Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

“Individu dan Aspek Perkembangannya”

DISUSUN OLEH:

Selyndion Ayundi Thuma/ 1613041013

Andi Kurni Sari Kadir / 171304

Eda Silambi`/ 1713040014

Julkipli Eko Baskoro/ 17

Nurfadillah Ningsih/ 171304

PENDIDIKAN KIMIA B

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGTAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

TAHUN 2019
“Individu dan Aspek Perkembangannya”

A. Pengertian Individu
Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang .
Sejak ratusan tahun sebelum masehi, manusia telah menjadi obyek filsafat, baik
obyek formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun obyek material yang
mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dengan berbagai
kondisinya. Sebagaimana dikenal adanya manusia sebagai mahluk yang berpikir
atau homo sapiens, mahluk yang berbuat atau homo faber, mahluk yang dapat
dididik atau homo educandum dan seterusnya.
Istilah individu berasal dari kata individera yang berarti suatu kesatuan
organisme yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau tidak bisa dipisahkan. Individu
merupakan kata benda dari individual yang berarti orang atau perseorangan
(Echols,1975: 519). Setiap orang, apakah ia seorang anak atau orang dewasa, dan
apakah ia berada dialam suatu kelompok atau seorang diri, ia disebut individu.
Individu menunjukkan kedudukan seseorang sebagai orang perorangan atau
perseorangan. Sifat individual adalah sifat yang berkaitan dengan orang
perseorangan.
Dalam rentang kehidupan manusia sejak adanya konsepsi kehidupan,
manusia merupakan kesatuan psikofisis (jasmani dan rohani) yang khas (unik) dan
akan terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini telah jelas bahwa
seorang individu tidak dilahirkan dengan perlengkapan yang sudah sempurna.
Dengan sendirinya pola-pola seperti berjalan, berbicara, merasakan, berfikir, atau
pembentukan pengalaman harus dipelajari.

B. Karakteristik Individu
Secara etimologis, istilah karakteristik diambil dari bahasa Inggris
yakni characteristic, yang artinya mengandung sifat khas. Ia mengungkapkan
sifat-sifat yang khas dari sesuatu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
karakteristikindividu adalah suatu sifat yang khas, yang melekat
pada diri seorangindividu.
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heradity)
dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan
merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang
menyangkut faktor biologis, maupun faktor sosial-psikologis. Pada masa lalu ada
sebuah keyakinan kepribadian terbawa pembawaan (heradity) dan lingkungan,
keduanya mempengaruhi kepribadian dengan terpisah dengan caranya masing-
masing. Namun kemudian makin disadari bahwa apa yang difikirkan dan
dikerjakan oleh seseorang, atau apa yang dirasakan oleh seorang anak,remaja atau
dewasa, merupakan hasil dari perpaduan antara apa yang ada diantara faktor-
faktor biologis yang diturunkan dan pengaruh lingkungan.
Natur dan nurture merupakan istilah yang biasa digunakan untuk
menjelaskan karakteristik-karakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan
emosional pada setiap tingkat perkembangan. Karakteristik yang berkaitan
dengan perkembangan faktor biologis cenderung lebih bersifat tetap, sedang
karakteristik yang berkaitan dengan sosial psikologis lebih banyak dipengaruhi
oleh faktor lingkungan.
Seorang bayi yang baru lahir merupakan hasil dari dua garis keluraga,
yaitu garis keluarga ayah dan garis keluarga ibu. Sejak terjadinya pembuahan tau
konsepsi kehidupan yang baru, maka secara kesinambungan dipengaruhi oleh
faktor keturunan (heradity) dan faktor lingkungan.
Faktor bawaan kelahiran merupakan faktor keturunan yang ada sejak lahir
baik yang menyangkut biologis maupun sosial psikologis. Sedangkan faktor yang
dipengaruhi lingkungan adalah faktor yang banyak dipengaruhi dengan keadaan
masyarakat sekitar ataupun faktor-faktor eksternal lainnya.
Kedua faktor ini memeberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan individu. Meski mungkin ada salah satu faktor yang lebih
dominan, namun tetap kedua faktor tersebut berpengaruh dan pada gilirannya
ternyata faktor-faktor itulah yang menyebabkan perbedaan antar individu, karena
meski individu memiliki kesamaan dalam pola pertumbuhan dan kembangannya
namun warisan manusia secara biologis dan sosial tiap-tiap individu mempunyai
kecenderungan berbeda.

