Anda di halaman 1dari 11
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT GEDUNG KARYA TELE (021) 3508138, Fax (21) sso720e, 3500129, 45, 38 Tembusan 1. Menteri Pethubungan; JL. MERDEKA BARAT NO. 8 $so6120, oes, Soe ane79 JAKARTA 10110 seove.comee | ares husataneetnah PUM. 20% / 10/0830 / 2019 Jakarta,20Februari 2019 Segera 1 (satu) lembar 2 Surat Undangan Kepada : Yth. Daftar Terlampir di TEMPAT 1. Dalam rangka peningkatan pelayanan dan kelancaran arus lalu lintas pada masa Angkutan Lebaran Tahun 2019/ 1440 H, diperlukan Peraturan Menteri Perhubungan untuk mengatur arus lalu lintas pada ruas jalan nasional dan jalan tol selama masa Angkutan Lebaran Tahun 2019/ 1440 H. 2. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, bersama ini diharapkan kehadirannya pada rapat yang akan dilaksanakan: Hari/Tanggal : Selasa, 26 Februari 2019 Pukul : 08.30 WIB s.d. selesai Tempat : Ruang Rapat Singosari, Lantai 3 Gedung Karsa, Kantor Kementerian Perhubungan , Jalan Medan Merdeka Barat No.8, Jakarta Pusat Pimpinan Rapat : Direktur Jenderal Perhubungan Darat Acara : Persiapan Pengaturan Lalu Lintas Jalan Selama Angkutan Lebaran Tahun 2019/ 1440 H Catatan : Mohon untuk dapat menyampaikan masukan/saran/tanggapan RPM dimaksud (terlampir) 3. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kehadirannya diucapkan terima kasih. 2. Sekretaris Jenderal, Kementerian Perhubungan; 3. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Kevelamatan Yalan Tanggung Yawab Kita Semua Lampiran Surat Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor :UM. 207 / lO /pRyD / 201 Tanggal +20 FEBRUARI aoig Kepada Yth : 1. Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur, Kemenko Bidang Kemaritiman; 2. Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 3. Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan; 4, Kepala Korps Lalu Lintas, POLRI; 5. Direktur Jenderal Bina Marga, Kementerian PUPR; 6. Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga, Kementerian Perdagangan; 7. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika, Kementerian Perindustrian; 8. Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek, Kemenhub; 9. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Kementerian PUPR; 10. Kepala Biro Hukum, Sekjen Kemenhub; 11. Direktur Lalu Lintas Jalan; 12. Direktur Sarana Transportasi Jalan; 13. Direktur Prasarana Transportasi Jalan; 14. Direktur Angkutan Jalan; 15. Direktur Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan; 16. Kepala Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat, Sesditjen Hubdat; 17. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Lampung; 18. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Banten; 19. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta; 20. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat; 21. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah; 22. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi D.I.Yogjakarta; 23. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur; 24. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali; 25. Direktur Utama PT. Jasa Marga; 26. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN); 27. Ketua Umum DPP ORGANDA; 28. Ketua Umum APTRINDO; 29. Ketua Umum GAPASDAP; 30. Ketua Umum DPP INFA; 31. Ketua Umum DPP ALF. & PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA. Menimbang Mengingat NOMOR TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS PADA MASA ANGKUTAN LEBARAN TAHUN 2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, bahwa untuk menjamin keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan serta mengoptimalkan penggunaan dan pergerakan lalu lintas pada beberapa ruas jalan tol dan jalan nasional pada masa angkutan lebaran Tahun 2019, perlu dilakukan pengaturan lalu lintas; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Pengaturan Lalu Lintas Pada Masa Anglcutan Lebaran Tahun 2019 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor132); eo 10. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025); Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5221); Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 260, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5594); Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 514); Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 49 Tahun 2014 tentang Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1392); Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1756); Menetapkan MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN — TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS PADA MASA ANGKUTAN LEBARAN TAHUN 2019 Pasal 1 Untuk mendukung keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan pada masa Angkutan Lebaran Tahun 2019, Menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan menetapkan pengaturan arus lalu lintas, melalui: a. _pembatasan operasional mobil barang; dan b. penutupan Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pasal 2 Pembatasan operasional mobil barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf a, meliputi: a. mobil barang dengan kereta tempelan atau kereta gandengan; atau b. mobil barang yang digunakan untuk mengangkut: 1. bahan galian meliputi tanah, pasir dan batu; 2. bahan tambang; atau 3. bahan bangunan. Pasal 3 (1) Pembatasan operasional mobil barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf a berlaku di ruas jalan tol dan ruas jalan nasional dengan tanggal dan waktu pemberlakuan: a. 31 Mei 2019 dimulai pada pukul 00.00 WIB sampai dengan 4 Juni 2019 sampai pukul 24.00 WIB; dan b. 14 Juni 2019 pada pukul 00.00 WIB sampai dengan 16 Juni 2019 sampai pukul 24.00 WIB. (2) Ruas jalan tol sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Terbanggi Besar ~ Bakauheni; b. Jakarta - Merak; ¢, Jakarta Outer Ring Road (JORR); d. Prof, Soedyatmo; Jakarta - Bogor - Ciawi - Sukabu: Jakarta ~ Cikampek - Palimanan - Kanci ~ Pejagan - Pemalang — Batang ~ Semarang; g. Purwakarta ~ Bandung - Cileunyi (Purbaleunyi); h, Semarang Seksi A (Krapyak - Jatingaleh), Seksi B (WJatingaleh - Srondol}, dan Seksi C (Jatingaleh - Muktiharjo); i, Semarang - Solo; J. Solo ~ Ngawi; k. Ngawi - Kertosono; 1 Kertosono ~ Mojokerto; m, Mojokerto ~ Surabaya; n. _Porong ~ Gempol; ° Gempol - Pandaan; Gempol - Pasuruan. ¥ 3) a) (2) a) Ruas jalan nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Gerem ~ Merak; b. Pandan - Malang; c. Probolinggo ~ Lumajang; d. Jombang ~ Caruban; e. Banyuwangi - Jember; dan f, Denpasar - Gilimanuk. Pasal 4 Pembatasan operasional mobil barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf a, dinyatakan dengan rambu lalu lintas. Pemasangan rambu lalu lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang lalu lintas dan angkutan jalan. Pasal 5 Pembatasan operasional bagi mobil barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a, tidak berlaku bagi mobil barang pengangkut: a. Bahan Bakar Minyak (BBM) atau Bahan Bakar Gas (BBG); b. ternak; c. hantaran pos dan uang; barang pokok terdiri atas: 1. beras; 2. terigu; 3. jagung; 4. gula; 5. _ sayur dan buah ~ buahan; 6. daging; 7. ikan; 8. minyak goreng dan mentega; 9. susu; 10. telur; 11. garam; 12, kedelai; 13, bawang merah; 14, cabe; dan 15. daging ayam ras; dan e. sepeda motor dalam rangka mudik dan balik gratis angkutan lebaran. (2) Mobil pengangkut sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus dilengkapi dengan surat muatan. (3) Surat muatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diterbitkan oleh pemilik barang yang diangkut memuat keterangan: a. _jenis barang yang diangkut; b. tujuan pengiriman barang; dan c. nama dan alamat pemilik barang. (4) Surat muatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ditempelkan pada kaca depan sebelah kiri mobil pengangkut. Pasal 6 (1) Penutupan Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf b bersifat sementara. (2) 8) Penutupan Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) di seluruh Pulau Jawa, Pulau Bali dan Provinsi Lampung. Selama penutupan Unit Pelaksana_Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) difungsikan sebagai tempat istirahat bagi para pengguna jalan. Pasal 7 Dalam hal terjadi gangguan arus lalu lintas secara tiba-tiba atau situasional maka Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat melaksanakan manajemen dan rekayasa lalu lintas dengan menggunakan rambu lalu lintas, Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL), serta alat pengendali dan pengaman pengguna jalan yang bersifat sementara. q) (2) Pasal 8 Pembatasan operasional mobil barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf a dapat dievaluasi waktu pemberlakuannya berdasarkan pertimbangan_— dari Kepolisian Negara Republik Indonesia. Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada kondisi lalu lintas di masing-masing ruas jalan yang menunjukan kondisi lalu lintas tidak mengalami kemacetan Pasal 9 (1) Direktur Jenderal Perhubungan Darat dan Kepala Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi bersama para pemangku kepentingan wajib melakukan sosialisasi pengaturan arus lalu lintas pada masa angkutan lebaran Tahun 2019 kepada para penyedia jasa dan pengguna jasa mobil barang. (2) Pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan Menteri ini dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang- undangan di bidang lalu lintas dan angkutan jalan. Pasal 10 Direktur Jenderal Perhubungan Darat dan Kepala Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi melakukan pengawasan terhadap _pelaksanaan Peraturan Menteri ini. Pasal 11 1, Pengaturan Lalu Lintas di Ruas Jalan Nasional Ajibarang - Prupuk No. Ruas 080, tetap berlaku sesuai PM Nomor ..... tentang Pengaturan Lalu Lintas Jalan Nasional Ajibarang - Prupuk No, Ruas 080 2, Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 34 Tahun 2018 tentang Pengaturan Lalu Lintas Pada Masa Angkutan Lebaran Tahun 2018, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 12 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada _tanggal diundangkan. Ager setiap orang mengetahuinya, _ memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, BUDI KARYA SUMADI Diundangkan di Jakarta pada tanggal DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2019 NOMOR...

Anda mungkin juga menyukai