Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebagaimana lazimnya suatu dialog intelektual, disatu sisi terdapat
bagian yang dilestarikan dan sisi lain ada bagian dikritisi atau diserang bahkan
mungkin ada bagian yang ditolak. Di dunia Islampun muncul pelestari warisan
Yunani,Persia dan Romawi, namun juga banyak yang melakukan kritik
terhadapnya. Disinilah tampak dinamika intelektual. Konsep Ide Plato terus
dipelajari dan dikembangkan,begitu juga konsep Akal dan Logika Aristoteles
serta konsep Emanasi Plotinus. Semunya tetap dijadikan pijakan. Ini
membuktikan bahwa ketiga filsuf tersebut yang nota bene merupakan para pionir
memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membentuk pola pikir para filusuf
generasi berikutnya tidak terkecuali Immauel Kant, filsuf kelahiran Jerman yang
abad ke-18.
Menurut Kant, filsafat adalah ilmu (Pengetahuan) yang menjadi pangkal
dari semua pengetahuan yang di dalamnya tercakup masalah epistemologi yang
menjawab persoalan apa yang dapat kita ketahui.
Tampak adanya perbedaan yang menyolok antara abad ke-17 dan abad
ke-18. Abad ke-17 membatasi diri pada usaha memberikan tafsiran baru terhadap
kenyataan bendawi dan rohani,yaitu kenyataan yang mengenai manusia,dunia
dan Allah.dan tokoh-tokoh filsafat di era ini adalah juga tokoh-tokoh gereja
sehingga mereka tidak lepas dari isu-isu ketuhanan,Yesus dan sebagainya.1
Akan tetapi abad ke-18 menganggap dirinya mendapat tugas untuk
meneliti secara kritik (sesuai dengan kaidah-kaidah yang diberikan akal)segala
yang ada, baik di dalam negara maupun didalam masyarakat.
John Locke yang mendominasi filsafat pada abad ke-18, seperti
sahabatnya, newton yang mendominasi ilmu pada periode yang sama. Awal abad
ke-18 adalah masa yang gemilang. Eropa sembuh dari kekalutan selamah dua
______________
1
Dr. Harun Hadiwijono. Sari Sejarah Filsafat Barat 2, Cet IX, (Yogyakarta: Kanisius
1993), hal. 47.

1
abad sebelumnya. Ini tentu sangat berbeda kondisinya dengan tradisi keilmuan
dalam Islam pada abad yang sama.
Menurut Dr. Harun Hadiwijono,dahulu filsafat mewujudkan suatu
pemikiran yang hanya menjadi hal istimewa beberapa ahli saja, tetapi sekarang
orang berpendapat, bahwa seluruh umat manusia berhak turut menikmati hasil-
hasil pemikiran filsafat dan juga menjadi tugas filsafat untuk membebaskan
khalayak ramai dari kuasa gereja dan iman kepercayaan yang berdasarkan wahyu,
agar supaya mereka mendapat bagian dari hasil-hasil zaman pencerahan.

B. Rumusan Masalah
Merujuk pada latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan
masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana histori filsafat masa pencerahan?
2. Bagaimana masa pencerahan di tiga negara eropa (Jerman,Inggris dan
Prancis)?
3. Bagaimana paham-paham yang muncul dimasa pencerahan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui histori filsafat masa pencerahan.
2. Untuk mengetahui masa pencerahan di tiga negara eropa (Jerman,Inggris
dan Prancis)?
3. Untuk mengetahui paham-paham yang muncul dimasa pencerahan?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Histori Filsafat di Abad Pencerahan


Filsafat abad pencerahan dimulai pada abad ke-18 di Jerman yang
disebut Zaman Aufklarung, di Inggris dikenal dengan Enlightenment, yaitu suatu
zaman baru dimana seorang ahli pikir yang cerdas mencoba menyelesaikan
pertentangan antara rasionalisme dengan empirisme.
Zaman ini muncul dimana manusia lahir dalam keadaan belum dewasa
dalam pemikiran filsafatnya. Namun setelah Immanuel Kant mengadakan
penyelidikan dan kritik terhadap peran pengetahuan akal barula manusia terasa
bebas dari otoritas yang datang dari luar manusia demi kemajuan peradaban
manusia. Pemberian nama ini juga dikarenakan pada zaman itu manusia mencari
cahaya baru dalam rasionya. Immanuel Kant mendefenisikan zaman itu dengan
mengatakan, “Dengan Aufklarung dimaksudkan bahwa manusia keluar dari
keadaan tidak balig yang dengannya ia sendiri bersalah.” Apa sebabnya manusia
itu sendiri yang bersalah? Karena manusia itu sendiri tidak menggunakan
kemungkinan yang ada padanya,yaitu rasio.2
Sebagai latar belakangnya,manusia melihat adanya kemajuan ilmu
pengetahuan (ilmu pasti, biologi, filsafat dan sejarah) telah mencapai hasil yang
menggembirakan.
Disisi lain jalannya filsafat tersendat-sendat. Untuk itu diperlukan upaya
agar filsafat dapat berkembang sejajar dengan ilmu pengetahuan alam. Isaac
Newton ( 1642-1727) memberikan dasar-dasar berpikir dengan induksi,yaitu
pemikiran yang bertitik tolak pada gejala-gejala dan mengembalikan kepada
dasar-dasar yang sifatnya umum. Untuk itu dibutuhkan analisis. Dengan demikian
zaman pencerahan merupakan tahap baru dalam proses emansipasi manusia Barat
yang sudah dimulai sejak Renaissance dan Reformasi.

______________
2
Prof. Dr. Juhaya S. Praja, Aliran-aliran filsafat dan Etika, Cet II, (Jakarta: Prenada
Media 2005), hal. 113.

3
Para tokoh era Aufklarung ini juga merancang program-program khusus
diantaranya adalah berjuang menentang dogma gereja dan takhayul populer.
Senjatanya adalah fakta-fakta ilmu dan metode-metode rasional.3

B. Masa Pencerahan di Tiga Negara Eropa


1. Pencerahan di Jerman
Pada umumnya Pencerahan di Jerman tidak begitu bermusuhan sikapnya
terhadap agama Kristen seperti yang terjadi di Perancis. Memang orang juga
berusaha menyerang dasar-dasar iman kepercayaan yang berdasarkan wahyu,
serta menggantinya dengan agama yang berdasarkan perasaan yang bersifat
pantheistic, akan tetapi semuanya itu berjalan tanpa “perang’ terbuka.
Yang menjadi pusat perhatian di Jerman adalah etika. Orang bercita-cita
untuk mengubah ajaran kesusilaan yang berdasarkan wahyu menjadi suatu
kesusilaan yang berdasarkan kebaikan umum, yang dengan jelas menampakkan
perhatian kepada perasaan. Sejak semula pemikiran filsafat dipengaruhi oleh
gerakan rohani di Inggris dan di Perancis. Hal itu mengakibatkan bahwa filsafat
Jerman tidak berdiri sendiri.
Para perintisnya di antaranya adalah Samuel Pufendorff(1632-1694),
Christian Thomasius (1655-1728). Akan tetapi pemimpin yang sebenarnya di
bidang filsafat adalah Christian Wolff (1679- 1754).4
la mengusahakan agar filsafat menjadi suatu ilmu pengetahuan yang pasti
dan berguna, dengan mengusahakan adanya pengertian-pengertian yang jelas
dengan bukti-bukti yang kuat. Penting sekali baginya adalah susunan sistim
filsafat yang bersifat didaktis, gagasan-gagasan yang jelas dan penguraian yang
tegas. Dialah yang menciptakan pengistilahan-pengistilahan filsafat dalam bahasa
Jerman dan menjadikan bahasa itu menjadi serasi bagi pemikiran ilmiah. Karena
pekerjaannya itu filsafat menarik perhatian umum.

______________
3
Jerome R. Ravertz, The Philosophy of Science,diterjemahkan oleh Saut Pasaribu, Cet I,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2004), hal.53.
4
Dr. Harun Hadiwijono. Sari Sejarah Filsafat Barat 2, Cet IX..., hal. 63.

4
Pada dasarnya filsafatnya adalah suatu usaha mensistimatisir pemikiran
Leibniz dan menerapkan pemikiran itu pada segala bidang ilmu pengetahuan.
Dalam bagian-bagian yang kecil memang terdapat penyimpangan-penyimpangan
dari Leibniz. Hingga munculnya Kant yang filsafatnya merajai universitas-
universitas di Jerman.
Orang yang seolah-olah dengan tiba-tiba menyempurnakan Pencerahan
adalah Immanuel Kant (1724-1804). Yang merupakan Filsuf yang pengaruhnya
terhadap filsafat pada dua ratus tahun terakhir ini,baik di Barat maupun di Timur,
hampir secara universal diakui sebagai filsuf terbesar sejak masa Aristoteles. Ada
yang berpendapat bahwa filsafat pada dua ratus tahun terakhir ini bagaikan catatan
kaki terhadap tulisan-tulisannya. Ada juga yang berpendapat sistem filsafatnya
bagi dunia modern ini laksana Aristoteles bagi dunia skolastik:
Kant lahir di Konigserg, Prusia Timur,Jerman.Pikiran-pikiran dan
tulisan-tulisannya membawa revolusi yang jauh jangkauannya dalam
filsafat modern. ia hidup dizaman Scepticism Sebagian besar hidupnya telah ia
pergunakan untuk mempelajari logical process of thought (proses penalaran
logis),the external world (dunia eksternal) dan reality of things (realitas segala
yang wujud ).5
Kehidupannya dalam dunia filsuf dibagi dalam dua periode: zaman pra-
kritis dan zaman kritis. Pada zaman pra-kritis ia menganut pendirian rasionalis
yang dilancarkan oleh Wolff dkk. Tetapi karena terpengaruh oleh David Hume (
1711-1776), berangsur-angsur Kant meninggalkan rasionalisme. Ia sendiri
mengatakan bahwa Hume itulah yang membangunkannya dari tidur dogmatisnya.
Pada zaman kriitsnya , Kant merubah wajah filsafatnya secara radikal.
Dilingkungan masyarakatnya,Kant sering menjadi subjek karikatur
secara tidak wajar,semisal bahwa rutinitas hariannya amat kaku sampai-sampai
para tetangganya menyetel arloji mereka menurut kedatangan dan kepergiannya
setiap hari,namun cerita semacam ini mungkin justru mencerminkan integritas
kehidupannya yang bersesuaian dengan ide-idenya sendiri jika kita ingin

______________
5
Prof. Dr. Juhaya S. Praja, Aliran-aliran filsafat dan Etika, Cet II…, hal. 115.

5
menilainya secara positif.ketika meninggal,epitaf di batu nisannya hanya
bertuliskan“ Sang Filsuf “ sebuah sebutan yang dianggap tepat,dengan
mempertimbangkan bahwa periode filsafat yang bermula dengan tampilnya
Sokrates menjadi lengkap dalam banyak hal dengan hadirnya Kant.6
Dengan munculnya Kant dimulailah zaman baru, sebab filsafatnya
mengantarkan suatu gagasan baru yang memberi arah kepada segala pemikiran
filsafat la sendiri memang merasa, bahwa is meneruskan Pencerahan.
Karyanya yang terkenal dengan menampakkan kritisismenya adalah
Critique of Pure Reason ?. (kritik atas rasio murni) yang membicarakan tentang
reason dan knowing process yang ditulisnya selama lima belas tahun.Bukunya
yang kedua adalah Critique of Practical Reason atau kritik atas rasio praktis yang
menjelaskan filsafat moralnya dan bukunya yang ketiga adalah Critique of
judgment atau kritik atas daya pertimbangan.
Kant yang juga dikenal sebagai raksasa pemikir Barat mengatakan
bahwa, “Filsafat merupakan ilmu pokok dari segala pengetahuan yang meliputi
empat persolan yaitu: Apa yang dapat kita ketahui ? ,Apa yang boleh kita
lakukan?,Sampai dimanakah pengharapan kita? Dan Apakah manusia itu?.”7
2. Pencerahan di Inggris
Di Inggris filsafat Pencerahan dikemukakan oleh ahli-ahli pikir yang
bermacam-macam keyakinannya. Kebanyakan ahli pikir yang seorang lepas
daripada yang lain, kecuali tentunya beberapa aliran pokok.
Salah satu gejala Pencerahan di Inggris ialah yang disebut Deisme, suatu
aliran dalam filsafat Inggris pada abad ke-18, yang menggabungkan diri dengan
gagasan Eduard Herbert yang dapat disebut pemberi alas ajaran agama alamiah.
Menurut Herbert, akal mempunyai otonomi mutlak di bidang agama.
Juga agama Kristen ditaklukkan kepada akal. Atas dasar pendapat ini ia
menentang segala kepercayaan yang berdasarkan wahyu. Terhadap segala

______________
6
Stephen Palimous,The Tree of Philosophy, diterjemahkan oleh Muhammad Shodiq,
Cet I, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2002), hal.85.
7
Prof. Dr. Juhaya S. Praja, Aliran-aliran filsafat dan Etika, Cet II…, hal. 114.

6
skeptisisme di bidang agama ia bermaksud sekuat mungkin meneguhkan
kebenaran-kebenaran dasar alamiah dari agama.
Dasar pengetahuan di bidang agama adalah beberapa pengertian umum
yang pasti bagi semua orang dan secara langsung tampak jelas karena naluri
alamiah, yang mendahului segala pengalaman dalam pemikiran akal. Ukuran
kebenaran dan kepastiannya adalah persetujuan umum segala manusia, karena
kesamaan akalnya. Isi pengetahuan itu mengenai soal agama dan kesusilaan.
Inilah asas-asas pertama yang harus dijabarkan oleh akal manusia
sehingga tersusunlah agama alamiah, yang berisi:
a. bahwa ada Tokoh yang Tertinggi;
b. bahwa manusia harus berbakti kepada Tokoh yang Tertinggi itu;
c. bahwa bagian pokok kebaktian ini adalah kebajikan dan kesalehan;
d. bahwa manusia karena tabiatnya benci terhadap dosa dan yakin
bahwa tiap pelanggaran kesusilaan harus disesali;
e. bahwa kebaikan dan keadilan Allah memberikan pahala dan
hukuman kepada manusia di dalam hidup ini dan di akhirat. Menurut
Herbert, di dalam segala agama yang positif terdapat kebenaran-
kebenaran pokok dari agama alamiah.8
Pada akhir abad ke-17 dan awal abad ke-18 pandangan Herbert ini
dikembangkan lebih lanjut, baik yang mengenai unsur-unsurnya yang negatif
maupun unsur-unsurnya yang positif.
3. Pencerahan di Perancis
Pada abad ke-18 filsafat di Perancis menimba gagasannya dari Inggris.
Para pelopor filsafat di Perancis sendiri (Descartes, dll) telah dilupakan dan tidak
dihargai lagi. Sekarang yang menjadi guru mereka adalah Locke dan Newton.
Perbedaan antara filsafat Perancis dan Inggris pada masa tersebut adalah:
Di Inggris para filsuf kurang berusaha untuk menjadikan hasil pemikiran
mereka dikenal oleh umum, akan tetapi di Perancis keyakinan baru ini sejak
semula diberikan dalam bentuk populer. Akibatnya filsafat di Perancis dapat

______________
8
Dr. Harun Hadiwijono. Sari Sejarah Filsafat Barat 2, Cet IX..., hal. 49.

7
ditangkap oleh golongan yang lebih luas , yang tidak begitu terpelajar seperti para
filsuf. Hal ini menjadikan keyakinan baru itu memasuki pandaangan umum.
Demikianlah di Perancis filsafat lebih eras dihubungkan dengan hidup politik,
sosial dan kebudayaan pada waktu itu. Karena sifatnya yang populer itu maka
filsafat di Perancis pada waktu itu tidak begitu mendalam. Agama Kristen
diserang secara keras sekali dengan memakai senjata yang diberikan oleh
Deisme.9
Sama halnya dengan di Inggris demikian juga di Perancis terdapat
bermacam-macam aliran: ada golongan Ensiklopedi, yang menyusun ilmu
pengetahuan dalam bentuk Ensiklopedi, dan ada golongan materialis, yang
meneruskan asas mekanisme menjadi materialisme semata-mata.
Diantara tokoh yang menjadi sentral pembicaraan disini adalah Voltaire
(1694-1778). Pada tahun 1726 ia mengungsi ke Inggris. Di situ ia berkenalan
dengan teori-teori Locke dan Newton. Apa yang telah diterimanya dari kedua
tokoh ini ialah: a) sampai di mana jangkauan akal manusia, dan b) di mana letak
batas-batas akal manusia. Berdasarkan kedua hal itu ia membicarakan soal-soal
agama alamiah dan etika. Maksud tujuannya tidak lain ialah mengusahakan agar
hidup kemasyarakatan zamannya itu sesuai dengan tuntutan akal.
Mengenai jiwa dikatakan, bahwa kita tidak mempunyai gagasan tentang
jiwa (pengaruh Locke).Yang kita amati hanyalah gejala-gejala psikis.
Pengetahuan kita tidak sampai kepada adanya suatu substansi jiwa yang berdiri
sendiri. Oleh karena agama dipandang sebagai terbatas kepada beberapa perintah
kesusilaan, maka ia menentang segala dogma, dan menentang agama.
Di Perancis pada era pencerahan ini juga ada Jean Jacques
Rousseau(1712-1778), yang telah memberikan penutupan yang sistematis bagi
cita-cita pencerahan di Perancis. Sebenarnya ia menentang Pencerahan, yang
menurut dia, menyebarkan kesenian dan ilmu pengetahuan yang umum, tanpa
disertai penilaian yang baik, dengan terlalu percaya kepada pembaharuan umat
manusia melalui pengetahuan dan keadaban. Sebenarnya Rousseau adalah seorang

______________
9
Ibid..., hal. 59.

8
filsuf yang bukan menekankan kepada akal, melainkan kepada perasaan dan
subjektivitas. Akan tetapi di dalam menghambakan diri kepada perasaan itu
akalnya yang tajam dipergunakan.
Terkait kebudayaan menurut Rousseau, kebudayaan bertentangan dengan
alam, sebab kebudayaan merusak manusia. (Yang dimaksud ialah kebudayaan
yang berlebih-lebihan tanpa terkendalikan dan yang serba semu, seperti yang
tampak di Perancis pada abad ke-18 itu.10
Mengenai agama Rousseau berpendapat, bahwa agama adalah urusan
pribad.. Agama tidak boleh mengasingkan orang dari hidup bermasyarakat.
Kesalahan agama Kristen ialah bahwa agama ini mematahkan kesatuan
masyarakat. Akan tetapi agama memang diperlukan oleh masyarakat. Akibat
keadaan ini ialah, bahwa masyarakat membebankan kebenaran-kebenaran
keagamaan, yang pengakuannva secara lahir perlu bagi hidup kemasyarakatan,
kepada para anggotanya sebagai suatu undang-undang, yaitu tentang adanya Allah
serta penyelenggaraannya terhadap dunia, tentang penghukuman di akhirat, dsb.
Pengakuan secara lahiriah terhadap agama memang perlu bagi masyarakat, tetapi
pengakuan batiniah tidak boleh dituntut oleh negara.
Pandangan Rousseau mengenai pendidikan berhubungan erat dengan
ajarannya tentang negara dan masyarakat. Menurut dia, pendidikan bertugas untuk
membebaskan anak dari pengaruh kebudayaan dan untuk memberi kesempatan
kepada anak mengembangkan kebaikannya sendiri yang alamiah. Segala sesuatu
yang dapat merugikan perkembangan anak yang alamiah harus dijauhkan dari
anak.
Di dalam pendidikan tidak boleh ada pengertian “kekuasaan” yang
memberi perintah dan yang harus ditaati. Anak harus diserahkan kepada dirinya
sendiri. Hanya dengan cara demikian ada jaminan bagi pembentukan yang
diinginkan. Juga pendidikan agama yang secara positif tidak boleh diadakan.
Anak harus memilih sendiri keyakinan apa yang akan diikutinya. Bagi seorang
muslim,paham seperti ini tentu sangat menyesatkan.

______________
10
Ibid..., hal. 59.

9
Harun Hadiwijono berkesimpulan bahwa Pencerahan di Perancis
memberikan senjata rohani kepada revolusi Perancis.

C. Aliran-aliran yang Muncul pada Masa Pencerahan


1. Kritisisme
Aliran ini dimulai di Inggris,kemudian Prancis dan selanjutnya menyebar
keseluruh Eropa,terutama di Jerman.Di Jerman pertentangan antara rasionalisme
dan empirisme terus berlanjut. Masing-masing berebut otonomi. Kemudian timbul
masalah,siapah sebenarnya dikatakan sumber pengetahuan? Apakah pengetahuan
yang benar itu lewat rasio atau empiri? Kant mencoba menyelesaikan persoalan
diatas. Pada awalnya Kant mengikuti rasionalisme,tetapi kemudian terpengaruh
oleh empirisme (Hume).
Walaupun demikian, Kant tidak begitu mudah menerimanya, karena ia
mengetahui bahwa dalam empirisme terkandung skeptisme. Untuk itu tetap
mengakui kebenaran ilmu dan dengan akal manusia akan dapat mencapai
11
kebenaran.empirsme. Aliran Filsafat yang dikenal dengan kritisisme adalah
filsafat yang di introdusir oleh Immanuel Kant. Filsafat ini memulai pelajarannya
dengan menyelidiki batas-batas kemampuan rasio sebagai sumber pengetahuan
manusia.
Pertentangan antara rasionalisme dan empirisme dicoba untuk
diselesaikan oleh Kant dengan kritisismenya.12
Adapun ciri-ciri kritisisme diantarnya adalah sebagai berikut:
a. Menganggap bahwa objek pengenalan itu berpusat pada subjek dan
bukan pada objek.
b. Menegaskan keterbatasan kemampuan rasio manusia untuk
mengetahui realitas atau
c. Hakikat sesuatu; rasio hanyalah mampu menjangkau gejalanya atau
fenomenya saja.
______________
11
Asmoro, Akhmadi, Filsafat Umum, Cet V, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003),
hal.115.
12
Surajiyo, Ilmu Filsafat, Cet I, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal. 66-67.

10
2. Deisme
Deisme adalah suatu aliran yang mengakui adanya yang menciptakan
alam semesta ini. Akan tetapi setelah dunia diciptakan, Allah menyerahkan dunia
kepada nasibnya sendiri. Sebab Ia telah memasukkan hukum-hukum dunia itu ke
dalamnya. Segala sesuatu berjalan sesuai dengan hukum-hukumnya. Manusia
dapat menunaikan tugasnya dalam berbakti kepada Allah dengan hidup sesuai
dengan hukum-hukum akalnya.
Maksud aliran ini adalah menaklukkan wahyu Ilahi beserta dengan
kesaksian-kesaksiannya, yaitu buku-buku Alkitab, kepada kritik akal serta
menjabarkan agama dari pengetahuan yang alamiah, bebas dari segala ajaran
Gereja. Yang dipandang sebagai satu-satunya sumber dan patokan kebenaran
adalah akal.
Tokoh-tokoh yang mewakili aliran ini di antaranya adalah John Toland
(1670-1722), yang menulis Christianity not mysterious (1696), dan Matteh Tindal
(1656-1733), yang menulis Christianity as Old as Creation (1730).
Di bidang filsafat orang yang meneruskan karya Locke di bidang
metafisika adalah George Berkeley (w1753), yang mempunyai pangkal pikiran
sama dengan Locke. Namun kesimpulan-kesimpulannya berbeda dengan
kesimpulan-kesimpulan Locke, yaitu lebih tajam, bahkan sering bertentangan
dengan Locke. Oleh karena itu Berkeley bermuara ke dalam aliran idealisme,
yang ia sendiri menyebutnya imaterialisme, sebab ia menyangkal adanya suatu
dunia yang ada di luar kesadaran manusia.13
Keyakinannya yang asasi adalah : a) segala realitas di luar manusia
tergantung kepada kesadaran; b) tiada perbedaan antara dunia rohani dan dunia
bendawi; c) tiada perbedaan antara gagasan pengalaman batiniah dan gagasan
pengalaman lahiriah, sebab pengamatan adalah identik dengan gagasan yang
diamati; d) tiada sesuatu yang berada kecuali roh, yang dalam realitasnya yang
konkrit adalah pribadi-pribadi atau tokoh-tokoh yang berpikir. Pangkal pikiran
Berkeley terdapat pada pandangannya di bidang teori pengenalan Menurut dia

______________
13
Dr. Harun Hadiwijono. Sari Sejarah Filsafat Barat 2, Cet IX..., hal. 49-50.

11
segala pengetahuan bersandar pada pengamatan. Pengamatan adalah identik
dengan gagasan yang di amati. Bagaimana pengamatan terjadi?
Pengamatan bukan terjadi karena hubungan antara subyek yang
mengamati dan obyek yang diamati, melainkan karena hubungan antara
pengamatan indera yang satu dengan pengamatan indera yang lain. Umpamanya:
pengamatan jarak atau ukuran luas antara subyek dan obyek yang diamati.
Pengamatan ini terjadi karena hubungan antara pengamatan penglihatan dan
pengamatan raba. (Penglihatan saya hanya menunjukkan bahwa ada warna meja,
peraba saya menunjukkan bentuk, kasar dan halusnya). sebenarnya penglihatan
saya tidak mengamati jarak atau ukuran keluasan antara meja itu dengan saya.
Penglihatan tidak menceritakan berapa jauh jarak antara saya dan barang yang
saya amati. Pengalaman dan kebiasaanlah yang menjadikan saya menduga bahwa
ada jarak, ada ukuran keluasan, atau ada ruang di antara saya dan benda yang
diamati.
Lanjut Berkeley,bahwa sifat pengamatan adalah konkrit, artinya: isi yang
diamati adalah sesuatu yang benar-benar dapat diamati. segala sesuatu yang kita
amati adalah konkrit.
Pengertian Locke yang mengenai substansi dipandangnya hanya sebagai
hipotese yang sewenang-wenang dan berlebih-lebihan, substansi, demikian
Berkeley, tidak lebih dari suatu penggabungan yang tetap dari gagasan-gagasan.
Seandainya kita meniadakan segala sifat yang ada pada sesuatu, tidak akan ada
sesuatu lagi. Sebab sifat-sifat itulah yang membentuk isi sesuatu tadi. sesuatu
yang kita kenal sebenarnya adalah suatu kelompok sifat-sifat yang dapat diamati.
Sebuah meja, umpamanya, terdiri dari bentuknya yang tampak, kerasnya yang
dapat diraba, suaranya yang dapat didengar jikalau ditarik dari tempatnya, dan
lain-lainnya.
Orang yang mengembangkan filsafat empirisme Locke dan Berkeley
secara konsekuen adalah David Hume (1711-1776).
Dalam soal teori pengenalan ia mengajarkan, bahwa manusia tidak
membawa pengetahuan bawaan ke dalam hidupnya. Sumber pengetahuan adalah

12
pengamatan. Pengamatan memberikan dua hal, yaitu: kesan-kesan (impression)
dan pengertian-pengertian atau idea-idea (ideas).
Menurut Hume,Pada umumnya manusia mendasarkan pendapatnya atau
pengetahuannya atas hal-hal yang diterimanya tidak secara langsung, yang
melalui idea-idea atau pengertian-pengertian. Itulah sebabnya manusia sering
ragu-ragu, kacau dan lain sebagainya.
Menurut Harun Hadiwijono pemikiran Hume ini bersifat analitis, kritis
dan skeptic. la berpangkal kepada keyakinan, bahwa hanya kesan-kesanlah yang
pasti, jelas dan tidak dapat diragukan. Dari situ ia sampai kepada keyakinan,
bahwa “aku”yang merupakan substansi rohani termasuk alam khayalan. Dunia
hanya terdiri dari kesan-kesan yang terpisah-pisah, yang tidak dapat disusun
secara obyektif sistematis, karena tiada hubungan sebab-akibat di antara kesan-
kesan itu.
Demikianlah tampak ada garis yang berkesinambungan atau kontinyu,
yang dimulai dari Locke, diteruskan oleh Berkeley dan sampai kepada Hume.
Pemikiran ketiga orang ini terlebih-lebih diarahkan kepada ajaran tentang
pengenalan.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Di abad ke-18 dimulai suatu zaman baru yang memang telah berakar
pada Renaissance (Masa yang juga disebut masa keraguan,dirinya dan jiwanya
saja diragukan. Yang tidak di ragukan hanya dirinya yang ragu itu ,keraguan yang
dimaksud disini adalah keraguan metafisik ) dan mewujudkan buah pahit dari
rasionalisme dan empirisme. Masa ini disebut dengan masa pencerahan atau
Aufklarung yang menurut Immanuel Kant,di zaman ini manusia terlepas dari
keadaan tidak balik yang disebabkan oleh kesalahan manusia itu sendir yang tidak
memanfaatkan akalnya. Voltaire menyebut zaman pencerahan sebagai “zaman
akal” dimana manusia merasa bebas,zaman perwalian pemikiran manusia
dianggap sudah berakhir,mereka merdeka dari segala kuasa dari luar dirinya.
Para tokoh era Aufklarung ini juga merancang program-program khusus
diantaranya adalah berjuang menentang dogma gereja dan takhayul populer.
Senjatanya adalah fakta-fakta ilmu dan metode-metode rasional.
Di Jerman hadir sosok Immanuel Kant yang dalam filsafat kritiknya ia
bermaksud memugar sifat objektivitas dunia ilmu pengetahuan. Agar maksud itu
terlaksana ,orang harus menghindarkan diri dari sifat sepihak rasionalisme dan
sifat sepihar empirisme. Rasionalisme mengira telah menemukan kunci bagi
pembukaan realitas pada diri subjeknya, lepas dari pengalaman. Adapun
empirisme mengira telah memperoleh pengetahuan dari pengalaman saja.
Kritisisme Kant adalah suatu usaha besar untuk mendamaikan rasionalisme
dengan empirisme.
Menurut Kant baik rasionalisme maupun empirisme dua-duanya berat
sebelah. Ia berusaha menjelaskan bahwa pengalaman manusia merupakan
perpaduan antara sintesa unsur-unsur apriori dengan unsur-unsur aposteriori.
Di Inggris muncul paham deisme sebagai salah satu gejala Pencerahan
yang juga disebut pemberi alas ajaran agama alamiah. Munculnya paham deisme
ini sebagai bentuk penggabungan terhadap gagasan Eduard Herbert

14
Menurut Herbert, akal mempunyai otonomi mutlak di bidang agama.
Juga agama Kristen ditaklukkan kepada akal. Atas dasar pendapat ini ia
menentang segala kepercayaan yang berdasarkan wahyu.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi, atas
perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

15
DAFTAR PUSTAKA

Asmoro, Akhmadi, Filsafat Umum, Cet V, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,


2003).

Dr. Harun Hadiwijono. Sari Sejarah Filsafat Barat 2, Cet IX, (Yogyakarta:
Kanisius 1993).

Jerome R. Ravertz, The Philosophy of Science,diterjemahkan oleh Saut Pasaribu,


Cet I, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2004).

Prof. Dr. Juhaya S. Praja, Aliran-aliran filsafat dan Etika, Cet II, (Jakarta:
Prenada Media 2005).

Stephen Palimous,The Tree of Philosophy, diterjemahkan oleh Muhammad


Shodiq, Cet I, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2002).

Surajiyo, Ilmu Filsafat, Cet I, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005).

16

Anda mungkin juga menyukai