Anda di halaman 1dari 73

MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PRAJABATAN GOLONGAN III

Drs. Salamoen Soeharyo, MPA


Dra. Nasri Effendy, M.Sc

Lembaga Administrasi Negara - Republik Indonesia


2006
Hak Cipta © Pada : Lembaga Administrasi Negara
Edisi Tahun 2006
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Jl. Veteran No. 10 Jakarta 10110 KATA PENGANTAR
Telp. (62 21) 3868201, Fax. (62 21) 3800188
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional 2005 – 2009 telah
menetapkan bahwa visi pembangunan nasional adalah: (1)
terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang aman,
bersatu, rukun dan damai; (2) terwujudnya masyarakat, bangsa, dan
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan negara yang menjunjung tinggi hukum, kesetaraan dan hak asasi
Negara Kesatuan Republik Indonesia manusia; serta (3) terwujudnya perekonomian yang mampu
menyediakan kesempatan kerja dan penghidupan yang layak serta
memberikan pondasi yang kokoh bagi pembangunan yang
berkelanjutan. Untuk mewujudkan visi ini, mutlak diperlukan
peningkatan kompetensi Pegawai Negeri Sipil (PNS), khususnya para
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang akan menjadi PNS. PNS
memainkan peran dan tanggungjawabnya yang sangat strategis dalam
mendorong dan mempercepat perwujudan visi tersebut.
Jakarta – LAN – 2006 Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang
142 hlm: 15 x 21 cm Pendidikan dan Pelatihan Jabatan PNS mengamanatkan bahwa
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Prajabatan dilaksanakan untuk
ISBN: 979 – 8619 – 83 – 8 memberikan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan
kebangsaan, kepribadian dan etika PNS, disamping pengetahuan
dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang
tugas, dan budaya organisasi agar mampu melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya sebagai pelayan masyarakat. Untuk mewujudkan PNS
yang memiliki kompetensi sesuai dengan amanat PP 101 Tahun 2000
maka seorang CPNS harus mengikuti dan lulus Diklat Prajabatan
sebagai syarat untuk dapat diangkat menjadi PNS.

iii
iv

Untuk mempercepat upaya meningkatkan kompetensi tersebut,


Lembaga Administrasi Negara (LAN) telah menetapkan kebijakan
DAFTAR ISI
desentralisasi dengan pengendalian kualitas dengan standar tertentu
dalam penyelenggaraan Diklat Prajabatan. Dengan kebijakan ini,
jumlah penyelenggaraan dapat lebih menyebar disamping jumlah
KATA PENGANTAR .................................................................. iii
alumni yang berkualitas dapat meningkat pula. Standarisasi meliputi
keseluruhan aspek penyelenggaraan Diklat, mulai dari aspek DAFTAR ISI................................................................................. v
kurikulum yang meliputi rumusan kompetensi, mata Diklat dan
BAB I PENDAHULUAN ..................................................... 1
strukturnya, metode dan skenario pembelajaran dan lain-lain sampai
pada aspek administrasi seperti persyaratan peserta, administrasi A. Deskripsi Singkat................................................. 1
penyelenggaraan, dan sebagainya. Dengan standarisasi ini, maka
B. Manfaat Pembelajaran ......................................... 1
kualitas penyelenggaraan dan alumni diharapkan dapat lebih
terjamin. C. Tujuan Pembelajaran ........................................... 1
Salah satu unsur Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan yang
mengalami penyempurnaan antara lain modul atau bahan ajar untuk
para peserta. Oleh karena itu, kami menyambut baik penerbitan BAB II SISTEM PENYELENGGARAAN
modul yang telah disempurnakan ini, sebagai antisipasi dari
PEMERINTAHAN NEGARA .................................. 3
perubahan lingkungan stratejik yang cepat dan luas diberbagai sektor.
Dengan kehadiran modul ini, kami mengharapkan agar peserta Diklat A. Pengertian ............................................................ 3
dapat memanfaatkannya secara optimal, bahkan dapat menggali
B. Penyelenggaraan Kekuasaan
keluasan dan kedalaman substansinya bersama melalui diskusi
sesama dan antar peserta dengan fasilitator para Widyaiswara dalam Pemerintahan Negara........................................... 4
proses kegiatan pembelajaran selama Diklat berlangsung.
C. Rangkuman.......................................................... 6
Kepada penulis dan seluruh anggota Tim yang telah
berpartisipasi, kami haturkan terima kasih. Semoga buku hasil D. Latihan/Diskusi.................................................... 6
perbaikan ini dapat dipergunakan sebaik-baiknya.

BAB III PENYELENGGARAAN TATA


Jakarta, Desember 2006
KEPEMERINTAHAN YANG BAIK
KEPALA (GOOD GOVERNANCE) .......................................... 7
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
A. Pengertian dan Pemahaman
REPUBLIK INDONESIA
Tata Kepemerintahan Yang Baik
(Good Governance) ............................................. 7
SUNARNO
B. Upaya Mewujudkan Tata Kepemerintahan
v
vi vii

Yang Baik (Good Governance) ........................... 10 D. Rangkuman.......................................................... 85


C. Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah .......... 18 D. Latihan................................................................. 87
D. Peradilan Tata Usaha Negara............................... 24
E. Rangkuman .......................................................... 26 BAB VI HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN
F. Latihan ................................................................. 28 LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA LAINNYA
DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN
BAB IV PEMBENTUKAN PERATURAN PEMERINTAHAN NEGARA ................................. 88
PERUNDANG-UNDANGAN................................... 29 A. Hubungan Presiden Dengan MPR....................... 88
A. Asas Peraturan Perundang-undangan .................. 29 B. Hubungan Presiden Dengan DPR........................ 89
B. Jenis dan Hierarki Peraturan C. Hubungan Presiden Dengan DPD ....................... 90
Perundang-undangan ........................................... 33 D. Hubungan Presiden Dengan BPK........................ 90
C. Tata Cara Mempersiapkan E. Hubungan Presiden Dengan MA......................... 91
Rancangan Undang-Undang ................................ 36 F. Hubungan Presiden Dengan MK......................... 91
D. Kerangka Peraturan Perundang-undangan........... 41 G. Hubungan Presiden Dengan Bank Indonesia............. 92
E. Rangkuman .......................................................... 42 H. Rangkuman.......................................................... 93
F. Latihan ................................................................. 43 I. Latihan................................................................. 93

BAB V LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAH ................ 44 BAB VII PROSES MANAJEMEN PEMERINTAHAN .......... 95
A. Urusan Pemerintahan Yang Menjadi A. Perencanaan ......................................................... 95
Kewenangan Pemerintah ..................................... 45 B. Pengorganisasian ................................................. 98
B. Urusan Pemerintah Yang Menjadi C. Pelaksanaan ......................................................... 102
Kewenangan Daerah ............................................ 48 D. Pengawasan ......................................................... 114
C. Lembaga Pemerintah Tingkat Pusat .................... 51 E. Rangkuman.......................................................... 126
D. Lembaga Pemerintah Tingkat Daerah ................. 74 F. Latihan................................................................. 128
E. Lembaga Perekonomian Negara.......................... 81
viii

BAB VIII PENUTUP.................................................................. 130


A. Tes........................................................................ 130
B. Tindak Lanjut....................................................... 131

REFERENSI ............................................................................. 132


BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi Singkat
Mata Diklat Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia membahas pengertian sistem
penyelenggaraan pemerintahan negara RI, penyelenggaraan tata
kepemerintahan yang baik (good governance), pembentukan
peraturan perundang-undangan, lembaga-lembaga pemerintah,
hubungan Presiden dengan lembaga-lembaga negara lainnya
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara, dan proses
manajemen pemerintahan dengan mengacu kepada UUD 1945
dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku.

B. Manfaat Pembelajaran
Dengan mempelajari mata Diklat ini peserta Diklat akan
memperoleh pengetahuan tentang Pelaksanaan Sistem
Penyelenggaraan Pemerintahan Negara Kesatuan RI yang
diharapkan dapat mendukung pelaksanaan tugas peserta.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan
mampu memahami hal ikhwal tentang sistem

1
2 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI

penyelenggaraan pemerintahan negara kesatuan Republik BAB II


Indonesia.
SISTEM PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN NEGARA
2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan
mampu:
a. Menjelaskan sistem penyelenggaraan pemerintahan A. Pengertian
negara; Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara pada hakikatnya
b. Menjelaskan tata kepemerintahan yang baik (good merupakan uraian tentang bagaimana mekanisme pemerintahan
governance); negara dijalankan oleh Presiden sebagai pemegang kekuasaan
c. Menjelaskan pembentukan peraturan perundangan; Pemerintahan Negara. Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan
d. Menjelaskan lembaga-lembaga pemerintah; Negara ialah sistem bekerjanya Pemerintahan sebagai fungsi
e. Menjelaskan hubungan Presiden dengan lembaga- yang ada pada Presiden.
lembaga negara lainnya dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan negara; Pada dasarnya Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara
f. Menjelaskan proses manajemen pemerintahan. tidak membicarakan Sistem Penyelenggaraan Negara oleh
Lembaga-lembaga Negara secara keseluruhan. Dalam arti
sempit, istilah Penyelenggaraan Negara tidak mencakup
lembaga-lembaga Negara yang tercantum dalam UUD 1945.
Sedangkan dalam arti luas, istilah penyelenggaraan negara
mengacu pada tataran supra struktur politik (lembaga negara dan
lembaga pemerintah), maupun pada tataran infrastruktur politik
(organisasi politik dan organisasi kemasyarakatan). Dengan
demikian, yang dimaksud dengan Sistem Penyelenggaraan
Pemerintahan Negara sebenarnya adalah mekanisme bekerjanya
lembaga eksekutif, yang dipimpin oleh Presiden baik selaku
Kepala Pemerintahan maupun sebagai Kepala Negara.

3
4 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 5

B. Penyelenggaraan Kekuasaan Pemerintahan perubahan atau pembentukan Undang-undang harus dengan


persetujuan DPR ;
Negara
4. Menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibat
Menurut UUD 1945, Presiden adalah sebagai penyelenggara keadaan bahaya ditetapkan dengan Undang-undang ;
atau pemegang kekuasaan Pemerintahan Negara. Dalam 5. Mengangkat Duta dan Konsul. Dalam mengangkat Duta,
melakukan kewajibannya, Presiden dibantu oleh satu orang memperhatikan pertimbangan DPR ;
Wakil Presiden. Selain itu, dalam menjalankan fungsinya 6. Menerima penempatan duta negara lain dengan
Presiden dibantu oleh Menteri-Menteri Negara, dimana setiap memperhatikan pertimbangan DPR ;
Menteri Negara membidangi urusan tertentu dalam 7. Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan
pemerintahan. Menteri-menteri Negara ini diangkat dan pertimbangan Mahkamah Agung (MA) ;
diberhentikan oleh Presiden. 8. Memberi abolisi dan amnesti dengan memperhatikan
pertimbangan DPR ;
Sebagai Kepala Lembaga Eksekutif atau Kepala Pemerintahan, 9. Memberi gelar, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan
Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang dan yang diatur dengan Undang-undang ;
menetapkan Peraturan Pemerintah untuk melaksanakan 10. Membentuk Dewan Pertimbangan yang bertugas memberi
Undang-undang sebagaimana mestinya. Presiden tidak dapat nasehat dan pertimbangan kepada Presiden, yang selanjutnya
membekukan dan atau membubarkan Dewan Perwakilan diatur dengan Undang-undang;
Rakyat (DPR). 11. Membahas rancangan Undang-undang untuk mendapatkan
persetujuan bersama DPR;
Dalam penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan Negara 12. Mengesahkan Rancangan Undang-undang yang telah
Kesatuan Republik Indonesia, sebagai Kepala Negara, Presiden: disetujui bersama DPR untuk menjadi Undang-undang.
1. Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, 13. Dalam hal ikhwal kegentingan memaksa, Presiden berhak
Angkatan Udara, dan Angkatan Laut; menetapkan Peraturan Pemerintah sebagai pengganti
2. Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian Undang-undang;
dengan negara lain dengan persetujuan DPR; 14. Mengajukan Rancangan Undang-undang APBN untuk
3. Dalam membuat perjanjian lainnya yang menimbulkan dibahas bersama DPR dengan memperhatikan
akibat luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait pertimbangan DPD (Dewan Perwakilan Daerah);
dengan beban keuangan negara, dan/atau mengharuskan
6 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI

15. Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang telah BAB III
dipilih oleh DPR atas dasar pertimbangan DPD;
PENYELENGGARAAN TATA
16. Menetapkan Calon Hakim Agung yang diusulkan Komisi
Yudisial dan telah mendapat persetujuan DPR untuk
KEPEMERINTAHAN YANG BAIK
menjadi Hakim Agung ;
(GOOD GOVERNANCE)
17. Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial
dengan persetujuan DPR ;
18. Menetapkan dan mengajukan anggota hakim konstitusi.
A. Pengertian dan Pemahaman Tata
Kepemerintahan Yang Baik (GOOD
GOVERNANCE)
C. Rangkuman
Sejalan dengan kemajuan masyarakat dengan peningkatan
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara tidak
permasalahannya, birokrasi cenderung terus semakin besar.
membicarakan sistem penyelenggaraan negara oleh lembaga-
Akibatnya adalah timbul masalah kuantitas dan kualitas
lembaga negara secara keseluruhan akan tetapi adalah
birokrasi yang semakin lama semakin serius, termasuk beban
membicarakan mekanisme bekerjanya lembaga-lembaga
negara menjadi terus bertambah berat. Keadaan ini diperparah
eksekutif yang dipimpin oleh Presiden baik selaku Kepala
dengan datangnya era globalisasi, yang merupakan era semakin
Pemerintahan maupun sebagai Kepala Negara.
luas dan tajamnya kompetisi antar bangsa. Globalisasi
menimbulkan masalah yang harus di atasi agar kepentingan
D. Latihan/Diskusi nasional tidak dirugikan, di lain pihak menimbulkan pula
1. Apakah yang dimaksud dengan Sistem Penyelenggaraan peluang yang perlu dimanfaatkan untuk kemajuan dan
Pemerintahan Negara? kepentingan nasional. Namun hal itu tidak mungkin mampu
2. Apa saja tugas Presiden sebagai Kepala Pemerintahan dan dihadapi dan ditanggulangi lagi oleh pemerintah sendiri.
sebagai Kepala Negara?
3. Mengapa Menteri-menteri tidak bertanggung jawab kepada ESCAP mengartikan governance sebagai proses pengambilan
DPR? keputusan dan proses diimplementasikan atau tidak
diimplementasikannya keputusan: “the process of decision
making and the process by which the decision are implemented
(or not implemented)”. Istilah governance menurut ESCAP

7
8 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 9

dapat digunakan dalam beberapa konteks, seperti “corporate 1. Partisipasi, bahwa setiap warga negara baik langsung mau
governance”, “international governance”, “national pun melalui perwakilan, mempunyai suara dalam pembuatan
governance” dan “local governance”. keputusan dalam pemerintahan;
2. Aturan hukum (rule of law), kerangka hukum harus adil
Osborn dan Gaebler (1992: 24) mendefinisikan governance dan dilaksanakan tanpa pandang bulu, terutama untuk hak
sebagai proses dimana kita memecahkan masalah kita asasi manusia;
bersama dan memenuhi kebutuhan masyarakat “the process 3. Transparansi, yang dibangun atas dasar kebebasan arus
in which we solve our problem collectivelly and meet the society informasi. Informasi dapat diperoleh oleh mereka yang
needs”. Meuthia Ganie – Rahman (Jakarta Post 26-10-1999: 2), membutuhkan serta dapat dipahami dan dimonitor;
mendefinisikan governance sebagai “pengelolaan sumber daya 4. Ketanggapan (responsiviness), yang berarti bahwa berbagai
ekonomi dan sosial yang melibatkan negara dan sektor non upaya lembaga dan prosedur-prosedur harus berupaya untuk
pemerintah dalam suatu usaha kolektif”. melayani setiap stakeholder dengan baik, aspiratif;
5. Orientasi pada konsensus. Governance yang baik menjadi
Governance melibatkan berbagai pelaku, pelaku-pelaku yang perantara kepentingan-kepentingan yang berbeda untuk
berkepentingan atau stakeholder, yang pada dasarnya terdiri atas memperoleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih
negara atau pemerintah dan non pemerintah atau masyarakat, luas;
yang tergantung dari permasalahan dan peringkat 6. Kesetaraan (equity). Semua warga negara, mempunyai
pemerintahannya dapat meliputi kalangan yang sangat luas dan kesempatan yang sama untuk meningkatkan atau
beraneka ragam seperti organisasi politik, LSM, organisasi mempertahankan kesejahteraannya;
profesi, dunia usaha/swasta, koperasi, individu dan bahkan 7. Efektifitas dan efisiensi, penggunaan sumber-sumber daya
lembaga internasional. Oleh karena itu, UNDP (PT. Wahana…, secara berhasilguna dan berdayaguna.
1999: 14) juga menyebutkan bahwa governance yang baik
sebagai hubungan yang sinergis dan konstruktif diantara Demikianlah kini istilah “good governance” telah menjadi
negara, sektor swasta dan masyarakat. perhatian orang dimana-mana.

Berhubung dengan keterlibatan berbagai pihak: negara, dunia Dalam bahasa Indonesia telah ada tiga terjemahan untuk
usaha dan masyarakat tersebut, maka antara lain UNDP (ibid) governance: kepemimpinan (Sofyan Effendi, lihat Bintoro),
mengemukakan ciri governance yang baik adalah: pengelolaan (Sofyan Wanandi; Meuthia Ganie Rachman) dan
10 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 11

penyelenggaraan (Bondan Gunawan). Mengingat istilah tidak singkat karena diperlukan pembelajaran, pemahaman,
governance dapat digunakan dalam beberapa konteks seperti serta implementasi nilai-nilai tata kepemerintahan yang baik
dikemukakan oleh ESCAP di atas, dan untuk negara/pemerintah secara utuh oleh seluruh komponen bangsa termasuk oleh
mestinya public governance, maka istilah pengelolaan dan aparatur pemerintah dan masyarakat luas. Di samping itu,
penyelenggaraan nampaknya lebih tepat. Akan tetapi perlu adanya kesepakatan bersama serta rasa optimistik yang
dikaitkan dengan istilah yang ada dalam UUD 1945 tinggi dari seluruh komponen bangsa bahwa penyelenggaraan
penyelenggara negara dan penyelenggara pemerintahan negara tata kepemerintahan yang baik dapat diwujudkan demi
nampaknya untuk kita, dalam penyelenggaraan negara/ pencapaian masa depan bangsa dan negara yang lebih baik.
pemerintahan, lebih baik governance diterjemahkan sebagai
penyelenggaraan. Untuk itu, Bappenas melalui Tim Pengembangan Kebijakan
Nasional Tata Kepemerintahan Yang Baik, menyatakan bahwa
BAPPENAS, melalui Tim Pengembangan Kebijakan Nasional dalam upaya mewujudkan tata kepemerintahan yang baik perlu
menyatakan bahwa “istilah tata kepemerintahan yang baik mulai diperhatikan prinsip-prinsip Tata Kepemerintahan Yang
banyak dikenal di tanah air sejak tahun 1997, ketika krisis Baik dengan indikator minimal dan perangkat pendukung
ekonomi terjadi di Indonesia. Tata kepemerintahan yang baik indikatornya sebagai berikut:
merupakan suatu konsepsi tentang penyelenggaraan 1. Wawasan Kedepan (Visionary):
pemerintahan yang bersih, demokratis, dan efektif sesuai a. Indikator Minimal:
dengan cita-cita terbentuknya suatu masyarakat madani. 1) Adanya visi dan strategi yang jelas dan mapan
Selain sebagai suatu konsepsi tentang penyelenggaraan peme dengan menjaga kepastian hukum;
rintahan, tata kepemerintahan yang baik juga merupakan suatu 2) Adanya kejelasan setiap tujuan kebijakan dan
gagasan dan nilai untuk mengatur pola hubungan antara program;
pemerintah, dunia usaha/swasta, dan masyarakat”. 3) Adanya dukungan dari pelaku untuk mewujudkan
visi.
b. Perangkat Pendukung Indikator:
B. Upaya Mewujudkan Tata Kepemerintahan
1) Peraturan/kebijakan yang memberikan kekuatan
Yang Baik (Good Governance) hukum pada visi dan strategi;
Upaya mewujudkan tata kepemerintahan yang baik 2) Proses penentuan visi dan strategi secara
membutuhkan komitmen kuat, daya tahan, dan waktu yang partisipatif.
12 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 13

