Sanri3 PDF
Sanri3 PDF
iii
iv
BAB V LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAH ................ 44 BAB VII PROSES MANAJEMEN PEMERINTAHAN .......... 95
A. Urusan Pemerintahan Yang Menjadi A. Perencanaan ......................................................... 95
Kewenangan Pemerintah ..................................... 45 B. Pengorganisasian ................................................. 98
B. Urusan Pemerintah Yang Menjadi C. Pelaksanaan ......................................................... 102
Kewenangan Daerah ............................................ 48 D. Pengawasan ......................................................... 114
C. Lembaga Pemerintah Tingkat Pusat .................... 51 E. Rangkuman.......................................................... 126
D. Lembaga Pemerintah Tingkat Daerah ................. 74 F. Latihan................................................................. 128
E. Lembaga Perekonomian Negara.......................... 81
viii
A. Deskripsi Singkat
Mata Diklat Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia membahas pengertian sistem
penyelenggaraan pemerintahan negara RI, penyelenggaraan tata
kepemerintahan yang baik (good governance), pembentukan
peraturan perundang-undangan, lembaga-lembaga pemerintah,
hubungan Presiden dengan lembaga-lembaga negara lainnya
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara, dan proses
manajemen pemerintahan dengan mengacu kepada UUD 1945
dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku.
B. Manfaat Pembelajaran
Dengan mempelajari mata Diklat ini peserta Diklat akan
memperoleh pengetahuan tentang Pelaksanaan Sistem
Penyelenggaraan Pemerintahan Negara Kesatuan RI yang
diharapkan dapat mendukung pelaksanaan tugas peserta.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan
mampu memahami hal ikhwal tentang sistem
1
2 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
3
4 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 5
15. Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang telah BAB III
dipilih oleh DPR atas dasar pertimbangan DPD;
PENYELENGGARAAN TATA
16. Menetapkan Calon Hakim Agung yang diusulkan Komisi
Yudisial dan telah mendapat persetujuan DPR untuk
KEPEMERINTAHAN YANG BAIK
menjadi Hakim Agung ;
(GOOD GOVERNANCE)
17. Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial
dengan persetujuan DPR ;
18. Menetapkan dan mengajukan anggota hakim konstitusi.
A. Pengertian dan Pemahaman Tata
Kepemerintahan Yang Baik (GOOD
GOVERNANCE)
C. Rangkuman
Sejalan dengan kemajuan masyarakat dengan peningkatan
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara tidak
permasalahannya, birokrasi cenderung terus semakin besar.
membicarakan sistem penyelenggaraan negara oleh lembaga-
Akibatnya adalah timbul masalah kuantitas dan kualitas
lembaga negara secara keseluruhan akan tetapi adalah
birokrasi yang semakin lama semakin serius, termasuk beban
membicarakan mekanisme bekerjanya lembaga-lembaga
negara menjadi terus bertambah berat. Keadaan ini diperparah
eksekutif yang dipimpin oleh Presiden baik selaku Kepala
dengan datangnya era globalisasi, yang merupakan era semakin
Pemerintahan maupun sebagai Kepala Negara.
luas dan tajamnya kompetisi antar bangsa. Globalisasi
menimbulkan masalah yang harus di atasi agar kepentingan
D. Latihan/Diskusi nasional tidak dirugikan, di lain pihak menimbulkan pula
1. Apakah yang dimaksud dengan Sistem Penyelenggaraan peluang yang perlu dimanfaatkan untuk kemajuan dan
Pemerintahan Negara? kepentingan nasional. Namun hal itu tidak mungkin mampu
2. Apa saja tugas Presiden sebagai Kepala Pemerintahan dan dihadapi dan ditanggulangi lagi oleh pemerintah sendiri.
sebagai Kepala Negara?
3. Mengapa Menteri-menteri tidak bertanggung jawab kepada ESCAP mengartikan governance sebagai proses pengambilan
DPR? keputusan dan proses diimplementasikan atau tidak
diimplementasikannya keputusan: “the process of decision
making and the process by which the decision are implemented
(or not implemented)”. Istilah governance menurut ESCAP
7
8 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 9
dapat digunakan dalam beberapa konteks, seperti “corporate 1. Partisipasi, bahwa setiap warga negara baik langsung mau
governance”, “international governance”, “national pun melalui perwakilan, mempunyai suara dalam pembuatan
governance” dan “local governance”. keputusan dalam pemerintahan;
2. Aturan hukum (rule of law), kerangka hukum harus adil
Osborn dan Gaebler (1992: 24) mendefinisikan governance dan dilaksanakan tanpa pandang bulu, terutama untuk hak
sebagai proses dimana kita memecahkan masalah kita asasi manusia;
bersama dan memenuhi kebutuhan masyarakat “the process 3. Transparansi, yang dibangun atas dasar kebebasan arus
in which we solve our problem collectivelly and meet the society informasi. Informasi dapat diperoleh oleh mereka yang
needs”. Meuthia Ganie – Rahman (Jakarta Post 26-10-1999: 2), membutuhkan serta dapat dipahami dan dimonitor;
mendefinisikan governance sebagai “pengelolaan sumber daya 4. Ketanggapan (responsiviness), yang berarti bahwa berbagai
ekonomi dan sosial yang melibatkan negara dan sektor non upaya lembaga dan prosedur-prosedur harus berupaya untuk
pemerintah dalam suatu usaha kolektif”. melayani setiap stakeholder dengan baik, aspiratif;
5. Orientasi pada konsensus. Governance yang baik menjadi
Governance melibatkan berbagai pelaku, pelaku-pelaku yang perantara kepentingan-kepentingan yang berbeda untuk
berkepentingan atau stakeholder, yang pada dasarnya terdiri atas memperoleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih
negara atau pemerintah dan non pemerintah atau masyarakat, luas;
yang tergantung dari permasalahan dan peringkat 6. Kesetaraan (equity). Semua warga negara, mempunyai
pemerintahannya dapat meliputi kalangan yang sangat luas dan kesempatan yang sama untuk meningkatkan atau
beraneka ragam seperti organisasi politik, LSM, organisasi mempertahankan kesejahteraannya;
profesi, dunia usaha/swasta, koperasi, individu dan bahkan 7. Efektifitas dan efisiensi, penggunaan sumber-sumber daya
lembaga internasional. Oleh karena itu, UNDP (PT. Wahana…, secara berhasilguna dan berdayaguna.
1999: 14) juga menyebutkan bahwa governance yang baik
sebagai hubungan yang sinergis dan konstruktif diantara Demikianlah kini istilah “good governance” telah menjadi
negara, sektor swasta dan masyarakat. perhatian orang dimana-mana.
Berhubung dengan keterlibatan berbagai pihak: negara, dunia Dalam bahasa Indonesia telah ada tiga terjemahan untuk
usaha dan masyarakat tersebut, maka antara lain UNDP (ibid) governance: kepemimpinan (Sofyan Effendi, lihat Bintoro),
mengemukakan ciri governance yang baik adalah: pengelolaan (Sofyan Wanandi; Meuthia Ganie Rachman) dan
10 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 11
penyelenggaraan (Bondan Gunawan). Mengingat istilah tidak singkat karena diperlukan pembelajaran, pemahaman,
governance dapat digunakan dalam beberapa konteks seperti serta implementasi nilai-nilai tata kepemerintahan yang baik
dikemukakan oleh ESCAP di atas, dan untuk negara/pemerintah secara utuh oleh seluruh komponen bangsa termasuk oleh
mestinya public governance, maka istilah pengelolaan dan aparatur pemerintah dan masyarakat luas. Di samping itu,
penyelenggaraan nampaknya lebih tepat. Akan tetapi perlu adanya kesepakatan bersama serta rasa optimistik yang
dikaitkan dengan istilah yang ada dalam UUD 1945 tinggi dari seluruh komponen bangsa bahwa penyelenggaraan
penyelenggara negara dan penyelenggara pemerintahan negara tata kepemerintahan yang baik dapat diwujudkan demi
nampaknya untuk kita, dalam penyelenggaraan negara/ pencapaian masa depan bangsa dan negara yang lebih baik.
pemerintahan, lebih baik governance diterjemahkan sebagai
penyelenggaraan. Untuk itu, Bappenas melalui Tim Pengembangan Kebijakan
Nasional Tata Kepemerintahan Yang Baik, menyatakan bahwa
BAPPENAS, melalui Tim Pengembangan Kebijakan Nasional dalam upaya mewujudkan tata kepemerintahan yang baik perlu
menyatakan bahwa “istilah tata kepemerintahan yang baik mulai diperhatikan prinsip-prinsip Tata Kepemerintahan Yang
banyak dikenal di tanah air sejak tahun 1997, ketika krisis Baik dengan indikator minimal dan perangkat pendukung
ekonomi terjadi di Indonesia. Tata kepemerintahan yang baik indikatornya sebagai berikut:
merupakan suatu konsepsi tentang penyelenggaraan 1. Wawasan Kedepan (Visionary):
pemerintahan yang bersih, demokratis, dan efektif sesuai a. Indikator Minimal:
dengan cita-cita terbentuknya suatu masyarakat madani. 1) Adanya visi dan strategi yang jelas dan mapan
Selain sebagai suatu konsepsi tentang penyelenggaraan peme dengan menjaga kepastian hukum;
rintahan, tata kepemerintahan yang baik juga merupakan suatu 2) Adanya kejelasan setiap tujuan kebijakan dan
gagasan dan nilai untuk mengatur pola hubungan antara program;
pemerintah, dunia usaha/swasta, dan masyarakat”. 3) Adanya dukungan dari pelaku untuk mewujudkan
visi.
b. Perangkat Pendukung Indikator:
B. Upaya Mewujudkan Tata Kepemerintahan
1) Peraturan/kebijakan yang memberikan kekuatan
Yang Baik (Good Governance) hukum pada visi dan strategi;
Upaya mewujudkan tata kepemerintahan yang baik 2) Proses penentuan visi dan strategi secara
membutuhkan komitmen kuat, daya tahan, dan waktu yang partisipatif.
12 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 13
c. Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan tuntutan perkembangan lingkungan strategis, nasional dan
sasaran yang telah ditetapkan; global. Analisis terhadap lingkungan organisasi, baik internal
d. Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta maupun eksternal merupakan langkah yang sangat penting
hasil dan manfaat yang diperoleh; dalam memperhitungkan kekuataan (strengths), kelemahan
e. Harus jujur, objektif, transparan, dan inovatif sebagai (weaknesses), peluang (opportunities), dan tantangan/kendala
katalisator perubahan manajemen instansi pemerintah (threats) yang ada. Analisis terhadap unsur-unsur tersebut
dalam bentuk pemutakhiran metode dan teknik sangat penting dan merupakan dasar bagi perwujudan visi
pengukuran kinerja dan penyusunan laporan dan misi serta strategi instansi pemerintah.
akuntabilitas.
