Biasanya cedera ini disebabkan oleh benturan dari arah samping lutut ke arah media atau valgus force. Misalnya pada kaki posisi terfiksir dan plantar fleksi benturan dari arah samping ke arah dalam sehingga menyebabkan robeknya bagian medial ligament tergantung dari kuatnya gaya dapat juga disertai robeknya ligamentum cruciatum anterior dan meniskus. Gejala cedera MCL paling sering adalah nyeri pada daerah ligament, Bengkak sepanjang robekan dan lebam seluruh sendi setelah cedera sehingga gejala cedera MCL cenderung berkorelasi dengan luasnya cedera. MCL injury diklasifikasikan dalam 3 tingkat, yaitu : a. Tingkat 1 : Robekan MCL partial. Tendon tetap utuh dan gejala biasanya minimal.Pasien biasanya mengeluh pada tekanan pada MCL dan kebanyakan atlit dapat kembali bermain setelah 1 – 2 minggu. b. Tingkat 2 : Robekan MCL partial. Pasien merasakan tak stabil saat mencoba melakukan gerakan memotong (Cut) atau gerakan memutar (Pivot). Nyeri dan bengkak lebih nyata dan biasanya atlit dapat kembali bermain setelah 3 – 4 minggu. c. Tingkat 3 : Robekan MCL komplit. Pasien mengalami nyeri dan bengkak signifikan sering kesulitan menekuk lutut. Terdapat instabilitas sendi sehingga diperlukan knee brace untuk immobilisasi dan mengurangi nyeri. Penyembuhan memerlukan waktu 6 minggu atau lebih.
2. Lateral Collateral Ligament (LCL) Injury
Lateral Collateral Ligament menghubungkan Femur dan Fibula.Cedera LCL lebih jarang dibandingkan cedera MCL. Pada olahragawan terjadi akibat impak langsung pada permukaan medial lutut. LCL tidak berhubungan dengan meniscus lateral sehingga secara normal tidak berhubungan dengan robeknya meniscus. Pada cedera yang lebih berat tendon m biceps femoris dapat terlepas dari perlekatannya juga menyebabkan cedera pada anterior cruciate lateral dan posterior cruciate lateral. Seperti pada Cedera MCL maka pada cedera LCL ini juga di bagi 3 tingkat : a. Tingkat 1 : Nyeri ringan pada sisi lateral lutut Biasanya tidak ada bengkak Bila difleksikan 30 derajat dan diberi tekanan dari arah medial akan nyeri tapi tak ada laxity sendi. b. Tingkat 2 : Nyeri signifikan pada daerah lateral lutut (daerah lateral ligament). Terlihat bengkak daerah tersebut. Ketika lutut diberi tekanan dari medial terjadi nyeri dan laxity sendi. c. Tingkat 3 : Terdapat robekan komplit dari ligament Nyeri dapat bervariasi bahkan bisa lebih ringan tingkat 2. Bila lutut diberi tekanan dari medial terdapat laxity sendi yang signifikan . Atlit dapat merasakan lututnya tidak stabil.
3. Anterior Cruciate Ligament (ACL) Injury
ACL adalah ligament pembatas gerakan tulang tibia kedepan. ACL diperlukan untuk stabilitas gerakan sendi seperti gerak angulasi dan rotasi tiba tiba saat atlit dalam pertandingan. Cedera pada ACL menyebabkan instabilitas setiap episode instabilitas akan menyebabkan cedera tulang rawan lutut sehingga cenderung menjadikan arthritis. Pada pasien dengan ACL injury, stabilitas sendi dapat dibantu dengan menggunakan knee brace untuk melakukan aktifitas normal sehari hari, tetapi tidak dapat melakukan aktifitas dengan tuntutan kestabilan yang tinggi seperti pada olah raga sepak bola, basket, ski, gulat dll. Tindakan bedah diperlukan pada atlit untuk kembali ke lapangan sebelumnya. Kandidat untuk tindakan bedah ACL adalah : a. Atlit atau penggemar olah raga yang akan taat menjalani program rehabilitasi setelah operasi b. Individu dengan yang aktif dan akan merubah gaya hidup atau pekerjaan yang memerlukan lutut yang stabil. c. Bengkak yang berulang ulang akibat cedera ACL awal nya. d. Pasca cedera ACL yang tak berhasil secara konservativ. Gejala yang sering ditemukan : Sangat nyeri terutama segera setelah cedera. Bengkak pada lutut terjadi sangat cepat. Tidak mampu meluruskan lutrut. Tanda “Anterior drawer test” positip Rasa sakit pada sisi medial sendi b erarti meniscus ikut robek.
4. Posterior Cruciate Ligament (PCL) Injury
Cedera PCL dapat terjadi pada benturan tibia dari arah depan sedangkan lutut pada posisi fleksi 90 derajat, biasanya disertai robeknya lateral dan medial ligament. Gejala robekan PCL sering ditemukan mirip dengan robekan pada ACL yaitu nyeri lutut, bengkak dan gangguan gerakan. Diagnosis robekan PCL ditegakkan dengan mengetahui bagaimana cedera terjadi, posisi tungkai dan gaya yang terjadi. Tanda :”Posterior drawer test “ yang posistip menandakan cedera pada PCL. Penanganan instabilitas sendi lutut karena cedera PCL dilakukan secara bedah. Dengan cara operasi menggunakan endoscopy rekonstruksi PCL menjadi lebih mudah.