A. Narasi/Abstrak
Pada setiap kota atau Negara di dunia, transportasi adalah salah satu indikator yang
sangat penting dalam menunjang berlangsungnya segala bentuk aktivitas untuk memenuhi
kebutuhan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok di Negara tersebut. Baik
buruknya pembangunan dari sebuah Negara akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan
sistem transportasinya. Hal ini karena transportasi memegang peran sebagai sektor
penunjang pembangunan dan memberikan jasa bagi perkembangan ekonomi. Transportasi
juga berperan untuk meningkatkan integritas suatu bangsa. Dengan majunya transportasi
maka mobilitas dapat meningkat dan waktu yang ditempuh untuk berpindah dari satu
wilayah ke wilayah lainnya pun akan semakin singkat.
India sebagai salah satu Negara di Asia Selatan yang memiliki populasi penduduk
terbanyak kedua di dunia dengan jumlah penduduk lebih dari satu milyar jiwa memiliki
sistem transportasi yang sangat luas. India merupakan Negara terbesar ketujuh berdasarkan
ukuran wilayah geografisnya, yaitu dengan luas wilayah 3.287.590 km². Di India terdapat
sekitar 64.400 kilometer jalur kereta api dan lebih dari 3.2 juta kilometer jalan raya, namun
hanya sepertiga dari jalan raya yang beraspal. India memiliki banyak kota pelabuhan yang
memudahkan pengangkutan barang dengan kapal dan meningkatkan perdagangan luar
negeri. Selain itu, India juga memiliki banyak bandara dan sekitar lima diantaranya
merupakan bandara internasional yang terletak di Bombay (Mumbai), Delhi, Chennai
(Madras), Kolkata (Kalkuta), dan Bangalore.
Di India terbentuk sebuah Usaha Transportasi Negara pada tahun 1960 dan 1970 yang
memberikan layanan yang sangat besar dalam menghubungkan kota dan desa yang ada di
India. Dengan usaha transportasi tersebut orang-orang dapat terhubung ke hampir semua
tempat di India. Namun, masih banyak hal yang kurang dari segi kualitas maupun
kuantitasnya, dimana hanya di 17 kota saja layanan bus kota beroperasi dan transit kereta
api hanya ada di 4 dari 35 kota. Penyebabnya adalah karena adanya ketidakpedulian,
kelalaian dan kebingungan.
Peningkatan populasi penduduk kota terus terjadi setiap tahunnya, baik karena
peningkatan yang terjadi secara alami maupun karena adanya urbanisasi atau perpindahan
penduduk dari desa ke kota. Dengan demikian, semakin banyak penduduk yang
membutuhkan transportasi untuk melakukan aktivitas harian mereka. Peningkatan
permintaan akan transportasi juga disebabkan oleh peningkatan pendapatan rumah tangga
dan peningkatan kegiatan komersial maupun industri.
Karena tidak memiliki pilihan lain, banyak orang yang memilih tetap menggunakan
transportasi yang tersedia meskipun kapasitasnya sudah tidak mencukupi. Misalnya bus
yang dirancang untuk kapasitas penumpang sekitar 40 sampai 50 orang penumpang, akan
membawa dua kali lipat kapasitas pada saat jam sibuk. Hal ini akan memberikan banyak
dampak negatif seperti kurangnya kenyamanan karena jumlah penumpang yang penuh dan
sesak sehingga penumpang merasa kepanasan, sering terjadinya tindak kejahatan seperti
pencurian dan pelecehan seksual di dalam angkutan karena keamanan yang tidak terjamin,
buruknya pelayanan bagi penumpang, dan lamanya waktu tunggu akibat jumlah angkutan
yang sedikit. Disini terlihat adanya ketidakseimbangan antara kapasitas dan kualitas
transportasi umum yang tersedia dengan peningkatan permintaan.
Akibat dari krisis tersebut adalah berpalingnya penumpang angkutan umum seperti bus
ke moda angkutan pribadi yang berupa kendaraan roda dua maupun mobil. Alasannya
adalah angkutan pribadi lebih memberikan kenyamanan dan kebebasan dalam
pengoperasiannya. Hal ini berlaku bagi masyarakat dengan kondisi ekonomi yang cukup baik
sehingga mampu untuk membeli sebuah angkutan pribadi. Ironisnya, populasi kendaraan
roda dua dan mobil telah mencapai lebih dari 80 persen dari populasi kendaraan di kota-
kota besar.
Dengan demikian, persentase jumlah kendaraan yang lalu lalang di jalan raya akan
semakin meningkat dan hal yang tidak bisa dipungkiri sebagai akibat dari peningkatan ini
adalah terjadinya kemacetan lalu lintas. Dampak negatif dari kemacetan lalu lintas ini sangat
luas, diantaranya adalah sebagai berikut :
- Dari segi jiwa pengemudi dan penumpang akan merasakan ketegangan atau stres
karena banyak menghabiskan waktu untuk menunggu
- Banyak rencana atau kegiatan yang harus dibatalkan atau dialihkan ke jam lain
karena sedikitnya waktu yang tersisa
- Terkadang akibat terburu-buru kecelakaan lalu lintas pun bisa terjadi
- Kemacetan juga dapat mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti ambulans
dan mobil pemadam kebakaran
- Terjadinya kebisingan karena intensitas kendaraan yang sangat banyak dan banyak
kendaraan yang membunyikan klakson.
- Dari segi ekonomi pengemudi akan mengalami kerugian dengan bertambah
banyaknya uang yang harus dikeluarkan untuk biaya operasional kendaraan untuk
bensin karena banyaknya waktu berhenti dan perawatan kendaraan.
- Terjadinya peningkatan polusi udara. Polusi udara timbul karena terjadinya emisi
kendaraan yang menghasilkan gas polutan yang berbahaya bagi kesehatan
masyarakat. Menurut Pusat Ilmu Pengetahuan dan Lingkungan (CSE), jumlah ketiga
polutan udara utama (yaitu CO, hidrokarbon, dan nitrogen oksida) secara drastis
meningkat dengan penurunan kecepatan kendaraan bermotor.
Di India, persentase ruang yang digunakan untuk transportasi sangat kecil. Salah satu
faktornya adalah jumlah penduduk India yang sangat padat sehingga memenuhi sebagian
besar daerah yang ada sebagai tempat tinggal mereka. Bahkan lebih buruknya lagi adalah di
kebanyakan jalan dan persimpangan justru disalahgunakan untuk kegiatan yang tidak
semestinya, seperti dipenuhi oleh kendaraan yang parkir, pedagang kaki lima, penghuni
trotor dan lain sebagainya.
Transportasi rel juga merupakan salah satu transportasi yang diandalkan di India yang
digunakan untuk menempuh jarak jauh. Hampir seluruh operasi kereta api di India ditangani
oleh perusahaan negeri Indian Railways dibawah Departemen Kereta Api. Jalur kereta api ini
disebut sebagai jaringan terbesar kedua di dunia. Meskipun demikian, bukan berarti
transportasi ini terlepas dari segala bentuk kekurangan. Ada berbagai masalah yang serius
yang belum mampu diatasi. Layanan kereta api perkotaan di India sangat terbatas, dimana
hanya empat kota (Mumbai, Delhi, Kolkata, dan Chennai) yang dilayani oleh sistem rel
pinggiran. Jasa kereta api di empat kota tersebut membawa lebih dari 7 juta perjalanan per
hari. Beberapa kota-kota lain juga telah membatasi sistem rel pinggiran tetapi mereka tidak
memenuhi permintaan transportasi besar yang ada di kota-kota ini. Akibatnya, penumpang
membludak di setiap kereta. Masalah lain dari kereta api di India adalah dalam hal
perawatan, kurangnya peremajaan armada membuat sebagian besar kereta tergolong tua,
kotor dan berjalan lambat. Fasilitas pengamanan penumpang sangat kurang diperhatikan.
Penumpang dapat makan, minum, membaca Koran dan duduk dimana pun di atas kereta
bahkan ada yang duduk di bagian atap kereta.
C. Solusi
Ada banyak langkah dan kebijakan yang dapat dijadikan sebagai solusi terhadap
masalah transportasi perkotaan di India. Untuk itu diperlukan adanya keterlibatan langsung
baik dari pemerintah maupun pihak swasta dalam mewujudkannya. Langkah-langkah
tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
D. Kesimpulan
Sistem transportasi perkotaan di India masih jauh dari kelayakan, ada banyak masalah
yang belum menemukan solusi terbaik untuk penyelesaiannya. Sistem angkutan umum
massal harus menjadi prioritas utama guna mengatasi kemacetan lalu lintas, baik itu
transportasi bus maupun transportasi berbasis rel. Untuk mewujudkan semua itu
dibutuhkan kontribusi dari semua pihak, baik pemerintah, pihak swasta maupun
masyarakat.
Tugas Sistem Transportasi
Disusun Oleh :
Safinatun Najah
(1504101010065)
Dosen Pembimbing :
(197605182005012002)