Judul Indikator Judul singkat yang spesifik mengenai indikator apa
yang akan diukur
Dasar pemikiran Dasar pemilihan indikator untuk diukur
Dimensi Mutu Prinsip atau tujuan prioritas dalam memberikan
pelayanan yang meliputi efektif (effective), keselamatan pasien (safe), berorientasi kepada pasien (people-centred), tepat-waktu (timely), efisien (efficient), adil (Equitable) dan terintegrasi (Integrated).
Tujuan suatu hasil yang ingin dicapai dengan melakukan
pengukuran indikator. Definisi Operasional batasan pengertian yang dijadikan pedoman dalam melakukan pengukuran indikator untuk menghindari kerancuan.
Tipe Indikator Struktur : untuk menilai apakahlaboratorium
memiliki kemampuan sumber daya yang cukup untuk memberikan pelayanan kepada pasien
Proses : untuk menilai apa yang dikerjakan staf
Rumah Sakit dan bagaimana pelaksanaan pekerjaannya
Output: untuk menilaihasildari proses yang
dilaksanakan
Outcome :untuk menilai dampak layanan yang
diberikan terhadap pasien.
Satuan Pengukuran Standar atau dasar ukuran yang digunakan (KBBI)
Contoh: rasio, persentase, rate dan satuan waktu. Numerator (pembilang) Jumlah subjek atau kondisi yang ingin diukur dalam populasi atau sampel yang memiliki karakteristik tertentu Denominator (penyebut) Semua peluang yang ingin diukur dalam populasi atau sampel.
Target Pencapaian Sasaran yang telah ditetapkan untuk dicapai (KBBI)
Kriteria: Kriteria inklusi: Karakteristik Subjek yang memenuhi
- Inklusi kriteria yang telah ditentukan - Eksklusi Kriteria ekslusi : Batasan yang mengakibatkan subjek tidak dapat diikutkan dalam pengukuran
Formula Rumus untuk menghasilkan nilai indikator
Desain Pengumpulan data Retrospektif
Survey harian
Sumber data Asal data yang diukur contoh rekam medis, formulir observasi
Cara melakukan pengumpulan data
1.Data Primer
(mengumpulkan langsung menggunakan lembar
pencatatan hasil observasi, kuesioner)
2. Data sekunder
(rekam medis, buku catatan komplain)
Besar sampel Jumlah data yang harus dikumpulkan agar
pengukuran menjadi representative. Besar sampel disesuaikan dengan kaidah-kaidah statistik.
Frekuensi pengumpulan Kekerapan pengumpulan data, dapat dilakukan
data harian, bulanan atau triwulan.
Periode waktu pelaporan Kurun waktu yang ditetapkan untuk melaporkan
data data contohnya setiap bulan, setiap triwulan
Periode analisa data Kurun waktu yang ditetapkan untuk melakukan
analisis contohnya setiap triwulan.
Penyajian data Cara menampilkan data contoh grafik
Instrumen Pengambilan Alat atau tools atau formulir yang digunakan untuk Data mengumpulkan data.
