2018
Wardhana, Hilman
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/7938
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
MANAJEMEN RISIKO K3 PADA PROYEK TOWER TRANSMISI
TUGAS AKHIR
DISUSUN OLEH :
HILMAN WARDHANA
11 0404 131
Kata kunci: AS/NZS 4360, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan Tower Transmisi
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Tugas akhir ini merupakan syarat untuk mencapai gelar sarjana Teknik
Sipil bidang studi Manajemen Rekayasa Konstruksi Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, dengan judul :
“MANAJEMEN RISIKO K3 PADA PROYEK TOWER TRANSMISI (Studi
Kasus : Proyek Pembangunan Jaringan Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi
275 kV Galang – Simangkuk)”
Dalam penyusunan dan penulisan tugas akhir ini hingga dapat
terselesaikan tidak terlepas dari dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada beberapa pihak yang berperan penting yaitu :
1. Terutama kepada kedua orang tua saya, Ayahanda Ir. Mukhtaruddin dan
Ibunda Rozana serta kepada abang - abang saya Denny Hernawan, S.H., M.H.
dan Yudha Widyanata, S.T., yang telah memberikan dukungan penuh serta
mendoakan saya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Ir. Syahrizal, M.T. dan Ir. Andy Putra Rambe, M.B.A. sebagai Dosen
Pembimbing yang telah dengan sabar memberi bimbingan, saran, dan
dukungan dalam bentuk waktu dan pemikiran untuk menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
3. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan dan Indra Jaya, S.T., M.T. sebagai
Dosen Pembanding dan Penguji Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Medis Sejahtera Surbakti, S.T, M.T, Ph.D, sebagai Ketua Departemen
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak dan Ibu staf pengajar dan seluruh pegawai Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
ii
Medan, 2018
Penulis
( Hilman Wardhana )
11 04 04 131
iii
ABSTRAK ................................................................................................... i
iv
2.10Manajemen Risiko....................................................................... 27
LAMPIRAN ...........................................................................................
vi
Nomor
Judul Halaman
Tabel
2.1 Ukuran dari Dampak (Consequence) 38
2.2 Ukuran dari Kemungkinan (Likelihood) 38
2.3 Matriks Analisa Risiko (Level) menurut AS/NZS 4360:2004 39
4.1 Daftar Hasil Identifikasi Risiko 53
Hasil Pengisian Kuesioner Kegiatan Pemasangan Leg Tower
4.2 56
Bagian Kemungkinan (Likelihood)
Hasil Pengisian Kuesioner Kegiatan Pemasangan Body
4.3 56
Tower Bagian Kemungkinan (Likelihood)
Hasil Pengisian Kuesioner Kegiatan Pemasangan Cross Arm
4.4 57
Bagian Kemungkinan (Likelihood)
Hasil Pengisian Kuesioner Kegiatan Penarikan Kabel
4.5 57
Transmisi Bagian Kemungkinan (Likelihood)
Hasil Pengisian Kuesioner Kegiatan Pemasangan Leg Tower
4.6 58
Bagian Dampak (Consequence)
Hasil Pengisian Kuesioner Kegiatan Pemasangan Body
4.7 58
Tower Bagian Dampak (Consequence)
Hasil Pengisian Kuesioner Kegiatan Pemasangan Cross Arm
4.8 59
Bagian Dampak (Consequence)
Hasil Pengisian Kuesioner Kegiatan Penarikan Kabel
4.9 59
Transmisi Bagian Dampak (Consequence)
4.10 Hasil Perhitungan Indeks Risiko 60
Hasil Tingkat Risiko Berdasarkan Matriks Risiko AS/NZS
4.11 63
4360:2004
4.12 Indeks Risiko Dengan Adanya Pengendalian 68
vii
Nomor
Judul Halaman
Gambar
2.1 Proses Sistem Manajemen K3 27
2.2 Bagan Proses Manajemen Risiko 29
4.1 Diagram Usia Responden 51
4.2 Diagram Tingkat Pendidikan Responden 51
4.3 Diagram Pengalaman Kerja Responden 52
4.4 Diagram Jabatan Responden 52
4.5 Diagram Pengelompokan Potensi Risiko 66
viii
PENDAHULUAN
Pada saat ini perkembangan konstruksi di Indonesia sangat cepat. Hal ini
kerugian (Redja, 2008). Risiko bisa berdampak pada lingkungan kerja dan juga
Setiap tempat kerja selalu memiliki risiko kecelakaan kerja yang dapat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yang juga dikenal dengan istilah K3,
keselamatan di lingkungan kerja, baik untuk tenaga kerja, pengurus, dan orang -
orang di sekitar lingkungan kerja. K3 juga banyak menyita perhatian, terlebih lagi
aktivitas pekerjaan yang mengandung unsur bahaya dan risiko yang cukup besar
(Wulfram, 2005).
dengan upaya keselamatan tenaga kerja atau orang lain yang berada di tempat
Nomor 9 tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan
atau aktifitas pekerjaan yang dilakukan oleh Tenaga Kerja pada Tempat Kerja di
permukaan tanah atau perairan yang terdapat perbedaan ketinggian dan memiliki
potensi jatuh yang menyebabkan Tenaga Kerja atau orang lain yang berada di
Tempat Kerja cedera atau meninggal dunia atau menyebabkan kerusakan harta
benda”.
Ketenagakerjaan 2017) . Hal ini meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu sebanyak
2016). Dari data tersebut terlihat bahwa keselamatan dan kesehatan kerja belum
risiko yang dapat terjadi pada konstruksi tower transmisi, misalnya terjatuh dari
ketinggian, tertimpa material besi atau baut, dan juga tersandung material.
maka diambil penelitian dengan judul “Manajemen Risiko K3 Pada Proyek Tower
Transmisi”.
yang ada. Adapun rumusan masalah yang penulis ambil adalah sebagai berikut :
Galang-Simangkuk.
tower, common body, dan cross arm) dan penarikan kabel transmisi.
Dalam penelitian ini terdapat manfaat bagi penulis dan pelaku konstruksi.
kV Galang-Simangkuk.
accident.
sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
sistematika penulisan.
Bab ini berisi dasar-dasar teori mengenai K3, kecelakaan kerja dan metode
Bab ini berisi tentang penjabaran keseluruhan proses yang dilakukan mulai
Bab ini menyajikan tentang pengolahan dan analisa data-data yang telah
transmisi.
Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang dilakukan serta saran-saran
a. Studi Literatur
yang berhubungan dengan topik yang diangkat dalam suatu penelitian. Studi
literatur bisa didapat dari berbagai sumber, jurnal, buku dokumentasi, internet dan
pustaka. Dalam penelitian ini studi literatur yang dipakai ialah jurnal, peraturan
b. Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer ialah data yang didapat langsung melalui sumber utama
(orang pertama) sedangkan data sekunder adalah data yang didapat dari sumber
kedua (bukan orang pertama). Dalam hal ini data primer yang diperoleh adalah
TINJAUAN PUSTAKA
Kerja adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup ataupun terbuka, bergerak
atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja
untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber
bahaya baik di darat di dalam tanah di permukaan air di dalam air maupun di
Secara rinci tempat kerja dijelaskan dalam ketentuan-ketentuan dalam pasal 1 ayat
atau bijih logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau mineral lainnya,
air;
perairan;
j. dilakukan pekerjaan dibawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau
rendah;
atau terpelanting;
uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran;
atau telepon;
Tower Transmisi, atau yang lebih dikenal dengan Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) adalah
sarana yang terbentang di udara untuk menyalurkan tenaga listrik dari Pusat
Pembangkit ke Gardu Induk (GI) / Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET)
sistem tegangan tinggi (30 kV, 70 k,150 kV) atau tegangan ekstra tinggi (275 kV,
500 kV). Tower transmisi terdiri dari pondasi dan stub, erection (pemasangan
badan tower), dan stringing (penarikan kawat konduktor, OPGW dan GSW).
2.3 Wawancara
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
10
bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang
2.4 Bahaya
kecelakaan atau cidera pada manusia, kerusakan atau gangguan lainnya. Oleh
karena itu, diperlukan pengendalian yang tepat agar bahaya tersebut tidak
menimbulkan akibat yang merugikan. Bahaya merupakan sifat yang melekat dan
11
b. Bahaya Listrik
c. Bahaya Kimiawi
d. Bahaya Fisis
Bahaya yang berasal dari faktor fisis antara lain kebisingan, tekanan,
getaran, suhu panas atau dingin, cahaya atau penerangan, dan radiasi
e. Bahaya Biologis
unsur biologis seperti flora dan fauna yang terdapat di lingkungan kerja
atau berasal dari aktivitas kerja. Potensi bahaya ini ditemukan dalam
12
2.5 Risiko
diukur dengan hukum sebab akibat. Risiko diukur berdasarkan nilai likelihood dan
consequence. Konsekuensi atau dampak hanya akan terjadi bila ada bahaya dan
kontak antara manusia dengan peralatan ataupun material yang terlibat dalam
atau gangguan operasi. Risiko yang bersifat negatif harus dihindarkan atau
organisasi atau perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam
maupun dari luar. Risiko dalam organisasi sangatlah beragam sesuai dengan sifat
1) Risiko Finansial
2) Risiko Operasional
3) Risiko Alam
13
5) Risiko Sosial
6) Risiko Keamanan
berkaitan dengan aspek keuangan. Ada berbagai risiko finansial seperti piutang
macet, utang di bank yang harus segera dilunasi, perubahan suku bunga, nilai
tukar mata uang dan lain-lain. Risiko keuangan ini harus dikelola dengan baik
agar organisasi tidak mengalami kerugian atau bahkan sampai gulung tikar.
bagaimana cara mengelola perusahaan yang baik dan benar. Perusahaan yang
perusahaan lainnya tergantung dari jenis, bentuk dan skala bisnis masing-masing.
a. Ketenagakerjaan
14
Tenaga kerja merupakan salah satu unsur yang dapat memicu atau
b. Teknologi
yang ditimbulkan.
15
Gangguan operasi
perusahaan.
Bencana alam merupakan risiko yang dihadapi oleh siapa saja dan
dapat terjadi setiap saat. Bencana alam dapat berupa gempa bumi, badai atau
angin topan, tsunami, tanah longsor, banjir, dan letusan gunung berapi. Selain
memakan korban jiwa, bencana alam juga mengakibatkan kerugian materil yang
usaha dan kegiatan. Indonesia berada di pertemuan berbagai lempeng besar, yaitu
lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Kondisi ini tentu saja meningkatkan
risiko terjadi nya gempa, tsunami dan juga longsor. Indonesia berada diantara dua
benua dan dua lautan luas yang mempengaruhi pola iklim dan cuaca. Indonesia
juga memiliki banyak gunung yang aktif. Oleh karena itu, faktor bencana alam
16
terikat dengan tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap produk dan jasa yang
dihasilkannya.
mengatur hak dan kewajiban penyedia jasa dan produk. Perusahaan wajib
menjamin bahwa produk barang atau jasa yang diberikannya aman bagi konsumen
atau pengguna.
dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang. Risiko lainnya datang dari pesaing,
memilih produk atau jasa yang disukainya dan sangat kritis terhadap mutu, harga,
layanan dan jaminan keselamatannya. Setiap produk atau jasa yang bersaing di
risiko baik yang positif maupun negatif. Budaya masyarakat yang tidak peduli
17
atau kegiatan suatu perusahaan seperti data informasi, data keuangan, formula
dengan melakukan identifikasi semua potensi risiko keamanan yang ada dalam
pada perusahaan, dalam arti kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau
Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Tenaga Kerja Harian
Lepas, Tenaga Kerja Borongan dan Tenaga Kerja Kontrak, kecelakaan kerja
penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang
terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke
18
1. Kerusakan.
2. Kekacauan organisasi.
5. Kematian.
Ada banyak teori mengenai kecelakaan kerja. Berikut ini adalah beberapa
a. Teori Domino
diberdirikan. Jika satu kartu jatuh, maka kartu ini akan menimpa kartu
yang lain hingga semua kartu domino akan jatuh. Untuk mencegah
ketiga (unsafe act dan unsafe condition). Jika kartu nomor 3 sudah tidak
ada lagi maka seandainya kartu nomor 1 dan 2 jatuh, hal ini tidak akan
menyebabkan jatuhnya semua kartu karena sudah ada jarak antara kartu
19
dan cedera.
teliti.
c. Teori Gordon
secara detail.
20
keselamatan kerja.
kesehatan kerja merupakan kondisi – kondisi dan faktor – faktor yang berdampak
pada kesehatan dan keselamatan karyawan atau pekerja lain (termasuk pekerja
peralatan kerja, bahan dan proses pengolahannya, lingkungan kerja serta prosedur
atau tata cara kerja (Suma’mur, 1995). Keselamatan kerja menyangkut segenap
proses produksi dan distribusi, baik barang maupun jasa. Salah satu aspek penting
teknologi terutama teknologi yang lebih maju. Keselamatan kerja adalah tugas
semua pekerja yang bekerja pada perusahaan. Keselamatan kerja adalah dari, oleh,
21
umumnya.
produktivitas nasional.
kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar tenaga kerja atau pekerja
maupun sosial dengan usaha - usaha pencegahan terhadap penyakit - penyakit atau
lingkungan kerja, serta terhadap penyakit pada umumnya. Ada dua kategori
a. Penyakit umum
Penyakit yang mungkin diderita oleh setiap orang baik yang bekerja,
22
pekerjaan.
2.8.1 Definisi
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem
pelaksanaan, tanggung jawab, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan
Kerja adalah menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat
kerja dengan melibatkan tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja, serta unsur
penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif.
Sesuai dengan Bab III pasal 3 ayat 1, Peraturan Menteri Tenaga Kerja
23
berisi:
24
perusahaan.
Peraturan Pemerintah.
pelaksanaan ini ditujukan untuk kegiatan industri yang terdiri dari ayat (b), (c) dan
kesehatan tenaga kerja maupun orang lain yang berada di tempat kerja,
25
ini tidak jauh berbeda dengan tujuan Sistem Manajemen K3 Permenaker, yaitu
perlindungan terhadap para pekerja dari hal - hal yang tidak diinginkan yg timbul
dari lingkungan kerja pekerjaan itu sendiri yang berdampak terhadap kesehatan
dan keselamatan para pekerja dan tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan
pokok dalam sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang berkaitan
kesehatan kerja.
dan target K3 yang akan dicapai, yang dituangkan dalam program kerja. Dari alur
di bawah terlihat bahwa HIRARC merupakan titik pangkal dari pengelolaan K3.
salah arah (misguided), acak atau virtual karena tidak mampu menangani isu
26
Karena itu, lembaga memiliki hubungan dengan perusahaan penilai risiko (Risk
27
perusahaan. Pandangan lain menilai bahwa masalah K3 bersifat multi disiplin dan
terencana dan terstruktur dalam suatu kesisteman yang baik. Manajemen risiko
K3 berkaitan dengan bahaya dan risiko yang ada di tempat kerja yang dapat
Manajemen risiko adalah suatu proses yang terdiri dari langkah-langkah yang
28
Standard AS/NZS 4360 (Ramli, 2010) dapat dilihat pada gambar 2.2 :
Penetapan Konteks
Penetapan
Komunikasi dan Konsultasi
Konteks
Identifikasi Risiko
Analisa Risiko
Evaluasi Risiko
Pengendalian Risiko
29
dan bermacam aplikasi nya salah satu diantaranya adalah manajemen risiko K3.
Untuk manajemen risiko K3 sendiri juga diperlukan penentuan konteks yang akan
lainnya. Penentuan konteks ini diselaraskan dengan visi dan misi organisasi serta
sasaran yang ingin dicapai. Lebih lanjut ditetapkan pula kriteria risiko yang
berikutnya adalah melakukan identifikasi bahaya, analisa dan evaluasi risiko serta
kecelakaan atau pengendalian risiko. Tanpa mengenal bahaya, maka risiko tidak
dapat ditentukan sehingga upaya pencegahan dan pengendalian risiko tidak dapat
ditekan.
30
kepentingan.
lain yaitu :
a. Data kecelakaan
31
b. Daftar periksa
yaitu :
yang ada.
32
semakin luas, dalam dan rinci informasi yang akan diperoleh. Oleh
karena itu, salah satu teknik yang sederhana yang dapat digunakan
d. What-if
dipandu dengan kata “what-if”. Tujuan dari teknik ini adalah untuk
e. HAZOPS
HAZOPS juga bersifat multi disiplin sehingga hasil kajian akan lebih
33
f. FMEA
g. FTA
h. JSA
Salah satu teknik analisa bahaya yang sangat populer dan banyak
dari adanya kondisi atau tindakan tidak aman saat melakukan suatu
34
dilaksanakan.
Tahap kerja kritis adalah tahap kerja dimana pada tahap tersebut
sehingga dapat dilakukan pemilahan risiko yang memiliki dampak besar terhadap
perusahaan dan risiko yang ringan atau dapat diabaikan. Hasil analisa risiko
dievaluasi dan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan atau standar
dan norma yang berlaku untuk menentukan apakah risiko tersebut dapat diterima
35
suatu risiko. Tujuannya adalah untuk membedakan antara risiko kecil, risiko
sedang, dengan risiko besar dan menyediakan data untuk membantu evaluasi dan
a. Sumber risiko
Sumber risiko merupakan asal atau timbulnya risiko yang dapat berupa
b. Likelihood
dan sumber risiko yang ada dalam proses kerja dan di tempat kerjanya
konsentrasi pekerja.
36
pengalaman terdahulu.
rentang antara risiko yang jarang terjadi (rare) sampai dengan risiko yang dapat
terjadi setiap saat (almost certain). Sedangkan untuk dampak atau consequence
dikategorikan antara kejadian yang tidak menimbulkan cedera atau kerugian kecil
sampai dampak yang paling parah yaitu menimbulkan kejadian fatal (meninggal
melalui skala deskriptif seperti : tinggi, sedang, atau rendah. Hasil dari analisis
AS/NZS 4360.
37
Almost
5 Terjadi hampir di semua keadaan
certain
38
indeks risiko sama dengan perkalian kemungkinan dengan dampak (AS/NZS 4360
diketahui risiko tersebut masuk dalam kategori Very High (VH), High (H),
Moderate (M), ataupun Low (L). Tingkat atau level dari risiko merupakan alat
Keterangan :
dengan segera.
39
diterima atau tidak, dengan membandingkan terhadap standar yang berlaku, atau
melihat apakah risiko yang telah dianalisis dapat diterima atau tidak dengan
membandingkan tingkat risiko yang telah dihitung pada tahapan analisis risiko
sumber daya yang sesuai untuk masing - masing risiko sesuai dengan tingkat
40
1) Pendekatan Teknis
a) Eliminasi
lain:
b) Substitusi
dapat ditekan.
41
penerima.
2) Pendekatan Administratif
3) Pendekatan Manusia
1) Tanggap darurat
3) Sistem pelindung
42
dikurangi.
yang jelas mengenai semua risiko yang ada dibawah kendalinya. Demikian pula
dengan para pekerja perlu diberi informasi mengenai semua potensi bahaya yang
masyarakat sekitar aktivitas perusahaan juga perlu mendapat informasi yang jelas
tentang kegiatan perusahaan dan potensi terhadap bahaya yang dapat timbul dan
mengetahui dan memahami semua risiko yang ada di lingkungannya, maka semua
43
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendahuluan
dan kegunaan tertentu. Secara umum data yang diperoleh dari penelitian dapat
metode penelitian adalah sebagai suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan secara
data, sehingga nantinya diperoleh suatu pemahaman dan pengertian atas topik,
gejala atau isu tertentu. Dikatakan bertahap karena kegiatan ini berlangsung
mengikuti suatu proses tertentu, sehingga ada langkah - langkah yang perlu dilalui
kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda -
dimiliki oleh populasi. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan
dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi
44
taraf toleransi kesalahan 5%. Semakin kecil toleransi kesalahan, semakin akurat
(Persamaan 3.1)
dimana
n: jumlah sampel
N: jumlah populasi
e: batas toleransi kesalahan (error tolerance).
15
𝑛= = 14.46 ≈ 14 orang
1 + 15 𝑥0.052
(Jumlah populasi sebanyak 15 orang diambil dari data struktur organisasi.)
atau diskusi, serta penyebaran kuesioner berupa gambaran bahaya dan potensi
45
b. Kuesioner
(spesifikasi pekerjaan).
Variabel Pertanyaan
adalah sumber data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan
memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku - buku, serta
46
ini.
item pekerjaan, dan lain - lain. Selain itu didapat juga dari penelitian terdahulu,
buku, internet dan sumber - sumber yang menunjang dalam penelitian. Data
didapat dari penyebaran kuesioner dan wawancara kemudian diuji validitas dan
pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono,
2015). Untuk menentukan tingkat kevalidan data maka diperlukan nilai r yang
diambil dari jumlah responden. Uji validitas pada penelitian in dilakukan dengan
or by splitting a data set in two parts (split half)”. Reliabilitas berkenaan dengan
derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positivistik
(kuantitas), suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam
objek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu
47
menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda. Menurut Sugiyono (2012),
kuesioner diolah sehingga diperoleh nilai rata - rata kemungkinan dan dampak
dari tiap-tiap risiko. Kemudian nilai rata-rata kemungkinan dikalikan dengan nilai
rata-rata dampak sehingga diperoleh nilai indeks risiko (tingkat risiko). Setelah
nilai indeks risiko diperoleh, maka nilai risiko dibandingkan dengan standar level
48
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Ya
Analisa Data
Analisa tingkat risiko
menggunaan matriks risiko
49
4.1 Pendahuluan
Di dalam bab ini akan dibahas hasil analisis data untuk memperoleh
jawaban (output) dari penelitian ini berdasarkan data yang diperoleh serta hasil
observasi lapangan yaitu dengan cara wawancara dan menyebar kuesioner kepada
responden sesuai struktur organisasi yang sudah berpengalaman dalam hal K3,
yang diperoleh.
Pada hasil penelitian ini akan diuraikan mengenai hasil – hasil yang
beberapa staf pihak kontraktor, minimal setingkat mandor. Pada penelitian ini
Sebelum melakukan pengisian kuesioner, maksud dan tujuan dari penelitian ini
pendidikan, pengalaman kerja, dan jabatan. Adapun data – data dibawah ini akan
50
7%
29%
≤ 25 tahun
26≤X≤35 tahun
≥36 tahun
64%
orang, sebanyak 1 orang atau 7% berusia ≤ 25 tahun, 9 orang atau 64% berusia 26
2. Tingkat Pendidikan
14% 14%
S2
S1
22%
D3
SMA/sederajat
50%
total 14 orang, sebanyak 2 orang atau 14% dengan tingkat pendidikan Strata 2
(S2), 7 orang atau 50% dengan tingkat pendidikan Strata 1 (S1), 3 orang atau 22%
dengan tingkat pendidikan Diploma 3 (D3), dan 2 orang atau 14% dengan tingkat
pendidikan SMA/sederajat.
51
14%
≤ 5 tahun
> 5tahun
86%
total 14 orang, sebanyak 2 orang atau 14% dengan pengalaman kerja ≤ 5 tahun
4. Jabatan
Project Manager
7% Management Team
14%
7%
Project Engineer
Site Manager
14% 15% Supervisor K3
Supervisor Sipil dan EM
orang, sebanyak 2 orang atau 13% dengan masing - masing jabatan Project
Engineer, Site Manager, Site Engineer EM, dan Mandor. Sebanyak 1 orang atau
52
Supervisor K3, Supervisor Sipil dan EM, Administrasi dan Keuangan, serta
logistik.
Dibawah ini merupakan tabel hasil identifikasi risiko yang diperoleh dari
53
a. Uji validitas
responden sehingga nilai r yang didapat yaitu 0,532. Dari hasil uji
54
reliabel jika nilai Alpha ≥ 0,60. Dari hasil uji reliabilitas nilai r Hitung
Setelah hasil kuesioner sudah valid dan reliabel, dilakukan penilaian risiko
untuk mendapatkan nilai rata – rata kemungkinan dan dampak risiko pada masing
– masing item pekerjaan. Kemudian nilai rata – rata kemungkinan dan dampak
55
Tabel 4.3 Hasil Pengisian Kuesioner Kegiatan Pemasangan Body Tower Bagian
Kemungkinan (Likelihood)
Kemungkinan
Pertanyaan
Responden
1 2 3 4 5 6 7
1 2 2 1 2 3 1 3
2 1 1 2 2 2 1 2
3 2 2 3 2 2 3 3
4 3 3 2 3 3 2 3
5 2 2 1 2 2 2 1
6 1 3 3 2 3 3 3
7 3 2 3 3 2 2 4
8 2 3 2 3 3 3 2
9 1 3 4 2 3 3 3
10 2 3 2 2 2 1 2
11 2 2 2 2 3 2 3
12 1 1 3 1 3 3 2
13 1 1 1 1 1 2 2
14 4 3 3 2 3 2 3
56
Tabel 4.5 Hasil Pengisian Kuesioner Kegiatan Penarikan Kabel Transmisi Bagian
Kemungkinan (Likelihood)
Kemungkinan
Pertanyaan
Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 1 1 3 2 3 1 2 1 1 1 2
2 1 3 2 1 2 2 1 2 1 2 3
3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2
4 3 3 2 2 4 3 3 2 3 3 3
5 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1
6 2 3 2 3 3 1 1 2 3 2 2
7 3 3 2 2 3 2 1 2 3 3 3
8 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2
9 3 3 3 1 3 2 2 3 1 2 3
10 2 1 2 2 3 3 2 1 1 3 2
11 3 2 3 3 2 1 2 2 3 2 3
12 3 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2
13 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2
14 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3
57
Tabel 4.7 Hasil Pengisian Kuesioner Kegiatan Pemasangan Body Tower Bagian
Dampak (Consequence)
Dampak
Pertanyaan
Responden
1 2 3 4 5 6 7
1 1 2 1 2 4 1 2
2 1 1 1 1 3 1 1
3 2 2 2 2 4 2 3
4 2 3 3 2 5 2 3
5 1 1 1 2 3 1 1
6 2 2 2 1 4 2 2
7 3 2 3 3 4 2 3
8 3 3 3 2 4 3 1
9 3 3 2 2 4 1 2
10 1 1 3 1 5 1 3
11 2 2 2 3 5 3 3
12 1 1 1 1 4 1 1
13 3 1 1 1 4 1 2
14 3 2 2 2 5 1 3
58
Tabel 4.9 Hasil Pengisian Kuesioner Kegiatan Penarikan Kabel Transmisi Bagian
Dampak (Consequence)
Dampak
Pertanyaan
Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 3 1 1 1 3 3 1 1 2 2 2
2 3 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1
3 4 2 3 1 2 3 2 2 3 2 3
4 5 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2
5 4 1 2 2 1 1 2 1 3 1 2
6 5 3 3 3 1 2 3 1 2 2 3
7 5 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2
8 5 2 1 2 3 2 2 2 3 3 1
9 5 2 3 3 3 3 2 3 2 3 4
10 4 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1
11 5 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3
12 3 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1
13 4 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2
14 4 3 1 3 2 2 3 3 3 2 3
Di bawah ini adalah hasil perhitungan indeks risiko yang didapat dari
perkalian nilai rata – rata kemungkinan dan rata – rata dampak pada masing –
59
60
Peralatan
kerja
terjatuh 2,214 1,571 3,480
mengenai
pekerja
Kaki pekerja
tersandung 2,571 2,143 5,510
material besi
Box Crane
manual
terjatuh 2,214 1,857 4,112
mengenai
pekerja
Tali terputus
mengenai 2,143 1,786 3,827
pekerja
Material besi
2,143 1,786 3,827
terjatuh
Dehidrasi 2,286 1,929 4,408
Proses
Pekerja
3 pemasangan
terjatuh dari 2,286 4,500 10,286
Cross Arm
ketinggian
Tersambar
1,857 4,571 8,490
petir
Peralatan
kerja
terjatuh 2,143 1,857 3,980
mengenai
pekerja
Kaki pekerja
tersandung 2,714 1,857 5,041
material besi
Pekerjaan Stringing
Pekerja
terjatuh dari 2,429 4,214 10,235
ketinggian
Dehidrasi 2,214 2,000 4,429
Proses
Tangan
Penarikan
4 terluka
Kabel 2,357 1,929 4,546
terkena tali
transmisi
tambang
Kaki pekerja
tersandung 1,929 2,071 3,995
tali tambang
61
Kaki pekerja
tersandung
2,714 2,000 5,429
kawat
konduktor
Tangan
terkena
peralatan
pada saat 1,929 2,071 3,995
pemotongan
kawat
konduktor
Kaki terluka
terkena 1,857 2,071 3,847
cangkul
Tangan
tergores
2,000 1,857 3,714
ujung kawat
konduktor
Tangan
tertusuk
1,929 2,214 4,270
kawat
konduktor
Roller
terjatuh
2,143 1,929 4,133
mengenai
pekerja
Isolator
terjatuh
2,357 2,143 5,051
mengenai
pekerja
62
63
64
4.4 Pembahasan
maka akan diketahui nilai persentase dari setiap jenis potensi risiko terhadap
65
potensi risiko yang dijelaskan dalam bentuk diagram seperti pada gambar 4.5
dibawah ini.
Potensi Risiko Potensi risiko
kerusakan pekerja terjatuh
peralatan 12%
9%
Potensi Risiko Potensi risiko
terbakar akibat cuaca
6% Potensi Risiko 12%
tersandung
15%
Potensi risiko
kejatuhan
benda
Potensi Risiko 32%
tertusuk/tergore
s benda
14%
High Risk dengan potensi risiko pekerja terjatuh dari ketinggian pada masing –
66
berlangsung.
K3.
risiko adalah :
67
yang terjatuh.
para pekerja.
risiko yang ada. Berikut ini adalah tabel nilai indeks risiko dengan ada nya
pengendalian.
Indeks Risiko
Potensi
No. Kegiatan Sebelum Setelah
Risiko
Pengendalian Pengendalian
1 Proses Pekerja
pemasangan terjatuh dari 10,439 4,653
Leg Tower ketinggian
2 Proses Pekerja
pemasangan terjatuh dari 10,357 4,715
Body Tower ketinggian
3 Proses Pekerja
pemasangan terjatuh dari 10,286 4,501
Cross Arm ketinggian
68
4 Proses Pekerja
Penarikan terjatuh dari
10,235 4,593
Kabel ketinggian
transmisi
5 Proses Tersambar
pemasangan petir 8,490 3,917
Cross Arm
6 Proses Kaki pekerja
pemasangan tersandung 5,510 1,796
Body Tower material besi
7 Proses Kaki pekerja
Penarikan tersandung
5,429 1,714
Kabel kawat
transmisi konduktor
8 Proses Kaki pekerja
pemasangan tersandung 5,143 1,571
Leg Tower material besi
9 Proses Isolator
Penarikan terjatuh
5,051 1,551
Kabel mengenai
transmisi pekerja
10 Proses Kaki pekerja
pemasangan tersandung 5,041 1,469
Cross Arm material besi
11 Proses Tangan
Penarikan terluka
4,546 1,261
Kabel terkena tali
transmisi tambang
12 Proses Mata rusak
pemasangan saat 4,510 1,225
Leg Tower pengelasan
13 Proses Box Crane
pemasangan manual
Leg Tower terjatuh 4,439 2,367
mengenai
pekerja
14 Proses Material besi
pemasangan terjatuh 4,439 1,224
Leg Tower
15 Proses Dehidrasi
Penarikan
4,429 2,428
Kabel
transmisi
16 Proses Material besi
pemasangan terjatuh 4,408 1,195
Body Tower
69
17 Proses Dehidrasi
pemasangan 4,408 2,481
Cross Arm
18 Proses Tali terputus
pemasangan mengenai 4,286 1,143
Leg Tower pekerja
19 Proses Peralatan
pemasangan kerja terjatuh
4,270 1,128
Leg Tower mengenai
pekerja
20 Proses Tangan
Penarikan tertusuk kawat
4,270 1,128
Kabel konduktor
transmisi
21 Proses Roller terjatuh
Penarikan mengenai
4,133 1,062
Kabel pekerja
transmisi
22 Proses Tali terputus
pemasangan mengenai 4,112 1,040
Body Tower pekerja
23 Box Crane
Proses manual
pemasangan terjatuh 4,112 1,040
Cross Arm mengenai
pekerja
24 Proses Kulit terkena
pemasangan percikan api
4,082 1,011
Leg Tower pada saat
pengelasan
25 Proses Kaki pekerja
Penarikan tersandung
3,995 0,995
Kabel tali tambang
transmisi
26 Tangan
terkena
Proses
peralatan pada
Penarikan
saat 3,995 0,995
Kabel
pemotongan
transmisi
kawat
konduktor
27 Proses Peralatan
pemasangan kerja terjatuh
3,980 0,980
Cross Arm mengenai
pekerja
70
28 Box Crane
Proses manual
pemasangan terjatuh 3,857 0,929
Body Tower mengenai
pekerja
29 Proses Kaki terluka
Penarikan terkena
3,847 0,918
Kabel cangkul
transmisi
30 Proses Tali terputus
pemasangan mengenai 3,827 0,898
Cross Arm pekerja
31 Proses Material besi
pemasangan terjatuh 3,827 0,898
Cross Arm
32 Proses Tangan
Penarikan tergores ujung
3,714 0,857
Kabel kawat
transmisi konduktor
33 Proses Dehidrasi
pemasangan 3,699 0,842
Body Tower
34 Proses Peralatan
pemasangan kerja terjatuh
3,480 0,693
Body Tower mengenai
pekerja
tingkatan. Sehingga indeks risiko tertinggi berada pada tingkat risiko sedang,
dengan indeks risiko sebesar 4,715 yaitu risiko pekerja terjatuh dari ketinggian
71
5.1 Kesimpulan
terjatuh dari ketinggian adalah risiko yang paling tinggi sebesar 10,439
72
5.2 Saran
seperti safety net di lokasi kerja guna mencapai target zero accident.
dan juga uraian kegiatan yang lebih detail agar tidak terjadi
pekerjaan.
73
Anwar, Fahmi Nurul, Ida Farida, dan Agus Ismail, 2014. Analisis Manajemen
Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada Pekerjaan Upper
Structure Gedung Bertingkat (Studi Kasus Proyek Skyland City –
Jatinangor). Jurnal Konstruksi Sekolah Tinggi Teknologi Garut Vol.13 No.
1. Garut.
Arifin, Mohamad, 2014. Analisa Resiko dan Implementasi Metode HIRARC
(Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) pada Satuan
Penyelam di Dislambair Koarmatim. Tugas Akhir. Surabaya.
[AS/NZS] The Australian And New Zealand Standard 4360, 2004. 3rd Edition The
Australian And New Zealand Standard on Risk Management. Broadleaf
Capital International Pty Ltd. NSW Australia.
[BPJS] Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, 2016. Laporan
Keuangan. Jakarta.
[BPJS] Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, 2017. Laporan
Keuangan. Jakarta.
Ervianto, Wulfram I., 2005. Manajemen Proyek Konstruksi (Edisi Revisi). Andi.
Yogyakarta.
K., Suma’mur P., 1995. Keselamatan Kerja & Pencegahan Kecelakaan. Toko
Gunung Agung. Jakarta.
Marsden, Eric, (2017, 1 Augustus). Heinrich's domino model of accident causation:
https://risk-engineering.org/concept/Heinrich-dominos [04 Juli 2018]
[OHSAS] Occupational Health and Safety Assesment Series 18001, 2007.
Occupational Health and Safety Management System – Requirements.
[OHSAS] Occupational Health and Safety Assesment Series 18002, 2008.
Occupational Health and Safety Management System – Guidelines for the
Implementation of OHSAS 18001: 2007.
ix
xi