Oleh :
Kelompok 2
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2019
i
HALAMAN PENGESAHAN
Bencana Dengan Metoda Bermain Pada Anak di SD 3 Peliatan, Desa Peliatan, Kecamatan
c. NIM : P07120215028
d. Jurusan : Keperawatan
5. Lokasi Kegiatan
d. Provinsi : Bali
ii
e. Jarak PT ke lokasi mitra (km) : 1 Km
NIP. 197108141994021001
Mengetahui
Direktur,
iii
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji syukur kami patjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa kami telah dapat
Dengan Metode Bermain Pada Anak Sekolah Dasar Di SD 3 Peliatan” tepat pada
waktunya.
1. Bapak Anak Agung Ngurah Kusumajaya, SP., MPH selaku Direktur Politeknik
2. Bapak I Dewa Putu Gede Putra Yasa, S.Kp., M.Kep.Sp.MB. selaku Ketua
4. Bapak dan Ibu dosen pembimbing kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) /
iv
Tiada gading yang tak retak, itulah dasar pijak kami, untuk itu kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan. Akhirnya semoga proposal ini
Februari, 2019
Pengabdi
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
DAFTAR TABEL……………………………………………….………………viii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1
A. Pendahuluan ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………….6
C. Tujuan………………………………………………………………………...6
D. Manfaat Kegiatan……………………………………………………………..7
vi
B. Realisasi Pemecahan Masalah………………………………………………14
C. Metode Pengabdian………………………………………………………….15
D. Sasaran………………………………………………………………………16
H. Penilaian Kegiatan…………………………………………………………..17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………26
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
alam. Jika aliran konveksi panas pada mantel bumi meningkat, maka lempang
bumi akan bergerak. Pergerakan dua lempang tersebut dapat saling bertumbukan
bencana alam gempabumi yang dapat menimbulkan banyak korban jiwa (BNPB,
2014).
kehidupan masyarakat baik yang disebabkan oleh faktor alam atau non alam
Undang No. 24 Tahun 2007). Salah satu bencana yang mengancam kehidupan
adalah gempa bumi. Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di
permukaan bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan
aktif, akitivitas gunung api atau runtuhan batuan (Bakornas PB, 2007).
Januari hingga Agustus 2016, rata-rata terjadi 379 gempa bumi dengan rentang 3
skala richter hingga 9,5 skala richter setiap bulannya. Gempa bumi tektonik yang
1
berpusat di bawah laut merupakan salah satu penyebab terjadinya tsunami
(BMKG, 2012). Tsunami adalah serangkaian gelombang ombak laut raksasa yang
timbul karena adanya pergesaran di dasar laut akibat gempa bumi (Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2007). Selama 2004 hingga 2010 terjadi sebanyak lima
tsunami diantaranya di Aceh (Desember 2004), Nias (2005), Jawa Barat (2006),
tsunami. Selain karena faktor geografis, kondisi demografis, sosial dan ekonomi
gempa. Selama Desember 2013 hingga Desember 2016, terjadi 40 gempa bumi
kurun waktu tiga tahun tersebut, Buleleng mengalami 12kali gempa bumi, disusul
Karangasem sebanyak sembilan kali gempa bumi, Tabanan mengalami lima kali
gempa bumi, Jembrana mengalami empat kali gempa bumi, Denpasar mengalami
dua kali gempa bumi sedangkan Gianyar, Bangli dan Badung masing-masing
salah satu kabupaten di Bali, merupakan salah satu daerah yang berpotensi tinggi
mengalami kejadian gempa bumi, (Bappeda Bali dan PPLH UNUD, 2006). Selain
itu, Klungkung merupakan peringkat ke-10 daerah rawan gempa dan tsunami di
Indonesia dan peringkat pertama di Bali pada tahun 2011, (Kurniawan, dkk.,
2
2011). Kabupaten Klungkung mengalami lima gempa bumi dengan rentang
kekuatan 3 SR sampai 3,8 SR selama Desember 2013 hingga Desember 2016 dan
tigagempa bumi tersebut berpusat di tengah laut, (BMKG, 2016). Pesisir pantai
berpotensi tinggi terkena dampak kejadian tsunami yang melanda daerah tersebut,
(GITEWS, 2010; Bappeda Bali dan PPLH UNUD, 2006). Klungkung berpotensi
adalah gempa bumi yang berpusat di Lombok pada bulan Agustus 2018, dimana
terjadi beberapa kali gempa bumi dengan kekuatan terbesar 7.0 SR. Meskipun
yang ada mulai dari sektor rumah tangga, sektor pariwisata, hingga sektor
ada dalam daftar kontak darurat, serta mempertimbangkan sistem yang diterapkan
lingkungan sekitar dan pihak (BNPB, 2018). Sektor pendidikan merupakan salah
3
dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan dikeluarkannya Undang-Undang
belum mengetahui ancaman dan informasi peringatan dini, lokasi titik kumpul dan
arah jalur evakuasi baik di rumah maupun di luar rumah, melanggar batas rambu
peringatan wilayah/ area bahaya saat erupsi gunung, panik dan tergesa-gesa saat
4
Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia juga memberikan
Peraturan Kepala BNPB Nomor 4 Tahun 2012 tentang Pembangunan Sekolah dan
Madrasah Aman Bencana. Hingga November 2016, Bali memiliki empat sekolah
bumi.
sangat kurang meskipun sudah diadakannya kampanye “1 juta sekolah dan rumah
bencana yang paling mungkin terjadi di desa ini adalah gempa bumi, dimana cara
keluarga dalam menyelamatkan diri ketika terjadi gempa bumi belum efektif serta
5
hamper seluruh responden belum mendapatkan penyuluhan mengenai siaga
bencana.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
kesiapsiagaan bencana kepada keluarga dan anak sekolah dasar dengan metoda
2. Tujuan Khusus
6
e) Mensimulasikan kesiapsiagaan bencana kepada anak sekolah dasar dengan
D. Manfaat Kegiatan
sumber atau awal terbentuknya kesiapsiagaan keluarga dan sekolah dasar dalam
menghadapi bencana.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bencana dapat mengenai siapa saja secara cepat, tanpa peringatan, dan
kapan saja. Bencana juga memaksa setiap orang keluar rumah untuk mengungsi.
Apa yang dapat dilakukan, jika kebutuhan dasar seperti air, listrik, atau telepon
terputus? Pemerintah kota, kabupaten, provinsi, dan pusat tidak dapat berbuat
banyak dengan keadaan ini, mereka juga tidak dapat menjangkau semua orang
yang terkena bencana dalam waktu yang singkat. Bagi setiap keluarga sebaiknya
menyediakan kebutuhan dasar seperti menyediakan air bersih, lampu cars, baterai,
PowerBank dan untuk kebutuhan dasar permakanan yaitu seperti mie instan, ikan
kaleng, biscuit dan pakaian seperti: pakaian, pakaian dalam, selimut, dan
kebutuhan selama terjadi bencana dan bekerjasama dengan tetangga sebagai suatu
tim regu. Mengetahui apa yang dapat dilakukan oleh setiap keluarga untuk
perlindungan anak dan tanggung jawab mereka. Hal ini yang dapat dilakukan
dengan petugas yang ada di Palang Merah atau LSM yang bergerak di bidang
8
Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah
LIPI bekerja sama dengan UNESCO / ISDR pada tahun 2006. Ada lima
kebencanaan, yaitu:
memengaruhi sikap dan kepedulian untuk siap dan siaga dalam mengantisipasi
c. Rencana tanggap darurat terkait dengan evakuasi, pertolongan dan penyelamatan agar
penting untuk meminimalkan jatuhnya korban, terutama pada saat terjadi bencana
9
d. Parameter peringatan bencana yang meliputi tanda peringatan dan distribusi informasi
akan terjadinya bencana tidak kalah pentingnya dengan parameter lainnya. Adanya
peringatan dini dapat mengurangi korban jiwa, harta benda, dan kerusakan lingkungan.
Berkaitan dengan hal tersebut, diperlukan latihan dan simulasi apa yang harus dilakukan
dalam waktu tertentu sesuai dengan lokasi di mana masyarakat sedang berada saat
terjadi bencana.
e. Parameter mobilisasi sumber daya baik sumber daya manusia (SDM), pendanaan, dan
menjadi kendala apabila mobilisasi tidak dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu,
dilaksanakan secara terarah dan terpadu. Untuk itu, Badan Perserikatan Bangsa
masyarakat, sebagai salah satu pihak yang terkena dampak Bencana, diharapkan
untuk selalu siap siaga atau waspada menghadapi bencana yang akan terjadi di
10
masa yang akan datang. Kesiapsiagaan masyarakat dapat dimulai dari lingkup
terkecil, yakni dengan menyertakan peran orang tua dalam upaya pengurangan
risiko bencana.
anggota keluarga lainnya. Peran orang tua dianggap memiliki sikap yang bijak
dihadapi di masa yang akan datang,” jelas Budi A. Adiputro, Sekretaris Jenderal
PMI.
Oleh karena itu, butuh edukasi kepada para orang tua serta meningkatkan
11
dan rekonstruksi. Untuk meningkatkan kesiapsiagaan di sekolah, Kementerian
Bencana, secara khusus telah diterbitkan Peraturan Kepala BNPB Nomor 4 Tahun
2012 tentang Pembangunan Sekolah dan Madrasah Aman Bencana. Atas dasar
Aman Bencana (SMAB). Hingga November 2016, Bali memiliki 4 sekolah siaga
SMPN 2 Tabanan, (Pusdalops PB Bali, 2015). Dari seluruh sekolah siaga bencana
yang dibentuk, belum ada sekolah dasar yang merupakan sekolah siaga bencana di
Bali.
diketahui atau pernah dialami siswa, tanda awal terjadinya bencana, sumber
12
Pengukuran meliputi kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan diri
bila terjadi bencana, dan pengetahuan tentang jalur evakuasi serta pertolongan
Siswa sebagai bagian dari komunitas sekolah memiliki andil yang besar
pengetahuan tersebut dapat berupa pemberian pelatihan kepada pelajar yang lebih
pengetahuan kebencanaan dari siswa yang lebih dewasa kepada siswa yang lebih
UPI, 2010)
13
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Mendukung sekolah
siap siaga bencana
Ket :
Gambar 2
14
dengan pihak keluarga dan pihak SD 3 Peliatan. Kegiatan pengabdian masyarakat
sebagai berikut:
dasar dilakukan dengan tanya jawab berkaitan dengan kesiapsiagaan bencana. Sasaran
Kebidanan, Gizi. Sasaran yang hadir saat simulasi sebanyak …. orang. Simulasi
tersebut yaitu mengatur waktu yang tepat sehingga tidak mengganggu proses
C. Metoda Pengabdian
kesiapsiagaan bencana gempa bumi dengan metoda bermain kepada siswa kelas
15
sekolah dasar. Sebelum bermain akan diberikan pemaparan materi berupa video
D. Sasaran
Bali yang sering terkena bencana gempa bumi. Sasaran direncanakan adalah
Alat dan bahan simulasi berupa leaflet, tanda jalur evakuasi, titik aman
16
Mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan, Gizi, Kebidanan, Kesehatan Lingkungan,
H. Penilaian Kegiatan
dan hasil. Hasil penilaian kegiatan tersebut dipaparkan dalam tabel berikut:
Tabel 1
kesiapsiagaan tersebut
yang
teridentifikasi
kesiapsiagaan tersebut
17
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Data Geografi
Desa Peliatan merupakan salah satu bagian dari wilayah Kecamatan Ubud,
Kabupaten Gianyar yang memiliki luas wilayah 4,93 km2 dengan batas-batas
wilayah :
Desa Peliatan terdiri atas Banjar/Dusun yang membentang dari arah utara ke
selatan berturut-turut, yakni Br. Tebesaya, Br. Ambengan, Br. Pande, Br. Taruna,
Br. Tengah Kangin, Br. Tengah Kauh Br. Kalah, Br. Teges Kawan, Br. Yangloni,
Br. Teges Kanginan. Kesepuluh Banjar tersebut hingga saat ini terjalin erat dan
selalu ada musyawarah untuk mengambil solusi bersama. Dalam konteks desa
pekraman Desa Peliatan terdiri dari Desa Pekraman Peliatan dan Desa Pekraman
Teges Kanginan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari UPT Kesmas Ubud 1, didapatkan hasil
18
kesehatan sebanyak 100%, bayi mendapat imunisasi dasar lengkap sebanyak
100%, bayi mendapat air susu ibu (ASI) ekslusif sebanyak 100%, balita
keluarga tidak ada yang merokok sebanyak 60,33%, keluarga sudah menjadi
mempunyai akses sarana air bersih sebanyak 100%, dan keluarga mempunyai
1. Jurusann Keperawatan
1) Lokasi penyuluhan
mempunyai 6 ruang belajar, 1 ruang rapat, 1 ruang guru dan 1 ruang UKS.
2) Karakteristik sasaran
Karakteristik sasaran terdiri atas siswa kelas 4 SD dan jenis kelamin. Yang
19
3) Simulai kesiapsiagaan bencana
berikut:
Kemampuan kesiapsiagaan F %
bencana
Baik 28 77,78%
Cukup 8 22,22%
Kurang - -
Total 36 100%
mengatakan bencana yang mungkin terjadi adalah gempa bumi dan kebakaran.
Sebanyak 24% tersebut kurang mengetahui apa yang harus dilakukan saat
20
Pengetahuan Kesiapsiagaan Bencana
24%
76%
Ya Tidak
5%
95%
21
d. Berdasarkan survei didapatkan hasil dari 21 KK, keluarga yang menderita
awal (46-55 tahun), lansia akhir (56-65 tahun), dan manula (> 65 tahun).
43%
57%
Ya (Hipertensi) Tidak
11%
0%
11%
45%
33%
Remaja akhir (17-25 th) Dewasa awal (26-35 th) Dewasa akhir (36-45 th)
Lansia awal (46-55 th) Lansia akhir (56-65 th) Manula (>65 th)
22
e. Berdasarkan survei didapatkan hasil dari 21 KK, keluarga yang sedang dalam
48%
52%
Ya Tidak
23
Anggota Keluarga Dalam Proses Peyembuhan Penyakit
24%
76%
Ya Tidak
0%
100%
Ya Tidak
24
h. Berdasarkan survei didapatkan hasil dari 21 KK, tidak pernah mendapatkan
0%
100%
Ya Tidak
25
BAB V
A. Simpulan
kurang.
B. Saran
SDN 3 Peliatan untuk secara berkala ddan lebih rutin untuk melakukan simulasi
gempa bumi.
Daftar Pustaka
26
BNPB, 2014. Potensi Ancaman Bencana (online). available:
http://www.bnpb.go.id/pengetahuan-bencana/potensi-ancaman-bencana.
(2016, December 5)
http://www.gitews.org/tsunami-kit/id/E1/sumber_lainnya/peta_bahaya/bali
/Peta%20Bahaya%20Tsunami%20Bali%201707-3.jpg(2016, December 5)
November 17)
http://balisafety.baliprov.go.id.
27
Bappeda Bali dan PPLH UNUD. 2006. Studi Identifikasi Potensi Bencana Alam
Deepublish
Surakarta.
https://siaga.bnpb.go.id/hkb/po-
content/uploads/documents/Buku_Pedoman_Kesiapsiagaan_Keluarga_FA
_A5.pdf
28
Lampiran 1
A. Nama permainan
B. Peserta
Dalam permainan ini ada yang berperan menjadi fasilitator dan pemain
Peran Tugas
4. Memfasilitasi permainan
permainan
7. Melakukan evaluasi
29
Meong 1. Merupakan analogi dampak bencana
berlindung
aman berkumpul
terdampak bencana
aman
D. Setting tempat
Fasilitator
Titik aman
berkumpul
E. Scenario permainan
30
Permaianan meong-meongan merupakan permainan kucing mencari tikus.
Beberapa siswa akan dipilih peran sebagai meong dan bikul. Meongnya
diperankan oleh 1 orang dan bikul diperankan oleh beberapa orang 8-10
orang. Sisanya akan berperan menjadi alat rumah tangga seperti jendel kaca,
almari kaca, almari kayu, pintu, kolong meja, kursi, jendela, dapur, kolong
tempat tidur dan lainnya. Alat rumah tangga tersebut akan dilabel pada siswa
Lingkaran tersebut dibentuk oleh siswa yang berlabel alat rumah tangga
tersebut. meong akan berada di tengah lingkaran sementara bikul ada di luar
Bikul gede-gede
Buin mokoh-mokoh
Juk…meng
Juk….kul
Saat peserta mulai bernyanyi, meong akan berusaha keluar dari lingkaran
untuk mencari bikul. Dan bikulpun berusaha menghindar dari kejaran meong.
Bikul yang berlindung pada peserta dengan label kaca, atau almari kaca maka
akan didapatkan oleh meong. Bikul yang berlindung pada peserta dengan label
31
bawah kolong meja maka ia akan selamat dari kejaran meong. Terakhir semua
bikul harus mencapai titik aman berkumpul sehingga bebas dari kejaran
meong.
F. Makna permainan:
dari gempa bumi. Bikul dianalogikan sebagai orang yang terancam bencana.
penyelamatan dari dampak gempa bumi. Bila peserta salah memilih tempat
berlindung (misalnya almari kaca), maka dia akan kena tangkapan meong
yang artinya bahwa dia akan kena dampak bencana begitu sebaliknya.
G. Evaluasi
masing peserta akan ditanyakan apa yang dilakukan tadi, apa alasannya dan
32