SKRIPSI
Oleh :
Marista Heni Widiasari
15081260
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
2019
1
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL SUAMI
DAN FAMILY SUPPORTIVE SUPERVISION BEHAVIORS
DENGAN WORK FAMILY BALANCE PADA WANITA
YANG BEKERJA
SKRIPSI
Diajukan kepada:
Oleh :
Marista Heni Widiasari
15081260
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
2019
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh :
Mengetahui
Dr. Kamsih Astuti, M.Si, Psikolog Dr. Triana Noor Edwina DS, M.Si
Dosen Penguji
Xxxxxxxxx
………………………….
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
Yang menyatakan,
iv
HALAMAN MOTTO
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya
ini. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi banyak pihak yang telah
Akademik
4. Dr. Triana Noor Edwina DS, M.Si., Psikolog selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang telah bersedia menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk
5. ., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan arahan, kritik dan saran
6. Domnina Rani Puna Rengganis, S.Psi, M.Si., CPHR., yang telah bersedia
penelitian.
vii
8. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta
menyelesaikan studi.
10. Bapak Wildan Zia Muhammad Dani selaku General Manager Pamella
penelitian.
11. Bapak Sulis cabang Janturan, Ibu Yuli selaku supervisor Pamella Dua, Ibu
Asih selaku supervisor Pamella Tiga, dan Bapak Suryo selaku supervisor
penelitian.
13. Kedua orang tua tercinta, Papa Heri Setyo Budianto dan Mama Ningwikan
viii
15. Partner terbaik, Andrean Aldi Wijaya yang juga selalu mendengarkan
17. Semua pihak yang terlibat dalam proses pembuatan skripsi ini, yang tidak
ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diperlukan untuk memperbaiki skripsi
ini atau pada penelitian selanjutnya. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi
berbagai pihak.
Penulis,
ix
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................................ i
PERNYATAAN ......................................................................................................... iv
x
B. Dukungan Sosial Suami................................................................................ 23
D. Hubungan antara Dukungan Sosial Suami dengan Work Family Balance pada
F. Hipotesis ....................................................................................................... 40
B. Subjek Penelitian........................................................................................... 43
xi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................. 57
2. Kategorisasi .............................................................................................. 58
B. Pembahasan .................................................................................................... 63
A. Kesimpulan .................................................................................................... 72
B. Saran ............................................................................................................... 73
LAMPIRAN .............................................................................................................. 81
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. Blueprint Skala Work Family Balance Setelah Uji Coba ............. 49
Tabel 4. Blueprint Skala Dukungan Sosial Suami Setelah Uji Coba .......... 51
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Work Family Balance 94
(Sebelum Seleksi Aitem) ..............................................................
Lampiran 4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Work Family Balance 96
(Sesudah Seleksi Aitem) ..............................................................
Lampiran 5. Data Uji Coba Skala Dukungan Sosial Suami.............................. 98
Lampiran 6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Dukungan Sosial 102
Suami (Sebelum Seleksi Aitem) ..................................................
Lampiran 7. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Dukungan Sosial 104
Suami (Sesudah Seleksi Aitem) ...................................................
Lampiran 8. Data Uji Coba Skala Family Supportive Supervision Behaviors... 106
Lampiran 9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Family Supportive 110
Supervision Behaviors (Sebelum Seleksi Aitem) .........................
Lampiran 10. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Family Supportive 112
Supervision Behaviors (Sesudah Seleksi Aitem) .........................
Lampiran 11. Skala Penelitian ............................................................................ 115
Lampiran 12. Data Penelitian Skala Work Family Balance ............................... 122
Lampiran 13. Data Penelitian Skala Dukungan Sosial Suami ........................... 125
xiv
Lampiran 18 Hasil Uji Hipotesis ...................................................................... 140
xv
ABSTRAK
Kata kunci: work family balance, dukungan sosial suami, family supportive
supervision behaviors, wanita yang bekerja.
xvi
ABSTRAK
This study aims to determine the relationship between husband social support
and family supportive supervision behaviors with work family balance on working
women. The first proposed hypothesis has a positive relationship between husband
social support and work family balance on working women. Then the second
hypothesis that there is a positive relationship between family supportive
supervision behaviors and work family balance on working women. Subjects in this
study were working woman in Pamella Supermarket Yogyakarta. Research subjects
were 53 women. Data collection was performed using Work Family Balance Scale,
Husband Social Support Scale, and Family Supportive Supervision Behaviors
Scale. Data analysis method used is Pearson Correlation analysis. Based on the
research result, first hypothesis obtained correlation coefficient equal to rxy = 0.762
with significance level equal to p = 0.000 (p < 0.010), which means there is a
significant positive correlation between husband social support and work family
balance on working women. Then, hypothesis of two obtained correlation
coefficient of rxy= 0.422 with significance level equal to p = 0.001 (p < 0.010),
which means there is a significant positive correlation between family supportive
supervision behaviors and work family balance on working women. The acceptance
of the hypothesis in this study shows the coefficient of determination (R²) which has
an effective contribution of 0.580 or 58% of the husband's social support for work
family balance and the remaining 42% is influenced by other factors. Whereas the
coefficient of determination (R²) which obtained an effective contribution of 0.178
or 17.8% from family supportive supervision behaviors for work family balance
and the remaining 82.2% was influenced by other factors.
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
bagi setiap orang yang akan memasuki dunia kerja karena dengan terbukanya
kesempatan untuk bekerja membuat tidak adanya batasan bagi setiap individu yang
ingin bekerja baik dari sisi gender, kelas sosial, dan latar belakang pendidikan
(Novenia & Ratnaningsih, 2017). Keterlibatan wanita dalam sektor publik saat ini
semakin tahun semakin meningkat di berbagai bidang dan profesi. Bagi seorang
wanita bekerja yang telah menikah dan memiliki anak, tidak hanya dihadapkan pada
tugas dan tanggung jawab sebagai seorang pekerja, namun juga dihadapkan pada
peran domestiknya sebagai istri dan ibu dalam rumah tangga. Hal ini tentunya
menjadi tantangan tersendiri untuk wanita yang bekerja karena apabila tidak dapat
namun saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya, dua domain yaitu
pekerjaan dan keluarga yang tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi,
sehingga dapat memicu adanya work family conflict (Bailyn et al., dalam
Dhamayantie, 2012). Alasan wanita yang bekerja pada umumnya ialah mencari
uang tambahan untuk membantu suami dalam mencari nafkah, akan tetapi tujuan
dan motivasi yang dimiliki oleh wanita yang bekerja telah berbeda karena selain
1
2
untuk mencari uang, tujuan lainnya adalah untuk mencari eksistensi diri. Bagi
wanita bekerja yang sekaligus berperan sebagi istri dan ibu rumah tangga sulit
melepaskan diri dari lingkungan keluarga, sehingga dalam bekerja seorang wanita
mempunyai beban dan hambatan yang lebih berat dibandingkan pria. Oleh sebab
itu, jika wanita yang bekerja tidak dapat menyeimbangkan peran di pekerjaan dan
peran di keluarga maka akan menimbulkan konflik peran ganda (Dewi & Saman,
2010).
Kondisi wanita dengan peran ganda sebagai pekerja sekaligus istri, serta
sebagai ibu rumah tangga ini tentunya dapat menjadi beban tersendiri. Adanya
tanggung jawabnya dengan sebaik mungkin, namun jika kapasitas individu tersebut
tidak sesuai dengan beban kerja yang diberikan kepadanya, maka individu tersebut
dapat mengalami tekanan atau biasa disebut dengan stres kerja (Wulandari, 2015).
tuntutan-tuntutan yang harus dipenuhi oleh wanita bekerja yang juga berperan
sebagai ibu rumah tangga. Oleh karena itu, wanita bekerja yang memiliki anak
pekerjaan dan keluarga yang tercipta perlu diseimbangkan dengan adanya tanggung
mempunyai peran ganda yaitu sebagai seorang pekerja, sekaligus istri serta ibu
Work life balance sering disamakan dengan work family balance karena
menggunakan istilah work life balance untuk pekerja yang bukan berstatus sebagai
orang tua atau menikah, namun untuk pekerja yang menginginkan keseimbangan
dalam pekerjaan dan kegiatan di luar pekerjaan seperti olahraga, wisata, dan studi.
Work family balance digunakan untuk pekerja yang berstatus sebagai orang tua atau
Dalam menjalankan peran ganda sebagai ibu dan pekerja, perlu adanya work
Ratnaningsih, 2017). Menurut Greenhaus, Collins & Shaw (2003) work family
balance adalah keadaan dimana individu merasa terikat dan puas terhadap perannya
yang minimal. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Frone (dalam Kalliath &
Brough, 2008) bahwa work family balance dipresentasikan oleh sedikitnya konflik
digunakan untuk melakukan peran individu dalam pekerjaan dan peran dalam
Fakta secara umum mengenai work family balance berdasarkan hasil studi
Universitas Rutgers dan Universitas Connecticut pada tahun 2001 didapatkan 90%
pekerja usia dewasa mengatakan bahwa mereka tidak fokus dan mereka tidak
memiliki waktu yang cukup bersama dengan keluarga (Lockwood, 2003). Hasil
penelitian Keene dan Quadagno (2004) mendukung hal tersebut, bahwa 60% orang
pekerjaan dengan keluarga, terutama pada pasangan suami istri yang keduanya
Hal ini juga diperkuat dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada
tanggal 6-7 November 2018 melalui wawancara langsung dan chat whatsapp.
wanita yang sudah menikah, tinggal bersama suami dan mempunyai anak, dengan
masa kerja minimal satu tahun. Pada komponen keseimbangan waktu, lima dari
enam orang subjek mengaku lebih banyak menghabiskan waktu di pekerjaan yang
hanya memiliki sedikit waktu untuk keluarga, dan beberapa subjek juga mengaku
masih merasa kesulitan untuk membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga.
Selain itu, lima dari enam orang subjek pada komponen keseimbangan
keterlibatan mengaku di sela kesibukan jam kerja jarang mengikuti kegiatan atau
acara di lingkungan tempat tinggal, dan keenam orang subjek juga mengaku jarang
untuk meluangkan waktu bersama dengan keluarga di hari kerja. Ketika subjek
bekerja terdapat hal penting yang terlewati, yaitu subjek mengaku tidak dapat
anak, dan berkurangnya momen kumpul bersama keluarga, misalnya makan siang
bersama.
karena keterbatasan waktu antara pekerjaan dan keluarga. Subjek merasa tidak puas
karena sedikitnya waktu untuk bersama keluarga. Hal ini membuat subjek merasa
kurang dekat dengan anak. Harapan subjek agar dapat mencapai kepuasan di
pekerjaan dan keluarga, yaitu dapat lebih fokus ketika bekerja. Hal ini dapat
rumah tepat waktu untuk meluangkan lebih banyak waktunya bersama keluarga.
bahwa wanita yang bekerja memiliki permasalahan pada work family balance.
6
Menurut Grzywacz & Bass (2003), seharusnya wanita yang bekerja dapat mencapai
keseimbangan kerja dan keluarga karena akan menguntungkan berbagai pihak. Dari
mereka, dan kesehatan yang baik dalam lingkungan bermasyarakat (Halpern, dalam
Handayani, 2013). Barnett dan Hyde (dalam Greenhaus, Collins, & Shaw, 2003)
mengemukakan bahwa tercapainya work family balance pada wanita yang bekerja
individu dalam peran di pekerjaan dan peran di keluarga dapat melindungi individu
dari efek negatif yang muncul di salah satu peran dan mampu tanggap menghadapi
suatu tuntutan peran. Selain itu, tercapainya work family balance pada wanita yang
tingkat stres yang tinggi, kualitas hidup yang rendah dan efektivitas kerja yang
karyawan (Kofodimos dalam Greenhaus, Collins, & Shaw, 2003). Meenakshi, dkk
(2013) menambahkan bahwa work family balance menjadi sesuatu yang penting,
jika individu tidak memiliki waktu untuk bersantai dan memulihkan kembali
keluarga, individu tidak dapat meluangkan waktu untuk menikmati hidupnya dan
7
akan membuat individu merasa terbebani, kesulitan untuk bertemu dengan suami,
balance, yaitu: (1) dukungan sosial suami, yaitu berdasarkan penelitian yang
dilakukan Novenia & Ratnaningsih (2017), salah satu faktor yang mempengaruhi
work family balance adalah dukungan sosial suami. Dukungan sosial suami adalah
dukungan penuh yang diberikan suami kepada istri dalam bentuk memberi
(2013), salah satu faktor yang mempengaruhi work family balance adalah family
(2018), salah satu faktor yang mempengaruhi work family balance adalah persepsi
dukungan sosial suami sebagai faktor pertama dan family supportive supervision
behaviors sebagai faktor kedua yang mempengaruhi work family balance dalam
penelitian ini. Pemilihan dukungan sosial suami sebagai faktor pertama yang
8
oleh Voydanoff (2004) yang menyatakan bahwa dukungan yang diperoleh dari
suami penting artinya bagi istri untuk meningkatkan nilai positif pekerjaan-
keluarga, dukungan emosional dan instrumental yang diperoleh dari suami akan
juga dapat membuat batin istri menjadi lebih tenang dan senang sehingga istri dapat
pekerjaan (Yanita & Zamralita, 2001). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Novenia & Ratnaningsih (2017) mengenai hubungan antara dukungan sosial suami
dengan work family balance pada guru wanita didapatkan hasil bahwa terdapat
hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial suami dengan work family
mempengaruhi work family balance didasari oleh penelitian yang dilakukan oleh
penelitian yang dilakukan oleh Greenhaus, Ziegert & Allen (2012) yang
bentuk dukungan informal dari organisasi. Atasan memiliki peranan yang sangat
bawahannya. Adanya dukungan dari atasan juga harus diperkuat oleh iklim
dari atasan (Greenhaus, Ziegert & Allen, 2012). Berdasarkan penelitian yang
supportive supervision behaviors dengan work family balance pada wanita yang
supervision behaviors dengan work family balance pada wanita yang bekerja. Hal
Faktor pertama yang dipilih peneliti dalam penelitian ini, yaitu dukungan
sosial suami. Menurut Sarafino & Smith (2011) dukungan sosial mengacu pada
kenyamanan, perhatian, harga diri, atau ketersediaan bantuan kepada seseorang dari
orang lain atau suatu kelompok. Dukungan sosial dapat diperoleh dari sejumlah
orang yang dianggap penting (significant others) seperti suami, anak, orang tua,
saudara atau kerabat dan teman akrab (Kumolohadi, 2001). Suami adalah salah satu
orang yang terpenting dalam kehidupan seorang ibu karena suami merupakan orang
yang pertama dan utama dalam memberikan dorongan kepada istrinya sebelum
pihak lain turut memberikan dorongan (Dagun dalam Melati & Raudatussalamah,
2012). Menurut Greenglass, Fiksenbaum, & Eaton (2006) dukungan sosial suami
merupakan dukungan yang diterima istri berupa informasi, nasehat, atau sesuatu
yang dapat membesarkan hati agar istri lebih aktif untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapi.
Sarafino & Smith (2011) menyatakan terdapat empat aspek dukungan sosial
berupa barang, bantuan finansial maupun bantuan jasa dari orang lain untuk
feedback yang dapat membantu seseorang untuk menemukan jalan keluar dari
Grzywacz & Carlson (2007) menyatakan bahwa work family balance dapat
akan menimbulkan stres yang tinggi, kualitas hidup yang berkurang, dan efektivitas
pada karyawan (Kofodimos dalam Greenhaus, Collins, & Shaw, 2003). Hal ini
dukungan sosial suami dengan work family balance. Dukungan yang berasal dari
suami, baik secara langsung ataupun tidak langsung memegang peran penting
yang dilakukan oleh Greenhaus, Ziegert, & Allen (2012) membuktikan bahwa
11
seseorang akan lebih mudah mencapai work family balance apabila memiliki suami
keluarga dan pekerjaan serta pengertian yang diberikan oleh suami ketika istri
mendengarkan keluh kesah istri dapat membuat beban wanita yang bekerja dapat
berkurang. Dukungan sosial suami juga dapat membuat batin istri menjadi lebih
tenang dan senang sehingga istri dapat lebih mudah untuk menyesuaikan dirinya di
Faktor kedua yang dipilih peneliti dalam penelitian ini, yaitu family
suportif dari atasan pada keadaan keluarga bawahannya yang dapat membentuk
& Allen (2012) family supportives supervision behaviors merupakan salah satu
atasan memberikan strategi serta contoh perilaku yang dipercaya dapat membantu
kerja.
Wanita yang bekerja memiliki beban tersendiri karena wanita dituntut untuk
pada keluarga sebagai ibu rumah tangga. Peran sebagai pekerja sekaligus sebagai
ibu rumah tangga dapat membawa wanita dalam suatu kondisi dimana wanita tidak
2001). Atasan merupakan orang penting dalam menciptakan suasana nyaman dalam
mengurangi efek negatif stressor dari pekerjaan dan keluarga, seperti pemberian
13
saran, nasihat, dan petunjuk dalam menyelesikan pekerjaan akan membuat wanita
yang bekerja termotivasi untuk dapat lebih cepat menyelesaikan pekerjaannya dan
keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga (Hammer, Kossek, Yragui, Bodner &
Hanson, 2009). Adanya dukungan dari atasan juga dapat membantu wanita yang
bekerja untuk mengatasi kesulitan dan masalah yang timbul dari interaksi pekerjaan
diantaranya:
1. Apakah ada hubungan antara dukungan sosial suami dengan work family
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
behaviors pada wanita yang bekerja, sehingga wanita yang bekerja dapat
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Greenhaus, Collins & Shaw (2003) work family balance adalah
konflik yang minimal. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Frone (dalam
Kalliath & Brough, 2008) bahwa work family balance dipresentasikan oleh
individu dan mitra perannya di ranah pekerjaan dan ranah keluarga. Menurut
Kirchmeyer (dalam Kalliath & Brough, 2008) work family balance adalah
individu di dalam peran pekerjaan dan peran keluarga yang sesuai dengan
15
16
(2005), work family balance dianggap sebagai penilaian global bahwa sumber
daya pekerjaan dan keluarga cukup untuk memenuhi tuntutan pekerjaan dan
family balance pada wanita yang bekerja adalah keadaan dimana individu
dalam keluarga.
dalam keluarga.
17
a. Waktu
b. Perilaku
c. Ketegangan
kehidupan yang lain dapat menimbulkan konflik peran dalam diri individu.
d. Energi
(dalam Poulose, 2014) terdapat empat aspek work life balance, yaitu waktu,
yang dikemukakan oleh Greenhaus, Collins & Shaw (2003). Alasan peneliti
memungkinkan adanya gambaran yang lebih luas mengenai wanita peran ganda
(2017), salah satu faktor yang mempengaruhi work family balance adalah
salah satu dukungan sosial adalah berupa dukungan emosional yang terdiri
dari perhatian dan empati sehingga dukungan ini akan membuat penerima
emosional tersebut dapat berasal dari keluarga, yaitu suami karena suami
merupakan orang yang terdekat bagi wanita yang telah menikah yang mana
dengan suami.
yang berasal dari suami, baik secara langsung ataupun tidak langsung
fisiologis seorang istri. Selain itu, dengan adanya dukungan sosial suami
dari suami penting artinya bagi istri untuk meningkatkan nilai positif
Dukungan sosial suami juga dapat membuat batin istri menjadi lebih
tenang dan senang sehingga istri dapat lebih mudah untuk menyesuaikan
Zamralita, 2001).
(2013), salah satu faktor yang mempengaruhi work family balance adalah
dukungan organisasi.
mengurangi efek negatif stressor dari pekerjaan dan keluarga. Hal tersebut
dapat ditunjukkan oleh perilaku dari atasan (Greenhaus, Ziegert & Allen,
2012). Penelitian yang dilakukan oleh Greenhaus, Ziegert & Allen (2012)
dengan work family balance lebih kuat pada organisasi yang suportif
(2018), salah satu faktor yang mempengaruhi work family balance adalah
keluarga adalah karyawan dapat memiliki jadwal jam kerja yang fleksibel,
kebijakan cuti untuk merawat anak yang sakit, dan fasilitas penitipan anak
(Halpern & Murphy, dalam Novenia & Ratnaningsih, 2017). Individu yang
yaitu individu yang diperlakukan baik oleh organisasi akan merasa wajib
suami dengan work family balance pada guru wanita didapatkan hasil bahwa
terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial suami dengan
work family balance. Hal ini mengindikasikan bahwa dukungan sosial suami
23
berpengaruh terhadap work family balance pada guru wanita. Alasan yang
memilih subjek secara luas, yaitu wanita yang bekerja agar lebih mengetahui
secara pasti hubungan antara dukungan yang diberikan oleh suami dapat
pada wanita yang bekerja didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara
wanita yang bekerja dikarenakan masih sedikit peneliti yang meneliti tentang
dari orang lain atau suatu kelompok. Dukungan sosial juga merupakan cara
yang paling efektif dan dapat digunakan seseorang untuk menyesuaikan diri
dari peristiwa yang sulit dikendalikan dan penuh tekanan (Kim, Sherman, &
terdiri dari informasi atau nasehat verbal dan non-verbal, bantuan nyata, atau
tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran
mereka dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak
penerima.
penting (significant others) seperti suami, anak, orang tua, saudara atau kerabat
dan teman akrab (Kumolohadi, 2001). Suami adalah salah satu orang yang
terpenting dalam kehidupan seorang ibu karena suami merupakan orang yang
pertama dan utama alam memberikan dorongan kepada istrinya sebelum pihak
2012).
suami merupakan dukungan yang diterima istri berupa informasi, nasehat, atau
sesuatu yang dapat membesarkan hati agar istri lebih aktif untuk
kepada istri. Dengan adanya dukungan suami beban yang dirasakan istri dapat
berkurang dan istri akan merasa dicintai, diperhatikan, dan dihargai oleh suami
nasehat, atau sesuatu yang dapat membesarkan hati agar istri lebih aktif untuk
a. Emotional Support
b. Instrumental Support
bisa berupa barang, bantuan finansial maupun bantuan jasa dari orang lain
menghadapi tekanan.
c. Infomational Support
26
d. Companionship Support
a. Dukungan Informasional
umpan balik tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi seperti
bahwa suami dapat memberikan informasi apa saja yang diperlukan istri.
b. Dukungan Penilaian
berupa penilaian yang positif dari suami bahwa apapun yang terjadi suami
c. Dukungan Instrumental
sosial suami menurut Sarafino & Smith (2010), yaitu emotional support,
dikemukakan oleh Sarafino & Smith (2010). Alasan peneliti memilih aspek
dikarenakan aspek yang dikemukakan oleh Sarafino & Smith (2010) sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Novenia & Ratnaningsih (2017)
keluarga. Hal tersebut juga didukung dengan adanya penelitian yang dilakukan
oleh Voydanoff (2004) yang menyatakan bahwa dukungan yang diperoleh dari
suami penting artinya bagi istri untuk meningkatkan nilai positif pekerjaan-
28
a. Emotional Support
b. Instrumental Support
30
keluarga.
pekerjaan dan keluarga. Kirby dan Krone (dalam Hammer, Kossek, Yragui
dan di luar pekerjaan. Perilaku ini dapat melibatkan perubahan besar dalam
waktu, tempat, dan cara kerja yang dilakukan yang secara bersamaan
Bodner & Hansen (2009). Alasan peneliti memilih dimensi tersebut karena
yang dilakukan oleh Greenhaus, Ziegert & Allen (2012), Ayuningtyas &
suami merupakan dukungan yang diterima istri berupa informasi, nasehat, atau
sesuatu yang dapat membesarkan hati agar istri lebih aktif untuk
baik secara langsung ataupun tidak langsung memegang peran penting dalam
yang dilakukan oleh Greenhaus, Ziegert, & Allen (2012) membuktikan bahwa
seseorang akan lebih mudah mencapai work family balance apabila memiliki
suami yang suportif terhadap pekerjaannya. Dukungan dari suami dapat berupa
di keluarga dan pekerjaan serta pengertian yang diberikan oleh suami ketika
empat aspek dukungan sosial, yaitu (1) emotional support, (2) instrumental
dan dorongan sehingga orang tersebut merasa dicintai dan diperhatikan ketika
perhatian dan kepedulian dari suami yang diberikan untuk istri akan
memberikan dampak yang positif pada wanita yang bekerja, yaitu wanita akan
dalam keluarga karena merasa didukung dengan ungkapan kasih sayang dan
diperhatikan, perasaan berharga dan dimiliki dalam diri wanita yang bekerja
(House, dalam Utami & Wijaya, 2018), serta dukungan emosional yang
mengucapkan kata-kata cinta, dan dapat meningkatkan rasa percaya diri istri
1996).
maupun bantuan jasa dari orang lain untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu
(Sarafino & Smith, 2010). Dukungan instrumental yang diberikan suami untuk
menjaga anak di waktu anak sakit, dan lain sebagainya, sangat jelas
Aycan et al., 2005). Adanya dukungan instrumental yang diberikan oleh suami
yang berupa ikut membantu tugas istri di rumah dapat mencapai keseimbangan
34
keterlibatan pada wanita yang bekerja yang mana akan membuat seorang
wanita yang bekerja merasa terbantu dan membuat pekerjaannya menjadi lebih
bentuk saran, arahan, atau feedback yang dapat membantu seseorang untuk
menemukan jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi (Sarafino &
Smith, 2010). Peran suami adalah memberikan nasihat, saran dan evaluasi
untuk istri yang berguna untuk menjadi bahan pertimbangan istri dalam
mengambil setiap keputusan yang akan diambil. Hal ini dapat memberi
dampak positif bagi istri, yaitu istri dapat memiliki sarana pilihan dalam
waktu dimana dengan banyaknya pilihan, membuat istri tidak harus kehabisan
banyak tenaga dan waktu untuk memikirkan keputusan apa yang harus diambil,
karena membuat wanita merasa adanya waktu yang dihabiskan bersama dengan
suami. Selain itu, wanita yang bekerja tidak merasa sendiri dalam menjalankan
suatu aktivitas karena ada suami yang menemani dan terus mendukung
diberikan oleh suami berupa perhatian, nasehat, bantuan, dan rasa kebersamaan
yang bekerja tidak mendapatkan dukungan sosial dari suami, maka wanita
yang bekerja akan merasa tidak diperhatikan dan dicintai oleh suami, serta
perannya di keluarga. Oleh sebab itu, dukungan sosial yang diberikan oleh
suami sangat penting bagi wanita yang bekerja agar wanita yang bekerja dapat
dengan baik.
kepada bawahannya. Adanya dukungan dari atasan juga harus diperkuat oleh
oleh perilaku dari atasan (Greenhaus, Ziegert & Allen, 2012). Hammer,
Kossek, Yragui, Bodner & Hansen (2009) menyatakan terdapat empat dimensi
management.
membantu wanita bekerja menjadi lebih optimal, dan lebih fokus dalam
menghadapi peran di keluarga dan tugas di rumah dengan emosi yang positif
diberikan atasan yang mencakup sejauh mana atasan menyediakan sumber daya
Fitriyani, 2017).
Bodner & Hansen, 2009). Perilaku yang ditunjukkan oleh atasan kepada
disediakan oleh perusahaan atau instansi. Selain itu, berbagi ide dan saran
Upaya yang dimulai dengan inisiatif untuk melakukan pekerjaan rumah tangga
atasan akan menimbulkan rasa aman karena karyawan merasa diperhatikan dan
Fitriyani, 2017).
perasaan nyaman dan dihargai oleh atasan, serta memiliki efektivitas dalam
dukungan dari atasan yang peduli dengan keadaan keluarganya, maka wanita
yang bekerja akan merasa tidak dipedulikan dan tidak dihargai oleh atasan
sehingga wanita yang bekerja cenderung akan mengalami stres kerja yang
F. Hipotesis
family balance pada wanita yang bekerja. Semakin tinggi dukungan sosial
suami maka semakin tinggi work family balance pada wanita yang bekerja.
dengan work family balance pada wanita yang bekerja. Semakin tinggi
balance pada wanita yang bekerja. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah
METODE PENELITIAN
Work family balance pada wanita yang bekerja adalah keadaan dimana
skala yang telah disusun oleh peneliti sebelumnya, yaitu Novenia &
menurut Greenhaus, Collins, & Shaw (2003) yang terdiri dari 3 komponen,
dengan mengubah beberapa aitem disesuaikan dengan aitem yang ingin diteliti.
Penentuan skor tinggi atau rendah dari Skala Work Family Balance pada
Skor tinggi yang diperoleh subjek dari Skala Work Family Balance
menunjukkan tingginya work family balance pada wanita yang bekerja, dan
sebaliknya skor rendah yang didapatkan dari Skala Work Family Balance
41
42
informasi, nasehat, atau sesuatu yang dapat membesarkan hati agar istri lebih
Suami yang disusun peneliti berdasarkan pada aspek dukungan sosial suami
dari Sarafino & Smith (2010) yang terdiri dari 4 aspek, yaitu emotional
support.
Penentuan skor tinggi atau rendah dari Skala Dukungan Sosial Suami
skor. Skor tinggi yang diperoleh subjek dari Skala Dukungan Sosial Suami
menunjukkan tingginya dukungan sosial suami pada wanita yang bekerja, dan
sebaliknya skor rendah yang didapatkan dari Skala Dukungan Sosial Suami
Yragui, Bodner & Hansen (2009) yang terdiri dari 4 dimensi, yaitu emotional
family management.
mengakumulasikan jumlah skor. Skor tinggi yang diperoleh subjek dari Skala
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah wanita yang bekerja di cabang swalayan
wanita. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan
1. Wanita yang bekerja yang sudah menikah, tinggal bersama suami dan
mempunyai anak
44
penelitian ini yaitu dikarenakan keterlibatan wanita dalam sektor publik saat
ini semakin tahun semakin meningkat di berbagai bidang dan profesi. Bagi
seorang wanita bekerja yang telah menikah dan memiliki anak, tidak hanya
dihadapkan pada tugas dan tanggung jawab sebagai seorang pekerja, namun
juga dihadapkan pada peran domestiknya sebagai istri dan ibu dalam rumah
tangga. Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri untuk wanita yang
bekerja karena apabila tidak dapat dikelola dengan baik dapat mempengaruhi
Masa kerja minimal satu tahun dijadikan sebagai salah satu karakteristik
subjek penelitian ini yaitu dikarenakan bahwa seseorang yang telah dewasa
adalah seseorang yang memiliki pekerjaan tetap dan penuh (Santrock, 2012).
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok
Skala likert pada penelitian ini disajikan dengan 4 alternatif jawaban, yaitu
Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).
45
Untuk kelompok item favourable, skor jawaban bergerak dari 4 sampai 1, dimana
skor 4 untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), skor 3 untuk jawaban Sesuai (S), skor 2
untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS).
sampai 1, dimana skor 4 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS), skor 3 untuk
jawaban Tidak Sesuai (TS), skor 2 untuk jawaban Sesuai (S), skor 1 untuk jawaban
Sangat Sesuai (SS). Penggunaan alternatif jawaban tersebut bertujuan agar subjek
berpendapat dan tidak bersikap netral, apabila pilihan tengah atau netral disediakan
kurang informatif (Azwar, 2016). Menurut Azwar (2016) penggunaan istilah sesuai
dapat mengukur keadaan diri subjek sendiri sehingga dalam merespon aitem subjek
lebih dahulu menimbang sejauh manakah isi pernyataan yang merupakan gambaran
Untuk mengetahui apakah skala mampu menghasilkan data yang akurat sesuai
dengan tujuan ukurnya, diperlukan suatu proses pengujian validitas atau validasi.
Jenis validitas yang digunakan dalam skala ini adalah validitas isi. Validitas isi
skala ini dilakukan peneliti bersama Domnina Rani Puna Rengganis, S.Psi, M.Si.,
CPHR., sebagai dosen ahli dibidang psikologi industri dan organisasi pada tanggal
perbaikan minor pada kalimat dalam aitem, dan hasilnya menyatakan layak untuk
diproses melalui uji daya beda aitem. Daya beda aitem (daya diskriminasi aitem)
adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok
individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang di ukur. Daya beda aitem
yang dianggap memuaskan adalah 0.30 (Azwar, 2016). Tetapi apabila jumlah aitem
yang valid masih belum mencukupi jumlah yang diinginkan, peneliti dapat
(Azwar, 2016). Dalam penelitian ini, Skala Work Family Balance, Skala Dukungan
Setelah dilakukan uji daya beda aitem, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas.
Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan menggunakan program SPSS, metode
yang dilakukan dengan menggunakan Alpha Cronbach. Setiap tes dituntut untuk
Dalam penelitian ini terdapat 3 macam skala yang akan digunakan, yaitu Skala
Work Family Balance, Skala Dukungan Sosial Suami, dan Skala Family Supportive
Supervision Behaviors.
Skala Work Family Balance yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah disusun peneliti berdasarkan skala yang telah disusun oleh peneliti
komponen work family balance menurut Greenhaus, Collins, & Shaw (2003)
dengan mengubah beberapa aitem disesuaikan dengan aitem yang ingin diteliti
47
dalam penelitian ini. Dalam skala ini terdapat 24 aitem yang terdiri dari aitem-
dalam skala ini, yaitu “Saya memiliki waktu yang cukup untuk
tangga”.
Contoh pernyataan dalam skala ini, yaitu “Saya dapat menjalani peran di
Adapun blueprint distribusi aitem pernyataan pada Skala Work Family Balance
Tabel 1.
Blueprint Skala Work Family Balance
No Komponen Nomor Item
Aitem Aitem Jumlah
Favourable Unfavourable
1 Keseimbangan waktu 1, 7, 13, 19 4, 10, 16, 22 8
Uji coba Skala Work Family Balance dilakukan pada subjek yang berbeda
dengan subjek penelitian, namun memiliki kriteria yang sama. Jumlah subjek uji
yang berada di Yogyakarta. Peneliti melakukan uji coba skala untuk mengetahui
daya beda aitem dan reliabilitas alat ukur. Berdasarkan hasil uji daya beda aitem
bahwa terdapat 7 aitem yang tidak valid, yaitu nomor 6, 7, 9, 10, 12, 14 dan 19.
Koefisien uji daya beda aitem bergerak dari angka 0.312 sampai dengan 0.617.
Setelah dilakukan uji daya beda aitem, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas.
Reliabilitas skala dalam penelitian ini diuji menggunakan prosedur Cronbach Alpha
Berdasarkan data mengenai uji daya beda dan uji reliabilitas dari Skala Work
Balance dapat dinyatakan valid dan reliabel, sehingga layak digunakan dalam
penelitian. Blueprint distribusi pernyataan Skala Work Family Balance setelah uji
coba dan disusun ulang kembali, dapat dilihat pada Tabel. 2 berikut ini :
49
Tabel. 2
Blueprint Skala Work Family Balance Setelah Uji Coba
No Komponen Nomor Item
Aitem Aitem Jumlah
Favourable Unfavourable
1 Keseimbangan waktu 1, 7 4, 10, 15 5
Skala Dukungan Sosial Suami yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah skala yang disusun peneliti yang didasarkan pada aspek dari Sarafino &
peneliti gunakan dalam penelitian ini. Dalam skala ini terdapat 24 aitem yang
langsung yang bisa berupa barang, bantuan finansial maupun bantuan jasa
keluar dari masalah yang sedang dihadapi. Contoh pernyataan dalam skala
aktivitas sosial bersama. Contoh pernyataan dalam skala ini, yaitu “Suami
saya mampu berbagi suka duka dalam menjalani kehidupan rumah tangga
dengan saya”.
Tabel. 3
Blueprint Skala Dukungan Sosial Suami
No Dimensi Nomor Item
Aitem Aitem Jumlah
Favourable Unfavourable
1 Emotional support 1, 9, 17 5, 13, 21 6
Uji coba Skala Dukungan Sosial Suami dilakukan pada subjek yang berbeda
dengan subjek penelitian, namun memiliki kriteria yang sama. Jumlah subjek uji
yang berada di Yogyakarta. Peneliti melakukan uji coba skala untuk mengetahui
daya beda aitem dan reliabilitas alat ukur. Berdasarkan hasil uji daya beda aitem
bahwa terdapat 3 aitem yang tidak valid, yaitu nomor 11, 13, dan 22. Koefisien uji
daya beda aitem bergerak dari angka 0.312 sampai dengan 0.708. Setelah dilakukan
uji daya beda aitem, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Reliabilitas skala dalam
Berdasarkan data mengenai uji daya beda dan uji reliabilitas dari Skala
Sosial Suami dapat dinyatakan valid dan reliabel, sehingga layak digunakan dalam
penelitian. Blueprint distribusi pernyataan Skala Dukungan Sosial Suami setelah uji
coba dan disusun ulang kembali, dapat dilihat pada Tabel. 4 berikut ini :
Tabel. 4
Blueprint Skala Dukungan Sosial Suami Setelah Uji Coba
No Dimensi Nomor Item
Aitem Aitem Jumlah
Favourable Unfavourable
1 Emotional support 1, 9, 17 5, 13 5
3 Informational 3, 11 7, 15, 20 5
support
4 Companionship 4, 12, 19 8, 16, 21 6
support
Total 21
52
dalam penelitian ini adalah skala asli yang disusun oleh peneliti sebelumnya,
menambahkan aitem pada dimensi yang jumlah aitemnya tidak sama, sehingga
gunakan dalam penelitian ini. Dalam skala ini terdapat 16 aitem yang terdiri
dari aitem-aitem yang bersifat favourable yang didasarkan pada dimensi family
Contoh pernyataan dalam skala ini, yaitu “Saya dapat bergantung pada
pernyataan dalam skala ini, yaitu “Atasan saya merupakan contoh yang
efektivitas kerja. Contoh pernyataan dalam skala ini, yaitu “Atasan saya
Supervision Behaviors uji coba dapat dilihat pada Tabel. 5 berikut ini :
Tabel. 5
Blueprint Skala Family Supportive Supervision Behaviors
No Komponen Nomor Item
Aitem Favourable Jumlah
1 Emotional support 1, 5, 9, 13 4
2 Instrumental support 2, 6, 10, 14 4
3 Role modeling behavior 3, 7, 11, 15 4
4 Creative work-family 4, 8, 12, 16 4
management
Total 16
subjek yang berbeda dengan subjek penelitian, namun memiliki kriteria yang sama.
Jumlah subjek uji coba sebanyak 60 wanita yang bekerja di cabang swalayan
Pamella Supermarket yang berada di Yogyakarta. Berdasarkan hasil uji daya beda
Behaviors menunjukkan bahwa terdapat 4 aitem yang tidak valid, yaitu nomor 2, 6,
7, dan 8. Koefisien uji daya beda aitem bergerak dari angka 0.508 sampai dengan
54
0.772. Setelah dilakukan uji daya beda aitem, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas.
Reliabilitas skala dalam penelitian ini diuji menggunakan prosedur Cronbach Alpha
Berdasarkan data mengenai uji daya beda dan uji reliabilitas dari Skala Family
setelah uji coba dan disusun ulang kembali, dapat dilihat pada Tabel. 6 berikut ini :
Tabel. 6
Blueprint Skala Family Supportive Supervision Behaviors Setelah Uji Coba
No Komponen Nomor Item
Aitem Favourable Jumlah
1 Emotional support 1, 5, 9, 12 4
2 Instrumental support 2, 6 2
3 Role modeling behavior 3, 7, 10 3
4 Creative work-family 4, 8, 11 3
management
Total 12
D. Pelaksanaan Penelitian
yang berada di Yogyakarta, yaitu Pamella Dua sebanyak 15 orang, Pamella Tiga
sebanyak 25 orang, dan Pamella Empat sebanyak 20 orang. Pemilihan subjek tryout
dilakukan dengan cara memilih subjek berdasarkan karakteristik yang sama dengan
subjek penelitian, yaitu wanita yang sudah menikah, tinggal bersama suami dan
mempunyai anak, dengan masa kerja minimal satu tahun. Setelah memperoleh data
55
uji coba skala, peneliti melakukan analisis data skala uji coba dan diperoleh hasil,
yaitu pada skala work family balance terdapat 7 aitem yang gugur, pada skala
dukungan sosial suami terdapat 3 aitem yang gugur, dan pada aitem family
cabang, tetapi pada saat peneliti mengambil kembali kuisioner penelitian, kuisioner
yang dikembalikan tidak sama jumlahnya pada saat pertama kali peneliti
menitipkan kuisioner karena disebabkan banyak yang hilang. Pada Pamella Tujuh
terhitung satu booklet hilang, dan pada Pamella Sembilan terhitung enam booklet
yang hilang. Oleh karena itu, total keseluruhan booklet kuisioner penelitian hanya
terdapat 53 booklet.
dukungan sosial suami dengan work family balance pada wanita yang bekerja dan
balance pada wanita yang bekerja. Peneliti menggunakan teknik analisis ini karena
A. Hasil Penelitian
Data penelitian dari Skala Work Family Balance, Skala Dukungan Sosial
17 = 17, dan skor tertinggi, yaitu 4 x 17 = 68, serta standar deviasi, yaitu (68 –
17) : 6 = 8.5. Sedangkan, perhitungan data empirik skala work family balance
memiliki rerata empirik sebesar 53.85, dengan skor terendah 39, dan skor
tertinggi 67, serta memiliki standar deviasi sebesar 7.265. Perhitungan data
hipotetik skala dukungan sosial suami memiliki rerata hipotetik, yaitu (1 x 21)
+ (4 x 21) : 2 = 52.5 dengan skor terendah, yaitu 1 x 21 = 21, dan skor tertinggi,
yaitu 4 x 21 = 84, serta memiliki standar deviasi sebesar (84 – 21) : 6 = 10.5.
rerata empirik sebesar 67.74, dengan skor terendah 46, dan skor tertinggi 83,
= 12, dan skor tertinggi, yaitu 4 x 12 = 48, serta memiliki standar deviasi, yaitu
57
58
terendah 23, dan skor tertinggi 48, serta memiliki standar deviasi sebesar
6.008. Deskripsi skor data dari ketiga variabel tersebut dapat dilihat pada tabel
7. dibawah ini:
Tabel 7.
Deskripsi Statistik Data Penelitian
Data Hipotetik Data Empirik
Variabel N Skor Skor
Mean SD Mean SD
Min Max Min Max
Work Family 53 42.5 17 68 8.5 53.85 39 67 7.265
Balance
Dukungan
Sosial Suami 53 52.5 21 84 10.5 67.74 46 83 9.578
Family
Supportive
Supervision 53 30 12 48 6 37.21 23 48 6.008
Behaviors
Keterangan:
N = Jumlah aitem
Mean = Rerata
Min = Skor minimal atau terendah
Max = Skor maksimal atau tertinggi
SD = Standar Deviasi
2. Kategorisasi Variabel
yang ditentukan berdasarkan nilai mean dan standar deviasi hipotetik dengan
% (32 subjek), kategori sedang sebesar 40 % (21 subjek), dan tidak ada
untuk mengetahui tinggi dan rendahnya skor yang diperoleh subjek dapat
Tabel 8.
Kategorisasi Skor Skala Work Family Balance
Kategori Pedoman Skor N Presentase
Tinggi X > (µ + 1σ) X >51 32 60 %
Sedang - 1 ≤ X < + 1 34 ≤X≤ 51 21 40 %
Rendah X < (µ - 1σ) X <34 - -
Total 53 100 %
Keterangan :
X = X – Skor subjek
µ = Mean atau rerata hipotetik
σ = Standart deviasi hipotetik
menunjukan bahwa subjek yang berada dalam kategori tinggi sebesar 62%
(33 subjek), kategori sedang sebesar 38% (20 subjek), dan tidak ada subjek
mengetahui tinggi dan rendahnya skor yang diperoleh subjek dapat dilihat
60
Tabel 9.
Kategorisasi Skor Skala Dukungan Sosial Suami
Kategori Pedoman Skor N Presentase
Tinggi X > (µ + 1σ) X > 63 33 62 %
Sedang - 1 ≤ X < + 1 42 ≤X≤ 63 20 38 %
Rendah X < (µ - 1σ) X < 42 - -
Total 53 100 %
Keterangan :
X = X – Skor subjek
µ = Mean atau rerata hipotetik
σ = Standart deviasi hipotetik
rendahnya skor yang diperoleh subjek dapat dilihat pada tabel 10. berikut:
Tabel 10.
Kategorisasi Skor Skala Family Supportive Supervision
Behaviors
Kategori Pedoman Skor N Presentase
Tinggi X > (µ + 1σ) X > 36 18 34 %
Sedang - 1 ≤ X < + 1 24 ≤X≤ 36 34 64 %
Rendah X < (µ - 1σ) X < 24 1 2%
Total 53 100 %
Keterangan :
X = X – Skor subjek
µ = Mean atau rerata hipotetik
σ = Standart deviasi hipotetik
61
a. Uji Normalitas
normal dan jika p ≤ 0.050 maka sebaran data tidak normal. Berdasarkan
diperoleh K-S Z= 0.095 dan p = 0.200 (p > 0.050) berarti sebaran data
0.186 (p > 0.050) berarti sebaran data variabel dukungan sosial suami
dikatakan terdistribusi normal dan biasa disebut sampel besar. Data dalam
terdistribusi normal.
b. Uji Linieritas
prasyarat yang kedua yaitu uji linieritas. Uji linieritas dilakukan untuk
62
hubungan yang linier atau tidak. Pedoman yang digunakan adalah apabila
mempunyai hubungan yang linier dan apabila nilai p ≥ 0.050 berarti kedua
uji linieritas untuk variabel work family balance dan variabel dukungan
(p < 0.050) hal ini berarti hubungan antara variabel work family balance
signifikansi sebesar 0.001 (p < 0.050) hal ini berarti hubungan antara
4. Uji Hipotesis
untuk mengetahui korelasi tunggal antara variabel bebas dan variabel terikat.
Pedoman dalam analisis ini adalah apabila nilai signifikansi p < 0.050 berarti
terdapat korelasi yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat,
apabila nilai signifikansi p ≥ 0.050 berarti tidak ada korelasi antara variabel
bebas dan variabel terikat. Berdasarkan hasil analisis korelasi product moment
63
0.762 dengan p = 0.000 (p < 0.010) dan diperoleh koefisien korelasi (rxy)
hipotesis 2 (dua) = 0.422 dengan p = 0.001 (p < 0.010). Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial suami dengan work family
balance pada wanita yang bekerja dan terdapat juga terdapat hubungan antara
wanita yang bekerja, sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
diterima.
determinasi (R²) yang memperoleh sumbangan efektif sebesar 0.580 atau 58%
dari dukungan sosial suami untuk work family balance dan sisanya 42%
B. Pembahasan
pada penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis 1 (satu) yaitu terdapat hubungan
positif antara dukungan sosial suami dengan work family balance diperoleh
koefisien korelasi (rxy) sebesar 0.762 dengan p = 0.000 (p < 0.010) artinya hipotesis
1 (satu) dalam penelitian ini diterima. Hal tersebut sesuai dengan hipotesis yang
diajukan peneliti bahwa semakin tinggi dukungan sosial suami maka semakin
64
tinggi work family balance pada wanita yang bekerja. Begitu juga sebaliknya,
semakin rendah dukungan sosial suami maka semakin rendah work family balance
merupakan dukungan yang diterima istri berupa informasi, nasehat, atau sesuatu
yang dapat membesarkan hati agar istri lebih aktif untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapi. Aspek dukungan sosial suami menurut Sarafino & Smith (2010),
companionship support.
orang tersebut merasa dicintai dan diperhatikan ketika sedang menghadapi tekanan
dalam hidupnya (Sarafino & Smith, 2010). Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa ketika wanita yang bekerja memiliki permasalahan maka suami mampu
memberi motivasi, dan mampu untuk mendengarkan keluh kesah yang dialami,
serta merasa khawatir dengan permasalahan yang dihadapi istrinya. Hal ini
menunjukkan dengan adanya perhatian dan kepedulian dari suami yang diberikan
untuk istri akan memberikan dampak yang positif pada wanita yang bekerja, yaitu
peran dalam keluarga karena merasa didukung dengan ungkapan kasih sayang dan
perasaan berharga dan dimiliki dalam diri wanita yang bekerja (House, dalam
barang, bantuan finansial maupun bantuan jasa dari orang lain untuk mengerjakan
Smith, 2010). Berdasarkan hasil data yang diperoleh dapat diketahui bahwa wanita
dan bersedia membantu istri ketika membutuhkan bantuan, serta mampu merawat
istrinya ketika sedang sakit. Hal tersebut menunjukkan dengan adanya dukungan
instrumental yang diberikan oleh suami yang berupa ikut membantu tugas istri
dirumah dapat mencapai keseimbangan keterlibatan pada wanita yang bekerja yang
mana akan membuat seorang wanita yang bekerja merasa terbantu dan membuat
pekerjaannya menjadi lebih ringan, sehingga upaya wanita yang bekerja dalam
maksimal.
saran, arahan, atau feedback yang dapat membantu seseorang untuk menemukan
jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi (Sarafino & Smith, 2010).
Mengacu pada hasil penelitian yang telah dilakukan, maka terlihat bahwa ketika
wanita yang bekerja mengambil suatu keputusan maka suami dapat memberikan
saran yang terbaik, dan mampu memberikan kritik yang membangun. Hal ini
menujukkan dengan adanya dukungan informasi yang diberikan suami pada wanita
pilihan, membuat istri tidak harus kehabisan banyak tenaga dan waktu untuk
konflik dalam peran di pekerjaan dan keluarga (Julianty & Prasetya, 2016).
(Sarafino & Smith, 2010). Mengacu pada hasil penelitian yang telah dilakukan,
maka terlihat bahwa wanita yang bekerja merasa suami mampu berbagi suka duka
dalam menjalani kehidupan rumah tangga, dan apabila wanita yang bekerja sedang
keluar. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya dukungan ini, dapat mencapai
keseimbangan keterlibatan pada wanita yang bekerja karena membuat wanita yang
bekerja tidak merasa sendiri dalam menjalankan suatu aktivitas karena ada suami
dengan istrinya.
suami tinggi, maka akan memiliki work family balance yang tinggi pula. Hal ini
dengan work family balance sehingga semakin tinggi dukungan sosial suami yang
dimiliki wanita bekerja maka akan semakin tinggi pula work family balance pada
wanita yang bekerja. Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial suami yang
dimiliki wanita bekerja maka akan semakin rendah pula work family balance pada
dukungan sosial suami subjek berada pada kategori tinggi, yaitu sebanyak 33
subjek (62%), kemudian 20 subjek (38%) berada pada kategori sedang, dan tidak
ada subjek yang berada pada kategori rendah. Selain itu, diketahui pula bahwa
sumbangan efektif dukungan sosial suami terhadap work family balance pada
wanita yang bekerja yaitu sebesar 0.580 atau 58% dan sisanya 42% dipengaruhi
oleh salah satu faktor lain, diantaranya yaitu persepsi dukungan organisasi
Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini yaitu terdapat hubungan
positif antara family supportive supervision behaviors dengan work family balance
pada wanita yang bekerja diperoleh koefisien korelasi (rxy) sebesar 0.422 dengan
p = 0.001 (p < 0.010) artinya hipotesis 2 (dua) dalam penelitian ini diterima. Hal
tersebut sesuai dengan hipotesis yang diajukan peneliti bahwa semakin tinggi
family supportive supervision behaviors maka semakin tinggi work family balance
pada wanita yang bekerja. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah family
supportive supervision behaviors maka semakin rendah work family balance pada
supervision behaviors adalah perilaku suportif dari atasan pada keadaan keluarga
support, role modelling behaviots, instrumental support, dan creative work family
68
management.
menyelesaikan konflik yang terjadi antara pekerjaan ataupun keluarga. Hal ini
sendiri bagi karyawan, kebutuhan emosi dapat membantu wanita bekerja menjadi
lebih optimal, dan lebih fokus dalam menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan. Selain
itu, perasaan nyaman, dan berharga juga membuat wanita yang bekerja kembali ke
rumah dalam menghadapi peran di keluarga dan tugas di rumah dengan emosi yang
dengan kebijakan yang telah ditetapkan (Hammer, Kossek, Yragui, Bodner &
keseimbangan waktu dan mengelola tanggung jawab dalam peran pekerjaan dan
tanggung jawab di pekerjaan dan keluarga (Hammer, Kossek, Yragui, Bodner &
Hansen, 2009). Mengacu pada hasil penelitian yang telah dilakukan, role modeling
behavior ini digambarkan dengan atasan merupakan contoh yang baik dalam
atasan mampu mencontohkan bagaimana cara membagi waktu untuk pekerjaan dan
waktu untuk keluarga. Hal ini menujukkan dengan adanya perilaku yang
masalah yang terkait dengan pekerjaan dan keluarga dapat menambah wawasan,
terbiasa dan mampu untuk menyelesaikan masalah baik di tempat kerja maupun
dirumah.
kebutuhan karyawan dan organisasi (Hammer, Kossek, Yragui & Bodner, 2011).
70
dapat diatur untuk saling menguntungkan, atasan juga kreatif dalam menempatkan
tugas pekerjaan untuk membantu divisi agar dapat bekerja lebih baik dalam sebuah
tim, dan atasan mampu mengelola suatu divisi sebagai tim yang utuh untuk
menimbulkan rasa aman karena karyawan merasa diperhatikan dan menjadi bagian
dalam pekerjaan dan keluarga karena dapat membuat karyawan merasa nyaman,
dapat belajar dalam menghadapi dan mengatasi masalah terkait tuntutan peran di
supervision behaviors tinggi, maka akan memiliki work family balance yang tinggi
pula. Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
tinggi family supportive supervision behaviors yang dimiliki wanita bekerja maka
akan semakin tinggi pula work family balance pada wanita yang bekerja.
wanita bekerja maka akan semakin rendah pula work family balance pada wanita
71
yang bekerja.
sedang, dan 1 subjek (2%) berada pada kategori rendah. Selain itu, diketahui pula
bahwa sumbangan efektif dukungan sosial suami terhadap work family balance
pada wanita yang bekerja yaitu sebesar 0.178 atau 17.8% dan sisanya 82.2%
dipengaruhi oleh salah satu faktor lain, diantaranya yaitu persepsi dukungan
dukungan sosial suami dengan work family balance diperoleh koefisien korelasi
(rxy) sebesar 0.762 dengan p = 0.000 (p < 0.010), dengan sumbangan efektif
sebesar 0.580 atau 58% dari dukungan sosial suami untuk work family balance
yang bekerja diperoleh koefisien korelasi (rxy) sebesar 0.422 dengan p = 0.001
(p < 0.010), dengan sumbangan efektif sebesar 0.178 atau 17.8% dari family
PENUTUP
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara dukungan sosial suami
dengan work family balance pada wanita yang bekerja rxy = 0.762 dengan p = 0.000
(p < 0.010), hal ini menunjukkan bahwa seorang wanita bekerja yang memiliki
mampu memberi kritik yang membangun, dan suami mampu berbagi suka duka
saran, dan rasa kebersamaan dari suami yang diberikan akan memberikan dampak
yang positif karena dapat menjadikan wanita yang bekerja memiliki work family
supervision behaviors dengan work family balance pada wanita yang bekerja rxy =
0.422 dengan p = 0.001 (p < 0.010). Ketika seseorang memiliki family supportive
supervision behaviors yang tinggi maka akan membuat wanita yang bekerja
dalam mengatur jadwal, atasan juga merupakan contoh yang baik dalam
72
73
menempatkan tugas pekerjaan untuk membantu divisi agar dapat bekerja lebih baik
dalam sebuah tim. Adanya perhatian, rasa peduli, pemberian contoh, dan sikap
kreatif dari atasan akan memberikan dampak yang positif karena dapat menjadikan
B. Saran
sebagai berikut :
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, wanita yang bekerja akan terus
wanita yang bekerja dapat memiliki work family balance yang tinggi pula.
2. Bagi suami
Analisis lebih lanjut dalam penelitian ini yaitu pada dukungan suami
yang bekerja berada pada tingkat paling rendah, maka untuk meningkatkan
work family balance pada wanita yang bekerja, peneliti menyarankan kepada
yang penuh agar istri merasa diperhatikan oleh suami, bersikap peduli ketika
3. Bagi atasan
Analisis lebih lanjut dalam penelitian ini yaitu pada family supportive
yang dirasakan oleh wanita yang bekerja berada pada tingkat paling rendah,
maka untuk meningkatkan work family balance pada wanita yang bekerja,
faktor lain yang mempengaruhi work family balance berdasarkan hasil dari
ini. Selain itu, diharapkan peneliti selanjutnya dapat ikut langsung menyebar
DAFTAR PUSTAKA
Aycan, Z., & Eskin, M. (2005). Relative contributions of childcare, spousal support,
and organizational support in reducing work–family conflict for men and
women: the case of Turkey. Sex Roles. 53 (7), 453-471.
Dewi, E. M. P., & Saman, A. (2010). Peran motivasi kerja dan dukungan suami
terhadap stress konflik peran ganda dan kepuasan perkawinan. Jurnal Ilmiah
Psikologi, 3 (2), 169-177.
Duxburry, L., Higgins, C. (2001). Work life balance in the new millenium: where
are we? Where do we need to go? Work network. Canadian Policy Research
Networks, Inc.
Eisenberger, R., Stinglhamber, F., Vandenberghe, C., Sucharski, I., & Rhoades, L.
76
Greenglass, E., Fiksenbaum, L., & Eaton, J. (2006). The relationship between
coping, social support, function of disability and depression in the elderly.
Journal Routledge Taylor and Francis Group, 19 (1), 15-31.
Greenhaus, J.H., Collins, K.M & Shaw, J. (2003). The relation between work family
balance and quality of life. Journal of Vacational Behavior, 63 (3), 510-531.
Hammer, L. B., Kossek E. E., Yragui, N. L., Bodner, T. E., & Hanson, G. C. (2009).
Development and validation of a multimensional measure of family
supportive supervisor behaviors (FSSB). Journal of Management, 35 (4),
837-856.
Hammer, L. B., Kossek, E. E., Zimmerman, K., & Daniels, R. (2007). Clarifying
the construct of family supportive supervisory behaviors (FSSB): A
multilevel perspective. Research in Occupational Stress and Well Being, 6,
165-204.
77
Hanifia, C., & Ratnaningsih, Ika. K. (2018). Hubungan antara persepsi dukungan
organisasi dengan keseimbangan kerja-keluarga pada dosen wanita di
Universitas Diponegoro Semarang. Jurnal Empati, 7 (1), 130-135.
Handayani, A., Afiatin, T., Adiyanti, M. G., & Himam, F. (2015). Factors impacting
work family balance of working mothers. Anima Indonesian Psychologycal
Journal, 30 (4), 178-190.
Hudson. (2005). The Case for Work/Life Balance Chosing the gap Between Policy
and Practice. Hudson Highland Group, Inc.
Julianty & Prasetya. (2016). Hubungan antara dukungan sosial suami dengan
konflik peran ganda guru wanita di kabupaten Halmahera Barat. Jurnal
Psikologi Perseptual, 1 (1), 27-39.
Kalliath, T & Brough, P. (2008). Work life balance: A review of the meaning of the
balance construct. Journal of Management & Organization, 14 (3), 323-531.
Kim, Sherman & Taylor. (2008). Culture and social support. Journal of American
Psychological Asociation, 63 (6), 518-526.
Kumolohadi, R. (2001). Tingkat stress dosen perempuan UII ditinjau dari dukungan
suami. Jurnal Psikologika, 12 (6), 33-35.
Melati, R., & Raudatussalamah. (2012). Hubungan dukungan sosial suami dengan
78
Novenia, D., & Ratnaningsih. I., Z. (2017). Hubungan antara dukungan sosial suami
dengan work family balance pada guru wanita di SMA negeri kabupaten
Purworejo. Jurnal Empati, 6 (1), 97-103.
Parasuraman, S., Purohit, Y. S., Godshalk, V. M., & Beutell, N. J. (1996). Work
and family variables, entrepreneurial career success and psychological well-
being. Journal of Vocational Behavior, 48 (3), 275-300.
Poulose, S., & Sudarsan, N. (2014). Work life balance: a conceptual review.
International Journal of Advances in Management and Economics, 3 (2), 1–
17.
Priyatno, D. (2010). Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian
dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Gaya Media.
Rahmadita, I. (2013). Hubungan antara konflik peran ganda dan dukungan sosial
pasangan dengan motivasi kerja pada karyawati di rumah sakit Abdul Rivai-
Berau. eJournal Psikologi, (1), 58-68.
Rhoades, L., Eisenberger, R., & Armeli, S. (2001). Affective commitment to the
organization: The contribution of perceived organizational support. Journal
of Applied Psychology, 86 (5), 825 – 836.
Utami, K. P., & Wijaya, Y. D. (2018). Hubungan dukungan sosial pasangan dengan
konflik pekerjaan-keluarga pada ibu bekerja. Jurnal Psikologi, 16 (1), 1-8.
Wulandari, J. (2015). Tinjuan tentang konflik peran ganda dan dukungan sosial
suami terhadap stres kerja (studi pada dosen perempuan fakultas ilmu sosial
dan ilmu politik di Universitas Lampung). Journal Ecodemica, 3 (1), 417-
80
434.
Yanita & Zamralita. (2001). Persepsi perempuan primipara tentang dukungan sosial
suami dalam usaha menanggulangi gejala depresi pasca salin. Phronesis, 3
(5), 47.
81
82
SKALA PENELITIAN
PENGANTAR
Hormat saya,
Usia :
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat beberapa pertanyaan yang menggambarkan keadaan Ibu saat
ini. Bacalah setiap pernyataan dengan cermat dan pilihlah jawaban yang Ibu
anggap paling sesuai dengan keadaan diri. Ibu diminta untuk memilih salah satu
dari empat jawaban dengan memberi tanda centang ( ) pada lembar jawab.
Jika terjadi kesalahan, Ibu dapat memberikan tanda sama dengan ( = ) pada
jawaban yang salah dan kembali memilih jawaban yang Ibu anggap sesuai.
SS = Sangat Sesuai
S = Sesuai
TS = Tidak Sesuai
STS = Sangat Tidak Sesuai
No Pernyataan SS S TS STS
SELAMAT MENGERJAKAN ☺
85
SKALA I
SKALA II
SKALA III
Terima Kasih ☺
90
Lampiran 3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Work Family Balance
Reliability Statistics
.802 24
Item Statistics
A1 2.90 .573 60
A2 3.18 .469 60
A3 2.88 .555 60
A4 3.05 .429 60
A5 3.20 .403 60
A6 3.25 .474 60
A7 2.95 .467 60
A8 3.03 .367 60
A9 2.95 .429 60
A10 2.93 .446 60
A11 3.07 .406 60
A12 2.80 .708 60
A13 3.03 .317 60
A14 2.92 .462 60
A15 3.25 .474 60
A16 3.23 .533 60
A17 2.78 .585 60
A18 2.92 .497 60
A19 3.08 .497 60
A20 3.15 .404 60
A21 3.32 .504 60
A22 2.95 .502 60
A23 2.98 .469 60
A24 2.97 .637 60
95
Item-Total Statistics
Scale Statistics
Lampiran 4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Work Family Balance
Reliability Statistics
.798 17
Item Statistics
A1 3.22 .415 60
A2 3.25 .508 60
A3 3.23 .465 60
A4 3.10 .477 60
A5 3.03 .450 60
A8 3.18 .504 60
A11 3.07 .406 60
A13 2.80 .546 60
A15 3.15 .481 60
A16 3.08 .381 60
A17 3.02 .390 60
A18 3.30 .561 60
A20 3.27 .548 60
A21 3.07 .516 60
A22 2.63 .688 60
A23 3.05 .534 60
A24 3.03 .551 60
97
Item-Total Statistics
Scale Statistics
Reliability Statistics
.876 24
Item Statistics
A1 3.22 .415 60
A2 3.25 .508 60
A3 3.23 .465 60
A4 3.10 .477 60
A5 3.03 .450 60
A6 3.17 .376 60
A7 3.10 .477 60
A8 3.18 .504 60
A9 3.22 .454 60
A10 3.25 .437 60
A11 3.07 .406 60
A12 3.32 .469 60
A13 2.80 .546 60
A14 3.32 .504 60
A15 3.15 .481 60
A16 3.08 .381 60
A17 3.02 .390 60
A18 3.30 .561 60
A19 3.22 .524 60
A20 3.27 .548 60
A21 3.07 .516 60
A22 2.63 .688 60
A23 3.05 .534 60
A24 3.03 .551 60
103
Item-Total Statistics
Scale Statistics
Reliability Statistics
.894 21
Item Statistics
A1 3.22 .415 60
A2 3.25 .508 60
A3 3.23 .465 60
A4 3.10 .477 60
A5 3.03 .450 60
A6 3.17 .376 60
A7 3.10 .477 60
A8 3.18 .504 60
A9 3.22 .454 60
A10 3.25 .437 60
A12 3.32 .469 60
A14 3.32 .504 60
A15 3.15 .481 60
A16 3.08 .381 60
A17 3.02 .390 60
A18 3.30 .561 60
A19 3.22 .524 60
A20 3.27 .548 60
A21 3.07 .516 60
A23 3.05 .534 60
A24 3.03 .551 60
105
Item-Total Statistics
Scale Statistics
Reliability Statistics
.873 16
Item Statistics
A1 2.78 .585 60
A2 2.48 .596 60
A3 2.97 .520 60
A4 3.12 .324 60
A5 2.35 .659 60
A6 2.53 .650 60
A7 2.97 .450 60
A8 2.75 .541 60
A9 2.72 .585 60
A10 2.95 .534 60
A11 2.95 .594 60
A12 2.93 .516 60
A13 2.88 .524 60
A14 3.10 .399 60
A15 2.98 .504 60
A16 3.03 .450 60
111
Item-Total Statistics
Scale Statistics
Lampiran 10. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Family Supportive
Reliability Statistics
.912 12
Item Statistics
A1 2.78 .585 60
A3 2.97 .520 60
A4 3.12 .324 60
A5 2.35 .659 60
A9 2.72 .585 60
A10 2.95 .534 60
A11 2.95 .594 60
A12 2.93 .516 60
A13 2.88 .524 60
A14 3.10 .399 60
A15 2.98 .504 60
A16 3.03 .450 60
113
Item-Total Statistics
Scale Statistics
SKALA PENELITIAN
PENGANTAR
Hormat saya,
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat beberapa pertanyaan yang menggambarkan keadaan Ibu saat
ini. Bacalah setiap pernyataan dengan cermat dan pilihlah jawaban yang Ibu
anggap paling sesuai dengan keadaan diri. Ibu diminta untuk memilih salah satu
dari empat jawaban dengan memberi tanda centang ( ) pada lembar jawab.
Jika terjadi kesalahan, Ibu dapat memberikan tanda sama dengan ( = ) pada
jawaban yang salah dan kembali memilih jawaban yang Ibu anggap sesuai.
SS = Sangat Sesuai
S = Sesuai
TS = Tidak Sesuai
No Pernyataan SS S TS STS
SELAMAT MENGERJAKAN ☺
118
SKALA I
14. Saya bersyukur atas apa yang telah saya pilih yakni
sebagai pekerja sekaligus sebagai ibu rumah tangga
15. Pekerjaan menjadi terbengkalai karena saya memilih
melewatkan waktu senggang untuk bersantai bersama
keluarga
16. Saya melewatkan acara keluarga karena pekerjaan
saya
17. Saya mengabaikan keluarga karena harus mengikuti
acara yang diadakan oleh tempat kerja
SKALA II
SKALA III
Descriptive Statistics
Family Supportive
Supervision Behaviors 53 25 23 48 37.21 6.008 36.091
Valid N (listwise) 53
Statistics
Supervision
Behaviors
Valid 53 53 53
N
Missing 0 0 0
Mode 50a 82 36
Range 28 37 25
Minimum 39 46 23
Maximum 67 83 48
Cases
Dukungan Sosial
53 100.0% 0 0.0% 53 100.0%
Suami
Family Supportive
53 100.0% 0 0.0% 53 100.0%
Supervision Behaviors
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Dukungan Sosial
Suami .107 53 .186 .954 53 .039
Family Supportive
.240 53 .000 .902 53 .000
Supervision Behaviors
Descriptives
Cases
ANOVA Table
Suami
Within Groups 485.762 27 17.991
Total 2744.792 52
Measures of Association
Work Family
Balance * Dukungan .762 .580 .907 .823
Sosial Suami
139
ANOVA Table
Total 2744.792 52
Measures of Association
Correlations
Correlations