2. Keterbukaan dan Transparansi (Openness and 4) Mekanisme/peraturan untuk mengakomodasi


Transparancy) kepentingan yang beragam.
a. Indikator Minimal: 4. Tanggung Gugat (Accountability):
1) Tersedianya informasi yang memadai pada setiap a. Indikator Minimal:
proses penyusunan dan implementasi kebijakan 1) Adanya kesesuaian antara pelaksanaan dengan
publik; standar prosedur pelaksanaan;
2) Adanya akses pada informasi yang siap, mudah 2) Adanya sanksi yang ditetapkan atas kesalahan atau
dijangkau, bebas diperoleh, dan tepat waktu. kelalaian dalam pelaksanaan kegiatan.
b. Perangkat Pendukung Indikator: b. Perangkat Pendukung Indikator:
1) Peraturan yang menjamin hak untuk mendapatkan 1) Mekanisme pertanggungjawaban;
informasi; 2) Laporan tahunan;
2) Pusat/balai informasi ; 3) Laporan pertanggungjawaban;
3) Website (e-government, e-procurement, dsb); 4) Sistem pemantauan kinerja penyelenggara negara;
4) Iklan layanan masyarakat ; 5) Sistem pengawasan;
5) Media cetak ; 6) Mekanisme reward and punishment.
6) Papan pengumuman. 5. Supremasi Hukum (Rule of Law):
3. Partisipasi masyarakat (Participation): a. Indikator Minimal:
a. Indikator Minimal: 1) Adanya kepastian dan penegakkan hukum;
1) Adanya pemahaman penyelenggara negara tentang 2) Adanya penindakan setiap pelanggar hukum;
proses/metode partisipatif; 3) Adanya pemahaman mengenai pentingnya
2) Adanya pengambilan keputusan yang didasarkan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan.
atas konsensus bersama. b. Perangkat Pendukung Indikator:
b. Perangkat Pendukung Indikator: 1) Sistem yuridis yang terpadu/terintegrasi
1) Pedoman pelaksanaan proses partisipatif; (kepolisian, kejaksaan, pengadilan);
2) Forum konsultasi dan temu publik, termasuk forum 2) Reward and punishment yang jelas bagi aparat
stakeholder ; penegak hukum (kepolisian, kejaksaan,
3) Media massa nasional maupun media lokal sebagai kehakiman);
sarana penyaluran aspirasi masyarakat;
14 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 15

3) Sistem pemantauan lembaga peradilan yang objektif, 8. Daya Tanggap (Responsiveness):


independen, dan mudah diakses publik (ombudsman); a. Indikator Minimal:
4) Sosialisasi mengenai kesadaran hukum. 1) Tersedianya layanan pengaduan dengan prosedur
6. Demokrasi (Democracy): yang mudah dipahami oleh masyarakat;
a. Indikator Minimal: 2) Adanya tindak lanjut cepat dari laporan dan
1) Adanya kebebasan dalam menyampaikan aspirasi pengaduan.
dan berorganisasi; b. Perangkat Pendukung Indikator:
2) Adanya kesempatan yang sama bagi setiap anggota 1) Standar pelayanan publik;
masyarakat untuk memilih dan membangun 2) Prosedur dan layanan pengaduan hotlin ;
konsensus dalam pengambilan keputusan kebijakan 3) Fasilitas komunikasi dan informasi.
publik. 9. Keefesienan dan Keefektifan (Efficiency and
b. Perangkat Pendukung Indikator: Effectiveness):
Peraturan yang menjamin adanya hak dan kewajiban a. Indikator Minimal:
yang sama bagi setiap anggota masyarakat untuk turut 1) Terlaksananya administrasi penyelenggaraan
serta dalam pengambilan keputusan kebijakan publik. negara yang berkualitas dan tepat sasaran dengan
7. Profesionalisme dan Kompetensi (Profesionalism and penggunaan sumber daya yang optimal;
Competency): 2) Adanya perbaikan berkelanjutan;
a. Indikator Minimal: 3) Berkurangnya tumpang tindih penyelenggaraan
1) Berkinerja tinggi; fungsi organisasi/unit kerja.
2) Taat asas; b. Perangkat Pendukung Indikator:
3) Kreatif dan inovatif; 1) Standar dan indikator kinerja untuk menilai
4) Memiliki kualifikasi di bidangnya. efisiensi dan efektifitas pelayanan;
b. Perangkat Pendukung Indikator: 2) Survei-survei kepuasan stakeholders.
1) Standar kompetensi yang sesuai dengan fungsinya; 10. Desentralisasi (Decentralization):
2) Kode etik profesi; a. Indikator Minimal:
3) Sistem reward and punishment yang jelas; Adanya kejelasan pembagian tugas dan wewenang
4) Sistem pengembangan SDM; dalam berbagai tingkatan jabatan.
5) Standar dan indikator kinerja.
16 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 17

b. Perangkat Pendukung Indikator: 12. Komitmen pada Pengurangan Kesenjangan


Peraturan perundang-undangan mengenai: (Commitment to Reduce Inequality):
1) Struktur organisasi yang tepat dan jelas; a. Indikator Minimal:
2) Job description (uraian tugas) yang jelas. 1) Adanya langkah-langkah atau kebijakan yang
berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar bagi
11. Kemitraan Dengan Dunia Usaha Swasta dan
masyarakat yang kurang mampu (subsidi silang,
Masyarakat (Private Sector and Civil Society
affirmative action, dan sebagainya);
Partnership):
2) Tersedianya layanan-layanan/fasilitas-fasilitas
a. Indikator Minimal:
khusus bagi masyarakat tidak mampu;
1) Adanya pemahaman aparat pemerintah tentang pola
3) Adanya kesetaraan dan keadilan gender;
kemitraan;
4) Adanya pemberdayaan kawasan tertinggal.
2) Adanya lingkungan yang kondusif bagi masyarakat
b. Perangkat Pendukung Indikator:
kurang mampu (powerless) untuk berkarya;
1) Peraturan-peraturan yang berpihak pada pember
3) Terbukanya kesempatan bagi masyarakat/dunia
dayaan gender, masyarakat kurang mampu, dan
usaha swasta untuk turut berperan dalam
kawasan tertinggal;
penyediaan pelayanan umum;
2) Program-program pemberdayaan gender, masyara
4) Adanya pemberdayaan institusi ekonomi
kat kurang mampu, dan kawasan tertinggal.
lokal/usaha mikro, kecil, dan menengah, serta
13. Komitmen pada Lingkungan Hidup (Commitment to
koperasi.
Environmental Protection):
b. Perangkat Pendukung Indikator:
a. Indikator Minimal:
1) Peraturan-peraturan dan pedoman yang mendorong
1) Adanya keseimbangan antara pemanfaatan sumber
kemitraan pemerintah-dunia usaha swasta-
daya alam dan perlindungan/konservasinya;
masyarakat;
2) Penegakan prinsip-prinsip pembangunan
2) Peraturan-peraturan yang berpihak pada masyarakat
berkelanjutan;
kurang mampu;
3) Rendahnya tingkat pencemaran dan kerusakan
3) Program-program pemberdayaan.
lingkungan;
4) Rendahnya tingkat pelanggaran perusakan
lingkungan.
18 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 19

b. Perangkat Pendukung Indikator: Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan


1) Peraturan dan kebijakan yang menjamin kewajiban suatu instansi pemerintah untuk
perlindungan dan pelestarian sumber daya alam dan mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan
ling kungan hidup; misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
2) Forum kegiatan peduli lingkungan ; ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik.
3) Reward and punishment dalam pemanfaatan 1. Pengertian Akuntabilitas
sumber daya dan perlindungan lingkungan hidup. Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan
14. Komitmen pada Pasar Yang Fair (Commitment to pertanggung jawaban atau menjawab dan menerangkan
Fair Market): kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan suatu
a. Indikator Minimal: organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau
1) Tidak ada monopoli; berkewenangan untuk meminta keterangan atau
2) Berkembangnya ekonomi masyarakat; pertanggungjawaban. Berdasarkan pengertian ini, maka
3) Terjaminnya iklim kompetisi yang sehat. semua instansi pemerintah, badan dan lembaga negara di
b. Perangkat Pendukung Indikator: pusat dan daerah sesuai dengan tugas pokok masing-masing
Peraturan-peraturan mengenai persaingan usaha yang harus memahami lingkup akuntabilitasnya masing-masing,
menjamin iklim kompetisi yang sehat. karena akuntabilitas yang diminta meliputi keberhasilan dan
juga kegagalan pelaksanaan misi instansi yang bersangkutan.
2. Prinsip-Prinsip Akuntabilitas
C. Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Dalam pelaksanaan akuntabilitas di lingkungan instansi
Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang
pemerintah, perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggung jawab, telah
berikut:
diterbitkan Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang
a. Harus ada komitmen dari pimpinan dan seluruh staf
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).
instansi untuk melakukan pengelolaan pelaksanaan misi
Pelaksanaannya lebih lanjut didasarkan atas Pedoman
agar akuntabel;
Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
b. Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin
Pemerintah yang diterbitkan oleh Lembaga Administrasi Negara
penggunaan sumber-sumber daya secara konsisten
(Keputusan Kepala LAN No. 589/ IX/6/4/1999 dan telah
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
dirubah dengan Keputusan Kepala LAN No. 239/IX/6/8/2003).
20 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 21

c. Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan tuntutan perkembangan lingkungan strategis, nasional dan
sasaran yang telah ditetapkan; global. Analisis terhadap lingkungan organisasi, baik internal
d. Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta maupun eksternal merupakan langkah yang sangat penting
hasil dan manfaat yang diperoleh; dalam memperhitungkan kekuataan (strengths), kelemahan
e. Harus jujur, objektif, transparan, dan inovatif sebagai (weaknesses), peluang (opportunities), dan tantangan/kendala
katalisator perubahan manajemen instansi pemerintah (threats) yang ada. Analisis terhadap unsur-unsur tersebut
dalam bentuk pemutakhiran metode dan teknik sangat penting dan merupakan dasar bagi perwujudan visi
pengukuran kinerja dan penyusunan laporan dan misi serta strategi instansi pemerintah.
akuntabilitas.
Dengan perkataan lain, perencanaan strategis yang disusun
Di samping itu, akuntabilitas kinerja harus pula menyajikan oleh suatu instansi pemerintah harus mencakup: (1)
penjelasan tentang deviasi antara realisasi kegiatan dengan pernyatan visi, misi, strategi, dan faktor-faktor keberhasil an
rencana serta keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian organisasi; (2) rumusan tentang tujuan, sasaran dan uraian
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, aktivitas organisasi; dan (3) uraian tentang cara mencapai
pengukuran kinerja dimulai dari perencanaan strategis dan tujuan dan sasaran tersebut. Dengan visi, misi, dan strategi
berakhir dengan penyerahan laporan akuntabilitas kepada yang jelas maka diharapkan instansi pemerintah akan dapat
pemberi mandat (wewenang). Dalam pelaksanaan menyelaraskan dengan potensi, peluang dan kendala yang
akuntabilitas ini, diperlukan pula perhatian dan komitmen dihadapi. Perencanaan strategis bersama dengan
yang kuat dari atasan langsung instansi yang pengukuran kinerja serta evaluasinya merupakan
memberikan akuntabilitasnya, lembaga perwakilan dan rangkaian sistem pengukuran kinerja yang penting.
lembaga pengawasan, untuk mengevaluasi akuntabilitas 4. Pengukuran Kinerja
kinerja instansi yang bersangkutan. Pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemen untuk
3. Perencanaan Strategis meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan
Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah akuntabilitas. Sebenarnya pengukuran kinerja punya makna
perencanaan strategis merupakan langkah awal untuk ganda, yaitu pengukuran kinerja sendiri dan evaluasi kinerja.
melaksanakan mandat. Perencanaan strategis instansi Untuk melaksanakan kedua hal tersebut, terlebih dahulu
pemerintah memerlukan integrasi antara keahlian sumber harus ditentukan tujuan dari suatu program secara
daya manusia dan sumber daya lain agar mampu menjawab keseluruhan. Setelah program didesain, haruslah sudah
22 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 23

termasuk penciptaan indikator kinerja atau pengukuran 5. Evaluasi Kinerja


keberhasilan pelaksanaan program, sehingga dengan Setelah tahap pengukuran kinerja dilalui, berikutnya adalah
demikian dapat diukur dan dievaluasi tingkat keberhasilan tahap evaluasi kinerja. Tahapan ini dimulai dengan
nya. menghitung nilai capaian dari pelaksanaan perkegiatan.
Kemudian dilanjutkan dengan menghitung capaian kinerja
Pengukuran kinerja merupakan jembatan antara perencanaan dari pelaksanaan program didasarkan pembobotan dari setiap
strategis dengan akuntabilitas. Suatu instansi pemerintah kegiatan yang ada di dalam suatu program.
dapat dikatakan berhasil jika terdapat bukti-bukti atau 6. Pelaporan
indikator-indikator atau ukuran-ukuran pencapaian yang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
mengarah pada perencanaan misi. Tanpa adanya pengukuran harus disampaikan oleh instansi-instansi dari Pemerintah
kinerja sangat sulit dicari pembenaran yang logis atau Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
pencapaian misi organisasi instansi. Sebaliknya dengan Kabupaten/Kota. Penyusunan laporan harus mengikuti
disusunnya perencanaan strategis yang jelas, perencanaan prinsip-prinsip yang lazim, suatu laporan harus disusun
operasional yang terukur, maka dapat diharapkan tersedia secara jujur, objektif dan transparan. Di samping itu perlu
pembenaran yang logis dan argumentasi yang memadai pula diperhatikan prinsip-prinsip:
untuk mengatakan suatu pelaksanan program berhasil atau a. Prinsip pertanggungjawaban, sehingga harus cukup
tidak. Dalam pengukuran kinerja perlu adanya: jelas hal–hal yang dikendalikan maupun yang tidak
a. Penetapan Indikator Kinerja dikendalikan oleh pihak yang melaporkan harus dapat
Penetapan indikator kinerja merupakan proses identifi di mengerti pembaca laporan;
kasi dan klasifikasi indikator kinerja melalui sistem b. Prinsip pengecualian, yang dilaporkan yang penting
pengumpulan dan pengolahan data/informasi untuk dan terdepan bagi pengambilan keputusan dan
menentukan capaian tingkat kinerja kegiatan/program. pertanggungjawaban instansi yang bersangkutan
b. Penetapan Capaian Kinerja instansi yang bersangkutan seperti keberhasilan dan
Penetapan capaian kinerja dimaksudkan untuk kegagalan, perbedaan realisasi dan target;
mengetahui dan menilai capaian indikator kinerja c. Prinsip manfaat yaitu manfaat laporan harus lebih
pelaksanaan kegiatan/program dan kebijakan yang telah besar daripada biaya penyusunan.
ditetapkan oleh suatu instansi pemerintah.
24 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 25

Selanjutnya, perlu pula diperhatikan beberapa ciri laporan pemerintahan negara yang dianut dalam UUD 1945, melalui
yang baik seperti relevan, tepat waktu, dapat aparaturnya di bidang Tata Usaha Negara, Pemerintah
dipercaya/diandalkan, mudah dimengerti (jelas dan diharuskan berperan aktif dan positif.
cermat), dalam bentuk yang menarik (tegas dan konsisten,
tidak kontradiktif), berdaya banding tinggi, berdayasaing, Pemerintah wajib secara terus menerus membina,
lengkap, netral, padat dan terstandarisasi. Agar LAKIP menyempurnakan, dan menertibkan aparatur tersebut agar
dapat lebih berguna sebagai umpan balik bagi pihak-pihak menjadi aparatur yang efisien, efektif, bersih dan
yang berkepentingan, maka bentuk dan isinya diseragamkan berwibawa yang dalam melaksanakan tugasnya selalu
tanpa mengabaikan keunikan masing-masing instansi berdasarkan hukum dengan dilandasi semangat dan sikap
pemerintah. Penyeragaman ini paling tidak dapat mengurangi pengabdian bagi masyarakat.
perbedaan cara pengkajian yang cenderung menjauhkan
pemenuhan prasyarat minimal akan informasi yang Sadar terhadap peran aktif dan positif tersebut di atas,
seharusnya dimuat dalam LAKIP. Penyeragaman juga Pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah untuk
dimaksudkan untuk pelaporan yang bersifat rutin, sehingga menghadapi timbulnya benturan kepentingan, perselisihan atau
perbandingan atau evaluasi dapat dilakukan secara memadai. sengketa antara Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara dengan
LAKIP dapat dimasukkan dalam ketegori laporan rutin, warga masyarakat. Sengketa yang terjadi antara Badan atau
karena paling tidak disusun dan disampaikan kepada pihak- Pejabat Tata Usaha Negara dengan warga negara ini
pihak yang berkepentingan setahun sekali. disebut sengketa Tata Usaha Negara.

Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) dibentuk berdasarkan


D. Peradilan Tata Usaha Negara
Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Peradilan Tata Usaha Negara adalah salah satu pelaku
Usaha Negara dan Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 tentang
kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan terhadap
Perubahan atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang
sengketa Tata Usaha Negara. Negara Republik Indonesia adalah
Peradilan Tata Usaha Negara. Peradilan Tata Usaha Negara
negara hukum yang dinamis, bertujuan mewujudkan tata
melengkapi 3 peradilan lain yang sudah lama ada di bawah
kehidupan negara dan bangsa yang sejahtera, aman, tentram,
Mahkamah Agung yaitu Peradilan Umum, Peradilan Agama dan
serta tertib. Dalam tata kehidupan yang demikian itu, dijamin
Peradilan Militer, sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman
persamaan warga negara di dalam hukum. Dalam usaha
berdasarkan UU No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan
mewujudkan tujuan tersebut di atas, sesuai dengan sistem
26 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 27

Kehakiman. PTUN diciptakan untuk menyelesaikan sengketa Indonesia baik dalam era reformasi maupun sebelum reformasi.
antara Pemerintah dengan warga Negaranya. Dalam hal ini Kebijakan atau peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan
sengketa timbul sebagai akibat dari adanya tindakan-tindakan dalam era reformasi seperti TAP MPR No. XI/MPR/1998
Pemerintah yang melanggar hak warga negaranya. Dengan tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas
demikian dapat dikatakan bahwa PTUN diadakan dalam rangka Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; UU No. 28 Tahun 1999 yang
memberi perlindungan kepada rakyat. Dengan kata lain tujuan juga tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas
PTUN sebenarnya tidak semata-mata untuk memberikan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; Instruksi Presiden No. 7 Tahun
perlindungan terhadap hak-hak perseorangan, melainkan juga 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).
untuk melindungi hak-hak masyarakat. Adapun peraturan perundangan yang dikeluarkan pemerintah
sebelum era reformasi yang berkaitan dengan upaya perwujudan
Di samping itu dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik adalah UU No. 8 Tahun 1986
pemerintahan negara yang bersih, efisien dan efektif telah tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang diubah dengan UU
dikembangkan pula berbagai pengawasan. Keseluruhan sistem No. 9 Tahun 2004.
pengawasan tersebut akan diuraikan dalam Bab VII.
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) adalah
perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk
E. Rangkuman
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan
Penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik sudah menjadi pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran
suatu tuntutan dan kebutuhan universal yang tidak dapat yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara
ditunda-tunda lagi. Upaya mewujudkan tata kepemerintahan periodik.
yang baik membutuhkan komitmen kuat, daya tahan, waktu
yang relatif panjang. Karena itu diperlukan pembelajaran, Sedangkan Peradilan Tata Usaha Negara ini dimaksudkan untuk
pemahaman, serta implementasi nilai-nilai tata kepemerintahan menyelesaikan sengketa antara Pemerintah dengan warga
yang baik secara utuh oleh seluruh komponen bangsa termasuk negaranya yang mencari keadilan terhadap sengketa tata usaha
oleh aparatur pemerintah dan masyarakat luas. negara. Jadi PTUN dibentuk sebenarnya untuk memberi
perlindungan kepada hak warga negara dan masyarakat.
Berbagai kebijakan pendukung untuk mewujudkan tata
kepemerintahan yang baik telah dikeluarkan pemerintah
28 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI

F. Latihan BAB IV
1. Penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik (good PEMBENTUKAN PERATURAN
governance) perlu melibatkan semua pihak yang terkait PERUNDANG-UNDANGAN
(stakeholder) yang pada dasarnya terdiri dari 3 sektor. Apa
saja sektor-sektor itu dan jelaskan peranan masing-masing
sektor tersebut! Peraturan Perundang-undangan merupakan peraturan tertulis yang
2. Apakah prinsip-prinsip penyelenggaraan tata kepemerintahan dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan
yang baik (good governance) ini menurut UNDP? mengikat secara umum. Keseluruhan aspek penyelenggaraan
3. Menurut Bappenas apa saja upaya yang diperlukan untuk pemerintahan negara dalam pelaksanaannya diatur dengan dan
mewujudkan tata kepemerintahan yang baik di Indonesia? berdasarkan pada peraturan perundang-undangan.
Sebutkan pula prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan beserta Hal ini dimaksudkan untuk:
indikator-indikator minimal dan perangkat pendukung 1. Menjamin kepastian hukum, karena Indonesia adalah negara
indikatornya! hukum;
4. Apa pengertian akuntabilitas yang resmi dianut pemerintah 2. Melindungi masyarakat dari tindakan aparatur dan pihak lain yang
dan apa prinsip-prinsipnya? sewenang-wenang;
5. Mengapa Peradilan Tata Usaha Negara juga merupakan 3. Melindungi aparatur dari tindakan masyarakat yang melawan
upaya yang diperlukan dalam mewujudkan tata hukum.
kepemerintahan yang baik?
A. Asas Peraturan Perundang-Undangan
Dalam membentuk Peraturan Perundang-undangan harus
berdasarkan pada asas pembentukan peraturan perundang-
undangan yang baik yang meliputi:
1. Kejelasan Tujuan
Setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus
mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai.

29
30 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 31

2. Kelembagaan atau Organisasi Pembentuk yang 7. Keterbukaan


Tepat Dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan
Setiap jenis peraturan perundang-undangan harus dibuat oleh mulai dari perencanaan, persiapan, penyusunan, dan
lembaga/pejabat pembentuk peraturan perundang-undangan pembahasan bersifat transparan dan terbuka. Dengan demi
yang berwenang. Peraturan perundang-undangan tersebut kian seluruh lapisan masyarakat mempunyai kesempatan
dapat dibatalkan atau batal demi hukum, apabila dibuat oleh yang seluas-luasnya untuk memberikan masukan dalam
lembaga/pejabat yang tidak berwenang. proses pembuatan peraturan perundang-undangan.
3. Kesesuaian antara Jenis dan Materi Muatan
Dalam pembentukan peraturan perundang-undangan harus Sedangkan materi muatan Peraturan perundang-undangan
benar-benar memperhatikan materi muatan yang tepat mengandung asas:
dengan jenis peraturan perundang-undangannya. 1. Pengayoman
4. Dapat Dilaksanakan Setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus
Setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus berfungsi memberikan perlindungan dalam rangka
memperhitungkan efektifitas peraturan perundang-undangan menciptakan ketentraman masyarakat.
tersebut di dalam masyarakat, baik secara filosofis, yuridis 2. Kemanusiaan
maupun sosiologis. Setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus
5. Kedayagunaan dan Kehasilgunaan mencerminkan perlindungan dan penghormatan hak-hak
Setiap peraturan perundang-undangan dibuat karena memang asasi manusia serta harkat dan martabat setiap warga negara
benar-benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur dan penduduk Indonesia secara proporsional.
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 3. Kebangsaan
6. Kejelasan Rumusan Setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus
Setiap peraturan perundang-undangan harus memenuhi mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia yang
persyaratan teknis penyusunan peraturan perundang- pluralistik (kebhinekaan) dengan tetap menjaga prinsip
undangan, sistematika dan pilihan kata atau terminologi, negara kesatuan Republik Indonesia.
serta bahasa hukumnya jelas dan mudah dimengerti, 4. Kekeluargaan
sehingga tidak menimbulkan berbagai macam interpretasi Setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus
dalam pelaksanaannya. mencerminkan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam
setiap pengambilan keputusan.
32 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 33

5. Kenusantaraan 10. Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan.


Setiap materi muatan peraturan perundang-undangan Setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus
senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh wilayah mencerminkan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan,
Indonesia dan materi muatan peraturan perundang-undangan antara kepentingan individu dan masyarakat dengan
yang dibuat di daerah merupakan bagian dari sistem hukum kepentingan bangsa dan negara.
nasional yang berdasarkan Pancasila.
6. Bhinneka Tunggal Ika B. Jenis Dan Hierarkhi Peraturan Perundang-
Setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus Undangan
memperhatikan keragaman penduduk, agama, suku dan
golongan, kondisi khusus daerah, dan budaya khususnya 1. Jenis
yang menyangkut masalah-masalah sensitif dalam Dalam ketentuan Pasal 7 Undang-undang No. 10 Tahun 2004
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, jenis
7. Keadilan peraturan perundang-undangan meliputi: UUD Negara RI
Setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus 1945; Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti
mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap Undang-Undang, Peraturan Pemerintah; Peraturan Presiden;
warga negara tanpa kecuali. dan Peraturan Daerah.
8. Kesamaan Kedudukan Dalam Hukum dan
Pemerintahan Jenis peraturan perundang-undangan selain sebagaimana
tersebut di atas, diakui keberadaannya dan mempunyai
Setiap materi muatan peraturan perundang-undangan tidak
kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh
boleh berisi hal-hal yang bersifat membedakan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
latar belakang, antara lain; agama, suku, ras, golongan,
gender, atau status sosial.
Adapun jenis peraturan perundang-undangan selain
9. Ketertiban dan Kepastian Hukum
sebagimana tersebut di atas, antara lain adalah peraturan-
Setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus
peraturan yang dikeluarkan oleh MPR; DPR; DPD; MA;
dapat menimbulkan ketertiban dalam masyarakat melalui
MK; BPK; Gubernur BI; Menteri; DPRD Provinsi; DPRD
jaminan adanya kepastian hukum.
Kabupaten/Kota; Gubernur; Bupati/Walikota; Kepala
Lembaga atau Komisi yang setingkat yang dibentuk oleh
34 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 35

Undang-undang atau Pemerintah atas perintah Undang- asasi manusia, hak dan kewajiban warga negara;
undang; Kepala Desa atau yang setingkat. pelaksanaan dan penegakkan kedaulatan negara serta
pembagian kekuasaan negara; wilayah negara dan
2. Hierarki pembagian daerah; kewarganegaraan dan kependudukan;
Yang dimaksud hierarki adalah penjenjangan setiap jenis dan keuangan negara.
peraturan perundang-undangan yang didasarkan pada c. Peraturan Pemerintah
asas bahwa peraturan perundang-undangan yang lebih Peraturan Pemerintah adalah peraturan perundang
rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan undangan yang ditetapkan oleh Presiden berisi materi
perundang-undangan yang lebih tinggi. Kekuatan hukum untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mesti
peraturan perundang-undangan adalah sesuai dengan nya.
hierarkinya. d. Peraturan Presiden
Hierarki peraturan perundang-undangan sesuai dengan Pasal Peraturan Presiden adalah peraturan perundang-undangan
7 Undang-undang No. 10 Tahun 2004 adalah: yang dibuat oleh Presiden berisi materi yang
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia diperintahkan oleh UU atau materi untuk melaksanakan
Tahun 1945 Peraturan Pemerintah.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun e. Peraturan Daerah
1945 merupakan hukum dasar dalam Peraturan Peraturan Daerah adalah peraturan perundang-undangan
Perundang-undangan. yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
b. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti dengan persetujuan bersama Kepala Daerah. Materi
Undang-Undang (Perpu) muatan Peraturan Daerah adalah seluruh materi muatan
Undang-Undang adalah peraturan perundang-undangan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas
yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan pembantuan, dan menampung kondisi khusus daerah serta
persetujuan bersama Presiden. Sedangkan Peraturan penjabaran lebih lanjut peraturan perundang-undangan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang adalah Peraturan yang lebih tinggi.
Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden Peraturan Daerah yang dimaksud meliputi:
dalam hal ikhwal kegentingan yang memaksa. Materi 1) Peraturan Daerah provinsi dibuat oleh Dewan
muatan yang harus diatur dengan UU atau peraturan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi bersama dengan
pemerintah pengganti undang-undang adalah: hak-hak Gubernur. Termasuk dalam Peraturan Daerah
36 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 37

Provinsi adalah Qanun yang berlaku di Daerah lingkup atau obyek yang akan diatur, dan jangkauan dan arah
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Perdasus pengaturan.
serta Perdasi yang berlaku di Provinsi Papua;
2) Peraturan Daerah kabupaten/kota dibuat oleh Dewan Untuk pengharmonisan, pembulatan, dan pemantapan
Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota bersama yang akan dituangkan dalam RUU, Menteri atau Pimpinan
Bupati/Walikota; Lembaga pemrakarsa penyusunan UU wajib
3) Peraturan Desa/peraturan yang setingkat, dibuat oleh mengkonsultasikan terlebih dahulu konsep tersebut dengan
badan perwakilan desa atau nama lainnya bersama Menteri Kehakiman (dalam Kabinet Indonesia Bersatu:
dengan kepala desa atau nama lainnya. Menteri Hukum dan HAM) dan Pimpinan lembaga lainnya
yang terkait.
C. Tata Cara Mempersiapkan Rancangan Undang-
Apabila keharmonisan, kebulatan dan kemantapan konsepsi
Undang
tidak dapat dihasilkan dalam forum konsultasi, maka Menteri
Tata cara mempersiapkan RUU diatur dalam Keputusan Kehakiman dengan Menteri atau Pimpinan Lembaga
Presiden No. 188 Tahun 1998. Dalam Keppres ini diatur tentang pemrakarsa bersama-sama Menteri Sekretaris Negara
Prakarsa Penyusunan RUU; Panitia Antar Departemen dan melaporkannya kepada Presiden untuk mendapatkan
Lembaga; Konsultasi RUU; Penyampaian RUU kepada DPR; keputusan.
Tata Cara Pembahasan RUU yang disusun oleh DPR;
Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Undang- Sebaliknya dalam hal telah diperoleh keharmonisan,
Undang. kebulatan dan kemantapan konsepsi, Menteri atau Pimpinan
1. Prakarsa Penyusunan RUU Lembaga pemrakarsa secara resmi mengajukan permintaan
Menteri atau pimpinan LPND selanjutnya disebut Pimpinan persetujuan prakarsa penyusunan RUU kepada Presiden.
Lembaga dapat mengambil prakarsa penyusunan RUU
untuk mengatur masalah yang menyangkut bidang tugasnya. 2. Panitia Antar Departemen dan Lembaga
Prakarsa ini wajib dimintakan persetujuan lebih dahulu Berdasarkan persetujuan dari Presiden atas prakarsa
kepada Presiden dengan dilengkapi penjelasan mengenai penyusunan RUU, Menteri atau Pimpinan Lembaga
konsepsi pengaturan yang meliputi: latar belakang dan tujuan pemrakarsa membentuk Panitia Antar Departemen dan
penyusunan; sasaran yang ingin diwujudkan; pokok pikiran,
38 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 39

Lembaga yang diketuai pejabat yang ditunjuk untuk Penyampaian pendapat dan pertimbangan dilakukan paling
menyusun RUU tersebut. lambat 30 hari kerja sejak diterimanya pemintaan pendapat
dan pertimbangan tersebut.
Permintaan keanggotan Panitia dilakukan langsung oleh
Menteri atau Pimpinan Lembaga pemrakarsa kepada Menteri Apabila RUU tersebut telah memperoleh kesepakatan,
Sekretaris Negara, Menteri Kehakiman, Menteri atau Menteri atau Pimpinan Lembaga pemrakarsa mengajukan
Pimpinan Lembaga yang terkait dengan materi yang akan RUU tersebut kepada Presiden. Kemudian Menteri Sekretaris
diatur. Negara melaporkan RUU kepada Presiden dan sekaligus
mempersiapkan Amanat Presiden bagi penyampaiannya
Surat keputusan Pembentukan Panitia Antar Departemen dan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Lembaga ditetapkan paling lambat 30 hari kerja sejak tanggal
diterimanya surat Menteri Sekretaris Negara mengenai 4. Penyampaian RUU kepada DPR
persetujuan pemrakarsa. Kepala Biro Hukum atau Kepala Dalam Amanat Presiden kepada pimpinan DPR ditegaskan
Satuan Kerja yang menyelenggarakan fungsi di bidang hal-hal yang dianggap perlu, antara lain:
perundang-undangan pada Departemen atau Lembaga a. Sifat penyelesaian RUU yang dikehendaki ;
pemrakarsa, secara fungsional bertindak sebagai b. Cara penanganan atau pembahasannya, dalam hal RUU
Sekretaris Panitia Antar Departemen. yang disampaikan lebih dari satu ;
c. Menteri yang ditugasi untuk mewakili Presiden dalam
3. Konsultasi RUU pembahasan RUU di DPR.
Menteri atau Pimpinan Lembaga pemrakarsa menyampaikan
RUU yang dihasilkan Panitia kepada Menteri Kehakiman Amanat Presiden disampaikan juga kepada Wakil Presiden,
dan Menteri atau Pimpinan Lembaga lainnya yang terkait, para Menteri Koordinator, Menteri atau Pimpinan Lembaga
untuk memperoleh pendapat dan pertimbangan terlebih Pemrakarsa dan Menteri Kehakiman (dalam Kabinet
dahulu. Pendapat dan pertimbangan dapat pula dimintakan Indonesia Bersatu, 2004-2009 disebut Menteri Hukum dan
kepada Perguruan Tinggi dan organisasi di bidang sosial, HAM).
politik, profesi atau kemasyarakatan lainnya sesuai
kebutuhan. Apabila dalam pembahasan di DPR terdapat masalah yang
bersifat prinsipil dan arah pembahasannya akan mengubah isi
40 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 41

serta arah RUU, Menteri yang mewakili Presiden wajib 7. Ketentuan Lain-Lain
terlebih dahulu melaporkannya kepada Presiden dengan Persetujuan pemrakarsa penyusunan RUU juga merupakan
disertai saran pemecahan yang diperlukan untuk memperoleh persetujuan bagi penyusunan Rancangan Peraturan
keputusan. Pemerintah, Rancangan Keputusan Presiden (Perpres) dan
5. Tata Cara Pembahasan RUU Yang Disusun dan peraturan lainnya, yang pelaksanaannya dilakukan sebagai
Disampaikan Oleh DPR. satu kesatuan kegiatan.
RUU yang disusun oleh DPR dan disampaikan kepada Penetapan Peraturan Pemerintah dan peraturan lainnya
Presiden dilaporkan oleh Menteri Sekretaris Negara diselesaikan paling lambat satu tahun setelah pengundangan
disertai saran mengenai Menteri yang akan ditugasi untuk UU yang bersangkutan.
mengkoordinasikan pembahasannya dengan Menteri atau
Pimpinan Lembaga lain yang terkait. Tata cara selanjutnya D. Kerangka Peraturan Perundang-Undangan
sama seperti tata cara yang telah disebutkan pada butir 2, 3,
Kerangka peraturan perundang-undangan terdiri atas: judul,
dan 4.
pembukaan, batang tubuh, penutup, penjelasan (jika diperlukan)
6. Pengesahan, Pengundangan & Penyebarluasan UU
dan lampiran (jika diperlukan).
Menteri Sekretaris Negara menyiapkan naskah RUU yang
1. Judul
telah disetujui DPR dan selanjutnya diajukan kepada
a. Judul memuat keterangan mengenai jenis, nomor, tahun
Presiden guna memperoleh pengesahan (persetujuan
pengundangan atau penetapan dan nama Peraturan
bersama). Bila RUU yang telah disetujui tersebut tidak
Perundang-undangan ;
ditanda-tangani Presiden dalam jangka waktu paling lambat
b. Nama peraturan perundang-undangan dibuat secara
30 hari sejak RUU tersebut disetujui bersama, maka RUU
singkat dan mencerminkan isi peraturan perundang-
tersebut tetap sah dan menjadi UU dan wajib diundangkan.
undangan;
Kemudian Menteri Sekretaris Negara mengundangkan UU
c. Judul ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang
tersebut dengan menempatkannya dalam Lembaran Negara.
diletakkan ditengah marjin tanpa diakhiri tanda baca.
Sedangkan Menteri atau Pimpinan Lembaga pemrakarsa
2. Pembukaan
berkewajiban secepatnya menyebar luaskan jiwa, semangat
a. Frase Dengan Rahmat Tuhan YME;
dan substansi UU tersebut kepada masyarakat.
b. Jabatan Pembentuk Peraturan Perundang-undangan;
c. Konsiderans;
42 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 43

d. Dasar Hukum; hierarkinya, dan tata cara mempersiapkan rancangan undang-


e. Diktum. undangnya.
3. Batang Tubuh
a. Ketentuan Umum; F. Latihan
b. Materi Pokok Yang Diatur;
1. Apakah konsekuensi bahwa Indonesia adalah negara hukum
c. Ketentuan Pidana (jika diperlukan);
dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan negara?
d. Ketentuan Peralihan (jika diperlukan);
2. Apa perlunya ada ketetapan tentang Hierarki Peraturan
e. Ketentuan Penutup.
Perundang-undangan?
4. Penutup
3. Dalam strata kebijakan publik, kebijakan Menteri adalah
a. Penjelasan (jika diperlukan);
kebijakan pelaksanaan, sebagai penjabaran kebijakan umum
b. Lampiran (jika diperlukan).
yang ditetapkan oleh Presiden. Bagaimana dalam
hubungannya dengan UU No. 10 Tahun 2004 tentang
E. Rangkuman Pembentukan Peraturan Perundang-undangan?
4. Mengapa dalam penyusunan RUU dan RPP semua instansi
Keseluruhan aspek penyelenggaraan pemerintahan negara dalam
terkait perlu diikutsertakan?
pelaksanaannya diatur dengan dan berdasarkan pada peraturan
perundang-undangan yang dimaksudkan agar ada jaminan
kepastian hukum, ada perlindungan masyarakat dari tindakan
aparatur dan pihak lain yang sewenang-wenang dan juga agar
aparatur terlindungi dari tindakan masyarakat yang melawan
hukum.

Oleh karena itu, agar setiap peraturan perundang-undangan yang


dibentuk oleh lembaga-lembaga negara atau pejabat yang
berwenang berkualitas dan tidak bertentangan satu sama lain
maka dalam pembentukannya perlu memperhatikan asas
pembentukan, asas tentang materi muatannya, jenis dan
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 45

BAB V A. Urusan Pemerintahan Yang Menjadi


LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAH Kewenangan Pemerintah
Urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan
pemerintah adalah urusan-urusan yang menyangkut
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara, pemerintah terjaminnya kelangsungan hidup bangsa dan negara secara
membentuk lembaga-lembaga pemerintahan seperti Departemen, keseluruhan.
Lembaga Pemerintah Non Departemen, dan Lembaga-Lembaga Urusan pemerintahan yang menjadi Urusan Pemerintah tersebut
lainnya. Pada dasarnya lembaga-lembaga pemerintah ini dapat dibagi adalah:
dua, yaitu lembaga-lembaga pemerintah tingkat Pusat dan 1. Politik Luar Negeri, antara lain meliputi:
lembaga-lembaga pemerintah tingkat Daerah. Lembaga-lembaga a. Mengangkat pejabat politik dan menunjuk warga negara
penyelengara pemerintahan negara tersebut merupakan aparatur untuk duduk dalam jabatan lembaga internasional;
pemerintah atau disebut juga sebagai birokrasi pemerintah. Presiden b. Menetapkan kebijakan luar negeri;
bersama-sama lembaga-lembaga pemerintah menyelenggarakan c. Melaksanakan perjanjian dengan negara lain;
tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan dalam rangka d. Menetapkan kebijakan perdagangan luar negeri.
mewujudkan tujuan nasional. 2. Pertahanan, antara lain meliputi:
a. Mendirikan dan membentuk angkatan bersenjata;
Tugas umum pemerintahan adalah tugas-tugas atau urusan-urusan b. Menyatakan damai dan perang;
pemerintahan yang sejak dahulu dilaksanakan oleh pemerintah c. Menyatakan negara atau sebagai wilayah negara dalam
dimana saja dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kepentingan keadaan bahaya;
masyarakat, seperti pemeliharaan keamanan dan ketertiban, d. Membangun dan mengembangkan sistem pertahanan
penyelenggaraan pendidikan, pelayanan kesehatan dan lain-lain. negara dan persenjataan;
Sedangkan tugas pembangunan adalah tugas-tugas atau urusan- e. Menetapkan kebijakan untuk wajib militer, bela negara
urusan dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan. bagi setiap warga negara.
3. Keamanan, antara lain meliputi:
Dengan adanya lembaga-lembaga pemerintah ini, maka urusan- a. Mendirikan dan membentuk kepolisian negara;
urusan pemerintahan akan terbagi habis ke dalam lembaga lembaga b. Menetapkan kebijakan keamanan nasional;
pemerintahan yang ada. Akan tetapi tidak harus setiap urusan c. Menindak setiap orang yang melanggar hukum negara;
pemerintahan diwadahi dalam satu lembaga pemerintahan.
44
46 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 47

d. Menindak kelompok atau setiap organisasi yang urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah, ada bagian
kegiatannya melanggar keamanan negara. urusan yang diserahkan kepada Provinsi, dan ada bagian
4. Moneter dan Fiskal, antara lain: urusan yang diserahkan kepada Kabupaten/Kota.
a. Mencetak uang dan menentukan nilai mata uang;
b. Menetapkan kebijakan moneter; Dengan kata lain bahwa Pemerintah dapat:
c. Mengendalikan peredaran uang. a. Menyelenggarakan sendiri sebagian urusan pemerintahan;
5. Yustisi, antara lain: b. Melimpahkan sebagai urusan pemerintahan kepada Gubernur
a. Mendirikan lembaga peradilan; selaku Wakil Pemerintah; atau
b. Mengangkat hakim dan jaksa; c. Menugaskan sebagian urusan kepada pemerintahan daerah
c. Mendirikan lembaga permasyarakatan; dan/atau pemerintahan dengan berdasarkan asas tugas
d. Menetapkan kebijakan kehakiman dan keimigrasian, pembantuan.
memberi grasi, amnesti, abolisi, membentuk Undang-
Undang, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Untuk mewujudkan pembagian kewenangan yang concurrent
Undang, Peraturan Pemerintah, dan peraturan lain yang secara proporsional antara Pemerintah, Daerah Provinsi, Daerah
berskala nasional. Kabupaten dan Kota, maka disusun kriteria yang meliputi:
6. Agama, antara lain: eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dengan
a. Menetapkan hari libur keagamaan yang berlaku secara mempertimbangkan keserasian hubungan pengelolaan urusan
nasional; pemerintahan antar tingkat pemerintahan.
b. Memberikan pengakuan terhadap keberadaan suatu
agama; Kriteria Eksternalitas adalah pendekatan dalam pembagian
c. Menetapkan kebijakan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan dengan mempertimbangkan dampak/akibat
kehidupan keagamaan. yang ditimbulkan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan
tersebut. Apabila dampak yang ditimbulkan bersifat lokal, maka
Di samping itu terdapat bagian urusan pemerintah yang bersifat urusan pemerintahan tersebut menjadi kewenangan
concurrent, artinya urusan pemerintahan yang penanganannya Kabupaten/Kota, apabila regional menjadi kewenangan
dalam bagian atau bidang tertentu dapat dilaksanakan bersama Provinsi, dan apabila nasional menjadi kewenangan
antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Dengan demikian Pemerintah.
setiap urusan yang bersifat concurrent senantiasa ada bagian
48 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 49

Kriteria Akuntabilitas adalah pendekatan dalam pembagian 2. Perencanaan, pemanfataan, dan pengawasan tata ruang;
urusan pemerintahan dengan pertimbangan bahwa tingkat 3. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman
pemerintahan yang menangani sesuatu bagian urusan adalah masyarakat;
tingkat pemerintahan yang lebih langsung/dekat dengan 4. Penyediaan sarana dan prasarana umum;
dampak/akibat dari urusan yang ditangani tersebut. Dengan 5. Penanganan bidang kesehatan;
demikian akuntabilitas penyelenggaraan bagian urusan 6. Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya
pemerintahan tersebut kepada masyarakat akan lebih terjamin. manusia potensial;
7. Penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/ kota;
Kriteria Efisiensi adalah pendekatan dalam pembagian urusan 8. Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/ kota;
pemerintahan dengan mempertimbangkan tersedianya sumber 9. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan
daya (personil, dana, dan peralatan) untuk mendapatkan menengah termasuk lintas kabupaten/kota;
ketepatan, kepastian, dan kecepatan hasil yang harus dicapai 10. Pengendalian lingkungan hidup;
dalam penyelenggaraan bagian urusan. 11. Pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupaten/ kota;
12. Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil;
B. Urusan Pemerintahan Yang Menjadi 13. Pelayanan administrasi umum pemerintahan;
Kewenangan Daerah 14. Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas
Urusan yang menjadi kewenangan daerah, meliputi urusan kabupaten/kota;
wajib dan urusan pilihan. Urusan pemerintahan wajib adalah 15. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat
urusan pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan dasar dilaksanakan oleh kabupaten/kota; dan
seperti pendidikan dasar, kesehatan, pemenuhan kebutuhan 16. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan
hidup minimal, prasarana lingkungan dasar. Sedangkan perundang-undangan.
urusan pemerintahan yang bersifat pilihan terkait erat dengan
potensi unggulan dan kekhasan daerah. Urusan pemerintahan provinsi yang bersifat pilihan meliputi
urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi
Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai
provinsi merupakan urusan dalam skala provinsi yang dengan kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah yang
meliputi: bersangkutan.
1. Perencanaan dan pengendalian pembangunan;
50 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 51

Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan


daerah Kabupaten/Kota merupakan urusan yang berskala Gambar V.1: Pembagian Urusan Pemerintahan Provinsi,
kabupaten/kota meliputi: Kabupaten/Kota
1. Perencanaan dan pengendalian pembangunan;
2. Perencanaan, pemanfataan, dan pengawasan tata ruang;
3. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat;
4. Penyediaan sarana dan prasarana umum;
5. Penanganan bidang kesehatan;
6. Penyelenggaraan pendidikan;
7. Penanggulangan masalah sosial;
8. Pelayanan bidang ketenagakerjaan;
9. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan
menengah;
10. Pengendalian lingkungan hidup;
11. Pelayanan pertanahan;
12. Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil;
13. Pelayanan administrasi umum pemerintahan;
14. Pelayanan administrasi penanaman modal;
15. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; dan
16. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan Sumber: Undang-Undang No. 32 Tahun 2004
perundang-undangan.
C. Lembaga Pemerintah Tingkat Pusat
Urusan pemerintahan Kabupaten/Kota yang bersifat pilihan
Dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 dikatakan bahwa
meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan
Pemerintah Pusat atau Pemerintah adalah Presiden RI yang
berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
memegang kekuasaan pemerintahan negara RI. Dalam
sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi unggulan
penyelenggaraan pemerintahan, lembaga-lembaga pemerintah
daerah yang bersangkutan.
tingkat pusat meliputi: Kementerian Negara, Lembaga
52 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 53

Pemerintah Non Departemen (LPND), Kesekretariatan yang 1) Koordinasi perencanaan dan penyusunan kebijakan
membantu Presiden; Kejaksaan Agung; Perwakilan RI di Luar di bidangnya;
Negeri; Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara 2) Sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidangnya;
RI (Polri); Badan/Lembaga Ekstra Struktural. 3) Pengendalian penyelenggaraan kebijakan, sebagai
mana dimaksud pada huruf 1) dan 2);
1. Kementerian Negara 4) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 2005 tentang menjadi tanggung jawabnya;
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata 5) Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya;
Kerja Kementerian Negara, disebutkan bahwa Kementerian 6) Pelaksanaan tugas tertentu yang diberikan oleh
Negara terdiri dari Kementerian Koordinator, Kementerian Presiden;
Negara yang berbentuk Departemen dan Kementerian 7) Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan
Negara. pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada
Presiden.
a. Kementerian Koordinator Dalam Kabinet Indonesia Bersatu di bawah pimpinan
Kedudukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ada tiga
Kementerian Koordinator adalah unsur pelaksana Kementerian Koordinator, yaitu: Kementerian
Pemerintah yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;
Presiden. dan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan
Tugas Rakyat.
Kementerian Koordinator mempunyai tugas membantu a). Kementerian Koordinator Bidang Politik,
Presiden dalam mengkoordinasikan perencanaan dan Hukum, dan Keamanan mengkoordinasikan:
penyusunan kebijakan, serta mensikronkan pelaksanaan Departemen Dalam Negeri, Departemen Luar
kebijakan di bidangnya. Negeri, Departemen Pertahanan; Departemen Hukum
Fungsi dan HAM; Kejaksaan Agung; BIN; TNI; POLRI;
Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian dan Instansi yang dianggap perlu.
Koordinator menyelenggarakan fungsi: b). Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
mengkoordinasikan: Departemen Keuangan; Depar
54 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 55

temen Energi dan SDM; Departemen Perindustrian; b. Departemen


Departemen Perdagangan; Departemen Pertanian; Kedudukan
Departemen Kehutanan; Departemen Perhubungan; Departemen adalah unsur pelaksana Pemerintah yang
Departemen Kelautan dan Perikanan; Departemen dipimpin oleh Menteri yang berada di bawah dan
Tenaga Kerja dan Transmigrasi; Departemen bertanggung jawab kepada Presiden.
Pekerjaan Umum; Departemen Kominfo; Tugas
Kementerian Negara Ristek; Kementerian Negara Departemen mempunyai tugas membantu Presiden
Koperasi dan UKM; Kementerian Negara dalam menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan.
Pembangunan Daerah Tertinggal; dan Instansi yang Fungsi
dianggap perlu. Dalam pelaksanaan tugasnya, Departemen
c). Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan menyelenggarakan fungsi:
Rakyat mengkoordinasikan: Departemen Kesehatan; 1) Perumusan kebijakan nasional, kebijakan
Departemen Diknas; Departemen Sosial; pelaksanaan dan kebijakan teknis di bidangnya;
Departemen Agama; Departemen Kebudayaan dan 2) Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan
Pariwisata; Kementerian Negara Lingkungan Hidup; bidang tugasnya;
Kementerian Negara PP; Kementerian Negara PAN; 3) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang
Kementerian Negara Perumahan Rakyat; Kementeri menjadi tanggung jawabnya;
an Negara Pemuda dan Olah Raga; dan Intansi lain 4) Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya;
yang dianggap perlu. 5) Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan
Susunan Organisasi pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada
Kementerian Koordinator dibantu oleh: Presiden.
1) Sekretariat Kementerian Koordinator; Dalam Kabinet Indonesia Bersatu (2004-2009) ada 20
2) Deputi; (dua puluh) Departemen, yaitu:
3) Staf Ahli; 1) Departemen Dalam Negeri;
4) Di lingkungan Kementerian Koordinator dapat 2) Departemen Luar Negeri;
diangkat tiga orang Staf Khusus Menteri (Perpres 3) Departemen Pertahanan;
No.62 Tahun 2005). 4) Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia;
5) Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral;
56 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 57

6) Departemen Perindustrian; 6) Staf Ahli;


7) Departemen Perdagangan; 7) Di lingkungan Departemen dapat diangkat 3 (tiga)
8) Departemen Pertanian; orang Staf Khusus Menteri (Perpres No.62 Tahun
9) Departemen Kehutanan; 2005).
10) Departemen Perhubungan;
11) Departemen Kelautan dan Perikanan; Departemen yang menyelenggarakan urusan
12) Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi; pemerintahan yang tidak diserahkan kepada Daerah
13) Departemen Pekerjaan Umum; dapat membentuk Instansi Vertikal yang ditetapkan
14) Departemen Kesehatan; dengan Peraturan Presiden. Departemen secara selektif
15) Departemen Pendidikan Nasional; dapat membentuk UPT sebagai pelaksana tugas teknis
16) Departemen Sosial; operasional dan/atau tugas teknis penunjang.
17) Departemen Agama;
18) Departemen Kebudayaan dan Pariwisata; c. Kementerian Negara
19) Departemen Komunikasi dan Informatika; Kedudukan
20) Departemen Keuangan. Kementerian Negara adalah unsur pelaksana pemerintah
yang dipimpin oleh Menteri Negara yang berada di
Susunan Organisasi bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Departemen terdiri dari: Tugas
1) Menteri; Kementerian Negara mempunyai tugas membantu
2) Sekretariat Jenderal, bertugas melaksanakan Presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di
pembinaan dan koordinasi pelaksanan tugas dan bidang tertentu dalam kegiatan pemerintahan negara.
administrasi Departemen; Fungsi
3) Direktorat Jenderal, bertugas melaksanakan Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian Negara
rumusan dan pelaksanaan kebijakan serta menyelenggarakan fungsi:
standardisasi teknis di bidangnya; 1) Perumusan kebijakan nasional di bidangnya;
4) Inspektorat Jenderal, bertugas melaksanakan 2) Koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidangnya;
pengawasan fungsional; 3) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang
5) Badan dan/atau Pusat; mengabdi tanggung jawabnya;
58 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 59

4) Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya; 9) Kementerian Negara Perumahan Rakyat;


5) Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan 10) Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga.
perimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada
Presiden. Susunan Organisasi
Kementerian Negara dibantu oleh:
Berdasarkan Perpres No. 62 Tahun 2005, Kementerian 1) Sekretariat Kementerian Negara;
Negara Koperasi dan UKM, Kementerian Negara 2) Deputi;
Perumahan Rakyat, dan Kementerian Negara Pemuda 3) Staf Ahli;
dan Olah Raga, di samping melaksanakan fungsi-fungsi 4) Dilingkungan Kementerian Negara dapat diangkat 3
sebagaimana tersebut di atas, juga melaksanakan fungsi (tiga) orang Staf Khusus Menteri (Perpres No. 62
teknis pelaksanaan/fungsi operasionalisasi kebijakan di Tahun 2005).
bidang masing-masing.
d. Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND)
Dalam Kabinet Indonesia Bersatu, Kementerian Negara LPND diatur dengan Keppres No. 103 Tahun 2001 yang
terdiri dari: telah enam kali mengalami perubahan terakhir
1) Kementerian Negara Riset dan Teknologi; perubahannya dengan Peraturan Presiden No. 64 Tahun
2) Kementerian Negara Koperasi dan UKM; 2005.
3) Kementerian Negara Lingkungan Hidup; Kedudukan
4) Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan; LPND dalam Pemerintahan Negara RI adalah lembaga
5) Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur pemerintah pusat yang dibentuk untuk melaksanakan
Negara; tugas pemerintahan tertentu dari Presiden. LPND berada
6) Kementerian Negara Pembangunan Daerah di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Tertinggal; Tugas
7) Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan LPND mempunyai tugas melaksanakan tugas
Nasional/Kepala Bappenas (Kepres No. 171/M/ pemerintahan tertentu dari Presiden sesuai dengan
Tahun 2005 tentang Perubahan Kedua Kepres No. ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
187/M/Tahun 2005); Dalam Perpres No. 11 Tahun 2005 tentang Perubahan
8) Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara; Kelima atas Keppres No. 103 Tahun 2001 tentang
60 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 61

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan 22) Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG).
Organisasi dan Tata Kerja LPND, pada Pasal 3
menyebutkan bahwa LPND terdiri dari: Sesuai dengan Perpres No. 64 Tahun 2005, masing-
1) Lembaga Administrasi Negara (LAN); masing LPND melaksanakan tugasnya dikoordinasikan
2) Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI); oleh Menteri, yang meliputi:
3) Badan Kepegawaian Negara (BKN); 1) Menteri Dalam Negeri bagi BPN;
4) Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas); 2) Menteri Pertahanan bagi LEMHANAS dan
5) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional LEMSANEG;
(Bappenas); 3) Menteri Perdagangan bagi BKPM;
6) Badan Pusat Statistik (BPS); 4) Menteri Kesehatan bagi BPOM dan BKKBN;
7) Badan Standarisasi Nasional (BSN); 5) Menteri Pendidikan Nasional bagi PERPUSNAS;
8) Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN); 6) Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
9) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN); bagi LAN, BKN, BPKP, dan ANRI;
10) Badan Intelijen Negara (BIN); 7) Menteri Negara Riset dan Teknologi bagi LIPI,
11) Lembaga Sandi Negara (LEMSANEG); LAPAN, BPPT, BATAN, BAPETEN, BAKOSUR
12) Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN); TANAL, dan BSN;
13) Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional 8) Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional
(LAPAN); bagi BPS;
14) Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional 9) Menteri Perhubungan bagi BMG.
(BAKOSURTANAL);
15) Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Dalam Keppres No. 103 Tahun 2001, Susunan Organisasi
(BPKP); LPND diatur sebagai berikut:
16) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI); 1) Kepala;
17) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT); 2) Bila dipandang perlu Kepala dapat dibantu oleh
18) Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM); seorang Wakil Kepala;
19) Badan Pertanahan Nasional (BPN); 3) Sekretariat Utama, sebagai pelaksana fungsi
20) Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM); staf/penunjang dan mengkoordinasikan perencanaan,
21) Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANAS); pembinaan dan pengendalian terhadap program
62 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 63

administrasi dan sumber daya yang dipimpin oleh administrasi kepada Presiden selaku Kepala
seorang Sekretaris Utama; Pemerintahan dalam menyelenggarakan kekuasaan
4) Deputi, pelaksana fungsi lini dan membawahi pemerintahan negara. Sekretariat Kabinet dipimpin
direktorat dan/atau pusat. Direktorat digunakan oleh Sekretaris Kabinet.
sebagai nomenklatur unit yang fungsinya Pembinaan.
Sedangkan Pusat untuk unit yang fungsinya f. Kejaksaan Agung
pelaksanaan; Berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 2004
5) Unit pengawasan dapat berbentuk Inspektorat tentang Kejaksaan Republik Indonesia yang selanjutnya
Utama atau Inspektur, dan bertugas untuk disebut Kejaksaan adalah lembaga pemerintahan yang
melaksanakan pengawasan fungsional. melaksanakan kekuasaan negara secara merdeka di
bidang penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan
e. Kesekretariatan Yang Membantu Presiden Undang-Undang. Kejaksaan adalah satu dan tidak
1) Sekretariat Negara terpisahkan.
Berdasarkan Kepres No. 117 Tahun 2000, Sekre Pelaksanaan kekuasaan negara bidang penuntutan ini
tariat negara adalah lembaga pemerintah yang diselenggarakan oleh Kejaksaaan Agung, Kejaksaan
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab Tinggi, dan Kejaksaan Negeri.
langsung kepada Presiden dan mempunyai tugas Kejaksaan Agung berkedudukan di Ibukota Negara RI
untuk memberikan dukungan staf dan pelayanan dan daerah hukumnya meliputi wilayah kekuasaan
administrasi kepada Presiden selaku Kepala Negara negara RI.
dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan Kejaksaan Tinggi berkedudukan di Ibukota Provinsi
negara. Sekretariat Negara dipimpin oleh Sekretaris dan dasar hukumnya meliputi wilayah Provinsi.
Negara. Kejaksaan Negeri berkedudukan di Ibukota Kabupa
2) Sekretariat Kabinet ten/Kota yang dasar hukumnya meliputi wilayah daerah
Berdasarkan Kepres No. 111 Tahun 2000, Sekretariat kabupaten/kota yang dasar hukumnya meliputi wilayah
Kabinet adalah lembaga pemerintah yang daerah kabupaten/kota.
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab Dalam hal tertentu di daerah hukum kejaksaan negeri
langsung kepada Presiden dan mempunyai tugas dapat dibentuk cabang Kejaksaan Negeri.
memberikan dukungan staf dan pelayanan
64 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 65

a. Tugas dan Wewenang d) Pengawasan aksi kepercayaan yang dapat


Umum membahayakan masyarakat dan Negara;
1) Di bidang pidana, kejaksaan mempunyai tugas e) Pencegahan penyalahgunaan dan/atau
dan wewenang: penodaan agama;
a) Melakukan penuntutan; f) Penelitian dan pengembangan hukum serta
b) Melaksanakan penetapan hakim dan putusan statistik kriminal.
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan 4) Kejaksaan dapat diserahi tugas dan wewenang
hukum tetap; lain berdasarkan Undang-Undang.
c) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan 5) Kejaksaan berwenang menangani perkara pidana
putusan pidana bersyarat, putusan pidana yang diatur dalam Qanun sebagaimana dimaksud
pengawasan, dan putusan lepas bersyarat; dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2001
d) Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Daerah
tertentu berdasarkan UU; Istimewa Aceh sebagai Provinsi NAD sesuai
e) Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang
itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan Hukum Acara Pidana.
sebelum dilimpahkan kepengadilan yang Khusus
dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan Jaksa Agung mempunyai tugas dan wewenang:
penyidik. 1) Menetapkan serta mengendalikan kebijakan
2) Di bidang perdata dan tata usaha negara, penegakkan hukum dan keadilan dalam ruang
kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak lingkup tugas dan wewenang kejaksaan.
baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk 2) Mengefektifkan proses penegakkan hukum yang
dan atas nama negara atau pemerintah. diberikan oleh Undang-undang.
3) Dalam bidang ketertiban dan ketenteraman 3) Mengesampingkan perkara demi kepentingan
umum, kejaksaan turut menyelenggarakan umum.
kegiatan: 4) Mengajukan kasasi demi kepentingan hukum
a) Peningkatan kesadaran hukum; kepada Mahkamah Agung dalam perkara pidana,
b) Pengamanan kebijakan penegakkan hukum; perdata, dan tata usaha negara.
c) Pengawasan peredaran barang cetakan;
66 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 67

5) Mengajukan pertimbangan teknis hukum kepada Presiden selaku Kepala Negara melalui Menteri
Mahkamah Agung dalam pemeriksaan kasasi Luar Negeri.
perkara pidana.
6) Mencegah atau menangkal orang tertentu untuk Tugas Pokok Perwakilan Diplomatik adalah
masuk atau keluar wilayah NKRI karena mewakili Negara RI dalam melaksanakan hubungan
keterlibatannya dalam perkara pidana sesuai diplomatik dengan negara penerima atau Organisasi
dengan peraturan perundang-undangan. Internasional serta melindungi segenap kepentingan
g. Perwakilan RI di Luar Negeri negara dan warga negara RI di negara penerima
Perwakilan RI di luar negeri adalah satu-satunya sesuai dengan kebijakan pemerintah yang ditetapkan
Aparatur yang mewakili kepentingan Negara RI secara dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
keseluruhan di negara lain atau pada Organisasi berlaku termasuk hukum dan tata cara hubungan
Internasional, dan dapat berupa Kedutaan Besar RI internasional.
(KBRI), Konsulat Jenderal RI (KONJENRI), Konsulat
RI, Perutusan Tetap RI (PTRI) pada PBB maupun 2) Perwakilan Konsuler
Perwakilan RI tertentu yang bersifat sementara. Kegiatan Perwakilan Konsuler meliputi semua
Perwakilan RI terdiri atas Perwakilan Diplomatik dan kepentingan negara RI di bidang konsuler dan
Perwakilan Konsulat. mempunyai wilayah kerja tertentu dalam wilayah
1) Perwakilan Diplomatik negara penerima.
Cakupan kegiatan Perwakilan Diplomatik Perwakilan Konsuler terdiri atas Konsulat
menyangkut semua kepentingan Negara RI dan Jenderal RI dan Konsulat RI yang dipimpin oleh
wilayah kerjanya meliputi seluruh wilayah negara Konsul Jenderal dan Konsul, yang bertanggung
penerima atau yang bidang kegiatannya meliputi jawab kepada Duta Besar Luar Biasa dan
bidang kegiatan suatu Organisasi Internasional. Berkuasa Penuh, bertanggung jawab langsung
kepada Menteri Luar Negeri.
Perwakilan Diplomatik terdiri atas Kedutaan Tugas Pokok Perwakilan Konsuler adalah mewakili
Besar RI dan Perwakilan Tetap RI yang dipimpin negara RI dalam melaksanakan hubungan konsuler
oleh seorang Duta Besar Luar Biasa dan dengan negara penerima di bidang perekonomian,
Berkuasa Penuh dan bertanggung jawab kepada perdagangan, perhubungan, kebudayaan dan ilmu
68 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 69

pengetahuan serta mengeluarkan izin prinsip pimpinan Panglima. Tiap-tiap angkatan (AD, AL, dan
penanaman modal asing di Indonesia untuk Menteri AU) mempunyai kedudukan yang sama dan sederajat.
Luar Negeri atas nama Menteri yang bertanggung Peran
jawab di bidang investasi sesuai dengan kebijakan TNI berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan
pemerintah yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang dalam menjalankan tugasnya berdasarkan
perundang-undangan yang berlaku. kebijakan dan keputusan politik negara.
Fungsi
h. Tentara Nasional Indonesia (TNI) Sebagai alat pertahanan negara, TNI berfungsi sebagai:
Peran, tugas, susunan dan kedudukan TNI secara pokok- 1) penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer
pokoknya diatur dalam TAP No. VI/MPR/2000 tentang dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri
Pemisahan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, dan
Negara Republik Indonesia; TAP No. VII/ MPR/2000 keselamatan bangsa.
tentang Peran Tentara Nasional Indonesia dan Peran 2) penindak terhadap setiap bentuk ancaman sebagai
Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan kemudian mana tersebut butir 1.
diatur dengan Undang-Undang No. 34 Tahun 2004 3) pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang
tentang Tentara Nasional Indonesia. terganggu akibat kekacauan keamanan.
Kedudukan Dalam melaksanakan fungsi tersebut, TNI merupakan
Sesuai dengan Undang-Undang No. 34 Tahun 2004 komponen utama Sistem Pertahanan Negara.
kedudukan TNI diatur sebagai berikut: Tugas Pokok
1) Dalam pengesahan dan penggunaan kekuatan TNI mempunyai tugas pokok untuk:
militer, TNI berkedudukan di bawah Presiden. 1) menegakkan kedaulatan Negara;
2) Dalam kebijakan dan strategi pertahanan serta 2) mempertahankan keutuhan wilayah NKRI yang
dukungan administrasi; TNI di bawah koordinasi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945;
Departemen Pertahanan. 3) melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia dari ancaman dan gangguan
TNI terdiri dari TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Laut, dan TNI Angkatan Udara yang melaksanakan
tugasnya secara merata atau gabungan di bawah
70 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 71

Susunan Organisasi Peran dan Tugas POLRI


Organisasi TNI terdiri dari: POLRI merupakan alat negara yang berperan dalam
1) Markas Besar TNI yang membawahkan: Markas memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
Besar TNI Angkatan Darat, Markas Besar TNI menegakkan hukum, memberikan pengayoman dan
Angkatan Laut, dan Markas Besar TNI Angkatan pelayanan kepada masyarakat.
Udara;
2) Markas Besar TNI terdiri dari: Unsur Pimpinan, Selain tugas pokok tersebut di atas, POLRI juga
Unsur Pembantu Pimpinan, Unsur Pelayanan, Badan melaksanakan tugas bantuan:
Pelaksana Pusat, dan Komando Utama Operasi; 1) dalam keadaan darurat memberikan bantuan kepada
3) Markas Besar Angkatan terdiri atas Unsur Pimpinan, TNI yang diatur dengan undang-undang;
Unsur Pembantu Pimpinan, Unsur Pelayanan, Badan 2) turut secara aktif dalam tugas-tugas penanggulangan
Pelaksana Pusat, dan Komando Utama Pembinaan. kejahatan internasional sebagai anggota
TNI dipimpin oleh seorang Panglima yang diangkat International Criminal Police Organization –
dan diberhentikan oleh Presiden setelah mendapat Interpol;
persetujuan DPR. 3) membantu secara aktif tugas pemeliharaan
Angkatan dipimpin oleh seorang Kepala Staf perdamaian dunia (peace keeping operation) di
Angkatan dan berkedudukan di bawah Panglima serta bawah bendera PBB.
bertanggung jawab kepada Panglima. Kepala Staf
Angkatan diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas Susunan dan Kedudukan POLRI:
usul Panglima. 1) POLRI merupakan Kepolisian Nasional yang
i. Kepolisian Negara RI (POLRI) organisasinya disusun secara berjenjang dari tingkat
Peran, tugas, susunan dan kedudukan POLRI, pusat sampai tingkat daerah;
sebagaimana TNI secara pokok-pokoknya diatur dalam
TAP No. VI/MPR/2000 dan TAP No. VII/MPR/2000. 2) POLRI berada di bawah Presiden;
Kemudian diatur dalam UU No. 2 Tahun 2002 tentang 3) POLRI dipimpin oleh Kepala Kepolisian Negara RI
Kepolisian Negara Republik Indonesia. (KAPOLRI) yang diangkat dan diberhentikan oleh
Presiden dengan persetujuan DPR;
72 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 73

4) Anggota POLRI tunduk pada kekuasaan peradilan Struktural dapat dipimpin atau di Ketuai oleh Menteri,
umum. bahkan Presiden atau Wakil Presiden.

j. Lembaga Kepolisian Nasional Badan/Lembaga ini mempunyai karakteristik yang


1) Presiden dalam menetapkan arah kebijakan berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan yang
Kepolisian Negara RI dibantu oleh Lembaga signifikan terletak pada dasar hukum pembentukannya.
Kepolisian Nasional, yang dibentuk oleh Presiden Nomenklatur yang digunakan juga beragam seperti:
yang diatur dengan undang-undang. Dewan, Badan, Komisi, Komite, Lembaga, dan Tim.
2) Lembaga Kepolisian Nasional memberikan
pertimbangan kepada Presiden dalam Badan/Lembaga Ekstra Struktural yang terbentuk:
pengangkatan dan pemberhentian KAPOLRI. 1) Dewan, antara lain: Dewan Ekonomi Nasional,
Keikutsertaan POLRI dalam penyelenggaraan negara: Dewan Ketahanan Pangan, Dewan Maritim
1) POLRI bersikap netral dalam politik dan tidak Nasional, Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah.
melibatkan diri pada kegiatan politis praktis; 2) Badan, antara lain: Badan Koordinasi Nasional
2) Anggota POLRI dapat menduduki jabatan diluar Penanggulangan Bencana dan Penanganan
kepolisian setelah mengundurkan diri atau pensiun Pengungsi (BAKORNAS PBP), Badan Koordinasi
dari dinas kepolisian. Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (BKPTKI),
Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan
k. Badan / Lembaga Ekstra Struktural Kehidupan Masyarakat Provinsi NAD dan
Badan/Lembaga Ekstra Struktural pada dasarnya adalah Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara, Badan
badan/lembaga yang bersifat penunjang dan/atau Pertimbangan dan Pendidikan Nasional.
pelengkap tatanan organisasi pemerintahan yang 3) Komisi, antara lain: Komisi Nasional Hak Asasi
melaksanakan fungsi-fungsi khusus di bidang tertentu Manusia (Komnas HAM), Komisi Pemberantasan
untuk menunjang pelaksanaan urusan pemerintahan. Tindak Pidana Korupsi (KPK), Komisi Pemilihan
Badan/ Lembaga ini secara organik tidak termasuk Umum (KPU), Komisi Ombudsman, Komisi
dalam struktur organisasi Kementrian Negara Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
(Kementerian Koordinator, Departemen, Kementerian 4) Komite, antara lain: Komite Kebijakan Sektor
Negara) dan atau LPND. Badan/Lembaga Ekstra Keuangan, Komite Nasional Keselamatan
74 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 75

Transportasi, Komite Olah Raga Nasional, Komite 2. Sekretariat DPRD;


Standar Nasional Untuk Satuan Ukuran. 3. Dinas Daerah; dan
5) Lembaga, antara lain: Lembaga Sensor Film, 4. Lembaga Teknis Daerah.
Lembaga Koordinasi Pangan Dalam Peningkatan Perangkat Daerah Kabupaten / Kota, terdiri atas:
Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat. 1. Sekretariat Daerah;
2. Sekretariat DPRD;
3. Dinas Daerah;
D. Lembaga Pemerintah Tingkat Daerah
4. Lembaga Teknis Daerah;
Penyelenggara Pemerintahan Daerah adalah Pemerintah 5. Kecamatan; dan
Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). 6. Kelurahan.
Sedangkan Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau
Walikota, dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Sekretariat Daerah
pemerintahan daerah. Dengan demikian lembaga pemerintah Sekretariat Daerah dipimpin oleh Sekretaris Daerah. Sekretaris
tingkat daerah disebut perangkat daerah sebagaimana tercantum Daerah Provinsi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas
dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004. Dalam usul Gubernur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
penyelenggaraan pemerintahan daerah, Kepala Daerah dibantu Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota diangkat dan diberhentikan
oleh perangkat daerah. oleh Gubernur atas usul Bupati/ Walikota sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Secara umum perangkat daerah terdiri dari:
1. Unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan Sekretaris Daerah diangkat dari pegawai negeri sipil yang
koordinasi, diwadahi dalam Lembaga Sekretariat. memenuhi persyaratan dan karena kedudukannya Sekretaris
2. Unsur pendukung tugas Kepala Daerah dalam Daerah sebagai pembina Pegawai Negeri Sipil di daerahnya.
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat Sekretaris Daerah mempunyai tugas dan kewajiban
spesifik, diwadahi dalam Lembaga Teknis Daerah. membantu kepala daerah dalam menyusun kebijakan dan
3. Unsur pelaksana urusan daerah, diwadahi dalam mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah.
Lembaga Dinas Daerah. Dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya, Sekretaris Daerah
Perangkat Daerah Provinsi terdiri dari: bertanggung jawab kepada kepala daerah.
1. Sekretariat Daerah;
76 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 77

Sekretariat DPRD daerah yang bersifat spesifik. Lembaga teknis daerah berbentuk
Sekretariat DPRD dipimpin oleh Sekretaris DPRD. Sekretaris badan, kantor, atau rumah sakit umum daerah.
DPRD diangkat dan diberhentikan oleh
Gubernur/Bupati/Walikota dengan persetujuan DPRD. Badan, Kantor, atau Rumah Sakit Umum Daerah masing-masing
Tugas Sekretaris DPRD adalah: dipimpin oleh Kepala yang diangkat oleh Kepala Daerah dari
1. Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan DPRD; pegawai negeri sipil yang memenuhi syarat atas usul
2. Menyelenggarakan administrasi keuangan DPRD; Sekretaris Daerah.
3. Mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD;
4. Menyediakan dan mengkoordinasi tenaga ahli yang Kepala Badan, Kepala Kantor, atau Kepala Rumah Sakit Umum
diperlukan oleh DPRD dalam melaksanakan fungsinya sesuai Daerah bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui
dengan kemampuan keuangan daerah. Sekretaris Daerah.

Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat DPRD secara teknis Kecamatan


operasional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kecamatan dibentuk di wilayah Kebupaten/Kota dengan
pimpinan DPRD dan secara administratif bertanggung jawab peraturan daerah (Perda) dengan berpedoman pada peraturan
kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. pemerintah.

Dinas Kecamatan dipimpin oleh Camat yang dalam pelaksanaan


Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah tugasnya memperoleh pelimpahan sebagian wewenang Bupati
yang dipimpin oleh Kepala Dinas. Kepala Dinas diangkat dan atau Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah.
diberhentikan oleh Kepala Daerah dari pegawai negeri sipil Di samping itu, Camat juga menyelenggarakan tugas umum
yang memenuhi syarat atas usul Sekretaris Daerah. pemerintahan yang meliputi:
1. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;
2. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentuan dan
Lembaga Teknis Daerah ketertiban umum;
Lembaga teknis daerah merupakan unsur pendukung tugas 3. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakkan peraturan
kepala daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan perundang-undangan;
78 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 79

4. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas 3. Pelayanan masyarakat;


pelayanan umum; 4. Penyelenggaraan ketentuan dan ketertiban umum;
5. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan 5. Pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.
di tingkat kecamatan;
6. Membina penyelenggaraan pemerintahan dasar dan/atau Lurah diangkat oleh Bupati/Walikota atas usul Camat dari
kelurahan; pegawai negeri sipil yang menguasai pengetahuan teknis
7. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan
lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan peraturan perundang-undangan.
pemerintahan daerah atau kelurahan.
Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, Lurah dibantu oleh
Camat diangkat oleh Bupati/Walikota atas usul Sekretaris perangkat kelurahan dan bertanggung jawab kepada
Daerah Kabupaten/Kota dari pegawai negeri sipil yang Bupati/Walikota melalui Camat. Perangkat kelurahan
menguasai pengetahuan teknis pemerintahan dan memenuhi bertanggung jawab kepada Lurah. Untuk kelancaran pelaksanaan
persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. tugas lurah, pada kelurahan dapat dibentuk lembaga lainnya
sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan dengan Peraturan
Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, Camat dibantu oleh Daerah.
Perangkat Kecamatan dan bertanggung jawab kepada
Bupati/Walikota melalui Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota. Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk
Perangkat kecamatan bertanggung jawab kepada Camat. suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan yang
perlu ditangani. Akan tetapi tidak berarti bahwa setiap
Kelurahan penanganan urusan pemerintahan harus dibentuk atau
Kelurahan dibentuk di wilayah kecamatan dengan peraturan diwadahi dalam organisasi tersendiri.
daerah (Perda) pada Peraturan Pemerintah.
Kelurahan dipimpin oleh Lurah yang dalam pelaksanaan Besaran organisasi atau susunan organisasi perangkat
tugasnya memperoleh pelimpahan dari Bupati/ Walikota. daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor:
Di samping itu, Lurah mempunyai tugas: 1. Kemampuan keuangan;
1. Pelaksanaan kegiatan pemerintahan kelurahan; 2. Kebutuhan daerah;
2. Pemberdayaan masyarakat;
80 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 81

3. Cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus E. Lembaga Perekonomian Negara
diwujudkan; Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara juga
4. Jenis dan banyaknya tugas; dikenal adanya lembaga perekonomian negara yang disebut
5. Luas wilayah kerja dan kondisi geografis; dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha
6. Jumlah dan kepadatan penduduk; Milik Daerah (BUMD).
7. Potensi daerah yang bertahan dengan urusan yang akan
1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
ditangani;
BUMN saat ini diatur dengan UU No.19 Tahun 2003.
8. Sarana dan prasarana penunjang tugas.
BUMN yang seluruh atau sebagian besar modalnya
berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan,
Dengan demikian kebutuhan organisasi perangkat daerah bagi
merupakan salah satu pelaku ekonomi dalam Sistem
masing-masing daerah tidak selalu sama.
Perekonomian Nasional, di samping usaha swasta dan
koperasi. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, BUMN,
Susunan organisasi perangkat daerah ditetapkan dalam
Swasta dan Koperasi melaksanakan peran saling mendukung
Peraturan Daerah dengan memperhatikan faktor-faktor tertentu
berdasarkan demokrasi ekonomi. Dalam sistem
(beban tugas, cakupan wilayah, jumlah pegawai) dan
perekonomian nasional, BUMN ikut berperan menghasilkan
berpedoman pada Peraturan Pemerintah tentang Pedoman
barang dan/atau jasa yang dipasarkan dalam rangka
Organisasi Perangkat Daerah (catatan: pada waktu penulisan
mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat.
modul ini Peraturan Pemerintah tentang Pedoman Organisasi
Perangkat Daerah adalah PP No. 8 Tahun 2003 dalam proses
Peran BUMN dirasakan semakin penting sebagai pelopor
Revisi karena akan disesuaikan dengan makna Undang-Undang
dan/atau perintis dalam sektor-sektor usaha yang belum
No. 32 Tahun 2004 dan kondisi obyektif lainnya).
diminati usaha swasta. Di samping itu, BUMN juga
Pengendalian penataan organisasi perangkat daerah dalam
mempunyai peran strategis sebagai pelaksana pelayanan
arti: penerapan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan
publik, penyeimbang kekuatan-kekuatan swasta besar,
simplifikasi dilakukan oleh:
dan turut membantu pengembangan usaha kecil/
1. Pemerintah untuk perangkat daerah provinsi, dan
koperasi.
2. Gubernur untuk perangkat daerah Kabupaten/ Kota.
Dengan tetap berpedoman pada Peraturan pemerintah.
82 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 83

BUMN juga merupakan salah satu sumber penerimaan Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya
negara yang signifikan dalam bentuk berbagai jenis mengejar keuntungan.
pajak, dividen dan hasil privatisasi. b. Perusahaan Perseroan Terbuka yang selanjutnya
disebut Persero Terbuka, adalah Persero yang modal
2. Maksud dan Tujuan Pendirian BUMN dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria
Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 2 UU No. 19 Tahun tertentu atau Persero yang melakukan penawaran
2003, maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah: umum yang sesuai dengan peraturan perundang-
a. Memberikan sumbangan bagi perkembangan undangan di bidang pasar modal.
perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan Terhadap Persero Terbuka berlaku segala ketentuan dan
negara pada khususnya; prinsip-prinsip yang berlaku bagi perseroan terbatas
b. Mengejar keuntungan; sebagaimana diatur dalam UU No. 1 Tahun 1995
c. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa tentang Perseroan Terbatas.
pengendalian barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi Maksud dan Tujuan Pendirian Persero adalah
dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang 1) Menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu
banyak; tinggi dan berdaya saing kuat;
d. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum 2) Mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai
dapat diselesaikan oleh sektor swasta dan koperasi; perusahaan.
e. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada Organ Persero adalah: Rapat Umum Pemegang Saham
pengusaha golangan ekonomi lemah, koperasi dan (RUPS), Direksi, dan Komisaris.
masyarakat.
c. Perusahaan Umum (Perum) adalah BUMN yang
3. Jenis BUMN seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi
BUMN terdiri dari: Perusahaan Perseroan (Persero) dan atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan
Perusahaan Umum (Perum). umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa
a. Perusahaan Perseroan (Persero) adalah BUMN yang yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar
berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi keuntungan berdasarkan prinsip pengolahan
dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 % perusahaan.
(lima puluh satu persen). Sahamnya dimiliki oleh
84 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 85

Maksud dan Tujuan pendirian Perum adalah untuk Agar pengelolaan Perusahaan Daerah dapat
kemanfaatan umum berupa pengendalian barang diselenggarakan secara efisien, efektif dan produktif,
dan/atau jasa yang berkualitas dengan harga yang sehingga benar-benar dapat menunjang perwujudan
terjangkau oleh masyarakat berdasarkan prinsip otonomi seluas-luasnya, maka sambil menunggu
pengolahan perusahaan yang sehat. berlakunya undang-undang yang baru tentang
Perusahaan Daerah, sudah diterbitkan Instruksi Menteri
Organ Perum adalah: Menteri, Direksi, dan Dewan Dalam Negeri No. 5 Tahun 1990 tentang Perubahan
Pengawas. Bentuk Badan Usaha Milik Daerah kedalam dua bentuk,
yaitu Perumda dan Perseroda.
d. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) a. Perumda (Perusahaan Umum Daerah – Public
Dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2004; Pasal 177 Corporation/Service)
disebutkan bahwa Pemerintah Daerah dapat memiliki Didirikan dengan maksud, tujuan dan sifat usahanya
BUMD yang pembentukan penggabungan, pelepasan adalah mengutamakan penyelenggaraan pelayanan
kepemilikan, dan/atau pembubarannya ditetapkan umum (public service) di samping mencari
dengan Peraturan Daerah yang berpedoman pada keuntungan sebagai sumber pendapatan asli daerah,
peraturan perundang-undangan. dengan tetap berpegang teguh pada: (1) syarat-syarat
efisiensi dan efektivitas, (2) prinsip-prinsip ekonomi
Perusahaan Daerah dibentuk berdasarkan Undang perusahaan dan (3) pelayanan yang baik pada
undang No. 5 Tahun 1992 tentang Perusahaan Daerah masyarakat.
dan yang dimaksud adalah semua perusahaan yang b. Perseroda (Perusahaan Perseroan Daerah)
modal seluruhnya atau sebagian merupakan kekayaan Maksud dan tujuan usaha Perseroda adalah untuk
daerah yang dipisahkan, kecuali jika ditentukan lain memupuk keuntungan dalam arti baik pelayanan dan
dengan atau berdasarkan undang-undang. Perusahaan pembinaan organisasinya harus secara efektif dan
Daerah didirikan dengan Peraturan Daerah. efisien dengan orientasi bisnis.
Pembinaan umum terhadap Perusahaan Daerah
dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri. F. Rangkuman
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara
pemerintah membentuk lembaga-lembaga pemerintah baik di
86 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 87

tingkat pusat maupun di tingkat daerah dengan memperhatikan G. Latihan


peraturan perundang-undangan yang terkait.
1. Sebutkan urusan-urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat?
Setiap lembaga-lembaga pemerintah melaksanakan urusan
2. Sebutkan urusan-urusan pemerintahan yang menjadi
pemerintahan tertentu. Urusan-urusan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Daerah?
kewenangan pemerintah pusat adalah politik luar negeri,
3. Apa saja yang termasuk lembaga-lembaga pemerintah
pertahanan, keamanan, moneter dan fiskal, yustisi, dan agama.
tingkat Pusat?
Sedangkan urusan-urusan yang menjadi kewenangan daerah
4. Apa saja yang termasuk lembaga-lembaga pemerintah
terbagi kedalam dua pula, yaitu: urusan wajib dan urusan
tingkat Daerah?
pilihan.
5. Apa tujuan dibentuknya Lembaga Perekonomian Negara?

Lembaga pemerintah tingkat pusat meliputi: Kementerian


Koordinator, Departemen, Kementerian Negara, LPND,
Kesekretariatan yang membantu Presiden, Kejaksaan Agung,
Perwakilan RI di Luar Negeri, TNI, POLRI, Lembaga Ekstra
Struktural. Lembaga pemerintah tingkat daerah meliputi:
Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga
Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan. Lembaga
Perekonomian Negara meliputi: Badan Usaha Milik Negara dan
Badan Usaha Milik Derah. BUMN berbentuk Persero dan
Perum. Sedangkan BUMD berbentuk Persero dan Perumda.

Dasar utama penyusunan lembaga-lembaga pemerintah dalam


bentuk organisasi baik di tingkat pusat maupun di daerah adalah
adanya urusan pemerintahan yang harus ditangani. Namun tidak
semua urusan-urusan pemerintahan tersebut dibentuk dalam
organisasi tersendiri.
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 89

BAB VI 4. Presiden dan Wakil Presiden dapat diberhentikan oleh MPR


sebelum habis masa jabatannya, baik apabila telah terbukti
HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN
telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan
LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA LAINNYA terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat
DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila tidak lagi
PEMERINTAHAN NEGARA memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden;
5. Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Wakil Presiden, MPR
memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh
Dalam penyelenggaraan pemerintahan negara terjadi hubungan Presiden;
antara Presiden dengan Lembaga-Lembaga Negara yang lain. 6. Presiden dan Wakil Presiden menyampaikan penjelasan
Hubungan tersebut diatur dalam UUD 1945, UU No. 22 Tahun 2003 dalam sidang paripurna MPR sebelum MPR memutuskan
tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD; UU usul DPR mengenai pemberhentian Presiden dan/atau Wakil
No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi; UU No. 5 Tahun Presiden;
2004 tentang MA, UU No. 5 Tahun 1973 tentang BPK; UU No. 23 7. Presiden meresmikan keanggotaan MPR dengan Keputusan
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia; dan peraturan perundang- Presiden.
undangan lain yang terkait.
B. Hubungan Presiden Dengan DPR
A. Hubungan Presiden Dengan MPR 1. Presiden bekerjasama dengan DPR, tetapi tidak
1. Presiden dan wakil Presiden dilantik oleh MPR; bertanggungjawab kepada DPR dan tidak dapat membekukan
2. Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil dan/atau membubarkan DPR, sebaliknya DPR tidak dapat
Presiden bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan memberhentikan Presiden;
sungguh-sungguh di hadapan MPR atau DPR; 2. DPR berkewajiban mengawasi tindakan-tindakan Presiden
Jika MPR dan DPR tidak dapat mengadakan sidang, Presiden dalam menjalankan UU;
dan Wakil Presiden bersumpah atau berjanji di hadapan 3. Sebelum memangku jabatannya Presiden dan wakil Presiden
Pimpinan MPR disaksikan oleh Pimpinan MA; bersumpah menurut agama atau berjanji dengan sungguh-
3. Apabila Wakil Presiden berhalangan, Presiden dan/atau DPR sungguh di hadapan MPR atau DPR;
dapat meminta MPR mengadakan Sidang Istimewa untuk 4. DPR bersama Presiden menjalankan fungsi legislatif;
memilih Wakil Presiden;
88
90 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 91

5. Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, E. Hubungan Presiden Dengan MA


membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain;
1. MA dapat memberikan pertimbangan-pertimbangan hukum
6. Presiden mengangkat duta dan menerima penempatan duta
kepada Presiden, baik diminta maupun tidak;
dari negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR;
2. MA memberikan nasehat hukum kepada Presiden/ Kepala
7. Presiden memberi amnesti, abolisi dengan memperhatikan
Negara untuk pemberian/penolakan grasi dan rehabilitasi;
pertimbangan DPR;
3. Hakim agung ditetapkan oleh Presiden atas calon yang
8. Presiden menetapkan Hakim Agung dan meresmikan
diusulkan oleh Komisi Yudisial dan telah disetujui DPR;
anggota BPK yang telah diplih dan disetujui DPR dan 3
4. MA mengajukan tiga calon untuk ditetapkan sebagai Hakim
orang hakim konstitusi yang diajukan DPR serta mengangkat
Konstitusi oleh Presiden.
dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan
persetujuan DPR.

F. Hubungan Presiden Dengan MK


C. Hubungan Presiden Dengan DPD
1. MK memberikan putusan tentang dugaan pelanggaran oleh
1. DPD dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang- Presiden dan/atau Wakil Presiden;
undang mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran 2. Presiden menetapkan hakim konstitusi;
dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, 3. Putusan MK mengenai pengujian Undang-Undang terhadap
pengelolaan sumber daya dan belanja negara, pajak, UUD 1945 disampaikan kepada Presiden;
pendidikan dan agama yang dilaksanakan oleh Presiden; 4. Putusan MK mengenai sengketa kewenangan lembaga
2. Presiden meresmikan keanggotaan DPD; negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD
3. Pimpinan DPD berkonsultasi dengan Presiden sesuai putusan disampaikan kepada Presiden;
DPD. 5. Putusan MK mengenai perselisihan hasil Pemilu
disampaikan kepada Presiden.
D. Hubungan Presiden Dengan BPK
1. BPK memeriksa semua pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara;
2. Presiden meresmikan Anggota BPK dari calon-calon yang
telah dipilih dan disetujui oleh DPR.
92 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 93

G. Hubungan Presiden Dengan Bank Indonesia 9. Gubernur dan Deputi Gubernur Senior diusulkan dan
(BI) diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR. Sedangkan
1. BI bertindak sebagai pemegang Kas Pemerintah; Deputi Gubernur diusulkan oleh Gubernur dan diangkat oleh
2. Untuk dan atas nama Pemerintah, BI dapat menerima Presiden dengan persetujuan DPR;
pinjaman luar negeri, menatausahakan serta menyelesaikan 10. Selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sebelum tahun
tagihan dan kewajiban keuangan pemerintah terhadap pihak anggaran, Dewan Gubernur menyampaikan anggaran BI
luar negeri; yang telah ditetapkan Pemerintah dan DPR.
3. Pemerintah wajib meminta pendapat BI dan atau
mengundangnya dalam sidang kabinet yang membahas H. Rangkuman
masalah ekonomi, perbankan dan keuangan yang berkaitan
Dalam penyelenggaraan pemerintahan negara, Presiden/
dengan tugas BI, atau masalah lain yang termasuk
Pemerintah mengadakan hubungan dengan lembaga-lembaga
kewenangan BI;
negara lain, sebagaimana ditetapkan dalam UUD 1945, dan
4. Di samping wajib berkonsultasi dengan DPR, dalam hal
berbagai Undang-Undang yang terkait.
pemerintah akan menerbitkan surat-surat utang negara,
Pemerintah wajib terlebih dahulu berkonsultasi dengan BI;
5. BI dapat membantu penerbitan surat-surat utang negara yang I. Latihan
diterbitkan Pemerintah;
1. Dalam UUD 1945, dimana fungsi pengawasan oleh DPR
6. BI dilarang membeli untuk diri sendiri surat-surat utang
terhadap Presiden/Pemerintah, itu disebutkan? Dan
negara, kecuali di pasar sekunder dinyatakan batal demi
pengawasan apakah yang dilakukan oleh DPR itu?
hukum;
2. Mengapa dikatakan bahwa DPR bersama Presiden
7. BI dilarang memberikan kredit kepada Pemerintah. Dalam
mengajukan fungsi legislatif?
hal BI melanggar ketentuan tersebut, perjanjian pemberian
3. Apakah MPR dapat memberhentikan Presiden dan Wakil
kredit kepada Pemerintah itu batal demi hukum;
Presiden?
8. Rapat Dewan Gubernur untuk menetapkan kebijakan Umum
4. Apa peran Mahkamah Konstitusi dalam hal pemberhentian
di bidang moneter dapat dihadiri oleh seorang menteri atau
Presiden?
lebih yang mewakili Pemerintah dengan hak bicara tanpa hak
suara;
94 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI

5. Apakah DPD dapat melakukan pengawasan pelaksan an UU BAB VII


yang dilakukan Presiden selain pelaksanaan UU mengenai
PROSES MANAJEMEN
Otonomi Daerah? Pengawasan apa saja selain pelaksanaaan
UU mengenai Otonomi Daerah yang dapat dilakukan oleh
PEMERINTAHAN
DPD terhadap Presiden?
6. Mengapa BI dikatakan sebagai pemegang kas pemerintah?
Dalam modul ini uraian tentang proses manajemen pemerintahan
mencakup empat aspek, yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan.

A. Perencanaan
Landasan hukum di bidang perencanaan pembangunan baik oleh
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah adalah Undang-
Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.

Dalam Undang-Undang ini ditetapkan bahwa Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan
tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan
rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka
menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur
penyelenggara pemerintahan di pusat dan daerah dengan
melibatkan masyarakat. Perencanaan Pembangunan Nasional
terdiri dari atas perencanaan pembangunan yang disusun secara
terpadu oleh Kementerian/Lembaga dan perencanaan
pembangunan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan
kewenangannya.

95
96 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 97

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bertujuan untuk: Tahap-Tahap Perencanaan Pembangunan:


1. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan; 1. Penyusunan Rencana
2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik Dilaksanakan untuk menghasilkan rancangan lengkap suatu
antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi sistem rencana yang siap untuk ditetapkan, yang terdiri dari 4
pemerintah maupun antar Pusat dan Derah; (empat) langkah yaitu:
3. Menjamin keterkaitan dan konstitusi antara perencanaan, a. Penyiapan rancangan rencana pembangunan yang bersifat
penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan; teknokratik, menyeluruh, dan terukur;
4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat; b. Masing-masing instansi pemerintah menyiapkan
5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara rancangan rencana kerja dengan berpedoman pada
efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan. rancangan rencana pembangunan yang telah disiapkan;
c. Melibatkan masyarakat (stakeholders) dan menyelaraskan
Sebagai tindak lanjut dari UU No. 25 Tahun 2004 ini, Presiden rencana pembangunan yang dihasilkan masing-masing
mengeluarkan Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005 tentang jenjang pemerintahan melalui musyawarah perencanaan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional pembangunan;
Tahun 2004 – 2009. d. Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.
2. Penetapan Rencana
RPJM Nasional Tahun 2004 – 2009 merupakan penjabaran dari Menjadi produk hukum sehingga mengikat semua pihak
visi, misi, dan program Presiden hasil Pemilihan Umum yang untuk melaksanakannya.
dilaksanakan secara langsung pada tahun 2004. Menurut UU No. 25 Tahun 2004, Rencana Pembangunan
RPJM Nasional ini menjadi pedoman bagi: Jangka Panjang Nasional/Daerah (20 Tahun) ditetapkan
1. Kementerian/Lembaga dalam menyusun Rencana Strategis sebagai UU/Perda, Rencana Pembangunan Jangka
Kementerian/Lembaga; Menengah Nasional/Daerah (5 Tahun) ditetapkan sebagai
2. Pemerintah Daerah dalam menyusun RPJM Daerah; Perpres/Kepala Daerah, dan Rencana Pembangunan
3. Pemerintah dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah. Tahunan Nasional/Daerah ditetapkan sebagai Perpres/
Kepala Daerah.
3. Pengendalian Pelaksanaan Rencana
Dimaksudkan untuk menjamin tercapainya tujuan dan
sasaran pembangunan yang tertuang dalam rencana
98 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 99

melalui kegiatan-kegiatan koreksi dan penyesuaian pengorganisasian dan pertimbangan-pertimbangan yang rasional
selama pelaksanaan rencana tersebut oleh pimpinan lainnya seperti ketentuan peraturan perundang-undangan yang
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah. berlaku dari hasil analisis jabatan.
Selanjutnya, Menteri/Kepala Bappeda menghimpun dan
menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan rencana Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.
pembangunan dari masing-masing pimpinan 21 Tahun 1990 tentang Pedoman dan Proses Pembentukan atau
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah Penyempurnaan Kelembagaan di lingkungan Instansi Pemerintah
sesuai dengan tugas dan kewenangannya. Pusat, Perwakilan RI diluar negeri dan pemerintah di Daerah,
4. Evaluasi Pelaksanaan Rencana disebutkan prinsip-prinsip pengorganisasian sebagai berikut:
Bagian dari kegiatan perencanaan pembangunan yang secara
sistematis mengumpulkan dan menganalisis data dan 1. Prinsip Pembagian Habis Tugas
informasi untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan dan Prinsip ini dimaksudkan agar supaya tugas pokok dan fungsi
kinerja pembangunan. Evaluasi ini dilaksanakan pemerintah terbagi habis dalam Departemen-Departemen dan
berdasarkan indikator dan sasaran kinerja yang tercantum Lembaga-Lembaga Non Departemen, sehingga
dalam dokumen rencana pembangunan. bagaimanapun cara yang dipergunakan untuk menyusun
organisasi aparatur pemerintah secara fungsional, ada yang
B. Pengorganisasian mengurus dan bertanggung jawab atas setiap fungsi.

Fungsi pengorganisasian sangat erat kaitannya dengan fungsi 2. Prinsip Perumusan Tugas Pokok dan Fungsi Yang
perencanaan. Pengorganisasan dapat diartikan sebagai Jelas
penetapan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan, Usaha yang sungguh-sungguh harus dilaksanakan untuk
pengelompokkan tugas-tugas dan pembagian pekerjaan menjamin bahwa tugas pokok dan fungsi instansi pemerintah
kepada setiap pegawai dan penetapan hubungan-hubungan adalah jelas, sehingga dapat dihindarkan timbulnya duplikasi,
kerja. Misalnya jika pengorganisasian dilaksanakan dengan baik, ataupun overlapping atau paling tidak dapat dikurangi.
maka organisasi yang dihasilkannyapun akan lebih baik dan 3. Prinsip Fungsionalisasi
tujuan organisasi relatif akan mudah dicapai. Prinsip fungsionalisasi dimaksudkan di dalam
penyelenggaraan pemerintahan ada organisasi yang secara
Untuk membentuk atau menyempurnakan fungsional bertanggung jawab atas sesuatu bidang dan tugas
organisasi/kelembagaan perlu diperhatikan prinsip pemerintahan dan prinsip ini juga menentukan batas-batas
100 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 101

kewenangannya. Dalam kerjasama dengan instansi lain unit-unit organisasi yang bertanggung jawab untuk
fungsionalisasi menentukan instansi mana yang harus melaksanakan kegiatan yang bersifat penunjang.
memprakarsai kerjasama tersebut. 7. Prinsip Kesederhanaan
4. Prinsip Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi Organisasi yang efektif adalah organisasi yang bentuknya
Mengingat bahwa tidak ada satupun kegiatan pemerintahan, sederhana dalam arti bahwa bentuknya disesuaikan dengan
baik tugas umum pemerintahan maupun pembangunan yang tugas pokok dan fungsi, besar kecilnya organisasi itu
sepenuhnya dapat dilaksanakan hanya oleh satu instansi ditentukan oleh beban kerja yang harus dilaksanakan.
pemerintah saja, maka mutlak diperlukan organisasi yang 8. Prinsip Fleksibilitas
benar-benar sadar terhadap kerjasama dengan instansi lain. Fleksibilitas menghendaki agar organisasi dapat mengikuti
Lebih-lebih kegiatan pembangunan pada dasarnya harus dan menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan
ditangani secara multi fungsional dan interdisipliner, baik di keadaaan sehingga dapat dihindari kekacauan dalam
dalam perumusan kebijakan maupun pelaksanaannya. pelaksanaan tugasnya.
Kebijakan-kebijakan yang dirumuskan oleh berbagai instansi 9. Prinsip Pendelegasian Wewenang Yang Jelas
harus serasi satu sama lainnya (mutually consistent policies). Mengingat luasnya wilayah Republik Indonesia dan
5. Prinsip Kontinuitas mengingat pula kondisi geografisnya, maka perlu ada
Pelaksanaan kegiatan pemerintah yang efektif dan efisien pendelegasian wewenang pelaksanaan tugas-tugas umum
akan lebih terjamin apabila ada kontinuitas dalam perumus pemerintahan maupun pembangunan kepada unit organisasi
an kebijakan, perencanaan penyusunan program dan atau pejabat pada eselon ditingkat bawah untuk bertindak
pelaksanaan kegiatan-kegiatan operasional. Aparatur secara efektif tanpa setiap kali memerlukan petunjuk dari
pemerintah tidak seharusnya menggantungkan diri pada pusat.
individu pejabat tetapi kepada kelangsungan kelembagaan. 10. Prinsip Pengelompokkan Yang Homogen
6. Prinsip Lini dan Staf Karena sedemikian luasnya tugas-tugas yang harus dilakukan
Bentuk organisasi yang dipandang baik yaitu apabila oleh pemerintah baik tugas umum pemerintahan maupun
menggunakan bentuk lini dan staf. Bentuk ini dipandang pembangunan, maka sudah barang tentu tidak semua tugas
cocok untuk digunakan di Indonesia terutama karena dengan tersebut dapat dituangkan kedalam bentuk Departemen
bentuk lini dan staf terdapat pembagian tugas dan fungsi pemerintahan atau Lembaga Pemerintah Non Departemen.
yang jelas antara unit-unit organisasi yang bertanggung Oleh karena itu, sesuai pula dengan prinsip kesederhanaan
jawab untuk melaksanakan tugas pokok organisasi dengan maka pengelompokkan tugas-tugas harus diusahakan
102 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 103

sehomogen mungkin, karena dengan demikian maka prinsip pembangunan mau tidak mau melibatkan berbagai aparatur
KIS akan dapat diterapkan dengan lebih mudah. pemerintah yang terkait sebagaimana dimaksud di atas.
11. Prinsip Rentang/Jenjang Pengendalian
Mengingat terbatasnya kemampuan seseorang Sehubungan dengan itu baik dalam rangka pelaksanaan tugas-
pimpinan/atasan untuk mengadakan pengendalian terhadap tugas umum pemerintahan maupun dalam rangka menggerakkan
bawahannya, maka perlu diperhitungkan secara rasional dan memperlancar pelaksanaan pembangunan, kegiatan aparatur
dalam menentukan jumlah unit atau orang yang di bawahkan pemerintah perlu dipadukan, diserasikan dan diselaraskan untuk
oleh seorang pejabat pimpinan. mencegah timbulnya tumpang tindih, perbenturan,
12. Prinsip Akordion kesimpangsiuran dan atau kekacauan. Oleh karena itu, dalam
Pada prinsipnya kegiatan pemerintah baik berupa tugas pelaksanaan kegiatan-kegiatan pemerintahan, koordinasi
umum pemerintahan maupun pembangunan dapat diperluas antar kegiatan aparatur pemerintah harus dilakukan.
atau dipersempit sesuai dengan beban kerja/kondisi dan
situasi, demikian pula susunan organisasinya. Atas dasar hal tersebut maka koordinasi dalam pelaksanaan
tugas-tugas pemerintahan pada hakekatnya merupakan
upaya memadukan (mengintegrasikan), menyerasikan dan
C. Pelaksanaan menyelaraskan berbagai kepentingan dan kegiatan yang
Dalam penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan saling berkaitan, beserta segenap gerak, langkah dan
pembangunan, setiap aparatur pemerintah atau lembaga-lembaga waktunya dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran
pemerintah bertugas melaksanakan sebagian tugas-tugas umum bersama. Koordinasi perlu dilaksanakan mulai dari proses
pemerintahan dan pembangunan di bidang masing-masing. perumusan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan sampai pada
Namun demikian tujuan dan sasaran yang harus dicapai oleh pengawasan dan pengendaliannya.
pemerintah selalu menyangkut kegiatan-kegiatan atau tugas lebih
1. Jenis Koordinasi
dari satu aparatur pemerintah. Oleh karena itu dalam pencapaian
Koordinasi dalam kegiatan pemerintahan dan pembangunan
tujuan atau sasaran tersebut perlu dilakukan pendekatan multi
dapat dibedakan atas:
fungsional. Artinya bahwa setiap persoalan harus ditinjau dari
a. Koordinasi hierarkis (vertical) yang dilakukan oleh
berbagai fungsi aparatur pemerintah yang terkait, baik antar dan
seorang pejabat pimpinan dalam suatu instansi
antara instansi ditingkat pusat maupun daerah. Dengan demikian
pemerintah terhadap pejabat (pegawai) atau instansi
setiap pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan dan
bawahannya. Misalnya Kepala Biro terhadap Kepala
104 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 105

Bagian dalam lingkungannya, Direktur Jenderal terhadap kegiatan Bagian Keuangan dari Sekretariat
Kepala Direktorat dan sebagainya. Direktorat Jenderal dalam lingkungan departemen
b. Koordinasi fungsional, yang dilakukan oleh seorang yang bersangkutan, Badan Kepegawaian Negara
pejabat atau suatu instansi terhadap pejabat atau instansi mengkoordinasikan Biro-Biro Kepegawaian pada
lainnya yang tugasnya saling berkaitan berdasar kan asas Departemen atau Instansi Pemerintah lainnya dalam
fungsionalisasi. Dalam Peraturan Pemerintah No. 6 bidang Kepegawaian;
Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi 3) Koordinasi fungsional teritorial, dilakukan oleh
Vertikal di Daerah, koordinasi ini disebut dengan seorang pejabat pimpinan atau instansi lainnya yang
koordinasi instansional. Koordinasi ini dapat dibedakan berada dalam suatu wilayah (teritorial) tertentu
atas koordinasi fungsional horizontal, koordinasi dimana semua urusan yang ada dalam wilayah
fungsional diagonal dan koordinasi fungsional terito (teritorial) tersebut menjadi wewenang atau tanggung
rial. jawab pejabat/pimpinan yang bersangkutan.
1) Koordinasi fungsional horizontal, dilakukan oleh Misalnya, koordinasi yang dilakukan oleh
seorang pejabat atau suatu unit/instansi terhadap Administrator Pelabuhan, koordinasi oleh Pembina
pejabat atau unit/instansi lain yang setingkat. Lokasi Transmigrasi yang belum diserahkan kepada
Misalnya Sekretaris Jenderal mengkoordinasikan pemerintah daerah, koordinasi oleh Gubernur selaku
para Direktur Jenderal, Inspektur Jenderal dan kepala wilayah, wakil Pemerintah Pusat terhadap
Kepala Badan dalam menyusun rencana instansi-instansi vertikal yang ada diwilayahnya.
dilingkungan departemennya. Dinas Kesehatan
mengkoordinasikan kegiatan Dinas Pendidikan dan 2. Pedoman Koordinasi
Pengajaran, Dinas Kebersihan dan lain-lain yang Beberapa hal yang perlu diperhatikan atau dipedomani dalam
mempunyai kaitan tugas dengan pelaksanaan koordinasi antara lain:
program kesehatan. a. Koordinasi sudah harus dimulai pada saat perumusan
2) Koordinasi fungsional diagonal, dilakukan oleh kebijakan;
seorang pejabat atau instansi terhadap pejabat atau b. Perlu ditentukan secara jelas siapa atau satuan kerja
instansi lain yang lebih rendah tingkatannya tetapi mana yang secara fungsional berwenang dan
bukan bawahannya. Misalnya Biro Keuangan pada bertanggungjawab atas sesuatu masalah;
Sekretariat Jenderal mengkoordinasikan kegiatan-
106 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 107

c. Pejabat atau instansi yang secara fungsional berwenang b. Rencana


dan bertanggungjawab menangani sesuatu masalah, Rencana dapat digunakan sebagai alat koordinasi karena
berkewajiban memprakarsai penyelenggaraan di dalam rencana yang baik tertuang secara jelas,
koordinasi; sasaran, cara melakukan, waktu pelaksanaan, orang yang
d. Perlu kejelasan wewenang, tanggung jawab dan tugas melaksanakan dan alokasi.
unit/instansi yang terkait; c. Prosedur dan Tata Kerja
e. Perlu dirumuskan program kerja organisasi secara jelas Prosedur dan tata kerja pada prinsipnya dapat digunakan
yang memperlihatkan keserasian kegiatan di antara sebagai alat untuk kegiatan yang sifatnya berulang-
satuan-satuan kerja; ulang. Prosedur dan tata kerja dapat digunakan sebagai
f. Perlu ditetapkan prosedur dan tata cara melaksanakan alat koordinasi karena di dalamnya memuat ketentuan
koordinasi; siapa melakukan apa, kapan dilaksanakan dan dengan
g. Perlu dikembangkan komunikasi dan konsultasi timbal- siapa harus berhubungan. Untuk itu prosedur perlu
balik untuk menciptakan kesatuan bahasa dan dituangkan dalam manual, petunjuk pelaksanaan
kerjasama; (juklak), petunjuk teknis (juknis) atau pedoman kerja
h. Koordinasi akan lebih efektif apabila pejabat yang agar mudah diikuti oleh semua pihak-pihak yang
berkewajiban mengkoordinasikan mempunyai berkepentingan.
kemampuan kepemimpinan dan kredibilitas yang tinggi; d. Rapat (Briefing)
i. Dalam pelaksanaan koordinasi perlu dipilih sarana Untuk menyatukan bahasa dan saling pengertian
koordinasi yang paling tepat. mengenai sesuatu masalah, rapat dapat digunakan
sebagai sarana koordinasi. Rapat sabagai sarana
3. Sarana atau Mekanisme Koordinasi koordinasi digunakan uuntuk memberikan pengarahan,
a. Kebijakan memperjelas atau menegaskan kebijakan sesuatu
Kebijakan sebagai alat koordinasi memberikan arah masalah.
tujuan yang harus dicapai oleh segenap organisasi atau e. Surat Keputusan Bersama (SKB)/Surat Edaran
instansi sebagai pedoman, pegangan atau bimbingan Bersama (SEB)
untuk mencapai kesepakatan sehingga tercapai Untuk memperlancar penyelesaian sesuatu kegiatan
keterpaduan, keselarasan dan keserasian dalam yang tidak dapat dilaksanakan hanya oleh satu instansi,
pencapaian tujuan. dapat diterbitkan Surat Keputusan Bersama atau Surat
108 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 109

Edaran Bersama. Sarana koordinasi ini sangat efektif h. Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap
dalam mewujudkan kesepakatan dan kesatuan gerak (SAMSAT atau One Roof System) dan Sistem
dalam pelaksanaan tugas antara dua atau lebih instansi Pelayanan Satu Pintu (One Door Service):
yang terkait. Namun demikian, SKB/SEB perlu 1) SAMSAT dibentuk untuk memperlancar dan
ditindaklanjuti dengan petunjuk pelaksanaan dan mempercepat pelayanan kepentingan masyarakat
petunjuk teknis yang disusun oleh masing-masing yang kegiatannya diselenggarakan dalam satu atap.
instansi secara serasi dan saling menunjang. Misalnya dalam pengurusan surat-surat kendaraan
f. Tim, Panitia, Kelompok Kerja, Gugus Tugas atau bermotor, pelayanan pembayaran pajak kendaran
Satuan Tugas bermotor dan bea balik nama diberikan oleh Dinas
Apabila sesuatu kegiatan yang dilakukan bersifat Pendapatan Daerah, asuransi kecelakaan lalu lintas
kompleks, mendesak, multisektor, multidisiplin, oleh Perum Asuransi Jasa Raharja, sedangkan
multifungsi sehingga asas fungsionalisasi secara teknis pengurusan surat-surat kendaraan bermotor seperti
operasional sulit dilaksanakan, maka untuk lebih BPKB dan plat nomor serta STNK diberikan
memantapkan koordinasi dapat dibentuk Tim, Panitia, kepolisian, yang semuanya dilakukan pada satu
Kelompok Kerja, Gugus Tugas atau Satuan Tugas yang tempat;
bersifat sementara dengan anggota-anggota dari 2) Sistem pelayanan satu pintu diselenggarakan untuk
berbagai instansi terkait. memperlancar dan mempercepat pelayanan
g. Dewan atau Badan kepentingan masyarakat oleh satu instansi yang
Dewan atau Badan sebagai sarana koordinasi, untuk mewakili berbagai instansi lain yang masing-masing
menangani masalah yang sifatnya kompleks, sulit dan mempunyai kewenangan tertentu atas sebagian
terus menerus, serta belum ada sesuatu instansi yang urusan yang harus diselesaikan. Misalnya dalam
secara fungsional menangani atau tidak mungkin proses penanaman modal yang dilakukan oleh Badan
dilaksanakan oleh sesuatu instansi fungsional yang Koordinasi Penanaman Modal;
sudah ada. Misalnya, Dewan Ketahanan Pangan, Dewan 3) Baik pelayanan satu atap maupun satu pintu
Maritim Nasional, Badan Pertimbangan Pendidikan dimaksudkan juga untuk mempermudah masyarakat
Nasional, Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan dalam mengurus kepentingannya yang melibatkan
Bencana dan Penanganan Pengungsi (BAKORNAS berbagai instansi.
PBP).
110 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 111

4. Pelaksanaan Koordinasi dalam Sistem bidang permasalahan yang sedang dibahas. Hasil rapat-
Penyelenggaraan Pemerintahan Negara rapat Menteri Koordinator yang dipimpin oleh Menteri
a. Sidang Kabinet Koordinator ini dilaporkan kepada Presiden.
Sidang Kabinet adalah suatu forum koordinasi tertinggi
yang dipimpin langsung oleh Presiden. Sidang Kabinet c. Koordinasi antara Departemen/Instansi pemerintah
itu ada dua macam: Tingkat Pusat
1) Sidang Kabinet Paripurna yaitu Sidang Kabinet Dilaksanakan antara Departemen/Instansi Pemerintah
lengkap yang dihadiri oleh seluruh anggota Kabinet Tingkat Pusat yang satu dengan Departemen/Instansi
dan pejabat-pejabat lain yang dianggap perlu oleh Pemerintah Tingkat Pusat lainnya, yang dalam pelaksa
Presiden. naannya dapat terjadi baik tanpa wadah tertentu,
2) Sidang Kabinet Terbatas yaitu Sidang Kabinet maupun dengan menggunakan suatu wadah seperti
yang dihadiri oleh Menteri-menteri tertentu sesuai Rapat Koordinasi Sektor-sektor, Panitia-panitia Antar-
dengan bidang yang akan dibahas. Sidang Kabinet Departemen dan lain-lain.
ini dihadiri pula oleh pejabat lainnya yang bukan Pola koordinasi tersebut berlaku pula untuk koordinasi
Menteri yang ditunjuk oleh Presiden. antara suatu satuan organisasi dalam suatu
Departemen/Instansi Pemerintah Tingkat Pusat dengan
b. Rapat di Lingkungan Menteri Koordinator satuan organisasi Departemen/Instansi Pemerintah
Oleh karena menteri-menteri yang harus Tingkat Pusat lainnya. Peningkatan koordinasi tersebut
dikoordinasikan oleh Presiden jumlahnya banyak, merupakan suatu keharusan dalam pelaksanaan
dengan beraneka ragam permasalahan, maka Presiden pembangunan nasional.
mengangkat Menteri Koordinator, seperti dalam Kabinet
Indonesia Bersatu sekarang ini ada Menteri Koordinator d. Koordinasi Aparatur Pemerintah Pusat di Luar
Politik, Hukum dan Keamanan; Menteri Koordinator Negeri
Perkonomian; dan Menteri Koordinator Kesejahteraan Untuk melaksanakan kebijakan hubungan Luar Negeri
Rakyat. Rapat-rapat Menteri Koordinator sesuai dengan antara lain dibentuk perwakilan Pemerintah Republik
bidangnya dipimpin oleh Menko yang bersangkutan Indonesia di Luar Negeri yang pembinaannya dilakukan
dengan dihadiri oleh Menteri dan pejabat-pejabat lain oleh Departemen Luar Negeri.
bukan Menteri yang tugasnya berkaitan erat dengan
112 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 113

Sebagai wakil dari Pemerintah Republik Indonesia, fungsional diagonal) sepanjang mengenai bidang
perwakilan-perwakilan di luar negeri itu mempunyai tugas pokoknya.
hubungan fungsional dengan instansi-instansi
Pemerintah Tingkat Pusat. Jika dipandang perlu instansi- f. Koordinasi Tingkat Daerah
instansi tersebut dapat mempunyai Atase di dalam 1) Gubernur selaku Wakil Pemerintah Pusat
Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri di melakukan koordinasi fungsional teritorial di
Negara-negara tertentu sesuai dengan kebutuhan, seperti samping terhadap instansi vertikal, juga terhadap
Atase Kebudayaan, Atase Pertahanan, setelah Bupati dan Walikota;
berkonsultasi dengan Departemen Luar Negeri. Dalam 2) Kepala Daerah, di samping mengkoordinasikan
pelaksanaan tugasnya di Luar Negeri, para Atase aparatur daerahnya sendiri (koordinasi hierarkis),
tersebut dikoordinasikan oleh Kepala Perwakilan RI berwenang pula secara operasional
setempat. mengkoordinasikan instansi-instansi lain yang
berada di daerahnya (koordinasi fungsional
e. Koordinasi Pemerintah Pusat terhadap Pemerintah teritorial).
Daerah
1) Selaku aparatur pusat yang secara fungsional 5. Koordinasi dan Hubungan Kerja
membantu Presiden dalam urusan-urusan daerah Koordinasi dan hubungan kerja merupakan dua hal yang
pada umumnya, Menteri Dalam Negeri tidak identik, namun sulit untuk dibedakan secara tegas,
a) Secara fungsional horizontal mengkoordinasikan apalagi dipisahkan. Untuk mengefektifkan koordinasi
departemen dan instansi tingkat pusat lainnya mutlak diperlukan adanya hubungan kerja, baik formal
sepanjang mengenai masalah-masalah umum di maupun informal.
daerah;
b) Secara fungsional diagonal mengkoordinasikan Koordinasi selalu bersifat hubungan kerja, namun
provinsi, kabupaten dan kota. demikian, hubungan kerja tidak selalu bersifat
2) Menteri/Departemen dan instansi teknis koordinatif, karena hubungan kerja dapat pula bersifat
melakukan koordinasi baik terhadap instansi pusat konsultatif dan informatif saja.
lainnya (koordinasi fungsional horizontal) maupun
terhadap provinsi, kabupaten dan kota (koordinasi
114 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 115

D. Pengawasan dan mungkin akan dihadapi, termasuk bagaimana


Pengawasan adalah salah satu fungsi organik manajemen, yang kualitas orang-orang yang ada dalam organisasi
merupakan proses kegiatan pimpinan untuk memastikan dan semuanya menjadi tanggungjawab pimpinan untuk
menjamin bahwa tujuan dan sasaran serta tugas-tugas menyelesaikan dan membinanya sebaik mungkin.
organisasi akan dan telah terlaksana dengan baik sesuai
dengan rencana, kebijakan, instruksi dan ketentuan- Setiap pimpinan instansi pemerintah ataupun pimpinan
ketentuan yang telah ditetapkan. Pengawasan sebagai fungsi satuan/unit kerja termasuk pimpinan proyek, pimpinan
manajemen sepenuhnya adalah tanggung jawab setiap kelompok kerja yang ada dalam organisasi tersebut
pimpinan pada tingkat manapun. Hakekat pengawasan adalah memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang melekat
untuk mencegah sedini mungkin terjadinya penyimpangan, pada dirinya mengawasi pelaksanaan kegiatan diorgani
pemborosan, penyelewengan, hambatan, kesalahan dan sasinya. Untuk itu pimpinan harus selalu berusaha sedini
kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran serta mungkin dapat memonitor dan mengetahui kemungkinan
pelaksanaan tugas-tugas organisasi. akan terjadinya penyimpangan, hambatan, kesalahan dan
atau kegagalan dari pelaksanaan tugas-tugas satuan kerja
Jenis-Jenis Pengawasan yang dipimpinnya dalam rangka pencapaian tujuan
a. Pengawasan Melekat (Waskat) organisasi secara keseluruhan.
Waskat menurut Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1989
adalah serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai Selanjutnya pimpinan berkewajiban pula untuk secepat
pengendalian yang terus menerus dilakukan oleh atasan mungkin mengadakan langkah-langkah tindak lanjut
langsung terhadap bawahannya, secara preventif atau (follow up) guna dapat meniadakan dan mencegah
represif agar pelaksanaan tugas bawahan tersebut terjadinya atau berlanjutnya keadaan tersebut. Pimpinan
berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana juga perlu berusaha untuk mempertahankan hal-hal yang
kegiatan dan peraturan perundangan yang berlaku. sudah baik, dan bahkan bila masih mungkin juga
Berhasil tidaknya pencapaian tujuan dan pelaksanaan meningkatkannya. Semuanya itu hanya dapat
tugas-tugas suatu organisasi, atau baik buruknya citra diwujudkan dengan baik, kalau pimpinan melakukan
suatu organisasi dalam pandangan masyarakat adalah pengawasan sendiri dengan sebaik-baiknya atas kegiatan
merupakan tanggung jawab atasan langsung/pimpinan organisasi dan bawahan yang dipimpinnya.
nya. Demikian pula, masalah-masalah yang telah, sedang
116 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 117

Sasaran Waskat: 3) Pencegahan


1) Meningkatkan disiplin, prestasi kerja, pencapaian Waskat lebih diarahkan pada usaha pencegahan
sasaran pelaksanaan tugas; terhadap penyimpangan, karena itu perlu ada sistem
2) Menekan hingga sekecil mungkin penyalahgunaan yang jelas yang dapat mencegah terjadinya
wewenang; penyimpangan. Dalam setiap fungsi manajemen
3) Menekan hingga sekecil mungkin kebocoran, perlu dilakukan Waskat untuk menjamin agar tujuan
pemborosan keuangan negara dan segala bentuk dapat dicapai secara efisien dan efektif.
pungutan liar; 4) Pembinaan
4) Mempercepat penyelesaian perizinan dan Waskat harus bersifat membina, karena itu
peningkatan pelayanan kepada masyarakat; penentuan adanya suatu penyimpangan harus
5) Mempercepat penyusunan kepegawaian sesuai didasarkan pada kriteria yang jelas dan
ketentuan perundangan yang berlaku. penyimpangan tersebut harus dapat dideteksi sedini
mungkin.
Prinsip-Prinsip Pokok Waskat 5) Obyektif
Agar pelaksanaan Waskat dapat tercapai dengan baik, Tindak lanjut terhadap temuan-temuan dalam
maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip pokoknya, yaitu: Waskat harus dilakukan secara tepat dan tertib,
didasarkan pada penilaian yang obyektif melalui
1) Berjenjang analisis yang cermat sesuai dengan kebijakan dan
Pada prinsipnya Waskat dilakukan secara berjenjang. peraturan perundangan yang berlaku termasuk tindak
Namun demikian setiap pimpinan pada saat-saat lanjut berupa penghargaan bagi pegawai yang
tertentu dapat melakukan Waskat pada setiap jenjang berprestasi baik.
yang ada di bawahnya. 6) Terus Menerus
2) Kesadaran dan Kewajiban Waskat harus merupakan kegiatan yang dilakukan
Waskat harus dilaksanakan oleh setiap pimpinan secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai
secara sadar dan wajar sebagai salah satu fungsi kegiatan rutin sehari-hari dalam rangka pelaksanaan
manajemen yang penting dan tak terpisahkan dari tugas umum pemerintahan dan pembangunan.
perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan.
118 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 119

7) Sistematis Wasnal pada dasarnya bersifat intern. Oleh karena itu,


Waskat harus dilaksanakan secara tertib dan teratur, aparat Wasnal dalam suatu instansi secara umum disebut
mengikuti prosedur dan ketentuan-ketentuan yang Satuan Pengawasan Intern (SPI).
berlaku.
8) Diterministik Pada dasarnya peranan SPI atau aparat wasnal hanyalah
Waskat merupakan pengawasan yang pokok dan membantu pimpinan agar dapat melakukan
menentukan, sedangkan pengawasan-pengawasan manajemennya, melakukan Waskat atau
lainnya menunjukkan keberhasilan Waskat. pengendaliannya dengan baik. Dengan demikian, SPI
melaksanakan pengawasan atas nama pimpinan.
Di samping memperhatikan prinsip-prinsip Waskat,
dalam pelaksanaan Waskat baik pimpinan manapun Beda dengan Waskat, aparat Wasnal tidak berwenang
bawahan harus pula berpedoman pada Sarana Waskat mengambil tindak lanjut sendiri. Untuk hal-hal yang
(Sarwaskat), yaitu: struktur organisasi, kebijakan bersifat teknis dan tidak prinsipil, aparat wasnal dapat
pelaksanaan, rencana kerja, prosedur kerja dan langsung memberikan petunjuk-petunjuk perbaikan.
pencatatan hasil kerja dan pelaporan. Tetapi untuk hal-hal yang prinsipil, aparat Wasnal hanya
berkewajiban melaporkan temuannya kepada pimpinan
Dengan berpedoman pada Sarwaskat ini, pimpinan dapat disertai saran-saran tindak lanjutnya. Tindak lanjut
dengan mudah memastikan: merupakan wewenang pimpinan, Oleh karena itu Wasnal
1) Apakah bawahan telah bekerja sesuai dengan bidang bukan pengendalian. Walaupun Waskat ditingkatkan,
pekerjaan, wewenang dan tanggung jawabnya; Wasnal tetap masih diperlukan.
2) Apakah bawahan telah melaksanakan
tugas/pekerjaan, wewenang dan tanggung jawab Dilingkungan instansi pemerintah, aparat Wasnal dapat
dengan hasil yang baik. dibedakan, sebagai berikut:
1) Aparat Wasnal Intern Instansi, meliputi:
b. Pengawasan Fungsional (Wasnal) a) Inspektorat Jenderal di Departemen;
Wasnal adalah pengawasan yang dilakukan oleh b) Inspektorat/Inspektorat Utama di LPND;
aparat/pegawai yang tugas pokoknya khusus membantu c) Badan Pengawas Daerah Provinsi,
pimpinan untuk melaksanakan tugasnya masing-masing Kabupaten/Kota;
120 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 121

d) Satuan Pengawas Intern di berbagai 5) Bappenas, di bidang perencanaan pembangunan


BUMN/BUMD. nasional.
2) Aparat Wasnal Ekstern Instansi/Intern b. Pengawasan yang ditujukan kepada masyarakat dan
Pemerintah aparatur, yaitu instansi-instansi pemerintah yang
BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan secara keseluruhan berkewajiban melaksanakan
Pembangunan). fungsi pengayoman, pelayanan dan pemberdayaan
kepada masyarakat, yang pada dasarnya juga
c. Pengawasan Teknis Fungsional mencakup Aparatur Pemerintah sendiri. Misalnya
Setiap instansi berkewajiban untuk melakukan yang dilakukan oleh:
pengawasan agar kebijakan-kebijakan a) Dinas Tata Kota, mengenai bangunan;
Negara/Pemerintah, sesuai dengan bidang tugas b) BPN, mengenai pertanahan;
pokoknya masing-masing, ditaati oleh masyarakat c) Depdikbud, mengenai pendidikan sekolah, baik
dan/atau aparatur. Pengawasan ini merupakan sekolah negeri/swasta, termasuk kedinasan;
konsekwensi dari pelaksanaan asas fungsionalisasi dan d) Kepolisian, mengenai keamanan dan ketertiban.
merupakan fungsi lini/operasional, dari instansi tersebut.
Sesuai dengan bidang tugas pokoknya, berkaitan dengan d. Pengawasan Legislatif (Wasleg) atau Pengawasan
pengawasan dalam rangka asas fungsionalisasi, instansi Politik (Waspol)
Pemerintah dapat dibedakan menjadi: Berdasarkan Pasal 20A ayat (1) UUD 1945, DPR
a. Pengawasan yang ditujukan kepada aparatur saja, memiliki fungsi legislatif, fungsi anggaran, dan fungsi
yaitu pengawasan yang dilakukan oleh instansi- pengawasan.
instansi pemerintah yang secara keseluruhan Dalam Undang-Undang No. 22 Tahun 2003 tentang
melaksanakan fungsi staf, misalnya: Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD,
1) Kantor MENPAN, di bidang pendayagunaan masing-masing fungsi ini dijelaskan sebagai berikut:
aparatur; Fungsi Legislatif adalah fungsi membentuk Undang-
2) BKN, di bidang kepegawaian; Undang yang dibahas dengan Presiden untuk
3) LAN, di bidang Diklat Pegawai Negeri dan mendapatkan persetujuan bersama.
Litbang Administrasi Negara;
4) Ditjen Anggaran, di bidang anggaran;
122 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 123

Fungsi Anggaran adalah fungsi menyusun dan dugaan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden
menetapkan APBN bersama Presiden dengan melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan
memperhatikan pertimbangan DPD. terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat
Fungsi Pengawasan adalah fungsi melakukan lainnya atau perbuatan tercela maupun tidak lagi
pengawasan terhadap pelaksanaan UUD Republik memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil
Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang dan peraturan Presiden.
pelaksanannya.
Dalam Pasal 20A ayat (2), dikatakan bahwa dalam Setiap pejabat/instansi berkewajiban memberi tanggapan
melaksanakan fungsinya, DPR mempunyai hak terhadap pandangan, kritik, saran ataupun pertanyaan
interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan dari DPR/DPRD, dengan sebaik-baiknya. Pandangan,
pendapat. kritik, saran ataupun pertanyaan itu harus dimanfaatkan
Dalam Undang-Undang No. 22 Tahun 2003, masing- sebagai masukan baik bagi pelaksanaan waskat maupun
masing hak ini dijelaskan sebagai berikut: wasnal, termasuk dalam rangka mengambil langkah-
Hak Interpelasi adalah hak DPR untuk meminta langkah tindak lanjut. Pandangan, kritik, saran, temuan,
keterangan kepada pemerintah mengenai kebijakan pertanyaan dari DPR/DPRD harus dijadikan salah satu
pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak indikator keberhasilan Waskat dan Wasnal pada
luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara. khususnya, dan pelaksanaan tugas pemerintahan dan
Hak Angket adalah hak DPR untuk melakukan pembangunan pada umumnya.
penyelidikan terhadap kebijakan pemerintah yang
penting dan strategis serta berdampak luas pada e. Pengawasan Masyarakat (Wasmas)
kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang diduga Pengawasan masyarakat (Wasmas) atau kontrol sosial
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. adalah pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat
Hak Menyatakan Pendapat adalah hak DPR untuk sendiri atas penyelenggaraan pemerintahan dan pemba
menyatakan pendapat terhadap kebijakan pemerintah ngunan. Wasmas perlu sekali ditumbuh kembangkan,
atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi ditanah air sehingga merupakan pengawasan yang efisien dan
atau situasi dunia internasional disertai dengan efektif. Adapun alasan-alasannya, antara lain adalah
rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut seperti berikut:
pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket atau terhadap
124 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 125

1) Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan dihargai pula. Surat kaleng sekalipun misalnya, perlu
demokrasi, dimana kedaulatan ditangan rakyat. mendapat perhatian, karena seringkali informasi
Pegawai Negeri bukan saja unsur aparatur negara yang disampaikan ternyata memang benar dan sangat
dan abdi negara, tetapi sekaligus juga abdi berharga.
masyarakat;
2) Keberhasilan penyelenggaraan negara antara lain Kriteria Wasmas yang baik
tergantung kepada partisipasi seluruh rakyat. Wasmas yang baik antara lain memiliki kriteria
Wasmas merupakan suatu bentuk partipasi berikut:
masyarakat tersebut; 1) Obyektif tidak bersifat memfitnah;
3) Salah satu arah kebijakan bidang penyelenggara 2) Dimaksudkan untuk adanya perbaikan;
negara adalah membersihkan penyelenggara negara 3) Memberitahukan faktanya dengan jelas dan
dari praktek KKN dengan memberikan sanksi lengkap dengan bukti-buktinya;
seberat-beratnya sesuai dengan ketentuan hukum 4) Memberitahukan bentuk-bentuk pelanggaran,
yang berlaku, meningkatkan efektivitas pengawasan penyimpangan, penyelewenangan,
intern dan fungsional serta pengawasan masyarakat penyalahgunaaan wewenang, kesalahan atau
dan mengembangkan etika dan moral. kelemahan yang terjadi;
4) Wasmas diperlukan karena keterbatasan kemampuan 5) Menjelaskan patokan-patokan yang dilanggar;
Waskat dan Wasnal. Wasmas mendukung 6) Memuat saran-saran;
keberhasilan Waskat dan Wasnal. 7) Jelas identitas yang menyampaikannya.
5) Tujuan pengembangan Wasmas yang sehat dan Memang tidak dapat selalu diharapkan, Wasmas
positif adalah makin tumbuh dan meningkatnya memenuhi kriteria tersebut. Adalah kewajiban
tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam instansi untuk berusaha melengkapi, memperjelas,
penyelenggaraan negara. Oleh karena itu aparatur memastikan kebenaran serta mengungkapnya lebih
pemerintah berkewajiban untuk selalu memberikan lanjut, sehingga dapat diambil langkah-langkah
kesempatan agar masyarakat mampu melaksanakan tindak lanjut yang tepat.
Wasmas atau kontrol sosial dengan sebaik-baiknya.
Bagaimanapun kecilnya nilai informasi yang
disampaikan, Wasmas harus diperhatikan dan
126 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 127

f. Pengawasan Yudikatif Perencanaan pembangunanan Nasional dasar hukumnya adalah


Salah satu fungsi Mahkamah Agung adalah mengawasi UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
peraturan perundangan yang antara lain dilaksanakan Pembangunan Nasional. Sistem perencanaan pembangunan
dengan: nasional bertujuan untuk; mendukung koordinasi antar pelaku
1) Menguji secara material terhadap peraturan pembangunan; menjamin terciptanya integrasi; sinkronisasi dan
perundangan di bawah Undang-Undang; sinergi baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi
2) Menyatakan tidak sah semua peraturan perundangan pemerintah maupun antara pusat dan daerah; menjamin
di bawah Undang-Undang apabila bertentangan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
dengan peraturan perundangan yang lebih tinggi. pelaksanaan dan pengawasan; mengoptimalkan partisipasi
masyarakat; tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien,
Mahkamah Konstitusi mempunyai kewenangan efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.
bersifat formal untuk menguji UU terhadap UUD 1945.
Dengan demikian, Mahkamah Agung dan Mahkamah Pengorganisasian dapat diartikan sebagai penetapan pekerjaan-
Konstitusi memiliki wewenang sekaligus kewajiban pekerjaan yang harus dilaksanakan, pengelompokkan tugas dan
untuk melakukan pengawasan ekstern terhadap pembangunan pekerjaan kepada setiap pegawai dan penetapan
pemerintah. Pengawasan ini sangat penting, karena hubungan kerja. Agar pengorganisasian dapat dilaksanakan
negara Indonesia adalah negara hukum, sehingga: dengan baik perlu diperhatikan prinsip-prinsip pengorganisasian.
1) Dapat dicegah penyalahgunaan wewenang baik yang
disengaja maupun tidak; Pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan pada
2) Kepastian dan tertib hukum dapat diwujudkan dasarnya terbagi habis kepada setiap aparat pemerintah atau
dengan baik. lembaga-lembaga pemerintah. Dengan kata lain bahwa setiap
aparat pemerintah atau masing-masing lembaga-lembaga
E. Rangkuman pemerintah melaksanakan sebagian urusan-urusan pemerintahan
Proses manajemen pemerintahan negara pada dasarnya meliputi di bidangnya masing-masing. Agar pelaksanaan tugas-tugas
empat aspek, yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan pemerintahan tersebut berjalan dengan baik maka sangat
dan pengawasan. diperlukan koordinasi yang baik pula.
128 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan III 129

Koordinasi sudah harus dimulai sejak penyusunan kebijakan dan 2. Mengapa pengorganisasian diperlukan dalam
perencanaan. Pada dasarnya koordinasi ada dua jenis, yaitu penyelenggaraan pemerintahan negara? Sebutkan pula
koordinasi vertikal dan koordinasi fungsional. Koordinasi prinsip-prinsip pengorganisasian.
fungsional dapat dibedakan atas koordinasi fungsional horizontal, 3. Mengapa koordinasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan
koordinasi fungsional diagonal, dan koordinasi fungsional tugas-tugas pemerintahan?
teritorial. 4. Apa saja fungsi DPR dan apa saja hak yang dimiliki DPR
dalam rangka pelaksanaan pengawasan bagi pemerintah?
Dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan negara secara 5. Mengapa Waskat merupakan pengawasan intern yang paling
menyeluruh koordinasi dapat dilaksanakan melalui: sidang pokok?
kabinet; rapat-rapat koordinasi oleh Menko; rapat-rapat 6. Bagaimana sikap aparat pemerintah sebaiknya dalam
koordinasi antar Departemen ditingkat pusat dan daerah, rapat menghadapi Wasmas?
koordinasi antara aparat pusat dan aparat daerah, dan lain-lain.

Pengawasan, yang pada dasarnya adalah kegiatan pimpinan yang


berupaya agar tugas-tugas terlaksana sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan atau dapat mencapai hasil sebagaimana yang
diharapkan.

Dalam penyelenggaraan pemerintahan negara terdapat berbagai


jenis pengawasan seperti: pengawasan melekat; pengawasan
fungsional; pengawasan teknis fungsional; pengawasan legislatif;
pengawasan masyarakat; dan pengawasan yudikatif.

F. Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional? Dan apa pula yang dimaksud
dengan RPJM Nasional?
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 131

BAB VIII 9. Apakah perbedaan antara BPK dan BPKP, baik dari segi
kelembagaan maupun fungsinya?
PENUTUP

B. Tindak Lanjut
A. Tes Sistem penyelenggaraan pemerintahan negara mencakup bahasan
Dari uraian yang telah disajikan dalam Bab II sampai dengan yang sangat luas. Apa yang telah diuraikan dalam Bab II sampai
Bab VII, diharapkan peserta dapat memahami pengertian dari dengan Bab VII di muka, baru memberikan pengertian tentang
beberapa hal penting dalam sistem penyelenggaraan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara dan beberapa hal
pemerintahan negara. yang penting saja. Masih banyak lagi hal-hal penting yang tidak
disampaikan dalam modul ini. Ada diantaranya yang telah
Sebagai salah satu sarana untuk mengukur keberhasilan menjadi mata pelajaran tersendiri dalam Diklat ini. Di samping
pembangunan tersebut, di bawah ini disiapkan bahan tes yang itu ada pula bagian-bagian lain yang menjadi mata Diklat pada
dapat membantu peserta. Program Diklat jenjang yang lebih tinggi.
1. Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan Sistem
Penyelenggaraan Pemerintahan Negara berdasarkan UUD Oleh karena itu untuk lebih memahami tentang sistem
1945? penyelenggaraan pemerintahan negara ini, peserta dianjurkan
2. Berdasarkan sistem pemerintahan negara tersebut, apakah untuk mempelajari, antara lain:
kedudukan Presiden itu kuat?  bahan bacaan yang telah digunakan untuk menulis modul ini,
3. Apakah arti pentingnya UU No. 28 Tahun 1999 dalam pene sebagaimana tersebut dalam referensi.
rapan Tata Kepemerintahan Yang Baik (good governance)?  Modul mata pelajaran lain seperti tentang kepegawaian,
4. Apakah akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah itu? administrasi keuangan dan lain-lain.
5. Apakah yang dimaksud dengan hukum dasar dalam
ketatanegaraan RI? Mengapa?
6. Jelaskan persamaan dan perbedaan antara Departemen dan
Lembaga Pemerintah Non Departemen!
7. Apakah “Presiden dapat diberhentikan oleh MPR”?
8. Mengapa pengawasan melekat merupakan pengawasan yang
paling pokok dalam penyelenggaraan pemerintahan negara?
130
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 133

REFERENSI Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.


Undang-undang No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional
Indonesia.
Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945.
TAP MPR No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara
Undang-undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
Negara.
Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana
Undang-undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 –
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan
2009.
Nepotisme.
Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas,
Undang-undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik
Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Indonesia.
Negara.
Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Peraturan Presiden No. 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan
Negara.
Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia.
Undang-undang No. 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan
Peraturan Presiden No. 11 Tahun 2005 tentang Perubahan Kelima
MPR, DPR, DPD dan DPRD.
Atas Keputusan Presiden No. 103 Tahun 2001 tentang
Undang-undang No. 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1999 tentang
Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Bank Indonesia.
Departemen.
Undang-undang No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman.
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2005 tentang Perubahan Keenam
Undang-undang No. 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung.
Atas Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang
Undang-undang No. 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Peradilan
Unit Organisasi dan Tugas eselon I Lembaga Pemerintah
Tata Usaha Negara.
Non Departemen.
Undang-undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Peraturan Presiden No. 62 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas
Perundang-undangan.
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang
Undang-undang No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan.
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata
Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia.
Nasional.
Peraturan Presiden No. 64 Tahun 2005 tentang Perubahan Keenam
Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

132
134 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI

Kedududkan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan


Oraganisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen.
Keputusan Presiden No. 188 Tahun 1998 tentang Tata Cara
Mempersiapkan Rancangan Undang-Undang.
Keputusan Presiden No. 111 Tahun 2000 tentang Sekretariat
Kabinet.
Keputusan Presiden No. 117 Tahun 2000 tentang Sekretariat Negara.
Keputusan Presiden No. 103 tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,
Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Pemerintah Non Departemen.
Instruksi Presiden No. 15 Tahun 1983 tentang Pengawasan.
Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1989 tentang Pengawasan Melekat.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 20 Tahun
1990 tentang Pedoman dan Proses Pembentukan
Kelembagaan di Lingkungan Instansi Pusat, Perwakilan,
Republik Indonesia di Luar Negeri dan Pemerintah
Daerah.
Bappenas, Tim Pengembangan Kebijakan Nasional Tata
Kepemerintahan Yang Baik.
Lembaga Administrasi Negara RI, Modul Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai