Anda di halaman 1dari 59

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Umum

Perencanaan Pembangunan Kantor BPJS, Kota Sidoarjo. Perencanaan


struktur gedung menggunakan sistem struktur portal 3 dimensi, dimana beban
atap maupun beban dinding diterima oleh balok, kemudian diteruskan oleh
kolom ke pondasi. Demikian pula dengan beban hidup yang diterima oleh atap
akan kemudian diterima oleh balok dan diteruskan ke kolom, kemudian
disalurkan ke pondasi. Beban gempa diperhitungkan karena bangunan yang
direncanakan merupakan bangunan 4 lantai. Wilayah ini termasuk Kategori
Desain Seismik C. Struktur atap menggunakan rangka baja dengan penutup
atap galvalum.

1.2. Metode Yang Digunakan

Struktur rangka baja untuk rencana atap menggunakan metode perencanaan


keadaan batas. Metode perhitungan beton yang digunakan adalah metode
kapasitas (kekuatan batas) dengan perilaku daktilitas penuh. Analisa statika /
mekanika tekniknya menggunakan program SAP 2000. Sedangkan struktur
rangka beton dimodelkan open frame dengan konsep Strong Coloumn Weak
Beam, dimana kolom dirancang sedemikian rupa agar sendi plastis terjadi pada
balok-balok kecuali pada kolom paling bawah, boleh terjadi sendi plastis dasar
kolom.

1.3. Pedoman Yang Dipakai

1. PeraturanPembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1987

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 1


2. Tata Cara Perhitungan Pembebanan untuk Bangunan Rumah dan Gedung
SNI 1727:2013
3. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung
dan Non Gedung SNI 1726-2012.
4. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 2847-
2013.
5. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung SNI 1729-
2015.
6. Tabel profil baja.

1.4. Data Perencanaan

Fungsi bangunan : Gedung Pekantoran


Jenis Bangunan : Rangka tertutup
Bahan balok & kolom : Struktur Beton Bertulang
Pelat Lantai : t = 15 cm dari beton
Rencana Atap : rangka baja
Bahan penutup atap : galvalum
Sudut kemiringan atap () : 30o
Modulus elastisitas baja (E) : 2,0  106 Kg/cm2
Mutu baja : BJ 37 ( fy = 2400 kg/cm2 ; fu = 3700 kg/cm2)
Mutu baja beton :  ≤ 12 ( fy = 2400 kg/cm2)
 > 12 ( fy = 3900 kg/cm2)
Mutu beton : K-300, fc’= 24,90 MPa
K-500 (tiang pancang)
Beban hidup (air hujan) : (40 – 0,8 ) Kg/m2 (PPIUG 1983 Pasal 3.2-
2.a)
Beban angin (w) : 25 Kg/m2 (PPIUG 1983 Pasal 4.2-1)
Pondasi : Tiang Pancang 40 x 40 cm

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 2


BAB II

ANALISA GEMPA

2.1. Analisa Beban Gempa


2.1.1. Data umum untuk beban gempa
Fungsi Bangunan = Gedung Arsip
Lokasi / Kelas situs = Surabaya / SC
Tinggi Bangunan = 17,3 m
Sistem Penahan Gaya Seismik = Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus
Dari fungsi bangunan fasilitas pelindungan dapat diketahui bahwa
(SNI 1726:2012 Tabel 1 ).
Kategori Resiko = 2 (Gedung Perkantoran)
Faktor Keutamaan (Ie) =1
2.1.2. Perencanaan Gempa SNI 1726:2012
Pada perencanaan ini menggunakan beban gempa untuk wilayah kota Surabaya

dengan kondisi tanah keras (kelas situs SC) yang mengacu pada peraturan SNI

1726:2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur

Bangunan Gedung dan Non Gedung


1) Percepatan Respons Spektrum
Kelas situs tanah dan lokasi bangunan tersebut dapat dilihat pada web :

(puskim.pu.go.id/aplikasi/desain-spektra-indonesia-2011) , didapat nilai-nilai sebagai

berikut :
PGA = 0,338
Ss = 0,678
S1 = 0,265
Menentukan nilai Fa dan Fv didapat dari (SNI 1726:2012 pasal 6.2)
Tabel 2.1 Koefisien Situs Fa

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 3


Nilai Fa berdasarkan nilai Ss dan kelas situs SC jenis tanah, maka didapat

dengan interpolasi linier yaitu:


Fa = 1,129 (Tanah Lunak)
Tabel 2.2 Koefisien Situs Fv

Nilai Fa berdasarkan nilai S1 dan kelas situs SE jenis tanah, maka didapat

dengan interpolasi linier yaitu:


Fv = 1,535 (Tanah Lunak)
Nilai parameter spektrum respon percepatan pada periode pendek (S ms) dan

periode 1 detik (Sm1) berdasarkan SNI 1726 :2012 pasal 6.2, maka :
Sms = Fa. Ss Sm1 = Fv . S1
= 1,129 . 0,678 = 1,535 . 0,265
= 0,765 = 0,407
2) Parameter Percepatan Spektral Desain
Parameter percepatan spektral desain untuk periode pendek SDS dan periode 1

detik SD1 berdasarkan SNI 1726:2012 pasal 6.3, maka :


2 2
SDS = × S MS SD1 = × SM 1
3 3
2 2
=  0,765 =  0,407
3 3
= 0,51 = 0,271
3) Periode Waktu Getar Alami Fundamental (T)
Periode waktu getar alami fundamental dalam detik, harus ditentukan dari

persamaan berikut :
Ta = Ct . hnx
Keterangan:
Ta = periode fundamental pendekatan
hn = ketinggian struktur dalam (m)

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 4


Berdasarkan SNI 1726:2012 pasal 7.8.2.1 tabel 15, Koefisien Ct dan x dengan

tipe struktur rangka beton pemikul momen, yaitu:


Ct = 0,0466
X = 0,9
Dari SNI 1726:2012 pasal 7.8.2.1. tabel 14, didapat nilai Cu= 1,4
Ta = 0,0466 . 17,30,9
= 0,606 s
T = Ta . Cu
= 0,606 . 1,4
= 0,85 s
4) Koefisien Respon Seismik
Koefisien respon seismik CS harus ditentukan sesuai dengan persamaan

berikut: (SNI 1726:2012 pasal 7.8.1.1)


Nilai R didapat pada SNI 1726:2012 tabel 9, maka :
R: 5 (Rangka Beton Bertulang Pemikul Momen Menengah)
S DS 0,51
Cs = R = 5 = 0,102
Ie 1
Cs tidak perlu melebihi :
S D1 0,271
Cs = R = 5 = 1,15
T 0,85
Ie 1
= 1,15 > 0,102
Maka Cs diambil nilai = 0,102
Cs tidak boleh kurang dari :
Cs = 0,044 . SDS . Ie
= 0,044 . 0,51 . 1
= 0,022 > 0,01
= 0,022 < 0,102
Maka nilai Cs yang yang dipakai sebesar 0,102
5) Perhitungan Gaya Dasar
Gaya geser yang telah didapatkan dari perhitungan sebelumnya didistribusikan

secara vertikal ke masing-masing lantai sesuai dengan SNI 1726:2012 Pasal 7.8.1

pers. 21 :
V = Cs . W
Dimana :
Cs = Koefisien respons seismik sesuai SNI 1726:2012 Pasal 7.8.1.1.

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 5


W = Berat seismik efektif sesuai SNI 1726:2012 Pasal 7.7.2.
V = Cs . W
= 0,102 . 5777026
= 58856,74 Kg
6) Gaya Seismik Lateral
Gaya gempa lateral (Fx) yang timbul di semua tingkat harus ditentukan sesuai

dengan SNI 1726:2012 Pasal 7.8.3 pers. 30 dan 31 :


Fx =

Cvx =

Dimana :
Cvx = Faktor distribusi vertikal
V = Gaya lateral desain total atau geser di dasar struktur
wi dan wx = Bagian berat seismik efektif total struktur (W) pada tingkat i atau

x
hi dan hx = Tinggi dari dasar sampai tingkat i atau x
k = Eksponen yang terkait dengan periode struktur sebagai berikut :
Untuk T ≤ 0,5 s ; maka nilai k = 1
Untuk T ≥ 2,5 s ; maka nilai k = 2
0,5 s ≤ T ≤ 2,5 s ; maka nilai k diperoleh dengan cara interpolasi linier dari

kedua nilai k diatas.


T= 0,85 s
maka nilai K adalah : 2

2.2. Pemodelan Struktur


Pemodelan struktur pada tugas akhir ini menggunakan Sistem Rangka Pemikul

Momen Menengah (SRPMM). Struktur yang direncanakan ini untuk bangunan

perkantoran arsip, terdiri dari 4 lantai dengan tinggi 17,3 m. Pemodelan ini

menggunakan program aplikasi SAP 2000 v20, Data gedung untuk pemodelan 3D

dapat dilihat sebagai berikut.

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 6


Gambar 2.1 3D Pemodelan Gedung
2.2.1. Kombinasi Pembebanan
 1,4 D
 1,2 D + 1,6 L
 1,2 D + 1 L + 1 QX
 1,2 D + 1 L + 1 QY
 0,9 D + 1 QX
 0,9 D + 1 QY
2.2.2. Kontrol Desain

Sesuai dengan SNI 1726:2012, maka hasil analisi struktur harus dikontrol

terhadap suatu batasan-batasan tertentu untuk menentukan kelayakan sistem struktur

tersebut, kontrol yang diperlukan sebagai berikut :

1. Kontrol partisipasi massa.


2. Kontrol waktu getar alami fundamental.

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 7


3. Kontrol nilai akhir respon spektrum.
1) Kontrol Partisipasi Massa

Berdasarkan peraturan SNI 1726:2012 pasal 7.9.1, bahwa analisa respon

dinamik struktur harus cukup mendapatkan partisipasi massa terkombinasi sebesar

paling sedikit harus 90% dari massa aktual dalam masing-masing arah.

Tabel 2.3 Nilai Output Rasio Partisipasi Massa

OutputCase StepType StepNum SumUX SumUY


Text Text Unitless Unitless Unitless
MODAL Mode 1 0,707 0,06
MODAL Mode 2 0,771 0,655
MODAL Mode 3 0,772 0,769
MODAL Mode 4 0,772 0,77
MODAL Mode 5 0,772 0,77
MODAL Mode 6 0,772 0,77
MODAL Mode 7 0,772 0,771
MODAL Mode 8 0,772 0,771
MODAL Mode 9 0,772 0,775
MODAL Mode 10 0,843 0,778
MODAL Mode 11 0,846 0,855
MODAL Mode 12 0,846 0,855
MODAL Mode 13 0,847 0,855
MODAL Mode 14 0,864 0,855
MODAL Mode 15 0,864 0,896
MODAL Mode 16 0,899 0,896
MODAL Mode 17 0,899 0,897
MODAL Mode 18 0,899 0,897
MODAL Mode 19 0,903 0,897
MODAL Mode 20 0,903 0,91
MODAL Mode 21 0,914 0,919
MODAL Mode 22 0,926 0,924
MODAL Mode 23 0,927 0,925
MODAL Mode 24 0,927 0,925
Sumber: Peranti Lunak SAP v20

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 8


Berdasarkan pada tabel diatas mendapatkan nilai partisipasi massa arah X

sebesar 90% pada mode ke 19 dan partisipasi massa arah Y sebesar 90% pada mode

ke 20. Maka telah memenuhi syarat partisipasi massa 90% sesuai SNI 1726:2012

pasal 7.9.1.

2) Kontrol Waktu Getar Alami Fundamental


Tabel 2.4 Periode dan Frekuensi Struktur

OutputCase StepType StepNum Period Frequency


Text Text Unitless Sec Cyc/sec
MODAL Mode 1 0,670 1,49251
MODAL Mode 2 0,659 1,51787
MODAL Mode 3 0,590 1,69351
MODAL Mode 4 0,321 3,11062
MODAL Mode 5 0,295 3,38800
MODAL Mode 6 0,274 3,64616
MODAL Mode 7 0,263 3,79825
MODAL Mode 8 0,246 4,07090
MODAL Mode 9 0,236 4,24048
MODAL Mode 10 0,232 4,31003
MODAL Mode 11 0,228 4,38194
MODAL Mode 12 0,221 4,53204
MODAL Mode 13 0,205 4,87280
MODAL Mode 14 0,200 5,00776
MODAL Mode 15 0,147 6,78699
MODAL Mode 16 0,141 7,10037
MODAL Mode 17 0,131 7,61221
MODAL Mode 18 0,125 7,98815
MODAL Mode 19 0,118 8,46190
MODAL Mode 20 0,106 9,43511
MODAL Mode 21 0,101 9,95029
MODAL Mode 22 0,099 10,09974
MODAL Mode 23 0,098 10,20296
MODAL Mode 24 0,090 11,07037
Sumber : Peranti Lunak SAP v20

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 9


Berdasarkan tabel diatas didapatkan nilai T = 0,67 s, maka kontrol waktu getar

alami fundamental nilai T masih lebih kecil dari Ta max = 0,85 s dan lebih besar dari

Ta min = 0,606 s. Maka nilai T telah memenuhi persyaratan sesuain dengan SNI

1726:2012 pasal 7.8.2.


3) Kontrol Nilai Akhir Respon Spektrum
Berdasarkan SNI 1726:2012, nilai akhir respon dinamik struktur gedung

terhadap pembebanan nominal akibat pengaruh gempa dalam suatu arah tertentu,

tidak boleh lebih dari 85% nilai kombinasi respon untuk geser dasar ragam:
V ≥ 0,85 . V1
Dimana V1 adalah kombinasi gaya geser dasar ragam yang pertama terhadap

pengaruh gempa rencana.

Tabel 2.5 Hasil Output Base Shear & Respon Spectrum

OutputCase CaseType GlobalFX GlobalFY


Text Text Kgf Kgf
1,2D + 1L + 1QX Combination -189071,64 -56710,16
1,2D + 1L + 1QY Combination -56721,49 -189033,87
Sumber : Peranti Lunak SAP v20

 Maka untuk arah X,

VRS arah X ≥ 0,85.Vstatik

189071 ≥ 0,85. 151114,73 = 128446,9 (memenuhi)

 Maka untuk arah Y,

VRS arah Y ≥ 0,85.Vstatik

189071 ≥ 0,85. 151114,73 = 128446,9 (memenuhi)

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 10


BAB III
PERENCANAAN STRUKTUR SEKUNDER

3.1. Perencanaan Atap


3.1.1. Perencanaan Gording
Data – data yang diketahui
- Jarak antar kuda – kuda (bentang gording) =6 m
- Kemiringan atap = 30O
kg
- Penutup atap = 5,7 /m 2 (PPIUG ‘ 83 hal 12)
- Bentang kuda – kuda = 18 m
- Dipakai gording baja tipe Light Up Channel

Gambar 1.1

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 11


Jarak antar gording (tanpa skala)

Direncanakan jarak antar gording = 0,6 m


Diperlukan 10 buah gording pada tiap sisi atap.
Desain profil :
Menggunakan profil Light Lip Channels 125x50x20x3,2
( Tabel Profil Konstruksi Baja)
A = 7,81 cm²
a = 12,5 cm
b = 5 cm
c = 2 cm
t = 0,32 cm
Ix = 181 cm 4
Iy = 26,6 cm 4
zx = 29 cm³
zy =8 cm³
Weight/feet = 6,13 kg/m
1 lb = 0,454 kg
1 in = 2,54 cm
 Pembebanan

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 12


Gambar 3.1 Pembebanan pada gording

 Beban Mati
Perletakan gording diasumsi sendi-sendi
- Berat sendiri gording = 6,13 kg/m
- Berat asbes per meter panjang = 5,7 x 0,6 = 3,42 kg/m
- Berat sambungan = 10% (6,13 + 3,42) = 0,955 kg/m+
q total = 10.51 kg/m
~ Arah sumbu x-x :

qx

Gambar 3.2 Pembebanan pada gording arah sumbu x-x


q x = q total cosα
= 10,51 . cos 30° = 9,1 kg/m

~ Arah sumbu y-y :


Karena sumbu y merupakan sumbu lemah, maka digunakan trekstang untuk
memperpendek bentang gording (searah sumbu y) dengan jarak 1/2 dari jarak
kuda-kuda yang mempunyai bentang 2 m.

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 13


qy

Gambar 3.3 Pembebanan pada gording arah sumbu y-y


q y = q total sinα
=10,51. sin 30°
= 5,25 kg/m
Momen yang terjadi :
Mx1 = 1/8 x qx x Lx2
= 1/8 x 9,1 x 62
= 40,94 kgm
My1 = 1/8 x qy x Ly2
= 1/8 x 5,3 x 32
= 5,91 kgm
 Beban Hidup
Beban terpusat yang berasal dari seorang pekerja atau pemadam
kebakaran dengan peralatannya sebesar minimum 100 kg. (PPIUG 1983 pasal
3.2.2 (b))
Beban yang bekerja :
Po = 100 kg
Px = Po x cos 30 = 86,6 kg
Py = Po x sin 30 = 50 kg
Momen yang terjadi :
Mx2 = ¼ x Po x cos 30° x Lx
= ¼ x 100 x cos 30° x 6

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 14


= 129,9 kgm
My2 = ¼ x Po x sin 30° x Ly
= ¼ x 100 x sin 30° x 3
= 37,5 kgm
 Beban angin



 

Gambar 3.4 Bagan beban angin


Koefisien angin menurut pasal 4.3 PPIUG’83

asumsi lokasi bangunan ± 5 km dari tepi pantai


Menurut PPIUG’83 pasal 4.2.2
Tekanan angin minimum 25 kg/m 2 untuk daerah tepi laut sejauh 5 km dari
pantai
c1 = koef angin tekan = 0,02α – 0,4
= 0,02 x 30° – 0,4 = -0,39
c2 = koef angin hisap = -0,4
~ Beban angin tekan
kg
w1 = c1 x jarak gording x P = -0,39 x 0,6 x 25 = - 5,84 /m
~ Beban angin hisap
kg
w2 = c2 x jarak gording x P = -0,4 x 2,1 x 25 = - 6 /m
Momen yang terjadi :
Mx 3a = 1/8 x w1 x Lx2
= 1/8 x (- 3,6 ) x 32
= - 4.05 kgm (akibat angin tekan)
Mx 3b = 1/8 x w2 x Lx2

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 15


= 1/8 x (-6) x 32
= - 6,75 kgm (akibat angin hisap)
My3 = 0 kgm
(beban angin hanya bekerja terhadap atau tegak lurus sumbu X)

 Beban Air Hujan


Beban terbagi rata per m2 bidang datar berasal dari beban air hujan sebesar
(40 – 0,8) kg/m2 (PPIUG 1983 pasal 3.2.2.a)
Maka :
wh = (40 – 0,8α)
= (40 – 0,8 x 30)
kg
= 39,58 /m 2
qh = wh x jarak gording
= 39,58 x 0,6
kg
= 23,75 /m
Momen yang terjadi :
Mx 4 = 1/8 x qh x cos  x Lx2
= 1/8 x 23,75 x cos 30° x 62
= 15,43 kgm
My 4 = 1/8 x qh x sin  x Ly2
= 1/8 x 23,75 x sin 30° x 32
= 4,453 kgm
 Kombinasi Pembebanan
Kombinasi pembebanan menurut SNI 2012, maka kombinasi
pembebanan adalah sebagai berikut :
1. 1,4 D
2. 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (La atau H)
3. 1,2 D + 1,6 (La atau H) + (γL.L atau 0,5 W)

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 16


4. 1,2 D + 1 W + L + 0,5 (La atau H)
5. 1,2 D + 1,0 E + L
6. 0,9 D + ( 1 W )
7. 0,9 D + 1 ; D E
Keterangan :
D = Beban mati
L = Beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung
La = Beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja
H = Beban hujan
W = Beban angin
E = Beban gempa
Dengan γL= 0,5 bila L < 5kPa, γL=1 bila L > 5 kPa
Beban angin hisap tidak diperhitungkan karena akan memperingan struktur dan
selain itu angin tidak selalu berhembus.
 Arah Sumbu X
Diketahui momen yang terjadi :
D = 40,94 kg/m L=0
La = 129,9 kgm H = 15,43 kgm
W = - 26,29 kgm E=0
 Arah Sumbu Y
Diketahui momen yang terjadi :
D = 5,91 kgm L=0
La = 37,55 kgm W = 0, E = 0
H = 4,45 kgm

Tabel 3.1 Kombinasi Pembebanan Gording

Arah x Arah y
Kombinasi beban (kg.m) (kg.m)

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 17


1. 1,4 D 57,31 8,27
2. 1,2 DL + 1,6 LL + 0,5 La 115,68 27,44
1,2 DL + 1,6 LL + 0,5 H 58,44 10,92
3. 1,2 DL + 1,6 La + 0,5 W 167,48 46,19
1,2 DL + 1,6 H + 0,5 W 53,01 13,14
4. 1,2 DL + 1 W + 0,5 La 88,79 46,84
1,2 DL + 1 W + 0,5 H 31,55 10,32
5. 1,2 DL + L 49,13 7,09
6. 0,9 DL + 1 W 11,55 6,32
0,9 DL – 1 W 62,14 4,32
beban maksimum 167,48 46,19

Mutu baja profil untuk BJ-37, fy = 2400 kg/cm2


Dipakai kombinasi pembebanan, adalah :
Mux = 167,48 kgm
Muy = 46,19 kgm

 KONTROL
a) Kontrol Penampang
Dengan menggunakan mutu baja profil dengan mutu BJ-37,  = 2400
kg/cm2
Profil baja Light Lip Channel 125x50x20x3,2 mm
Mpx = fy . Zx = 2400 . 29 = 696 kgm
Mpy = fy . Zy =2400 . 8 = 192 kgm
bf 5
Sayap :  = 2.tf  2 x0,32  7,8125

170 170
λp =   10,974
fy 240

370 370
r    28,38
fy  fr 13,04

   p  r ....... OK ! (penampang kompak)

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 18


h 12,5
Badan : λ = tw  0,32  39,0625

1680 1680
λp =   108,444
fy 240

2550 2550
r    195,58
fy  fr 13, 04

   p  r ........ OK! (penampang kompak)

Karena  <  p <  r , profil merupakan penampang kompak, sehingga : Mn =


Mp
b) Kontrol Momen
 Momen arah sumbu x (Mux)
Mux = 167,48 kgm
 Momen arah sumbu y (Muy)
Muy = 46,19 kgm
Momen nominal pada penampang :
 Mnx = Mpx
= 696 kgm
 Mny = Mpy
=192 kgm
Kontrol momen terhadap sumbu kuat
Syarat: Φ Mnx ≥ Mu, dengan Φ = 0.9
Φ Mnx ≥ Mux
0,9 x 696 ≥ 167,48 kg m
626,4 ≥ 167,48 kg m......... OK!!
Kontrol momen terhadap sumbu lemah
Syarat: Φ Mny≥ Muy, dengan Φ = 0.9
Φ Mny ≥ Muy

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 19


0,9 x 192 ≥ 46,19 kg m
172,3 ≥ 46,19 kg m....... OK!!

M ux M uy
 1
b . M nx b . M ny

Mux = 167,48 kgm; b . M nx = 626,4 kg m


Muy = 46,19 kgm; b . M nx = 172,3 kg m
167,48 46,19
 1
Jadi : 626,9 172,3
0,54  1............................. OK!!

c) Kontrol Geser Pelat Badan


 Kuat Geser Nominal
5
2
Kn = 5 +  a 
 
d 
(bf  tw)
a=  tw
2
5
2
 64,06
 (5  0,32) 
  0,32 
Kn = 5 +  2 
 12,5 
 
 

Syarat :
h kn.E
 1,1
tw fy

12 64,06.(2.10 6 )
 1,1
0,32 2400

39,06 ≤ 254,16…….. ÔK!!


Karena perbandingan di atas memenuhi, maka kuat geser adalah :

Vn = 0,6 . fy . Aw  dimana Aw= Luas kotor pelat badan


= 0,6 . 2400 . (0,32 . (12,5 – 0,32 . 2))

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 20


= 5465,09 kg
Φ Vn = 0,9 . 5465,08
= 4918,58 kg
Vu didapat dari kondisi pembebanan yang paling menentukan, yaitu :
Vu = 1,2 D + 1,6 La + 0,5 W
= 1,2 . 40,94 + 1,6 . 129,9 + 26,29
= 1674,8 kg
Syarat :
Φ Vn ≥ Vu
4918,58 ≥ 1674,8 …………….OK!
d) Kontrol Lendutan
Lendutan max yang diijinkan :
 Arah sumbu y, maka L = ½ jarak antar kuda-kuda sejauh 4 m, maka
L =1,5 m atau 200 cm
1
fy  L
240
1
Maka : fy  .300  125 cm
240
 Arah sumbu x, maka L = jarak antar kuda-kuda, maka L = 4 m atau
300 cm
1
fx  L
240
1
Maka : fx  .600  250 cm
240
 Pembebanan :
Beban arah sumbu Y
Beban terpusat = beban pekerja = 100 kg Sin 30 = 50 kg
Beban merata = beban mati + beban hujan + beban angin
= 5,91 + 4,45 + 0
= 10,36 kg/m = 0,104 kg/cm

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 21


4 3
qtotal .Ly P.Ly
fy  5 . 1 .
384 E.I y 48 E.I
y

0,012 .300 4 1 13,92.(300 3 )


5 .  .
384 2,1.10 6 .26,6 48 2,1.10 6 . 26,6

= 0,005 < 0,012 cm ...................OK !!!


Beban arah sumbu X
Beban terpusat = beban pekerja = 100 kg . cos 30 = 86,6 kg
Beban merata = beban mati + beban hujan + beban angin
= 9,1 + 15,43 + -6
= 18,52 kg/m = 0,185 kg/cm
4 3
q .L P.Lz
fx  5 . total x  1 .
384 E.I 48 E.I
x x

0,4467 .300 4 1 90,631.300 3


5 .  .
384 2,1.10 6.181 48 2,1.10 6.181

= 0,109 < 0,4467 cm …….. OK !!


Jadi dapat disimpulkan bahwa profil Light Lip Channel 125x50x20x3,2 dapat
digunakan.

3.1.2. Perencanaan Penggantung Gording :


Jumlah penggantung gording 1 buah
6
Jarak penggantung gording = =3m
2
 Beban yang terjadi
Beban mati = qx  ly
= 40,94  3
= 122,8 kg
Beban hidup = qx
= 129,9 Kg............................................................................
P = beban mati + beban hidup = 252,72 + 129,9 = 382,63 kg

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 22


P = P = 283,63  16 = 6122 kg
 Luas penggantung tegak
S
ΣΡ
1285
A   1,65 cm 2 Ptot
σ 3700 ..................................................................

1,65
tan β   0,83
2
 = arc tan 0,83 = 1,030
Σ P  12 6122  12
S   3576,62 kg
sin β sin 1,03o
 Luas penggantung miring
S 3576,62
A   0,9cm 2
σ 3700

Dipakai luasan yang terbesar, yaitu : A = 0,9 cm2


1 4A 4  0,9
A  π  d2  d    1,11 cm  11 mm
4 π 3,14

Direncanakan pakai penggantung gording  12 mm.

3.1.3. Perencanaan kuda-kuda


Profil kuda-kuda direncanakan menggunakan profil WF 350 x 175 x 7 x 11
dengan spesifikasi sebagai berikut :
Ag = 63,14 cm2 Ix = 13600 cm4 r = 14 mm
W = 49,6 kg/m Iy = 984 cm4 h = A – 2 (tf + r)
H = 300 mm ix = 14,7 cm = 350 – 2 (11 + 14)
B = 175 mm iy = 3,95 cm = 250 mm
3
tw =7 mm zx = 775 cm
tf = 11 mm zy = 112 cm3

 Data Perencanaan
Data yang diperoleh dari SAP 2000
M = 20043,47 Nm
V = 10886 N
P = 67601 N
Panjang ½ bentang (Lx) =9m
Jarak antar gording (Ly) = 0,6 m

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 23


1. Kontrol Penampang Profil
Penampang profil untuk menahan gaya aksial
 Sayap
b E
< 0,56 fy
tf
150 2x105
< 0,56
11 240
15,91 < 16,17 (Penampang profil sayap kompak)
 Badan
b E
< 1,49 fy
tw
150 2x105
< 1,49
7 240
25 < 43,01 (Penampang profil badan kompak)
Karena penampang kompak (untuk kuda-kuda dipakai kontrol lentur dan tekan)
digunakan SNI 1729:2015
E3 = Tekuk lentur dari komponen struktur tanpa elemen langsing
F2 = Komponen struktur profil I kompak simetris ganda dan kanal
melengkung di sumbu major

2. Perhitungan kontrol profil


Tekuk lentur ( Pasal E3 SNI 1729:2015 )
Pn = Fcr . Ag
Keterangan :
Ag = Luas penampang bruto (mm2)
K = Faktor panjang efektif (1,0)
L= Panjang tanpa bracing lateral (mm)
r = Radius girasi (mm)
Diketahui :
Ag = 6314 mm2
K = 1,0
L = 13280 mm
ry = 39,5 mm

k.l E
Jika ry < 4,71 fy
1.13280 2x105
39,5
< 4,71
240
336,2 > 135,97

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 24


Maka Fcr = 0,877 . fe
 2 .E
2  2 .2 x10 5
Fe =  KL  = = 17,45
   336,2 2
 r 
Fcr = 0,877 . 17,45 = 15,3 N/mm
Jadi Pn = Fcr . Ag = 15,3 x 6314 = 96603,2 N
3. Perhitungan Kontrol Lentur
Kontrol penampang
Sayap
b
< p
2tf
150 170
<
2.11 240
7,95 < 10,97 (Sayap kompak)
Badan
h 1680
<
tw 240
250 1680
<
7 240
35,71 < 108,44 (Badan kompak)
Penampang kompak sesuai pasal F2 SNI 1729:2015

4. Pelelahan
Mnx = Mpx = Zx . fy
= 775.103 x 2400
= 1860000000 Nmm
5. Tekuk Torsi Lateral
Jarak pengekang lateral (lb) = 600 mm (Jarak antar gording)
E
Lp = 1,76 . iy .
fy
2 x10 5
= 1,76 . 39,5 .
2400
= 2006,87 mm
Lb < Lp = 600 mm < 2006,87 mm
Maka keadaan batas dari tekuk torsi lateral tidak boleh digunakan, memakai Mn
pelelehan
Mnx = 1860000000 Nmm = 1860000 Nm
Mny = Zy . fy
= 112.103 . 2400

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 25


=26880000 Nmm = 26880 Nm
Mn > Mumaks
Maka Profil WF 350x175x7x11 memenuhi terhadap lateral bukcling

6. Kontrol Lendutan Ijin


L
f’ =
360
900
=  2,5cm
360
fx = 0,97 (hasil analisa dari SAP 2000)
= fx < f’
= 0,97 cm < 2,5 cm
Profil WF 350x175x7x11 memenuhi berdasarkan lendutan ijin.

7. Kontrol Kuat Geser


h 1100 250 1100
 =  = 22 < 71 (Geser Plastis)
tw fy 11 240
Vn = 0,6 x fy x Aw = 0,6 x 2400 x (0,5 x 3850) = 352800 N
Syarat : Vu    Vn = 10886  0,9  35280
= 10886 N < 31752 N
Profil WF 350x175x7x11 memenuhi berdasarkan kuat geser

3.2. Perencanaan Tangga


3.2.1. Data Perencanaan:

Gambar 3.5 Denah Tangga

 Tinggi Tangga : 400 cm

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 26


 Lebar Tangga : 140 cm
 Lebar Datar : 400 cm
 Tebal Pelat Tangga : 15 cm
 Tebal Pelat Bordes : 15 cm
 Dimensi Bordes : 300 cm x 150 cm
 Lebar Antrade : 30 cm
 Jumlah Antrade : 13 buah
 Tinggi Optrade : 15 cm
 Jumlah Optrade : 14 bh
Optrade
 Kemiringan Tangga : Arc tan = 26,56°
Antrade

 Hitung Tebal Pelat Ekivalen:

BD BC
=
AB AC
0,5. AB  BC
BD =
AC
0,5 15  30
=
15 2   30 2
= 6,7 cm
Teq = 2/3 x BD
= 2/3 x 6,7 = 4,47 cm
Jadi total ekivalen pelat tangga

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 27


Y = Teq + Tp
= 0,0447 m + 0,15 m = 0,195 m = 0,2 m
3.2.2. Pembebanan
Perhitungan pembebanan pada tangga dan bordes sebagai berikut :
1. Pembebanan Tangga
a. Beban Mati (qD)
Berat Pelat Tangga = 0,2 x 2400 = 480 Kg/m2
Berat Tegel Keramik (1 cm) = 1 x 24 = 24 Kg/m2
Berat Spesi (2 cm) = 2 x 21 = 42 Kg/m2
Ralling = (Asumsi) = 15 Kg/m2 +
= 560 Kg/m2
b. Beban Hidup (qL)
Beban Hidup Tangga Tetap = 4,79 = 479 Kg/m2
c. Beban Ultimate (qU)
1,2 qD + 1,6 qL = (1,2 x 560) + (1,6 x 479) = 1438,4 Kg/m2

2. Pembebanan Bordes
a. Beban Mati (qD)
Berat Pelat bordes = 0,15 x 2400 = 360 Kg/m2
Berat Tegel Keramik (1 cm) = 1 x 24 = 24 Kg/m2
Berat Spesi (2 cm) = 2 x 21 = 42 Kg/m2
Ralling = (Asumsi) = 15 Kg/m2 +
= 441 Kg/m2
b. Beban Hidup (qL)
Beban Hidup Tangga Tetap = 4,79 = 479 Kg/m2
c. Beban Ultimate (qU)
1,2 qD + 1,6 qL = (1,2 x 441) + (1,6 x 479) = 1295,6 Kg/m2
 Diagram Pembebanan Tangga

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 28


Gambar 3.6 Diagram Beban Mati

Gambar 3.7 Diagram Beban Hidup

3.2.3. Penulangan Pelat Tangga


 Data Perencanaan :
 fc’ = 25 Mpa
 fy = 390 Mpa
 Tebal selimut beton (d’) = 30 mm
 Diameter rencana tulangan utama = 13 mm

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 29


 Perhitungan Momen Pelat :
Mu = 4499,89 kgm
dimana : h = 200 mm
dx = 200 – 30 – 13/2 = 163.5 mm
b = 1000 mm
Perhitungan Momen Pelat :
0,85 x 1 x fc'  600  0,85 x 0,85 x 25  600 
b        0,028
fy  600  fy  390  600  390 
 max  0,75 x 0,028  0,021

 min  0,002
fy 390
m   17,76
0.85 fc ' 0,85 x 25

 Penulangan Arah x
Mu 44,9989  10 4
Rn    0,021Mpa
  b  d 2 0,8  1000  163,5 2

1  2 Rn  m  1  2  2,220 17,76 
 perlu   1  1   
 17,76  1  1 
=

m  fy   390 

0,00005
min < perlu < max  dipakai min
As perlu =  x b x d = 0,002 x 1000 x 163,5 = 327 mm2
Dipasang tulangan D13 – 150 (As = 885 mm2)
 Penulangan Arah y
Karena Ly/Lx >2, maka untuk penulangan arah y di pasang tulangan pembagi
yang dipasang sebesar :
As pembagi = 20 % As (PBI 1971 pasal 9.1.3)
= 20 % x 885
= 177 mm2
Dipasang tulangan D13 – 150 (As = 885 mm2)

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 30


3.2.4. Penulangan Plat Bordes :
Mu = 3434,31 kgm
dimana : h = 150 m
dx = 150 – 30 – 13/2
= 113,5 mm
b = 1000 mm
Perhitungan Momen Pelat :
0,85 x 1 x fc'  600  0,85 x 0,85 x 25  600 
b        0,028
fy  600  fy  390  600  390 
 max  0,75 x 0,028  0,021

 min  0,002
fy 390
m   17,76
0.85 fc ' 0,85 x 25

 Penulangan Arah x
Mu 34,3431 10 4
Rn    0,033Mpa
  b  d 2 0,8 1000 113,5 2

1  2 Rn  m  1  2  0,033  17,76 
 perlu   1  1     1  1  =
m  fy  17,76  390 

0,00008
min < perlu < max  dipakai min
As perlu =  x b x d = 0,002 x 1000 x 113,5 = 327 mm2
Dipasang tulangan D13 – 150 (As = 885 mm2)
 Penulangan Arah y
Karena Ly/Lx >2, maka untuk penulangan arah y di pasang tulangan pembagi
yang dipasang sebesar :
As pembagi = 20 % As (PBI 1971 pasal 9.1.3)
= 20 % x 885
= 177 mm2
Dipasang tulangan D13 – 150 (As = 885 mm2)

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 31


3.3. Perencanaan Pelat Lantai
3.3.1. Pembebanan Pelat Lantai
a. Beban mati pelat yang ditinjau :
Beban pelat (150 mm) = 0,15 . 2400 = 360 Kg/m2
Beban keramik (1cm) x 24 = 24 Kg/m2
Spesi (2cm) x 21 = 42 Kg/m2
Beban plafond = 11 Kg/m2
Beban penggantung plafond =7 Kg/m2 +
Total beban mati pelat (q DL) = 444 Kg/m2
b. Beban hidup pelat yang ditinjau :
Beban hidup (q LL) = 700 Kg/m2
c. Beban Ultimate :
qu = 1,2 Qdl + 1,6 Qll
= 1,2 (444) + 1,6 (700)
= 1652,8 Kg.m2
3.3.2. Penulangan Pelat Lantai

Data–data perencanaan dalam perhitungan penulangan pelat lantai adalah

sebagai berikut :

Ly/Lx = 3/3= 1 (Pelat dua Arah)

Menggunakan tabel koefesien momen PBI 1971 tabel 13.3.2

Mlx = Mtx = 36

Mly = Mty = 36

Mlx = Mtx = 0,001 . qu . Lx2 . x = 0,001 . 1652,8. 32 . 36

= 535,5 kgm = 5,355 kNm

Mly = Mty = 0,001 . qu . Lx2 . x = 0,001 . 1652,8 . 32 . 36

= 535,5 kgm = 5,355 kNm

Fc’ = 25 Mpa → β1 = 0,85 (SNI 2847 : 2013 pasal 10.2.7.3)

Fy = 240 Mpa

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 32


T pelat lantai = 150 mm

Selimut beton = 20 mm

Ø Tulangan = Ø 12

Dalam perhitungan penulangan pelat lantai ini diambil contoh perhitungan

pelat yang terbesar seperti pada gambar di bawah ini :

1,4 1,4
ρ min = = = 0,00583
fy 240

0,85.f' c. β1 600
ρ balance = ( )
fy 600 + fy

0,85.25.0,85 600
= ( )
240 600 + 240

= 0,05354

ρ max = 0,75. ρ balance

= 0,75.0,05354 = 0,04016

fy 240
M = 0,85. f ' c  0,85.25  11,29

Rencana tinggi efektif dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 3.8 Rencana Tinggi Efektif Pelat Lantai


dx =h–p–½Ø
= 150 – 20 – 6 = 124 mm
dy =h–p-Ø-½Ø
= 150 – 20 – 12 – 6 = 112 mm
 Penulangan Arah X

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 33


Mu = 5,355 kN.m = 5.355.000 N.mm

Mu 5355000
Mn = 0,9  0,9
 5950000 N.mm

Mn 5950000
Rn = 2
  0,39
b.dx 1000.124 2

1  2, m, Rn 
ρperlu = .1  1  
m  fy 

1  2.11 .29.0,39 
= . 1 1
11,29  390 

= 0,001 < min , maka dipakai ρmin

As = .b.d

= 0,00583 . 1000 . 124

= 722,92 mm2

Kontrol jarak spasi tulangan (SNI 2847:2013 pasal 13.3.2)


Smax 2h1

Smax 2 . 150

Smax 300 mm
Tulangan pakai
(0,25  3,14  12 2 )  1000
menggunakan Ø 12 = = 753,6 mm2
150
As ada = 753,6 mm2
As perlu < As ada
722,92 mm2 < 753,6 mm2 (memenuhi)
Jadi menggunakan konvensional Ø 12-150 mm.
 Cek penampang Tension-Controlled (Regangan)
As.fy 753,6 × 240
a = 0,85.fc'.b = 0,85 × 25 × 1000 = 8,51 mm

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 34


8,51
c = 0,85  10 mm

d -c
εt = 0,003.( )
c

124 - 10
= 0,003.( )
10

= 0,034 > 0,005 (Tekan)

 Kontrol momen kapasitas

ϕ = 0,9

a
ϕ Mn = φ. As. fy.( d - )
2

8,51
0,9.753,6.240. (124 - )
= 2

= 19491803,71 N.mm > 5355000 N.mm (OK)

 Penulangan Arah Y

Mu = 5,355 kN.m = 5.355.000 N.mm

Mu 5355000
Mn = 0,9   5950000 N.mm
0,9

Mn 5950000
Rn = 2
  0,39
b.dx 1000.124 2

1  2.m.Rn 
ρperlu = . 1 1 
m  fy 

1  2.11 .29.0,39 

= . 1 1
11,29  390 

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 35


= 0,001 < min , maka dipakai ρmin

As = .b.d

= 0,00583 . 1000 . 112

= 652,96 mm2

Kontrol jarak spasi tulangan (SNI 2847:2013 pasal 13.3.2)


Smax 2h1

Smax 2 . 150

Smax 300 mm
Tulangan pakai
(0,25  3,14  12 2 )  1000
menggunakan Ø 12 = = 753,6 mm2
150
As ada = 753,6 mm2
As perlu < As ada
652,96 mm2 < 753,6 mm2 (memenuhi)
Jadi menggunakan konvensional Ø 12-150 mm.
 Cek penampang Tension-Controlled (Regangan)
As.fy 753,6 × 240
a = 0,85.fc'.b = 0,85 × 25 × 1000 = 8,51 mm

8,51
c = 0,85  10 mm

d -c
εt = 0,003.( )
c

112 - 10
= 0,003.( )
10

= 0,031 > 0,005 (Tekan)

 Kontrol momen kapasitas

ϕ = 0,9

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 36


a
ϕ Mn = φ. As. fy.( d - )
2

8,51
0,9.753,6.240. (112 - )
= 2

= 17538472 N.mm > 5355000 N.mm (OK)

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 37


BAB IV
PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA

4.1. Perencanaan Balok


 Data Perencanaan:
 Lebar Balok : 350 mm
 Tinggi Balok : 550 mm
 Bentang balok : 6000 mm
 Selimut Beton : 30 mm
 Mutu Beton (f’c) : 24,9 Mpa
 Mutu Baja (fy) : 390 Mpa
 D Tul Utama : 19 mm
 ϕ Tul Sengkang : 12 mm
 Faktor reduksi kekuatan lentur (Φ) : 0,90 (SNI 2847 : 2013 pasal 9.3.2.1)
 Faktor reduksi kekuatan geser (Φ) : 0,75 (SNI 2847 : 2013 pasal 9.3.2.3)
Dari hasil perhitungan pembebanan pada program bantu SAP 2000 v.20 dengan
kombinasi pembebanan 1,2D + 1,6L, didapatkan gaya-gaya sebagai berikut :
V2 (Shear) = 253,16 kN.m
T (Torsi) = 27,92 kN.m
M3 (Tumpuan) = 286,37 kN.m
M3 (Lapangan) = 214,16 kN.m
 Mencari rasio tulangan min dan max :
Untuk fc’ = 24,9 Mpa, maka:
Tul Utama
d = h – selimut beton – ϕ. Tul Sengkang -
2
19
d = 550 mm – 30 mm – 12 mm - = 498,5 mm
2

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 38


β = 0,85 (SNI 2847 : 2013 pasal 10.2.7.3)
fy 390
m = 0,85. fc = 0,85.24,9 = 18,43

0,85.f' c. 1  600 


ρ balance =  ( ) 
fy  600  fy 
0,85.24,9.0,85  600 
= ( )
390  600  390 
= 0,0286
1,4 1,4
ρ min = = = 0,0036
fy 390

ρ max = 0,75. balance


 0,75.0,0286  0,0215

4.1.1. Penulangan Lentur Balok


 Perhitungan Tulangan Tumpuan
Mu = 286,37 kN.m = 286.370.000 N.mm
Mu 286370000
Mn = φ = 0,9
= 318188889 N.mm

Mn 318188889
Rn = = = 3,66 N
b.d 2 350.(498,5) 2

1  2.m.Rn 

ρperlu = . 1 1
m  fy 

1  2.18,43.3,66 
= . 1 1 
18,43 
 390 

= 0,0104
Cek Persyaratan

ρmin < ρperlu < ρmax


0,0036 < 0,0099 < 0,0215 (dipakai ρperlu)
Maka : As perlu = ρperlu x b x d
As perlu = 0,0104 x 350 x 498,5

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 39


As perlu = 1814,54 mm2
As 1814,54
Jumlah Tulangan =   6,403 = 7
1 / 4. .D 2
1 / 4.3,14.19 2
As ada = 1984 mm2
Maka dipakai 7-D19 → As Ada = 1984 mm2
Kontrok jarak tulangan (SNI 2847:2013 pasal 21.3.4.1)

b - 2 × (Selimut beton) - 2 × (tul sengkang) - n.Φtul utama
s= > 25 mm
n -1
350 - 2  (30) - 2  (12) - 7.19
= > 25 mm
7 -1
= 22,17 mm < 25 mm (Tidak memenuhi)
Maka digunakan tulangan rangkap lapis 1 = 5 buah dan lapis 2 = 2 buah
Cek penampang Tension-Controlled (Regangan)

As.fy 1984 × 390
a = 0,85.fc'.b = 0,85 × 24,9 × 300 = 104,45 mm

104,45
c=  122,88 mm
0,85

d -c
εt = 0,003.( )
c
498,5 - 122,88
= 0,003.( )
122,88

= 0,009 > 0,005 (Tekan)


Kontrol momen kapasitas

ϕ = 0,9
a
ϕ Mn = φ. As. fy.( d - )
2
104,45
0,9.1984.390. ( 498,5 - )
= 2

= 310778770 N.mm > 286370000 N.mm (OK)


Karena Mn > Mu perlu, maka diasumsikan beton cukup kuat menahan gaya
gempa dengan tulangan tarik saja, sehingga tulangan tekan untuk daerah gempa
diambil 50% tulangan tarik (SNI 2847 : 2013 pasal 21.5.2.2).

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 40


As’ = 0,5 . As = 0,5 . 1984 = 992 mm
Maka dipakai 4 D19 = 1134 mm2
As (Tarik) = 7 D19 = 1984 mm2
As’ (Tekan) = 4 D19 = 1134 mm2
Perhitungan Tulangan Lapangan

Mu = 214160000 kN.m = 214.160.000 N.mm
Mu 214160000
Mn = φ = 0,9
= 237955555,6 N.mm

Mn 237955555,6
Rn = 2
= 2
= 2,74 N/mm 2
b.d 350.(498,5)

1  2.m.Rn 
ρperlu = . 1 1 
m  fy 

1  2.18,43.2,74 
= . 1 1 
18,43 
 390 

= 0,0076
Cek Persyaratan
ρmin < ρperlu < ρmax
0,0036 < 0,0076 < 0,021 (dipakai ρperlu)
Maka : As perlu = ρperlu x b x d
As perlu = 0,0076 x 350 x 498,5
As perlu = 1326,01 mm2
As 1326,01
Jumlah Tulangan =   4,679 = 5 Buah
1 / 4. .D 2
1 / 4.3,14.19 2
As ada = 1417 mm2
Maka dipakai 5-D19 → As Ada = 1417 mm2
Kontrok jarak tulangan (SNI 2847:2013 pasal 21.3.4.1)

b - 2 × (Selimut beton) - 2 × (tul sengkang) - n.Φtul utama
s= n -1 > 25 mm
350 - 2  (30) - 2  (12) - 5.19
= > 25 mm
5 -1
= 42,75 mm > 25 mm (memenuhi)

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 41


Cek penampang Tension-Controlled (Regangan)

As.fy 1417 × 390
a = 0,85.fc'.b = 0,85 × 24,9 × 350 = 74,6 mm

74,6
c = 0,85  87,77 mm

d -c
Σt = 0,003.( )
c
498,5 - 87,77
= 0,003.( )
87,77

= 0,014 > 0,005 (Tekan)


Kontrol momen kapasitas

ϕ = 0,9
a
ϕ Mn = φ. As. fy.( d - )
2
74,6
0,9.1417.390. (498,5 - )
= 2

= 229385163 N.mm > 214160000 N.mm (OK)


Karena Mn > Mu perlu, maka diasumsikan beton cukup kuat menahan gaya
gempa dengan tulangan tarik saja, sehingga tulangan tekan untuk daerah gempa
diambil 50% tulangan tarik (SNI 2847 : 2013 pasal 21.5.2.2).
As’ = 0,5 . As = 0,5 . 1417 = 708,5 mm
Maka dipakai 3 D19 = 851 mm2
As (Tarik) = 5 D19 = 1417 mm2
As’ (Tekan) = 3 D19 = 851 mm2
4.1.2. Penulangan Geser Balok
Gaya geser yang dipakai dalam perhitungan adalah gaya geser terfaktor, Vu
sejarak d dari muka tumpuan sesuai SNI 287:2013 pasal 11.1.3.1
Vu = 253,68 kN = 253680 N
1
Vc = . fc '.bw.d
6

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 42


1
= . 24,9 .350.498,5
6
= 145104,75 N
ϕVc = 0,75 . 145104,75 = 108828,56 N
0,5 . ϕVc = 0,5 . 108828,56 N = 54414,28 N
Kondisi 1

Vu < 0,5 . ϕVc
253680 N > 54414,28 N (Tidak Memenuhi)
Kondisi 2

0,5 . ϕVc ≤ Vu ≤ ϕVc


54414,28 ≤ 253680 N ≥ 108828,56 N (Tidak Memenuhi)
Kondisi 3

ϕVc < Vu ≤ (ϕVc+2/3. f 'c .bw.d)


108828,56 N < 253680 N ≤ 3005113,6 N (Memenuhi)
Maka perlu tulangan geser :

 248,16 
Vs = (Vu/ϕ) – Vc =   - 145,1 = 185,77 kN
 0,75 

Vsmin = 0,33.bw.d (SNI 2847:2013 pasal 11.4.5.3)


Vsmin = 0,33 . 350 . 498,5 = 57576,75 N = 57,58 kN
Maka nilai Vs > Vsmin
Diambil Vs = 185,77 kN = 185.775 N
Jika digunakan sengkang 2 kaki D12
1
Av = 2 × ( . .(12mm) ) = 226 mm
2 2

4
Av . fy.d 157.390.498,5
s=   236,59
Vs 185775
s = 236,59 mm2
Diambil s = 100 mm

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 43


Kontrol spasi tulangan geser ( SNI 2847:2013 pasal 21.3.4.2)

D/2 = 498,5/2 = 249,25 mm
S max < 300 mm
Maka dipakai sengkang D12-100 mm
4.1.3. Penulangan Torsi
Perhitungan Penulangan Torsi

Periksa kecukupan penampang menahan momen torsi terfaktor berdasarkan
SNI 2847:2013 pasal 11.5.3.1:

Vu Tu p h 2 Vc
( )2 + ( ) ≤ φ ( + 0,66 f ' c )
bw d 1,7. Aoh 2 bw d

Dimana:
Tu : 27920000 Nmm
Vu : 253680 N
bh = b – 2 × t - ɸ sengkang = 350 – 2 × 30 – 12 = 278 mm
hh = h – 2 × t - ɸ sengkang = 550 – 2 × 30 – 12 = 478 mm
Keliling penampang dibatasi as tulangan sengkang:

Ph = 2 × (bh + hh) = 2 × (278 + 478) = 1512 mm
Luas penampang dibatasi as tulangan sengkang :

Aoh = bh × hh = 278 x 478 = 132884 mm
Vc = 0,17. fc'.bw.d  0,17. 24,9 .350.498,5  148006,85 N
Periksa Persyaratan pengaruh momen puntir:

Acp = b × h = 350 × 550 = 192500 mm2
Pcp = 2 × (b + h) = 2 × (350 + 550) = 1800 mm
2
Acp
Tumin =  .0,33. . fc '.
Pcp

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 44


1925002
Tumin = 0,75.0,33.1. 24,9 .  25425168,48 Nmm
1800
Karena nilai Tu terjadi > Tu min, maka dipakai Tu terjadi = 27920000 Nmm

Vu Tu p h 2  253680  2 27920000  1512 2


( )2 + ( 2)
= ( )  ( ) = 2,02 Mpa
bw d 1,7. Aoh  350.498,5  1,7.132884 2

Vc  148006,85 
φ ( + 0,66 f ' c ) = 0,75 (  0,66. 24,9 )  = 3,11 Mpa
bw d  350.498,5 

Cek kecukupan penampang menahan torsi terfaktor :


2,02 Mpa ≤ 3,11 Mpa (memenuhi)
Periksa persyaratan pengaruh punitr berdasarkan SNI 2847:2013 pasal

11.5.1, yaitu pengaruh puntir dapat diabaikan jika :
Tu < Tumin
2
Acp
Tu < Tumin =  .0,33. . fc '. 2
Pcp

27300000 Nmm > 25425168,48 Nmm (perlu tulangan torsi)


Perhitungan tulangan transversal penahan torsi

Dalam menghitung penulangan transversal penahan torsi, nilai Ao dapat
diambil sama dengan 0,85. Aoh dan nilai θ = 45° (SNI 2847:2013 pasal 11.5.3.6)
Ao = 0,85 . Aoh = 0,85 . 132884 = 112951,4 mm2
2.A o .A T .fyt
Tn = .cotθ
s
Tu 2.A o .A T .fyt
= .cotθ
φ s
At Tu
=
s φ.2.A o .fyt.cotθ

At 27300000
=  0,41 mm2/mm
s 0,75.2.1129 51,4.390.1

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 45


Tulangan sengkang daerah tumpuan sebelum torsi:

Av Vs 185775
   0,956 mm2/mm
s fy.d 390.498,5

Tulangan sengkang setelah torsi:



Avt Av At
 2  0,956  2.(0,41)  1,78 mm2/mm
s s s
Tulangan sengkang terpasang sebelum torsi 2 kaki D12-100mm :

Av pakai 2  (0,25    12 2 )
  2,26 mm2/mm
s 100

Karena Av pakai > Avt , maka tulangan sengkang terpasang sudah cukup
 s s
untuk menahan torsi.
Jadi tulangan sengkang terpasang setelah ditambah torsi menjadi 2kaki D12-
100mm
Perhitungan tulangan longitudinal penahan torsi

Berdasarkan SNI 2847:2013 pasal 11.5.5.3 tulangan torsi lentur dihitung
dengan rumus :
0,42. f ' c . Acp At fy
Amin = - s .Ph . fy . cot 2 θ
fy

Sehingga:
0,42. 24,9 .192500 390
Aλmin = - 0,41.1512. .1  414,54 mm
390 390
414,54
Ambil D13 maka jumlah tulangan memanjang = = 3,12 ( 4
0,25.3,14.13 2

batang)
Digunakan batang 4 D13 mm = 531 mm , dipasang pada sisi kiri dan kanan
penampang web balok sepanjang tumpuan maupun lapangan.
4.1.4. Kontrol Balok

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 46


Kontrol Retak Balok

Pengecekan jarak tulangan terhadap kontrol retak dilakukan berdasarkan SNI
2847:2013 pasal 10.6.4
280
Syarat: s = 380. fs - 2,5.Cc

2 2
fs = .fy = .390Mpa = 260 Mpa
3 3
Dengan Cc, merupakan jarak terkecil dari permukaan tulangan ke muka tarik
sehingga Cc = 40 mm
280
Syarat: s = 380. - 2,5.30  334,23 mm
260
280
Dan tidak melebihi s max = 300. fs

280
s max = 300. = 323,08 mm
260
Kontrol s sengkang < s retak = 100 mm < 323,08 mm (memenuhi)

4.2. Perencanaan Kolom


Data Perencanaan:

Mutu betom (fc’) = 24,9 Mpa
Mutu baja (fy) = 390 mpa
Tinggi Kolom = 4000 mm = 4 m
Dimensi Kolom = 550 mm × 550 mm
Diameter Tulangan Lentur = 22 mm
Diameter Tulangan Geser = 12 mm
Dari program bantu SAP 2000 v15, didapatkan gaya-gaya maksimum yang
terjadi pada kolom adalah sebagai berikut :
Pu = 3178,14 kN.m
V = 169,19 kN
M (tumpuan) = 190,78 kNm
M (lapangan) = 224,65 kNm
Cek Syarat Komponen Struktur Penahan Gempa

Sebelum perhitungan kolom, harus dilakukan kontrol syarat-syarat komponen
beton bertulang yang memenuhi persyaratan SRPMK sebagai berikut :

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 47


a. Gaya tekan aksial terfaktor pada kolom, Pu> Ag.f’c/10
(550mmx550mm).24,9
Pu = 3178,14 > = 753,22 kN (memenuhi)
10
b. Sisi terpendek penampang kolom tidak kurang dari 300 mm
Sisi terpendek kolom 550 mm > 300 mm (memenuhi)
c. Rasio lebar dan tinggi kolom tidak kurang dari 0,4
550
 1  0,4 (memenuhi)
550
4.2.1. Perhitungan tulangan longitudinal penahan lentur
Berdasarkan SNI 2847:2013 pasal 21.6.3.1, luas tulangan longitudinal dibatasi
tidak boleh kurang dari 0,01.Ag atau lebih dari 0,06.Ag.
0,01 . Ag ≤ Ast ≤ 0,06 . Ag
0,01 . (550 x 550) ≤ 16 x (0,25 . 3,14 . 192) ≤ 0,06 . (550 x 550)
3025 ≤ 4534 ≤ 18150 (memenuhi)
Untuk mendapatkan konfigurasi tulangan memanjang digunakan program bantu
SPColoumn dan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tulangan Longitudinal : 16 D19 = 4534 mm2
Kontrol Kapasitas Beban Aksial Kolom

φPn = 0,8 . φ .[ 0,85.f'c.(Ag - Ast) + (fy.Ast)]
= 0,8 . 0,65 . [ 0,85 x 24,9 (302500 – 4534) + (390 x 4534)]
= 4198849,4 N ≈ 4198,85 kN
ΦPn > Pu
4198,85 kN > 3178,14 kN (Ok)
4.2.2. Cek syarat “Strong Column Weak Beam”
Berdasarkan SNI 2847:2013 pasal 21.6.2.2, kekuatan kolom harus memenuhi
nilai ΣM nc ≥ 1,2 ΣM nb , dimana perhitungannya sebagai berikut:
Menentukan nilai ΣM nb :
Menentukan lebar efektif balok :
Lebar balok (bw) = 350 mm
Tinggi Balok (hw) = 550 mm
Tebal Pelat (hf) = 150 mm
Be1 = bw + 8hf = 350 mm + 8 . 150 mm = 1550 mm
Be2 = bw + 2 hw = 350 mm + 2 . 550 mm = 1450 mm
Dipilih nilai terkecil, maka be = 1450 mm
Menentukan tinggi efektif balok :
Jumlah tul. lentur atas balok = 7 D19 = 1984 mm2
Jumlah tul. lentur bawah balok = 4 D19 = 1133 mm2

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 48


d = h – ts – sengkang – d lentur/2
= 550 – 30 – 12 – 19/2 = 498,5
Menentukan ΣM - dan ΣM nb +
 nb
Pada sisi atas (tulangan tarik) :

As. fy 1984.390
a = 0,85. f ' c.b  0,85.24,9.350  104,45mm
a
Mnb- = As . fy ( d - )
2
104,45
Mnb- = 1984 . 390 (498,5 - )
2
ϕ Mnb- = 0,9 . 345309744 Nmm = 310778770 N.mm = 310,78 kN.m
Pada sisi bawah (tulangan tekan) :

As. fy 1133 .390
a = 0,85. f ' c.b  0,85.24,9.350  59,65mm
a
Mnb+ = As . fy ( d - )
2
59,65
Mnb+ = 1133. 390 ( 498,5 - )
2
ϕ Mnb+ = 0,9 . 207093422 Nmm = 186384080 N.mm = 186,38 kN.m
Maka ∑ M nb = Mnb- + Mnb+ = 310,78 + 186,38 = 497,16 kN.m
1,2 . ∑ M nb = 1,2 . 497,16 = 596,59 kN
Menentukan nilai ∑ M nc :

Untuk menentukan nilai Mnc didapatkan dari diagram interaksi P-M antara
kolom atas dengan kolom bawah dengan program bantu SpCOloumn. Untuk gaya-
gaya kolom yang terjadi sebagai :

Gambar 4.1 Ratio Tulangan Kolom


Ʃ Mnc = Mnc Atas + Mnc Bawah = 345,7 + 345,7 = 691,4 kNm

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 49


ΣM nc ≥ 1,2 ΣM mb = 691,4 kN > 596,59 kN (memenuhi)
4.2.3. Perhitungan tulangan transversal sebagai confunement
Tentukan daerah pemasangan tulangan sengkang persegi (hoop). Tulangan hoop
diperlukan sepanjang lo dari ujung-ujung kolom dengan lo merupakan nilai terbesar
berdasarkan SNI 2847 : 2013 pasal 21.6.4.1,
Daerah sendi plastis :

lo hkolom = 550 mm

lo 1/6 x tinggi bersih kolom = 1/6 x 3450 = 575 mm

lo 450 mm

Digunakan daerah sendi plastis Lo sepanjang 575 mm


Spasi tulangan transversal :

SNI 2847 : 2013 pasal 21.6.4.3 dimana S tidak boleh lebih besar dari:
1
- ¼ dimensi terkecil kolom = .550 = 137,5 mm
4
- 6 x Tul.utama = 6 x 22 = 132 mm
350 - 0,5.hx
- So  100  ( )
3
 350  (0,5  (550  2  (40  12 / 2))) 
So  100     140,33mm
 3 
Dimana So tidak perlu lebih besar dari 150 mm dan tidak perlu lebih kecil dari
100 mm.
Maka nilai So diambil yaitu 100 mm
Penentuan luas tulangan confinement

Berdasarkan SNI 2847:2013 pasal 21.6.4.4, untuk daerah sepanjang lo dari
ujung-ujung kolom total luas penampang tidak boleh kurang dari salah satu
terbesar diantara :

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 50


s.bc . fc ' Ag 0,09.s.bc . fc '
Ash1 = 0,3.( ).( - 1) dan Ash2 =
fy Ach fy

Keterangan :
S = jarak spasi tulangan transversal (mm)
bc = lebar penampang inti beton yang terkekang (mm)
Ag = luasan penampang kolom (mm)
Ach = luasan penampang inti beton (mm)
Fyh = kuat leleh tulangan transversal (Mpa)
bc = bw – 2 x (t + 0,5.d sengkang)
= 550 – 2 x ( 40 mm + 0,5.12 mm) = 458 mm
Ach = (bw – 2.t) x (bw – 2.t)
= (550 – 2.40) x (550 – 2.40) = 220900 mm2
Sehingga:
100.458.24,9 302500
Ash1 = 0,3.( ).( - 1)
390 220900
Ash1 = 324,05 mm2
0,09.100.458.24,9
Ash2 =
390
Ash2 = 263,17 mm2
Maka dipakai yang terbesar yakni Ash = 324,05 mm2
Digunakan sengkang 4 Kaki D12 – 100 mm disepanjang lo:
Ash = 4 x (1/4 . π . 122) = 452,16 mm2 > 263,17 mm2
Berdasarkan SNI 2847 : 2013 pasal 21.6.4.5, sisa panjang kolom di luar sendi
plastis tetap harus dipasang tulangan transversal dengan tidak lebih dari :
- 6 x D tul utama = 6 x 22 = 132 mm
- 150 mm
Maka dipakai s = 100 mm
Perhitungan gaya geser desain (Ve)

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 51


Menurut SNI 2847 :2013 pasal 11.2.2.3 kekuatan geser nominal yang
disediakan oleh beton, Vc untuk komponen struktur yang dikenai beban tarik
aksial yang besar digunakan sebagai berikut :
Vu max = 169,19 kN
 0,29.Pu 
Vc = 0,17  1  Ag .. .
 f ' c .b.d
 

 0,29.130500 
= 0,17  1  ..1. 24,9 .550.446
 302500 

=220079,8 N = 220,08 kN
Besarnya Vs dihitung berdasarkan tulangan terpasang

Av = 2 . (0,25. π. d²) = 2 x (0,25. π. 12²) = 226,08 mm²


Av . fy.d 226,08.390.446
Vs = 
S 100
= 393243,55 N = 393,24 kN
Ø (Vc + Vs) = 0,75 . ( 220,08 + 393,24 )
= 459,99 kN > Vu = 169,19 kN …… Ok
Jadi pakai tulangan geser Ø12 – 100 pada daerah sendi plastis dan Ø12 – 100
pada daerah diluar sendi plastis.
4.2.4. Panjang Sambungan Lewatan Kolom
0,071 . fy . Dtulangan ≥ 300 mm (SNI 2847:2013 Ps. 12.17.1)
0,071 x 390 x 22 ≥ 300 mm
609,18 mm ≈ 610 mm ≥ 300 mm (OK)

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 52


BAB V
PERENCANAAN PONDASI

5.1. Perencanaan Pondasi Tiang Pancang


5.1.1. Data perencanaan
Berikut perhitungan pondasi P3. Tipe pondasi yang lain dihitung dengan cara
yang sama. Tapi untuk alasan efisien, hanya hasilnya saja yang dilampirkan
dalam bentuk tabel.
Kedalaman Tiang Pancang = 30 m
Dimensi Tiang Pancang = 40 x 40 cm2
Mutu beton (fc’) = K 500
Mutu baja (fy) = 390 Mpa
5.1.2. Perhitungan Tiang Pancang
Daya Dukung Tanah :
Berdasarkan data Sondir S2, maka dilakukan perhitungan Daya Dukung Tanah
(DDT), sebagai berikut :
Qn = ( Cn x A ) / 3
= ( 90 x 402) / 3
= 144 / 3 = 48 Ton
Qs = (JHP x K) / 5
= (2998 x 160) / 5
= 95,94 Ton
Qu = Qn + Qs = 143,94 Ton
 Perencanaan tiang kelompok (pile group)
Dari hasil analisa sap 2000, pada titik 67 diperoleh gaya dalam sbb :

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 53


P = 243,6 ton (tekan)
 n  1  m   m  1  n
Efisiensi () = 1  θ 
90  m  n
Dimana :
 = arc tg D/S = arc tg 30/90 = 18,43˚
 n  1  m   m  1  n
 = 1 θ
90  m  n
2 1  2   2 1  2
= 1 18,43 
90  2  2
= 0,8
qtiang =   DDT
= 0,8  143,94
= 115,15 ton
P 243,6
Jumlah tiang pancang : N = P = 115,15 = 2,12  dipasang 3 buah
ijin

5.2. Perencanaan pile cap (poer)


Data perencanaan :
h = 600 mm
fc’ = 29,1 Mpa
fy = 390 Mpa
decking = 70 mm
1,4
min =
390
1,4
=
390
= 0,0036
fc’ = 29,1 MPa < 30 MPa → β1 = 0,85
maks = 0,75  b

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 54


0,85  fc'β1  600 
= 0,75   
fy  600  fy 

0,85  29,1  0,85  600 


= 0,75   
390  600  390 
= 0,025
fy 390
m = 0,85  fc'  0,85  29,1  15,77

Penulangan lentur

Pada perencanaan tulangan lentur pile cap diasumsikan sebagai balok kantilever
yang terjepit pada kolom yang dibebani oleh reaksi tiang pancang dan berat
sendiri pilecap
Arah X
h = 600 mm
dx = 600 – 70 – ½  19
= 521
a = jarak pancang ke kolom = 0,45 m
b = ½ x sisi panjang poer = 0,9 m
Beban Merata Poer = 5914 kg/m
M = ( P x a) – ( 0,5 x qpoer x b2 )
= ( 78682 x 0,45 ) – ( 0,5 x 5914 x 0,92 )
= 35406,81 – 2395
= 37802 kg.m
Tulangan Bawah
Mu 378018170,7  10 4
Rn = = = 1,37
φbd 2 0,9  1800  5212

1 2m  Rn 
perlu = m 1  1  fy


 

1  2  15,77  1,37 
= 1 1 
15,77  390 

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 55


= 0,0036
perlu < min  min = 0,0036
As = . b . d
= 0,0036  1800  521
= 3396 mm2
Dipasang tulangan bawah D 19 – 150 ( As pasang = 3403 mm2)
Dipasang tulangan atas D 19 -150 ( As pasang = 3403 mm2)
Arah Y
h = 600 mm
dx = 600 – 70 – ½  19
= 521
a = jarak antar tiang = 0,45 m
b = ½ x sisi panjang poer = 0,84 m
Beban Merata Poer = 4800 kg/m
M = ( P x a) – ( 0,5 x qpoer x b2 )
= ( 7862 x 0,45 ) – ( 0,5 x 5914 x 0,842 )
= 35406,81 – 2086,32
= 33220 kg.m
Tulangan Bawah
Mu 333204909,9
Rn = 2 = = 1,37
φbd 0,9  1680  5212

1 2m  Rn 
perlu = m 1  1  fy


 

1  2  15,77  1,37 
= 1 1 
15,77  390 

= 0,0036
perlu < min  min = 0,0036
As = . b . d

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 56


= 0,0036  1680  521
= 3150 mm2
Dipasang tulangan bawah D 19 – 150 ( As pasang = 3176 mm2)
Dipasang tulangan atas D 19 -150 ( As pasang = 3176 mm2)
Penulangan Geser Pons

Check terhadap geser pons
b kolom = 0,55 m
h kolom = 0,55 m
Kuat geser beton ( Vc )
 2 1
Vc = 1    fc'  bo  d
 c  6

Dimana :
c = perbandingan sisi kolom terpanjang dengan sisi kolom terpendek
b0 = keliling penampang yang terdapat tegangan geser
d = tebal effektif
c = 0,55 / 0,55 = 1
bo = 2  ( 0,55 + 0,521 + 0,55 + 0,521 ) = 4,28 m = 4280 mm
d = 600 – 70 – ½  19 = 521 mm
s = 40, untuk kolom tengah
Agar tidak terjadi geser pons harus dipenuhi persyaratan: Pu  ØVc
Maka:
 2 1
Vc1 = 1     fc '  bo  d
 c  6

 2 1
= 1     30  4280  521
 1 6

= 6106777,88 N

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 57


1
Vc2 =  fc '  bo  d
3
1
=  30  4280  521
3
= 4071185,26 N
  d  f ' c  bo  d
Vc 3 =  s  2 
 bo  12

 40  521  30  4280  521


=  2
 4280  12

= 6991404,59 N

Karena Vc1 > Vc2 > Vc3  Vc terkecil pakai = Vc2 = 4071185,26 N
ϕVc = 0,75 x 4071185,26 = 3053388,95 N
Didapatkan Pu = 2.314.650 N < ϕVc = 3053388,95 N

PENUTUP

Demikianlah Proyek Pembangunan Gedung Arsip, Kota Sidoarjo, Jawa


Timur. Untuk kemudian dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan selanjutnya
akan dibuat gambar struktur sebagai gambar kerja untuk Perencanaan Penyusunan
Detail Engineering Design ( DED ).

Surabaya, April 2019


PT. Adyagraha,

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 58


Aditya Arie Wibowo, ST
Konstruktor

Perhitungan Struktur GEDUNG ARSIP SIDOARJO 59

Anda mungkin juga menyukai