Anda di halaman 1dari 13

BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI Disahkan oleh Direktur

MASYARAKAT DAN ILMU RSGM Nala Husada


KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN
(IKGM-P)
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT
“NALA HUSADA”
Jl. Arief Rahman Hakim No. 150, Surabaya 60111
Telp: (031) 5952491

STANDAR PELAYANAN MEDIS


SURVEI EPIDEMIOLOGI KESEHATAN GIGI MULUT

IA. Kalibrasi
A. NAMA TINDAKAN Kalibrasi
Suatu kegiatan yang dilakukan sebelum survei epidemologi
B. DEFINISI / BATASAN dilaksanakan apabila pemeriksa / pelaksana surve lebih dari
satu orang.
C. TUJUAN Tujuannya adalah untuk memperoleh kesamaan presepsi
dalam pengukuran variable.
D. JUMLAH, KRITERIA
10-20 orang masyarakat yang akan disurvei
SASARAN KOMUNITAS
E. PERALATAN DAN BAHAN 1. Peralatan :
a. Formulir survei berisi isian sesuai indeks yang akan
digunakan
b. Instrumen pemeriksaan oral
c. Kursi
d. Penerangan
2. Bahan :
a. Bahan sterilisasi alat
b. Bahan Pemeriksaan
F. PROSEDUR TINDAKAN Prosedur tetapnya :
KALIBRASI a. Mengumpulkan 10-20 orang masyarakat yang akan
dikalibrasi
b. Setiap pelaksanaan survei melakukan pemeriksaan
kepada masyarakat tersebut menggunakan formulir
survei yang telah disiapkan.
c. Hasil pemeriksaan tersebut didiskusikan agar diperolah
satu persepsi yang sama.
d. Apabila terdapat penilaian yang berbeda, maka
dilakukan pemeriksaan ulang agar hasil penilaiannya
sama.
G. TENAGA MEDIS Dokter Gigi Komunitas
Dokter Gigi Umum
H. LOKASI TINDAKAN Di tempat komunitas yang akan di survei berada
I. PENYULIT DAN
PENANGGULANGANNYA
J. DUKUNGAN SUMBER 1. Survei Kesehatan
2. Oral Health Survey WHO
IB. Wawancara
A. NAMA TINDAKAN Wawancara
Suatu kegiatan yang dilakukan sebelum survei epidemologi
berupa Tanya jawab dengan mengajukan pertanyaan-
B. DEFINISI / BATASAN
pertanyaan kepada responden (orang yang disurvei) sesuai
kuisoner
C. TUJUAN Tujuannya adalah untuk memperoleh data perilaku komunitas
dalam survei epodemologi
D. JUMLAH, KRITERIA Komunitas yang terpilih sebagai responden survei
SASARAN KOMUNITAS epidemologi
E. PERALATAN DAN BAHAN 1. Peralatan :
a. Formulir survei
b. Kursi
c. Papan jalan
d. Alat tulis
F. PROSEDUR TINDAKAN Prosedur tetapnya :
WAWANCARA a. Mengatur duduk responden dan yang mewawancara
b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
oleh responden dan dicatat dalam formulir
G. TENAGA MEDIS Dokter Gigi Komunitas
Dokter Gigi Umum
H. LOKASI TINDAKAN Di tempat komunitas yang akan di survei berada
I. PENYULIT DAN
PENANGGULANGANNYA
J. DUKUNGAN SUMBER Penelitian Kesehatan
IC. Pemeriksaan Oral
A. NAMA TINDAKAN Pemeriksaan Oral
Suatu kegiatan yang dilakukan pada waktu survei
B. DEFINISI / BATASAN epidemologi berupa pemeriksaan mulut responden (orang
yang disurvei)
C. TUJUAN Tujuannya adalah untuk memperoleh data kesehatan gigi dan
mulut yang bisa diperiksa di dalam mulut responden seperti
karies gigi, kebersihan mulut, kesehatan gusi, kesehatan
jaringan periodontal, penykit-penyakit mulut, keadaan
kehilangan gigi, dan sebagainya dari komunitas dalam survei
epidemologi. Selain itu melaksanakan tujuan pendidikan
sesuai KBK.
D. JUMLAH, KRITERIA Komunitas yang terpilih sebagai responden survei
SASARAN KOMUNITAS epidemologi
E. PERALATAN DAN BAHAN 1. Peralatan :
a. Formulir Informed Consent
b. Formulir survei
c. Kursi
d. Papan jalan
e. Penerangan alam atau khusus
2. Instrumen standar pemeriksaan oral (Sonde, eskavator,
kaca mulut, pinset)
3. Bahan dan Peralatan sterilisasi
4. Sarung tangan karet, masker
F. PROSEDUR TINDAKAN Prosedur tetapnya :
MEDIS a. Informed consent dikirim dulu ke responden
b. Sterilisasi instrument dan daerah kerja
c. Mengatur posisi duduk pasien menghadapi sinar dan
posisi pemeriksa
d. Pemeriksaan
e. Pencatatan di formulir survei
G. TENAGA MEDIS Dokter Gigi Komunitas
Dokter Gigi Umum
H. LOKASI TINDAKAN Di tempat komunitas yang akan di survei berada
I. PENYULIT DAN
PENANGGULANGANNYA
J. DUKUNGAN SUMBER 1. Penelitian Kesehatan
2. Oral Health Survey. WHO
IIA. Pemeriksaan Plak (Plaque Control) dan Sikat Gigi Masal
A. NAMA TINDAKAN Pemeriksaan Plak dan sikat gigi masal
Suatu kegiatan yang dilakukan oleh para murid sekolah dasar
secara masal sebelum melakukan sikat gigi bersama dan
B. DEFINISI / BATASAN
kumur-kumur sengan flour dalam Upaya Kesehatan Gigi
Sekolah (UKGS)
C. TUJUAN Tujuannya :
1. Agar masing-masing murid dapat melihat sendiri bagian-
bagian permukaan giginya yang masih kotor dan perlu
disikat
2. Agar masing-masing murid mudah membersihkan
(menyikat) giginya sampai bersih (bebas plak) sebelum
dilakukan fluoridasi masal.
D. JUMLAH, KRITERIA
Para murid sekolah dasar program UKGS
SASARAN KOMUNITAS
E. PERALATAN DAN BAHAN 1. Peralatan :
Masing-masing murid membawa
a. Sikat gigi
b. Gelas kumur dengan air bersih
c. Cermin kecil
d. Pasta gigi
e. Disclosing solution (larutan pewarna plak) dalam botol
berpipet
F. PROSEDUR TINDAKAN Prosedur tetapnya :
1. Para murid diminta berkumpul berdiri berjajar di
halaman sekolah
2. Di bawah lidah setiap murid diteteskan 1 tetes disclosing
solution memakai pipet. Diusahakan pipet tidak
mengenai mulut dan lidah murid. Lalu diminta
meratakan larutan pewarna tersebut denganlidahnya ke
seluruh permukaan gigi
3. Kumur sekali saja
4. Dilihat di cermin bagian-bagian gigi yang terlihat merah
artinya bagian tresebut ada plaknya.
5. Kemudian murid menyikat gigi sampai bagian-bagian
yang merah hilang
6. Terakhir diminta berkumur sampai bersih.
G. TENAGA MEDIS Dokter Gigi Komunitas
Dokter Gigi Puskesmas
H. LOKASI TINDAKAN Sekolah Dasar
I. PENYULIT DAN
PENANGGULANGANNYA
J. DUKUNGAN SUMBER 1. Penuntun Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah,
Departemen Kesehatan RI, Jakarta 1994, 2010
2. Preventive Dentistry, Sr. Drg. Be Kin Nio, Yayasan
Kesehatan Gigi dan Mulut, Bandung, 1992
3. Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat, Departemen
Kesehatan, Jakarta, 2004
IIB. Flouridasi
A. NAMA TINDAKAN Flouridasi
Suatu kegiatan flouridasi kumur-kumur yang dilakukan oleh
B. DEFINISI / BATASAN para murid sekolah dasar secara masal dalam program Upaya
Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)
C. TUJUAN Tujuannya adalah untuk tindakan pencegahan primer proteksi
spesifik (specific protection – primary prevention)
D. JUMLAH, KRITERIA
Para murid sekolah dasar dalam program UKGS
SASARAN KOMUNITAS
E. PERALATAN DAN BAHAN 1. Peralatan
Masing-masing anak membawa gelas plastic berisi satu
sendok bebek larutan flour (setara dengan 10 cc larutan
SnF atau NaF)
2. Bahan
Larutan Flour SnF atau NaF 0.5% yang telah ditimbang
sesuai ukuran perbandingannya sebanyak murid sekolah
yang akan di flouridasi
F. PROSEDUR TINDAKAN Prosedur tetapnya :
FLOURIDASI a. Sesudah menyikat gigi, dibagikan gelas berisi larutan
flour SnF/NaF sebanyak 10 cc kepada masing-masing
murid
b. Dengan aba-aba mereka diminta kumur-kumur larutan
tersebut selama 1 menit lalu dibuang di gelasnya lagi
untuk memastikan bahwa larutan flour tersebut tidak
tertelan.
c. Diminta agar tidak kumur lagi
d. Diinstruksikan agar tidak makan minum selama kurang
lebih 1 jam.
G. TENAGA MEDIS Dokter Gigi Komunitas
Dokter Gigi Puskesmas
H. LOKASI TINDAKAN Sekolah Dasar
I. PENYULIT DAN
Murid yang mudah muntah
PENANGGULANGANNYA
J. DUKUNGAN SUMBER 1. Penuntun Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah,
Departemen Kesehatan RI, Jakarta 1994, 2010
2. Preventive Dentistry, Sr. Drg. Be Kin Nio, Yayasan
Kesehatan Gigi dan Mulut, Bandung, 1992
3. Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat, Departemen
Kesehatan, Jakarta, 2004
IIC. Atraumatic Restorative Treatment
A. NAMA TINDAKAN Atraumatic Restorative Treatment (A.R.T)
Jenis perawatan penambalan gigi menggunakan bahan semen
ionomer kaca yang ditumpatkan ke dalam kavitas gigi dengan
perlekatan secara adesif fisikokimiawi. Preparasi kavitas
B. DEFINISI / BATASAN
secara manual mekanik menggunakan instrument khusus
A.R.T dengan pengambilan jaringan nekritis seminimal
mungkin.
C. TUJUAN 1. Menambal gigi sulung maupun tetap yang bisa diterapkan
di lapangan tanpa unit gigi ataupun mikromotor.
2. Pencegahan karies gigi vital agar tidak berlanjut ke
stadium berikutnya
D. INDIKASI 1. Karies gigi sulung atau permanen yang giginya masih
vital
2. Ketebalan dinding kavitas masih cukup tebal
E. KONTRA INDIKASI 1. Karies gigi yang giginya sudah vital
2. Karies gigi yang giginya telah mengalami radang pulpitis,
hiperemi pulpa.
3. Karies gigi yang bentuk kavitasnya menyebabkan tingkat
pembersihan gigi secara manual mekanik menemui
hambatan dan kesulitan
F. JUMLAH, KRITERIA Para murid sekolah dasar dalam program UKGS atau dapat
SASARAN KOMUNITAS juga bagi masyarakat umum yang lain di luar program UKGS
G. PERALATAN DAN BAHAN 1. Peralatan :
a. Satu set instrument A.R.T
b. Alat diagnostik pulpa gigi
c. Meja untuk pasien
d. Kursi untuk operator
e. Selimut penutup badan pasien
f. Tempat pembuangan ludah
g. Tempat sampah
h. Informed consent
2. Bahan :
a. Semen ionomer kaca (liquid dan powder)
b. Bahan diagnostik pulpa gigi
c. Kapas butiran
d. Cotton roll
e. Air bersih
H. PROSEDUR TINDAKAN 1. Informed consent tertulis
MEDIS 2. Mengatur posisi murid / pasien dan penyinaran, pasien
rebahan di meja
3. Posisi operator duduk di kursi di arah di ujung kepala
pasien
4. Operator mulai dengan membuang jaringan nekrotik pada
kavitas gigi dengan ekskavator
5. Bagian kavitas yang menggantung dipotong dengan
instrument hutched
6. Bersihkan kavitas dengan kapas butiran yang dibasahai air
7. Dengan kapas kering air di kavitas diesrap sampai
setengan basah
8. Aplikasi liquid semen ionomer kaca
9. Aduk liquid dan powder sesuai aturan
10. Tumpatkan di kavitas
11. Tekan dengan stopper
12. Ratakan kelebihan tumpatan dengan platis instrumen
I. TENAGA MEDIS Dokter Gigi Komunitas
Dokter Gigi Puskesmas
J. LOKASI TINDAKAN Sekolah Dasar
K. PENYULIT DAN
Sikap non kooperatif dari pasien
PENANGGULANGANNYA
L. DUKUNGAN SUMBER 1. Pedoman Atraumatic Restorative Treatment.
IID. Pelayanan Medik Gigi Dasar
IID 1. Persistensi Gigi Sulung
A. NAMA TINDAKAN Persistensi Gigi Sulung
Gigi sulung belum tanggal, gigi tetap pengganti sudah erupsi.
B. DEFINISI / BATASAN Salah satu kasus yang dapat dilakukan tindakan Pelayanan
Medik Dasar dalam program UKGS
C. TUJUAN Untuk mencegah gangguan tumbuh kembang gigi tetap
lengkung rahang (maloklusi)
D. PEMERIKSAAN KLINIS 1. Dalam rongga mulut tampak gigi sulung dan gigi tetap
pengganti yang sejenis
2. Derajat kegoyangan gigi negatif / positif
3. Sakit negatif / positif
4. Gingivitis negatif / positif
E. DIAGNOSA BANDING Gigi lebih
F. TINDAKAN / TERAPI Pencabutan gigi
G. INDIKASI Gigi sulung yang mengalami persistensi dan sudah waktunya
tanggal
H. KONTRA INDIKASI 1. Gigi sulung persistensi yang giginya telah waktunya
tanggal
2. Gigi sulung persistensi yang karena posisinya bila
dilakukan pencabutan di lapangan akan menyebabkan
komplikasi, hambatan dan kesulitan
I. JUMLAH, KRITERIA
Para murid sekolah dasar dalam program UKGS
SASARAN KOMUNITAS
J. PERALATAN DAN BAHAN 1. Peralatan :
a. Informed consent
b. Alat pemeriksaan standar
c. Satu set intrumen pencabutan
d. Ember dan plastik penampung buangan ludah
e. Plastik untuk pembuangan limbah infeksi
f. Peralatan sterilisasi instrumen
g. Plastik pembuangan sampah
2. Bahan :
a. Chloor aethyl / Anaesthetisum
b. Kapas steril
c. Betadine solution
d. Cotton roll
e. Air bersih
f. Bahan sterilisasi instrumen
K. PROSEDUR TINDAKAN 1. Informed consent tertulis
MEDIS 2. Sterilisasi instrumen
3. Murid di dudukkan di kursi menghadap sinar
4. Sterilisasi daerah kerja
5. Dilakukan pencabutan dengan anaesthesi lokal : Chloor
aethl / injeksi
6. Kumur air bersih
7. Diminta menggigit kapas steril betadine
L. INSTRUKSI PASKA 1. Diinstruksikan untuk 1 jam menggigit kapas baru dibuang
TINDAKAN 2. Diinstruksikan tidak banyak berkumur dan makan minum
panas untuk mencegah perdarahan pasca tindakan
M. TENAGA MEDIS Dokter Gigi Komunitas
Dokter Gigi Puskesmas
Dokter Gigi Umum
N. LOKASI TINDAKAN Sekolah Dasar
O. MASA PEMULIHAN Pemulihan gingival 1 minggu
Pemulihan total 3-6 bulan
P. PROGNOSIS Baik
Q. PENYULIT DAN
Sikap non kooperatif pasien / anak
PENANGGULANGANNYA
R. DUKUNGAN SUMBER 1. Penuntun Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah,
Departemen Kesehatan RI, Jakarta 1994, 2010
2. Preventive Dentistry, Sr. Drg. Be Kin Nio, Yayasan
Kesehatan Gigi dan Mulut, Bandung, 1992
3. Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat, Departemen
Kesehatan, Jakarta, 2004
IID 2. Karies Gigi Sulung / Tetap, Tanpa Kelainan
A. NAMA TINDAKAN Karies gigi sulung / tetap, tanpa kelainan
Karies gigi sulung / tetap yang belum atau hampir mengenai
pulpa gigi dan masih vital sehingga tidak menimbulkan
B. DEFINISI / BATASAN
kelainan. Salah satu kasus yang dapat dilakukan tindakan
Pelayanan Medik Dasar dalam program UKGS
C. TUJUAN Untuk mencegah karies gigi berlanjut dan meluas lebih lanjut
D. PEMERIKSAAN KLINIS 1. Kavitas karies gigi sulung / gigi tetap belum mencapai
pulpa gigi atau hampir mengenai pulpa gigi
2. Belum ada keluhan ngilu / sakit
E. DIAGNOSA BANDING

F. TINDAKAN / TERAPI Penambalan gigi


G. INDIKASI Karies gigi sulung yang tidak mengalami Kelainan
H. KONTRA INDIKASI 1. Karies gigi non vital
2. Karies gigi dengan Hiperemi pulpa
3. Karies gigi dengan Pulpitis
4. Kaires gigi dnegan Iritasi pulpa
I. JUMLAH, KRITERIA
Para murid sekolah dasar dalam program UKGS
SASARAN KOMUNITAS
J. PERALATAN DAN BAHAN 1. Peralatan :
a. Informed consent
b. Alat pemeriksaan standar
c. Satu set intrumen pencabutan
d. Mikromotor
e. 1 set bur
f. Ember dan plastik penampung buangan ludah
g. Plastik untuk pembuangan limbah infeksi
h. Peralatan sterilisasi instrumen
i. Plastik pembuangan sampah
2. Bahan :
a. Bahan penambalan gigi: semen ionomer kaca /
amalgam
b. Kapas steril
c. Betadine solution
d. Cotton roll
e. Air bersih
f. Bahan sterilisasi instrumen
K. PROSEDUR TINDAKAN 1. Sterilisasi instrumen
MEDIS 2. Murid di dudukkan di kursi menghadap sinar
3. Sterilisasi daerah kerja
4. Dilakukan penambalan gigi semen ionomer kaca atau
amalgam sesuai aturan masing-masing bahan tambalan
5. Kumur air bersih
L. INSTRUKSI PASKA 1. Diinstruksikan untuk 1 jam menggigit kapas baru dibuang
TINDAKAN 2. Diinstruksikan tidak banyak berkumur dan makan minum
panas untuk mencegah perdarahan pasca tindakan
M. TENAGA MEDIS Dokter Gigi Komunitas
Dokter Gigi Puskesmas
Dokter Gigi Umum
N. LOKASI TINDAKAN Sekolah Dasar
O. MASA PEMULIHAN

P. PROGNOSIS Baik
Q. PENYULIT DAN
Sikap non kooperatif pasien / anak
PENANGGULANGANNYA
R. DUKUNGAN SUMBER 1. Penuntun Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah,
Departemen Kesehatan RI, Jakarta 1994, 2010
2. Preventive Dentistry, Sr. Drg. Be Kin Nio, Yayasan
Kesehatan Gigi dan Mulut, Bandung, 1992
3. Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat, Departemen
Kesehatan, Jakarta, 2004

Anda mungkin juga menyukai