Anda sudah mengenal jenis-jenis puisi lama pada modul sebelumnya. Kali ini, Anda akan
difokuskan pada menemukan makna pada jenis puisi lama yaitu pantun, karmina, gurindam, dan
syair.
Contoh:
Karmina Makna
Dahulu benang sekarang jubah Ketika dahulu senang sekarang
Dahulu senang sekarang susah isi merasakan susah.
Hai sekalian kita yang kurang Anak rantau yang penuh kesengsaraan,
Nafsumu itu lawan berperang lawanlah hawa nafsumu. Jangan selalu
Jangan hendak lebih baiklah kurang ingin berlebihan, lebih baik sederhana dan
Janganlah sama dengan orang bermakna daripada selalu ingin
menyamakan diri dengan orang lain.
Amati-amati membuang diri
Menjadi dagang segenap diri Sebaiknya menjauhlah dari mencela diri
Baik-baik engkau fikiri sendiri, lebih baik merantau untuk
Supaya dapat emas sendiri menyiapkan dan mengembangkan potensi
diri agar mendapat yang terbaik.
Wahai dagang yang hina
Ketahui hidup dalam dunia Wahai merantau yang penuh
Sebagai jati tiada berbunga kesengsaraan. Hidup yang belum berhasil
Bagi burung tiada berguna dan mencari-mencari jati diri dan
keberhasilan.
Wahai sekalian kita yang kurang
Nafsumu itu lawan berperang
Jauhkan tamak baiklah kurang Wahai anak rantau yang penuh
Jaga dirimu jatuh ke jurang kesengsaraan, lawanlah hawa nafsumu.
Jahuhkan diri dari ketamakan dan hindari
Amat-amati membuang diri terperosok ke hal-hal yang tidak baik.
Menjadi dagang di segenap negeri
Baik-baik engkau pikiri Sebaiknya menjauhlah dari mencela diri
Supaya selamat hari-hari sendiri, merataulah ke seluruh pelosok
negeri. Baik-baiklah menjaga diri agar
selamat setiap saat.
Barang siapa tidak memegang agama, Setiap orang harus beragama karena
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama agama merupakan pegangan dalam
kehidupan manusia, manusia yang tidak
beragama tidak memiliki arah dalam
menjalani kehidupannya.
Barang siapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang yaang ma’rifat. Untuk mencapai kesempurnaan di dalam
kehidupan, manusia harus mengenal
empat hal. Empat hal tersebut adalah
syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat.
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah. Orang yang mengenal Allah SWT, pastinya
ia menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri. Orang yang memahami penciptaan dirinya,
maka ia telah mengenal Penciptanya.
Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang terpedaya. Orang yang mengetahui bahwa dunia
hanyalah fana dan tidak kekal, ia akan
berhati-hati menjalani kehidupan..
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah ia dunia mudharat Orang yang menyakini adanya akhirat,
pasti ia juga yakin bahwa dunia tempatnya
kemudharatan dan akan menghindari hal-
hal yang mudharat.