Anda di halaman 1dari 3

CHILD HEALTH (KESEHATAN ANAK)

1. Pengobatan Penyakit Diare

Diare adalah pembunuh utama anak-anak di Tajikistan, yang menyebabkannya sekitar 8,7%
kematian pada anak-anak kurang dari lima tahun. Diperkirakan 34 persen dari seluruh balita
dengan penyakit diare di Tajikistan disebabkan oleh rotavirus (Path,2015).

Dehidrasi disebabkan oleh diare berat merupakan penyebab utama penyakit di kalangan anak
kecil, meskipun kondisi ini bisa dengan mudah diobati dengan oral rehidrasi theraphy (ORT).
Anak dengan penyakit diare mendapatkan solusi yang bisa disiapkan dengan mencampur air
dengan paket oral yang disiapkan secara komersial yaitu oral rehidrasi salt (ORS) - juga dikenal
sebagai Rehydron-atau dengan membuat sebuah campuran gula, garam, dan air buatan sendiri di
Tajikistan.

Tajikistan Indonesia

Survei pada anak usia kurang dari 5 tahun dengan penyakit diare yang mendapatkan treatmen
pemberian ORT dan ORS pada tahun 2000 sampai pada tahun 2015 mengalami kenaikan dan
penurunan. Pada survey MICS pada tahun 2000 treatmen dengan penggunaan ORT pada anak
usia kurang dari 5 tahun dengan penyakit diare sebesar 29% hal ini terus meningkat hingga 61%
pada tahun 2012 dengan survey DHS . Sedangkan di Indonesia pada survey MICS pada tahun
2000 treatmen dengan penggunaan ORT pada anak usia kurang dari 5 tahun dengan penyakit
diare sebesar 61% mengalami kenaikan dan penurunan dan berprosentase sama yaitu 61% pada
tahun 2012 dengan survey DHS.

Selanjutnya pada survey MICS pada tahun 2000 treatmen dengan penggunaan ORS pada anak
usia kurang dari 5 tahun dengan penyakit diare sebesar 35% hal ini terus meningkat hingga 60%
pada tahun 2012 dengan survey DHS . Sedangkan di Indonesia pada survey DHS penggunaan
ORS telah ada sejak tahun 1991 dengan penyakit diare sebesar 43% mengalami kenaikan dan
penurunan dan berprosentase lebih kecil yaitu 39% pada tahun 2012 dengan survey DHS.

Hal ini menjelaskan bahwa di Tajikistan treatmen yang digunakan yaitu ORT dan ORS dalam
pengobatan penyakit diare pada anak usia kurang dari 5 tahun tidak menurunkan jumlah penyakit
diare hal ini ditunjukkan dengan terus meningkatnya prosentase anak usia kurang dari 5 tahun
dengan penyakit diare. Berbeda dengan Indonesia dalam treatmen yang menggunakan ORT
dalam pengobatan penyakit diare pada anak usia kurang dari 5 tahun tetap berada diantara 54%-
61% sedangkan untuk treatmen yang menggunakan ORS terus mengalami penurunan prosentase
pada anak usia kurang dari 5 tahun. Hal ini dapat disimpulkan bahwa treatmen penggunaan ORS
jauh lebih berhasil di Indonesia daripada di Tajikistan sedangkan treatmen penggunaan ORT
berhasil pada tahun sebelum 2012 hingga menjadi sama prosentasenya dengan Indonesia pada
tahun 2012.

Menurut Demographic and Helath Survey tahun 2012 terjadinya diare di Tajikistan, diare paling
tinggi berada di usia 6-23 bulan, periode dimana makanan padat dan / atau semi padat pertama
kali diperkenalkan ke dalam diet anak. Pola ini diyakini dengan adanya hubungan meningkatnya
paparan penyakit sebagai hasil dari penyapihan dan semakin besar mobilitas anak, serta sistem
kekebalan tubuh anak-anak di kelompok usia ini yang belum sempurna. Prevalensi diare sedikit
lebih tinggi antara anak laki-laki dan anak-anak yang tinggal di perkotaan daerah dibanding
anak-anak lainnya. Hubungan antara prevalensi diare dengan pendidikan ibu dan kekayaan tidak
linier, tetapi, hal itu paling tinggi di kalangan anak-anak dari ibu tanpa pendidikan atau hanya
pendidikan dasar.

2. Pencegahan dan Pengobatan Malaria

Tajikistan Indonesia

Di Tajikistan, prosentase anak yang mendapat pengobatan pertama di antaranya mereka yang
menerima antimalaria sebesar 11% pada tahun 2005 sedangkan di Indonesia tidak ada data yang
mendapatkan pengobatan ini. Hal ini menunjukkan Tajikistan lebih bagus dalam pengobatan
pada penyakit Malaria. Selain itu, terdapat 1% anak dibawah usia 5 tahun yang tidur dibawah
ITNs (insecticide-treated mosquito net) sedangkan di Indonesia terdapat 3% anak dibawah usia 5
tahun yang tidur dibawah ITNs (insecticide-treated mosquito net). Hal ini menunjukkan bahwa
pencegahan dengan menggunakan ITN di Indonesia lebih bagus dibandingkan dengan Tajikistan.

Menurut Demographic and Helath Survey tahun 2012 hanya 2 persen anak yang demam diberi
obat antimalaria. Setengah dari anak-anak demam yang lain diberi antibiotik. Analisis perbedaan
pola pengobatan berdasarkan latar belakang karakteristik terhambat oleh banyaknya anak yang
demam pada beberapa kelompok. Meski demikian, prosentase anak-anak dengan demam yang
dibawa ke fasilitas kesehatan atau penyedia layanan atau pemberian antibiotik meningkat dengan
jumlah yang besar. Anak-anak perkotaan dengan demam juga lebih mungkin dibandingkan anak-
anak di pedesaan menerima antibiotik dan dibawa ke fasilitas kesehatan untuk perawatan.
Daftar Pustaka

Path. 2015. Rotavirus Disease and Vaccines in Tajikistan.


https://www.path.org/publications/files/VAD_rotavirus_tajikistan_fs.pdf

Statistical Agency under the President of the Republic of Tajikistan, Dushanbe. 2013. Tajikistan
Demographic and Health Survei 2012.

Anda mungkin juga menyukai