Anda di halaman 1dari 2

TIADA LAGI

Pada setiap tahun

Detik dua dalam lima selalu ditunggu-tunggu

Asa yang terkumpul menggunung

Mengharapkan sesuatu yang baik bakal terjad

iUcapan yang dikirim hilang ditiup angin

Ditelan pekatnya gelap malam

Kali ini peduli sudah tiada lagi

Hari yang bermakna pada yang lain

Tapi mungkin tidak lagi bagi aku

Satu suara menerjah perlahan

Terngiang-ngiang di cuping telinga

Tangisan hiba yang takkan pernah aku lupa

Mata ini tak mampu mengalirkan derita lagi

Sekadar bergenang di gigi air

Dan 'pabila tiba hari keenam dalam bulan yang sama

Hari yang tiada arti

Tak ada siapa yang pernah menanti

Tiga tahun telah pantas berlalu

Namun hanya diri ini

Yang selalu mengenang memori

Yang tak pernah luput dalam ingatan

Mawar ungu bunga palsu

Yang takkan layu dimamah waktu

Menjadi simbol kepada 'abadi'

Tapi mati bilamana cuma menyimpan sepi


Kerana tiada yang kekal di dunia ini

Untuk apa lagi puisi

Bila prosa sunyi pun tak bisa didengari

Semuanya menjadi sia-sia

Untuk sesuatu yang telah tiada

Akankah tinta merah terbit kembal

iDari ufuk yang tersembunyi

Untuk mencoret luahan derita

Pena duka menari-nari di dada

Anda mungkin juga menyukai