Tugas Jalan Dan Jembatan
Tugas Jalan Dan Jembatan
PENDAHULUAN
Jalan adalah. prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,
jalan lori, dan jalan kabel (Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006).
1
Tabel 2.1. Klasifikasi jalan raya menurut kelas jalan
Fungsi Kelas Muatan Sumbu Terberat/MST (ton)
I >10
Arteri II 10
IIIA 8
III A 8
Arteri
III B
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina
Marga, 1997
1 Datar D <3
2 Berbukit B 3 – 25
3 Pegunungan G > 25
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina
Marga 1997
2
Volume lalu lintas menunjukkan jumlah kendaraan yang melintasi satutitik
pengamatan dalam satu satuan waktu (hari, jam, menit). Volume lalu lintas yang
tinggi membutuhkan lebar perkerasan jalan lebih besar sehingga tercipta kenyamanan
dan keamanan dalam berlalu lintas. (Sukirman, 1994).
Satuan volume lalu lintas yang umum dipergunakan sehubungan dengan
penentuan jumlah dan lebar jalur adalah:
1. Lalu lintas harian rata-rata
Lalu lintas harian rata-rata adalah volume lalu lintas rata-rata dalam satu hari
(Sukirman,1994). Cara memperoleh data tersebut dikenal dua jenis lalu lintas
harian rata-rata, yaitu lalu lintas harian rata-rata tahunan (LHRT) dan lalu lintas
harian rata-rata.
LHRT adalah jumlah lalu lintas kendaraan rata-rata yang melewati satu jalur
jalan selama 24 jam dan diperoleh dari data selama satu tahunan penuh..
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan jenis-jenis survai yang diperlukan, informasi yang
dikumpulkan dalam survei, merumuskan formulir survai, tata cara melakukan survai,
serta pengolahan dan penyajian data hasil survei di Jalan Solo-Jogja.
4
Penampang melintang jalan adalah potongan suatu jalan secara melintang tegak lurus
sumbu jalan (Sukirman, 1994). Bagian-bagian penampang melintang jalan yang terpenting
dapat dibagi menjadi :
1. Jalur lalu lintas
2. Lajur
3. Bahu jalan
4. Selokan
5. Median
6. Trotoar
7. Fasilitas pejalan kaki
8. Lereng
5
jalan Arteri minimum 20 meter
jalan Arteri minimum 15 meter
jalan Lokal minimum 10 meter
JALUR
Jalur lalu lintas adalah keseluruhan bagian perkerasan jalan yang diperuntukan
untuk lalu lintas kendaraan (Sukirman ,1994).Lebar jalur lalu lintas (travelled
way = carriage way) adalah saluran perkerasan jalan yang digunakan untuk
lalu lintas kendaraan yang terdiri dari beberapa jalur yaitu jalur lalu lintas
yang khusus diperuntukkan untuk di lewati oleh kendaraan dalam satu arah.
Pada jalur lalu lintas di jalan lurus dibuat miring, hal ini diperuntukkan
terutama untuk kebutuhan drainase jalan dimana air yang jatuh di atas
permukaan jalan akan cepat mengalir ke saluran-saluran pembuangan.
Selain itu, kegunaan kemiringan melintang jalur lalu lintas adalah untuk
kebutuhan keseimbangan gaya sentrifugal yang bekerja terutama pada
tikungan.Batas jalur lalu lintas dapat berupa median, bahu, trotoar, pulau
jalan, danSeparator.
LAJUR
Lajur adalah bagian jalur lalu lintas yang memanjang, dibatasi oleh marka
lajur jalan, memiliki lebar yang cukup untuk dilewati suatu kendaraan
bermotor sesuai kendaraan rencana. Lebar lajur tergantung pada kecepatan
dan kendaraan rencana (Jotin Khisty, 2003).
BAHU JALAN
Bahu jalan atau tepian jalan adalah bagian jalan yang terletak di antara tepi
jalan lalu lintas dengan tepi saluran, parit, kreb atau lereng tepi (Clarkson
H.Oglesby,1999).
6
Bahu jalan berfungsi sebagai :
Tempat berhenti sementara kendaraan
Menghindarkan diri dari saat-saat darurat sehingga dapat mencegah
terjadinya kecelakaan
Memberikan sokongan pada konstruksi perkerasan jalan dari arah
samping agar tidak mudah terkikis
Ruang pembantu pada waktu mengadakan pekerjaan parbaikan atau
pemeliharaan jalan (Bina Marga, 1997).
PEJALAN KAKI
Pejalan kaki adalah istilah dalam transportasi yang digunakan untuk
menjelaskan orang yang berjalan di lintasan pejalan kaki baik dipinggir jalan,
trotoar, lintasan khusus bagi pejalan kaki ataupun menyeberang jalan. Untuk
melindungi pejalan kaki dalam berlalu lintas, pejalan kaki wajib berjalan pada
bagian jalan dan menyeberang pada tempat penyeberangan yang telah
disediakan bagi pejalan kaki.
TROTOAR
Jalur lalu lintas untuk pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan sumbu jalan
dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan (untuk menjamin
keselamatan pejalan kaki yang bersangkutan).
FASILITAS
Fasilitas pejalan kaki berfungsi memisahkan pejalan kaki dari jalur lalu lintas
kendaraan guna menjamin keselamatan pejalan kaki dan kelancaran lalu
lintas. Namun dari hasil survei yang telah kami laksanakan, yaitu di jalan Solo
- Jogja, kami menemukan adanya fasilitas pejalan kaki. (Clarkson
H.Oglesby,1999).
7
Survei arus lalu lintas
Untuk mendapatkan informasi besaran arus lalu lintas perlu dilakukan survei
untuk mendapatkan data yang representatif mengenai besaran arus lalu lintas.
Besaran arus lalu lintas dipengaruhi oleh waktu, musim (musim hujan atau musim
kemarau ataupun musim hari-hari besar keagamaan), hari pelaksanaan survei(hari
pasar), pusat kegiatan, perumahan ataupun pada daerah wisata dan berbagai faktor
lainnya; jenis kendaraan yang berlalu lintas (klasifikasi kendaraan).
8
Data hasil survei manual infentarisasi dan pengukuran jalan :
Untuk mendapatkan gambaran besar arus lalu lintas dan seberapa besar
pengaruhnya terhadap kapasitas jalan, maka kendaraan di klasifikasikan menjadi
beberapa golongan sebagai berikut:
1158
LHR = = 2316
0,5
1014
LHR = = 2028
0,5
9
Sore, jam 16.00 – 16.30
972
LHR = = 1944
0,5
Perhitungan SMP :
Sepeda motor
SMP = 1965 x 0,5
= 982,5 SMP
10
Kendaraan tidak bermotor
SMP = 685 x 1,0
= 685 SMP
Truk kecil
SMP = 139 x 2,5
= 347,5 SMP
Truk sedang
SMP = 206 x 2,5
= 515 SMP
Truk berat
SMP = 35 x 3,0
= 105 SMP
Jumlah Satuan Mobil Penumpang (SMP) seluruh kendaraan hasil survei di Jalan
Solo - Jogja selama waktu 30 menit = 2977 SMP.
11
BAB III
KESIMPULAN
Dari hasil survei yang telah dilaksanakan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa :
Klasifikasi menurut fungsi, Jalan Solo – Jogja termasuk dalam kategori jalan
arteri , yaitu jalan yang melayani angkutan pengumpul/pembagi dengan ciri-ciri
perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk tidak
terbatas.
Jalan Solo - Jogja merupakan jalan arteri yaitu jalan yang menghubungkan
kawasan antar provinsi.
Klasifikasi menurut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan jalan untuk
menerima beban lalu lintas, dinyatakan dalam muatan sumbu terberat (MST)
dalam satuan ton, Jalan Solo - Jogja termasuk jalan arteri kelas I.
Kapasitas (C) = 2977 SMP/30 menit.
12
DAFTAR PUSTAKA
13