Anda di halaman 1dari 3

YAYASAN TRI KARYA HUSADA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


INDONESIA JAYA PALU
Jl. Towua No. 114 Telp 0451-485603

Palu, 22 Februari 2019


Kepada Yth.
Ketua STIK Indonesia Jaya
Di_
Palu
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : DWIYANTHI KARTIKA .D
NPM : 115 015 056
Program Studi : ILMU KEPERAWATAN
Jurusan/Peminatan :

Sehubungan dengan penelitian proposal skripsi mahasiswa, maka dengan ini saya mengajukan
permohonan judul proposal skripsi sebagai berikut :

1. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DALAM PERAWATAN


PASIEN SKIZOFRENIA (HALUSINASI) DI RUMAH SAKIT MADANI PALU
Alasan :

Masalah gangguan kesehatan jiwa diseluruh dunia memang sudah menjadi masalah

yang sangat serius, bahkan berdasarkan data dari Study world Bank dibeberapa negara

menunjukkan 8,1% dari kesehatan global masyarakat (Global Burden Disease) disebabkan

oleh masalah gangguan jiwa yang menunjukkan dampak lebih besar dari TBC (7,2%),

kanker (5,8%), jantung (4,4%) dan malaria (2,6%). Gangguan jiwa tersebar hampir merata

di seluruh dunia, termasuk di wilayah Asia Tenggara. Berdasarkan data dari World Health

Organization, hampir satu per tiga dari penduduk di wilayah Asia Tenggara pernah
mengalami gangguan neuropsikiatri. Karena itu saya tertarik untuk meneliti hubungan

pengetahuan dan sikap perawat dalam perawatan pasien skizofrenia (halusinasi) di rumah

sakit madani palu.

2. PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN


PENGETAHUAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG DAHLIA RSUD
UNDATA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH
Alasan :

Pada tahun 1993 World Health Organization (WHO) menyatakan TB sebagai suatu

problema kesehatan masyarakat yang sangat penting dan serius di seluruh dunia dan

merupakan penyakit yang menyebabkan kedaruratan global (Global Emergency) karena

pada sebagian besar negara di dunia penyakit TB paru tidak terkendali, ini disebabkan

banyaknya penderita yang tidak berhasil disembuhkan, serta sebagai penyebab kematian

utama yang diakibatkan oleh penyakit infeksi. Resiko penularan setiap tahun ARTI (Annual

Risk of Tuberkulosis Infection) di Indonesia dianggap cukup tinggi dan bervariasi antara 1-

3%. Pada daerah dengan ARTI (Annual Risk of Tuberkulosis Infection) sebesar 1% berarti

setiap tahun diantara 1000 penduduk, 10 orang akan terinfeksi TB paru. Pada tahun 2014

ditemukan jumlah kasus baru BTA+ sebanyak 176.677 kasus, menurun bila dibandingkan

kasus baru BTA+ yang ditemukan tahun 2013 yang sebesar 196.310 kasus. Jumlah kasus

tertinggi yang dilaporkan terdapat di provinsi dengan jumlah penduduk yang besar yaitu

Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Kasus baru BTA+ di tiga provinsi tersebut

sebesar 40% dari jumlah seluruh kasus baru di Indonesia. Berdasarkan WHO Global Report

2014, angka insiden TB saat ini adalah 183/100.000 penduduk, menurun sekitar 10% dari

206/100.000 penduduk (1990), sedangkan angka prevalensi TB adalah 272/100.000 dan

angka mortalitas TB adalah 25/100.000 penduduk atau turun sebesar 49% dari 53/100.000.
Karena itu saya tertarik untuk meneliti pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan

pengetahuan pasien tuberkulosis paru di ruang dahlia RSUD Undata Palu Provinsi Sulawesi

Tengah .

3. GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG ASUHAN KEPERAWATAN


DAN ISPA DI PUSKESMAS DOLO KABUPATEN SIGI
Alasan:

World Health Organization (WHO) memperkirakan insiden Infeksi Saluran

Pernapasan Atas (ISPA) di negara berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per

1000 kelahiran hidup adalah 15% - 20% pertahun pada golongan usia balita. Menurut WHO

± 13 juta anak balita di dunia meninggal setiap tahun dan sebagian besar kematian tersebut

terdapat di negara berkembang, dimana pneumonia merupakan salah satu penyebab utama

kematian dengan membunuh ± 4 juta anak balita setiap tahun. Di Indonesia Infeksi Saluran

Pernapasan Atas (ISPA) selalu menempati urutan pertama penyebab kematian pada

kelompok bayi dan balita. Selain itu ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit

terbanyak di rumah sakit. Survei mortalitas yang dilakukan oleh Subdit ISPA tahun 2005

menempatkan ISPA/pneumonia sebagai penyebab keatian bayi terbesar di Indonesia dengan

presentase 22,30% dari seluruh kematian balita.

Mahasiswa,

DWIYANTHI KARTIKA .D

NPM. 115 015 056

Anda mungkin juga menyukai