Dengan perkataan lain, perencanaan strategis yang disusun
Di samping itu, akuntabilitas kinerja harus pula menyajikan oleh suatu instansi pemerintah harus mencakup: (1)
penjelasan tentang deviasi antara realisasi kegiatan dengan pernyatan visi, misi, strategi, dan faktor-faktor keberhasil an
rencana serta keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian organisasi; (2) rumusan tentang tujuan, sasaran dan uraian
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, aktivitas organisasi; dan (3) uraian tentang cara mencapai
pengukuran kinerja dimulai dari perencanaan strategis dan tujuan dan sasaran tersebut. Dengan visi, misi, dan strategi
berakhir dengan penyerahan laporan akuntabilitas kepada yang jelas maka diharapkan instansi pemerintah akan dapat
pemberi mandat (wewenang). Dalam pelaksanaan menyelaraskan dengan potensi, peluang dan kendala yang
akuntabilitas ini, diperlukan pula perhatian dan komitmen dihadapi. Perencanaan strategis bersama dengan
yang kuat dari atasan langsung instansi yang pengukuran kinerja serta evaluasinya merupakan
memberikan akuntabilitasnya, lembaga perwakilan dan rangkaian sistem pengukuran kinerja yang penting.
lembaga pengawasan, untuk mengevaluasi akuntabilitas 4. Pengukuran Kinerja
kinerja instansi yang bersangkutan. Pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemen untuk
3. Perencanaan Strategis meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan
Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah akuntabilitas. Sebenarnya pengukuran kinerja punya makna
perencanaan strategis merupakan langkah awal untuk ganda, yaitu pengukuran kinerja sendiri dan evaluasi kinerja.
melaksanakan mandat. Perencanaan strategis instansi Untuk melaksanakan kedua hal tersebut, terlebih dahulu
pemerintah memerlukan integrasi antara keahlian sumber harus ditentukan tujuan dari suatu program secara
daya manusia dan sumber daya lain agar mampu menjawab keseluruhan. Setelah program didesain, haruslah sudah
22 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 23
Selanjutnya, perlu pula diperhatikan beberapa ciri laporan pemerintahan negara yang dianut dalam UUD 1945, melalui
yang baik seperti relevan, tepat waktu, dapat aparaturnya di bidang Tata Usaha Negara, Pemerintah
dipercaya/diandalkan, mudah dimengerti (jelas dan diharuskan berperan aktif dan positif.
cermat), dalam bentuk yang menarik (tegas dan konsisten,
tidak kontradiktif), berdaya banding tinggi, berdayasaing, Pemerintah wajib secara terus menerus membina,
lengkap, netral, padat dan terstandarisasi. Agar LAKIP menyempurnakan, dan menertibkan aparatur tersebut agar
dapat lebih berguna sebagai umpan balik bagi pihak-pihak menjadi aparatur yang efisien, efektif, bersih dan
yang berkepentingan, maka bentuk dan isinya diseragamkan berwibawa yang dalam melaksanakan tugasnya selalu
tanpa mengabaikan keunikan masing-masing instansi berdasarkan hukum dengan dilandasi semangat dan sikap
pemerintah. Penyeragaman ini paling tidak dapat mengurangi pengabdian bagi masyarakat.
perbedaan cara pengkajian yang cenderung menjauhkan
pemenuhan prasyarat minimal akan informasi yang Sadar terhadap peran aktif dan positif tersebut di atas,
seharusnya dimuat dalam LAKIP. Penyeragaman juga Pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah untuk
dimaksudkan untuk pelaporan yang bersifat rutin, sehingga menghadapi timbulnya benturan kepentingan, perselisihan atau
perbandingan atau evaluasi dapat dilakukan secara memadai. sengketa antara Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara dengan
LAKIP dapat dimasukkan dalam ketegori laporan rutin, warga masyarakat. Sengketa yang terjadi antara Badan atau
karena paling tidak disusun dan disampaikan kepada pihak- Pejabat Tata Usaha Negara dengan warga negara ini
pihak yang berkepentingan setahun sekali. disebut sengketa Tata Usaha Negara.
Kehakiman. PTUN diciptakan untuk menyelesaikan sengketa Indonesia baik dalam era reformasi maupun sebelum reformasi.
antara Pemerintah dengan warga Negaranya. Dalam hal ini Kebijakan atau peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan
sengketa timbul sebagai akibat dari adanya tindakan-tindakan dalam era reformasi seperti TAP MPR No. XI/MPR/1998
Pemerintah yang melanggar hak warga negaranya. Dengan tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas
demikian dapat dikatakan bahwa PTUN diadakan dalam rangka Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; UU No. 28 Tahun 1999 yang
memberi perlindungan kepada rakyat. Dengan kata lain tujuan juga tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas
PTUN sebenarnya tidak semata-mata untuk memberikan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; Instruksi Presiden No. 7 Tahun
perlindungan terhadap hak-hak perseorangan, melainkan juga 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).
untuk melindungi hak-hak masyarakat. Adapun peraturan perundangan yang dikeluarkan pemerintah
sebelum era reformasi yang berkaitan dengan upaya perwujudan
Di samping itu dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik adalah UU No. 8 Tahun 1986
pemerintahan negara yang bersih, efisien dan efektif telah tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang diubah dengan UU
dikembangkan pula berbagai pengawasan. Keseluruhan sistem No. 9 Tahun 2004.
pengawasan tersebut akan diuraikan dalam Bab VII.
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) adalah
perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk
E. Rangkuman
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan
Penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik sudah menjadi pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran
suatu tuntutan dan kebutuhan universal yang tidak dapat yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara
ditunda-tunda lagi. Upaya mewujudkan tata kepemerintahan periodik.
yang baik membutuhkan komitmen kuat, daya tahan, waktu
yang relatif panjang. Karena itu diperlukan pembelajaran, Sedangkan Peradilan Tata Usaha Negara ini dimaksudkan untuk
pemahaman, serta implementasi nilai-nilai tata kepemerintahan menyelesaikan sengketa antara Pemerintah dengan warga
yang baik secara utuh oleh seluruh komponen bangsa termasuk negaranya yang mencari keadilan terhadap sengketa tata usaha
oleh aparatur pemerintah dan masyarakat luas. negara. Jadi PTUN dibentuk sebenarnya untuk memberi
perlindungan kepada hak warga negara dan masyarakat.
Berbagai kebijakan pendukung untuk mewujudkan tata
kepemerintahan yang baik telah dikeluarkan pemerintah
28 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
F. Latihan BAB IV
1. Penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik (good PEMBENTUKAN PERATURAN
governance) perlu melibatkan semua pihak yang terkait PERUNDANG-UNDANGAN
(stakeholder) yang pada dasarnya terdiri dari 3 sektor. Apa
saja sektor-sektor itu dan jelaskan peranan masing-masing
sektor tersebut! Peraturan Perundang-undangan merupakan peraturan tertulis yang
2. Apakah prinsip-prinsip penyelenggaraan tata kepemerintahan dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan
yang baik (good governance) ini menurut UNDP? mengikat secara umum. Keseluruhan aspek penyelenggaraan
3. Menurut Bappenas apa saja upaya yang diperlukan untuk pemerintahan negara dalam pelaksanaannya diatur dengan dan
mewujudkan tata kepemerintahan yang baik di Indonesia? berdasarkan pada peraturan perundang-undangan.
Sebutkan pula prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan beserta Hal ini dimaksudkan untuk:
indikator-indikator minimal dan perangkat pendukung 1. Menjamin kepastian hukum, karena Indonesia adalah negara
indikatornya! hukum;
4. Apa pengertian akuntabilitas yang resmi dianut pemerintah 2. Melindungi masyarakat dari tindakan aparatur dan pihak lain yang
dan apa prinsip-prinsipnya? sewenang-wenang;
5. Mengapa Peradilan Tata Usaha Negara juga merupakan 3. Melindungi aparatur dari tindakan masyarakat yang melawan
upaya yang diperlukan dalam mewujudkan tata hukum.
kepemerintahan yang baik?
A. Asas Peraturan Perundang-Undangan
Dalam membentuk Peraturan Perundang-undangan harus
berdasarkan pada asas pembentukan peraturan perundang-
undangan yang baik yang meliputi:
1. Kejelasan Tujuan
Setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus
mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai.
29
30 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 31
Undang-undang atau Pemerintah atas perintah Undang- asasi manusia, hak dan kewajiban warga negara;
undang; Kepala Desa atau yang setingkat. pelaksanaan dan penegakkan kedaulatan negara serta
pembagian kekuasaan negara; wilayah negara dan
2. Hierarki pembagian daerah; kewarganegaraan dan kependudukan;
Yang dimaksud hierarki adalah penjenjangan setiap jenis dan keuangan negara.
peraturan perundang-undangan yang didasarkan pada c. Peraturan Pemerintah
asas bahwa peraturan perundang-undangan yang lebih Peraturan Pemerintah adalah peraturan perundang
rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan undangan yang ditetapkan oleh Presiden berisi materi
perundang-undangan yang lebih tinggi. Kekuatan hukum untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mesti
peraturan perundang-undangan adalah sesuai dengan nya.
hierarkinya. d. Peraturan Presiden
Hierarki peraturan perundang-undangan sesuai dengan Pasal Peraturan Presiden adalah peraturan perundang-undangan
7 Undang-undang No. 10 Tahun 2004 adalah: yang dibuat oleh Presiden berisi materi yang
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia diperintahkan oleh UU atau materi untuk melaksanakan
Tahun 1945 Peraturan Pemerintah.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun e. Peraturan Daerah
1945 merupakan hukum dasar dalam Peraturan Peraturan Daerah adalah peraturan perundang-undangan
Perundang-undangan. yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
b. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti dengan persetujuan bersama Kepala Daerah. Materi
Undang-Undang (Perpu) muatan Peraturan Daerah adalah seluruh materi muatan
Undang-Undang adalah peraturan perundang-undangan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas
yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan pembantuan, dan menampung kondisi khusus daerah serta
persetujuan bersama Presiden. Sedangkan Peraturan penjabaran lebih lanjut peraturan perundang-undangan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang adalah Peraturan yang lebih tinggi.
Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden Peraturan Daerah yang dimaksud meliputi:
dalam hal ikhwal kegentingan yang memaksa. Materi 1) Peraturan Daerah provinsi dibuat oleh Dewan
muatan yang harus diatur dengan UU atau peraturan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi bersama dengan
pemerintah pengganti undang-undang adalah: hak-hak Gubernur. Termasuk dalam Peraturan Daerah
36 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 37
Provinsi adalah Qanun yang berlaku di Daerah lingkup atau obyek yang akan diatur, dan jangkauan dan arah
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Perdasus pengaturan.
serta Perdasi yang berlaku di Provinsi Papua;
2) Peraturan Daerah kabupaten/kota dibuat oleh Dewan Untuk pengharmonisan, pembulatan, dan pemantapan
Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota bersama yang akan dituangkan dalam RUU, Menteri atau Pimpinan
Bupati/Walikota; Lembaga pemrakarsa penyusunan UU wajib
3) Peraturan Desa/peraturan yang setingkat, dibuat oleh mengkonsultasikan terlebih dahulu konsep tersebut dengan
badan perwakilan desa atau nama lainnya bersama Menteri Kehakiman (dalam Kabinet Indonesia Bersatu:
dengan kepala desa atau nama lainnya. Menteri Hukum dan HAM) dan Pimpinan lembaga lainnya
yang terkait.
C. Tata Cara Mempersiapkan Rancangan Undang-
Apabila keharmonisan, kebulatan dan kemantapan konsepsi
Undang
tidak dapat dihasilkan dalam forum konsultasi, maka Menteri
Tata cara mempersiapkan RUU diatur dalam Keputusan Kehakiman dengan Menteri atau Pimpinan Lembaga
Presiden No. 188 Tahun 1998. Dalam Keppres ini diatur tentang pemrakarsa bersama-sama Menteri Sekretaris Negara
Prakarsa Penyusunan RUU; Panitia Antar Departemen dan melaporkannya kepada Presiden untuk mendapatkan
Lembaga; Konsultasi RUU; Penyampaian RUU kepada DPR; keputusan.
Tata Cara Pembahasan RUU yang disusun oleh DPR;
Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Undang- Sebaliknya dalam hal telah diperoleh keharmonisan,
Undang. kebulatan dan kemantapan konsepsi, Menteri atau Pimpinan
1. Prakarsa Penyusunan RUU Lembaga pemrakarsa secara resmi mengajukan permintaan
Menteri atau pimpinan LPND selanjutnya disebut Pimpinan persetujuan prakarsa penyusunan RUU kepada Presiden.
Lembaga dapat mengambil prakarsa penyusunan RUU
untuk mengatur masalah yang menyangkut bidang tugasnya. 2. Panitia Antar Departemen dan Lembaga
Prakarsa ini wajib dimintakan persetujuan lebih dahulu Berdasarkan persetujuan dari Presiden atas prakarsa
kepada Presiden dengan dilengkapi penjelasan mengenai penyusunan RUU, Menteri atau Pimpinan Lembaga
konsepsi pengaturan yang meliputi: latar belakang dan tujuan pemrakarsa membentuk Panitia Antar Departemen dan
penyusunan; sasaran yang ingin diwujudkan; pokok pikiran,
38 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 39
Lembaga yang diketuai pejabat yang ditunjuk untuk Penyampaian pendapat dan pertimbangan dilakukan paling
menyusun RUU tersebut. lambat 30 hari kerja sejak diterimanya pemintaan pendapat
dan pertimbangan tersebut.
Permintaan keanggotan Panitia dilakukan langsung oleh
Menteri atau Pimpinan Lembaga pemrakarsa kepada Menteri Apabila RUU tersebut telah memperoleh kesepakatan,
Sekretaris Negara, Menteri Kehakiman, Menteri atau Menteri atau Pimpinan Lembaga pemrakarsa mengajukan
Pimpinan Lembaga yang terkait dengan materi yang akan RUU tersebut kepada Presiden. Kemudian Menteri Sekretaris
diatur. Negara melaporkan RUU kepada Presiden dan sekaligus
mempersiapkan Amanat Presiden bagi penyampaiannya
Surat keputusan Pembentukan Panitia Antar Departemen dan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Lembaga ditetapkan paling lambat 30 hari kerja sejak tanggal
diterimanya surat Menteri Sekretaris Negara mengenai 4. Penyampaian RUU kepada DPR
persetujuan pemrakarsa. Kepala Biro Hukum atau Kepala Dalam Amanat Presiden kepada pimpinan DPR ditegaskan
Satuan Kerja yang menyelenggarakan fungsi di bidang hal-hal yang dianggap perlu, antara lain:
perundang-undangan pada Departemen atau Lembaga a. Sifat penyelesaian RUU yang dikehendaki ;
pemrakarsa, secara fungsional bertindak sebagai b. Cara penanganan atau pembahasannya, dalam hal RUU
Sekretaris Panitia Antar Departemen. yang disampaikan lebih dari satu ;
c. Menteri yang ditugasi untuk mewakili Presiden dalam
3. Konsultasi RUU pembahasan RUU di DPR.
Menteri atau Pimpinan Lembaga pemrakarsa menyampaikan
RUU yang dihasilkan Panitia kepada Menteri Kehakiman Amanat Presiden disampaikan juga kepada Wakil Presiden,
dan Menteri atau Pimpinan Lembaga lainnya yang terkait, para Menteri Koordinator, Menteri atau Pimpinan Lembaga
untuk memperoleh pendapat dan pertimbangan terlebih Pemrakarsa dan Menteri Kehakiman (dalam Kabinet
dahulu. Pendapat dan pertimbangan dapat pula dimintakan Indonesia Bersatu, 2004-2009 disebut Menteri Hukum dan
kepada Perguruan Tinggi dan organisasi di bidang sosial, HAM).
politik, profesi atau kemasyarakatan lainnya sesuai
kebutuhan. Apabila dalam pembahasan di DPR terdapat masalah yang
bersifat prinsipil dan arah pembahasannya akan mengubah isi
40 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 41
serta arah RUU, Menteri yang mewakili Presiden wajib 7. Ketentuan Lain-Lain
terlebih dahulu melaporkannya kepada Presiden dengan Persetujuan pemrakarsa penyusunan RUU juga merupakan
disertai saran pemecahan yang diperlukan untuk memperoleh persetujuan bagi penyusunan Rancangan Peraturan
keputusan. Pemerintah, Rancangan Keputusan Presiden (Perpres) dan
5. Tata Cara Pembahasan RUU Yang Disusun dan peraturan lainnya, yang pelaksanaannya dilakukan sebagai
Disampaikan Oleh DPR. satu kesatuan kegiatan.
RUU yang disusun oleh DPR dan disampaikan kepada Penetapan Peraturan Pemerintah dan peraturan lainnya
Presiden dilaporkan oleh Menteri Sekretaris Negara diselesaikan paling lambat satu tahun setelah pengundangan
disertai saran mengenai Menteri yang akan ditugasi untuk UU yang bersangkutan.
mengkoordinasikan pembahasannya dengan Menteri atau
Pimpinan Lembaga lain yang terkait. Tata cara selanjutnya D. Kerangka Peraturan Perundang-Undangan
sama seperti tata cara yang telah disebutkan pada butir 2, 3,
Kerangka peraturan perundang-undangan terdiri atas: judul,
dan 4.
pembukaan, batang tubuh, penutup, penjelasan (jika diperlukan)
6. Pengesahan, Pengundangan & Penyebarluasan UU
dan lampiran (jika diperlukan).
Menteri Sekretaris Negara menyiapkan naskah RUU yang
1. Judul
telah disetujui DPR dan selanjutnya diajukan kepada
a. Judul memuat keterangan mengenai jenis, nomor, tahun
Presiden guna memperoleh pengesahan (persetujuan
pengundangan atau penetapan dan nama Peraturan
bersama). Bila RUU yang telah disetujui tersebut tidak
Perundang-undangan ;
ditanda-tangani Presiden dalam jangka waktu paling lambat
b. Nama peraturan perundang-undangan dibuat secara
30 hari sejak RUU tersebut disetujui bersama, maka RUU
singkat dan mencerminkan isi peraturan perundang-
tersebut tetap sah dan menjadi UU dan wajib diundangkan.
undangan;
Kemudian Menteri Sekretaris Negara mengundangkan UU
c. Judul ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang
tersebut dengan menempatkannya dalam Lembaran Negara.
diletakkan ditengah marjin tanpa diakhiri tanda baca.
Sedangkan Menteri atau Pimpinan Lembaga pemrakarsa
2. Pembukaan
berkewajiban secepatnya menyebar luaskan jiwa, semangat
a. Frase Dengan Rahmat Tuhan YME;
dan substansi UU tersebut kepada masyarakat.
b. Jabatan Pembentuk Peraturan Perundang-undangan;
c. Konsiderans;
42 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 43
d. Menindak kelompok atau setiap organisasi yang urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah, ada bagian
kegiatannya melanggar keamanan negara. urusan yang diserahkan kepada Provinsi, dan ada bagian
4. Moneter dan Fiskal, antara lain: urusan yang diserahkan kepada Kabupaten/Kota.
a. Mencetak uang dan menentukan nilai mata uang;
b. Menetapkan kebijakan moneter; Dengan kata lain bahwa Pemerintah dapat:
c. Mengendalikan peredaran uang. a. Menyelenggarakan sendiri sebagian urusan pemerintahan;
5. Yustisi, antara lain: b. Melimpahkan sebagai urusan pemerintahan kepada Gubernur
a. Mendirikan lembaga peradilan; selaku Wakil Pemerintah; atau
b. Mengangkat hakim dan jaksa; c. Menugaskan sebagian urusan kepada pemerintahan daerah
c. Mendirikan lembaga permasyarakatan; dan/atau pemerintahan dengan berdasarkan asas tugas
d. Menetapkan kebijakan kehakiman dan keimigrasian, pembantuan.
memberi grasi, amnesti, abolisi, membentuk Undang-
Undang, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Untuk mewujudkan pembagian kewenangan yang concurrent
Undang, Peraturan Pemerintah, dan peraturan lain yang secara proporsional antara Pemerintah, Daerah Provinsi, Daerah
berskala nasional. Kabupaten dan Kota, maka disusun kriteria yang meliputi:
6. Agama, antara lain: eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dengan
a. Menetapkan hari libur keagamaan yang berlaku secara mempertimbangkan keserasian hubungan pengelolaan urusan
nasional; pemerintahan antar tingkat pemerintahan.
b. Memberikan pengakuan terhadap keberadaan suatu
agama; Kriteria Eksternalitas adalah pendekatan dalam pembagian
c. Menetapkan kebijakan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan dengan mempertimbangkan dampak/akibat
kehidupan keagamaan. yang ditimbulkan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan
tersebut. Apabila dampak yang ditimbulkan bersifat lokal, maka
Di samping itu terdapat bagian urusan pemerintah yang bersifat urusan pemerintahan tersebut menjadi kewenangan
concurrent, artinya urusan pemerintahan yang penanganannya Kabupaten/Kota, apabila regional menjadi kewenangan
dalam bagian atau bidang tertentu dapat dilaksanakan bersama Provinsi, dan apabila nasional menjadi kewenangan
antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Dengan demikian Pemerintah.
