Anda di halaman 1dari 15

Nama asisten : Desvi Riani E.

P
Tanggal Praktikum : 02 April 2019
Tanggal Pengumpulan : 15 April 2019

PRODUK OLAHAN SUSU CREAM CHESEE, MOZARELLA DAN GELATO


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Puji Nurul Aeni (240210160054)

Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor


Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022) 7798844,
779570 Fax. (022) 7795780 Email: xxxxxxx
ABSTRAK

Susu adalah cairan dari kelenjar susu yang diperoleh dengan cara pemerahan sapi
selama masa laktasi tanpa adanya penambahan atau pengurangan komponen apapun
pada cairan tersebut. Salah satu metode untuk memperpanjang masa simpan susu adalah
dengan mengubahnya menjadi berbagai produk olahan susu seperti berbagai jenis keju
(cream cheese dan mozzarella) dan es krim (gelato). Warna yang cream cheese peroleh
berwarna putih kekuningan baik yang ditambahkan asam sitrat ataupun air lemon. Rasa
cream cheese yang ditambahkan air lemon berasa sedikit asin dan asam tetapi rasa
cream cheese yang diperoleh setelah penambahan asam sitrat adalah hambar dan sedikit
asam. Aroma cream cheese yang dihasilkan baik ditambahkan asam sitrat ataupun air
lemon beraroma khas keju dengan tekstur halus baik. Rendemen yang dihasilkan lebih
besar cream cheese yang ditambahkan air lemon dibandingkan ditambahkan asam sitrat.
pembuatan keju mozzarella yang ditambahkan enzim rennet tidak berhasil. Keju
mozzarella yang ditambahkan asam sitrat berhasil dibuat. Pada pembuatan gelato
diperoleh waktu pelelehan gelato selama 21 menit 48 detik. warna gelato yang
dihasilkan adalah putih kekuningan, dengan rasa manis ++++, bearoma susu ++ dan
bertekstur lembut.
Kata Kunci : cream cheese, gelato, mozzarella, susu

PENDAHULUAN mendapat perlakuan seperti pasteurisasi,


pendinginan/pembekuan, dan
Menurut Winarno (1993), susu pemanasan. Susu mudah rusak karena
adalah cairan berwarna putih yang merupakan media yang baik bagi
disekresi oleh kelenjar mammae perkembangan mikrobia, angka
(ambing) pada binatang mamalia betina, kerusakan susu segar di Indonesia
untuk bahan makanan dan sumber gizi menurut Direktorat Jendral Peternakan
bagi anaknya. Sebagian besaar susu berkisar antara 3-12,5%.
yang dikonsumsi manusia berasal dari Salah satu metode untuk
sapi. Susu tersebut diproduksi dari memperpanjang masa simpan susu
unsur darah pada kelenjar susu sapi. adalah dengan mengubahnya menjadi
Susu merupakan media cair yang berbagai produk olahan susu seperti
mempunyai komposisi sangat lengkap, berbagai jenis keju dan es krim. Pada
sehingga tidak dapat bertahan dalam praktikum kali ini dilakukuan
waktu lama bila disimpan pada suhu pembuatan produk olahan susu berupa
kamar. Susu yang disimpan pada suhu cream cheese, mozzarella dan gelato.
kamar akan mudah rusak jika tidak
Keju adalah makanan yang negatif yang tolak-menolak. Gerak
dibuat dari dadih susu yang dipisahkan, brown dari molekul-molekul air dapat
yang diperoleh dengan penggumpalan menyebabkan partikel-partikel kasein
bagian casein dari susu dan susu skim. tidak mengendap karena gaya gravitasi
Penggumpalan ini terjadi dengan tidak dapat menahan tumbukan-
adanya enzim rennet (atau enzim lain tumbukan antara fasa pendisperi dengan
yang cocok) atau dengan meningkatkan partikel koloid. Partikel kasein akan
keasaman susu melalui fermentasi asam berada dalam bentuk suspensi dalam
laktat, atau dengan kombinasi kedua jangka waktu yang lama. Pada saat pH
teknik ini. Berdasarkan keras atau susu lebih rendah karena penambahan
tidaknya, keju dibagi menjadi 3 asam atau karena adanya
kategori, yaitu keju lunak, keju semi mikroorganisma yang mengubah
lunak, dan keju keras. Keju lunak laktosa menjadi asam laktat, partikel
contohnya adalah cream cheese, quark, kasein akan kehilangan muatan negatif.
cottage, camembert, dan roquefort, Pada pH di bawah 4,2, muatan dalam
sedangkan keju semi lunak contohnya partikel kasein menjadi nol meskipun
adalah muenster dan stilton. Keju keras ada daerah di permukaan molekul
contohnya adalah cheddar, parmesan, kasein yang bermuatan positif atau
mozarella, gouda. Ketiga kategori negatif. Partikel kasein akan saling
tersebut berhubungan dengan proses menempel dan menjadi gumpalan besar.
pembuatannya, semakin keras keju Gerak brown tidak mampu mengubah
berarti semakin lama dan semakin gumpalan besar tersebut menjadi
kompleks proses pembuatannya suspensi kembali.
(Ananto, 2010). Gelato merupakan Perubahan fisik yang terjadi
salah satu jenis es krim yang memiliki pada pembuatan keju yaitu keju
kandungan kadar lemak yang lebih mengalami perubahan konsistensi dan
renda dibandingkan es krim pada citarasanya. Konsistensi ini meliputi
umumnya (jenis es krim lainnya). elestatisitas, kekerasan, dan plastisitas.
Pembuatan keju memiliki Terjadi perubahan karakter ini
beberapa tahap dasar yang sama. disebabkan adanya hidrolisis protein
Modifikasi dari setiap tahapan akan secara enzimatis yang menyebabkan
menghasilkan jenis keju yang berbeda. kasein mudah larut, sehingga keju
Tahapan tersebut meliputi pasteurisasi, menjadi lunak. Apabila dalam
pembentukan dadih (koagulasi), pembuatan keju terbentuknya asam
pemotongan dadih, pemasakan dadih, terlalu banyak mengakibatkan curd
penirisan, pemadatan dadih, cenderung kasar, rapuh, dan bila
penggaraman, penekanan, dilenturkan patah (Daulay, 1991)
pembungkusan, dan pemeraman. Perubahan kimia yang terjadi pada
Susu dapat dikatakan pembuatan keju yaitu komponen
terakogulasi apabila bentuknya berubah karbohidrat (laktosa) menjadi asam
dari susu cair menjadi padat berbentuk laktat, dan digunakan untuk
gel. Koagulasi kasein oleh asam dapat pertumbuhan bakteri asam laktat dan
berlangsung pada tekanan dan laktat yang dihasilkan akan memberikan
temperatur kamar. Menggumpalan rasa asam pada keju. Terjadi kogaulasi
mulai terjadi pada pH 5,3 dan akan protein yang menyebabkan
berlangsung sempurna pada pH 4,6 terbentuknya churd, dan terjadinya
yang merupakan titik isoelektrik dari hidrolisis lemak susu menghasilkan
kasein. Partikel kasein memiliki muatan gliserol dan asam lemak bebas. Karena
ada aktivitas lipase yang berasal dari 1 liter susu sapi segar
susu. (Daulay, 1991) Perubahan biologi dipasteurisasi, kemudian didinginkan
yang terjadi akibat pembuatan keju hingga suhu 37oC. Susu yang telah
mozarella yaitu terbentuknya bakteri dingin ditambahkan asam sitrat
asam laktat yang menghasilkan asam (perlakuan 1) atau rennet (perlakuan 2)
laktat. dan diaduk hingga rata. Diamkan
Tujuan dari praktikum kali ini selama 2 jam, lalu dilakukan
adalah mengetahu produk-produk penyaringan untuk memisahkan dadih
olahan susu dan mengetahui proses dan whey. Dadih yang diperoleh
pembuata produk olahan susu dengan ditambahkan garam dan diaduk hingga
benar yaitu proses pembuatan cream elastis dengan ditambahkan air panas.
cheese, mozzarella dan gelato. Bahan Mozzarella didinginkan dengan cara
yang digunakan dalam praktikum kali ni selama 8 jam dalam larutan garam, lalu
adalah susu sapi segar yang sebelum dilakukan pengamatan.
dilakukan dilakukan pembuatan produk Gelato
olahan (cream cheese,mozzarella dan Susu sapi segar dipasteurisasi,
gelato) dilkakukan proses pendahuluan kemudian di uji menggunakan laktoscan
terlebih dahulu yaitu pasteurisasi. untuk mengetahui kandungan lemaknya.
Susu yang telah dipasteurisasi
METODOLOGI dihomogenasikan menggunakan mixer
dengan ditambahkan gula, cream dan
Alat dan Bahan skim yang diperoleh dari pemisahan
Alat yang digunakan dalam menggunakan cream separator dengan
praktikum kali ini adalah freezer jumlah perbandingannya berdasarkan
(penyimpanan suhu beku), cream hasil perhitungan, kemudian dilakukan
separator, gelas volume, kompor, aging selama 4-6jam. Gelato yang telah
mangkok/baskom kecil, mixer, neraca diaging dialkukan churning ke dalam
analitik, panci, pengaduk, saringan, dan ice cream maker selama 20 menit dan
termometer. dilakukan pengamatan berupa overrun,
Bahan baku yang digunakan resistensi, pelelehan dan organoletik.
dalam praktikum kali ini yakni susu sapi
segar dengan bahan tambahan lain HASIL DAN PEMBAHASAN
seperti asam sitrat, air lemon, cream,
garam, gula, rennet dan skim (msnf). Cream Cheese
Cream Cheese Menurut Phadungat (2005),
500 ml susu segar dipasteurisan cream cheese adalah jenis keju segar
pada suhu 80oC selama 30 menit, lalu yang lembut dan ringan dengan krim
dinginkan sampai suhu 40oC. Susu yang berwarna putih yang memiliki rasa
telah dingin ditambahkan asam sitrat
asam. Guinee et al. (1993)
(perlakuan 1) atau air lemon (perlakuan
2) sedikit demi sedikit sambil diaduk menambahkan bahwa cream cheese
hingga menggumpal. Hasil gumpalan biasanya diproduksi melalui koagulasi
disaring untuk memisahkan dadih dan krim maupun pencampuran susu dengan
whey, dadih ditambahkan whey yang krim menggunakan asam yang berasal
telah dipisahkan tadidan garam, lalu dari kultur starter. Cream cheese
diaduk. Cream cheese selasai dibuat dan merupakan satu darimakan dari keju
diamati.
yang di produksi dari Amerika. Cream
Keju Mozarella
cheese biasanya digunakan untuk spread
pada roti bagel, sebagai dressing salad Terdapat beberapa proses kritis
dan sebagai bahan untuk membuat yang mempengaruhi pada proses
beberapa macam dessert, seperti pembuatan cream cheese. Diantaranya
cheesecake (Phadungath, 2005). adalah pasteurisasi dan penambahan sari
Proses pembuatan cream cheese buah lemon. Pasteurisasi merupakan
pada praktikum kali ini menggunakan salah satu cara untuk mempertahankan
prosesm pembuatan keju dengan cara mutu susu segar serta memperpanjang
pengasaman langsung yaitu umur simpan susu. Pasteurisasi adalah
menggunakan air lemon dan asam sitrat. pemanasan susu pada temperatur dan
Zat asam pada buah lemon (Citrus lama waktu tertentu yang tujuan
limon) (Wijayakusuma, 2008) dapat utamanya adalah untuk membunuh
menghasilkan gumpalan pada susu. bakteri patogen, namun diharapkan
Penambahan sari buah lemon (Citrus perubahan yang terjadi di dalam
limon) dalam pembuatan keju komposisi, flavor dan nilai nutrisi
diharapkan dapat dijadikan sebagai seminimal mungkin. Proses pasteurisasi
alternatif bahan penggumpal dalam memiliki tujuan mengeliminasi jumlah
pembuatan cream cheese. Buah lemon mikroba pathogen awal supaya susu
(Citrus limon) mengandung asam sitrat tetap terjaga kualitasnya (Buckle et al.,
yang berfungsi menggabungkan kasein 2010). Proses pendinginan setelah
agar terjadi penggumpalan protein susu. pasteurisasi bertujuan supaya proses
Penelitian ini sangat penting mengingat pengumpalan dapat bekerja optimal.
sari buah lemon (Citrus limon) dapat Buah lemon (Citrus limon) mengandung
membantu penggumpalan lebih cepat asam sitrat atau asam sitrat komersil
karena mempunyai asam sitrat yang yang berfungsi menggabungkan kasein
tinggi, ditujukan untuk menentukan agar terjadi penggumpalan protein susu.
level optimum pada pembentukan dadih Pembuatan keju dapat juga dilakukan
keju dengan bahan penggumpal sari dengan cara pengasaman langsung. Zat
buah lemon terhadap kualitas keju. asam pada buah lemon (Citrus limon)
Selain penambahan sari buah lemon dan asam sitrat (Wijayakusuma, 2008)
yang mengandung asam sitrat dapa pula dapat menghasilkan gumpalan pada
ditamabahkan asam sitrat secara susu. Menurut Buckle et al. (2010),
langsung yang sudah beredar dipasaran. pengembangan suasana asam
Kasein berbentuk partikel merupakan salah satu faktor utama
koloid, disebut miselia kasein, yang dalam pembuatan keju, karena sejumlah
dapat diendapkan dan digumpalkan asam sangat diperlukan untuk
dengan ultrasentriugasi, penambahan pembentukan dadih (tahu susu) yang
enzim rennet, asam, alkohol, atau logam dapat diolah. Proses selanjutnya
(tembaga, perak, aluminium, dan besi). merupakan proses penirisan (draining),
Dadih asam memiliki kandungan yaitu proses pemisahan whey dari curd
mineral yang lebih kecil dibandingan (dadih). Berikut ini merupakan tabel
dadih rennet. hasil pengamatan pembuatan cream
cheese.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembuatan Cream Cheese
Kel. Perlakuan Warna Rasa Aroma Testur Rendemen Gambar
1 Putih Hambar Keju Halus
kekuningan

Ditambahkan
6 Lemon Putih Sedikit Khas Halus
kekuningan asin, Keju
aftertaste
asam
2 Ditambahkan Putih Hambar Khas Halus
Asam Sitrat Kekuningan sedikit Keju
asam

7 Ditambahkan Putih Hambar Khas Halus


Asam Sitrat Kekuningan sedikit Keju
asam

11 Lemon Putih Sedikit Keju Halus


kekuningan asin
dengan
aftertaste
asam
12 Asam Sitrat Putih Hambar Khas Halus
Kekuningan dengan Keju
aftertaste
(Putih 90%, asam
kuning 10%)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)
Berdasarkan hasil pengamatan asam sitrat adalah hambar dan sedikit
cream cheese yng dalam proses asam, hal tersebut menunjukan bahwa
pembuatannya ditambahkan asam sitrat asam sitart akan menutupi rasa asin
dan air lemon memiliki perbedaan pada yang berasal dari garam yang digunakan
sifat organoleptik dan rendemen yang yang bertujuan untuk mempercepat
dihasilkan. Hal ini dikarenakan koagulasi dan penyeimbang rasa.
konsentrasi asam pada kedua jenis yang Aroma cream cheese yang dihasilkan
ditambahkan berbeda. Warna yang baik ditambahkan asam sitart ataupun
cream cheese yang diperoleh berwarna air lemon beraroma khas keju dengan
putih kekuningan baik yang tekstur halus baik. Rendemen yang
ditambahkan asm sitrat ataupun air dihasilkan lebih besar cream cheese
lemon. Rasa cream cheese yang yang ditambahkan air lemon
ditambahkan air lemon berasa sedikit dibandingkan ditambahkan asam sitrat,
asin dan asam teteapi rasa cream cheese sehingga dapat disimpulkan bahwa
yang diperoleh setelah penambahan penambahan air lemon dalam
pembuatan cream cheese lebih efektif kadar protein tertinggi pada konsentrasi
dibandingkan penambahan asam sitrat sari buah lemon 2,5% dengan kadar
dikarenakan konsentrasi asam pada air protein 16,84%. Kadar protein pada
lemonlebih cocok untuk pembuatan produk dipengaruhi oleh jumlah dadih
cream cheese. yang terbentuk pada penggumpalan.
Aroma khas keju ini berasal dari Kadar protein pada konsentrasi sari
bahan utama dari pembuatan keju buah lemon 3 dan 4% lebih sedikit
tersebut (susu sapi). Tekstur karena penambahan sari buah lemon
dipengaruhi oleh kadar air. Air akan menurunkan pH sehingga
merupakan komponen penting dalam melampaui titik isoelektriknya. Kadar
bahan pangan karena air dapat laktosa untuk tiap produk hampir serupa
mempengaruhi kekerasan, penampakan, menunjukkan tidak ada proses
citarasa dan nilai gizinya (Putri, 2007). fermentasi yang mengubah laktosa
Semakin kuat penyaringan dadihnya menjadi asam laktat. Dapat disimpulkan
maka cairan (whey) yang terpisah akan bahwa perubahan pH hanya disebabkan
lebih maksimal. Sehingga kadar airnya karena penambahan sari buah lemon.
akan berkurang. Menurut United State Kadar lemak mengalami penurunan
Departement Of Agricultural (1994) dengan peningkatan konsentrasi sari
keju krim mengandung kadar air tidah buah lemon karena pH rendah akan
lebih dari 55%. Maka dapat diketahui melarutkan lemak sehingga akan
bahwa cream cheese akan memiliki terbawa dalam whey pada saat
tekstur yang lunak. Dengan adanya penekanan.
kadar air pun akan mempengaruhi Temperatur yang tinggi akan
rendemen yang dihasilkan. menyebabkan protein terdenaturasi
Rasa dipengaruhi oleh senyawa kimia, sehingga menurunkan kadar protein
suhu, konsentrasi dan interaksi dengan dalam dadih yang terbentuk. Nilai pH
komponen rasa yang lain (Putri, 2007). adalah ukuran ion hidrogen yang
Hal ini sesuai dengan United State terdisosiasi dalam larutan. Nilai pH
Departement Of Agricultural (1994) tidak mengukur keasaman sebagai mana
yang menyatakan keju krim memiliki halnya titrasi. Oleh karena itu, karena
pH asam yaitu pada pH 4,4 sampai 4,9. disosiasi ion meningkat dengan
Terdapat pengaruh konsentrasi meningkatnya temperatur, pH akan
sari buah lemon dan asam terhadap turun bersamaan dengan kenaikan
pembentukan gumpalan pada susu. Dari temperatur. Penurunan pH ini telah
hasil penilitian yang dilakukan oleh melampaui titik isoelektrik
Rintis Manfaati dan Bintang Iwhan penggumpalan kasein sehingga akan
Moehady (2011), konsentrasi sari buah menurunkan proses pembentukan dadih.
lemon 1 dan 1,5% tidak memberikan Selain memengaruhi pembentukan
hasil penggumpalan yang baik karena dadih, temperatur juga memengaruhi
titik isoelektrik belum tercapai. Yield tekstur dadih yang terbentuk. Pada
terbesar diperoleh pada konsentrasi sari temperatur 21 – 27oC, dadih cenderung
buah lemon 2% yaitu 17,17 % dan lunak seperti jelly. Pada 30pC, dadih
lebih keras dan tidak mudah pecah pada bertujuan untuk membunuh
saat pemotongan dan pada temperatur mikroorganisme pathogen yang ada
33- 36oC, dadih keras dan kenyal alam bahan serta bertujuan untuk
sehingga whey akan keluar secara membantu mempercepat proses
perlahan dan mudah dipisahkan. Untuk pengumpalan curd yang akan
keju lunak ‘cheese spread’, tekstur yang dihasilkan. Selanjutnya dilakukan
lembut seperti jelly adalah tekstur yang proses penggumpalan, yang bertujuan
diinginkan (Manfaati dkk, 2011). untuk mendapatkan curd yang
diinginkan diaman proses
Mozarella penggumapalan ini dilakukan selama 2
Keju Mozzarella merupakan jam. Setelah adonan menggumpal akan
salah satu jenis keju pasta vilata (curd menghasilkan curd dan whey, kemudian
yang elastis) dan merupakan keju asli dilakukan proses pemisahan yang
Italia. Keju ini sangat terkenal karena bertujuan untuk memisahkan antara
cara pembuatannya dengan pemasakan curd dan whey sehingga dihasilkan
dan pemuluran curd segar dalam curdnya saja. Curd hasil pemisahan
penangas air panas, sehingga tersebut, selanjutnya direndam dengan
mempunyai karakteristik struktur menggunakan air dingin yang ditambah
berserabut, daya leleh dan kemuluran garam, proses perendaman ini berfungsi
yang tinggi (DMI, 2001). Keju untuk untuk memberikan rasa sedikit
Mozzarella merupakan keju khas Italia, asin juga bertindak sebagai preserve
yang biasa digunakan dalam pizza. Keju menahan mikroorganismee proteolitik
Mozzarella termasuk kelompok keju ataupun mikroorganisme perusak.
”pasta filata”, yaitu keju yang Selanjutnya dilakukan proses penirisan
dipanaskan dan dilelehkan yang yang bertujuan untuk menghilangkan
dilakukan pada suhu 70-85°C. Ciri-ciri kadar air bahan sisa hasil perendaman
keju Mozzarella adalah elastis, dan whey yang masih tersisa dalam curd
berserabut dan lunak. Hal ini dapat terpisahkan. Selanjutnya curd
disebabkan adanya proses pembenaman yang telah ditiriskan kemudian dikemas
di dalam bak air panas dan adanya dalam alumunium foil dan didinginkan
penekanan hingga lunak (Willman dan pada suhu 20C selama 30 menit yang
Willman, 2003). bertujuan untuk membentuk atau
Adapun tahapan-tahapan dalam mempertahankan tekstur keju mozarella
proses pembuatan keju mozarella yaitu yang dihasilkan.
diantaranya pencampuran, pemanasan, Sedangkan bahan-bahan yang
penggumpalan, pemisahan, digunakan dalam pembuatan keju
perendaman, penirisan, pengemasan dan mozarella diantaranya yaitu susu murni,
freezing. Tahapan pencampuran ini enzim rennet dan asam sitrat. Susu
bertujuan untuk mencampurkan seluruh murni merupakan bahan baku utama
bahan adonan agar diperoleh adonan dalam proses pembuatan keju mozarella
yang merata sempurna. Selanjutnya dan merupakan bahan untuk menambah
dilakukan proses pemanasan, yang nilai nutrisi suatu produk, karena pada
umumnya susu merupakan bahan dari molekul. Kemudian k-kasein saling
maknaan yang hampir sempurna dan mendekat dan bersatu dengan ikatan
merupakan makanan alamiah bagi hidrofobik, membentuk jaringan tiga
biantang menyusui yang baru lahir, dimensi yang merangkap fase cairan
dimana susu merupakan satu-satunya dari susu. Renin tidak memindahkan
sumber makanan pemberi kehidupan kalsium dari misel, sehingga terbentuk
segera sesudah kelahiran (Muchtadi, kalsium-fosfo-kaseinat yang keras dan
2015). elastis (Miskiyah,2011).
Bahan utama lain dalam Mekanisme pengendapan kasein
pembuatan keju mozarella yaitu enzim susu dengan enzim rennet melaluidua
rennet enzim rennet ini berfungsi untuk tahap, yaitu proses enzimatik dan
menggumpalkan protein sehingga koagulasi oleh ion Ca (Adnan dalam
menghasilkan bakal keju (curd) yang Hutagalun, 2008). Hal ini berhubungan
diinginkan. Pada umumnya enzim dengan sifatnya sebagai enzim
rennet disebut juga dengan rennin proteolitik yang mampu memecah
komersial. Jika rennin merupakan protein. Dalam proses enzimatik, k-
enzim murni, maka rennet adalah enzim kasein dihidrolisa menjadi para-k-
komersial yang diperoleh dari lambung kasein dan glikoprotein yang larut.
anak sapi. Sekarang rennin dapat juga Glikoprotein merupakan senyawa
diperoleh dari hasil pengembangbiakan polipeptida yang mengandung
mikroorganisme sebagai metabolit, karbohidrat. Selanjutnya proses
yaitu jamur Mucor miehei (Suliasih, koagulasi oleh ion Ca dapat
2017). berlangsung bergantung suhu, dimana
Renin termasuk enzim protease suhu optimum koagulasi yakni suhu 40-
asam, yaitu enzim yang mempunyai sisi 42oC. Proseses pengolahan susu
akti. pada dua gugus karboksil. menjadi keju dengan terbentuknya
Disamping terdapat renin, dalam rennet gumpalan (dadih) keju yang dikoagulasi
juga terkandung enzim protease lain oleh enzim (Yulneriwarni, 200 ).
yaitu pepsin. Renin bekerja Enzim yang sering digunakan dalam
menggumpalkan susu melalui dua tahap penggumpalan dadih yaitu enzim rennet
reaksi, yaitu secara enzimatis dan yang diambil dari perut abdomen hewan
nonezimatis. Kedua reaksi tersebut memamah-biak (Nisa, 2000).
berlangsung secara terpisah, namun Penggunaan enzim rennet dari perut
tidak dapat dibedakan secara visual. abdomen hewan memamah-biak
Enzim renin akan merusak kestabilan berdampak terhadap mahalnya harga
misel kasein. Renin memecah ikatan susu yang akan dijadikan keju. Pada sisi
spesifik antara fenil alanin dan kehalalan pembuatan keju sangat
metionin, merusak bagian yang kaya penting untuk penduduk Indonesia yang
kerbohidrat (glikoprotein) sehingga mayoritas beragama islam. Rennet yang
terbentuk para-k-kasein. Sisa kasein biasa digunakan untuk membuat
tidak dapat mempertahankan kestabilan homemade cheese di kalangan
misel karena hilangnya bagian asam masyarakat modern yaitu dari kapang
Rhizomucor miehei. Rennet komersil perlakuan lain yang dilakukan yaitu
yang digunakan oleh masyarakat koagulasi secara langsung dengan
tersebut harus diimpor dari australia penambahan asam sitrat. Perbedaan
sehingga biaya dan lama pengiriman perlakuan ini bertujuan untuk melihat
menjadi hal utama dalam memilih perlakuan yang lebih efektif dalam
rennet jenis ini. pembuatan mozzarella. Berikut ini
Selain penambahan rennet pada merupakan tabel hasil pengamatan
pembuatan keju mozzarella ini, pembuatan mozarela.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Pembuatan Keju Mozarella
Kel. Perlakuan Warna Rasa Aroma Tekstur Rendemen Gambar
3 Enzim Rennet - - - - - -