C. Aspek-Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Individu


Pertumbuhan adalah perubahan-perubahan yang cenderung kearah
perubahan fisik yang secara kuantitatif bertambah besar dan bertambah panjang.
Hal ini senada dengan Sunarto dan Agung Hartono yang menyatakan bahwa
pertumbuhan adalah perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran
dan struktur biologis. Sedangkan perkembangan adalah perubahan yang terjadi
pada aspek psikologis dan sosial individu. Menurut Paulus dan Strauss(Sunarto
dan Agung.H, 2008:39), yaitu bahwa perkembangan adalah “proses perubahan
dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi
dengan lingkung
1. Perbedaan kognitif
Menurut Bloom, Proses belajar, baik disekolah maupun diluar sekolah,
menghasilkan tiga pembentukan kemampuan yang dikenal sebagai taxonomy
bloom, yaitu kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kemampuan
kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Setiap orang memiliki persepsi tentang hasil
pengamatan atau penyerapan atas suatu obyek. Berarti ia menguasai segala
sesuatu yang diketahui, dalam arti pada dirinya terbentuk suatu persepsi, dan
pengetahuan itu diorganisasikan secara sistematik untuk menjadi miliknya.
Pada dasarnya kemampuan kognitif merupakan hasil belajar. Sebagaimana
diketahui hasil belajar merupakan perpaduan antara faktor pembawaan dan faktor
lingkungan.
Intelegensi (kecerdasan) sangat mempengaruhi kemampuan kognitif
seseorang. Semakin tinggi nilai kecerdasan seseorang semakin tinggi kemampuan
kognitifnya.
2. Perbedaan individual dalam kecakapan bahasa
` Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting.
Kemampuan berbahasa tiap individu berbeda-beda, kemampuan berbahasa
merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam
bentuk ungkapan kata dan kalimat yang penuh makna, logis dan sistematis.
Kemampuan berbahasa tersebut sangatlah dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan
faktor lingkungan. Faktor-foktor lain juga mempengaruhi seperti faktor fisik
terutama organ berbicara.
3. Perbedaan dalam kecakapan motorik
Kecakapan motorik atau kemampuan psikomotorik merupakan
kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja saraf motorik yang dilakukan oleh
saraf pusat untuk melakukan kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut terjadi karena
kerja saraf yang sistematis . alat indera menerima rangsangan, rangsangan tersebut
diteruskan melalui saraf sensori kesaraf pusat (otak) untuk diolah, hasilnya
dibawa oleh saraf motorik untuk memberikan reaksi dalam bentuk gerakan-
gerakan atau kegiatan.
Kemampuan motorik dipengaruhi oleh kematangan pertumbuhan fisik dan
tingkat kemampuan berfikir. Karena kematangan pertumbuhan fisik dan
kemampuan berfikir setiap orang berbeda-beda, maka hal ini membawa akibat
terhadap kecakapan motorik masing-masing.dan dengan demikin kecakapan
motorik individu berbeda-beda. Hal ini juga dapat diketahui bahwa ada orang
yang cekatan, orang yang terampil, dan sebaliknya ada orang yang lamban dalam
mereaksi sesuatu.
4. Perbedaan dalam bakat
Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir.
Kemampuan tersebut akan berkembang dengan baik apabila mendapatkan
rangsangan dan pemupukan secara tepat. Sebaliknya bakat tidak dapat
berkembang sama sekali, jika lingkungan tidak memberikan kesempatan untuk
berkembang. Menurut William B. Michael (Sunarto dan Agung.H, 2008 : 116)
bakat diartikan sebagai berikut:
“An aptitude may be defined as a person’s capacity, or nypothetical
potential, for acquisition of a certain more or less well defined pattern or
behavior involved in the performance of a task respect to whith the individual has
llad little or no previous training.”
Micheal meninjau bakat itu terutama dari segi kemampuan individu untuk
melakukan sesuatu tugas, yang sedikit sekali atau tidak tergantung pada latihan
sebelumnya.
5. Perbedaan dalam kesiapan belajar
Sebelumnya telah diuraikan, bahwa perbedaan latar belakang keluarga dan
lingkungan mempunyai pengaruh terhadap perkembngan belajar anak. Hal ini
juga dapat menyebabkan anak-anak pada umur yang sama tidak selalu berada
pada tingkat kesiapan yang sama dalam menerima pendidikan disekolah. Dengan
demikian, perbedaan individu tidak hanya disebabkan oleh keragaman dalam
rentang kematangan tetapi juga oleh keragaman dalam latar belakangnya.
Seorang anak yang sudah berusia 8 tahun yang seharusnya sudah duduk
dikelas dua atau tiga sekolah dasar namun kemampuan belajarnya masih sama
dengan anak yang masih duduk dikelas satu sekolah dasar, hal ini
menggambarkan produk keluarga yang sangat kurang.
Kondisi fisik yang sehat, dalam kaitannnya dengan kesehatan dan
penyesuaian diri yang memuaskan terhadap pengalaman-penglaman, disertai rasa
ingin tahu yang amat besar terhadap orang-orang dan benda-benda, dapat
membantu berkembangnya berbahasa dan belajar yang diharapkan. Sebaliknya
sikap yang apatis, pemalu, dan kurang percaya diri, akibat dari keesehatan yang
kurang baik, cacat tubuh, dan latar belakang yang miskin pengalaman, hal ini
dapat mengkibatkan perkembangan anak terhambat dan ekspresi diri anak yang
kurang.
Daftar Pustaka
Fatimah, Enung. 2010. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik)
Bandung : Pustaka Setia.
Sunarto dan Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Yusuf, Syamsu dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangan Pesert Didik.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai