Anda di halaman 1dari 14

SYARAT–SYARAT DAN SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN

Pasal 1
JENIS PEKERJAAN

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :


Pembangunan TK/PAUD Pada Kecamatan Kampung Rakyat
dengan jenis pekerjaan sesuai dengan Bill Of Quantity (BOQ) Pekerjaan.

Pasal 2
PENGGUNAAN SYARAT-SYARAT DAN TEKNIS

Penggunaan Syarat-syarat dan Teknis ini adalah :


a. Jika terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat dengan Gambar Kerja, maka yang
berlaku adalah ketentuan yang ada dalam Rencana Kerja dan Syarat –syarat (RKS) dengan
persetujuan Direksi / Pengawas Lapangan.
b. Jika ada perbedaan pada gambar-gambar atau ukuran-ukuran maka gambar dalam skala besar yang
harus diikuti, atau ada kemungkinan lain suatu pengecualian dengan Persetujuan Direksi.
c. Gambar Detail dan gambar penjelasan lainnya yang memungkinkan diperlukan pada pelaksanaan
pekerjaan ini harus dibuat oleh Kontraktor.
d. Untuk hal-hal yang menyangkut masalah Teknis yang belum jelas, Kontraktor diwajibkan berkonsultasi
dengan pihak Direksi dan tidak diperkenangkan mengambil keputusan tanpa persetujuan Direksi.

Pasal 3
SYARAT-SYARAT UMUM

a. Peraturan-peraturan yang dinyatakan berlaku dalam pekerjaan ini adalah :


Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB) tahun 1956
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1971
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) Tahun 1961
Peraturan Konstruksi Baja Indonesia
Peraturan Instalasi Listrik Indonesia
Peraturan-peraturan Pemerintah setempat menyangkut pekerjaan ini.
b. Jika terdapat ketidak cocokan antara peraturan-peraturan tersebut dengan Rencana Kerja dan Syarat
serta tidak terdapat dalam Penawaran, maka harus di konsultasikan dengan Direksi untuk mengambil Keputusan.
Spesifikasi Teknik

Pasal 4
PENETAPAN SITE UKURAN-UKURAN DAN PERSIAPAN

a. Kontraktor harus membuat Gudang Bahan untuk penyimpangan Bahan dan Alat, sesuai kebutuhan
hingga selesainya pekerjaan.
b. Kontraktor harus menyiapkan kotak pertolongan kecelakaan P3K di kantor Direksi
c. Kontraktor harus menyiapkan kelengkapan SMK3 sesuai dengan apa yang telah ditawarkan.
d. Kontraktor harus menyediakan Konsumsi Direksi Pengawas selama masa pelaksanaan Kegiatan, dan
sewaktu-waktu Pejabat Pembuat Komitmen maupun Kuasa Pengguna Anggaran meninjau pekerjaan
atau tamu yang berkepentingan atas pelaksanaan pekerjaan.
e. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan, bentuk, ukuran – ukuran dan mutu yang
tercantum dalam rencana kerja dan syarat- syarat (RKS) pekerjaan.
f. Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran – ukuran satu sama lain dan segera memberitahukan /
berkonsultasi dengan Direksi bilamana terdapat perbedaan ukuran – ukuran satu sama lainnya.
g. Peil nol (0,00) ditetapkan sesuai gambar dilapangan serta kondisi dan keinginan pada waktu rencana
awal pelaksanaan dan dicantumkan dalam Berita Acara Peninjauan Lapangan.
h. Kontraktor diwajibkan membuat tetap untuk ukuran peil nol diatas patok yang kuat dan
pemeliharaannya selama waktu pekerjaan berlangsung dan patok tersebut telah diset ujui oleh direksi.
i. Kontraktor diwajibkan menyediakan air bersih yang memenuhi syarat untuk kontruksi hingga selesainya
pekerjaan dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

Pasal 5
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

a. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor harus mengadakan Pembersihan / Mengupas Lapisan tanah
permukaan, meliputi segala macam tumbuhan dan tanaman, sampah dan bahan-bahan lain yang
dapat merusak bangunan.
b. Untuk tanah bekas galian pondasi dapat digunakan pada timbunan kembali.
c. Pekerjaan Urugan meliputi :
Urugan tanah dibawah Lantai
d. Pekerjaan pemadatan urugan tanah harus dilaksanakan lapis demi lapis maksimum 20 CM, dengan
menggunakan air pada saat pemadatan.
Spesifikasi Teknik

Pasal 6
PEKERJAAN GALIAN PONDASI

a. Pekerjaan Galian Pondasi harus mengikuti kedalaman yang sesuai dengan Gambar.
b. Sebelum pekerjaan galian dimulai, Kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekan AS Galian, letak
bangunan dengan bangunan sekitarnya, Siku bangunan dan lain-lain bersama- sama dengan
Pengawas Lapangan dan Konsultan Perencana.

Pasal 7
PEKERJAAN PASANGAN PONDASI

a. Sebelum pemasangan Pondasi, Kontraktor harus mengecek ulang posisi Bouwplank/patok tetap,
Kontraktor juga menyempurnakan Benang sebagai alat kontrol, menimbang dengan alat sederhana
seperti ( selang + air ) dan kontrol Siku dengan alat sederhana dari mistar segi tiga yang dibuat dengan
komposisi ( 100 x 80 x 60 ) CM.
b. Kontraktor harus betul-betul memperhatikan siku bangunan dan harus disetujui oleh Direksi.
c. Sebelum memasang Batu Padas, Kontraktor diwajibkan konsultasi dengan Pengawas/Direksi tentang
benarnya kedalaman / lebar galian pondasi sesuai gambar.
d. Batu Gunung/Padas yang akan digunakan harus dibersihkan dari kotoran tanah dan Lumpur sebelum
digunakan / dipasang.
e. Batu Gunung/Padas yang diizinkan untuk digunakan dengan ukuran maximum 15-25 CM.
f. Apabila menggunakan batu kali/sungai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus dipecahkan agar
permukaan batu tersebut tidak licin.

Pasal 8
PEKERJAAN BETON

1. Material Bahan Beton


a. S e m e n
Semen yang digunakan adalah terdiri dari suatu jenis Merk dan Mutu yang baik atas persetujuan
Direksi, ditetapkan harus memakai produk Lokal (Ex. Tonasa) atau yang setara. Kemudian Semen
yang tidak boleh digunakan adalah :
Semen yang telah mengeras sebahagian maupun seluruhnya
Kantong Zaknya telah sobek
Semen yang tertumpah
Semen yang telah dipakai untuk mencampur kering dan sudah bermalam
Semen yang sudah lama dijemur atau kena matahari.
Keamanan tempat menyimpan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari
kelembaban lantai dan percikan air.
Spesifikasi Teknik

b. Pasir Beton
Pasir Urugan dan Pasir Pasangan yang digunakan adalah pasir dari jenis yang baik serta bersih
dan tidak tercampur dengan tanah liat atau kotoran dan bahan organis lainnya.
Pasir berupa pasir alam atau pasir buatan yang dihasilkan dari alat -alat pemecah batu.
Pasir untuk campuran Beton dipakai yang berbutir kasar dan bersih dari lumpur serta bahan
organis lainnya.
Pasir harus terhindar dari batu-batu tajam dan keras. Butir-butir halus bersifat kekal, tidak pecah
atau hancur oleh pengaruh cuaca.
Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering).
Pasir laut tidak boleh dipakai untuk semua mutu beton. Selanjutnya pasir harus memenuhi
syarat-syarat.
c. Krikil / Batu Pecah Beton
Krikil dapat berupa krikil alam atau batuan-batuan yang diperoleh dari pemecahan batu.
Bahan ini harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, bebas dari bahan-bahan yang
dapat merusak fungsinya terhadap konstruksi.
Dalam segala hal, syarat-syarat ini disesuaikan dengan ketentuan.
Krikil harus disimpan diatas permukaan besih dan keras serta dihindarkan terjadinya pengotoran
serta tercampur adukan.
Bahan untuk batu gunung kecuali dipersyaratkan lain.
Batu gunung / padas yang digunakan berukuran sesuai standar kebutuhan untuk pondasi dan
untuk pasangan batu kosong bawah pondasi harus berstruktur cukup kuat awet serta tidak
keropos.
Krikil / Batu Pecah beton, sebelum digunakan harus dicuci dengan air sampai bersih.
Penumpukan bahan krikil / batu pecah beton harus dipisahkan dengan material lain.
d. A i r
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan jernih tidak mengandung minyak, asam, garam,
alkohol atau bahan lain yang dapat merusak beton.
e. Takaran Material Beton
Takaran/ukuran perbandingan material beton tidak diperbolehkan hanya menggunakan
skop/diperkirakan saja. Takatan yang diperbolehkan adalah uk uran dan bahan yang sama,
antara lain seperti : ember, drum plastik atau tong dari kayu dengan standar yang telah
ditentukan yakni dengan ukuran K.175 atau K.225.
Spesifikasi Teknik

f. Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah mutu yang sesuai dengan spesifikasi dan kekuatan
konstruksi yang diperlukan.
Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat - cacat seperti
serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat dan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.
Dimensi dan ukuran penampang, bulat besi beton harus sesuai dengan petunjuk gambar kerja
(FULL dan sesuai standar SNI) memenuhi batas toleransi minimal seperti yang dipersyaratkan.
Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam
waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi dan biaya menjadi tanggungan Kontraktor.
Batang Baja/Besi Beton harus bebas dari karat dan cacat perubahan bentuk. Harus disimpan
terlepas dari tanah serta tidak diperbolehkan ditempat terbuka untuk jangka waktu panjang.
Besi Beton harus bersih dari lapisan minyak, karat dan bebas dari cacat seperti retak, bengkok-
bengkok dan lain-lain sebagainya serta harus berpenampang bulat dan memenuhi syarat .
2. Pekerjaan Pembesian Beton
a. Pembesian atau rakitan besi beton dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja dan diukur dengan
mm (melimeter) untuk besaran diameternya ditetapkan berdasarkan alat ukur SIGMA.
b. Ikatan Besi Beton harus menjadi pembesian hingga tidak berubah tempat selama pengecoran dan
selimut betonnya harus sesuai dengan syarat yang ditentukan.
c. Besi beton yang dipasang lebih dari satu lapis harus diberi antara dengan potongan besi minimal
sama dengan diameter besi tersebut.
d. Jarak pemasanagan besi beton harus dapat dilalui oleh material beton dengan standar PBI 1971
adalah minimal 2,5 CM anatara besi.
e. Ketentuan-ketentuan lain adalah mengikuti syarat yang tercantum.
f. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu
1 x 24 jam setelah adanya perintah tertulis dari Direksi.
3. Jenis dan Mutu Beton
a. Beton Bertulang K 175 , digunakan pada beton praktis seperti, Kolom praktis, Ringbalk, kuda-kuda
beton dan Plat atap, plat strip
b. Mutu beton yang digunakan adalah sesuai dipersyaratkan dengan standar komposisi bahan.
4. Pengecoran dan Perawatan Beton
Spesifikasi Teknik

a. Semua beton harus diaduk dalam beton molen, dengan Kapasitas diatas 250 L lebih disukai molem
yang bekerja berdasarkan perbandingan berat. Bila digunakan pengaduk berdasarkan volume,
maka Kontraktor harus menghitung perbandingan material dalam volume dengan membagi berat
tiap bahan oleh obsorpsi air dan kadar kelembaban.
b. Angker Untuk Dinding
Semua sambungan vertikal anatara kolom beton dengan tembok harus dilengkapi dengan batang-
batang baja dia. 10 mm panjang 25 Cm ditekuk pada satu ujungnya dan dimasukkan kedalam
beton, yang lainnya dibiarkan berupa stok panjang 25 CM untuk penyambungan dengan dinding.
Angker-angker tersebut dipasang pada jarak 50 – 150 CM diatas sloef pondasi atau plat.
c. Lubang-lubang serta Klos Kayu dan lain-lain
Kontraktor harus menentukan tempat serta membuat lobang-lobang, klos-klos kayu, angker-angker
dan sebagaimana yang diperlukan untuk jalan pipa, pemasangan alat - alat penyambung dan
sebagainya. Apabila kemudian ternyata tempatnya tidak sesuai maka harus dipindahkan sesuai
dengan petunjuk Direksi dan perlengkapan lainnya harus dilakukan agar dicapai tujuan yang
disyaratkan.
d. T o l e r a n s i
1) Toleransi intuk beton kasar
Bagian-bagian pekerjaan beton harus tepat dengan toleransi hanya 1 CM dengan syarat
toleransi ini tidak boleh komulatif. Ukuran-ukuran bagian harus dalam batas ketelitian –0,3 dan
+0,5 CM
2) Toleransi untuk beton dengan permukaan rata.
Toleransi untuk beton adalah 0,6 CM untuk penempatan bagian-bagian dan antara 0,00 dan 0,2
CM untuk ukuran-ukuran bagian. Pergeseran bekesting pada sambungan-sambungan tidak
boleh melebihi 0,1 CM penyimpangan terhadap kelurusan bagian harus dalam batas 1% tetapi
toleransi ini tidak boleh komulatif.
e. Pemberitahuan sebelum pengecoran
Sebelum pengecoran beton untuk bagian-bagian yang penting Kontraktor diwajibkan
memberitahukan Direksi serta mendapatkan perstujuan. Apabila hal ini dilalaikan atau pekerjaan
persiapan untuk pengecoran tidak disetujui oleh Direksi, maka Kontraktor diwajibkan membongkar
beton yang sudah dicor dengan biaya sendiri.
f. Pengangkutan dan pengecoran beton
Beton harus diangkut dengan menghindari terjadinya penguraian dari komponenkomponennya serta
tidak diperkenangkan untuk dicor dari ketinggian melebihi 2 M kecuali disetujui Direksi. Pada kolom
yang panjang, pengecoran dilakukan lewat lubang pada bekesting dalam menghindari hal tersebut.
Semua kotoran dan lain-lain harus dibersihkan sebelum pengecoran dimulai. Permukaan bekesting
yang menghadap beton harus dibasahi dengan air bersih segera sebelum pengecoran.
Semua peralatan yang bersangkutan harus bersih serta bebas dari beton keras, lunak dan
sebagainya.
Spesifikasi Teknik

Pengecoran beton
Pengecora Beton dalam bekesting harus diselesaikan sebelum beton mengeras, yaitu sebelum 30
menit pada keadaan normal.
Pengecoran harus dilakukan secara kontinyu untuk satu bagian pekerjaan, pemberhentian
pengecoran tidak dibenarkan tanpa persetujuan Direksi.
Sambungan-sambungan pengecoran yang terjadi harus memenuhi persyaratan.
Pengecoran tidak boleh dilakukan pada waktu hujan kecuali apabila Kontraktor telah mengadakan
persiapan-persiapan untuk itu serta disetujui oleh Direksi.
5. Pemadatan Beton
Beton harus dipadatkan benar-benar dengan fibrator yang sudah disetujui dan mempunyai frekuensi
minimum 3000 putaran permenit. Tak ada bagian beton yang boleh dipadatkan lebih dari 20 detik,
kecuali disarankan oleh Direksi.
Bagian beton yang telah mengeras tidak boleh digetarkan baik langsung maupun melalui penulangan.
Pemadatan beton harus memenuhi peraturan-peraturan.
6. Proses Pengerasan
Kontraktor wajib melindungi beton yang baru dicor terhadap matahari, angin dan hujan sampai beton
tersebut mengeras secara wajar dan menghidarkan pengeringan yang terlalu cepat dengan cara
sebagai berikut :
a. Semua bekesting yang mengandung beton yang baru dicor harus dibasahi secara teratur sampai
dibongkar.
b. Semua permukaan beton tidak terlindungi harus dibasahi selama 2 (dua) minggu setelah
pengecoran.
c. Semua permukaan lantai beton harus dilindungi terhadap pengeringan dengan memberi penutup
yang basah.
d. Tidak dibenarkan untuk menimbun barang atau mengangkut barang diatas beton yang menurut
Direksi belum cukup mengeras.
7. Pembongkaran Bekisting
a. Tidak dibenarkan untuk membongkar bekisting sebelum mencapai kekuatan.
b. Apabila pembongkaran bekisting menyebabkan sebagian pekerjaan beton mendapat tekanan
melebihi perhitungan, maka tidak dibenarkan untuk membongkar bekistingnya untuk jangka waktu
selama keadaan itu berlangsung.
Harus ditekankan bahwa tanggung jawab terhadap keamanan beton sepenuhnya pada Kontraktor
serta harus memenuhi peraturan mengenai pembongkaran bekisting .
c. Kontraktor wajib memberitahukan Direksi pada waktu akan membongkar bekisting bagian- bagian
pekerjaan beton yang penting serta mendapatkan persetujuan Direksi, tetapi hal ini tidak
mengurangi tanggung jawab atas hal tersebut.
Spesifikasi Teknik

