Anda di halaman 1dari 6

BLUD-RSUD SUNGAI DAREH

DHARMASRAYA – SUMATERA BARAT


2018-2020

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)


ASMA (ICD10: J45)
STATUS ASMATIKUS (ICD10: J46)
1. Definisi Mengi berulang dan/atau batuk persisten dengan karakteristik
sebagai berikut: timbul secara episodik, cenderung pada
malam/dini hari (nokturnal), musiman, setelah aktivitas fisik,
serta terdapat riwayat asma atau atopi lain pada pasien dan/atau
keluarganya.(1)
2. Anamnesis Lihat gambar 1.
3. Pemeriksaan Fisik Lihat gambar 1.
4. Kriteria Diagnosis 1. Sesuai anamnesis.
2. Sesuai pemeriksaan fisik.
5. Diagnosis Kerja ASMA
STATUS ASMATIKUS
6. Diagnosis Banding 1. Bronkiolitis (ICD10: J21)
2. Bronkoektasis (ICD10: J47)
3. GERDs(Gastro-Esophageal Reflux Disease)(ICD10: K21)
4. Aspirasi Benda Asing
7. Pemeriksaan 1. X-ray Thoraks AP.(1, 2) (Pada derajat Serangan Berat dan
Penunjang Ancaman Henti Nafas).
2. Lab. Darah Perifer.(1)
8. Terapi Sesuai derajat Serangan Asma (Lihat gambar 2, lampiran 1.)
9. Edukasi 1. Menginformasikan tentang gejala asma serta faktor
(Hospital Health Promotion) pencetusnya.(2, 3)
2. Kontrol teratur.(2)
3. Pola hidup sehat.(2)
4. Pentingnya melakukan pencegahan dengan:(2, 3)
 Menghindari setiap pencetus.
 Menggunakan bronkodilator/steroid inhalasi
sebelum melakukan exercise untuk mencegah
exercise induced asthma.
10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
11. Tingkat Evidens III
12. Tingkat Rekomendasi B
13. Penelaah Kritis 1. ......................................................................................
2. ......................................................................................
14. Indikator Medis Pasien Asma/Status Asmatikus teratasi dengan atau tanpa
komplikasi dalam waktu 5 hari perawatan.
Target : 90 % pasien Asma/Status Asmatikus teratasi dengan
atau tanpa komplikasi dalam waktu 5 hari perawatan.
15. Kepustakaan 1. Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra
EP, Harmoniati ED. Serangan Asma Akut. Pedoman
Pelayanan Medis - Ikatan Dokter Anak Indonesia. I ed.
Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2009.
p. 269-73.
2. Amin, Indonesia TP-PBID. Asma Bronkial. Panduan Praktik
Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. 2
ed. Jakarta: PB IDI; 2014. p. 360-72.
3. Amin, Indonesia TP-PBID. Status Asmatikus. Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer. 2 ed. Jakarta: PB IDI; 2014. p. 373-8.
4. Rahajoe N, Kartasasmita CB, Supriyatno B, Setyanto DB.
Pedoman Nasional Asma Anak. 2 ed. Jakarta: Unit Kerja
Koordinasi Respirologi - Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak
Indonesia; 2015.
Gambar 1. Alur Diagnosis Asma pada Anak.(4)
Gambar 2. Alur Tatalaksana Serangan Asma pada Anak.(4)
* Bila pulse oximetry tidak tersedia, oksigen tetap diberikan dengan monitor gejala dan tanda
distre respirasi, termasuk derajat kesadarannya.

**Tabel 1. Pilihan dan dosis steroid untuk serangan asma.


Nama Generik Sediaan Dosis
Methilprednisolon Tablet 4 mg, 8 mg 0,5-1 mg/kgBB/hari – tiap 6 jam
Prednison Tablet 5 mg 0,5-1 mg/kgBB/hari – tiap 6 jam
Methilprednisolon-suksinat Vial 125 mg, 500 mg 30 mg dalam 30 menit (dosis tinggi) tiap
Injeksi 6 jam
Hidrokortison- suksinat Vial 100 mg 4 mg/kgBB/kali – tiap 6 jam
Injeksi
Deksametason Injeksi Ampul 0,5-1 mg/kgBB – bolus, dilanjutkan 1
mg/kgBB/hari – tiap 6-8 jam
Betametason Injeksi Ampul 0,05-0,1 mg/kgBB – tiap 6 jam
Lampiran 1.

Aminofilin. (Untuk Derajat Serangan Berat)(1, 4)


 Bila pasien belum mendapat aminofilin sebelumnya,
 Dosis inisial 6-8 mg/kgBB, dilarutkan dalam Dekstrosa atau Garam Fisiologis
sebanyak 20 ml, dan diberikan selama 30 menit, dengan infusion pump atau
mikroburet.
 Dosis rumatan 0,5-1 mg/kgBB/jam, diberikan selama 6 jam, dilarutkan dalam
Dekstrosa atau Garam Fisiologis sebanyak seperempat (1/4) cairan maintenance
sehari.
 Bila pasien telah mendapat aminofilin (kurang dari 8 jam), dosis diberikan separuhnya,
 Dosis inisial 3-4 mg/kgBB, dilarutkan dalam Dekstrosa atau Garam Fisiologis
sebanyak 20 ml, dan diberikan selama 30 menit, dengan infusion pump atau
mikroburet.
 Dosis rumatan 0,25-0,5 mg/kgBB/jam, diberikan selama 6 jam, dilarutkan dalam
Dekstrosa atau Garam Fisiologis sebanyak seperempat (1/4) cairan maintenance
sehari.
 Bila memungkinkan, sebaiknya kadar aminofilin diukur dan dipertahankan 10-20 μg/ml.
 Pantau gejala-gejala intoksikasi aminofilin, efek samping yang sering adalah mual,
muntah, takikardi, dan agitasi. Toksisitas yang berat dapat menyebabkan aritmia,
hipotensi, dan kejang.
 Bila telah perbaikan klinis, nebulisasi diteruskan setiap 6 jam hingga mencapai 24 jam,
dan steroid serta aminofilin diganti dengan pemberian peroral.

Kriteria pasien yang memerlukan ICU (Intensive Care Unit).(4)


1. Tidak ada respons sama sekali terhadap tata laksana awal di UGD (Unit Gawat Darurat)
dan/atau perburukan asma yang cepat.
2. Adanya kebingungna, disorientasi, dan tanda lain ancaman henti nafas, atau hilangnya
kesadaran.
3. Tidak ada perbaikan dengan tata laksana baku di Ruang Rawat Inap.
4. Ancaman henti nafas.

Anda mungkin juga menyukai