Putih
4 Asam sitrat - Susu + Kenyal 43 %
kekuningan

8 Enzim Rennet - - - - - -

Lunak
9 Asam sitrat Putih tulang - Keju 18%
Terurai

13 Enzim Rennet - - - - - -

Putih Khas
14 Asam Sitrat - Lunak -
Kekuningan Susu

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)


Dalam proses pembuatan keju yang terjadi yaitu dengan adanya
mozarella terjadi perubahan fisika, pemanasan dan perendaman pada
kimia dan biologi. Perubahan fisik yang larutan air garam maka mikroorganisme
terjadi yaitu terjadinya perubahan wujud pathogen dan sebagian mikroorganisme
susu yang asalnya berbentuk cairan perusak akan terbunuh sehingga
menjadi berbentuk semi padat dan didapatkan produk yang memiliki umur
elastis. Perubahan kimia yang terjadi simpan yang panjang.
adalah terjadinya penggumapalan yaitu Berdasarkan hasil pengamatan
akibat adanya pemanasan dan yang diperoleh pembuatan keju
penambahan enzim rennet serta asam mozzarella yang ditambahkan enzim
sitrat yang dapat merusak protein rennet tidak berahasil. Hal tersebut
sehingga terjadi koagulasi dan dapat terjadi karena saat dilakukan
menggumapl menjadi bakal keju (curd) koagulasi penyimpanan dilakukan pada
yang diinginkan. Perubahan biologi suhu ruang sementara semperti yang
telah dipaparkan sebelumnya bahwa suh (pH) susu menjadi rendah dan rennet
optimumkoagulasi dengan enzim rennet efektif bekerja (Suliasih, 2017)
adalah 40-42oC. Keju mozzarella yang Praktikum pembuatan keju
ditambahkan asam sitrat berhasil dibuat mozzarella kali ini tidak berhasil
karena proses koagulasi dapat terjadi mendapatkan keju mozzarella yang
walupun tidak optimal, karena saat sesuai dengan karakteristik yang
koagulasi langsung dengan penambahan diinginkan, bahkan keju mozzarella
asam memiliki prinsip yang sama saat tidak berhasi dibuat. Hal tersebut dapat
pembuatan cream cheese. Hasil yang dikarenakan enzim yang digunakan
didapat adalah keju kelomopok 4 sudah lama atau terlalu sedikit, dan
berwarna putih kekuningan, beraroma penjeaan yan tidak sesuai dengan
khas susu +, bertekstur kenyal dan prosedur.
memiliki rendemen sebesar 43%. Keju Menurut USDA (2005) warna
kelompok 9 berwarna putih tulang, keju mozzarella adalah putih alami
memiliki aroma khas kehu, bertekstur hingga krem muda. Warna kekuningan
lunak dan memiliki rendemen sebesar disebabkan kandungan beta karoten
18%. Keju kelompok 14 memiliki pada lemak susu sapi. Menurut College
warna puthi kekuningan beraroma khas of Agricultural and Life Sciences
keju dan memiliki tekstur lunak. University Wisconsin (2004) beta
Perbedaan rendemen dapat disebabkan karoten adalah penyebab warna kuning
oleh saat penyaringan atau pemisahan pada keju. Beta karoten merupakan
dilakukan tidak sempurna. pigmen kuning yang larut dalam lemak.
Dalam pembuatan keju mozarela Menurut Legowo (2002), warna putih
agar dihasilkan keju yang sempurna, dari susu diakibatkan oleh dispersi yang
seharusnya penabahan enzin rennet dan merefleksikan sinar dari globula-
asam sitrat dilakukab bersamaan/ globula lemak serta partikel-partikel
digabungkan. Karena penambahan asam koloid senyawa kasein dan kalsium
sitrat merupakan bahan tambahan dalam fosfat.
pembuatan keju mozarella, dimana Keju Mozarella memiliki aroma
fungsinya yaitu untuk membantu agar asam. Hal tersebut dapat dikarenakan
enzim rennet dapat bekerja dengan terjadinya fermentasi yang berlebihan
optimal dan membantu juga dalam pada keju mozzarella. Aroma yang
mempercepat proses penggumpalan. asam ini tetap memiliki sedikit aroma
Penambahan asam sitrat ini disebut juga khas susu. Menurut pendapat Setyawati
dengan proses pengasaman, dimana et al. (2013) adanya perubahan pada
dalam prosesnya pengasaman ini selain produk olahan susu seperti keju
menggunakan asam sitrat dapat pula disebabkan karena fermentasi laktosa,
dengan menggunakan lemon jus, asam sitrat, dan senyawa organik lainnya
tatrat, cuka atau bakteri Streptococcus menjadi bermacam-macam asam, ester,
lactis, dimana bakteri tersebut akan alkohol dan senyawa pembentuk flavor
mengubah laktosa (gula susu) menjadi dan aroma yang mudah menguap.
asam laktat sehingga derajat keasaman
Tekstur dari keju mozzarella Proses pembuatan gelato diawali
adalah lembek dan lembut. Menurut dengan melakukan pasteurisasi susu
Legowo et al., (2002) bahwa proporsi yang bertujuan untuk mebunuh bakteri
lemak susu yang tinggi justru akan patoghen yang masih terdapat dalam
mengakibatkan tekstur dadih yang susu segar. Setelah itu dilakukan
lunak, hal ini menjadikan tekstur keju homogenasi setelah ditambahkan gula,
yang lunak pula. Tekstur dari keju cream dan skim dimana jumlah skim
mozzarella sangat dipengaruhi kadar dan cream didapatkan dari perhitungan
airnya, hal ini sesuai dengan pendapat yang dilakukan setelah mendapatkan
Komar et al, (2009) bahwa kadar air nilai lemak yang didapat dari uji lakto
merupakan faktor yang sangat penting scan pada pemisahan skim dan cream.
untuk menentukan tekstur keju. Kadar Rumus yang digunakan adalah ro = m.
air yang baik keju Mozzarella menurut v. Homogenisasi pada pembuatan es
Standar Nasional Indonesia (SNI) keju krim bertujuan untuk menyebarkan
olahan maksimum mempunyai kadar air globula lemak secara merata keseluruh
45% (Komar et al., 2009). Kandungan produk, mencegah pemisahan globula
air yang tinggi pada keju menyebabkan lemak ke permukaan selama proses
keju lunak. Tinggi rendahnya kadar air pembekuan dan untuk memperoleh
dan kadar lemak dalam keju mozzarella tekstur yang halus. Manfaat
akan menentukan kualitas tekstur keju. homogenisasi yaitu bahan campuran
Ciri-ciri keju mozzarella yaitu elastis, menjadi sempurna, mencegah
tidak berserabut dan lunak. penumpukan disperse globula lemak
selama pembekuan, memperbaiki
Gelato tekstur, mempercepat aging dan produk
Gelato merupakan es krim yang yang dihasilkan lebih seragam
berasal dari negara Itali dimana gelato (Winarno, 2002). Campuran yang telah
itu sendiri dalam bahasa Itali berarti es homogen diaging selama 4-6 jam dan di
churning. Tetapi karena setelah 6 jam
krim. Gelato terbuat dari susu, lemak,
gelato belum terbentuk pada praktikum
gula, telur dan perasa makanan yang kali ini dilakukan pembekuan kembali
adonannya lebih kental dari es krim. selama 24 jam baru di churning.
Gelato berbeda dengan es krim pada Dilakukannya pembekuanelama 24 jam
umumnya karena memiliki kadar lemak dapat dikarenakan proses homgenasi
yang lebih rendah dari es krim pada yang dilakukan tidak sempurna. Aging
umumnya. Gelato mengandung 6 - 11% merupakan proses pemasakan ICM
dengan cara mendiamkan adonan
lemak sedangkan es krim mengandung
selama 3-24 jam dengan suhu 4,4°C
lemak 10 - 16% (Kopfer, 2009). Selain atau di bawahnya. Tujuan aging yaitu
itu, yang membedakan gelato dengan es memberikan waktu pada stabilizer dan
krim yaitu nilai overrun gelato lebih protein susu untuk mengikat air bebas,
rendah atau bahkan tidak memiliki sehingga akan menurunkan jumlah air
overrun dan tidak menggunakan bebas. Perubahan selama aging yaitu
stabilizer (Alfaifi dan Stathopoulos, terbentuk kombinasi antara stabilizer
dan air dalam adonan, meningkatkan
2010). viskositas, campuran jadi lebih stabil,
lebih kental, lebih halus, dan tampak tekstur es krim menjadi semi padat.
mengkilap (Winarno, 2002). Tujuan Berikut ini merupakan hasil pengamatan
dari proses churning adalah mengubah dari pembuatan gelato.
Tabel 3. Hasil Pengamatan Pembuatan Gelato
Waktu
Berat Warna Rasa Aroma Tekstur Gambar
pelelehan
Sebelum
pelelehan =
12 gram 21 menit 48 Putih Manis +
Susu + + Lembut
Setelah detik kekuningan ++++
pelelehan =
14 gram
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)
Berdasarkan hasil pengamtan gelato disebabkan oleh bahan baku gula
diperoleh waktu pelelehan gelato yang digunakan. Sesuai dengan
selama 21 menit 48 detik yang pendapat Darma et al. (2013) yang
menandakan gelato akan mencair menyatakan, penggunaan bahan baku
setelah disimpan dalam suhu ruang gula menimbulkan rasa manis pada
selama waktu tersebut. warna gelato produk. Tekstur pada gelato
yang dihasilkan adalah putih dipengaruhi oleh viskositasnya, karena
kekuningan, dengan rasa manis ++++, semakin tinggi viskositas adonan gelato
bearoma susu ++ dan bertekstur lembut. artinya air yang terkandung didalamnya.
Lamanya waktu pelelehan
berbanding lurus dengan nilai overrun, KESIMPULAN
semakin tinggi nilai overrun maka
pelelehan yang terjadi akan semakin Berdasarkan hasil pengamatan,
cepat. Hal tersebut sesuai dengan cream cheese dalam proses
pendapat Oksilia et al. (2012) yang pembuatannya ditambahkan asam sitrat
menyatakan bahwa semakin banyak dan air lemon memiliki perbedaan pada
rongga udara menyebabkan gelato cepat sifat organoleptik dan rendemen yang
menyusut dan meleleh pada suhu ruang dihasilkan. Warna yang cream cheese
karena rongga - rongga udara yang peroleh berwarna putih kekuningan baik
terbentuk dalam gelato akan terlepas yang ditambahkan asam sitrat ataupun
bersamaan dengan melelehnya gelato. air lemon. Rasa cream cheese yang
Alizadeh et al. (2014) juga menyatakan ditambahkan air lemon berasa sedikit
bahwa udara didalam gelato memberi asin dan asam tetapi rasa cream cheese
pengaruh tekstur ringan dan sifat fisik yang diperoleh setelah penambahan
dari pelelehan. asam sitrat adalah hambar dan sedikit
Warna gelato yang berwarna asam. Aroma cream cheese yang
putih kekuningan berasal dari warna sus dihasilkan baik ditambahkan asam sitrat
sedar yang digunakan setelah melalui ataupun air lemon beraroma khas keju
proses pemanasan. Rasa manis pada dengan tekstur halus baik. Rendemen
yang dihasilkan lebih besar cream physical properties of gelato ice
cheese yang ditambahkan air lemon cream. 17: 787 – 793
dibandingkan ditambahkan asam sitrat, Alizadeh, M., M. A. Lalabadi and S.
sehingga dapat disimpulkan bahwa Kheirouri. 2014. Impact of using
penambahan air lemon dalam stevia on phisicochemical,
pembuatan cream cheese lebih efektif sensory, rheology and glycemic
dibandingkan penambahan asam sitrat index of soft ice cream. Journal
dikarenakan konsentrasi asam pada air Food and Nutrition Science. 5:
lemon lebih cocok untuk pembuatan 390-396
cream cheese. Buckle K. A., dkk. 2010. Ilmu Pangan.
Berdasarkan hasil pengamatan UI-Press. Jakarta.
yang diperoleh pembuatan keju College of Agricultural and Life
mozzarella yang ditambahkan enzim Sciences University of
rennet tidak berhasil. Keju mozzarella Wisconsin. 2004. Changing
yang ditambahkan asam sitrat berhasil Breeds, Feeds, Genetics And
dibuat. Hasil yang didapat adalah keju Milk Quality All Influence The
kelomopok 4 berwarna putih Mix Of Fat And Protein.
kekuningan, beraroma khas susu +, University of Wisconsin-
bertekstur kenyal dan memiliki Madison Extension, Madison.
rendemen sebesar 43%. Keju kelompok Darma, G. S., D. Puspitasari dan E.
9 berwarna putih tulang, memiliki Noerhartati. 2013. Pembuatan es
aroma khas kehu, bertekstur lunak dan krim jagung manis kajian jenis
memiliki rendemen sebesar 18%. Keju zat penstabil, konsentrasi non
kelompok 14 memiliki warna puthi diary cream serta aspek
kekuningan beraroma khas keju dan kelayakan finansial. Jurnal
memiliki tekstur lunak. Perbedaan REKA Agroindustri. 1(1): 45 -
rendemen dapat disebabkan oleh saat 55.
penyaringan atau pemisahan dilakukan Daulay, D. 1991. Fermentasi Keju.
tidak sempurna. Bogor: IPB.
Berdasarkan hasil pengamatan DMI. 2001. Improving Mozzarella
diperoleh waktu pelelehan gelato Manufacture and Quality Part I
selama 21 menit 48 detik. warna gelato : Processing Technologies for
yang dihasilkan adalah putih Efficient Manufacture of High
kekuningan, dengan rasa manis ++++, Quality Mozzarella Cheese.
bearoma susu ++ dan bertekstur lembut. Dairy Management Inc.
American Dairy Association
DAFTAR PUSTAKA National Dairy Council. United
States.
Alfaifi, M. S. and C. E. Stathopoulos. Guinee, T.P., Pudja, P.D., dan Farkye,
2010. Effect of egg yolk N.Y. 1993. Fresh acid-curd
substitution by sweet whey cheese varieties. P.F. Fox (Ed),
protein concentrate (WPC) on Cheese: Chemistry, Physics and
Microbiology. Chapman & Hall, Muchtadi, Tien. Dkk. 2015. Ilmu
London. Hal. 363-419. Pengetauan Bahan Pangan.
Hutagalung, Ida Lasroha. 2008. Bandung : Alfabeta
Pengujian Level Enzim Rennet, Nisa, Chairun, Trioso Purnawarman, Ita
Suhu dan Lama Penyimpanan Djuwita, dan Chsnul Choliq.
Terhadap Kualitas Kimia Keju 2009. Produksi dan Uji Biologis
dari Susu Kerbau Murrah. Rennet dari Abomasum Domba
Skripsi Departemen Peternakan, Lokal sebagai Bahan Bioaktif
Fakultas Pertanian, Universitas dalam Pembuatan Keju. Bogor :
Sumatera Utara. Fakultas Kedokteran Hewan
Komar, Nur. 2009. Karakteristik Termal IPB, hal. 1
Produk Keju Mozzarella (Kajian Oksilia., M. I. Syafutri dan E. Lidiasari.
Konsentrasi Asam Sitrat). 2012. Karakteristik es krim hasil
Jurusan Teknik Pertanian, modifikasi dengan formulasi
Fakultas Teknologi Pertanian ubur timun suri (Cucumis melo
Universitas Brawijaya. Malang. L.) dan sari kedelai. Jurnal.
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. Teknol. Dan Industri Pangan.
10 No.2 (Agustus 2009) 78 -87. 23(1): 17 – 22.
Kopfer, T. 2009. Making Artisan Gelato Phadungath, Chanokphat. 2005. Cream
: 45 Recipes and Techniques for cheese Product: A Review.
Crafting Flavor Infused Gelato Journal Science and
and Sorbet at Home. Rockport Technology. Vol. 27. No. 1. Hal.
Publisher, Unites States. 191-199.
Legowo AM. 2002. Sifat Kimiawi, Putri, Yeny Nur. 2007. Mempelajar
Fisik dan Mikrobiologi Susu. Pengaruh Penyimpanan Tape
Diktat Program Studi Teknologi Ketan (Oryza sativa
Hasil Ternak. [Diktat]. Fakultas glutinosa)Terhadap Daya
Peternakan Universitas Terima Konsumen. Skripsi.
Diponegoro. Semarang. Bogor : Departemen Ilmu dan
Manfaati, Rintis dan Bintang Iwhan Teknologi Pangan, Fakultas
Moehady. 2011. Pembuatan Teknologi Pertanian IPB, hal.
Keju Lunak Dengan Sari buah 29-51
lemon Sebagai Koagulan. Setyawati, A., Purwadi, dan I. Thohari.
Jurusan Teknik Kimia Politeknik 2013. Kualitas fisik dan
Negeri Bandung. Bandung. organoleptik (Aroma, Warna)
Miskiyah,. S. Usmiati dan Mulyorini. keju olahan dengan penambahan
2011. Pengaruh Enzm tepung porang (Amorphopallus
Proteolitik dengan Bakteri Asam onchophillus). Fakultas
Laktat Probotik terhadap Peternakan Universitas
Karakteristik Dadih Susu Sapi. Brawijaya, Malang.
JITV Vol. 16 No. 4 Hal. 304 -
311.
Suliasih, Neneng. 2017. Teknologi
Pengolahan Pangan Hewani.
Bandung : Universitas Pasundan
United State Departement Of
Agricultural. 1994.
Specifications for Cream cheese,
Cream cheese with other Foods,
and Related Products.
Agricultural Marketing Sevice
USDA. US.
USDA. 2005. Commersial Item
Discription. Mozzarella Cheese.
Lite. The U.S. Departement of
Agriculture. United State.
Wijayakusuma, Hembing. 2008.
Ramuan Herbal Penurun
Kolesterol. Jakarta : Pustaka
Bunda, hal. 57
Willman, C. and N. Willman. 2003.
Home Cheese Making. The
Australian Dairy Corporation.
Melbourne. Australia.
Winarno, F.G., 1993. Pangan Gizi
Teknologi dan Konsumen.
Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Winarno, FG. 2002. Kimia Pangan dan
Gizi. Gramedia. Jakarta.
Yulneriwarni, Sulastri, dan Lydia Tuti.
2009. Fermentasi Keju dari
Berbagai Jenis Kacang
Menggunakan Isolat Bakteri
Asam Laktat dari Nenas. Jakarta
: Fakultas Biologi, Universitas
Nasional, hal 32

Anda mungkin juga menyukai