astronomy, flux
densities are often expressed in Janskys; one Jansky (Jy) = 10−26 Wm−2 Hz−1.

9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 32
Contoh Soal 3

• Sirius is at a distance of 8.6 light years. What is the energy per second per
unit area that will be received by a detector of area 1 m 2 (possibly a
reflecting telescope)?

• Solution:
1 ly = 9.46 × 1015 m; thus 8.6 ly = 8.6 × 9.46 × 1015 = 8.14 × 1016 m.

This means that the detector will receive approximately one-ten millionth of
a watt!

9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 33
Kecerlangan
Surface Brightness
Permukaan
• Seorang pengamat melihat radiasi
• yang
An observer sees ruang
tiba dari sudut radiation
yang
coming (a
konstan from a constant
constant solid
solid angle)
angle
. . Thepermukaan
Luas area givingyangoff
radiation into radiasi
memancarkan this solid angle
ke dalam
increases
sudut ruang when the source
ini bertambah besar
moves further
ketika away (A sumber
permukaan ∝ r2).
radiasinya
Therefore bergerak menjauh
the surface (A ∝
brightness
ror
2). the
Oleh sebab itu,
observed flux kecerlangan
density per
permukaan
unit solidatauangle kerapatan fluks
remains
yang diamati per satuan sudut
constant.
ruang tetap konstan.

9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 34
Hukum
The Inverse
Kuadrat
Square
Kebalikan
Law
•• Hukum kuadrat
The inverse kebalikan
square menjelaskan
law describes thetentang
amountjumlah energithat
of energy yangenters,
memasuki, katakanlah,
say, your eye
mata
or a kita atau suatu detektor.
detector.

• Bayangkanlah sebuah bola raksasa berjari-jari d, yang berpusat pada sebuah bintang. Jumlah
• Imagine an enormous sphere of radius d, centered on a star. The amount of light
foton cahaya yang melalui 1 m2 permukaan bola itu—yang kita sebut kecerlangan (brightness,
that will pass through a square meter of the sphere’s surface (= brightness, b) is
b) adalah luminositas (= fluks atau daya total yang dipancarkan bintang (L) dibagi dengan luas
the permukaan
total total luminosity (L) divided by the total surface area of the sphere.
bola itu.

• Now, as the surface area of a sphere is given by the formula 4d2, you will
• Oleh karena luas
understand that,permukaan bola increases,
as the sphere adalah 4d2d, increases,
maka mudah anddipahami
so doesbahwa, ketika of
the amount bola
makin besar, d bertambah besar, sedangkan energi yang dipancarkan tetap. Oleh sebab itu,
luminosity.
energi yang diterima per satuan luas permukaan penerima menjadi lebih kecil.

• You may understand now why the amount of luminosity that arrives at the Earth
• Itulah sebabnya luminositas bintang yang kita terima (= b) di Bumi bergantung pada jarak
from atersebut.
bintang star is determined by the star’s distance.
9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 35
Hukum
The Inverse
Kuadrat
Square
Kebalikan
Law
•• An
Suatu fluksflux,
energy energi, yang
which at apada jarak dd from
distance dari titik sumber
a point tersebar
source seluas A,
is distributed menjadi
over an areatersebar
A, is
seluas 4A
spread overpada
an jarak
area 2d.
4A Jadi,
at a kerapatan
distance 2d.fluksThus
(fluxthe
density) berkurang
flux density sebanding
decreases dengan
inversely
kebalikan kuadrat
proportional to the jarak.
distance squared.
d’ = 2d
d
R

F
L L
L b b b’

Luminositas: Kecerlangan (brightness)


pada jarak d:
Kecerlangan (brightness) pada jarak 2d:

L 1
b   b
9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com
4 ( 2 d ) 2
4 36
Hukum Kuadrat Kebalikan

9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 37
Besaran Fisis dan Geometris Matahari
• Matahari merupakan bintang yang paling
dekat dari Bumi. Oleh sebab itu, besaran-
besaran fisis dan geometris Matahari
seperti luminositas, temperatur efektif,
radius, massa, dan juga jaraknya dapat
ditentukan dengan cukup teliti.

• Dengan mengetahui besaran-besaran


fisis dan geometris Matahari, kita dapat
menentukan besaran fisis dan geometris
bintang-bintang lain secara
perbandingan. Contoh: kita bisa
menentukan luminositas bintang lain The photosphere of the Sun showing
dengan membandingkannya terhadap granulations and sunspot groups.
Matahari: Image: SOHO space observatory,
NASA, ESA.
9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 38
Kecerlangan Matahari

• Untuk mengukur kecerlangan Matahari, b , dapat dilakukan di Bumi


(dengan memperhitungkan faktor koreksi yang disebabkan oleh absorpsi
di atmosfer), atau di atas atmosfer Bumi dengan menggunakan satelit.

• Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan di satelit Solar Maximum


Mission dan Space Lab, diperoleh bahwa jumlah energi radiasi Matahari
yang diterima permukaan seluas 1 m2 per detik adalah:

b = 1368 W m-2
(dikenal sebagai Konstanta Matahari)

9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 39
Luminositas dan Temperatur Efektif Matahari
• Luminositas Matahari dapat ditentukan dari hubungan kecerlangan Matahari
dan jarak Bumi-Matahari :

L = (4 d2) b

L = (4d2) b L = 3,86 x 1023 kW

• Temperatur efektif Matahari dapat ditentukan dari hubungan:

L = (4R2)s T 4

L = (4R2)s Teff 4 Teff ≈ 5785 K


9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 40
Radius Matahari
• Radius Matahari, R , dapat ditentukan dengan mengukur besar sudut
bundaran Matahari yang dilihat dari Bumi.

tan a = R/d
• Berdasarkan konsep trigonometri:
a = R/d
• Oleh karena a sangat kecil, maka berlaku:

• Dari hasil pengukuran: a = 960” = 4,6 x 10-3 rad , dan jarak Bumi-Matahari
d = 1,496 x 1011 m, maka diperoleh:
R = a d = 6,96 x 108 m ≈ 700.000 km
8

9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 41
Massa Matahari
• Massa Matahari dapat dihitung dari hubungan gerak orbit Bumi mengelilingi
Matahari dan hukum gravitasi Newton yang bekerja pada kedua benda langit itu:

mM mv 2 v 2r
G 2  M 
r r G

 2  4 2 r 3
v r  r M 
 T  GT 2
r = jarak Bumi-Matahari = d
T = periode Bumi mengelilingi Matahari
G = konstanta gravitasi semesta

M = 4 (3,14)2 (1,496 x 1011)3/[(6,67 x 10-11)(3,1 x 107)2 kg


M = 1,99 x 1030 kg M = 1,99 x 1030 kg
9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 42
Contoh Soal 4
• Sirius has a temperature of about 9200 K and luminosity of about 23 L.
What is the radius of Sirius expressed in Sun’s radius?

• Solution:
Using the ratio:

L/L = (4R2) s T4/ (4R2) s T 4


L/L = (R2) T4/ (R2)T 4

Thus, its radius is about twice that of the Sun.


9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 43
Magnitudo Bintang
• Kecerlangan (the brightness) bintang dapat ditentukan dengan mengukur fluks
(energi per satuan waktu persatuan luas (dinyatakan dalam W/m2) yang diterima/
dikumpulkan oleh teleskop.

• Namun, pengukuran kecerlangan bintang jarang dilakukan secara langsung;


melainkan secara perbandingan, yaitu dengan membandingkan kecerlangan
bintang itu terhadap sekelompok bintang yang dipilih sebagai acuan atau standar.

• Pengklasifikasian bintang berdasarkan tingkat kecerlangannya (dilihat dengan


mata telanjang) pertamakali diperkenalkan oleh Hipparchus (astronom Yunani)
pada 130 SM. Ia, membagi bintang-bintang yang tampak di langit ke dalam 6
(enam) kelompok. Bintang paling terang dilabel sebagai bintang dengan
magnitudo ke-1 (ffirst magnitude) dan bintang paling redup yang masih dapat
dilihat dengan mata telanjang dilabel sebagai bintang dengan magnitudo ke-6
(sixth magnitude).

9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 44
Contoh Pelabelan Magnitudo
apmag = appearent magnitude

Asteroid 65 Cybele and 2 stars with their magnitudes labeled.


9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 45
The Faintest Objects Observable In Visible Light

• The modern system is no longer limited to 6 magnitudes or only to


visible light. Very bright objects have negative magnitudes. For
example, Sirius, the brightest star of the celestial sphere, has an
apparent magnitude of –1.4. The modern scale includes the Moon and
the Sun; the full Moon has an apparent magnitude of –12.6 and the
Sun has an apparent magnitude of –26.73. The Hubble Space Telescope
has located stars with magnitudes of +31,5 at visible wavelengths and
the Keck telescopes have located similarly faint stars in the infrared.
31.5 Faintest objects observable in visible light with Hubble Space Telescope
35 Sedna at aphelion (900 AU)
35 LBV 1806-20 is a luminous blue variable star at visible wavelengths
36 Faintest objects observable in visible light with E-ELT

Sumber: Wikipedia

9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 46
Nisbah Pogson
• John Herschel mendapatkan bahwa kepekaan mata dalam menilai
terang bintang bersifat logaritmik. Bintang yang bermagnitudo 1
ternyata 100 kali lebih terang dibandingkan bintang yang
bermagnitudo 6. Berdasarkan fakta ini, Pogson merumuskan skala
magnitudo secara kuantitatif.

• Pada 1856, Norman Robert Pogson memformalkan sistem yang telah


dibuat Hipparchus dengan mendefinisikan bintang bermagnitudo 1
sebagai bintang yang 100 kali lebih terang dari bintang bermagnitudo
6; jadi, bintang bermagnitudo 1 adalah 2,512 kali lebih terang dari
bintang bermagnitudo 2. Akar pangkat lima dari 100 ini dikenal sebagai
Nisbah Pogson (Pogson's Ratio).

9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 47
Magnitudo Semu
• Oleh karena skala magnitudo Pogson
terkait dengan seberapa terang
sebuah bintang yang terlihat oleh
pengamat di Bumi, maka istilah yang
lebih tepat untuk magnitudo ini
adalah magnitudo semu (apparent
magnitude); dinotasikan dengan m.

• Menurut Pogson, hubungan antara


nisbah kecerlangan dua bintang (b1 /
b2) dan selisih magnitudonya (m1 -
m2), dapat dirumuskan sebagai:

9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 48
Contoh Soal 5

9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 49
Magnitudo Acuan

• Pada mulanya, Skala Pogson menggunakan bintang


Polaris (magnitudo 2) sebagai acuan. Namun,
kemudian diketahui bahwa Polaris bukanlah bintang
dengan magnitudo tetap, tetapi berubah-ubah
(meskipun hanya sekitar 0,1 magnitudo). Astronom
kemudian beralih menggunakan bintang Vega (a-Lyra)
sebagai bintang acuan.

• Bintang Vega memiliki magnitudo m = 0,02; dan


selanjut dianggap m (Vega) = 0.
9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 50
Magnitudo Mutlak
• The apparent magnitude scale does not tell us whether a star is bright
because it is close to us, or faint because it is small or distant; all that the
classification tells us is the apparent brightness of the star—that is, the
star’s brightness as observed with the naked eye or through a telescope.

• A more precise definition may be that of the absolute magnitude (M) of a


star; it is defined as the brightness an object would have at a distance of 10
pc. This is an arbitrary distance, derived from stellar parallax, the technique
mentioned earlier; nevertheless, it quantifies the brightness of stars in a
more rigorous way.

• As an example, Deneb, a lovely star of the summer sky, in the constellation


Cygnus, has an absolute magnitude of −8.73, making it one of the
intrinsically brightest stars, while Van Biesbroeck’s star has a magnitude of
+18.6, making it one of the intrinsically faintest stars known.
9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 51
Relationship Between Apparent
Magnitude and Absolute Magnitude

• The apparent magnitude and absolute magnitude of a star


can be used to determine its distance.

where:
m = the star’s apparent magnitude
M = the star’s absolute magnitude
d = the distance to the star (in pc)

• The term m − M is referred to as the distance modulus.


9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 52
Contoh Soal 6

• Sirius is at a distance of 2.63 pc and has an apparent


magnitude of −1.44. What is its absolute
magnitude?

• Solution:
m − M = − 5 + 5 log d
M = m + 5 − 5 log d
M = −1.44 + 5 − 5 log 2.63
M ∼ 146
9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 53
Color and Surface Temperature

• When we look up into the sky at night, we see many stars;


all of them are generally white. There are, of course, a few
that exhibit distinct colors—Betelgeuse (Orionis) is most
definitely red, as is Antares ( Scorpi); Capella ( Aurigae) is
yellow; and Vega ( Lyrae) is steely blue.

• The color of a star is determined by its surface


temperature. A red star has a lower temperature than that
of a yellow star, which in turn has a lower temperature
than that of a blue star.

9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 54
Color and Surface Temperature

• The colours we perceive are a function of the surface


temperature of the star. As the surface temperature
increases from ∼3000 up to ∼20 000 K, the colour of the
star moves from red, through orange, yellow and white to
blue.

• Stars act as approximate black body radiators and both the


peak wavelength and total power output of a black body are
related to their temperature, so giving us two ways of
estimating a star’s surface temperature.

9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 55
Contoh Soal 7
• Let us calculate the surface temperature of Proxima Centauri. From the
calculation above of the luminosity of Proxima Centauri relative to our Sun, and
given the Sun’s luminosity of ∼4 x 1026 W, it has a luminosity given by:
L = ∼4 x 1026/19 000 W
L = 2.1 x 1022 W

• In 2002, the Very Large Telescope used a special technique (to be described
later) to measure an angular diameter of 1.02 ± 0.08 milliarcsec for Proxima
Centauri.

• Given its distance of ∼1.3 pc the actual diameter of Proxima Centauri can be
calculated to be about 1/7th that of the Sun. Using the Stephan–Boltzmann
Law: In 2002, the Very Large Telescope used a special technique (to be
described later) to measure an angular diameter of 1.02 ± 0.08 milliarcsec for
Proxima Centauri.

9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 56
Contoh Soal (lanjutan)

9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 57
Latihan 2

1. • The Sun has a luminosity of 3.86 × 10 W and an effective temperature


26

of 5.78 × 103 K. Calculate its diameter. (Use a value of σ = 5.67 × 10 -8 W


m-2 K-4 for Stefan's constant).

2. • If a star is 20 parsecs away and has an apparent magnitude of +6, what is


its absolute magnitude?

3. • A star has 3 times the diameter of our Sun, and 2.5 times its surface
temperature. What is its luminosity compared with that of our Sun?
4.
• A star just visible to the unaided eye has an apparent magnitude of
about +6.5. How far away is a star such as the Sun with an absolute
magnitude of +4.8?

9/28/2014 wildian_unand@yahoo.com 58
Now, it’s time for us to say…

“Alhamdulillaah

Semoga bermanfaat…
© 2014_Wildian_Fisika-Universitas Andalas

Wildian, Program Studi Fisika Universitas Andalas 59

Anda mungkin juga menyukai