Penanggung Jawab Petugas yang bertangggung jawab menentukan
indikator yang apa yang akan diukur di Unitnya dan melakukan perbaikan untuk mencapai target yang ditetapkan PROFIL/KAMUS INDIKATOR MUTU PELAYANAN DI LABORATORIUM KESEHATAN
B. KAMUS INDIKATOR MUTU
1.a. Persentasi SDM yang mendapatkan pelatihan/workshop/program
peningkatan kemampuan teknis secara berkala
Judul Indikator Persentasi SDM yang mendapatkan pelatihan/workshop/program
peningkatan kemampuan teknis secara berkala Dasar pemikiran UU no 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, menimbang : c “ bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bertanggungjawab, yang memiliki etik dan moral yang tinggi, keahlian dan kewenangan yang secara terus menerus harus ditingkatkan mutunya melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, sertifikasi, registrasi, perizinan serta pembinaan, pengawasan dan pemantauan agar penyelenggaraan upaya kesehatan memenuhi rasa keadilan dan perikemanusiaan serta sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. (Hal 2) UU No 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, BAB II Azas dan Tujuan Pasal 3 Perlindungan konsumen bertujuan : Point f “meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen” PMK 43 Thn 2013 tentang cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik, Lampiran : “Pendidikan dan pelatihan dapat dilakukan baik secara internal maupun eksternal laboratorium. Tenaga laboratorium sekurang -kurangnya sekali dalam setahun mengikuti pendidikan/pelatihan tambahan atau penyegar”.(Hal 11) Dengan peningkatan kemampuan petugas melalui pelatihan maka petugas akan lebih bisa mengikuti perkembangan teknologi dalam ilmu kesehatan dan diharapkan hasil pelayanan akan lebih akurat Dimensi Mutu Efektifitas. Tujuan Meningkatkan kompetensi petugas sehingga mampu memberikan pelayanan sesuai standar Definisi Operasional Persentasi SDM yang mendapatkan pelatihan sesuai dengan bidangnya paling sedikit 1 kali dalam 3 tahun terakhir yang dapat dibuktikan. SDM yang dimaksud adalah 1. Seluruh tenaga teknis 2. Seluruh tenaga logistik. Presentasi SDM teknis dan logistik yang dilatih secara berkala. Pelatihan yang dimaksud meliputi: seminar, workshop, pelatihan oleh diklat, in house training, Webinar. Bukti pelaksanaan pelatihan dapat berupa: 1. Sertifikat 2. Dokumentasi: perencanaan, daftar hadir, materi ajar, CV Pelatih/Narasumber. Penyelenggara pelatihan dilakukan oleh institusi itu sendiri atau bekerjasama dengan salah satu : 1. Organisasi Profesi 2. Lembaga pelatihan resmi 3. Instansi Pemerintah Untuk pelatihan yang dilaksanakan oleh institusi sendiri (in house training) dapat dilakukan dengan syarat : Ada SK dari Pimpinan Instansi Pelatih eksternal atau pelatih dari internal yang sudah mendapatkan pelatihan dibidang tertentu Menyampaikan rencana pelatihan ke Dinas Kesehatan setempat Mengacu pola matriks kompetensi/road map Untuk pelayanan HIV, TB, Malaria sesuai dengan pelatihan yang ditentukan oleh program Tenaga logistik adalah tenaga yang bertanggungjawab terhadap ketersediaan logistik Jenis Indikator Input Satuan Pengukuran Persentase Numerator (pembilang) Jumlah SDM yang dilatih Denominator (penyebut) Jumlah seluruh petugas teknis dan logistik Target Pencapaian 90 % Kriteria: - Inklusi Semua petugas teknis - Eksklusi Tenaga selain Petugas teknis dan logistik
Formula Jumlah SDM yang dilatih
X 100% Jumlah seluruh petugas teknis dan logistik Desain Pengumpulan Retrospektif data Sumber data Data Sekunder Instrumen Pengambilan Laporan Pelaksanaan Pelatihan Data Besar sampel Populasi Frekuensi pengumpulan Tahunan data Periode Pelaporan data Tahunan Periode analisis data Tahunan Penyajian data Run chartControl Chart Grafik lain Penanggung Jawab Bagian Kepegawaian 2.a. Ketersediaan Jenis Reagen Yang Sesuai Kebutuhan
Judul Indikator Ketersediaan Jenis Reagen Yang Sesuai Kebutuhan
Dasar pemikiran PMK 43 Thn 2013 tentang cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik, BAB II Peralatan laboratorium, A. Dasar Pemilihan, 4. Reagen yang dibutuhkan : “Reagen yang dibutuhkan Perlu dipertimbangkan tersedianya reagen di pasaran dan kontinuitas distribusi dari pemasok. Selain itu sistem reagen perlu dipertimbangkan pula, apakah sistem reagen tertutup atau terbuka. Pada umumnya sistem tertutup lebih mahal dibandingkan dengan sistem terbuka.”(hal 15) Ketersediaan reagen merupakan syarat mutlak kesinambungan pelayanan di laboratorium kesehatan. Perencanaan yang baik akan menjamin ketersediaan reagen sesuai kebutuhan Dimensi Mutu Aksesibilitas Tujuan Menjamin ketersediaan jenis reagen sesuai kebutuhan tepat waktu dan mencegah supaya tidak terjadi kekurangan dan kadaluarsa. Definisi Operasional Persentasi reagen yang tersedia sesuai dengan perencanaan berdasarkan kebutuhanoperasional dan buffer stock Reagen yang dimaksud adalah reagen yang dalam kondisi baik Jenis Indikator input Satuan Pengukuran Persentase Numerator (pembilang) Jumlah jenis reagen yang tersedia Denominator (penyebut) Jumlahseluruh jenis reagen yang dibutuhkan Target Pencapaian 100 % Kriteria: - Inklusi Semua reagen yang sesuai kebutuhan - Eksklusi Reagen Hibah Formula Jumlah reagen yang tersedia X 100% Jumlah seluruh reagen yang sesuai kebutuhan Desain Pengumpulan Retrospektif data Sumber data Data sekunder Instrumen Pengambilan Laporan Evaluasi ketersediaan Reagen Data Besar sampel Seluruh reagen yang tersedia Frekuensi pengumpulan Bulanan data Periode Pelaporan data Bulanan Periode analisis data Bulanan Penyajian data Run chartControl Chart Grafik lain Penanggung Jawab Bagian Perencanaan 3.a.Pelaksanaan audit internal yang ditindaklanjuti
Judul Indikator Jumlah temuan audit internal yang ditindaklanjuti
Dasar pemikiran PMK 43 Thn 2013 tentang cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik, Lampiran (Hal 128) : Audit internal dilakukan oleh tenaga laboratorium yang sudah senior. Penilaian yang dilakukan haruslah dapat mengukur berbagai indikator penampilan laboratorium misalnya kecepatan pelayanan, ketelitian laporan hasil pemeriksaan laboratorium, dan mengidentifikasi titik lemah dalam kegiatan laboratorium yang menyebabkan kesalahan sering terjadi. Audit internal sangat dibutuhkan dalam menilai kinerja pelayanan yang telah dilakukan. Dalam pelaksaan audit internal, sering sekali hasil pelaksanaan audit internal tidak ditindaklanjuti dengan rapat tinjauan manajemen. Dimensi Mutu Efektifitas Tujuan Menjamin terlaksananya evaluasi dan pelaksanaan tindak lanjut hasil temuan audit. Definisi Operasional Audit adalah proses menilai atau memeriksa kembali secara kritis berbagai kegiatan yang dilaksanakan di dalam laboratorium. Hasil Pelaksanaan audit, harus ditindaklanjuti dengan pelaksanaan rapat tinjauan management untuk membahas langkah-langkah dalam peningkatan mutu pelayanan. Jenis Indikator Output Satuan Pengukuran Persentase Numerator (pembilang) Jumlah pelaksanaan audit internal yang ditindak lanjuti dengan rapat tinjauan manajemen Denominator (penyebut) Jumlah pelaksanaan audit internal Target Pencapaian 100 % Kriteria: - Inklusi Jumlah pelaksanaan audit internal - Eksklusi Tidak ada ekslusi Formula Jumlah pelaksanaan audit internal yang ditindak lanjuti X 100% Jumlah pelaksanaan audit internal Jumlah temuan yang ditindaklanjutiX 100% Jumlah seluruh temuan audit internal Desain Pengumpulan Retrospektif data Sumber data Data sekunder Instrumen Pengambilan Laporan pelaksanaan tinjauan management untuk membahas Data hasil audit internal Besar sampel Seluruh Pelaksanaan tinjauan management untuk membahas hasil audit internal Frekuensi pengumpulan Tahunan data Periode Pelaporan data Tahunan Periode analisis data Tahunan Penyajian data Run chartControl Chart Grafik lain Diagram Pie Penanggung Jawab Tim mutu 4.a. Kepatuhan Petugas Dalam Pelaksanaan pengelolaan limbah B3 sesuai dengan Peraturan yang berlaku
Judul Indikator Kepatuhan Petugas Dalam Pelaksanaan pengelolaan limbah
B3 sesuai dengan Peraturan yang berlaku Dasar pemikiran Peraturan Pemerintah No 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, BAB II Pasal 3 : Setiap orang yang menghasilkan Limbah B3 wajib melakukan pengelolaan limbah B3 yang dihasilkannya PMK 43 Thn 2013 tentang cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik, Lampiran(Hal 171) H. PENANGANAN LIMBAH: Laboratorium dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair, padat dan gas yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar. Karena itu pengolahan limbah harus dilakukan dengan semestinya agar tidak menimbulkan dampak negatif. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 56 Tahun 2015 tentang Tata cara dan Persyaratan teknis pengelolaan limbah bahan berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pengelolaan limbah B3 mutlak diperlukan sesuai dengan aturan yang berlaku karena dapat mempengaruhi keselamatan dan keamanan baik petugas, maupun masyarakat Dimensi Mutu Keselamatan Tujuan Meningkatkan kepatuhan petugas laboratorium dalam pengelolaan limbah B3 sesuai dengan Peraturan yang berlaku. Definisi Operasional Limbah adalah sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan Bahan Berbahaya dan Beracun, yang selanjutnya disingkat B3, adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, yang selanjutnya disebut Limbah B3, adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3. Pengelolaan Limbah B3 adalah kegiatan yang meliputi pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan/atau penimbunan. Pelaksanaan pengolahan limbah sesuai dengan Peraturan yang berlaku yang dituangkan dalam SOP Petugas pengelola limbah disebut patuh jka seluruh langkah/tahapan dilaksanakan sesuai dengan SOP Jenis Indikator Proses Satuan Pengukuran Persentase Numerator (pembilang) Pelaksanaan pengelolaan limbah B3 sesuai dengan SOP Denominator (penyebut) Seluruh Pelaksanaan pengelolaan limbah B3 Target Pencapaian 100 % Kriteria: - Inklusi Seluruh Pelaksanaan pengelolaan limbah B3 - Eksklusi Tidak ada eksklusi Formula Pelaksanaan pengelolaan limbah B3 sesuai dengan SOP X 100 Jumlah total Pelaksanaan pengelolaan limbah B3 Desain Pengumpulan Survey harian (concurrent) data Sumber data Data primer Instrumen Pengambilan Formulir Observasi Data Besar sampel Menggunakan populasi atau sampel sesuai dengan referensi (perhitungan kecukupan sampel) Frekuensi pengumpulan Harian data Periode Pelaporan data Bulanan Periode analisis data Bulanan Penyajian data Run chartControl Chart Grafik lain Diagram Pie Penanggung Jawab Manajer Mutu 5.a. Kepatuhan identifikasi pasien/sampel Judul Indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien/Sampel Dasar pemikiran Kepatuhan identifikasi pasien merupakan sasaran keselamatan pasien yang pertama. Ketepatan identifikasi menjadi sangat penting untuk menjamin keselamatan pasien selama proses pelayanan dan mencegah insiden keselamatan pasien. Untuk menjamin kepatuhan identifikasi maka diperlukan indikator yang mengukur dan memonitor tingkat kepatuhan pemberi pelayanan dalam melakukan proses identifikasi. Sehingga pemberi pelayanan akan menjadikan identifikasi sebagai proses rutin dalam proses pelayanan pasien. Dimensi Mutu Keselamatan pasien Tujuan Meningkatkan kepatuhan pemberi layanan dalam melaksanakan proses identifikasi pasien/sampel dalam pelayanan. Definisi Operasional 1. Identifikasi pasien secara benar adalah proses mencocokkan identitas pasien menggunakan minimal meliputi: a. Klinis : Nama, Tgl Lahir, Jenis Kelamin, No Registrasi Lab, Dokter Pengirim, No tlp dokter pengirim , waktu (tgl dan Jam) pengambilan, Waktu (Tgl dan Jam) penerimaan spesimen/sampel, Keterangan Klinik b. Non Klinis/Lingkungan : Nama pengirim, no registrasi/sampel, sumber, Jenis , Waktu (tanggal dan Jam) Pengambilan dan penerimaan 2. Proses identifikasi pasien oleh petugas dilakukan secara aktif dengan visual dan atau verbal. 3. Disebut lengkap jika semua komponen yang ada di identitas pasien/sampel terpenuhi Jenis Indikator Proses Satuan Pengukuran Persentase Numerator (pembilang) Jumlah pasien/sampel dengan identifikasi yang lengkap dari sampel yang terpilih Denominator (penyebut) Jumlah seluruh sampel yang terpilih Target Pencapaian 100 % Kriteria: - Inklusi Seluruh sampel yang memenuhi syarat untuk diperiksa dan/atau yang dirujuk - Eksklusi Tidak ada ekslusi Formula Jumlah pasien/sampel dengan identifikasi yang lengkap dari sampel yang terpilih X 100% Jumlah seluruh sampel yang terpilih Desain Pengumpulan Survey harian (concurrent) data Sumber data Data primer Instrumen Pengambilan Formulir observasi Data Besar sampel Menggunakan populasi atau sampel minimal sesuai dengan referensi yang digunakan di laboratorium Frekuensi pengumpulan Harian data Periode Pelaporan data Bulanan Periode analisis data Bulanan Penyajian data Run chartControl Chart Grafik lain Penanggung Jawab Manajer Mutu 6.a. Kesesuaian jenis dan kondisi sampel dengan jenis pemeriksaan
Judul Indikator Kesesuaian jenis dan kondisi sampel dengan jenis
pemeriksaan Dasar pemikiran Kesesuaian jenis dan kondisi sampel dengan jenis pemeriksaanmenjadi sangat penting untuk menjamin kesesuaian pemeriksaan dan mencegah terjadinya kesalahan dalam pemeriksaan. Untuk menjamin Kesesuaian jenis dan kondisi sampel dengan jenis pemeriksaanmaka diperlukan indikator yang mengukur dan memonitor tingkat Kesesuaian jenis dan kondisi sampel dengan jenis pemeriksaan. Dimensi Mutu Keselamatan dan Keamanan Tujuan MeningkatkanKesesuaian jenis dan kondisi sampel dengan jenis pemeriksaan agar hasil akhir pemeriksaan akurat Definisi Operasional Kesesuaian jenis sampel yang dimaksud adalah sampel yang diterima sesuai dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan. Kondisi sampel yang dimaksud adalah kuantitas dan kualitas sampel yang memenuhi persyaratan. Jenis Indikator Proses Satuan Pengukuran Persentase Numerator (pembilang) Jumlah sampel yang jenis dan kondisi sampel sesuai dengan jenis pemeriksaan Denominator (penyebut) Jumlah seluruh sampel yang diperiksa Target Pencapaian 100% Kriteria: - Inklusi Seluruh sampel yang diterima untuk dilakukan pemeriksaan - Eksklusi Tidak ada eksklusi Formula Jumlah sampel yangsesuai dengan jenis pemeriksaan X 100% Jumlah seluruh sampel yang diperiksa Desain Pengumpulan Survey harian (concurrent) data Concurrent dan Retrospektif Sumber data Data primer Formulir permintaan pemeriksaan dan sampel Instrumen Pengambilan Formulir Observasi Data Besar sampel Menggunakan populasi atau sampel minimal sesuai dengan referensi yang digunakan di laboratorium kesehatan. Frekuensi pengumpulan Harian data Periode Pelaporan data Bulanan Periode analisis data Bulanan Penyajian data Run chartControl Chart Grafik lain Diagram pie untuk bulanan dan diagram batang untuk tahunan Penanggung Jawab Manajer Mutu 7.a. Persentase Ketertelusuran sampel/spesimen Judul Indikator Persentase Ketertelusuran sampel/spesimen Dasar pemikiran Patien safety, perlindungan konsumen, PMK 43 2013 Sering terjadi sampel hilang atau salah tempat, sehingga hasil bisa tertunda atau harus dilakukan pengulangan pengambilan sampel Dimensi Mutu Efisiensi Tujuan Untuk menjamin tersedianya sampel/ spesimen yang diterima Definisi Operasional Ketertelusuran sampel adalah kepastian ketersediaan sampel mulai sampel diterima oleh petugas lab sampai sampel siap dilakukan pemeriksaan Jenis Indikator Proses Satuan Pengukuran Persentase Numerator (pembilang) Jumlah sampel/ spesimen yang tertelusur Denominator (penyebut) Jumlah sampel yang harus ditelusur Jumlah seluruh sampel Target Pencapaian 100 % Kriteria: - Inklusi Seluruh sampel yang harus ditelusur Jumlah seluruh sampel - Eksklusi Tidak ada ekslusi Formula Jumlah sampel/ spesimen yang tertelusur X 100% Jumlah seluruh sampel Desain Pengumpulan Concurrent data Sumber data Data primer Laporan kejadian yang memerlukan penelusuran sampel/specimen Instrumen Pengambilan Formulir Observasi Data Diagram pie untuk bulanan dan diagram batang untuk tahunan Besar sampel Menggunakan populasi atau sampel minimal sesuai dengan referensi yang digunakan di laboratorium Frekuensi pengumpulan Harian data Periode Pelaporan data Bulanan Periode analisis data Bulanan Penyajian data Run chartControl Chart Grafik lain Penanggung Jawab Manajer Mutu 8.a. Persentase Pengulangan Hasil Pemeriksaan
Judul Indikator Persentase Pengulangan Hasil Pemeriksaan
Dasar pemikiran Patient safety, perlindungan konsumen, GLP (PMK 43 2013) Dimensi Mutu Efisiensi. Tujuan Mencegah terjadinya pengulangan pemeriksaan laboratorium yang tidak semestinya. Definisi Operasional Pengulangan hasil pemeriksaan adalah proses mengulang kembali pemeriksaan untuk konfirmasi hasil yang meragukan atau hasil yang tidak sesuai. Pengulangan yang dimaksud bisa: 1. Pengujian awal pemeriksaan pada sampel yang sama tapi pembacaannya diulang 2. Verifikasi pemeriksaan pada sampel yang berbeda Cat. Yang diukur adalah pemeriksaan yang seharusnya tidak dilakukan pengulangan Pengulangan karena kesalahan petugas, alat, Jenis Indikator Proses Satuan Pengukuran Persentase Numerator (pembilang) Jumlah hasil pemeriksaan yang diulang dari sampel yang terpilih Denominator (penyebut) Jumlah seluruh sampel Target Pencapaian 0% Kriteria: - Inklusi Semua hasil pemeriksaan yang diulang karena hasil meragukan /tidak sesuai - Eksklusi Semua hasil pemeriksaan yang diharuskan untuk diulang (Duplo) sesuai SOP Formula Semua hasil pemeriksaan yang diulang karena hasil meragukan /tidak sesuai X 100% Jumlah seluruh sampel Desain Pengumpulan Retrospektif data Sumber data Data sekunder Instrumen Pengambilan Formulir Observasi Data Nama formulir validasi data : laporan validasi hasil pengulangan Besar sampel Menggunakan populasi atau sampel minimal sesuai dengan referensi yang digunakan di laboratorium Frekuensi pengumpulan Bulanan data Periode Pelaporan data Bulanan Periode analisis data Bulanan Penyajian data Run chartControl Chart Grafik lain Penanggung Jawab Manajer mutu lab 9.a. Persentase Jenis Parameter/Pemeriksaan Yang Mengikuti PME/Uji Banding/Uji Silang
Judul Indikator Persentase Jenis Parameter/Pemeriksaan Yang Mengikuti
PME/Uji Banding/Uji Silang Dasar pemikiran Patient safety, perlindungan konsumen, GLP (PMK 43 2013) Kepesertaan laboratorium yang mengikuti PME masih sedikit. Dimensi Mutu Efektivitas Tujuan Meningkatkan kinerja laboratorium dalam melakukanpemeriksaan sehingga hasil pemeriksaan menjadi lebih akurat. Definisi Operasional Jenis parameter/pemeriksaan Yang Mengikuti PME/Uji Banding/Uji Silangadalah semua jenis pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium tersebut yang diikutsertakan dalam program PME/Uji Banding/Uji Silang. PME (pemantapan mutu eksternal) adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik, serentak dan berkesinambungan oleh pihak lain diluar laboratorium yang bersangkutan (penyelenggaraan PME) untuk memantau dan menilai mutu hasil pemeriksaan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu dan pada saat tertentu
Uji banding/Uji silang adalah kegiatan untuk menilai mutu dan
kesesuaian hasil pemeriksaan secara periodik dan berkesinambungan dengan mengirimkan sampel yang sama ke laboratorium lain/rujukan.Jika tidak tersedia provider maka dilakukan uji banding/uji silang antar institusi atau antar personil (khusus pemeriksaan lab lingkungan dan sampel medis yang dilakukan secara manual serta waktu stabilitas sampel pendek). Jenis Indikator Proses Satuan Pengukuran Persentase Numerator (pembilang) Jumlah jenis parameter/pemeriksaan yang diikutsertakan PME dan atau uji banding dan atau uji silang Denominator (penyebut) Jumlah seluruh jenis parameter/pemeriksaan yang dilakukan Target Pencapaian 100 % Kriteria: - Inklusi Semua jenis parameter/pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium tersebut - Eksklusi Parameter yang tidak mampu dilakukan oleh penyelenggara PME Formula Jumlah jenis parameter/pemeriksaan yang diikutsertakan PME dan atau uji banding dan atau uji silang X100% Jumlah seluruh jenis parameter/pemeriksaan yang dilakukan Desain Pengumpulan Retrospektif data Sumber data Data sekunder Instrumen Pengambilan Formulir Observasi Data catatan jenis parameter/pemeriksaan yang diikutsertakan PME/Uji banding/Uji silang Besar sampel Menggunakan populasi atau sampel minimal sesuai dengan referensi yang digunakan di laboratorium Frekuensi pengumpulan Tahunan data Periode Pelaporan data Tahunan Periode analisis data Tahunan Penyajian data Run chartControl Chart Grafik lain Penanggung Jawab Manajer mutu lab 10.a. Waktu Tunggu Pemeriksaan Malaria Mikroskopis Kurang dari 60 Menit Judul Indikator Waktu Tunggu Pemeriksaan Malaria Mikroskopis Kurang dari 60 Menit Dasar pemikiran Patient safety, perlindungan konsumen, GLP (PMK 43 2013) Dimensi Mutu Fokus kepada pelanggan Tujuan Meningkatkan ketepatan waktu penyelesaian dan penyampaian hasil pemeriksaan laboratorium . Definisi Operasional Waktu Tunggu Pemeriksaan Malaria Mikroskopis Sesuai standar adalah waktu yang dibutuhkan sejak pengambilan sampel, pemeriksaan, sampai hasil diberikan kepada pasien. Jenis Indikator Proses Satuan Pengukuran Persentase Numerator (pembilang) Jumlah hasil pemeriksaan malaria yang diberikan tepat waktu kepada pasien Denominator (penyebut) Jumlah seluruh hasil pemeriksaan malaria yang diberikan kepada pasien Jumlah seluruh pemeriksaan malaria yang dilakukan Target Pencapaian 100 % Kriteria: - Inklusi Seluruh pemeriksaan malaria yang dilakukan - Eksklusi Hasil pemeriksaan malaria yang diulang Formula Jumlah hasil pemeriksaan malaria yang diberikan tepat waktu kepada pasien X 100% Jumlah seluruh pemeriksaan malariayang dilakukan Desain Pengumpulan Survey harian (concurrent) data Sumber data Data primer Instrumen Pengambilan Formulir Observasi Data Besar sampel Menggunakan populasi atau sampel minimal sesuai dengan referensi yang digunakan di laboratorium Frekuensi pengumpulan Harian data Periode Pelaporan data Bulanan Periode analisis data Bulanan Penyajian data Run chartControl Chart Grafik lain Diagram pie untuk laporan bulanan Diagram batang untuk laporan tahunan Penanggung Jawab Manajer mutu lab 11.a. Kesesuaian hasildenganjenis pemeriksaan yang diminta Judul Indikator Kesesuaian hasildenganjenis pemeriksaan yang diminta Dasar pemikiran Perundangan dan aturan yang berlaku, Patien safety, perlindungan konsumen. Ketidaksesuaian hasil dengan jenis pemeriksaan akan memerlukan pengulangan pemeriksaan Dimensi Mutu Efisiensi Tujuan Meningkatkan Kesesuaian hasildenganjenis pemeriksaan yang diminta. Definisi Operasional Kesesuaian hasildenganjenis pemeriksaan yang diminta Jenis Indikator Proses Indikator Output Satuan Pengukuran Persentase Numerator (pembilang) Jumlah hasil pemeriksaan pasien/sampel yang sesuai dengan jenis pemeriksaan Denominator (penyebut) Jumlah seluruh pemeriksaan pasien/sampel Target Pencapaian 100 % Kriteria: - Inklusi Jumlah seluruh pemeriksaan pasien/sampel - Eksklusi Tidak ada ekslusi Formula Jumlah hasil pemeriksaan pasien/sampel yang sesuai X100% Jumlah seluruh pemeriksaan pasien/sampel Desain Pengumpulan Survey harian (concurrent) data Sumber data Data primer Formulir permintaan pemeriksaan dan hasil pemeriksaan Instrumen Pengambilan Formulir Observasi Data Formulir permintaan pemeriksaan Nama formulir hasil pemeriksaan yang sudah divalidasi. Buku log book yang berisi pencatatanKetidaksesuaian/ tindakanKoreksi Besar sampel Menggunakan populasi atau sampel minimal sesuai dengan referensi yang digunakan di laboratorium Frekuensi pengumpulan Harian data Periode Pelaporan data Bulanan Periode analisis data Bulanan Penyajian data Run chartControl Chart Grafik lain Penanggung Jawab Manajer Mutu/penanggungjawab lab 12.a. kepatuhan pelaporan nilai kritis
Judul Indikator Kepatuhan pelaporan nilai kritis
Dasar pemikiran Perundangan dan aturan yang berlaku, Daftar Nilai Kritis Laboratorium, PMK NO. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien RS, Patien safety, perlindungan konsumen Dimensi Mutu Keselamatan Pasien keselamatan dan keamanan Tujuan Meningkatkan kepatuhan pemberi layanan dalam melaksanakan pelaporan nilai kritis.untuk mempercepat pengambilan keputusan dan tindak lanjut terhadap pasien/sumber sampel Definisi Operasional Nilai Kritis adalah Hasil pemeriksaan laboratorium yang abnormal atau kondisi yang mengalami penurunan drastis dan mengindikasikan kelainan atau gangguan yang dapat mengancam jiwa dan memerlukan perhatian/tindakan. Pelaporan Nilai Kritis adalah mekanisme pelaporan hasil laboratorium yang berpotensi mengancam jiwa yang dilaporkan oleh petugas yang bertanggungjawab kepada dokter perujuk/pelanggan. Kepatuhan ini tergantung dari standar profesi terkait Nilai kritis masing-masing penyakit, Waktu pelaporan, kesiapa menyampaikan nilai kritis Jenis Indikator Proses Satuan Pengukuran Persentase Numerator (pembilang) Jumlah hasil pemeriksaan dengan nilai kritis yang dilaporkan tepat waktu sesuai kebijakan/ketentuan yang berlaku di laboratorium masing-masing Denominator (penyebut) Jumlah seluruh hasil pemeriksaan yang termasuk dalam kategori Kritis Target Pencapaian 100% Kriteria: - Inklusi Seluruh laporan hasil dengan Nilai Kritis - Eksklusi Tidak ada ekslusi Formula Jumlah hasil pemeriksaan dengan nilai kritis yang dilaporkan tepat waktu sesuai kebijakan/ketentuan yang berlaku di laboratorium masing-masing X100% Jumlah seluruh hasil pemeriksaan yang termasuk dalam kategori Kritis Desain Pengumpulan Survey harian (concurrent) data Retrosfektif Sumber data Data primer Hasil Pemeriksaan dan atau Logbook/buku pencatatan laporan Nilai Kritis Data sekunder Instrumen Pengambilan Formulir Observasi Data Hasil Pemeriksaan dan atau Logbook/buku pencatatan Nilai Kritis Besar sampel Menggunakan populasi atau sampel minimal sesuai dengan referensi yang digunakan di laboratorium Frekuensi pengumpulan Harian data Periode Pelaporan data Bulanan Periode analisis data Bulanan Penyajian data Run chartControl Chart Grafik lain Penanggung Jawab Manajer Mutu Pejabat yang bertanggung jawab terhadap capaian indikator mutu