Anda di halaman 1dari 2

Ligament Injury pada Lutut

1. Medial Collateral Ligament (MCL) Injury


Biasanya cedera ini disebabkan oleh benturan dari arah samping lutut ke
arah media atau valgus force. Misalnya pada kaki posisi terfiksir dan plantar fleksi
benturan dari arah samping ke arah dalam sehingga menyebabkan robeknya
bagian medial ligament tergantung dari kuatnya gaya dapat juga disertai robeknya
ligamentum cruciatum anterior dan meniskus.
Gejala cedera MCL paling sering adalah nyeri pada daerah ligament,
Bengkak sepanjang robekan dan lebam seluruh sendi setelah cedera sehingga
gejala cedera MCL cenderung berkorelasi dengan luasnya cedera.
MCL injury diklasifikasikan dalam 3 tingkat, yaitu :
a. Tingkat 1 : Robekan MCL partial. Tendon tetap utuh dan gejala biasanya
minimal.Pasien biasanya mengeluh pada tekanan pada MCL dan
kebanyakan atlit dapat kembali bermain setelah 1 – 2 minggu.
b. Tingkat 2 : Robekan MCL partial. Pasien merasakan tak stabil saat
mencoba melakukan gerakan memotong (Cut) atau gerakan memutar
(Pivot). Nyeri dan bengkak lebih nyata dan biasanya atlit dapat kembali
bermain setelah 3 – 4 minggu.
c. Tingkat 3 : Robekan MCL komplit. Pasien mengalami nyeri dan bengkak
signifikan sering kesulitan menekuk lutut. Terdapat instabilitas sendi
sehingga diperlukan knee brace untuk immobilisasi dan mengurangi nyeri.
Penyembuhan memerlukan waktu 6 minggu atau lebih.

2. Lateral Collateral Ligament (LCL) Injury


Lateral Collateral Ligament menghubungkan Femur dan Fibula.Cedera
LCL lebih jarang dibandingkan cedera MCL. Pada olahragawan terjadi akibat
impak langsung pada permukaan medial lutut. LCL tidak berhubungan dengan
meniscus lateral sehingga secara normal tidak berhubungan dengan robeknya
meniscus. Pada cedera yang lebih berat tendon m biceps femoris dapat terlepas
dari perlekatannya juga menyebabkan cedera pada anterior cruciate lateral dan
posterior cruciate lateral. Seperti pada Cedera MCL maka pada cedera LCL ini
juga di bagi 3 tingkat :
a. Tingkat 1 : Nyeri ringan pada sisi lateral lutut Biasanya tidak ada bengkak
Bila difleksikan 30 derajat dan diberi tekanan dari arah medial akan nyeri
tapi tak ada laxity sendi.
b. Tingkat 2 : Nyeri signifikan pada daerah lateral lutut (daerah lateral
ligament). Terlihat bengkak daerah tersebut. Ketika lutut diberi tekanan
dari medial terjadi nyeri dan laxity sendi.
c. Tingkat 3 : Terdapat robekan komplit dari ligament Nyeri dapat bervariasi
bahkan bisa lebih ringan tingkat 2. Bila lutut diberi tekanan dari medial
terdapat laxity sendi yang signifikan . Atlit dapat merasakan lututnya tidak
stabil.

3. Anterior Cruciate Ligament (ACL) Injury


ACL adalah ligament pembatas gerakan tulang tibia kedepan. ACL
diperlukan untuk stabilitas gerakan sendi seperti gerak angulasi dan rotasi tiba tiba
saat atlit dalam pertandingan. Cedera pada ACL menyebabkan instabilitas setiap
episode instabilitas akan menyebabkan cedera tulang rawan lutut sehingga
cenderung menjadikan arthritis. Pada pasien dengan ACL injury, stabilitas sendi
dapat dibantu dengan menggunakan knee brace untuk melakukan aktifitas normal
sehari hari, tetapi tidak dapat melakukan aktifitas dengan tuntutan kestabilan yang
tinggi seperti pada olah raga sepak bola, basket, ski, gulat dll. Tindakan bedah
diperlukan pada atlit untuk kembali ke lapangan sebelumnya.
Kandidat untuk tindakan bedah ACL adalah :
a. Atlit atau penggemar olah raga yang akan taat menjalani program
rehabilitasi setelah operasi
b. Individu dengan yang aktif dan akan merubah gaya hidup atau pekerjaan
yang memerlukan lutut yang stabil.
c. Bengkak yang berulang ulang akibat cedera ACL awal nya.
d. Pasca cedera ACL yang tak berhasil secara konservativ. Gejala yang
sering ditemukan : Sangat nyeri terutama segera setelah cedera. Bengkak
pada lutut terjadi sangat cepat. Tidak mampu meluruskan lutrut. Tanda
“Anterior drawer test” positip Rasa sakit pada sisi medial sendi b erarti
meniscus ikut robek.

4. Posterior Cruciate Ligament (PCL) Injury


Cedera PCL dapat terjadi pada benturan tibia dari arah depan sedangkan
lutut pada posisi fleksi 90 derajat, biasanya disertai robeknya lateral dan medial
ligament. Gejala robekan PCL sering ditemukan mirip dengan robekan pada ACL
yaitu nyeri lutut, bengkak dan gangguan gerakan.
Diagnosis robekan PCL ditegakkan dengan mengetahui bagaimana cedera
terjadi, posisi tungkai dan gaya yang terjadi. Tanda :”Posterior drawer test “ yang
posistip menandakan cedera pada PCL. Penanganan instabilitas sendi lutut karena
cedera PCL dilakukan secara bedah. Dengan cara operasi menggunakan
endoscopy rekonstruksi PCL menjadi lebih mudah.

Anda mungkin juga menyukai