Disusun Oleh :
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Laporan Pendahuluan dan
Asuhan Keperawatan tentang “UROLITHIASIS” meskipun masih jauh dari
kesempurnaan.
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah sistem Urologi yang
dibimbing oleh bapak Ns. Moch. Maftuchul Huda, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Kom.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih yang kepada pembimbing yang telah
meluangkan waktu baik diwaktu jam pelajaran maupun diluar jam pelajaran untuk
membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini, serta pihak-pihak yang terlibat,
baik langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang konstruktif demi kemajuan dan kebaikan makalah ini
sangat penulis harapkan
Akhirnya penulis berharap makalah Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan
tentang “UROLITHIASIS” ini dapat bermanfaat bagi masyarakat secara umum dan
mahasiswa STIKES Karya Husada Kediri khususnya.
Penulis,
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Urotialisis sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan mesir kuno dengan ditemukannya
batu pada kandung kemih mummi. Batu saluran kemih dapat diketemukan sepanjang
saluran kemih mulai dari system kaliks ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian
bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya stasis
urine seperti pada batu buli-buli karena hyperplasia prostat atau batu uretra yang
terbentuk di dalam divertikel uretra. Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli
ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal, dan bahkan bisa
mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan merupakan batu saluran kemih yang
Negara yang lebih maju lebih banyak dijumpai batu saluran kemih di bagian atas (
ginjal dan ureter), perbedaan ini dipengaruhi status gizi dan mobilitas a penduduk
aktivitas sehari- hari. Angka prevalensi rata-rata seluruh dunia adalah 1-12 %
batu ginjal. Penyakit ini akan menjadi kronik bila tidak mendapat pengobatan secara
dini yaitu terjadinya kerusakan ginjal yang akut ditandai dengan tidak berfungsinya
ginjal.
kesehatan berdampak positif dan negatif terhadap pola hidup masyarakat termasuk
perubahan pola dan gaya hidup masyarakat sehinga kita dapat melihat dampak negatif
yang bisa kita lihat yaitu banyaknya penyakit yang muncul misalnya hipertensi,
Selain itu penyakit yang muncul karena gaya hidup yang kurang sehat
adalah batu pada saluran kencing, yang bila tidak diatasi dapat menimbulkan berbagai
komplikasi. Karena hal tersebut di atas sebagai perawat kita ikut berperan dalam
mengatasi masalah ini antara lain dengan rasa memberikan penyuluhan pada pasien
hanya perubahan dalam pola perkemihan, namun bila tidak ditindaklanjuti maka dapat
menimbulkan keadaan yang parah, seperti nyeri yang hebat, terjadi penyumbatan
liter/hari), diit yang seimbang/sesuai dengan jenis batu yang ditemukan, aktivitas yang
cukup serta segera memeriksakan diri bila timbul keluhan pada saluran kemih agar
dapat segera ditangani. Bagi penderita yang mengalami batu pada saluran kemih agar
selalu menjaga kesehatannya agar tidak terjadinya pembentukan batu yang baru. Hal
yang harus diperhatikan oleh penderita adalah diet makanan dan pemeliharaan
kesehatan seperti berobat ke dokter, minum obat secara teratur dan menghindari
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
TINJAUAN PUSTAKA
mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter,
1. Ginjal (www.pintarbiologi.com)
pada kedua sisi vertebra lumbalis iii melekat langsung pada dinding abdomen.
Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau abdomen.
Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di
bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar
suprarenal).
melapisi rongga abdomen. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3.
Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat
untuk hati.
Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas.
Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang.
Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama
urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Cabang
Setiap ginjal terbungkus selaput tipis (kapsula renalis) berupa jaringan fibrus
Lapisan ginjal terbagi atas :lapisan luar (yaitu lapisan korteks / substantia
kortekalis) dan lapisan dalam (yaitu medulla (substantia medullaris). Bagian paling
luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebut medulla. Bagian
paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medulla ginjal manusia dapat pula dilihat
adanya piramida yang merupakan bukaan saluran pengumpul. Ginjal dibungkus
Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari
satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron berfungsi sebagai
regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara
diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan
Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula
yang berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari
arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau
penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari
glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya tekanan dari darah yang
mendorong plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus
ginjal. Darah yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen.
proksimal. Bagian selanjutnya adalah lengkung Henle yang bermuara pada tubulus
konvulasi distal.
Lengkung Henle diberi nama berdasar penemunya yaitu Friedrich Gustav Jakob
Henle di awal tahun 1860-an. Lengkung Henle menjaga gradien osmotik dalam
pertukaran lawan arus yang digunakan untuk filtrasi. Sel yang melapisi tubulus
terjadinya transpor aktif untuk menyerap kembali glukosa, asam amino, dan
berbagai ion mineral. Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat masuk ke dalam
Cairan mengalir dari tubulus konvulasi distal ke dalam sistem pengumpul yang
medularis
juxtaglomerular adalah tempat terjadinya sintesis dan sekresi renin. Cairan menjadi
makin kental di sepanjang tubulus dan saluran untuk membentuk urin, yang
ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria.
setiap ginjal.
Syntopi ureter
descendens
a/v. colica sinistra
Ileum terminal
a/v. testicularis/ovarica
a/v.ileocolica
mesostenium
ductus deferens
Perempuan: melintas di sepanjang sisi cervix uteri dan bagian atas vagina
Ureter setelah keluar dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan m.psoas
major, lalu menyilangi pintu atas panggul dengan a.iliaca communis. Ureter
Vesica urinaria, sering juga disebut kandung kemih atau buli-buli, merupakan
tempat untuk menampung urine yang berasal dari ginjal melalui ureter, untuk
vesicouterina (perempuan)
tiga bagian yaitu apex, fundus/basis dan collum. Serta mempunyai tiga permukaan
(superior dan inferolateral dextra dan sinistra) serta empat tepi (anterior, posterior,
dan lateral dextra dan sinistra). Dinding vesica urinaria terdiri dari otot m.detrusor
berbentuk mirip-segitiga yang terdiri dari orifisium kedua ureter dan collum vesicae,
bagian ini berwarna lebih pucat dan tidak memiliki rugae walaupun dalam keadaan
kosong. Vesicae urinaria diperdarahi oleh a.vesicalis superior dan inferior. Namun
Sedangkan persarafan pada vesica urinaria terdiri atas persarafan simpatis dan
4. Uretra (www.pintarbiologi.com)
Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica urinaria menuju
lingkungan luar. Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan wanita. Uretra
pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi sebagai organ seksual
sekitar 3.5 cm. selain itu, Pria memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna
(otot polos terusan dari m.detrusor dan bersifat involunter) dan m.sphincter externa
(di uretra pars membranosa, bersifat volunter), sedangkan pada wanita hanya
memiliki m.sphincter externa (distal inferior dari kandung kemih dan bersifat
volunter).
Pada pria, uretra dapat dibagi atas pars pre-prostatika, pars prostatika, pars
• Pars pre-prostatika (1-1.5 cm), merupakan bagian dari collum vesicae dan aspek
internal yang berlanjut dengan kapsul kelenjar prostat. Bagian ini disuplai oleh
persarafan simpatis.
prostat. Bagian ini dapat lebih dapat berdilatasi/melebar dibanding bagian lainnya.
• Pars membranosa (12-19 mm), merupakan bagian yang terpendek dan tersempit.
Bagian ini menghubungkan dari prostat menuju bulbus penis melintasi diafragma
urogenital. Diliputi otot polos dan di luarnya oleh m.sphincter urethrae eksternal
• Pars spongiosa (15 cm), merupakan bagian uretra paling panjang, membentang dari
pars membranosa sampai orifisium di ujung kelenjar penis. Bagian ini dilapisi oleh
B. Definisi Urolithiasis
Urolithiasis adalah kalsifikasi dengan sistem urinari kalkuli, seringkali disebut batu
ginjal. Batu dapat berpindah ke ureter dan kandung kemih (Black, Joyce, 1997, hal.
1595).
Urolithiasis adalah benda zat padat yang dibentuk oleh presipitasi berbagai zat
terlarut dalam urine pada saluran kemih. Batu dapat berasal dari kalsium oksalat
(60%), fosfat sebagai campuran kalsium, amonium, dan magnesium fosfat (batu
tripel fosfat akibat infeksi) (30%), asam urat (5%), dan sistin (1%).( Pierce A.
Urolithiasis adalah penyakit diamana didapatkan batu di dalam saluran air kemih,
yang dimulai dari kaliks sampai dengan uretra anterior.(DR. Nursalam, M. Nurs &
nanah, darah, atau sel yang sudah mati. Biasanya batu kalkuli terdiri atas garam
kalsium ( oksalat dan fosfat) atau magnesium fosfat dan asam urat.(Mary
baradero,SPC,MN & Yakobus Siswandi, MSN, klien gangguan ginjal, hal 59)
C. Klasifikasi
1. Teori Intimatriks
Sebagai inti. Substansi ini terdiri dari mukopolisakarida dan mukoprotein A yang
2. Teori Supersaturasi
Terjadi kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urine seperti sistin, santin, asam
3. Teori Presipitasi-Kristalisasi
yang bersifat asam akan mengendap sistin, santin dan garam urat, urine alkali akan
Saluran Kencing.
1. Batu kalsium
Terutama dibentuk oleh pria pada usia rata-rata timbulnya batu adalah dekade
ketiga. Kebanyakan orang yang membentuk batu lagi dan interval antara batu-batu
yang berturutan memendek atau tetap konstan. Kandungan dari batu jenis ini terdiri
atas kalsium oksalat, kalsium fosfat atau campuran dari kedua jenis batu tersebut.
Tipe yang kurang sering adalah penurunan primer pada reabsorbsi kalsium di
b. Hipositraturia
c. Hiperoksalouria
Terdapat pada 15% pasien dengan penyakit batu berulang (> 60 mg/hari).
oksalat dalam urin, pembentukan batu yang berulang dan gagal ginjal pada
anak.
d. Hiperurikorsuria
Kadar asam urat urin melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat urin dapat bertindak
sebagai inti batu yang mempermudah terbentuknya batu kalsium oksalat asam
urat dalam urin dapat bersumber dari konsumsi makanan yang kaya purin/
e. Hipomagnesiuria
timbulnya batu kalsium karena di dalam urine magnesium akan bereaksi dengan
oksalat menjadi magnesium oksalat sehingga mencegah ikatan dengan kalsium
dengan oksalat.
Batu asam urat merupakan penyebab yang paling banyak dari batu-batu radiolusen
di ginjal. Batu-batu tersebut dapat terbentuk jika terdapat hiperurikosuria dan urin
asam yang menetap. Batu asam urat batu ini dijumpai pada pasien gout, Ph Urin
yang rendah Adalah factor Kritis dalam membantu pembentukan batu asam urat.
Batu ini jarang terbentuk dalam urin basa. Batu terbentuk pada PH dibawah 5,5.
3. Batu struvit
Sering ditemukan dan potensial berbahaya. Batu ini terutama pada wanita,
diakibatkan oleh infeksi saluran kemih oleh bakteri-bakteri yang memiliki urease,
biasanya dari psesies proteus. Batu ini dapat tumbuh menjadi besar dan mengisi
pelvis ginjal dan kalises untuk menimbulkan suatu penampilan seperti “tanduk rusa
jantan”. Dalam urin, kristal struvit berbentuk prisma bersegi empat yang
D. Etiologi
Sampai saat sekarang penyebab terbentuknya batu belum diketahui secara pasti.
Ginjal
Immobilisasi
batu.
Infeksi : infeksi saluran kemih dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan
Iklim : tempat yang bersuhu dingin (ruang AC) menyebabkan kulit kering dan
produksi urin.
kacang polong, kacang tanah dan coklat. Tinggi purin seperti : ikan, ayam,
daging, jeroan. Tinggi oksalat seperti : bayam, seledri, kopi, teh, dan vitamin D
Manifestasi klinis adanya batu dalam traktus urinarius bergantung pada adanya
peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal.
disuria) dapat terjadi dari iritasi batu yang terus menerus. Beberapa batu
(nefron) ginjal.
Nyeri berasal dari area renal menyebar secara anterior dan pada wanita
testis.
Menyebabkan gelombang Nyeri yang luar biasa, akut, dan kolik yang
Biasanya batu bisa keluar secara spontan dengan diameter batu 0,5-1 cm.
Jika batu menyebabkan obstruksi pada leher kandung kemih akan terjadi
retensi urine
F. Patofisiologi
akibat dari intake cairan yang kurang dan juga peningkatan bahan-bahan
organik akibat infeksi saluran kemih atau stasis urin menyajikan sarang untuk
pembentukan batu.
Supersaturasi elemen urin seperti kalsium, fosfat, oxalat, dan faktor lain
jumlah solute dalam urin dan jumlah cairan urin. Masalah-masalah dengan
mendukung pembentukan batu. Batu asam urat dan batu cystine dapat
mengendap dalam urin yang asam. Batu kalsium fosfat dan batu struvite biasa
terdapat dalam urin yang alkalin. Batu oxalat tidak dipengaruhi oleh pH urin.
akan terhambat. Peningkatan serum kalsium akan menambah cairan yang akan
Batu yang terbentuk dalam saluran kemih sangat bervariasi, ada batu yang
kecil dan batu yang besar. Batu yang kecil dapat keluar lewat urin dan akan
menimbulkan rasa nyeri, trauma pada saluran kemih dan akan tampak darah
dalam urin. Sedangkan batu yang besar dapat menyebabkan obstruksi saluran
kemih yang menimbulkan dilatasi struktur, akibat dari dilatasi akan terjadi
refluks urin dan akibat yang fatal dapat timbul hidronefrosis karena dilatasi
ginjal.
Kerusakan pada struktur ginjal yang lama akan mengakibatkan kerusakan pada
organ-organ dalam ginjal sehingga terjadi gagal ginjal kronis karena ginjal
G. Pemeriksaan Diagnostik
adanya sel darah merah, sel darah putih dan kristal(sistin,asam urat, kalsium
sistin dan batu asam urat) atau alkalin meningkatkan magnesium, fosfat
Urine (24 jam) : kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat atau sistin
meningkat.
proteus,klebsiela,pseudomonas).
iskemia/nekrosis.
infeksi/septicemia.
Sel darah merah : biasanya normal.
kalsium urine).
H. Penatalaksanaan
1. Tujuannya :
a. Menghilangkan Batu
d. Mengendalikan infeksi
2. Cara penanganan :
dihilangkan, morfin diberikan untuk mencegah sinkop akibat nyeri luar biasa.
Mandi air hangat di area panggul dapat bermanfaat. Cairan yang diberikan,
yang besar.
mengurangi nyeri.
c. Terapi nutrisi dan Medikasi. Terapi nutrisi berperan penting dalam mencegah
jauh meningkatkan ukuran batu yang telah ada. Minum paling sedikit 8
d. Batu kalsium, pengurangan kandungan kalsium dan fosfor dalam diet dapat
e. Batu fosfat, diet rendah fosfor dapat diresepkan untuk pasien yang
hidroksida dapat diresepkan karena agens ini bercampur dengan fosfor, dan
f. Batu urat, untuk mengatasi batu urat, pasien diharuskan diet rendah purin,
h. Jika batu tidak dapat keluar secara spontan atau jika terjadi komplikasi,
yang digunakan untuk menghancurkan batu kaliks ginjal. Setelah batu itu
pecah menjadi bagian yang kecil seperti pasir, sisa batu-batu tersebut
diangkat.
terhadap terapi lain, dan menolak metode lain, atau mereka yang memiliki
secara bedah merupakan terapi utama. Jika batu terletak di dalam ginjal,
mengangkat batu atau nefrektomi, jika ginjal tidak berfungsi akibat infeksi
atau hidronefrosis. Batu di piala ginjal diangat dengan pielolitotomi,
I. Kompilkasi
Infeksi : akibat desiminasi partikel batu ginjal atau bakteri akibat obstruksi
J. Pencegahan
Usahakan diuresis yang adekuat: minum air 2-3 liter per hari dapat di capai
Pelaksanaan diet bergantung dari jenis penyakit batu (rendah kalsium tinggi
sisa asam, diet tinggi sisa basa, dan diet rendah purin).
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
diagnose medis.
2. Keluhan utama
6. Data psikososial
Pemeriksaan fisik
a) Pengkajian primer
B1- B6 :
B1 (Breathing)
B2 (Bleeding)
B3 (Brain)
B4 (Blader)
B5 (Bowel)
B6 (Bone)
b. Pengkajian Sekunder
Aktifitas/istirahat
adanya kelemahan
Sirkulasi
sesak
dari 3 detik
Integritas ego
Eliminasi
Makan/minum
meningkat.
Sensasi
Data subyektif : -
Data obyektif : -
Nyeri/neural
B. Diagnosa Keperawatan
Pre operasi :
uretral.
Post operasi
D. Implementasi Keperawatan
tujuan yang spesifik. tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun
dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapaitujuan yang
intervensi
Mempertahankan kondisi tubuh agar penyakit tidak menjadi lebih parah dan
Upaya rasa aman dan bantuan kepada klien dalam memenuhi kebutuhannya
Penampilan perawat yang bijaksana dari segala kegiatan yang dilakukan pada
klien
E. Evaluasi
tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien.
BAB IV
A. Kesimpulan
Batu saluran kemih dapat disebabkan oleh berbagai sebab diantaranya intake
cairan yang kurang, aktivitas yang kurang, iklim yang dingin atau panas serta
makanan yang dapat mencetuskan terbentuknya batu ginjal. tanda dan gejala yang
khas pada penyakit ini tergantung dari letak batu, besarnya batu. Gejala yang
diimbangi dengan minum banyak 2-3 liter perhari, banyak melakukan aktivitas,
olahraga secara teratur dan mengurangi makanan yang tinggi kalsium, purin dan
oksalat.
Pada dasarnya penyakit batu saluran kemih dapat disembuhkan secara total
jika cepat mendapat pertolongan dan penanganan dan juga bisa kambuh apabila tidak
B. Saran
2. Bagi perawat
Terus belajar tentang konsep penyakit dan asuhan keperawatan Urolithiasis
klien.
sehingga pasien dan keluarga dapat mengerti dan bekerja sama untuk
4. Bagi mahasiswa
karya tulis sederhana sesuai dengan teori yang diberikan oleh dosen.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn, E. dkk. 2009. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. EGC, Jakarta
Ganong, William, F., 1998, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 17, EGC,
Jakarta.
Mansjoer, A., et. al. 2001, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Edisi III, Cetakan IV, Media
Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby
Year-Book
10.Jakarta:EGC
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah :
www.pintarbiologi.com/2016/01/ginjal-pengertian-anatomi-fungsi.html?m=1 diakses
tanggal 04 juni 2016