setiap urusan yang bersifat concurrent senantiasa ada bagian
48 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 49
Kriteria Akuntabilitas adalah pendekatan dalam pembagian 2. Perencanaan, pemanfataan, dan pengawasan tata ruang;
urusan pemerintahan dengan pertimbangan bahwa tingkat 3. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman
pemerintahan yang menangani sesuatu bagian urusan adalah masyarakat;
tingkat pemerintahan yang lebih langsung/dekat dengan 4. Penyediaan sarana dan prasarana umum;
dampak/akibat dari urusan yang ditangani tersebut. Dengan 5. Penanganan bidang kesehatan;
demikian akuntabilitas penyelenggaraan bagian urusan 6. Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya
pemerintahan tersebut kepada masyarakat akan lebih terjamin. manusia potensial;
7. Penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/ kota;
Kriteria Efisiensi adalah pendekatan dalam pembagian urusan 8. Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/ kota;
pemerintahan dengan mempertimbangkan tersedianya sumber 9. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan
daya (personil, dana, dan peralatan) untuk mendapatkan menengah termasuk lintas kabupaten/kota;
ketepatan, kepastian, dan kecepatan hasil yang harus dicapai 10. Pengendalian lingkungan hidup;
dalam penyelenggaraan bagian urusan. 11. Pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupaten/ kota;
12. Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil;
B. Urusan Pemerintahan Yang Menjadi 13. Pelayanan administrasi umum pemerintahan;
Kewenangan Daerah 14. Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas
Urusan yang menjadi kewenangan daerah, meliputi urusan kabupaten/kota;
wajib dan urusan pilihan. Urusan pemerintahan wajib adalah 15. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat
urusan pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan dasar dilaksanakan oleh kabupaten/kota; dan
seperti pendidikan dasar, kesehatan, pemenuhan kebutuhan 16. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan
hidup minimal, prasarana lingkungan dasar. Sedangkan perundang-undangan.
urusan pemerintahan yang bersifat pilihan terkait erat dengan
potensi unggulan dan kekhasan daerah. Urusan pemerintahan provinsi yang bersifat pilihan meliputi
urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi
Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai
provinsi merupakan urusan dalam skala provinsi yang dengan kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah yang
meliputi: bersangkutan.
1. Perencanaan dan pengendalian pembangunan;
50 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 51
Pemerintah Non Departemen (LPND), Kesekretariatan yang 1) Koordinasi perencanaan dan penyusunan kebijakan
membantu Presiden; Kejaksaan Agung; Perwakilan RI di Luar di bidangnya;
Negeri; Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara 2) Sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidangnya;
RI (Polri); Badan/Lembaga Ekstra Struktural. 3) Pengendalian penyelenggaraan kebijakan, sebagai
mana dimaksud pada huruf 1) dan 2);
1. Kementerian Negara 4) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 2005 tentang menjadi tanggung jawabnya;
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata 5) Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya;
Kerja Kementerian Negara, disebutkan bahwa Kementerian 6) Pelaksanaan tugas tertentu yang diberikan oleh
Negara terdiri dari Kementerian Koordinator, Kementerian Presiden;
Negara yang berbentuk Departemen dan Kementerian 7) Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan
Negara. pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada
Presiden.
a. Kementerian Koordinator Dalam Kabinet Indonesia Bersatu di bawah pimpinan
Kedudukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ada tiga
Kementerian Koordinator adalah unsur pelaksana Kementerian Koordinator, yaitu: Kementerian
Pemerintah yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;
Presiden. dan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan
Tugas Rakyat.
Kementerian Koordinator mempunyai tugas membantu a). Kementerian Koordinator Bidang Politik,
Presiden dalam mengkoordinasikan perencanaan dan Hukum, dan Keamanan mengkoordinasikan:
penyusunan kebijakan, serta mensikronkan pelaksanaan Departemen Dalam Negeri, Departemen Luar
kebijakan di bidangnya. Negeri, Departemen Pertahanan; Departemen Hukum
Fungsi dan HAM; Kejaksaan Agung; BIN; TNI; POLRI;
Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian dan Instansi yang dianggap perlu.
Koordinator menyelenggarakan fungsi: b). Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
mengkoordinasikan: Departemen Keuangan; Depar
54 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 55
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan 22) Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG).
Organisasi dan Tata Kerja LPND, pada Pasal 3
menyebutkan bahwa LPND terdiri dari: Sesuai dengan Perpres No. 64 Tahun 2005, masing-
1) Lembaga Administrasi Negara (LAN); masing LPND melaksanakan tugasnya dikoordinasikan
2) Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI); oleh Menteri, yang meliputi:
3) Badan Kepegawaian Negara (BKN); 1) Menteri Dalam Negeri bagi BPN;
4) Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas); 2) Menteri Pertahanan bagi LEMHANAS dan
5) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional LEMSANEG;
(Bappenas); 3) Menteri Perdagangan bagi BKPM;
6) Badan Pusat Statistik (BPS); 4) Menteri Kesehatan bagi BPOM dan BKKBN;
7) Badan Standarisasi Nasional (BSN); 5) Menteri Pendidikan Nasional bagi PERPUSNAS;
8) Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN); 6) Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
9) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN); bagi LAN, BKN, BPKP, dan ANRI;
10) Badan Intelijen Negara (BIN); 7) Menteri Negara Riset dan Teknologi bagi LIPI,
11) Lembaga Sandi Negara (LEMSANEG); LAPAN, BPPT, BATAN, BAPETEN, BAKOSUR
12) Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN); TANAL, dan BSN;
13) Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional 8) Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional
(LAPAN); bagi BPS;
14) Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional 9) Menteri Perhubungan bagi BMG.
(BAKOSURTANAL);
15) Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Dalam Keppres No. 103 Tahun 2001, Susunan Organisasi
(BPKP); LPND diatur sebagai berikut:
16) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI); 1) Kepala;
17) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT); 2) Bila dipandang perlu Kepala dapat dibantu oleh
18) Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM); seorang Wakil Kepala;
19) Badan Pertanahan Nasional (BPN); 3) Sekretariat Utama, sebagai pelaksana fungsi
20) Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM); staf/penunjang dan mengkoordinasikan perencanaan,
21) Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANAS); pembinaan dan pengendalian terhadap program
62 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 63
administrasi dan sumber daya yang dipimpin oleh administrasi kepada Presiden selaku Kepala
seorang Sekretaris Utama; Pemerintahan dalam menyelenggarakan kekuasaan
4) Deputi, pelaksana fungsi lini dan membawahi pemerintahan negara. Sekretariat Kabinet dipimpin
direktorat dan/atau pusat. Direktorat digunakan oleh Sekretaris Kabinet.
sebagai nomenklatur unit yang fungsinya Pembinaan.
Sedangkan Pusat untuk unit yang fungsinya f. Kejaksaan Agung
pelaksanaan; Berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 2004
5) Unit pengawasan dapat berbentuk Inspektorat tentang Kejaksaan Republik Indonesia yang selanjutnya
Utama atau Inspektur, dan bertugas untuk disebut Kejaksaan adalah lembaga pemerintahan yang
melaksanakan pengawasan fungsional. melaksanakan kekuasaan negara secara merdeka di
bidang penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan
e. Kesekretariatan Yang Membantu Presiden Undang-Undang. Kejaksaan adalah satu dan tidak
1) Sekretariat Negara terpisahkan.
Berdasarkan Kepres No. 117 Tahun 2000, Sekre Pelaksanaan kekuasaan negara bidang penuntutan ini
tariat negara adalah lembaga pemerintah yang diselenggarakan oleh Kejaksaaan Agung, Kejaksaan
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab Tinggi, dan Kejaksaan Negeri.
langsung kepada Presiden dan mempunyai tugas Kejaksaan Agung berkedudukan di Ibukota Negara RI
untuk memberikan dukungan staf dan pelayanan dan daerah hukumnya meliputi wilayah kekuasaan
administrasi kepada Presiden selaku Kepala Negara negara RI.
dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan Kejaksaan Tinggi berkedudukan di Ibukota Provinsi
negara. Sekretariat Negara dipimpin oleh Sekretaris dan dasar hukumnya meliputi wilayah Provinsi.
Negara. Kejaksaan Negeri berkedudukan di Ibukota Kabupa
2) Sekretariat Kabinet ten/Kota yang dasar hukumnya meliputi wilayah daerah
Berdasarkan Kepres No. 111 Tahun 2000, Sekretariat kabupaten/kota yang dasar hukumnya meliputi wilayah
Kabinet adalah lembaga pemerintah yang daerah kabupaten/kota.
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab Dalam hal tertentu di daerah hukum kejaksaan negeri
langsung kepada Presiden dan mempunyai tugas dapat dibentuk cabang Kejaksaan Negeri.
memberikan dukungan staf dan pelayanan
64 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 65
5) Mengajukan pertimbangan teknis hukum kepada Presiden selaku Kepala Negara melalui Menteri
Mahkamah Agung dalam pemeriksaan kasasi Luar Negeri.
perkara pidana.
6) Mencegah atau menangkal orang tertentu untuk Tugas Pokok Perwakilan Diplomatik adalah
masuk atau keluar wilayah NKRI karena mewakili Negara RI dalam melaksanakan hubungan
keterlibatannya dalam perkara pidana sesuai diplomatik dengan negara penerima atau Organisasi
dengan peraturan perundang-undangan. Internasional serta melindungi segenap kepentingan
g. Perwakilan RI di Luar Negeri negara dan warga negara RI di negara penerima
Perwakilan RI di luar negeri adalah satu-satunya sesuai dengan kebijakan pemerintah yang ditetapkan
Aparatur yang mewakili kepentingan Negara RI secara dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
keseluruhan di negara lain atau pada Organisasi berlaku termasuk hukum dan tata cara hubungan
Internasional, dan dapat berupa Kedutaan Besar RI internasional.
(KBRI), Konsulat Jenderal RI (KONJENRI), Konsulat
RI, Perutusan Tetap RI (PTRI) pada PBB maupun 2) Perwakilan Konsuler
Perwakilan RI tertentu yang bersifat sementara. Kegiatan Perwakilan Konsuler meliputi semua
Perwakilan RI terdiri atas Perwakilan Diplomatik dan kepentingan negara RI di bidang konsuler dan
Perwakilan Konsulat. mempunyai wilayah kerja tertentu dalam wilayah
1) Perwakilan Diplomatik negara penerima.
Cakupan kegiatan Perwakilan Diplomatik Perwakilan Konsuler terdiri atas Konsulat
menyangkut semua kepentingan Negara RI dan Jenderal RI dan Konsulat RI yang dipimpin oleh
wilayah kerjanya meliputi seluruh wilayah negara Konsul Jenderal dan Konsul, yang bertanggung
penerima atau yang bidang kegiatannya meliputi jawab kepada Duta Besar Luar Biasa dan
bidang kegiatan suatu Organisasi Internasional. Berkuasa Penuh, bertanggung jawab langsung
kepada Menteri Luar Negeri.
Perwakilan Diplomatik terdiri atas Kedutaan Tugas Pokok Perwakilan Konsuler adalah mewakili
Besar RI dan Perwakilan Tetap RI yang dipimpin negara RI dalam melaksanakan hubungan konsuler
oleh seorang Duta Besar Luar Biasa dan dengan negara penerima di bidang perekonomian,
Berkuasa Penuh dan bertanggung jawab kepada perdagangan, perhubungan, kebudayaan dan ilmu
68 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 69
pengetahuan serta mengeluarkan izin prinsip pimpinan Panglima. Tiap-tiap angkatan (AD, AL, dan
penanaman modal asing di Indonesia untuk Menteri AU) mempunyai kedudukan yang sama dan sederajat.
Luar Negeri atas nama Menteri yang bertanggung Peran
jawab di bidang investasi sesuai dengan kebijakan TNI berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan
pemerintah yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang dalam menjalankan tugasnya berdasarkan
perundang-undangan yang berlaku. kebijakan dan keputusan politik negara.
Fungsi
h. Tentara Nasional Indonesia (TNI) Sebagai alat pertahanan negara, TNI berfungsi sebagai:
Peran, tugas, susunan dan kedudukan TNI secara pokok- 1) penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer
pokoknya diatur dalam TAP No. VI/MPR/2000 tentang dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri
Pemisahan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, dan
Negara Republik Indonesia; TAP No. VII/ MPR/2000 keselamatan bangsa.
tentang Peran Tentara Nasional Indonesia dan Peran 2) penindak terhadap setiap bentuk ancaman sebagai
Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan kemudian mana tersebut butir 1.
diatur dengan Undang-Undang No. 34 Tahun 2004 3) pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang
tentang Tentara Nasional Indonesia. terganggu akibat kekacauan keamanan.
Kedudukan Dalam melaksanakan fungsi tersebut, TNI merupakan
Sesuai dengan Undang-Undang No. 34 Tahun 2004 komponen utama Sistem Pertahanan Negara.
kedudukan TNI diatur sebagai berikut: Tugas Pokok
1) Dalam pengesahan dan penggunaan kekuatan TNI mempunyai tugas pokok untuk:
militer, TNI berkedudukan di bawah Presiden. 1) menegakkan kedaulatan Negara;
2) Dalam kebijakan dan strategi pertahanan serta 2) mempertahankan keutuhan wilayah NKRI yang
dukungan administrasi; TNI di bawah koordinasi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945;
Departemen Pertahanan. 3) melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia dari ancaman dan gangguan
TNI terdiri dari TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Laut, dan TNI Angkatan Udara yang melaksanakan
tugasnya secara merata atau gabungan di bawah
70 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 71
4) Anggota POLRI tunduk pada kekuasaan peradilan Struktural dapat dipimpin atau di Ketuai oleh Menteri,
umum. bahkan Presiden atau Wakil Presiden.
Sekretariat DPRD daerah yang bersifat spesifik. Lembaga teknis daerah berbentuk
Sekretariat DPRD dipimpin oleh Sekretaris DPRD. Sekretaris badan, kantor, atau rumah sakit umum daerah.
DPRD diangkat dan diberhentikan oleh
Gubernur/Bupati/Walikota dengan persetujuan DPRD. Badan, Kantor, atau Rumah Sakit Umum Daerah masing-masing
Tugas Sekretaris DPRD adalah: dipimpin oleh Kepala yang diangkat oleh Kepala Daerah dari
1. Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan DPRD; pegawai negeri sipil yang memenuhi syarat atas usul
2. Menyelenggarakan administrasi keuangan DPRD; Sekretaris Daerah.
3. Mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD;
4. Menyediakan dan mengkoordinasi tenaga ahli yang Kepala Badan, Kepala Kantor, atau Kepala Rumah Sakit Umum
diperlukan oleh DPRD dalam melaksanakan fungsinya sesuai Daerah bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui
dengan kemampuan keuangan daerah. Sekretaris Daerah.
3. Cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus E. Lembaga Perekonomian Negara
diwujudkan; Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara juga
4. Jenis dan banyaknya tugas; dikenal adanya lembaga perekonomian negara yang disebut
5. Luas wilayah kerja dan kondisi geografis; dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha
6. Jumlah dan kepadatan penduduk; Milik Daerah (BUMD).
7. Potensi daerah yang bertahan dengan urusan yang akan
1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
ditangani;
BUMN saat ini diatur dengan UU No.19 Tahun 2003.
8. Sarana dan prasarana penunjang tugas.
BUMN yang seluruh atau sebagian besar modalnya
berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan,
Dengan demikian kebutuhan organisasi perangkat daerah bagi
merupakan salah satu pelaku ekonomi dalam Sistem
masing-masing daerah tidak selalu sama.
Perekonomian Nasional, di samping usaha swasta dan
koperasi. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, BUMN,
Susunan organisasi perangkat daerah ditetapkan dalam
Swasta dan Koperasi melaksanakan peran saling mendukung
Peraturan Daerah dengan memperhatikan faktor-faktor tertentu
berdasarkan demokrasi ekonomi. Dalam sistem
(beban tugas, cakupan wilayah, jumlah pegawai) dan
perekonomian nasional, BUMN ikut berperan menghasilkan
berpedoman pada Peraturan Pemerintah tentang Pedoman
barang dan/atau jasa yang dipasarkan dalam rangka
Organisasi Perangkat Daerah (catatan: pada waktu penulisan
mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat.
modul ini Peraturan Pemerintah tentang Pedoman Organisasi
Perangkat Daerah adalah PP No. 8 Tahun 2003 dalam proses
Peran BUMN dirasakan semakin penting sebagai pelopor
Revisi karena akan disesuaikan dengan makna Undang-Undang
dan/atau perintis dalam sektor-sektor usaha yang belum
No. 32 Tahun 2004 dan kondisi obyektif lainnya).
diminati usaha swasta. Di samping itu, BUMN juga
Pengendalian penataan organisasi perangkat daerah dalam
mempunyai peran strategis sebagai pelaksana pelayanan
arti: penerapan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan
publik, penyeimbang kekuatan-kekuatan swasta besar,
simplifikasi dilakukan oleh:
dan turut membantu pengembangan usaha kecil/
1. Pemerintah untuk perangkat daerah provinsi, dan
koperasi.
2. Gubernur untuk perangkat daerah Kabupaten/ Kota.
Dengan tetap berpedoman pada Peraturan pemerintah.
82 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 83
BUMN juga merupakan salah satu sumber penerimaan Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya
negara yang signifikan dalam bentuk berbagai jenis mengejar keuntungan.
pajak, dividen dan hasil privatisasi. b. Perusahaan Perseroan Terbuka yang selanjutnya
disebut Persero Terbuka, adalah Persero yang modal
2. Maksud dan Tujuan Pendirian BUMN dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria
Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 2 UU No. 19 Tahun tertentu atau Persero yang melakukan penawaran
2003, maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah: umum yang sesuai dengan peraturan perundang-
a. Memberikan sumbangan bagi perkembangan undangan di bidang pasar modal.
perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan Terhadap Persero Terbuka berlaku segala ketentuan dan
negara pada khususnya; prinsip-prinsip yang berlaku bagi perseroan terbatas
b. Mengejar keuntungan; sebagaimana diatur dalam UU No. 1 Tahun 1995
c. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa tentang Perseroan Terbatas.
pengendalian barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi Maksud dan Tujuan Pendirian Persero adalah
dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang 1) Menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu
banyak; tinggi dan berdaya saing kuat;
d. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum 2) Mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai
dapat diselesaikan oleh sektor swasta dan koperasi; perusahaan.
e. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada Organ Persero adalah: Rapat Umum Pemegang Saham
pengusaha golangan ekonomi lemah, koperasi dan (RUPS), Direksi, dan Komisaris.
masyarakat.
c. Perusahaan Umum (Perum) adalah BUMN yang
3. Jenis BUMN seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi
BUMN terdiri dari: Perusahaan Perseroan (Persero) dan atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan
Perusahaan Umum (Perum). umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa
a. Perusahaan Perseroan (Persero) adalah BUMN yang yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar
berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi keuntungan berdasarkan prinsip pengolahan
dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 % perusahaan.
(lima puluh satu persen). Sahamnya dimiliki oleh
84 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 85
Maksud dan Tujuan pendirian Perum adalah untuk Agar pengelolaan Perusahaan Daerah dapat
kemanfaatan umum berupa pengendalian barang diselenggarakan secara efisien, efektif dan produktif,
dan/atau jasa yang berkualitas dengan harga yang sehingga benar-benar dapat menunjang perwujudan
terjangkau oleh masyarakat berdasarkan prinsip otonomi seluas-luasnya, maka sambil menunggu
pengolahan perusahaan yang sehat. berlakunya undang-undang yang baru tentang
Perusahaan Daerah, sudah diterbitkan Instruksi Menteri
Organ Perum adalah: Menteri, Direksi, dan Dewan Dalam Negeri No. 5 Tahun 1990 tentang Perubahan
Pengawas. Bentuk Badan Usaha Milik Daerah kedalam dua bentuk,
yaitu Perumda dan Perseroda.
d. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) a. Perumda (Perusahaan Umum Daerah – Public
Dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2004; Pasal 177 Corporation/Service)
disebutkan bahwa Pemerintah Daerah dapat memiliki Didirikan dengan maksud, tujuan dan sifat usahanya
BUMD yang pembentukan penggabungan, pelepasan adalah mengutamakan penyelenggaraan pelayanan
kepemilikan, dan/atau pembubarannya ditetapkan umum (public service) di samping mencari
dengan Peraturan Daerah yang berpedoman pada keuntungan sebagai sumber pendapatan asli daerah,
peraturan perundang-undangan. dengan tetap berpegang teguh pada: (1) syarat-syarat
efisiensi dan efektivitas, (2) prinsip-prinsip ekonomi
Perusahaan Daerah dibentuk berdasarkan Undang perusahaan dan (3) pelayanan yang baik pada
undang No. 5 Tahun 1992 tentang Perusahaan Daerah masyarakat.
dan yang dimaksud adalah semua perusahaan yang b. Perseroda (Perusahaan Perseroan Daerah)
modal seluruhnya atau sebagian merupakan kekayaan Maksud dan tujuan usaha Perseroda adalah untuk
daerah yang dipisahkan, kecuali jika ditentukan lain memupuk keuntungan dalam arti baik pelayanan dan
dengan atau berdasarkan undang-undang. Perusahaan pembinaan organisasinya harus secara efektif dan
Daerah didirikan dengan Peraturan Daerah. efisien dengan orientasi bisnis.
