Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

PEMBAHASAN

Ny.N masuk Rumah Sakit Umum Pusat.Dr.. M. Djamil Padang dengan keluhan
nyeri perut berat regio kanan atas sampai keulu hati, perut juga terasa penuh sejak
lebih kurang 2 bulan sebelum masuk rumah sakit, mengalami penurunan nafsu
makan, penurunan berat badan, mual, dan mata serta badannya yang semakin
menguning sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit dengan perut sedikit
membuncit. Klien merupakan rujukan dari Rumalh Sakit Semen Padang. Sebelumnya
klien juga mengatakan lebih kurang 3-4 bulan yang lalu pernah didiagnosa penyakit
batu empedu. Pada saat dilakukan pengkajian perut klien terlihat membuncit, nyeri
pada perut bagian atas sampai ke ulu hati, turgor kulit tampak memburuk, rambut
klien kering mudah tercabut, dan terdapat sclera ikterik pada mata klien

A. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal yang dilakukan dalam proses asuhan keperawatan.
Pengkajian pada klien melalui pengkajian pola fungsional menurut Gordon,
pemeriksaan fisik dengan meiode head to toe, dan pengumpulan informasi atau data
klien, keluarga klien, melakukan observasi, dan catatan keperawatan. data ini
diperolch dari wawancara dengan klien, keluarga klien, melakukan observasi, dan
catatan keperawatan.

Menurut Brand (2003) manifestasi klinis pada pasien dengan kanker kaput
pancreas diantaranya adalah:

1. Rasa penuh pada perut, kembung ke ulu hati.

2. Mual dan muntah

3. Diare
4. Nyeri pada perut sampai ke ulu hati

5. Penurunan berat badan

6. Ikterik obstruktivus

7. Tinja berwarna pucat

Dari poin manifestasi klinis tersebut Ny. Y mengalami 5 manifestasi klinis


diantaranya nyeri pada bagian perut region atas sampai ke ulu hati, perut terasa
penuh, klien juga mengalami mual, penurunan pada berat badan dan tampak sclera
ikterik pada kedua mata.

Pengkajian fungsional Gordon yang dilakukan pada Ny N didapatkan hasil


diantaranya:

1. Pola persepsi terhadap penyakit

Pasien mengatakan terjadi perubahan dalam hidupnya selama sakit, pasien


selalu merasakan nyeri dan cemas terhadap penyakitnya, selama ini jika ada
anggota keluarga pasien yang sakit, pasien selalu berobat he pelayanan
kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit. pasien tidak pernah berfikir
bahwa akan dioperasi karena penyakitnya namun, pasien akan mematuhi
regimen pengobatan untuk kesembuhannya.

2. Pola Nutrisi dan metabolic

Pasien mengatakan selama lebih kurang 3 bulan sebelum dirawat, pasien


mengalami penurunan nafsu makan dikarenakan mual, dan perut yang
semakin hari semakin terasa penuh. Terjadi penurunan berat badan selama
pasien sakit dari 62 kg menjadi 47 kg. sebelum sakit pasien tidak pernah
membatasi atau mengatur diet makanannya
3. Pola eliminasi

Pasien mengatakan BAB sebelum sakit dengan saat pengkajian masih sama
seperti biasanya rutin setiap hari sekali, tidak ada masalah. Terakhir pasien
BAB tgl 7 oktober 2018, dengan konsistensi agak encer. Pola BAK pasien
juga tidak ada masalah, pasien BAK 7 kali dalam sehari semalam dengan
warna kuning jernih.

4. Pola aktivitas dan olahraga

Kemampuan perawatan diri seperti mandi, makan, berpakaian toileting,


mobilisasi dari tempat tidur, berpindah, berjalan, berada di level 0 yaitu pasien
bisa melakukan tanpa bantuan orang lain.

5. Pola Kognitif dan persepsi

Status mental pasien baik, pasien dapat berkomunikasi dengan baik dan jelas,
pasien dapat memahami penjelasan perawat dengan baik, pasien dapat
berkomunikasi dengan bahasa minang dan Indonesia, tidak ada gangguan atau
kelainan dalam indra pendengaran, penglihatanm maupun anggota geraknya

6. Pola peran dun lhubungan

Pasien berperan sebagai ibu rumah tangga dirumah, selama sakit dirumah
sakit pasien tidak bisa mengurus suami dan anaknya, sementara. sehingga
anaknya diurus oleh suaminya untu Sistem pendukung pasien dirumah sakit
didampingi oleh ibunya, terkadang suaminya secara bergantan. Masalah
keluarga berkenaan dengan perawatan di rumah sakit kelelahan dengan
perawatan di rumah sakit karna harus menunggui pasien.
7. Pola konsep diri dan persepsi diri

Pasien mengatakan cemas terlhadap penyakit dirinya, pasien ingin cepat


dioperasi dan cepat sembuh, supaya tidak berlama- lama dirawat dirumah
sakit.

8. Pola seksualitas dan hubungan

Pasien mengalami siklus menstruasi yang normal.selama dirawat pasien


belum permah mendapat jadwal menstruasi.

9. Pola istiralhat dan tidur

Kebiasaan tidur pasien sebelum sakit, memulai tidur jam 22.00 dan bangun
jam 05.30 WIB. Kebiasaan tidur pasien dirumah sakit,pasien memulai tidur
lebilh awal jam 21.00. pasien sesekali terbangun dimalam hari karena nyeri
perut dan kondisi rumah sakit yang kadang rame. Pasien tidak biasa tidur
siang, tidak ada kesulitan pasien untuk memulai tidur

10. Pola koping dan toleransi stress

Pasien awalnya merasa takut dan khawatir terhadap penyakitnya, badan dan
mata pasien sangat menguning, BB semakin menurun. Tetapi sekarang pasien
sudah mampu mengatasi stressnya dengan berdo'a agar operasinya dapal
berjalan dengan lancer dan bisa cepat sembuh bertemu anak-anaknya.

11. Pola keyakinan dan nilai

Pasien mengatakan tidak ada pantangan dengan nilai budaya dan agama
dalam menjalankan pengobatan dan perawatan di rumah sakit. pasien
beragama islam dan tetap melaksanakan ibadah di rumah sakit.
B. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan suatu keputusan klinik yang diberikan


kepada pasien mengenai respon individu untuk menjaga penurunan kesehatan,
status, dan mencegah serta merubah. (NANDA, 2011).

Pada kasus Ny.N kelompok mengangkat diagnosa utama yaitu:

1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera biologi

Penulis mengangkat diagnose ini dikarenakan Ny.N mengatakan nyeri


perut bagian atas sampai ke ulu hati, nyeri terasa seperti ditusuk tusuk,
klien tampak meringis, berkeringat, tampak pucal dan mengatur posisi
untuk mengurangi nyeri. Skala nyeri 6, durasi nyeri 2 menit hilang timbul,
Tekanan Darah 130/90 mmly, dan Nadi 99 x/i.

2. Ansietas berhubungan dengan prosedur pembedahan

Penulis mengangkat diagnose ini dikarenakan Ny, N mengatakan merass


takut akan dioperasi Ny. N tampak tegang tampak berkeringat, banyak
bertanya terkait prosedur operasi yang dilakukan, dan tindakangerakan
pasien berlebihan.

C. Intervensi Keperawatan

Perencanaan merupakan semua rencana tindakan yang dilakukan


untuk mengatasi masalah keperawatan yang diberikan kepada pasien.

Dingnosa pertama nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologi,


dalum perencann nyeri akut menurut NANDA (2012) yaitu: melakukan
pengkajían nyeri secara komprehensif, kolaborasi untuk pemberian terapi
analgesic, menggunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri, memberikan informasi mengenai nyeri, mengendalikan
factor lingkungan yang mempengarulhi nyeri, mengurangi factor yang dapat
mencetuskan atau meningkatan nyeri, mengajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, dan memotivasi untuk istiralhat atau
tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri. Berdasarkan hal
tersebut penulis melakukan perencanann dengan kriteria hasil: pasien mampu
mengontrol nyeri, melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri, nampu mengenali nyeri, menyatakan rasa nyaman setelah
nyeri berkurang, tanda tanda vital dalam rentang normal, dan tidak mengalami
gangguan tidur

Diagonsa kedua ansietas berhubungan dengan prosedur pembedahan,


dalam perencanaan ansictas menurut NANDA (2012) adalah: menggunakan
pendekatan yang menenangkan. Membina hubungan saling percaya dengan
pasien, menjelaskan tentang prosedur yang akan dilakukan oleh pasien dan
apa yang dirasakan selama prosedur, menemani pasien untuk menurunkan
tingkat kecemasan pasien, mengidentifikasi rasa mengungkapakan perasaan
cemasnya, mendorong anggota keluarga untuk menemani pasien,
mengajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi cemas mengevaluasi
keberhasilan teknik relaksasi dalam menurunkan cemas. Berdasarkan
perencanaan tersebut, hasil yang diharapkan ialah: pasien mampu
mengidentifikasi dan mengungkapkun gejala ansietas, mengidentifikasi dan
mengungkapkan perasaan cemasnya, menunjukkan teknik pengontrolan
cemas, tanda tanda vital dalam butas normal, postur tubuh, ekspresi, bahsa
tubuh, dan tingkat aktivitas menunjukkan cemas berkurang.

D. Implementasi

Implementasi merupakan suatu perwujudan dari perencanaan yang sudah disusun


pada tahap perencanaan sebelumnya (NANDA 2012). Berdasarkan hal tersebut
penulis dalam mengelola pasien dalam implementasi dengan masing masing
diagnosa.

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi

Pada diagnosa ini penulis melakukan asuhan keperawatan dengan


implementasi yaitu: menggunakan komunikasi terapeutik mengkaji nyeri
secara komprehensif, mengajarkan tekhnik untuk mengurangi nyeri nafas
dalam relaksasi secara nonfamakologi, mengendalikan factor lingkungan,
mengatur posisi pasien senyaman pasien, mengevaluasi keberhasilan
manajemen nyeri secara non farmakologi,dan mengkolaborasikan pemberian
analgesik. Memberikan drip ketorolac 1,5 ml dalam RL 8 jam/kolf.

2. Ansietas berhubungan dengan prosedur pembedahan.

Pada diagnosa ini penulis melakukan asuhan keperawatan dengan


implementasi yaitu: mengkaji penyebab cemas, menjelaskan mengenai
prosedur yang akan dilakukan kepada pasien, menganjurkan pasien
melakukan teknik relaksasi untuk relaksasi dalam mengevaluasi teknik
mengurangi cemas mengontrol cemas

E. Evaluas

Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari tahap-tahap proses


keperawatan untuk mengetalui apakalı masalah- masalah keperawatan muncul
pada kuasus asuhan keperawatan pada pasien teratasi atau tidak teratasi dan
untuk membandingkan antara yang sistematik dengan yang terencana berkaitan
dengan fasilitas yang tersedia.

Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi. Pada diagnosa ini
penulis sudah melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan tinjauan teori yang
ada dan dilakukan semaksimal mungkin dengan tujuan masalah nyeri akut dapat
teratasi. Pada proses keperawatan sebelumnya yaitu implementasi keperawatan
sudah dijabarkan bagaimana penulis melakukan asuhan keperawatan pada pasien.
Dan evaluasi keperawatan yang diperoleh oleh penulis dari asulan keperawatan
yang dilakukan yaitu masalah nyeri akut teratasi sebagian karena pasien
mengatakan nyeri sedikit berkurang, pasien tampak tenang, skala nyeri 4, pasien
tampak lebih nyaman dengan posisinya, pasien sudah dapat melakukan teknik
relaksasi nafas dalam, tekanan darah 130/80 mmlIg, frekuensi nadi 86 x/i, suhu
36,8 C, dan frekuensi nafas 18 x/i.

Diagnosa kedua ansietas berhubungan dengan prosedur pembedahan. Pada


diagnosa ini penulis sudalı melakukan tindakan keperawatan sesua dengan
tinjauan teori yang ada dan dilakukan semaksimal mungkin dengan lujuan
masalah ansietas dapat teratasi. Pada proses keperawatan sebelumnya yaitu
implementasi keperawatan sudah dijabarkan bagaimana penulis melakukan
asuhan keperawatan pada klien. Dan evaluasi keperawatan yang diperoleh
penulis dari asuhan keperawatan yang dilakukan yaitu masalah unsictas teratasi
sebugian dimana pasien mengatakan cemasnya sudah berkurang, pasien juga
mengatakan sudah paham akan tindakan operasi yang akan dilakukan, pasien
tampak tenang, pasien sudah mampu melakukan teknik relaksasi dengan cara
nafas dalam dan berdoa untuk mengurangi cemasnya, pasien sudah tampak tidak
berkeringat.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan tinjauan teori, tinjauan kasus, dan pembahasan dapat


diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada pengkujian berdusarkan kasus yang ada tidak semua data yang
terdapat pada teori ditemukan dalam kasus kelolaan.

2. Dalam literature diagnosa keperawatan, ditemukan dua diagnosa


keperawatan yang muncul dalam kasus kelolaan.

3. Antara petugas kesehatan dan pasien atau keluarga sungat


diperlukan adanya kerjasama darn komunikasi terapeutik untuk
keberhasilan asuhan keperawatan pada pasien ca coput pancreas

4. Untuk pasien diperlukan tingkat kepatuhan dalam program


pengobatan, program diet dan cairan dan dukungan keluarga untuk
kesembuhan.

5. Pada evaluasi keperawatan didapatkan pada kedua diagnosa bahwa


S. masalah pasien teratasi sebagian

6. Setelah melakukan asuhan keperawatan secara langsung, melalui


pendekatan proses keperawatan, intervensi, implementasi, dan
evaluasi, yang kemudian kelompok dokumentasikan dalam bentuk
asuhan keperawatan yang ditulis secara langsung oleh penulis.
B. Saran

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada Ny.N di


ruang bedah wanita RSUP. Dr. M. Djamil Padang dan kesimpulan yang telah
kelompok susun seperti diatas, maka kelompok memberikan saran-saran
sebagai berikut:

1. Bagi perawat

Dalam pemberian asuhan keperawatan perlu adanya keikutsertaan keluarga


karena keluarga merupakan orang terdekat pasien yang tahu akan
perkembangan dan kebiasaan pasien. Dalam memberikan implementasi tidak
harus sesuai dengan apa yang terdapat pada teori, akan tetapi harus
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien serta menycsuaikan dengan
kebijakan dari rumah sakit. Dilarapkan perawat dapat terus menggali ilmu
pengetahuan untuk menambah wawasan dan keterampilan sebagai seorang
perawat professional. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
perawatan kanker kaput pankreas. Hal ini dimaksudkan ntuk menambah ilmu
tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker kaput pankreas di
masa yang akan datang.

2. Bagi pendidikan

Diharapkan dapat memberikan kontribusi pada laporan kasus bagi


pengembangan praktik keperawatan dan pemecahan masalah khususnya
dalam bidang atau profesi keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai