Disusun Oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan
kesehatan yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati. Bagaimana peran
perawat dalam menangani pasien yang sedang menghadapi proses sakaratul maut?
perawat adalah membimbing rohani pasien yang merupakan bagian integral dari bentuk
spritual (APA, 1992 ), karena pada dasarnya setiap diri manusia terdapat kebutuhan dasar
yang menyatakan bahwa aspek agama (spiritual) merupakan salah satu unsur dari
pengertian kesehataan seutuhnya (WHO, 1984). Oleh karena itu dibutuhkan dokter dan
terutama perawat untuk memenuhi kebutuhan spritual pasien. Karena peran perawat
yang konfrehensif tersebut pasien senantiasa mendudukan perawat dalam tugas mulia
mengantarkan pasien diakhir hayatnya dan perawat juga dapat bertindak sebagai
fasilisator (memfasilitasi) agar pasien tetap melakukan yang terbaik seoptimal mungkin
sesuai dengan kondisinya. Namun peran spiritual ini sering kali diabaikan oleh perawat.
Padahal aspek spiritual ini sangat penting terutama untuk pasien terminal yang
dan menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan, krisis
spiritual, dan krisis kerohanian sehingga pembinaan kerohanian saat klien menjelang ajal
Pasien menjelang ajal biasanya mengalami rasa depresi yang berat, perasaan
marah akibat ketidakberdayaan dan keputusasaan. Dalam fase akhir kehidupannya ini,
Menjadi tua adalah proses alamiah yang akan dihadapi oleh setiap mahluk hidup
dan meninggal dengan tenang adalah dambaan setiap insan. Namun sering kali harapan
dan dambaan tersebut tidak tercapai. Dalam masyarakat kita, umur harapan hidup
degeneratif seperti kanker dan stroke. Pasien dengan penyakit kronis seperti ini akan
yang bisa dilakukan...” Namun kini telah mulai disadari untuk pasien terminal pun
profesi medis masih dapat melakukan banyak hal. Jika upaya kuratif tidak dimunginkan
Pada stadium lanjut, pasien dengan penyakit kronis tidak hanya mengalami
berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan, gangguan
aktivitas tetapi juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang mempengaruhi
Maka kebutuhan pasien pada stadium lanjut suatu penyakit tidak hanya
pemenuhan atau pengobatan gejala fisik, namun juga pentingnya dukungan terhadap
interdisiplin yang dikenal sebagai perawatan paliatif atau palliative care. Dalam
perawatan paliatif maka peran perawat adalah memberikan Asuhan Keperawatan pada
Pasien Menjelang ajal untuk membantu pasien menjalani sisa hidupnya dalam keadaan
seoptimal mungkin.
banyak negara di seluruh dunia.UNAIDS Badan WHO yang mengurus masalah AIDS,
memperkirakan jumlah di seluruh dunia pada bulan desember 2004 adalah 35,9-44,3
tuta orang. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari HIV/AIDS menyebabkan
negara, krisis ekonomi, pendidikan dan juga krisis kemanusiaan. Dengan kata lain
perawatan untuk inndividu yang terinveksi HIV. (Setiati, 2014, hal. 887)
salah satu tujuandasar dari palliative care adalah mengurangi penderitaan pasien
tersebut.
diberobat pada stadium lanjut dengan berbagai IO, dan keadaan umum jelek. Sebagian
masalah keluarga ; masalah psikologis seperti ketergantungan obat, depresi Karena itu
diperlukan suatu pengobatan suportif yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien
sebagai suplemen dan aditif dari terapi kausal ARV, dan terapi IO.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. DEFINISI
Perawatan paliatif
adalah perawatan yang dilakukan secara aktif pada penderita yang sedang
sekarat atau dalam fase terminal akibat penyakit yang dideritanya. Pasien sudah
tidak memiliki respon terhadap terapi kuratif yang disebabkan oleh keganasan
hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi penyakit
yang mengancam jiwa, dengan cara meringankan penderitaan rasa sakit melalui
Suatu perawatan yang bertujuan mencapai kwalitas hidup optimal bagi ODHA dan
hidup pasien dan keluarganya dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa,
melalui pencegahan, penilaian, pengobatan nyeri dan masalah-masalah fisik lain,
juga masalah psikologis dan spiritual lainnya. WHO Palliative care 2006
Perawaatan aktif, total bagi pasien yang menderita penyakit yang tidak dapat
spiritual kedukaan/berkabung
G. Definisi
darah putih infeksi oleh HIV biasanya berakibat pada kerusakan sistem kekebalan
tertentu ( terutama pada orang dewasa ). (Jauhar & Bararah, 2013, hal. 295)
AIDS adalah penyakit yang berat yang di tandai oleh kerusakan imunitas
celluler yang di sebabkan oleh retrovirus (HIV) atau penyakit fatal secara
sebabkan oleh menurunya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV yang
Etiologi
Penyebab kelainan imun pada AIDS adalah suatu agen viral yang di
sebut HIV dari kelompok virus yang di kenal retrovirus yang disebut
ditularkan melalui:
Jarum suntik / tindik / tato yang tidak steril dan dipakai bergantian
Ibu penderita HIV positif kepada bayinya ketika dalam kandungan , saat melahirkan
atau melalui air susu ibu ( ASI) (Nurarif & Kusuma, 2015, p. 10)
tunjukkan pada umumnya adalah bermula dari gejala-gejala umum yang lazim
di dapati pada berbagai penderita penyakit lain ,namun secara umum dapat
Radang paru
Berdasarkan gambaran klinik (WHO 2006) fase klinik HIV dibagi menjadi 4
Fase klinik 1
menyeluruh
Fase klinik 2
(sinusitis,tonsilitis, otitis media, pharyngitis) herpes zoster ,infeksi sudut bbibir, ulkus
mulut berulag.
Fase klinik 3
Penurunan BB (10%) tanpa sebab . kronik tanpa sebab sampai >1 bulan. Demam
menetap (intermiten atau tetap >1 bulan ). Kondidiasis oral meneteap.TB pulmonal
(baru), plak putih pada mulut, infeksi bakteri berat misalnya : pneunomia,
empyema(nanah di rongga tubuh terutama pleura, apses pada otot sklet, infeksi sendi
atau tulang ), miningitis , bakteremia, gangguan inflamasi berat pada pelvik, acute
Fase klinik 4
Patofisiologi
Dalam tubuh partikel virus bergabung dengan DNA sel pasien, sehingga satu
kali seseorang terinfeksi HIV, seumur hidup ia akan tetap terinfeksi.Dari semua orang
yang terinfeksi HIV, sebagian perkembangan masuk tahap AIDS pada 3 tahun
pertama, 50% berkembang menjadi pasien AIDS setelah 10 gtahun, dan sesudah 13
tahun hampir semua orang yang terinfeksi HIV menunjukkan gejala AIDS, dan
yang kronis, sesuai dengan perusakan sisitem kekebalan tubuh yang juga