Pembinaan umum terhadap Perusahaan Daerah
dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri. F. Rangkuman
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara
pemerintah membentuk lembaga-lembaga pemerintah baik di
86 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 87
G. Hubungan Presiden Dengan Bank Indonesia 9. Gubernur dan Deputi Gubernur Senior diusulkan dan
(BI) diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR. Sedangkan
1. BI bertindak sebagai pemegang Kas Pemerintah; Deputi Gubernur diusulkan oleh Gubernur dan diangkat oleh
2. Untuk dan atas nama Pemerintah, BI dapat menerima Presiden dengan persetujuan DPR;
pinjaman luar negeri, menatausahakan serta menyelesaikan 10. Selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sebelum tahun
tagihan dan kewajiban keuangan pemerintah terhadap pihak anggaran, Dewan Gubernur menyampaikan anggaran BI
luar negeri; yang telah ditetapkan Pemerintah dan DPR.
3. Pemerintah wajib meminta pendapat BI dan atau
mengundangnya dalam sidang kabinet yang membahas H. Rangkuman
masalah ekonomi, perbankan dan keuangan yang berkaitan
Dalam penyelenggaraan pemerintahan negara, Presiden/
dengan tugas BI, atau masalah lain yang termasuk
Pemerintah mengadakan hubungan dengan lembaga-lembaga
kewenangan BI;
negara lain, sebagaimana ditetapkan dalam UUD 1945, dan
4. Di samping wajib berkonsultasi dengan DPR, dalam hal
berbagai Undang-Undang yang terkait.
pemerintah akan menerbitkan surat-surat utang negara,
Pemerintah wajib terlebih dahulu berkonsultasi dengan BI;
5. BI dapat membantu penerbitan surat-surat utang negara yang I. Latihan
diterbitkan Pemerintah;
1. Dalam UUD 1945, dimana fungsi pengawasan oleh DPR
6. BI dilarang membeli untuk diri sendiri surat-surat utang
terhadap Presiden/Pemerintah, itu disebutkan? Dan
negara, kecuali di pasar sekunder dinyatakan batal demi
pengawasan apakah yang dilakukan oleh DPR itu?
hukum;
2. Mengapa dikatakan bahwa DPR bersama Presiden
7. BI dilarang memberikan kredit kepada Pemerintah. Dalam
mengajukan fungsi legislatif?
hal BI melanggar ketentuan tersebut, perjanjian pemberian
3. Apakah MPR dapat memberhentikan Presiden dan Wakil
kredit kepada Pemerintah itu batal demi hukum;
Presiden?
8. Rapat Dewan Gubernur untuk menetapkan kebijakan Umum
4. Apa peran Mahkamah Konstitusi dalam hal pemberhentian
di bidang moneter dapat dihadiri oleh seorang menteri atau
Presiden?
lebih yang mewakili Pemerintah dengan hak bicara tanpa hak
suara;
94 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
A. Perencanaan
Landasan hukum di bidang perencanaan pembangunan baik oleh
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah adalah Undang-
Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
95
96 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 97
melalui kegiatan-kegiatan koreksi dan penyesuaian pengorganisasian dan pertimbangan-pertimbangan yang rasional
selama pelaksanaan rencana tersebut oleh pimpinan lainnya seperti ketentuan peraturan perundang-undangan yang
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah. berlaku dari hasil analisis jabatan.
Selanjutnya, Menteri/Kepala Bappeda menghimpun dan
menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan rencana Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.
pembangunan dari masing-masing pimpinan 21 Tahun 1990 tentang Pedoman dan Proses Pembentukan atau
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah Penyempurnaan Kelembagaan di lingkungan Instansi Pemerintah
sesuai dengan tugas dan kewenangannya. Pusat, Perwakilan RI diluar negeri dan pemerintah di Daerah,
4. Evaluasi Pelaksanaan Rencana disebutkan prinsip-prinsip pengorganisasian sebagai berikut:
Bagian dari kegiatan perencanaan pembangunan yang secara
sistematis mengumpulkan dan menganalisis data dan 1. Prinsip Pembagian Habis Tugas
informasi untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan dan Prinsip ini dimaksudkan agar supaya tugas pokok dan fungsi
kinerja pembangunan. Evaluasi ini dilaksanakan pemerintah terbagi habis dalam Departemen-Departemen dan
berdasarkan indikator dan sasaran kinerja yang tercantum Lembaga-Lembaga Non Departemen, sehingga
dalam dokumen rencana pembangunan. bagaimanapun cara yang dipergunakan untuk menyusun
organisasi aparatur pemerintah secara fungsional, ada yang
B. Pengorganisasian mengurus dan bertanggung jawab atas setiap fungsi.
Fungsi pengorganisasian sangat erat kaitannya dengan fungsi 2. Prinsip Perumusan Tugas Pokok dan Fungsi Yang
perencanaan. Pengorganisasan dapat diartikan sebagai Jelas
penetapan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan, Usaha yang sungguh-sungguh harus dilaksanakan untuk
pengelompokkan tugas-tugas dan pembagian pekerjaan menjamin bahwa tugas pokok dan fungsi instansi pemerintah
kepada setiap pegawai dan penetapan hubungan-hubungan adalah jelas, sehingga dapat dihindarkan timbulnya duplikasi,
kerja. Misalnya jika pengorganisasian dilaksanakan dengan baik, ataupun overlapping atau paling tidak dapat dikurangi.
maka organisasi yang dihasilkannyapun akan lebih baik dan 3. Prinsip Fungsionalisasi
tujuan organisasi relatif akan mudah dicapai. Prinsip fungsionalisasi dimaksudkan di dalam
penyelenggaraan pemerintahan ada organisasi yang secara
Untuk membentuk atau menyempurnakan fungsional bertanggung jawab atas sesuatu bidang dan tugas
organisasi/kelembagaan perlu diperhatikan prinsip pemerintahan dan prinsip ini juga menentukan batas-batas
100 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 101
kewenangannya. Dalam kerjasama dengan instansi lain unit-unit organisasi yang bertanggung jawab untuk
fungsionalisasi menentukan instansi mana yang harus melaksanakan kegiatan yang bersifat penunjang.
memprakarsai kerjasama tersebut. 7. Prinsip Kesederhanaan
4. Prinsip Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi Organisasi yang efektif adalah organisasi yang bentuknya
Mengingat bahwa tidak ada satupun kegiatan pemerintahan, sederhana dalam arti bahwa bentuknya disesuaikan dengan
baik tugas umum pemerintahan maupun pembangunan yang tugas pokok dan fungsi, besar kecilnya organisasi itu
sepenuhnya dapat dilaksanakan hanya oleh satu instansi ditentukan oleh beban kerja yang harus dilaksanakan.
pemerintah saja, maka mutlak diperlukan organisasi yang 8. Prinsip Fleksibilitas
benar-benar sadar terhadap kerjasama dengan instansi lain. Fleksibilitas menghendaki agar organisasi dapat mengikuti
Lebih-lebih kegiatan pembangunan pada dasarnya harus dan menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan
ditangani secara multi fungsional dan interdisipliner, baik di keadaaan sehingga dapat dihindari kekacauan dalam
dalam perumusan kebijakan maupun pelaksanaannya. pelaksanaan tugasnya.
Kebijakan-kebijakan yang dirumuskan oleh berbagai instansi 9. Prinsip Pendelegasian Wewenang Yang Jelas
harus serasi satu sama lainnya (mutually consistent policies). Mengingat luasnya wilayah Republik Indonesia dan
5. Prinsip Kontinuitas mengingat pula kondisi geografisnya, maka perlu ada
Pelaksanaan kegiatan pemerintah yang efektif dan efisien pendelegasian wewenang pelaksanaan tugas-tugas umum
akan lebih terjamin apabila ada kontinuitas dalam perumus pemerintahan maupun pembangunan kepada unit organisasi
an kebijakan, perencanaan penyusunan program dan atau pejabat pada eselon ditingkat bawah untuk bertindak
pelaksanaan kegiatan-kegiatan operasional. Aparatur secara efektif tanpa setiap kali memerlukan petunjuk dari
pemerintah tidak seharusnya menggantungkan diri pada pusat.
individu pejabat tetapi kepada kelangsungan kelembagaan. 10. Prinsip Pengelompokkan Yang Homogen
6. Prinsip Lini dan Staf Karena sedemikian luasnya tugas-tugas yang harus dilakukan
Bentuk organisasi yang dipandang baik yaitu apabila oleh pemerintah baik tugas umum pemerintahan maupun
menggunakan bentuk lini dan staf. Bentuk ini dipandang pembangunan, maka sudah barang tentu tidak semua tugas
cocok untuk digunakan di Indonesia terutama karena dengan tersebut dapat dituangkan kedalam bentuk Departemen
bentuk lini dan staf terdapat pembagian tugas dan fungsi pemerintahan atau Lembaga Pemerintah Non Departemen.
yang jelas antara unit-unit organisasi yang bertanggung Oleh karena itu, sesuai pula dengan prinsip kesederhanaan
jawab untuk melaksanakan tugas pokok organisasi dengan maka pengelompokkan tugas-tugas harus diusahakan
102 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 103
sehomogen mungkin, karena dengan demikian maka prinsip pembangunan mau tidak mau melibatkan berbagai aparatur
KIS akan dapat diterapkan dengan lebih mudah. pemerintah yang terkait sebagaimana dimaksud di atas.
11. Prinsip Rentang/Jenjang Pengendalian
Mengingat terbatasnya kemampuan seseorang Sehubungan dengan itu baik dalam rangka pelaksanaan tugas-
pimpinan/atasan untuk mengadakan pengendalian terhadap tugas umum pemerintahan maupun dalam rangka menggerakkan
bawahannya, maka perlu diperhitungkan secara rasional dan memperlancar pelaksanaan pembangunan, kegiatan aparatur
dalam menentukan jumlah unit atau orang yang di bawahkan pemerintah perlu dipadukan, diserasikan dan diselaraskan untuk
oleh seorang pejabat pimpinan. mencegah timbulnya tumpang tindih, perbenturan,
12. Prinsip Akordion kesimpangsiuran dan atau kekacauan. Oleh karena itu, dalam
Pada prinsipnya kegiatan pemerintah baik berupa tugas pelaksanaan kegiatan-kegiatan pemerintahan, koordinasi
umum pemerintahan maupun pembangunan dapat diperluas antar kegiatan aparatur pemerintah harus dilakukan.
atau dipersempit sesuai dengan beban kerja/kondisi dan
situasi, demikian pula susunan organisasinya. Atas dasar hal tersebut maka koordinasi dalam pelaksanaan
tugas-tugas pemerintahan pada hakekatnya merupakan
upaya memadukan (mengintegrasikan), menyerasikan dan
C. Pelaksanaan menyelaraskan berbagai kepentingan dan kegiatan yang
Dalam penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan saling berkaitan, beserta segenap gerak, langkah dan
pembangunan, setiap aparatur pemerintah atau lembaga-lembaga waktunya dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran
pemerintah bertugas melaksanakan sebagian tugas-tugas umum bersama. Koordinasi perlu dilaksanakan mulai dari proses
pemerintahan dan pembangunan di bidang masing-masing. perumusan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan sampai pada
Namun demikian tujuan dan sasaran yang harus dicapai oleh pengawasan dan pengendaliannya.
pemerintah selalu menyangkut kegiatan-kegiatan atau tugas lebih
1. Jenis Koordinasi
dari satu aparatur pemerintah. Oleh karena itu dalam pencapaian
Koordinasi dalam kegiatan pemerintahan dan pembangunan
tujuan atau sasaran tersebut perlu dilakukan pendekatan multi
dapat dibedakan atas:
fungsional. Artinya bahwa setiap persoalan harus ditinjau dari
a. Koordinasi hierarkis (vertical) yang dilakukan oleh
berbagai fungsi aparatur pemerintah yang terkait, baik antar dan
seorang pejabat pimpinan dalam suatu instansi
antara instansi ditingkat pusat maupun daerah. Dengan demikian
pemerintah terhadap pejabat (pegawai) atau instansi
setiap pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan dan
bawahannya. Misalnya Kepala Biro terhadap Kepala
104 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 105
Bagian dalam lingkungannya, Direktur Jenderal terhadap kegiatan Bagian Keuangan dari Sekretariat
Kepala Direktorat dan sebagainya. Direktorat Jenderal dalam lingkungan departemen
b. Koordinasi fungsional, yang dilakukan oleh seorang yang bersangkutan, Badan Kepegawaian Negara
pejabat atau suatu instansi terhadap pejabat atau instansi mengkoordinasikan Biro-Biro Kepegawaian pada
lainnya yang tugasnya saling berkaitan berdasar kan asas Departemen atau Instansi Pemerintah lainnya dalam
fungsionalisasi. Dalam Peraturan Pemerintah No. 6 bidang Kepegawaian;
Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi 3) Koordinasi fungsional teritorial, dilakukan oleh
Vertikal di Daerah, koordinasi ini disebut dengan seorang pejabat pimpinan atau instansi lainnya yang
koordinasi instansional. Koordinasi ini dapat dibedakan berada dalam suatu wilayah (teritorial) tertentu
atas koordinasi fungsional horizontal, koordinasi dimana semua urusan yang ada dalam wilayah
fungsional diagonal dan koordinasi fungsional terito (teritorial) tersebut menjadi wewenang atau tanggung
rial. jawab pejabat/pimpinan yang bersangkutan.
1) Koordinasi fungsional horizontal, dilakukan oleh Misalnya, koordinasi yang dilakukan oleh
seorang pejabat atau suatu unit/instansi terhadap Administrator Pelabuhan, koordinasi oleh Pembina
pejabat atau unit/instansi lain yang setingkat. Lokasi Transmigrasi yang belum diserahkan kepada
Misalnya Sekretaris Jenderal mengkoordinasikan pemerintah daerah, koordinasi oleh Gubernur selaku
para Direktur Jenderal, Inspektur Jenderal dan kepala wilayah, wakil Pemerintah Pusat terhadap
Kepala Badan dalam menyusun rencana instansi-instansi vertikal yang ada diwilayahnya.
dilingkungan departemennya. Dinas Kesehatan
mengkoordinasikan kegiatan Dinas Pendidikan dan 2. Pedoman Koordinasi
Pengajaran, Dinas Kebersihan dan lain-lain yang Beberapa hal yang perlu diperhatikan atau dipedomani dalam
mempunyai kaitan tugas dengan pelaksanaan koordinasi antara lain:
program kesehatan. a. Koordinasi sudah harus dimulai pada saat perumusan
2) Koordinasi fungsional diagonal, dilakukan oleh kebijakan;
seorang pejabat atau instansi terhadap pejabat atau b. Perlu ditentukan secara jelas siapa atau satuan kerja
instansi lain yang lebih rendah tingkatannya tetapi mana yang secara fungsional berwenang dan
bukan bawahannya. Misalnya Biro Keuangan pada bertanggungjawab atas sesuatu masalah;
Sekretariat Jenderal mengkoordinasikan kegiatan-
106 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 107
Edaran Bersama. Sarana koordinasi ini sangat efektif h. Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap
dalam mewujudkan kesepakatan dan kesatuan gerak (SAMSAT atau One Roof System) dan Sistem
dalam pelaksanaan tugas antara dua atau lebih instansi Pelayanan Satu Pintu (One Door Service):
yang terkait. Namun demikian, SKB/SEB perlu 1) SAMSAT dibentuk untuk memperlancar dan
ditindaklanjuti dengan petunjuk pelaksanaan dan mempercepat pelayanan kepentingan masyarakat
petunjuk teknis yang disusun oleh masing-masing yang kegiatannya diselenggarakan dalam satu atap.
instansi secara serasi dan saling menunjang. Misalnya dalam pengurusan surat-surat kendaraan
f. Tim, Panitia, Kelompok Kerja, Gugus Tugas atau bermotor, pelayanan pembayaran pajak kendaran
Satuan Tugas bermotor dan bea balik nama diberikan oleh Dinas
Apabila sesuatu kegiatan yang dilakukan bersifat Pendapatan Daerah, asuransi kecelakaan lalu lintas
kompleks, mendesak, multisektor, multidisiplin, oleh Perum Asuransi Jasa Raharja, sedangkan
multifungsi sehingga asas fungsionalisasi secara teknis pengurusan surat-surat kendaraan bermotor seperti
operasional sulit dilaksanakan, maka untuk lebih BPKB dan plat nomor serta STNK diberikan
memantapkan koordinasi dapat dibentuk Tim, Panitia, kepolisian, yang semuanya dilakukan pada satu
Kelompok Kerja, Gugus Tugas atau Satuan Tugas yang tempat;
bersifat sementara dengan anggota-anggota dari 2) Sistem pelayanan satu pintu diselenggarakan untuk
berbagai instansi terkait. memperlancar dan mempercepat pelayanan
g. Dewan atau Badan kepentingan masyarakat oleh satu instansi yang
Dewan atau Badan sebagai sarana koordinasi, untuk mewakili berbagai instansi lain yang masing-masing
menangani masalah yang sifatnya kompleks, sulit dan mempunyai kewenangan tertentu atas sebagian
terus menerus, serta belum ada sesuatu instansi yang urusan yang harus diselesaikan. Misalnya dalam
secara fungsional menangani atau tidak mungkin proses penanaman modal yang dilakukan oleh Badan
dilaksanakan oleh sesuatu instansi fungsional yang Koordinasi Penanaman Modal;
sudah ada. Misalnya, Dewan Ketahanan Pangan, Dewan 3) Baik pelayanan satu atap maupun satu pintu
Maritim Nasional, Badan Pertimbangan Pendidikan dimaksudkan juga untuk mempermudah masyarakat
Nasional, Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan dalam mengurus kepentingannya yang melibatkan
Bencana dan Penanganan Pengungsi (BAKORNAS berbagai instansi.
PBP).
110 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 111
4. Pelaksanaan Koordinasi dalam Sistem bidang permasalahan yang sedang dibahas. Hasil rapat-
Penyelenggaraan Pemerintahan Negara rapat Menteri Koordinator yang dipimpin oleh Menteri
a. Sidang Kabinet Koordinator ini dilaporkan kepada Presiden.
Sidang Kabinet adalah suatu forum koordinasi tertinggi
yang dipimpin langsung oleh Presiden. Sidang Kabinet c. Koordinasi antara Departemen/Instansi pemerintah
itu ada dua macam: Tingkat Pusat
1) Sidang Kabinet Paripurna yaitu Sidang Kabinet Dilaksanakan antara Departemen/Instansi Pemerintah
lengkap yang dihadiri oleh seluruh anggota Kabinet Tingkat Pusat yang satu dengan Departemen/Instansi
dan pejabat-pejabat lain yang dianggap perlu oleh Pemerintah Tingkat Pusat lainnya, yang dalam pelaksa
Presiden. naannya dapat terjadi baik tanpa wadah tertentu,
2) Sidang Kabinet Terbatas yaitu Sidang Kabinet maupun dengan menggunakan suatu wadah seperti
yang dihadiri oleh Menteri-menteri tertentu sesuai Rapat Koordinasi Sektor-sektor, Panitia-panitia Antar-
dengan bidang yang akan dibahas. Sidang Kabinet Departemen dan lain-lain.
ini dihadiri pula oleh pejabat lainnya yang bukan Pola koordinasi tersebut berlaku pula untuk koordinasi
Menteri yang ditunjuk oleh Presiden. antara suatu satuan organisasi dalam suatu
Departemen/Instansi Pemerintah Tingkat Pusat dengan
b. Rapat di Lingkungan Menteri Koordinator satuan organisasi Departemen/Instansi Pemerintah
Oleh karena menteri-menteri yang harus Tingkat Pusat lainnya. Peningkatan koordinasi tersebut
dikoordinasikan oleh Presiden jumlahnya banyak, merupakan suatu keharusan dalam pelaksanaan
dengan beraneka ragam permasalahan, maka Presiden pembangunan nasional.
mengangkat Menteri Koordinator, seperti dalam Kabinet
Indonesia Bersatu sekarang ini ada Menteri Koordinator d. Koordinasi Aparatur Pemerintah Pusat di Luar
Politik, Hukum dan Keamanan; Menteri Koordinator Negeri
Perkonomian; dan Menteri Koordinator Kesejahteraan Untuk melaksanakan kebijakan hubungan Luar Negeri
Rakyat. Rapat-rapat Menteri Koordinator sesuai dengan antara lain dibentuk perwakilan Pemerintah Republik
bidangnya dipimpin oleh Menko yang bersangkutan Indonesia di Luar Negeri yang pembinaannya dilakukan
dengan dihadiri oleh Menteri dan pejabat-pejabat lain oleh Departemen Luar Negeri.
bukan Menteri yang tugasnya berkaitan erat dengan
112 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 113
Sebagai wakil dari Pemerintah Republik Indonesia, fungsional diagonal) sepanjang mengenai bidang
perwakilan-perwakilan di luar negeri itu mempunyai tugas pokoknya.
hubungan fungsional dengan instansi-instansi
Pemerintah Tingkat Pusat. Jika dipandang perlu instansi- f. Koordinasi Tingkat Daerah
instansi tersebut dapat mempunyai Atase di dalam 1) Gubernur selaku Wakil Pemerintah Pusat
Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri di melakukan koordinasi fungsional teritorial di
Negara-negara tertentu sesuai dengan kebutuhan, seperti samping terhadap instansi vertikal, juga terhadap
Atase Kebudayaan, Atase Pertahanan, setelah Bupati dan Walikota;
berkonsultasi dengan Departemen Luar Negeri. Dalam 2) Kepala Daerah, di samping mengkoordinasikan
pelaksanaan tugasnya di Luar Negeri, para Atase aparatur daerahnya sendiri (koordinasi hierarkis),
tersebut dikoordinasikan oleh Kepala Perwakilan RI berwenang pula secara operasional
setempat. mengkoordinasikan instansi-instansi lain yang
berada di daerahnya (koordinasi fungsional
e. Koordinasi Pemerintah Pusat terhadap Pemerintah teritorial).
Daerah
1) Selaku aparatur pusat yang secara fungsional 5. Koordinasi dan Hubungan Kerja
membantu Presiden dalam urusan-urusan daerah Koordinasi dan hubungan kerja merupakan dua hal yang
pada umumnya, Menteri Dalam Negeri tidak identik, namun sulit untuk dibedakan secara tegas,
a) Secara fungsional horizontal mengkoordinasikan apalagi dipisahkan. Untuk mengefektifkan koordinasi
departemen dan instansi tingkat pusat lainnya mutlak diperlukan adanya hubungan kerja, baik formal
sepanjang mengenai masalah-masalah umum di maupun informal.
daerah;
b) Secara fungsional diagonal mengkoordinasikan Koordinasi selalu bersifat hubungan kerja, namun
provinsi, kabupaten dan kota. demikian, hubungan kerja tidak selalu bersifat
2) Menteri/Departemen dan instansi teknis koordinatif, karena hubungan kerja dapat pula bersifat
melakukan koordinasi baik terhadap instansi pusat konsultatif dan informatif saja.
lainnya (koordinasi fungsional horizontal) maupun
terhadap provinsi, kabupaten dan kota (koordinasi
114 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 115
Fungsi Anggaran adalah fungsi menyusun dan dugaan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden
menetapkan APBN bersama Presiden dengan melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan
memperhatikan pertimbangan DPD. terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat
Fungsi Pengawasan adalah fungsi melakukan lainnya atau perbuatan tercela maupun tidak lagi
pengawasan terhadap pelaksanaan UUD Republik memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil
Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang dan peraturan Presiden.
pelaksanannya.
Dalam Pasal 20A ayat (2), dikatakan bahwa dalam Setiap pejabat/instansi berkewajiban memberi tanggapan
melaksanakan fungsinya, DPR mempunyai hak terhadap pandangan, kritik, saran ataupun pertanyaan
interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan dari DPR/DPRD, dengan sebaik-baiknya. Pandangan,
pendapat. kritik, saran ataupun pertanyaan itu harus dimanfaatkan
Dalam Undang-Undang No. 22 Tahun 2003, masing- sebagai masukan baik bagi pelaksanaan waskat maupun
masing hak ini dijelaskan sebagai berikut: wasnal, termasuk dalam rangka mengambil langkah-
Hak Interpelasi adalah hak DPR untuk meminta langkah tindak lanjut. Pandangan, kritik, saran, temuan,
keterangan kepada pemerintah mengenai kebijakan pertanyaan dari DPR/DPRD harus dijadikan salah satu
pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak indikator keberhasilan Waskat dan Wasnal pada
luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara. khususnya, dan pelaksanaan tugas pemerintahan dan
Hak Angket adalah hak DPR untuk melakukan pembangunan pada umumnya.
penyelidikan terhadap kebijakan pemerintah yang
penting dan strategis serta berdampak luas pada e. Pengawasan Masyarakat (Wasmas)
kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang diduga Pengawasan masyarakat (Wasmas) atau kontrol sosial
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. adalah pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat
Hak Menyatakan Pendapat adalah hak DPR untuk sendiri atas penyelenggaraan pemerintahan dan pemba
menyatakan pendapat terhadap kebijakan pemerintah ngunan. Wasmas perlu sekali ditumbuh kembangkan,
atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi ditanah air sehingga merupakan pengawasan yang efisien dan
atau situasi dunia internasional disertai dengan efektif. Adapun alasan-alasannya, antara lain adalah
rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut seperti berikut:
pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket atau terhadap
124 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 125
1) Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan dihargai pula. Surat kaleng sekalipun misalnya, perlu
demokrasi, dimana kedaulatan ditangan rakyat. mendapat perhatian, karena seringkali informasi
Pegawai Negeri bukan saja unsur aparatur negara yang disampaikan ternyata memang benar dan sangat
dan abdi negara, tetapi sekaligus juga abdi berharga.
masyarakat;
2) Keberhasilan penyelenggaraan negara antara lain Kriteria Wasmas yang baik
tergantung kepada partisipasi seluruh rakyat. Wasmas yang baik antara lain memiliki kriteria
Wasmas merupakan suatu bentuk partipasi berikut:
masyarakat tersebut; 1) Obyektif tidak bersifat memfitnah;
3) Salah satu arah kebijakan bidang penyelenggara 2) Dimaksudkan untuk adanya perbaikan;
negara adalah membersihkan penyelenggara negara 3) Memberitahukan faktanya dengan jelas dan
dari praktek KKN dengan memberikan sanksi lengkap dengan bukti-buktinya;
seberat-beratnya sesuai dengan ketentuan hukum 4) Memberitahukan bentuk-bentuk pelanggaran,
yang berlaku, meningkatkan efektivitas pengawasan penyimpangan, penyelewenangan,
intern dan fungsional serta pengawasan masyarakat penyalahgunaaan wewenang, kesalahan atau
dan mengembangkan etika dan moral. kelemahan yang terjadi;
4) Wasmas diperlukan karena keterbatasan kemampuan 5) Menjelaskan patokan-patokan yang dilanggar;
Waskat dan Wasnal. Wasmas mendukung 6) Memuat saran-saran;
keberhasilan Waskat dan Wasnal. 7) Jelas identitas yang menyampaikannya.
5) Tujuan pengembangan Wasmas yang sehat dan Memang tidak dapat selalu diharapkan, Wasmas
positif adalah makin tumbuh dan meningkatnya memenuhi kriteria tersebut. Adalah kewajiban
tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam instansi untuk berusaha melengkapi, memperjelas,
penyelenggaraan negara. Oleh karena itu aparatur memastikan kebenaran serta mengungkapnya lebih
pemerintah berkewajiban untuk selalu memberikan lanjut, sehingga dapat diambil langkah-langkah
kesempatan agar masyarakat mampu melaksanakan tindak lanjut yang tepat.
Wasmas atau kontrol sosial dengan sebaik-baiknya.
Bagaimanapun kecilnya nilai informasi yang
disampaikan, Wasmas harus diperhatikan dan
126 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 127
Koordinasi sudah harus dimulai sejak penyusunan kebijakan dan 2. Mengapa pengorganisasian diperlukan dalam
perencanaan. Pada dasarnya koordinasi ada dua jenis, yaitu penyelenggaraan pemerintahan negara? Sebutkan pula
koordinasi vertikal dan koordinasi fungsional. Koordinasi prinsip-prinsip pengorganisasian.
fungsional dapat dibedakan atas koordinasi fungsional horizontal, 3. Mengapa koordinasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan
koordinasi fungsional diagonal, dan koordinasi fungsional tugas-tugas pemerintahan?
teritorial. 4. Apa saja fungsi DPR dan apa saja hak yang dimiliki DPR
dalam rangka pelaksanaan pengawasan bagi pemerintah?
Dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan negara secara 5. Mengapa Waskat merupakan pengawasan intern yang paling
menyeluruh koordinasi dapat dilaksanakan melalui: sidang pokok?
kabinet; rapat-rapat koordinasi oleh Menko; rapat-rapat 6. Bagaimana sikap aparat pemerintah sebaiknya dalam
koordinasi antar Departemen ditingkat pusat dan daerah, rapat menghadapi Wasmas?
koordinasi antara aparat pusat dan aparat daerah, dan lain-lain.
F. Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional? Dan apa pula yang dimaksud
dengan RPJM Nasional?
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 131
BAB VIII 9. Apakah perbedaan antara BPK dan BPKP, baik dari segi
kelembagaan maupun fungsinya?
PENUTUP
B. Tindak Lanjut
A. Tes Sistem penyelenggaraan pemerintahan negara mencakup bahasan
Dari uraian yang telah disajikan dalam Bab II sampai dengan yang sangat luas. Apa yang telah diuraikan dalam Bab II sampai
Bab VII, diharapkan peserta dapat memahami pengertian dari dengan Bab VII di muka, baru memberikan pengertian tentang
beberapa hal penting dalam sistem penyelenggaraan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara dan beberapa hal
pemerintahan negara. yang penting saja. Masih banyak lagi hal-hal penting yang tidak
disampaikan dalam modul ini. Ada diantaranya yang telah
Sebagai salah satu sarana untuk mengukur keberhasilan menjadi mata pelajaran tersendiri dalam Diklat ini. Di samping
pembangunan tersebut, di bawah ini disiapkan bahan tes yang itu ada pula bagian-bagian lain yang menjadi mata Diklat pada
dapat membantu peserta. Program Diklat jenjang yang lebih tinggi.
1. Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan Sistem
Penyelenggaraan Pemerintahan Negara berdasarkan UUD Oleh karena itu untuk lebih memahami tentang sistem
1945? penyelenggaraan pemerintahan negara ini, peserta dianjurkan
2. Berdasarkan sistem pemerintahan negara tersebut, apakah untuk mempelajari, antara lain:
kedudukan Presiden itu kuat? bahan bacaan yang telah digunakan untuk menulis modul ini,
3. Apakah arti pentingnya UU No. 28 Tahun 1999 dalam pene sebagaimana tersebut dalam referensi.
rapan Tata Kepemerintahan Yang Baik (good governance)? Modul mata pelajaran lain seperti tentang kepegawaian,
4. Apakah akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah itu? administrasi keuangan dan lain-lain.
5. Apakah yang dimaksud dengan hukum dasar dalam
ketatanegaraan RI? Mengapa?
6. Jelaskan persamaan dan perbedaan antara Departemen dan
Lembaga Pemerintah Non Departemen!
7. Apakah “Presiden dapat diberhentikan oleh MPR”?
8. Mengapa pengawasan melekat merupakan pengawasan yang
paling pokok dalam penyelenggaraan pemerintahan negara?
130
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 133
132
134 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI