Anda di halaman 1dari 5

Jangan Kau Tunda Apalagi Sampai Kau Tinggalkan Shalat

Khutbah Pertama:
‫ وهدَى‬،‫ وأ َّه َل َمن ارتضاه منهم لعبادته‬،‫وفق َمن اختاره ِمن عباده لطاعته‬ َّ ‫الحمدُ هلل الذي‬
،‫شريك له في ألوهيته‬َ ‫ وحده ال‬،‫ وأشهد أن ال إله إال هللا‬،‫َمن أحبَّه للمسارعة إلى مرضاته‬
َ ‫ أر‬،‫أن سيّدنا محمدًا عبدُه ورسولُه‬
‫سلَه إلى كافَّة‬ َّ ‫ وأشهد‬،‫وال ُمقا ِو َم له في جبروته و ِع َّزته‬
ِ ‫ الله َّم فص ِّل وس ِلّم‬،‫ق‬
،‫وبار ْك عليه‬ ٍ ‫ وأمينَ صد‬،‫ق‬ٍ ّ ‫ وج َعلَه شاهدَ ح‬،‫ونذيرا‬
ً ‫بشيرا‬
ً ‫خلقه‬
،‫ وعلى أصحابه مصابيحِ ال ُمقتدين به‬،‫فرضت على األمة محبتَهم‬ َ ‫وعلى آله الذين‬
.‫تحملين أمانَتَه‬
ّ ِ ‫وم‬
،ُ‫أما بعد‬
Ibadallah,
Bertakwalah kepada Allah ‘Azza wa Jalla dalam segala hal yang Dia wajibkan kepada Anda. Di antaranya
kewajiban shalat di siang dan malam hari. Jangan sampai Anda meninggalkan shalat wajib tersebut. Atau
meremehkan kewajibannya. Atau mengerjakannya di akhir waktunya. Atau mengerjakannya dengan tidak
berjamaah. Karena shalat merupakan salah satu rukun dari rukun Islam. Ia adalah rukun yang agung setelah
dua kalimat syahadat. Shalat juga merupakan amalan pertama yang dihisab di hari kiamat kelak. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
،‫ت فَقَ ْد أ َ ْفلَ َح َوأَ ْن َج َح‬
ْ ‫صلُ َح‬
َ ‫ فَإ ِ ْن‬،ُ‫ص ََلتُه‬ َ ‫ب بِ ِه ال َع ْبدُ َي ْو َم ال ِق َيا َم ِة ِم ْن‬
َ ‫ع َم ِل ِه‬ َ ‫ِإ َّن أَ َّو َل َما يُ َحا‬
ُ ‫س‬
‫َاب َوخ َِس‬ َ ‫ت فَقَ ْد خ‬ َ َ‫َو ِإ ْن ف‬
ْ َ‫سد‬
““Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila
shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan
menyesal dan merugi.” [HR. Abu Dawud, Ahmad, dan selain keduanya].
Ketahuilah! Tidak ada bagian Islam pada diri seseorang, apabila ia meninggalkan shalat. Umar bin al-Khattab
radhiallahu ‘anhu mengatakan ,
َّ ‫اْل ْس ََل ِم ِأل َ َح ٍد ت َ َر َك ال‬
َ‫ص ََلة‬ َّ ‫أَ َما إِنَّهُ َال َح‬
ِ ْ ‫ظ فِي‬
“Tidak ada bagian dari Islam pada seseorang yang meninggalkan shalat.”
Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu mengatakan,
ُ‫ص ِّل فَ ََل دِينَ لَه‬
َ ُ‫َم ْن لَ ْم ي‬
“Barangsiapa yang tidak shalat, maka tidak ada (bagian) agama padanya.”
Shalat adalah pembeda antara kekufuran dengan keimanan. Dengan shalat dikenalilah mana seorang muslim
dan mana yang non muslim. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َّ ‫العَ ْهدُ الَّذِي بَ ْينَنَا َوبَ ْينَ ُه ُم ال‬
‫ص ََلة ُ فَ َم ْن ت َ َر َك َها فَقَ ْد َك َف َر‬
“Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya maka dia telah
kafir.” [HR. Ahmad, Tirmidzi, An Nasa’i, Ibnu Majah. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani. Lihat Misykatul
Mashobih no. 574].
Dan shahih dari Ibnu Syaqiq rahimahullah, bahwasanya ia berkata,
‫غي َْر‬ َ َ‫سلَّ َم َال يَ َر ْون‬
َ ‫ش ْيئًا ِمنَ األ َ ْع َما ِل ت َ ْر ُكهُ ُك ْف ٌر‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َللا‬ َ ‫اب ُم َح َّم ٍد‬ ْ َ‫َكانَ أ‬
ُ ‫ص َح‬
ِ‫ص ََلة‬
َّ ‫ال‬
“Para sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memandang sesuatu amalanpun yang kalau
ditinggalkan merupakan kekufuran, selain dari shalat.”
Juga terdapat atsar shahih dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, ia berkata,
‫س ِم َع أَذَانًا‬ ْ ُ‫سلَّ َم ِإذَا غَزَ ا قَ ْو ًما لَ ْم يُ ِغ ْر َحتَّى ي‬
َ ‫ فَإِ ْن‬،‫ص ِب َح‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫َللا‬ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫َكانَ َر‬
‫صبِ ُح‬
ْ ُ‫َار بَ ْعدَ َما ي‬َ ‫ َوإِ ْن لَ ْم يَ ْس َم ْع أَذَانًا أَغ‬،‫س َك‬
َ ‫أَ ْم‬
“Dahulu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila hendak menyerang suatu kaum, beliau tidak
memulainya kecuali saat subuh. Jika beliau mendengar suara adzan dikumandangkan, beliau tidak menyerang.
Jika tak terdengar suara adzan, beliau menyerangnya setelah subuh.”
Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah rahimahullah mengatakan, “Kaum muslimin tidak berbeda pendapat tentang
seseorang yang meninggalkan shalat wajib secara sengaja telah mengerjakan dosa yang paling besar. Bahkan
dosa besar yang paling besar. Dosanya di sisi Allah lebih besar dibanding seseorang yang membunuh,
merampok, berzina, mencuri, meminum khamr. Ia telah mengekspos dirinya untuk diadzab dan terkena
murkanya Allah di dunia dan akhirat.”
Penduduk neraka ketika ditanya:

َ ‫) قَالُوا لَ ْم نَكُ ِمنَ ْال ُم‬42( ‫سقَ َر‬


)43( َ‫ص ِلّين‬ َ ‫سلَ َك ُك ْم فِي‬
َ ‫َما‬
“Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)? Mereka menjawab: “Kami dahulu tidak termasuk
orang-orang yang mengerjakan shalat.” [Quran Al-Mudatsir: 42-43].
Jawaban pertama mereka ketika ditanya apa yang menyebabkan masuk neraka adalah karena meninggalkan
shalat. Mereka tidak memulai jawaban dengan kesalahan-kesalahan lainnya. Kemudian, di ayat berikutnya,
baru mereka mengatakan,
‫ّين‬ ِ ِ‫وض َم َع ْالخَائ‬
ُ ّ‫) َو ُكنَّا نُ َك ِذ‬45( َ‫ضين‬
ِ ‫ب بِيَ ْو ِم ال ِد‬ ُ ‫) َو ُكنَّا نَ ُخ‬44( َ‫ط ِع ُم ْال ِم ْس ِكين‬
ْ ُ‫َولَ ْم نَكُ ن‬
ُ ‫) َحت َّ ٰى أَتَانَا ْاليَ ِق‬46(
)47( ‫ين‬
“dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama
dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang
kepada kami kematian”. [Quran Al-Mudatsir: 44-47].
Pasti mereka akan mendapatkan hukuman di akhirat. Mereka ingin bersujud kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala
akan tetapi mereka tak bisa melakukannya. Hal itu sebagai hukuman atas perbuatan mereka yang
meninggalkan sujud kepada-Nya bersama orang-orang yang sujud sewaktu di dunia. Allah Ta’ala berfirman,
ٌ‫ار ُه ْم تَ ْر َهقُ ُه ْم ذِلَّة‬
ُ ‫ص‬َ ‫س ُجو ِد فَ ََل يَ ْستَ ِطيعُونَ خَا ِش َعةً أَ ْب‬ُّ ‫ع ْونَ ِإلَى ال‬ َ ‫ق َويُ ْد‬ َ ‫ع ْن‬
ٍ ‫سا‬ َ ‫َف‬ ُ ‫يَ ْو َم يُ ْكش‬
َ‫سا ِل ُمون‬َ ‫س ُجو ِد َو ُه ْم‬ُّ ‫ع ْونَ إِلَى ال‬
َ ‫َوقَ ْد َكانُوا يُ ْد‬
“Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidak kuasa. (dalam
keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi kehinaan. Dan sesungguhnya mereka
dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud, dan mereka dalam keadaan sejahtera.” [Quran Al-Qalam: 42-43].
Sambulah seruan Allah saat Anda berada di dunia. Jadilah hamba-Nya yang shalat, rukuk, dan sujud kepada-
Nya. Laksanakanlah perintahnya karena berharap surga-Nya. Dan Dia telah memerintahkan demikian dalam
firman-Nya:
َّ ‫ار َكعُوا َم َع‬
َ‫الرا ِك ِعين‬ ْ ‫الز َكاةَ َو‬ َّ ‫َوأَقِي ُموا ال‬
َّ ‫ص ََلةَ َوآتُوا‬
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.” [Quran Al-Baqarah:
43].
Terdapat sebuah hadits shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau berwasiat kepada
khalayak tatkala haji perpisahan:
‫ َوأَ ِطيعُوا ذَا أَ ْم ِر ُك ْم‬،‫ َوأَدُّوا زَ َكاةَ أَ ْم َوا ِل ُك ْم‬،‫ش ْه َر ُك ْم‬ َ ‫صلُّوا خ َْم‬
ُ ‫ َو‬،‫س ُك ْم‬
َ ‫صو ُموا‬ َ ‫ َو‬،‫ا ْعبُدُوا َربَّ ُك ْم‬
‫تَ ْد ُخلُوا َجنَّةَ َر ِبّ ُك ْم‬
“Beribadahlah kepada Rab kalian. Kerjakanlah shalat lima waktu. Berpuasalah di bulan Ramadhan. Berhajilah
ke Baitullah. Tunaikanlah zakat pada harta kalian. Taatilah pemimpin kalian. Niscaya kalian masuk surga Rabb
kalian.”
Seandainya seseorang meninggalkan salah satu shalat, seperti meninggalkan shalat ashar, maka dia telah rugi
dengan kerugian yang besar. Dia telah melakukan perbuatan dosa yang besar. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
ُ‫ع َملُه‬ َ ‫ص ِر فَقَ ْد َح ِب‬
َ ‫ط‬ ْ َ‫صَلَةَ الع‬
َ ‫َم ْن ت َ َر َك‬
“Barangsiapa yang meninggalkan shalat ashar, maka terhapus semualah amal kebajikannya.”
Dalam hadits yang lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ِ‫ت ِم ْنهُ ِذ َّمةُ هللا‬
ْ َ‫ص ََلة ً َم ْكتُو َبةً ُمتَعَ ِ ّمدًا فَقَ ْد بَ ِرئ‬
َ ‫ص ََلة ً َم ْكتُو َبةً ُمتَ َع ِ ّمدًا؛ فَإِ َّن َم ْن تَ َر َك‬
َ ‫َال تَتْ ُر َك َّن‬
“Janganlah meninggalkan shalat wajib secara sengaja. Sesungguhnya barangsiapa yang meninggalkan shalat
wajib dengan sengaja, terlepaslah ia dari perlindungan Allah.” [HR. Ahmad].
Ibadallah,
Sesungguhnya shalat kewajiban yang di dalamnya paling banyak bacaan Alquran. Dan shalat juga merupakan
tali Islam yang terakhir. Karena itu, jangan sampai Anda meremehkannya. Jangan sampai Anda menyepelekan
ibadah agung ini. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
،‫اس ِبالَّتِي ت َ ِلي َها‬
ُ َّ‫َّث الن‬
َ ‫شب‬َ َ ‫ع ْر َوة ٌ ت‬ َ َ‫ فَ ُكلَّ َما ا ْنتَق‬،ً‫ع ْر َوة‬
ْ ‫ض‬
ُ ‫ت‬ ُ ً ‫ع ْر َوة‬ ِ ْ ‫ع َرى‬
ُ ‫اْل ْس ََل ِم‬ ُ ‫ض َّن‬ َ َ‫لَت ُ ْنق‬
ُ ‫ص ََلة‬ ِ ‫ َو‬،‫ضا ْال ُح ْك ُم‬
َّ ‫آخ ُر ُه َّن ال‬ ً ‫َوأَ َّولُ ُه َّن نَ ْق‬
“Sesungguhnya tali Islam akan terlepas seutas demi seutas, ketika terlepas satu ikatan, maka umat manusia
berpegang pada tali berikutnya. Perkara yang pertama kali terlepas adalah hukum dan yang paling akhir
adalah shalat.” [HR. Ahmad dan selainnya].
Kalau tali terakhir saja sudah terlepas dari kita, bagian mana lagi dari agama ini yang ada pada kita?
Shalat juga menjadi salah satu alasan tidak bolehnya rakyat membangkang kepada pemimpinnya. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ َولَ ِك ْن‬،‫س ِل َم‬
َ ‫ َو َم ْن َك ِرهَ فَقَ ْد‬،‫ئ‬ َ ‫ فَ َم ْن أ َ ْن َك َر فَقَ ْد بَ ِر‬، َ‫علَ ْي ُك ْم أَئِ َّمةٌ ت َ ْع ِرفُونَ َوت ُ ْن ِك ُرون‬ ُ ‫سيَ ُك‬
َ ‫ون‬ َ ُ‫ِإنَّه‬
‫صلَّ ْوا‬
َ ‫ َما‬،‫ َال‬:‫َللاِ أَفَ ََل نُقَاتِلُ ُه ْم؟ قَا َل‬
َّ ‫سو َل‬ ُ ‫ َيا َر‬:‫ فَ ِقي َل‬،»‫ي َوتَا َب َع‬ َ ‫ض‬ِ ‫َم ْن َر‬
“Sesungguhnya akan diangkat seorang pemimpin untuk kalian. Kalian mengenalinya kemudian
mengingkarinya (karena berbuat maksiat). Barangsiapa yang membenci, maka ia telah berlepas diri. Dan siapa
yang mengingkari ia akan selamat. Akan tetapi yang binasa adalah orang yang ridha dan mengikuti.” Para
sahabat bertanya, “Apakah boleh kami memerangi mereka?” Beliau bersabda, “Tidak boleh, selama mereka
shalat.” [HR Muslim].
Ibadallah,
Berhati-hatilah! Jangan sampai Anda mengakhirkan pengerjaan shalat Anda secara sengaja. Karena
meremehkan atau malas. Bahkan dikerjakan sampai keluar dari waktunya. Jangan sampai Anda lakukan hal ini,
walaupun hanya satu shalat. Allah Ta’ala memperingatkan peringatan keras bagi mereka yang melakukan
demikian. Allah Ta’ala berfirman,
َ‫سا ُهون‬ َ ‫ع ْن‬
َ ‫صَلتِ ِه ْم‬ َ ‫فَ َو ْي ٌل ِل ْل ُم‬
َ ‫ص ِلّينَ الَّذِينَ ُه ْم‬
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.” [Quran Al-
Ma’un: 4-5].
Para sahabat nabi menafsirkan kata lalai dalam ayat ini dengan mengakhirkan shalat hingga keluar dari
waktunya. Diriwayatkan dari Mush’ab bin Saad bin Abi Waqqash radhiallahu ‘anhuma, ia bertanya kepada
ayahnya yang merupakan sahabat utama Nabi:
ُ ‫سا ُهون { أَيُّنَا َال يَ ْس ُهو؟ أَيُّنَا َال يُ َح ِد‬
(( ‫ّث‬ َ ‫ص ََلتِ ِه ْم‬َ ‫ع ْن‬ َ ‫ْت قَ ْو َل هللا } الَّذِينَ ُه ْم‬
َ ‫ أَ َرأَي‬:ُ‫َيا أَبَتَاه‬
))« ُ‫ضي َع ْال َو ْقت‬ ِ َ‫ يَ ْل ُهو َحتَّى ي‬،ِ‫عةُ ْال َو ْقت‬ َ ‫ ِإنَّ َما ُه َو ِإ‬،‫اك‬
َ ‫ضا‬ َ ‫ «لَي‬:‫سهُ؟ قَا َل‬
َ َ‫ْس ذ‬ َ ‫نَ ْف‬
“Ayah, bagaimana pendapatmu tentang firman Allah ‘orang-orang yang lalai dari shalatnya’. Siapakah di
antara kita yang tidak lalai dalam shalat? Siapakah yang tidak pernah berbicara dengan dirinya sendiri saat
shalat? (artinya 100% siapa yang bisa fokus dari awal hingga akhir).” Saad menjawab, “Bukan demikian
maksudnya. Lalai di situ adalah menyepelekan waktunya. Ia remehkan sampai keluar dari waktunya.”
ِ ّ ‫ والحمد هلل ر‬،‫ وسَلم على المرسلين‬،‫ب ال ِع َّزة عما يصفون‬
.‫ب العالمين‬ ِ ّ ‫ ر‬،‫وسبحان ربك‬
Khutbah Kedua:
‫ وعلى آله‬،‫ سيدنا محمد‬،‫ والصَلة والسَلم على رسوله األمين‬،‫الحمد هلل رب العالمين‬
.‫وصحبه الميامين‬
:‫ فيا عباد هللا‬،‫أما بعد‬
Sesungguhnya Anda semua tahu bahwa masjid-masjid itu dibangun tujuannya agar shalat ditegakkan di
dalamnya, dimakmurkan oleh manusia dengan shalat dan ibadah, disibukkan dengan berdzikir kepada Allah.
Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:
‫صا ِل ِر َجا ٌل َال‬ َ ‫سبِّ ُح لَهُ فِي َها بِ ْالغُدُ ّ ِو َو ْاْل‬
َ ُ‫َللاُ أ َ ْن ت ُ ْرفَ َع َويُ ْذ َك َر فِي َها ا ْس ُمهُ ي‬
َّ َ‫ت أَذِن‬ ٍ ‫فِي بُيُو‬
‫ب ِفي ِه‬ ُ َّ‫الز َكا ِة َيخَافُونَ َي ْو ًما تَتَقَل‬َّ ‫اء‬ ِ َ‫ص ََل ِة َو ِإيت‬ َّ ‫ع ْن ِذ ْك ِر‬
َّ ‫َللاِ َو ِإقَ ِام ال‬ َ ‫ارة ٌ َو َال بَ ْي ٌع‬ َ ‫ت ُ ْل ِهي ِه ْم ِت َج‬
‫ار‬
ُ ‫ص‬ ُ ُ‫ْالقُل‬
َ ‫وب َو ْاأل َ ْب‬
“Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di
dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula)
oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat.
Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.” [Quran Nur: 36-37].
Karena itu, kerjakanlah shalat lima waktu di masjid. Sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Anda, Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabatnya radhiallahu ‘anhum, kaum muslimin setelah mereka. Jika kita
menyelesihi dari yang demikian atau malas, maka kita telah meniru sifatnya orang-orang munafik. Dari
Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, ia berkata,
َ‫ فَإِ َّن هللا‬،‫ْث يُنَادَى ِب ِه َّن‬ ُ ‫ت َحي‬ ِ ‫صلَ َوا‬َّ ‫علَى َهؤ َُال ِء ال‬ َ ‫ظ‬ ْ ِ‫ فَ ْليُ َحاف‬،‫غدًا ُم ْس ِل ًما‬ َ َ‫س َّرهُ أَ ْن َي ْلقَى هللا‬ َ ‫َم ْن‬
َ ‫ َولَ ْو أَنَّ ُك ْم‬،‫سنَنَ ْال ُهدَى‬
‫صلَّ ْيت ُ ْم فِي‬ ُ ‫ َوإِنَّ ُه َّن َم ْن‬،‫سنَنَ ْال ُهدَى‬ ُ ‫سلَّ َم‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬ َ ‫ع ِلنَ ِب ِيّ ُك ْم‬َ ‫ش ََر‬
،‫ضلَ ْلت ُ ْم‬
َ َ‫سنَّةَ نَبِيِّ ُك ْم ل‬ُ ‫ َولَ ْو ت َ َر ْكت ُ ْم‬،‫سنَّةَ نَبِيِّ ُك ْم‬
ُ ‫ لَت َ َر ْكت ُ ْم‬،‫ف فِي بَ ْيتِ ِه‬ ُ ّ‫ص ِلّي َهذَا ْال ُمتَ َخ ِل‬ َ ُ‫بُيُوتِ ُك ْم َك َما ي‬
ُ‫ب هللا‬ َ َ‫ ِإ َّال َكت‬،ِ‫اجد‬ ِ ‫س‬َ ‫ ث ُ َّم َي ْع ِمدُ ِإلَى َم ْس ِج ٍد ِم ْن َه ِذ ِه ْال َم‬،‫ور‬ ُّ ‫ِن‬
َ ‫الط ُه‬ ُ ‫ط َّه ُر فَيُ ْحس‬َ َ‫َو َما ِم ْن َر ُج ٍل َيت‬
‫ َولَقَ ْد َرأَ ْيتُنَا َو َما‬،ً‫سيِّئَة‬ َ ‫ع ْنهُ ِب َها‬َ ‫ط‬ ُّ ‫ َو َي ُح‬،ً‫ َو َي ْرفَعُهُ بِ َها دَ َر َجة‬،ً‫سنَة‬ َ ‫طوهَا َح‬ ْ ‫لَهُ ِب ُك ِّل خ‬
ُ ‫َط َوةٍ َي ْخ‬
‫الر ُجلَي ِْن َحتَّى‬ َّ َ‫الر ُج ُل يُؤْ تَى ِب ِه يُ َهادَى بَيْن‬ َّ َ‫ َولَقَ ْد َكان‬،‫ق‬ ِ ‫ع ْن َها إِ َّال ُمنَافِ ٌق َم ْعلُو ُم النِّفَا‬َ ‫ف‬ ُ َّ‫يَتَخَل‬
‫ف‬ِّ ‫ص‬
َّ ‫ام فِي ال‬ َ َ‫يُق‬
“Barangsiapa yang ingin menjumpai Allah dalam keadaan muslim, maka hendaklah dia menjaga shalat-shalat
ini di tempat yang mengajak untuk melaksanakannya. Karena Allah menyariatkan untuk Nabi kalian sunanul
huda (petunjuk). Dan shalat berjamaah termasuk sunanul huda (petunjuk). Seandainya kalian shalat di rumah
kalian, sebagaimana orang yang menganggap remeh dengan shalat di rumahnya, itu berarti kalian telah
meninggalkan ajaran Nabi kalian. Seandainya kalian meninggalkan ajaran Nabi kalian, niscaya kalian akan
sesat. Aku telah melihat bahwa tidak ada yang tertinggal dari shalat berjamaah melainkan orang munafik yang
jelas kemunafikannya. Dan sungguh adakalanya seseorang biasa dibawa di antara dua orang (dipapah) sampai
ia diberdirikan di dalam shaf.” [HR. Muslim, no. 654].
Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ َولَ ْو َي ْعلَ ُمونَ َما ِفي ِه َما َألَتَ ْو ُه َما‬،‫ص ََلة ُ ْالفَ ْج ِر‬َ ‫َاء َو‬ ِ ‫ص ََلة ُ ْال ِعش‬ َ َ‫علَى ْال ُمنَا ِف ِقين‬ َّ ‫أَثْقَ ُل ال‬
َ ‫ص ََل ِة‬
ِ َّ‫ص ِلّي ِبالن‬
َ ‫ ث ُ َّم أ َ ْن‬،‫اس‬
َ‫ط ِلق‬ َ ُ‫ ث ُ َّم آ ُم َر َر ُج ًَل ي‬، َ‫ َولَقَ ْد َه َم ْمتُ أَ ْن آ ُم َر ْال ُم َؤ ِذّنَ فَيُ َؤ ِذّن‬،‫َولَ ْو َحب ًْوا‬
َ َ‫ص ََلةِ فَأ ُ َح ِ ّرق‬
ِ َّ‫علَ ْي ِه ْم بُيُوتَ ُه ْم ِبالن‬
‫ار‬ َ َ‫ب ِإلَى قَ ْو ٍم يَتَخَلَّفُون‬
َّ ‫ع ِن ال‬ ِ ‫ط‬َ ‫َم ِعي بِ ِر َجا ٍل َم َع ُه ْم ُح ُز ُم ْال َح‬
“Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan shalat Shubuh. Seandainya
mereka tahu keutamaan yang ada dalam kedua shalat tersebut tentu mereka akan mendatanginya walau
dengan merangkak. Sungguh aku bertekad untuk menyuruh orang melaksanakan shalat. Lalu shalat
ditegakkan dan aku suruh ada yang mengimami orang-orang kala itu. Aku sendiri akan pergi bersama
beberapa orang untuk membawa seikat kayu untuk membakar rumah orang yang tidak menghadiri shalat
Jamaah.” [HR. Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651, dari Abu Hurairah].
Allah Jalla wa ‘Ala berfirman,
َ‫سالَى يُ َرا ُءون‬ َّ ‫ع ُه ْم َو ِإذَا قَا ُموا ِإلَى ال‬
َ ‫ص ََل ِة قَا ُموا ُك‬ ُ ‫َللاَ َو ُه َو خَا ِد‬
َّ َ‫عون‬ ُ ‫ِإ َّن ْال ُمنَا ِف ِقينَ يُخَا ِد‬
‫يَل‬ َّ َ‫اس َو َال يَ ْذ ُك ُرون‬
ً ‫َللاَ ِإ َّال قَ ِل‬ َ َّ‫الن‬
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila
mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan
manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” [Quran 4:142].
Demi Allah, lihatlah berapa banyak jumlah orang yang shalat di masjid ketika shalat berjamaah ditegakkan di
sana. Kemudian perhatikan pula berapa banyak jumlah manusia di pasar, di rumah, di jalan-jalan, di tempat
bekerja, di tempat bermain, di tempat nongkrong, yang sedang online internet. Apakah kendaraan berhenti
ketika shalat ditegakkan? Sehingga jalanan menjadi sepi?
Ibadallah,
Berhati-hatilah terhadap perbuatan yang menyelisihi syariat Rabb kalian. Tetaplah istiqomah dalam menaati-
Nya. Allah Ta’ala telah memberi peringatan:
‫اب أَ ِلي ٌم‬
ٌ َ‫عذ‬ ِ ُ‫صي َب ُه ْم ِفتْنَةٌ أَ ْو ي‬
َ ‫صي َب ُه ْم‬ َ َ‫فَ ْل َي ْحذَ ِر الَّذِينَ يُخَا ِلفُون‬
ِ ُ ‫ع ْن أ َ ْم ِر ِه أَ ْن ت‬
“Hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang
pedih.” [Quran An-Nur: 63]
Ibadallah,
Bersemangatlah pula dalam mengerjakan shalat sunnah rawatib. Perbanyaklah melakukan shalat sunnat. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
” ‫ت فَقَ ْد أَ ْفلَ َح َوأَ ْن َج َح‬ ْ ‫صلَ َح‬
َ ‫ص ََلتُهُ فَإِ ْن‬ َ ‫ع َم ِل ِه‬ َ ‫ب بِ ِه العَ ْبدُ يَ ْو َم ال ِقيَا َم ِة ِم ْن‬ َ ‫إِ َّن أَ َّو َل َما يُ َحا‬
ُ ‫س‬
: ‫ار َك َوتَعَالَى‬ َ َ‫ب تَب‬ َّ ‫ش ْي ٌء قَا َل‬
ُّ ‫الر‬ َ ‫ضتِ ِه‬ َ ‫ص ِم ْن فَ ِر ْي‬ َ َ‫س َر فَإِ ِن ا ْنتَق‬ َ ‫َاب َو َخ‬ َ ‫ت فَقَ ْد خ‬ْ َ‫سد‬َ َ‫َوإِ ْن ف‬
‫ع َم ِل ِه‬ َ ‫ض ِة ث ُ َّم َي ُك ْو ُن‬
َ ‫سائِ ُر‬ َ ‫ص ِمنَ الفَ ِر ْي‬ َ َ‫ط ُّوعٍ ؟ فَيُ ْك َم ُل بِ َها َما ا ْنتَق‬ َ َ‫ظ ُر ْوا ه َْل ِل َع ْبدِي ِم ْن ت‬َ َ‫ان‬
. ” ‫ب ذَ ِل َك‬ َ ‫س‬ َ ‫الز َكاة ُ ِمثْ ُل ذَ ِل َك ث ُ َّم تُؤْ َخذُ األ َ ْع َما ُل َح‬
َّ ‫ ” ث ُ َّم‬: ‫ َوفِي ِر َوايَ ٍة‬. ” ‫علَى ذَ ِل َك‬ َ
“Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila
shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan
menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala mengatakan,
’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan
menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.”
Dalam riwayat lainnya, ”Kemudian zakat akan (diperhitungkan) seperti itu. Kemudian amalan lainnya akan
dihisab seperti itu pula.” [HR. Abu Daud no. 864, Ahmad 2: 425, Hakim 1: 262, Baihaqi, 2: 386. Al Hakim
mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih dan tidak dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim, penilaian shahih
ini disepakati oleh Adz Dzahabi].
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

َّ ‫ب إِ َل‬
‫ي‬ َ ‫ َو َما يَزَ ا ُل‬،‫علَ ْي ِه‬
ُ ‫ع ْبدِي َيتَقَ َّر‬ ْ ‫ي ِم َّما ا ْفتَ َر‬
َ ُ‫ضت‬ َّ ‫ش ْيءٍ أَ َح‬
َّ َ‫ب إِل‬ َ ِ‫ع ْبدِي ب‬َ ‫ي‬ َّ َ‫ب إِل‬
َ ‫َو َما تَقَ َّر‬
ُ‫ِبالنَّ َوافِ ِل َحتَّى أ ُ ِحبَّه‬
“Tidaklah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada hal-hal yang Aku
wajibkan kepadanya. Hamba-Ku tidak henti-hentinya mendekat kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah
hingga Aku mencintainya.”
Demikianlah, kita memohon kepada Allah agar menolong kita dalam mengingat-Nya, bersyukur kepada-Nya,
dan beribadah dengan baik kepada-Nya.
‫علَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم ِإنَّ َك‬ َ ‫علَى ِإب َْرا ِهي َْم َو‬ َ ‫ْت‬ َ ‫صلَّي‬
َ ‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما‬ َ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ‫ص ِّل‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
‫علَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‬ َ ‫علَى ِإب َْرا ِهي َْم َو‬ َ ‫ت‬ َ ‫ار ْك‬ َ َ‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما ب‬ َ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ‫َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيدٌ وبارك‬
ٌ‫ِإنَّ َك َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيد‬
‫س ِم ْي ٌع‬ َ ‫ت إِنَّ َك‬ ِ ‫اء ِم ْن ُه ْم َواْأل َ ْم َوا‬ِ َ‫ت األ َ ْحي‬ ِ ‫ت َو ْال ُم ْس ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ِل َما‬ ِ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُمؤْ ِمنِيْنَ َو ْال ُمؤْ ِمنَا‬
‫ت‬ ِ ‫ع َوا‬ َ َّ‫ْب الد‬ ُ ‫ْب ُم ِجي‬ ٌ ‫قَ ِري‬
‫ان َو َال تَ ْجعَ ْل فِ ْي قُلُ ْوبِنَا ِغ اَل ِللَّ ِذيْنَ آ َمنُوا َربَّنَا‬ ِ ْ ‫س َبقُ ْونَا ِب‬
ِ ‫اْل ْي َم‬ َ َ‫َربَّنَا ا ْغ ِف ْر لَنَا َو ِ ِْل ْخ َوانِنَا الَّ ِذيْن‬
‫وف َر ِحي ٌم‬ ٌ ‫ِإنَّ َك َر ُء‬
‫ اَللَّ ُه َّم‬، َ‫ص ََل ُح اْ ِْل ْس ََل ِم َو ْال ُم ْس ِل ِميْن‬ َ ‫ص ََل ُح ُه ْم َو‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم َوفِّ ْق ُه ْم ِل َما فِ ْي ِه‬،‫ص ِل ْح ُو َالةَ أ ُ ُم ْو ِرنَا‬ ْ َ‫اَللَّ ُه َّم أ‬
‫س ْو ِء‬ُّ ‫طانَةَ ال‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم أَ ْب ِع ْد‬. َ‫ب ْال َعالَ ِميْن‬
َ ‫ع ْن ُه ْم ِب‬ َّ ‫ام ِه ْم َك َما أَ َم ْرتَ ُه ْم َيا َر‬ ِ ‫علَى ْال ِق َي ِام ِب َم َه‬ َ ‫أَ ِع ْن ُه ْم‬
‫ص ِل ْح ُو َالةَ أ ُ ُم ْو ِر‬ ْ َ‫ب ْال َعالَ ِميْنَ اَللَّ ُه َّم أ‬ َّ ‫اص ِحيْنَ يَا َر‬ ِ َّ‫َو ْال ُم ْف ِس ِديْنَ َوقَ ِ ّربْ ِإلَ ْي ِه ْم أَ ْه َل ْال َخي ِْر َوالن‬
ٍ ‫ْال ُم ْس ِل ِميْنَ فِ ْي ُك ِّل َم َك‬
‫ان‬
‫اجعَ ْلنَا ِل ْل ُمت َّ ِقيْنَ إِ َما ًما‬
ْ ‫اجنَا َوذُ ِ ّريَّاتِنَا قُ َّرةَ أ َ ْعيُ ٍن َو‬ ِ ‫َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن أ َ ْز َو‬
ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬ َ َ‫عذ‬ َ ‫سنَةً َو ِقنَا‬ َ ‫سنَةً َو ِفي ْاْل ِخ َرةِ َح‬ َ ‫َربَّنَا آ ِتنَا ِفي الدُّ ْن َيا َح‬
Oleh tim KhotbahJumat.com
Artikel www.KhotbahJumat.com
Read more https://khotbahjumat.com/4796-jangan-kau-tunda-apalagi-sampai-kau-tinggalkan-shalat.html

Anda mungkin juga menyukai