Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIKUM

ZOOLOGI VERTEBRATA

(KELAS AVES)

OLEH

NAMA : MEGA PUTRI

STAMBUK : A1C2 12 0 48

PROG. STUDI : PENDIDIKAN BIOLOGI

KELOMPOK : II (DUA)

ASISTEN : LA ODE IMBA S.Pd

LABORATORIUM PENGEMBANGAN UNIT BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2014
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aves berasal dari kata dalam bahasa Latin, yaitu avis yang berarti

burung. Kekhasan dari kelas aves yaitu adanya bulu yang menutupi tubuh.

Secara umum ciri-ciri hewan pada kelas aves yang berbeda dengan hewan

vertebrata lainnya adalah tulang dada tumbuh membesar dan memipih,

anggota gerak belakang beradaptasi untuk berjalan, berenang dan bertengger.

Mulut sudah termodifikasi menjadi paruh, punya kantong hawa, jantung

terdiri dari empat ruang, rahang bawah tidak mempunyai gigi karena gigi-

giginya telah menghilang yang digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk

dan berkembang biak dengan bertelur.

Kelas aves merupakan salah satu kelas hewan vertebrata yang

memiliki bentuk tubuh yang khas sehingga dengan bentuk tubuh tersebut

kelompok hewan ini terbukti sangat berhasil dalam penyebarannya

memperbanyak habitat di permukaan bumi. Mengenai jumlah jenisnya di

dunia, ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa ada 9000 jenis dan ada

pula yang menyatakan sebanyak 8900 jenis, serta ada yang menyatakannya

sebanyak 8805 jenis yang tersebar pada berbagai tipe habitat, mulai dari

pinggir pantai hingga pegunungan. Bahkan beberapa jenis ada yang mampu

berkembang biak pada ketinggian 6000 m dari permukaan laut.

Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut maka diperlukan

praktikum mengenai kelas aves sehingga praktikan dapat memahami dan


mengamati secara langsung morfologi, anatomi, organ, dan sistem organ yang

menyusun tubuh hewan pada kelas aves.

B. Tujuan

Tujuan dilaksanakan praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui morfologi beberapa jenis hewan pada kelas aves

2. Mengetahui anatomi secara umum beberapa hewan yang termasuk kelas

aves

3. Mengetahui dan memahami organ dan sistem organ hewan pada kelas

aves.

C. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan praktikum dan

penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk praktikan

a. Dapat membuktikan dan mengamati secara langsung morfologi,

anatomi, organ, dan sistem organ beberapa hewan pada kelas aves.

b. Dapat menambah wawasan mengenai morfologi, anatomi, organ,

dan sistem organ hewan pada kelas aves.

c. Sebagai latihan bagi praktikan dalam menyusun sebuah tulisan

ilmiah.

2. Untuk asisten

a. Dapat dijadikan bahan bacaan untuk lebih memperdalam

pengetahuan mengenai hewan pada kelas aves.


b. Dapat dijadikan sumber untuk mengevaluasi kinerja praktikan

dalam praktikum kelas aves.

3. Untuk masyarakat

a. Dapat dijadikan referensi untuk keperluan lain yang terkait dengan

praktikum kelas aves.

b. Dapat memberikan informasi mengenai morfologi, anatomi, organ,

dan sistem organ hewan pada kelas aves.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Anggota kelas aves memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap

lingkungannya, sehingga hewan ini mampu bertahan dan berkembang biak pada

suatu tempat. Struktur dan fisiologi burung diadaptasikan dalam berbagai cara

untuk penerbangan yang efisien. Yang paling utama di antara semuanya adalah

sayap. Meskipun sekarang sayap itu memungkinkan burung untuk terbang jauh

mencari makanan yang cocok dan berlimpah, mungkin saja sayap itu dahulu

timbul sebagai adaptasi yang membantu hewan ini lolos dari pemangsanya.

Adanya burung-burung yang tidak memiliki sayap yang hidup di Antartika,

Selandia Baru dan daerah-daerah lain yang jarang ada pemangsanya membuktikan

hal ini (Kimball, 1983 : 90).

Adanya bulu pada burung merupakan karakter spesifik yang menunjukkan

jenis burung. Sayap merupakan adaptasi dari burung yang jelas untuk terbang.

Sisik pada kaki burung merupakan sisa evolusi dari reptil. Bulu adalah salah satu

adaptasi vertebrata yang paling luar biasa karena sangat ringan dan kuat. Bulu

terbuat dari keratin, protein yang juga menyusun rambut dan kuku pada

mammalia dan sisik pada reptilia. Pertama kali, burung merupakan hewan yang

memiliki sayap sebagai penyekat selama evolusi hewan endoterm, setelah itu baru

dimanfaatkan sebagai peralatan terbang. Selain itu bulu juga dapat dimanipulasi

untuk mengntrol pengerukan udara di sekitar sayap (Kimball, 1999 : 207).

Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain.

Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari
epidermal tubuh, yang pada reptil serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu

aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis.

Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang

merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup

bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis

membentuk lapisan penyusun rusuk bulu. Sentral kuncup bulu mempunyai bagian

epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat

makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya

(Jasin, 1984 : 21).

Umumnya burung mengalami pergantian bulu sekali dalam satu tahun,

tetapi burung kolibri betina mengalami pergantian bulu sekali dalam dua tahun.

Pergantian bulu biasanya terjadi sebelum atau sesudah perkembangbiakan. Namun

ada juga yang mengalami pergantian bulu parsial oleh sebab tertentu. Pergantian

bulu burung dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor fisiologis yaitu

adanya hormon tiroksin. Sempurnanya bulu setiap spesies burung sejak menetas

sampai dewasa berbeda-beda. Ada beberapa spesies burung yang pada saat

menetas tidak memiliki bulu. Bulu pada saat menetas disebut dengan natal

plumage. Sebagian besar spesies burung memiliki jumlah bulu bervariasi pada

saat menetas, hanya beberapa deret bulu pada spesies altrical (misalnya merpati)

atau seluruh tubuh tertutup bulu pada burung precocial muda (misal ayam)

(Brotowidjoyo, 1990 : 67).

Bagian mulut terdapat bagian yang terproyeksi sebagai paruh ( Rostrum)

yang terbentuk oleh maxila pada ruang bagian atas dan mandibula pada ruang
bagian bawah. Pada bagian luar dari rostrum dilapisi oleh pembungkus zat tanduk

dan pada kelompok burung Neornithes tidak bergigi. (Jasin, 1984 : 32).

Burung pada umumnya mempunyai kulit yang tipis, mengandung keratin

sedikit sekali. Hubungan dengan jaringan yang ada disebelahnya tidak erat.

Struktur tambahan dari kulit ialah bulu mengalami penandukan kuat sekali.

Bagian bawah kaki dan jari, ditutupi oleh sisik tanduk yang terdapat pada

Archosauria dan ini mengelupas. Paruh juga mengalami penandukan

(Djuhanda, 1983 : 54).

Burung berkembang biak dengan bertelur. Beberapa jenis burung seperti

burung maleo dan burung gosong, menimbun telurnya di tanah pasir yang

bercampur serasah, tanah pasir pantai yang panas, atau di dekat sumber air panas,

hanya burung jantan yang akan mengerami telur. Akan tetapi, terdapat juga

spesies burung yang bertelur dalam sarang burung-burung lain untuk dieramkan

oleh burung lain (Iskandar, 1989 : 39).


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 03 Mei 2014

pukul 15.30 sampai 17.30 WITA. Bertempat di Laboratorium Pendidikan Unit

Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo,

Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Alat yang Digunakan dalam Praktikum Kelas Aves


No. Nama Alat Kegunaan
1. Papan bedah Meletakkan ayam yang akan
diamati
2. Pisau bedah Membedah ayam yang akan
diamati
3. Jarum pentul Menusuk ayam yang diamati pada
papan bedah

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini, adalah sebagai


berikut:

a. Ayam ( Ghallus gallus)

b. Bebek (Anas platyrhyncos)

c. Burung Elang bondol (Haliastur indus)

d. Burung Colibri (Colibri thalassinus)

e. Burung Gereja (Passer domesticus)


f. Burung Jejang (Grus japonensis)

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang akan dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai

berikut:

1. Pengamatan Secara Morfologi

a) Meletakkan bahan amatan diatas papan bedah kemudian menggambar

morfologi disertai keterangan bagian-bagian yang utama.

b) Mengamati bulu kontur pada sayap yang berfungsi untuk terbang

c) Mrngambil beberapa bulu yang mewakili (remiges, plumae, alula, dan

bulu ekor) kemudian menggambar masing-masing jenis bulu tersebut.

d) Mengamati bentuk paruh pada masing-masing bahan amatan kemudian

menggabar dan memberikan keterangan pada masing-masing jenis

paruh tersebut.

2. Pengamatan pada bentuk anatomi

a) Membius hewan yang akan dibedah (mewakili ayam)

b) Meletakkan hewan yang telah dibius di atas papan bedah kemudian

melepaskan semua bulu pada hewan tersebut.

c) Memulai pembedahan pada bagian anterior (dada) sampai ke bagian

posterior (perut)

d) Melepaskan otot-otot atau daging yang melekat pada tulang

e) Dengan hati-hati menyayat bagian abdomen agar organ dalam tidak

rusak.

f) Menggambar bentu anatomi dan menuliskan bagian-bagiannya.


3. Pengamatan pada sistem organ

a) Mengamati bentuk sistem pencernaan dan menuliskan bagian-

bagiannya.

b) Mengamati bentuk sistem pernapasan kemudian menggambar dan

menulis bagian-bagiannya.

c) Mengamati bentuk sistem peredaran darah kemudian menggambar dan

menuliskan bagian-bagiannya.

d) Mengamati bentuk sistem reproduksi dan menggambar serta

menuliskan keterangannya.

e) Mengamati bentuk sistem ekskresi kemudian menggambar dan

menuliskan bagian-bagiannya.

f) Mengamati bentuk sistem skeleton kemudian mengambar dan

menuliskan bagian-bagiannya.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan

1. Pengamatan morfologi

a. Pengamatan pada ayam ( Ghallus gallus)

1 3

2 4

Keterangan :
1. Bulu ekor
2. Bulu sayap
3. Mata
4. Paruh
5. Kaki / ceker
6. Leher
Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Galliformes
Familia : Phasianidae
Genus : Gallus
Spesies : Gallus gallus
( Jasin, 1984 : 102 )

b. Pengamatan pada bebek (Anas platyrhyncos)

1
2

Keterangan :

1. Paruh
2. Mata
3. Leher
4. Ekor
5. Kaki / ceker
Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Ansareformes
Familia : Anatidae
Genus : Anas
Spesies : Anas platyrhyncos
( Jasin, 1984 : 100 )

c. Pengamatan pada burung elang bondol (Haliastur indus)

2
1

Keterangan :
1. Mata
2. Lubang hidung
3. Paruh
4. Kaki / ceker
5. Bulu sayap
6. Bulu ekor
Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Falconiformes
Familia : Accipitridae
Genus : Haliastur
Spesies : Haliastur indus
( Jasin, 1984 : 100 )

d. Pengamatan pada burung jejang (Grus japonensis)

1
4

6
5

Keterangan :

1. Paruh
2. Mata
3. Leher
4. Bulu sayap
5. Bulu ekor
6. Kaki / ceker
Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Gruiformes
Familia : Gruidae
Genus : Grus
Spesies : Grus japonensis
( Jasin, 1984 : 87 )

e. Pengamatan pada burung Colibri (Colibri thalassinus)

1 2

4 5

Keterangan :
1. Paruh
2. Mata
3. Bulu sayap
4. Kaki / ceker
5. Bulu ekor
Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Apodiformes
Familia : Trochilidae
Genus : Colibri
Spesies : Colibri thalassinus
( Jasin, 1984 : 98 )

f. Pengamatan pada burung gereja (Passer domesticus)

2
1

4
5

Keterangan :

1. Paruh
2. Mata
3. Bulu sayap
4. Bulu ekor
5. Kaki / ceker
Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Passeriformes
Familia : Passeridae
Genus : Passer
Spesies : Passer domesticus
( Jasin, 1984 : 106 )

g. Pengamatan pada tipe bulu

 Pluma

Keterangan :
1. Calamus
2. Barbula
3. Barbulae

 Plumula

Keterangan :
1. Calamus
2. Barba
3. Barbulae
 Filoplumula

Keterangan :
1. Calamus
2. Barbula
3. Barbulae

h. Pengamatan pada tipe kaki

No. Tipe kaki Gambar Hewan

1. Petengger Burung gereja

2. Pejalan Ayam

3. Perenang Bebek

4. Pemangsa Burung elang

5. Pemanjat Jejang
i. Pengamatan pada tipe paruh

No. Tipe paruh Gambar Hewan

1. Pengisap madu Colibri

2. Pemakan daging Elang

3. Pemakan biji- Ayam

bijian

4. Pemakan serangga Jejang

5. Penangkap Bebek
2. Pengamatan pada anatomi

a. Tubuh utuh

Keterangan :
1. Paruh 7. Pancreas
2. Esophagus 8. Kandung empedu
3. Tembolok 9. Hati
4. Lambung kelenjar 10. Usus halus
5. Lambung penguyah 11. Kloaka
6. Usus dua belas jari
b. Sistem pencernaan

Keterangan :

1. Esophagus
2. Tembolok
3. Lambung kelenjar
4. Lambung penguyah
5. Usus
6. Pancreas
7. Kandung kemih
8. Hati
9. Usus halus
10. Kloaka

c. Sistem pernapasan

Keterangan :

1. Trakea
2. Siring
3. Bronkus
4. Kantung udara
depan
5. Kantung udara
belakang
6. Paru-paru
7. Kantung udara
antar selangka
8. Kantung udara
leher
d. Sistem transfor burung

Keterangan :

1. Arteri polikus
2. Arteri karotis
3. Paru-paru
4. Vena samping
5. Hati
6. Arteri dan vena
ketiak
7. Vena cava depan
8. Vena cava
belakang
9. Arteri paru-paru
10. Jantung
11. Ginjal
12. Vena porta

e. Sistem saraf

Keterangan :

1. Otak besar
2. Mata
3. Lotus optikus
4. Saluran
semisirkular
5. Otak kecil
6. Koklea
7. Sum-sum
sambung
8. Rongga himpani
9. Lagena
f. Sistem urogenitalia

 Jantan

Keterangan :
1. Testis
2. Ginjal
3. Ureter
4. Usus
5. Duktus deverns
6. Kloaka

 Betina

Keterangan :

1. Ovarium
2. Ginjal
3. Ureter
4. Oviduk kanan
rudimenter
5. Corong
6. Uterus
7. Kloaka
g. Sistem saraf

Keterangan :

1. Paruh 11. Pigostil


2. Vertbrata 12. Sinsakrum
3. Karakoid 13. Radius
4. Tulang rusuk 14. Ulna
5. Kalvikula 15. Humerus
6. Patella 16. Karpometakarpus
7. Sternum 17. Karpal cranium
8. Tibia tarsus 18. Cranium
9. Tarsometatarsus 19. Orbital
10. Femur 20. Lubang hidung
h. Sistem otot

Keterangan :

1. Pectoralis mayor
2. Pectoralis minor
B. Pembahasan

Kelas aves adalah salah satu kelas hewan vertebrata yang paling

mudah dikenali. Sebagian besar tubuhnya ditutupi oleh bulu, tapi kaki bagian

bawah ditutupi oleh sisik. Tubuh dibedakan atas caput (kepala), cervix (leher)

yang biasanya panjang, truncus (badan) dan cauda (ekor). Sepasang extrimitas

anterior merupakan sayap. Extremitas posterior berupa kaki, otot daging paha

kuat, sedang bagian bawahnya bersisik dan bercakar.

Mulut mempunyai rostrum (paruh) yang terbentuk oleh maxilla pada

ruang atas dan mandibula pada ruang bawah. Bagian dalam rostrum dilapisi

oleh lapisan yang disebut cera, sedang sebelah luar dilapisi oleh pembungkus

selaput zat tanduk. Paruh pada kelas aves yag termodifikasi sesuai dengan

jenis makanannya diantaranya ada yang bertipe pemakan biji, pemakan

daging, pamakan ikan, pengisap madu, dan pelatuk

Selain itu, pada atap paruh atas terdapat lubang hidung (nares interna

pada sebelah dalam dan nares externa sebelah luar). Organon visus relatif

besar dan terletak sebelah lateral pada kepala dengan kelopak mata yang

berbulu. Pada sudut medial terdapat membrana nicitan yang dapat ditarik

menutup mata. Di belakang dan di bawah tiap-tiap mata terdapat lubang

telinga yang tersembunyi di bawah bulu khusus.

Bulu-bulu ini berfungsi untuk melindungi kulit terhadap cuaca yang

tidak cocok dan untuk terbang. Menurut stuktur anatomisnya ada 3 bulu yaitu

Plumae (contour-feathers). Plumae terdiri atas bagian-bagian calamus (quill)

adalah tangkai bulu. Rachis (shaft) adalah lanjutan dari calamus yang menjadi
sumbu dari vexillum dan di dalamnya tidak berongga. Umbilicus inferior,

merupakan lubang pada pangkal calamus. Umbilicus superior, merupakan

lubang di bagian distal calamus yang melanjutkan diri sebagai sulcus pada

rachis. Saat masih muda bulunya kedua umbilicus dilalui pembuluh darah

untuk memberi makanan pada bulu muda tadi. Vexillum (vane), terbentuk dari

barbae yaitu suatu cabang ke arah lateral dari rachis, tiap barbae

mempercabangkan lagi banyak barbulae, menurut arahnya barbulae terbagi

atas barbulae yang distal, menuju ke arah ujung bulu/ distal, mempunyai kait-

kait (radioli) untuk mengait barbulae yang proximal, barbulae yang proximal,

menuju ke arah pangkal bulu/ proximal.

Plumulae (down-feather) biasanya terdapat pada ayam yang masih

muda, atau yang sedang mengerami telurnya. Plumulae mempunyai bagian-

bagian seperti calamus pendek, rachis agak mereduksi, barbae yang panjang

dan fleksibel, serta barbulaeyang pendek.

Filoplumae (hair-feather) fungsinya belum diketahui, berbentuk

sebagai rambut yang ujungnya bercabang-cabang pendek halus, tumbuh

dengan jarak yang jarang di seluruh tubuh, mempunyai tangkai yang panjang

dan pada puncaknya terdapat beberapa barbae.

Secara umum pembagian ordo pada kelas aves di dasarkan pada bulu

yang menutupi tubuhnya, dan bentuk sayap. Pada ordo Galliformes dalam hal

ini diwakili oleh ayam memiliki bulu yang sangat variabel tapi bulu penutup

khas mempunyai aftershaft yang jelas. Sayap relatif pendek dan terbangnya

cepat dalam waktu singkat. Pada ordo Anseriformes dalam hal ini diwakili
oleh itik dan bebek memiliki bulu lebat dan kedap air dengan warna yang

bervariasi. Sedangkan pada ordo columbiformes yang termasuk di dalamnya

adalah merpati memiliki sayap panjang dan runcing, bila terbang cepat dan

bersuara.

Ayam memiliki alat-alat dalam (Anatomi) seperti cor, esophagus,

ingluvies, proventriculus, ventriculus, intestinum tenue, caecum, rectum,

hepar, pankreas, ren, pulmo, trachea yang membentuk sistem organ

diantaranya. Perbedaan anatomi ayam dan burung merpati terletak pada

kantung udara sebagai alat bantu pernapasan yang digunakan oleh burung

merpati.

Sistem pencernaan hewan pada kelas aves diawali didalam rongga

mulut yang tidak terdapat gigi sehingga makanan tidak dikunyah dan langsung

masuk kedalam kerongkongan. Tembolok merupakan pelebaran ujung bawah

kerongkongan, tembolok berbentuk kantung dan berguna untuk menyimpan

makanan sementara. Lambung kelenjar memiliki dinding otot yang tipis dan

mengandung banyak kelenjar pencernaan, disebut kelenjar pencernaan karena

dindingnya mengandung kelenjar yang menghasilkan getah lambung yang

berfungsi mencerna makanan secara kimiawi. Lambung pengunyah (lambung

otot atau empedal) sering juga disebut ampela. Kontraksi otot lambuang

pengunyah ini mencerna makanan secara mekanik. Didalam lambung

pengunyah ini burung pemakan biji-bijian sering terdapat pasir atau kerikil-

kerikil kecil, itu sengaja telan untuk memperlancar pencernaan. Dari lambung,

makanan hasil pencernaan menuju usus halus. Didalam usus halus terjadi
pencernaan secara kimiawi oleh enzim-enzim pencernaan yang dihasilkan

oleh pankreas dan empedu yang dihasilkan olh hati. Sari-sari makanan hasil

pencernaan diserap oleh pembuluh-pembuluh darah dari usus halus. Sisa-sisa

makanan yang tidak terserap akan masuk ke usus besar menjadi feses

(kotoran), feses akan menuju rektum dan dikeluarkan melalui kloaka. Kloaka

merupakan muara tiga saluran kelamin yaitu saluran pencernaan, saluran

urine, dan saluran kelamin.

Sistem peredaran darah yang utama adalah jantung yang berbentuk

kerucut, dibungkus oleh oleh pericardium. Jantung hewan pada kelas aves

tidak ada sinus venosus, pembuluh darahnya adalah venae dan arteriae yang

keluar dari ventriculum sebanyak 3 buah yaitu arteri anonima sinistra menuju

ke kiri dan arteri anonima dextra menuju ke kanan. Masing-masing arteri

anonima bercabang menjadi arteri carotis communis yang menuju ke kepala,

arteri pectoralis yang besar menuju ke musculus pectoralis mayor, arteri

sublavia yang menuju ke ketiak menjadi arteri axillaris dan yang menuju ke

anggota muka menjadi arteri branchialis. Aorta, merupakan sisa dari archus

aorticus yang menuju ke kanan, sedangkan archus aorticus yang menuju ke

kiri telah hilang. Archus aortae itu melingkari bronchus dextrum lalu

membelok ke caudal menjadi aorta dorsalis. Dari ventriculum dextrum yang

keluar hanya sebuah arteri yaitu arteri pulmonalis yang selanjutnya pecah

menjadi ramus dextrum menuju ke pulmo kanan dan ramus sinistrum menuju

ke pulmo kiri.
Sistem sirkulasi atau peredaran darah hewan pada kelas aves yaitu

ganda tertutup yang berarti bahwa darah dua kali melewati jantung da tidak

keluar dari pembuluh darah. Darah yang datang dari seluruh tubuh akan

masuk pada bagian atrium kanan yang membawa darah dari seluruh tubuh

yang kaya akan karbondioksida dan setelah itu akan mengalir ke bagian

ventrikel kanan yang kemudian akan di pompa ke paru-paru untuk melakukan

pertukaran oksigen dan karbondioksida. Kemudian proses kedua dalam

sirkulasi yaitu darah yang telah banyak mengandung oksigen akan di pompa

kembali ke atrium kiri dan dari atrium kiri akan mengalir ke dalam ventrikel

kiri yang kemudian darah akan di pompa ke seluruh tubuh untuk proses

metabolisme dan kebutuhan sel lainnya.

Sistem respirasi hewan pada kelas aves terjadi mekanisme inspirasi

dan ekspirasi. Pada saat inspirasi yaitu mulai dari lubang hidung, yaitu udara

akan masuk melewati lubang hidung, menuju ke trakea dan kemudian ke paru-

paru. Begitu juga ketika ekspirasi, setelah oksigen yang masuk pada tubuh itik

dan di pakai dalam proses metabolisme dan aktivitas tubuh maka dihasilkan

karbondioksida yang kemudian akan dikeluarkan melalui proses ekspirasi,

yaitu udara yang terdapat dalam tubuh itik akan dikeluarkan melalui trakea

dan berujung pada hidung. Terkhusus untuk kelas aves yang memiliki kantung

udara atau kantung hawa ini berfungsi untuk menyimpan udara yang

kemudian akan digunakan pada saat burung dalam keadaan terbang.

Alat ekskresi berupa ren yang relatif besar, bewarna merah coklat,

tertutup oleh peritonium (retroperitonial). Tiap-tiap ren terbagi atas 4 lobi.


Dari dataran ren adalah ventral keluar ureter yang sempit menuju ke cauda dan

berakhir pada kloaka. Daerah yang berasal dari arteri renalis akan disaring

secara filtratis. Zat-zat yang tidak berguna dalam darah terutama berupa ureum

akan dibuang dalam proses filtrasi ini.

Ginjal bertipe metanefros berwarna coklat tua. Saluran ureter

bermuara langsung pada kloaka dan tidak ada kandung kemih. Ekskret semi

solid (mengandung urat). Kelenjar adrenal sepasang, pada pertukaran ventral

ginjal. Sekret dari gonad mengatur karakteristik seksual sekunder (bulu,

jengger, dan gembel). Fertilisasi terjadi di dalam. Ovarium hanya satu yang

sebelah kiri. Sebelum telur dikeluarkan mendapat penutup albumin dan

cangkang dalam oviduk, maka inkubasi adalah 16-18 hari.

Sistem reproduksi pada hewan jantan terdapat sepasang testis yang

bulat berwarna putih, melekat di sebelah anterior dari ren dengan suatu alat

penggantung. Testis di sebelah kanan lebih kecil dari pada yang kiri. Dari

masing-masing testis terjulur saluran vasa diferensia sejajar dengan ureter

yang berawal dari ren. Pada sebagian aves, memiliki vesicula seminalis yang

merupakan gelembung kecil bersifat kelenjar dan bagi tempat menampung

sementara sperma sebelum dituangkan melalui pupil yang terletak pada

kloaka.

Sistem reproduksi pada hewan betina terdapat sepasang ovari, hanya

yang dekskum mengalami atrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari

ovari menjulur oviduct panjang berkelok-kelok, berlubang pada bagian cronial

dengan bentuk corong. Lubang oviduct disebut ostium abdomanalis. Fertilisasi


terjadi di dalam tubuh dengan jalan mengadakan kopulasi. Waktu copulatio,

maka proctoduea dari kedua jenis burung saling tempel kuat-kuat, sehingga

sperma yang keluar pada ejaculatio langsung masuk ke dalam proctodoeum

yang betina, untuk kemudian menuju oviduct. Organ reproduksi betina hanya

terdiri dari satu ovarium sebelah kiri. Tuba merupakan oviduct bagian rustral,

terdapat kelenjar.

Sistem skeleton mulai dari daerah dada, menuju ke kloaka dan

rostrum, setelah kulit dibuka nampaklah otot- otot dianataranya musculus

pectoralis major; origo (carina sterni), insertion (facies ventralis humeri),

fungsinya untuk menutup sayap. Musculus pectoralis minor; terlihat setelah

musculus pectoralis major dibuka, origo (carina sterni, kemudian masuk dalam

foramen trioseum, lubang yang dibatasi oleh tulang- tulang: coracoids, scapula

dan furoula, insectio (facies dorsalis humeri), fungsi untuk mengangkat sayap.

Carina sterni fungsi sebagai tempat perlekatan otot- otot terbang.

Pada kelas Aves, otot anggota badan lebih besar karena di gunakan

untuk berbagai aktivitas. Pergerakan sayap pada saat terbang di bantu oleh

otot pectoral yang ada di bagia dada. Otot pectoralis major beeermula di bagia

luar sternum dan berlajut ke ventrolateral dan humerus, kontraksinya akan

menggerakan sayap dan mengangkat tubuh burung, pada vertebrata darat, kaki

depan di angkat menggunakan otot di permukaan dorsal, tapi pada unggas,

gerakan ini di bantu otot ventral yaitu pectoralis minor, otot pectoralis minor

berawal dari sternum (medial dan pectoralis major) kemudian mengecil

menjadi tendon ke bagian dorsal dan melekat pada bagian dorsal posterior dari
tulang humerus. Otot pectoralis minor dan mayor terdapat baik disayap kanan

maupun kiri. Dan otot femur terutama di gunakan untuk berlari, otot kaki

relatife tipis dan berfungsi untuk hilangnya panas tubuh dari bagian yang tidak

di tutupi bulu, dan jari tersebut dapat digerakan dengan bantuan tendon yang

terhubung ke otot pada bagian atas kaki.


BAB V
PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan di atas maka dapat

disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Secara morfologi tubuh hewan pada kelas aves dapat dibagi tiga bagian

yaitu kepala, badan, leher, dan ekor. Tubuh ditutupi oleh bulu dan

memiliki sayap sebagai ekstremitas atas.

2. Secara anatomi jantung hewan pada kelas aves memiliki 4 ruang yang

memiliki sekat yang sempurna dan merupakan hewan homoeterm. Pada

burung memiliki kantung udara sebagai alat bantu pernapasan ketika

terbang.

3. Sistem organ hewan pada kelas aves terdiri dari organ pencernaan dari

mulut sampai kloaka, sistem pernapasan dengan paru-paru, sistem ekskresi

dengan ginjal metanefros, sistem sirkulasi dengan peredaran darah tertutup

ganda,. Sistem genitalia jantan dengan testis dan vas deferens, dan

genitalia betina dengan oviduct dan ovarium. Serta sistem skeleton yang

terdiri dari tengkorak, rusuk dan sebagian besar vertebrae serta memiliki

otot terbang perctoral minor dan pectoral mayor.


B. Saran

Saran saya dalam praktikum ini adalah sebaiknya pada praktikum kelas

aves selanjutnya, objek amatan harus lebih banyak sehingga ada pembanding

satu dan yang lainnya. Selain itu, sebaiknya ada pembaharuan awetan dan

charta yang ada dilaboratorium agar dapat lebih mendukung kelancaran

pelaksanaan praktikum.

Kendari, Mei 2014


Asisten pembimbing

LA ODE IMBA S.Pd


DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, D.M. 1990. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta.

Djuhanda, T. 1983. Analisa Struktur Vertebrata Jilid I. Armico. Bandung.

Iskandar, J. 1989. Jenis Burung yang Umum di Indonesia. Djambatan. Jakarta

Jasin, M. 1984. Zoologi Vertebrata Untuk Perguruan Tinggi. Sinat Jaya.

Surabaya

Kimball, J, W. 1999. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Erlangga. Jakarta.

Kimball, J.W. 1983. Biologi Jilid 3. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai