Anda di halaman 1dari 11

Am Modulator

Disusun oleh:
Muhammad Fiqri Firmansyah (20)
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Pada dasarnya modulasi secara garis besar terbagi atas modulasi analog dan
modulasi digital. Perbedaaan mendasar antara modulasi analog dan digital terletak
pada bentuk sinyal informasinya. Pada modulasi analog, sinyal informasinya
berbentuk analog dan sinyal cariernya analog. Sedangkan pada modulasi digital,
sinyal informasinya berbentuk digital dan sinyal cariernya analog.
Orientasi pada penulisan makalah ini adalah pada modulasi analog, dimana
pada modulasi analog masih dibagi lagi atas modulasi linier dan modulasi
nonlinier. Amplitude Modulation (AM), Frequency Modulation (FM) dan Phase
Modulation (PM) adalah jenis modulasi yang termasuk dalam kategori modulasi
analog. Lebih rincinya Amplitude Modulation termasuk dalam modulasi analog-
linier. Sedangkan Frequency Modulation dan Phase Modulation termasuk dalam
modulasi analog-nonlinier.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan pada penulisan makalah kali ini, yaitu :
a. Mengetahui apa itu modulasi
b. Mengetahui jenis-jenis modulasi
c. Mengetahui bagaimana bentuk gelombang yang termodulasi

1.3. Batasan Masalah


Pada makalah ini agar penjelasan dan penjabaran dari perumusan masalah
tidak terlalu melebar maka dibuatlah batasan masalah pada makalah ini, yaitu
makalah ini hanya membahas mengenai modulasi amplitudo.

1.4. Tujuan Penulisan


Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat mengetahui mengenai
pengertian modulasi amplitudo, pembangkitan Amplitudo Modulation, indeks
modulasi, spektrum, distribusi daya dan analisis sinyal AM.
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Modulasi
Modulasi merupakan proses penumpangan sinyal informasi terhadap sinyal
carrier (pembawa) dimana parameter sinyal pembawa atau sinyal carrier digubah-
ubah terhadap yang lain (yaitu sinyal pemodulasi yang berupa sinyal informasi).
Sinyal informasi dapat berbentuk sinyal audio, sinyal video, atau sinyal yang lain.
Berdasarkan parameter sinyal yang diubah-ubah, modulasi dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis:
a. Modulasi amplitudo (AM, Amplitudo Modulation)
Pada modulasi amplitudo, sinyal pemodulasi atau sinyal informasi
mengubah-ubah amplitudo sinyal pembawa. Besarnya amplitudo sinyal
pembawa akan berbanding lurus dengan amplitudo sinyal pemodulasi.
b. Modulasi frekuensi (FM, Frequency Modulation)
Pada modulasi frekuensi, sinyal pemodulasi atau sinyal informasi
mengubah-ubah frekuensi sinyal pembawa. Besarnya frekuensi sinyal
pembawa akan berbanding lurus dengan amplitudo sinyal pemodulasi.
c. Modulasi Fasa (PM, Phase Modulation)
Pada modulasi fasa, sinyal pemodulasi atau sinyal informasi mengubah-
ubah fasa sinyal pembawa. Besarnya fasa sinyal pembawa akan berbanding
lurus dengan amplitudo sinyal pemodulasi.

2.2. Tujuan Modulasi


Tujuan dari modulasi adalah untuk memindahkan posisi spektrum dari
sinyal data, dari pita spektrum yang rendah (base band) ke pita spektrum yang
jauh lebih tinggi (band pass). Hal ini dilakukan pada transmisi data tanpa kabel
(dengan antena), yang mana dengan membesarnya frekuensi data yang dikirim,
maka dimensi antenna yang digunakan akan mengecil.
Contoh: data 1 berfrekuensi 𝑓1 = 3 𝑘𝐻𝑧 → panjang gelombangnya
3.108 𝑚⁄𝑠
λ1 = = 100 𝑘𝑚
3.103 1⁄𝑠

data 2 berfrekuensi 𝑓2 = 300 𝑀𝐻𝑧 → panjang gelombangnya


3.108 𝑚⁄𝑠
λ2 = =1𝑚
3.108 1⁄𝑠
Dengan contoh di atas, transmisi data 1 menjadi problematik, sedangkan
data 2 lebih mudah untuk ditransmisikan.
Kegunaan lain dari modulasi adalah, dengannya dimungkinkan proses
pengiriman data/informasi melalui suatu media yang sama secara bersamaan
Proses modulasi terjadi dengan melakukan variasi pada salah satu besaran
karakteristik dari sinyal pembawa (yang berfrekuensi tinggi) seirama dengan
sinyal data (yang berfrekuensi rendah). Sinyal pembawa yang telah dimodulasikan
ini di sebut sinyal termodulasi. Sinyal data disebut juga sinyal pemodulasi. Alat,
di mana proses modulasi ini terjadi, disebut juga modulator.

2.3. Modulasi Amplitudo


Modulasi Amplitudo (AM) adalah penumpangan sinyal informasi terhadap
sinyal carrier (pembawa) dimana amplitudo sinyal carrier akan berubah-ubah
mengikuti perubahan amplitudo sinyal informasinya. Dibandingkan dengan FM
(Modulasi Frekuensi) AM mempunyai kelebihan diantaranya adalah jarak
transmisi AM lebih jauh dibandingkan FM. Namun AM lebih rentan terkena noise
dibandingkan dengan FM. Oleh karena itu satsiun radio yang sering kita dengar
kebanyakan menggunakan FM karena suara yang dihasilkan melalui transmisi
menggunakan FM lebih jernih.
Seperti telah dijelaskan di atas, pada modulasi amplitudo besarnya
amplitudo sinyal pembawa akan diubah-ubah oleh sinyal pemodulasi sehingga
besarnya sebanding dengan amplitudo sinyal pemodulasi tersebut. Frekuensi
sinyal pembawa biasanya jauh lebih tinggi daripada frekuensi sinyal pemodulasi.
Frekuensi sinyal pemodulasi biasanya merupakan sinyal pada rentang frekuensi
audio (AF, Audio Frequency) yaitu antara 20 Hz sampai denan 20 kHz.
Sedangkan frekuensi sinyal pembawa biasanya berupa sinyal radio (RF, Radio
Frequency) pada rentang frekuensi tengah (MF, Mid-Frequency) yaitu antara 300
kHz sampai dengan 3 Mhz. Untuk mempermudah pembahasan, hanya akan
didiskusikan modulasi dengan sinyal sinus.
Gambar 2.1. Bagan Modulasi

Jika sinyal pemodulasi dinyatakan sebagai 𝑒𝑚 = 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛 ω𝑚 𝑡 dan sinyal


pembawanya dinyatakan sebagai 𝑒𝑐 = 𝑉𝑐 𝑠𝑖𝑛 ω𝑐 𝑡, maka sinyal hasil modulasi
disebut sinyal termodulasi atau 𝑒𝑚 . Berikut ini adalah analisis sinyal termodulasi AM.

𝑒𝐴𝑀 = 𝑉𝑐 (1 + 𝑚 𝑠𝑖𝑛 ω𝑚 𝑡) 𝑠𝑖𝑛 ω𝑐 𝑡


= 𝑉𝑐 𝑠𝑖𝑛 ω𝑐 𝑡 + 𝑚 𝑉𝑐 𝑠𝑖𝑛 ω𝑐 𝑡 𝑠𝑖𝑛 ω𝑚 𝑡
1 1
= 𝑉𝑐 𝑠𝑖𝑛 ω𝑐 𝑡 + 𝑚 𝑉𝑐 𝑐𝑜𝑠 (ω𝑐 − ω𝑚 ) 𝑡 − 𝑚 𝑉𝑐 𝑐𝑜𝑠 (ω𝑐 + ω𝑚 ) 𝑡
2 2
dengan
𝑒𝐴𝑀 : sinyal termodulasi AM
𝑒𝑚 : sinyal pemodulasi
𝑒𝑐 : sinyal pembawa
𝑉𝑐 : amplitudo maksimum sinyal pembawa
𝑉𝑚 : amplitudo maksimum sinyal pemodulasi
m : indeks modulasi AM
ω𝑐 : frekuensi sudut sinyal pembawa (radian/detik)
ω𝑚 : frekuensi sudut sinyal pemodulasi(radian/detik)

Hubungan antara frekuensi sinyal dalam hertz dengan frekuensi sudut dinyatakan
sebagai:
ω=2πf
Komponen pertama sinyal termodulasi AM 𝑉𝑐 𝑠𝑖𝑛 ω𝑐 𝑡 disebut komponen
1
pembawa, komponen kedua ( yaitu 2
𝑚 𝑉𝑐 𝑐𝑜𝑠 (ω𝑐 − ω𝑚 ) 𝑡 ) disebut komponen

bidang sisi bawah atau LSB (Lower Side Band), dan komponen ketiga ( yaitu
1
2
𝑚 𝑉𝑐 𝑐𝑜𝑠 (ω𝑐 + ω𝑚 ) 𝑡 ) disebut komponen bidang sisi atas atau USB (Upper
Side Band). Komponen pembawa mempunyai frekuensi sudut sebesar ω𝑐 ,
komponen LSB mempunyai frekuensi sudut sebesar ω𝑐 − ω𝑚 , dan komponen
USB mempunyai frekuensi sudut sebesar ω𝑐 + ω𝑚 .
Gambar 2.2. memperlihatkan sinyal informasi (pemodulasi), sinyal
pembawa, dan sinyal termodulasi AM.

Gambar 2.2.

(a) Sinyal pemodulasi


(b) Sinyal pembawa
(c) Sinyal termodulasi AM

Pada gambar 2.3. diperlihatkan spektrum frekuensi gelombang termodulasi


AM yang dihasilkan oleh spektrum analyzer. Harga amplitudo masing-masing
bidang sisi dinyatakan dalam harga mutlaknya.
Gambar 2.3. Spektrum Frekuensi Sinyal Termodulasi AM

2.4. Jenis-Jenis Modulasi Amplitudo


Adapun beberapa jenis dari modulasi amplitudo, yaitu:
 AM SSB (Single Sideband) adalah salah satu jenis modulasi amplitudo
dimana spektrum frekuensi yang dipancarkan hanya salah satu dari
spektrum frekuensi AM yaitu frekuensi LSB (Lower Sideband) atau
frekuensi USB (Upper Sideband) saja.
 AM DSBFC (Double Sideband Full Carrier) disebut juga full AM
dimana spektrum yang dipancarkan adalah spektrum frekuensi AM yaitu
frekuensi LSB dan frekuensi USB. Bandwidth sinyal termodulasinya
adalah sama dengan dua kali sinyal informasinya.
 AM DSBSC (Double Sideband Supprised Carrier) adalah jenis
modulasi amplitudo dimana spektrum frekuensi carrier di tekan mendekati
nol.
 AM VSB (Vestigial Sideband) sering digunakan pada industri televisi
komersial untuk transmisi dan penerimaan sinyal video. Pada VSB
sebagian komponen LSB ikut di transmisikan dengan komponen USB dan
komponen pembawa.
Nah, itulah beberapa jenis-jenis dari modulasi amplitudo (AM). Setelah kita
mengetahui jenis-jenis modulasi AM, ada satu hal yang paling dominan di semua
jenis-jenis dari modulasi AM. Hal ini adalah sideband.
Sideband adalah beberapa komponen yang ada di setiap proses modulasi.
Contohnya pada AM SSB maka sideband yang di transmisikan adalah sideband
frekuensi LSB atau USB saja. Tentunya di suatu sistem terdapat juga transmisi
sideband. Nah, yang akan kita bahas selanjutnya adalah proses pada transmisi
sideband

Gambar 2.4. Proses Transmisi Sideband

Dari gambar diatas terlihat bahwa audio input masuk ke audio input filter. di
dalam audio input filter sinyal masukan akan di filter sehingga menghasilkan
sinyal dengan frekuensi di bawah 3400 Hz, kemudian sinyal akan masuk ke audio
amplifier agar amplitudo sinyal dapat dikuatkan, kemudian sinyal akan masuk ke
amplitudo modulator, disini terjadi proses modulasi dimana terjadi penumpangan
sinyal informasi ke sinyal carrier. Kemudian sinyal yang termodulasi akan masuk
ke output filter. di output filter sinyal termodulasi akan di filter sehingga
menghasilkan sinyal AM dengan satu sideband saja. Baik itu LSB maupun USB.

2.5. Indeks Modulasi Amplitudo


Derajat modulasi merupakan parameter penting dan juga sering disebut
indeks modulasi AM, dinotasikan dengan m. Parameter ini merupakan
perbandingan antara amplitudo puncak sinyal pemodulasi (𝑉𝑚 ) dengan amplitudo
puncak sinyal pembawa (𝑉𝑐 ). Besarnya indeks modulasi mempunyai rentang
antara 0 dan 1. Indeks modulasi sebesar nol, berarti tidak ada pemodulasian,
sedangkan indeks modulasi sebesar satu merupakan pemodulasian maksimal yang
dimungkinkan.
Besarnya indeks modulasi AM dinyatakan dengan persamaan:
𝑉𝑚
𝑚=
𝑉𝑐
Indeks modulasi juga dapat dinyatakan dalam persen dan dinotasikan
dengan M,
𝑉𝑚
𝑀= × 100%
𝑉𝑐
2.6. Sampul Gelombang Termodulasi AM
Pada sub bab ini akan dibahas tentang persamaan yang menyatakan
amplitudo gelombang termodulasi AM. Ini juga dikenal sebagai sampul
gelombang termodulasi AM. Sampul ini merupakan garis imaginer yang digambar
antara nilai-nilai puncak pada setiap siklus, memberikan bentuk yang ekivalen
dengan bentuk tegangan pemodulasi.
𝑒𝑠𝑎𝑚𝑝𝑢𝑙 = 𝑉𝑐 + 𝑒𝑚
= 𝑉𝑐 + 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛 ω𝑚 𝑡
Oleh karena 𝑉𝑚 = 𝑚 𝑉𝑐 maka persamaan tersebut dapat dinyatakan
sebagai:
𝑒𝑠𝑎𝑚𝑝𝑢𝑙 = 𝑉𝑐 + 𝑚 𝑉𝑐 𝑠𝑖𝑛 ω𝑚 𝑡
= 𝑉𝑐 (1 + 𝑚 𝑠𝑖𝑛 ω𝑚 𝑡) → sampul positif
= − 𝑉𝑐 (1 + 𝑚 𝑠𝑖𝑛 ω𝑚 𝑡) → sampul negatif

Pada gambar 2.4. memperlihatkan contoh sampul positif dan negatif, jika 𝑉𝑐 =
2 Volt, 𝑉𝑚 = 1,06 Volt, 𝑚 = 0.53 .

Gambar 2.5. Sampul Gelombang Termodulasi AM

2.7. Contoh Soal dan Penyelesaian


1. Sinyal pembawa sinusoidal dengan frekuensi 3 kHz mempunyai amplitude
puncak 2 Volt dimodulasi AM oleh sinyal audio 750 Hz yang mempunyai
amplitude puncak 750 mV. Tentukan:
a. Indeks modulasi AM
b. Spektrum frekuensi gelombang termodulasi AM

Penyelesaian:
a. Indeks modulasi AM-nya adalah:
𝑉𝑚
𝑚=
𝑉𝑐
750 × 10−3
=
2
= 0,375
Atau dapat juga dinyatakan dalam persen, yaitu :
𝑀 = 𝑚 × 100 %
= 0.375 × 100 %
= 37.5 %

b. Persamaan gelombang termodulasi AM-nya sbb:


𝑉𝑐 𝑉𝑐
𝑒𝐴𝑀 = 𝑉𝑐 sin 2πf𝑐 𝑡 + 𝑚 𝑐𝑜𝑠 (ω𝑐 − ω𝑚 ) 𝑡 − 𝑚 𝑐𝑜𝑠 (ω𝑐 + ω𝑚 ) 𝑡
2 2
𝑉𝑐 𝑉𝑐
𝑒𝐴𝑀 = 𝑉𝑐 sin 2πf𝑐 𝑡 + 𝑚 𝑐𝑜𝑠 (2πf𝑐 − 2πf𝑚 ) 𝑡 − 𝑚 𝑐𝑜𝑠 (2π𝑓𝑐 + 2πf𝑚 ) 𝑡
2 2
Dengan mengganti ω dengan 2πf, maka
2
𝑒𝐴𝑀 = 2 sin 2π3000t + 0.375 𝑐𝑜𝑠 (2π3000 − 2π750) 𝑡
2
2
− 0.385 𝑐𝑜𝑠 (2π3000 + 2π750) 𝑡
2
𝑒𝐴𝑀 = 2 sin 6000πt + 0.375 𝑐𝑜𝑠 (4500π) 𝑡 − 0.375 𝑐𝑜𝑠 (7500π) 𝑡

Dari persamaan tersebut, dapat diketahui bahwa komponen pembawa


mempunyai amplitudo 2 Volt dengan ω = 6000π. Komponen LSB
mempunyai amplitudo 0,375 Volt dengan ω = 4500π. Komponen USB
mempunyai amplitudo 0,375 Volt dengan ω = 7500π.
PENUTUPAN

3.1. Kesimpulan
Dari hasil makalah yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa :
1. Modulasi Amplitudo adalah jenis modulasi dengan mengubah amplitude
sinyal carier sedangkan frekuensi dan fasenya tetap.
2. Perubahan frekuensi carrier menetukan frekuensi sinyal AM yang akan
ditransmisikan. Perubahan frekuensi carrier hanya merubah sinyal hasil
modulasi.
3. Modulasi amplitude memiliki tiga komponen, yaitu komponen pembawa,
komponen bidang sisi atas, dan komponen bidang sisi bawah.
4. Modulasi amplitude mempunyal jarak jangkuan yang jauh karena
memiliki panjang gelombang yang besar, namun membuat sinyal AM ini
lebih mudah terganggu oleh noise.

Anda mungkin juga menyukai