Anda di halaman 1dari 4

KHUTBAH IDUL ADHA

Pengorbanan dan Cinta adalah Puncak Keimanan


Oleh : Ahmad Solihin[1]

‫ا أكبر ا أكبر ا أكبر ا أكبر ا أكبر ا أكبر ا أكبر ا أكبر ا أكبر‬


.‫ق مكسَل عشييءء فعقعسَدعرهم عوأعينعزعل السَشيرعع فعيعسَسعرهم عوهمعو ايلعحلكييمم ايلععللييمم‬
‫اعيلعحيممد لسَلل ايلعوالسلع ايلععلظييلم ايلبلرر السَرلحييلم عخلع ع‬
‫ِ عوأعيشهعمد أعين لع إللعهع إللسَ ام‬.‫صعفاَتلله عوأعيشمكمرهم عععلىَ تعيوفلييقلله عوعسعوابللغ نليععمتلله‬ ‫أعيحعممدهم عععلىَ عجلعلل نممعيوتلله عوعكعماَلل ل‬
‫ُ ايلعميبمعيو م‬،‫ِ عوأعيشهعمد أعسَن ممعحسَمددا ععيبمدهم عوعرمسيولممه‬.‫ك لعهم لفي أملميولهيسَتلله عومربميوبليسَتلله‬
ِ.‫ث إلعلىَ عجلمييلع بعلريسَتلله‬ ‫عويحعدهم لع عشلريي ع‬
‫صيحبلله عوعمين تعبلععهم فليي مسنعتلله‬ ‫ِعاللسَهمسَم ع‬.
‫صرل عوعسلريم ععلعييله عوآَللله عو ع‬
‫ِعمععاَلشعر ايلمميسلللمييعن التسَمقوا اع عوايعلعمميوا أعسَن اع عمعع ايلممتسَقلييعن‬.

Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.


Ma’asyirol Muslimin wal Muslimat Sidang ‘Idul Adha Rahimakumullah.

Marilah kita tingkatkan Iman dan taqwa kepada Allah karena hanya dengan taqwa kita
akan mendapatkan ampunan, pertolongan dan surgaNya yang agungِ.
Kita sekarang berada pada bulan Dzulhijjah bulan keduabelas dari bulan Qamariyah, satu
dari empat bulan yang disebut dengan bulan-bulan haram dan satu dari tiga bulan hajiِ. Kita
rasakan bersama betapa kebahagiaan telah menghiasi wajah dan sejuta harapan telah tertanam
dalam di lubuk hati, manakala saudara-saudara kita meninggalkan kampung halamannya terbang
menuju kiblat umat Islam sedunia, memenuhi panggilan Allah Subhanahu wa Ta’alaِ.
Tidak ada ibadah seagung ibadah haji, tidak ada sesuatu agama yang memiliki konsep
ibadah seperti konsep haji Islamِ. Haji mengandung seribu makna, merangkum sejuta hikmahِ.
Karena itu haji merupakan tiang kelima dari kelima pilar utama dalam Islamِ. Dan merupakan
bukti keimanan dan cinta serta kepasrahan seorang muslim kepada Rabbul Izzatiِ.
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Ma’asyirol Muslimin wal Muslimat Sidang ‘Idul Adha Rahimakumullah.

Sungguh kita takkan pernah sanggup mendaki sampai kepuncak gunung iman, kecuali
dengan satu kata: CINTAِ. Iman kita hanyalah sebuah kumpulan keyakinan semu dan beku, tanpa
nyawa tanpa gerak, tanpa daya hidup dan tanpa daya cipta, kecuali ketika ruh cinta
meyentuhnyaِ. Seketika ia hidup, bergeliat, bergerak tanpa henti, penuh vitalitas, penuh daya
cipta, bertarung dalam mengalahkan diri sendiri, angkara murka atau syahwatِ.
Iman itu laut, Cintalah Ombaknya.
Iman itu api, Cintalah Panasnya.
Iman itu angin, Cintalah Badainya.
Iman itu salju, Cintalah Dinginnya.
Iman itu sungai, Cintalah Arusnya.

[1][1] Staf Urais Kemenag Lampung Selatan


Seperti itulah cinta bekerja ketika kita harus memenangkan Allah atas diri kita sendiri, atau
memenagkan iman atas syahwatِ.

Sungguh ini pula yang terjadi pada saudara-saudara kita yang sedang berkurban dan
berjuang untuk memenuhi panggilan Allahِ. Mereka telah memenangkan iman dari syahwatnyaِ.
Tatkala seorang haji tiba di ka’bah, dan sebelumnya dia sudah mengetahui bahwa pemilik rumah
(ka’bah) tidak berada di sana, maka dia berputar mengelilingi rumah : Thawaf mengisyaratkakn
bahwa ka’bah bukanlah maksud dan tujuanِ. Tetapi tujuannya adalah pemilik rumah (Rabbul
Ka’bah)ِ. Begitu pula mencium hajar aswad, bukan berarti dan bukan kerena menyembah batu,
melainkan karena mengikuti sunnah rasulِ. Karena beliaulah yang mencontohkan kita untuk
melakukan yang demikianِ. Inilah pembeda antara musyrik dan muslimِ. Dulu orang musyrik
mencium batu karena untuk menyembah batuِ. Tetapi sekarang Muslim mencium batu untuk
mengikuti sunnah rasul yang diantara hikmahnya adalah seperti apa yang dikatakan oleh Ibnu
Abbas Radhiallaahu anhu ِ.
“Hajar Aswad adalah bagaikan tangan kanan Allah dimuka bumi ini. Maka barangsiapa yang
menjabatnya (menyentuhnya) atau menciumnya maka seolah-olah ia menjabat (tangan) Allah
dan mencium tangan kananNya.”
Karena itu ketika menyentuhnya seorang haji harus mengingat bahwa ia sedang berbai’at
kepada Allah (pencipta dan pemilik batu yang telah memerintah untuk menyentuhnya)ِ. Berbai’at
untuk selalu taat dan tunduk kepadaNya, dan harus ingat barang siapa yang menghianati bai’at
maka ia berhak mendapatkan murka dan adzab Allahِ.
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Ma’asyirol Muslimin wal Muslimat Sidang ‘Idul Adha Rahimakumullah.

Maka barang siapa yang telah sukses memenuhi perintah Allah tersebut ia akan
mendapatkan haji yang mabrur, yang diantara tandanya adalah sepulang haji ia tidak akan
mengulang maksiat, dosa-dosa yang lalu, ia akan tampil sebagai muslim yang shalih dan
muslimah yang shalihahِ.

Maka sebuah negara apabila semakin banyak muslim dan muslimah yang taat, yakinlah negara
itu akan semakin aman makmur dan sentosaِ. Maksiat dan kemungkaran akan menepi, perjudian
dan pencurian akan sepi, perzinaan dan pembunuhan akan mudah diatasiِ. Apalagi jika yang pergi
haji adalah Bapak Bupati, para Mentri dan Pak Polisiِ.

Sepulang haji yang kikir akan menjadi dermawan, yang kasar akan menjadi penyayang dan
yang biasanya menyebar kejahatan berubah menebar salamِ. Itu semua manakala hajinya mabrurِ.
Namun sungguh ironis kenyataannya adalah bagaikan siang yang dihadapkan dengan malam,
semuanya bertolak belakang, mereka tidak mengambil manfaat dari ibadah haji selain menambah
gelar Pak Haji atau Bu Hajjahِ. Yang korup tetap korup, yang artis tetap artis, yang lintah darat
tetap lintah darat, yang jahat tetap jahatِ.
Maka tidak heran jika Rofats, Fusuq dan Jidal marak dimana-mana sampai terjadi krisis
moral, krisis nilai, krisis kemanusiaan, krisis politik, lingkungan, ekonomi dan sosialِ.

Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.


Ma’asyirol Muslimin wal Muslimat Sidang ‘Idul Adha Rahimakumullah.
Fenomena diatas layaknya menjadi pelajaran bagi kita yang belum berkesempatan untuk
melaksanakannya pada tahun ini, mari kita sama-sama luruskan niat dan kembali belajar serta
merenungi hikmah-hikmah agung dari ‘Idul Adhaِ. Diantara banyak hikmah dari hari raya idul
adha ini adalah mengingatkan kepada kita bahwa ajaran Islam memang harus ditegakkan dimuka
bumi iniِ. Dan untuk menegakkannya Idul adha juga mengingatkan akan pentingnya berkurban
dalam kehidupan kita sebagai muslim yang berkewajiban menegakkan nilai-nilai Islamِ.
Dalam konteks perjuangan dijalan Allah, pengorbanan menjadi lebih penting lagi karena
memang tidak mungkin perjuangan dapat berjalan dengan baik tanpa pengorbanan dari kaum
musliminِ. Hal ini juga lah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw dan para sahabatnyaِ. Al-
Qur’an mengingatkan kepada kita agar jangan sampai harta dan anak membuat kita lupa dari
mengingat Allah Swt, Allah berfirman:

Artinya: “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan


kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-
orang yang merugi” (al-Munafiqun:9).
Berdasarkan gambaran diatas maka, menajdi jelas bagi kita bahwa berkorban memang
merupakan suatu keharusan bagi kitaِ. Lalu hal-hal apa saja yang harus kita tingkatkan agar kita
dapat berkorban dijalan Allah?
Pertama, Merenungi serta menghitung betapa banyak nikmat Allah yang telah diberikan
kepada kitaِ. Kita bisa melihat, menghirup udara yang segar, bisa berbicara, bisa mendengar, bisa
berjalan, dan sebagainya, kesemuanya merupakan sebagian dari nikmat Allah yang harus kita
syukuriِ. Berkorban dijalan Allah merupakan salah satu wujud dari rasa syukur kita kepada Allah
Swtِ. Allah berfirman:
Artinya : “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum
kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan
Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya” (Ali Imran : 92).

Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.


Ma’asyirol Muslimin wal Muslimat Sidang ‘Idul Adha Rahimakumullah.

Hal Kedua yang dapat kita lakukan adalah, menghindari pembelanjaan yang sia-siaِ.
Sungguh bagi seorang muslim yang beriman apa yang dilakukannya harus berguna, tak boleh
sia-sia, termasuk dalam hal pembelanjaan dan penggunaan hartaِ. Hal itu pulalah yang
menjadikan seseorang dapat mencapai keberuntunganِ. Dan tidak masuk dalam golongan orang-
orang yang menjadi saudara syaitan karena melakukan pemborosanِ.
Ketiga, Meneladani orang-orang yang berkurban dijalan Allah, sebagaimana yang telah
dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabatnya serta pengikut-pengikut beliauِ.
Dan yang Keempat yang harus dilakukan oleh seorang muslim agar dapat berkorban
dijalan Allah adalah dengan menghilangkan sifat materialistis dari jiwa kita masing-masingِ.
Materialism menjadikan seseorang begitu cinta kepada hal-hal yang bersifat duniawiِ. Baik dan
buruk, kuat dan lemah seringkali diukur dengan patokan materi, menguntungkan atau tidak
secara materiِ.

Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.


Bila keempat hal ini dapat kita amalkan insyaAllah kita akan dimudahkan oleh Allah untuk
senantiasa berkorban demi kejayaan Islamِ. Karena sungguh pengorbanan kita belum sebanding
‫‪dengan yang dicontohkan oleh Nabiyullah Ibrahim AS, apa lagi bila dibandingkan dengan‬‬
‫‪nikmat-nikamat yang telah dikaruniakan Allah kepada kitaِ. Akhirnya semoga kita termasuk‬‬
‫‪kedalam kelompok orang-orang yang memiliki semangat perjuangan bagi tegaknya nilai-nilai‬‬
‫‪Islamِ. Dan mudah-mudahan Ibadah kurban yang kita lakukan bukan hanya mejadi ritual‬‬
‫‪melaikan membekas dihati dan menambah keimanan dan cinta kita kepada Allah Swtِ.‬‬
‫‪Artinya: “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,‬‬
‫‪Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku‬‬
‫‪menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah‬‬
‫‪apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang‬‬
‫)‪yang sabar". (ash-Shaffat : 102‬‬

‫ت عوالرذيكلر ايلعحلكييلم‪ ِ.‬أعقميومل قعيولليي هععذا‬‫ك ام لليي عولعمكيم لفي ايلقميرآَلن ايلععلظييلم عونعفعععنليي عوإلسَياَمكيم بلعماَ فلييله لمعن يالْعياَ ل‬
‫عباَعر ع‬
‫ب عفاَيستعيغفلمريوهم إلنسَهم همعو ايلعغفميومر السَرلحييمم‬
‫‪ِ.‬عوأعيستعيغفلمر اع لليي عولعمكيم عوللعساَئللر ايلمميسلللمييعن لمين مكرل عذين ء‬
‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫ت أعيععماَللعناَ‪ ُ،‬عمين يعيهلدله ام‬ ‫إلسَن ايلعحيمعد لسَلل نعيحعممدهم عونعيستعلعيينمهم عونعيستعيغفلمريه عونعمعومذ لباَلل لمين مشمريولر أعينفملسعناَ عولمين عسيرعئاَ ل‬
‫ك لعهم عوأعيشهعمد أعسَن ممعحسَمددا ععيبمدهم‬ ‫ي لعمه‪ ِ.‬أعيشهعمد أعين لع إللعهع إللسَ ام عويحعدهم لع عشلريي ع‬ ‫ضلليل فعلع عهاَلد ع‬ ‫ضسَل لعهم عوعمين يم ي‬‫فعلع مم ل‬
‫صسَلىَ ام عععلىَ نعبليرعناَ ممعحسَمءد عوعععلىَ آَللله عوأع ي‬
‫صعحاَبلله عوعسلسَعم تعيسللييدماَ عكثلييدرا‬ ‫‪ِ.‬عوعرمسيولمهم ع‬
‫ق تمعقاَتلله عولع تعمميوتمسَن إللسَ عوعأنتميم مميسللمميوعن‪ ِ.‬عوعقاَعل تعععاَعلىَ‪} :‬عوعمن‬ ‫عقاَعل تعععاَعلىَ‪ :‬عياَ أعميهاَ ع السَلذييعن عءاعممنوا اتسَمقوا اع عح سَ‬
‫ق اع يمعكفرير ععينهم عسيرعئاَتلله عويميعلظيم لعهم أعيجدرا{‬ ‫ق اع يعيجععل لسَهم عميخعردجاَ{ عوعقاَعل‪} :‬عوعمن يعتسَ ل‬ ‫يعتسَ ل‬

‫صلميوعن عععلىَ النسَبلري‪ ُ،‬عياَ‬


‫صلعلة عوالسَسلعلم عععلىَ عرمسيوللله فععقاَعل‪} :‬إلسَن اع عوعملعئلعكتعهم يم ع‬ ‫ثمسَم ايعلعمميوا فعإ لسَن اع أععمعرمكيم لباَل سَ‬
‫‪ِ.‬أعميهاَ ع السَلذييعن عءاعمنميوا ع‬
‫صمليوا ععلعييله عوعسلرمميوا تعيسللييدماَ{‬

‫ك عحلمييدد عملجييدد‪ِ.‬‬ ‫ت عععلىَ إليبعرالهييعم عوعععلىَ آَلل إليبعرالهييعم‪ ُ،‬إلنسَ ع‬ ‫صلسَيي ع‬


‫صرل عععلىَ ممعحسَمءد عوعععلىَ آَلل ممعحسَمءد عكعماَ ع‬ ‫عاللسَهمسَم ع‬
‫ك عحلمييدد عملجييدد‬ ‫ت عععلىَ إليبعرالهييعم عوعععلىَ آَلل إليبعرالهييعم‪ ُ،‬إلنسَ ع‬ ‫‪ِ.‬عوعباَلريك عععلىَ ممعحسَمءد عوعععلىَ آَلل ممعحسَمءد عكعماَ عباَعريك ع‬

‫ب‪ِ.‬‬‫ك عسلمييدع قعلريي د‬ ‫ت‪ ُ،‬إلنسَ ع‬‫ت يالعيحعياَلء لمينهميم عويالعيمعوا ل‬ ‫ت‪ ُ،‬عوايلمميؤلمنلييعن عوايلمميؤلمعناَ ل‬ ‫عاللسَهمسَم ايغفلير لليلمميسلللمييعن عوايلمميسللعماَ ل‬
‫ق عحدققاَ عوايرمزيقعناَ اترعباَععمه‪ ُ،‬عوأعلرعناَ ايلعباَلطعل باَ علطلد عوايرمزيقعناَ ايجتلعناَبعمه‪ ِ.‬عربسَعناَ آَتلعناَ لفي المدينعياَ عحعسنعةد عولفي‬ ‫عاللسَهمسَم أعلرعناَ ايلعح سَ‬
‫ب لععناَ لمين أعيزعوالجعناَ عومذررسَياَتلعناَ قمسَرةع أعيعيمءن عوايجععيلعناَ لليلممتسَلقيعن إلعماَدماَ‪ِ.‬‬ ‫الْلخعرلة عحعسنعةد عوقلعناَ عععذا ع‬
‫ب السَناَلر‪ ِ.‬عربسَعناَ هع ي‬
‫ب ايلععاَلعلمييعن‬‫صفميوعن‪ ُ،‬عوعسلعدم عععلىَ ايلمميرعسللييعن عوايلعحيممد لسَلل عر ر‬ ‫ب ايللعسَزلة ععسَماَ يع ل‬
‫ك عر ر‬ ‫‪ِ.‬مسيبعحاَعن عربر ع‬

Anda mungkin juga menyukai