d. Pembongkaran bekisting /mall beton dapat dibongkar setelah berumur 3 (tiga) minggu, kecuali
beton praktis, bila dianggap perlu dapat dibongkar setelah berumur 3 – 7 hari dengan persetujuan
Direksi.

Pasal 9
PEKERJAAN DINDING

1. Pasangan Tembok
a. Bahan pasangan tembok adalah Batu Bata ukuran minimal 50 x 100 x 200 MM yang berkualitas
baik, terbakar matang, cukup keras dan tidak keropos serta tidak pecah-pecah melebihi 5%,
mempunyai kekuatan tekan 60 – 80 Kg/CM2
b. Pasangan tembok adukan 1 Pc : 4 Ps, digunakan untuk pasangan tembok.
d. Semua batu bata harus direndam atau disiram sebelum dilakukan pemasangan
e. Semua pasangan harus tegak lurus, rata secara horizontal maupun vertikal, dan di lakukan dengan
menggunakan tarikan benang yang dipasang tidak lebih dari 30 cm diatas pasangan sebelah
bawahnya dan batu bata yang patah tidak boleh digunakan.
f. Spesi pasangan dibuat dengan tebal 2 cm untuk yang datar dan 1,5 cm untuk tegak, kecuali jika
ditentukan lain.
g. Setiap pasangan seluas 9 m2 atau dinding dengan lebar 3 m harus diberi kolom praktis berukuran
12 x 12 cm; demikian juga halnya dengan pertemuan antara pasangan atau pada dinding yang
berdiri bebas.

Pasal 10
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

1. Plesteran adukan 1 Pc : 4 Ps, digunakan untuk :


a. Tembok .
b. Sloef luar, Kolom dan Balok beton yang nampak dan muncul.
c. Atap plat beton, Lesplank beton dan Sunscreen.
d. Pondasi yang muncul diatas permukaan tanah
2. Plesteran adukan 1 Pc : 4 Ps, digunakan untuk seluruh pasangan tembok termasuk kolom dan balok
beton yang rata dengan tembok/dinding.
3. Sebelum melaksanakan pekerjaan plesteran terlebih dahulu diadakan penyiraman sampai jenuh pada
daerah yang akan diplester.
4. Sebelum plesteran kering betul, dapat dilakukan Pengacian tembok bagian dalam dengan digosok hingga
permukaannya licin dan rata, untuk tembok bagian luar diaci dengan adonan Portland Cemen.
Spesifikasi Teknik

Pasal 11
PEKERJAAN KOSEN PINTU /JENDELA DAN KACA

1. Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
Pekerjaan pembuatan kosen Kayu meliputi seluruh detail yang dinyatakan dalam gambar.
2. Bahan-bahan :
Bahan kosen dari Kayu berkualitas baik dan kuat
Ukuran kosen sesuai dengan gambar rencana.
Mutu dan kualitias kayu yang dipakai sesuai persyaratan lurus, siku dan
permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak maupun cacat lainnya.
3. Pelaksanaan :
Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini pelaksana wajib meneliti gambar rencana.
Sambungan kayu harus kuat sesuai dengan detail sambungan yang ada pada gambar
rencana.
Kosen kayu harus siku serta sambungan-sambungan harus rapat.
Kontraktor harus meneliti perletakan dan bukaan-bukaan pintu/jendela pada gambar kerja sebelum
melaksanakan pekerjaan baik perakitan, pengadaan maupaun pemasangan kosen tersebut dan bila
terdapat kelainan / kesalahan seperti perletakan, bukaan serta ukuran-ukuran segera
dikonsultasikan dengan Direksi/Pengawas Lapangan. Atas kelalaian Kontraktor maka kontraktor
diwajibkan memperbaiki atau mengganti sesuai dengan gambar kerja atau kebutuhan.
Pemasangan kosen harus siku baik Horizontal maupun Vertikal dengan memakai alat Waterpass
dan Benang serta harus dikontrol dengan dinding untuk mendapatkan hasil yang rata setelah
dinding diplester.
Semua pengujian kosen harus dipastikan kokoh sebelum pekerjaan selesai.
4. Macam Pekerjaan.
Konstruksi dan macam-macam pekerjaan lainnya menggunakan jenis kayu seperti di bawah ini.
a. Semua kosen-kosen yang ditentukan dalam gambar
b. Daun pintu Kayu
c. Bingkai jendela dari kayu
d. Semua ukuran yang terdapat dalam gambar kerja adalah ukuran jadi.
Pekerjaan Kaca
Kaca-kaca tersebut tidak boleh ada retak dan cacat dengan ukuran seperti tertera pada gambar,
dipasang pada rangka yang telah siap, ukuran dan bentuk seperti pada gambar kerja.
Spesifikasi Teknik

Pasal 12
PEKERJAAN RANGKA KUDA-KUDA , GORDING DAN LESPLANK

1. Pekerjaan Rangka Kuda-kuda dan Gording


a. Jenis pekerjaan rangka kuda-kuda menggunakan Rangka Baja Ringan dengan Listplankpapan
bayam ukuran 1” x 8”
b. Pasangan kuda-kuda dan gording harus vertikal dan horizontal serta sesuai kemiringan yang telah
ditetapkan dalam gambar kerja.
c. Cara Pelaksanaan :
Penyambungan balok-balok sesuai dengan persyaratan teknis tentang kayu ditambah dengan
menggunakan bout / mur dan beugel.
Besi plat untuk beugel yang digunakan pada kuda-kuda menggunakan besi ketebalan minimal 3
MM dan lebar secukupnya, bout/mur yang digunakan diameter 12 MM (sesuai gambar kerja).
Pasangan gording setelah kuda-kuda dan skor angin serta konsol-konsol telah terpasang.
Untuk menjaga kestabilan, maka gording harus memakai klos pada bagian bawah dan diikat
dengan paku pada kaki kuda-kuda.
Jarak gording sesui ukuran dalam gambar detail (jenis atap yang digunakan).
Pasangan gording harus rata sesuai dengan rencana kemiringan atap.

Pasal 13
PEKERJAAN PENUTUP ATAP, TALANG DAN NOK

1. Bahan Penutup Atap ; dari Atap Zincalume Spandek yang mempunyai permukaan rata dan
halus dan berkualitas baik, sistim pemasangannya bedasarkan gambar kerja dan petunjuk dari pabrik
tersebut.
2. Rabung atap digunakan dari jenis Apap Zincalume Spandek.
3. Sedapat mungkin tidak melakukan penyambungan pada setiap lajurnya.
4. Sistim pemasangan :
Sistim pemasangan mengikuti arah kemiringan dan sebelum dipasang harus dicek / ditimbang
(elevasi) rata dan tidak bergelombang pada permukaan.
Sambungan antara atap yang saling bersinggungan harus sesuai dengan petunjuk teknis
pemasangan jenis atap yang digunakan.
5. Pekerjaan atap dianggap selesai apabila semua bekas-bekas guntingan telah dibersihkan

Pasal 14
PEKERJAAN LANTAI

Lingkup pekerjaan ini adalah permukaan lantai seluruh bangunan sebagimana yang dinyatakan dalam
gambar kerja.
Spesifikasi Teknik

1. Bahan lantai dan dinding lainnya menggunakan Tegel Kramik yang berkualitas baik, siku, rata serta
tidak pecah dan warna ditentukan kemudian.
2. Lantai ruang Kelas, Ruang Guru dan Ruang Kepala Sekolah mengunakan tegel Kramik 40 X 40 CM
berwarna
3. Lantai luar, Teras menggunakan Tegel Kramik 40 x 40 permukaan kasar
4. tebal 3 CM setelah pasir urug dipadatkan.
5. Nat tegel kramik yang diizinkan adalah 1 MM harus rata dan lurus dan pemasangannya harus
dileveling dengan memakai waterpass.
6. Semua kramik yang digunakan adalah produksi dalam Negeri yang sekualitas dengan produksi ASIA
atau INA (KW1).
7. Cara pemasangan tegel kramik :
a. Sebelum pekerjaan lantai dilaksanakan, kontraktor harus mengadakan persiapan yang baik
terutama pemadatan pasir urug yang menggunakan mesin stamper dengan baik. Permukaan yang
akan dipasang kramik harus bersih, cukup kering dan rata air dan disetujui oleh Direksi/Pengawas
Lapangan, baik kontrol rencana peil lantai yang diinginkan maupun leveling.
b. Tentukan patokan dengan mempertimbangkan letak-letak ruang, beda tinggi lantai yang telah
direncanakan.
c. Sebelum tegel kramik dipasang, terlebih dahulu harus direndam dalam air.
d. Setiap jalur pemasangan kramik sebaiknya ditarik benang dan rata air.
e. Adukan semen kental untuk permukaan dasar kramik harus penuh dan rata.
f. Perbandingan adukan yang dianjurkan untuk lantai 1 Pc : 3 Ps dengan ketebalan rata- rata 0,5 –
1,5 CM diatas lantai.
g. Adukan pengisi Nat dari semen tegel spesial hingga terisi penuh dan dioles dengan jari tangan
atau dengan menggunakan bahan dari karet atau gabus agar permukaan menjadi mulus dan
mengkilap.
h. Pemasangan semen nat, dilaksanakan paling cepat 24 jam setelah pemasangan kramik lantai.
i. Pemotongan tegel kramik sedapat mungkin dihindari, bila terpaksa harus dipotong, maka
potongan terkecil tidak boleh kurang dari ½ ukuran tegel. Pemotongan harus dilakukan dengan
hati-hati dan memakai alat pemotong elektrik.
j. Penggunaan Tegel Kramik dari setiap unit bangunan berdasarkan RAB dan Gambar
Spesifikasi Teknik

k. Apabila mutu dan cara pemasangan tegel kramik tersebut tidak memenuhi mutu standar atau
contoh yang telah disepakati, maka Direksi/Pengawas wajib melakukan perintah pembongkaran
secara tertulis kepada pelaksana Kontraktor dilapangan.

Pasal 16
PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan jendela, selanjutnya pada
jendela dipasang grendel dan hak angin.
2. Persyaratan Bahan
a. Engsel-engsel dari bahan yang berkwalitas
b. Kunci pintu dipasang merek Yale, Union 2 (dua) slaag (dua kali putar) atau yang setara.
c. Grendel (sloot), tarikan jendela dan hak angin berkwalitas baik.
d. Grensel panjang merek alpha atau setara
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) slaag merk yale, yang berkwalitas baik.
b. Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu. Pemasangan di lakukan dengan
mur khusus untuk pintu, tidak dibenarkan melengketkan engsel ke pintu dan kozen dengan
menggunakan paku. Penguncian mur harus dilakukan dengan memutarnya dengan obeng,
sehingga seluruh batang masuk dan menempel kuat ke kayu yang dipasang.
c. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang, Kontraktor wajib memperlihatkan contoh terlebih
dahulu untuk dimintakan persetujuan Konsultan pengawas.
d. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan yang disyaratkan, maka
Konsultan pengawas berhak untuk menyuruh bongkar kembali dan diganti dengan alat-alat yang
disyaratkan atas biaya Kontraktor.
e. Grendel dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun jendela. Pasangan harus rapi dan
dapat bekerja dengan baik. Untuk melengketkan alat tersebut ke daun jendela harus menggunakan
mur.
f. Grendel panjang dipasang pada daun pintu buka dua (dua lembar daun pintu pada satu pintu.
Spesifikasi Teknik

Pasal 18
PEKERJAAN PENGECATAN

1. Ketentuan Umum
a. Sebelum memulai pekerjaan , bidang-bidang yang akan dilapisi/ dicat terlebih dahulu disiapkan
dengan baik.
Bidang harus mempunyai permukaan yang rata dan lurus atau mempunyai kemiringan sesuai
dengan gambar rencana, bebas dari segal macam kotoran, tidak retak atau pecah dan tidak
lembab.
b. Pelaksanaan pekerjaan baru dapat dilaksanakan setelah bagian tersebut diperiksa oleh Pengawas
dan diizinkan pelaksanaannya.
c. Pelaksana harus mengajukan contoh-contoh bahan untuk disetujui oleh Pengawas. Bahan yang
digunakan harus sesuai dengan contoh yang telah disetujui dan dalam keadaan baru, dikemas
dalam kaleng-kaleng yang masih disegel serta tidak pecah atau bocor. Penggunaan bahan-bahan
harus sepengetahuan pengawas dan pelaksana bertanggung jawab atas keaslian dari warna dan
bahan yang digunakan.
d. Pelaksana harus memberikan jaminan tertulis bahwa hasil pekerjaan pengecatan tidak
menggelembung, mengelupas dan cacat-cacat lainnya selama 2 tahun sesudah penyerahan
pekerjaan.
2. Pengecatan Kayu
a. Semua sambungan-sambungan kayu, penampang ujung balok bagian yang akan melekat pada
tembok, harus dicat meni dengan kualitas setara dengan produksi Glotex.
b. Cat kayu mengkilat digunakan merk Glotex., Avian, Jotun atau berkualitas setara dan sebelumnya
harus menggunakan cat Dasar, Palmur dan Dempul. Tata laksana pengecatan harus mengikuti
patent atau petunjuk dari Pabrik.
c. Bagian-bagian yang akan di cat Kayu adalah :
List-list profil kayu plafon
Lesplank papan, konsol-konsol dan segala pekerjaan yang nampak.
d. Pelapisan cat dasar dilakukan minimal 2 (dua) kali jalan, kemudian diplamur dan di ampelas lagi
sampai rata sehingga lubang-lubang serat kayu sudah tertutup. Pengecatan akhir dilakukan minimal
3 (tiga) kali dengan selang waktu minimal 6 (enam) jam sampai didapat permukaan yang halus dan
warna yang rata tanpa cacat.
Spesifikasi Teknik
3. Pengecatan Tembok dan Plafond
a. Cat tembok yang dapat dipergunakan adalah jenis cat bekualitas setara dengan produksi Mowilex,
Dulux (Ex. Indonesia) dan tata laksana pengecatan harus mengikuti patent atau petunjuk Pabrik.
b. Sebelum dinding dicat, terlebih dahulu harus diplamur dengan plamur tembok kemudian diamplas
hingga halus, selanjutnya dilakukan pengecatan.
c. Bagian yang akan dicat tembok adalah :
Seluruh permukaan tembok yang nampak dan telah diaci dengan rata.
Seluruh plafond kalsi board maupun Gypsum board dan lesnya
Seluruh permukaan beton yang nampak (kolom, balok, sunscreen, bagian bawah plat lantai, ring
balk ) dan lain-lain
d. Pengecatan 2 atau 3 kali sampai merata, warna yang digunakan harus disetujui oleh Direksi atau
Pengawas Lapangan.
e. Warna akan ditentukan kemudian oleh Direksi atau Pejabat Pembuat Komitmen dan Penagawas
Lapangan.

Pasal 19
PEKERJAAN LAIN – LAIN DAN PEMBERSIHAN

1. Setelah pelaksanaan pembangunan selesai dikerjakan, maka Kontraktor harus membersihkan semua
kotoran dan sisa-sisa material akibat kegiatan pelaksanaan tersebut.
2. Memperbaiki kembali semua kerusakan-kerusakan, baik jalanan, maupun fasilitas lainnya akibat
pekerjaan ini.
3. Dalam masa Pemeliharaan, pembersihan tersebut harus tetap dilaksanakan sampai Serah Terima
Kedua.

Pasal 20
KETENTUAN TAMBAHAN

1. Selain Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, semua ketentuan Administrasi, Pemeriksaan Bahan dan
Mutu Pelaksanaan serta Ketentuan Lain dari pemeriksaan yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan
ini, termasuk pula sebagai syarat-syarat yang harus dipenuhi dan ditaati.
2. Semua bahan yang akan digunakan harus melalui persetujuan Direksi dengan terlebih dahulu
menunjukkan contohnya atau menggunakan Surat Keterangan Persetujuan terutama bahanbahan
Produksi Industri yang mempunyai banyak jenis Merk.
3. Semua akibat yang timbul dari pelaksanaan yang keliru, menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Anda mungkin juga menyukai